20
2.4.6 Diagnosis
Pengumpulan keterangan dilakukan melalui anamnesa wawancara, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Ini berlaku untuk semua keadaan,
termasuk PJK. Awal mula yaitu anamnesis mulai dari keluhan sampai semua hal yang berkaitan dengan PJK. Keluhan yang terpenting adalah nyeri dada. Seperti
apakah nyerinya, kapan dirasakan, berapa lama, di dada sebelah mana, apakah menjalar. Nyeri dada yang dirasakan seperti ditindih beban berat, ditusuk-tusuk,
diremas, rasa terbakar adalah yang paling sering dilaporkan. Walaupun bisa saja dirasakan berbeda. Biasanya nyeri dirasakan di dada kiri dan menjalar ke lengan
kiri. Setelah itu mengumpulkan keterangan semua faktor risiko PJK, antara lain: apakah merokok, menderita darah tinggi atau penyakit gula Diabetes Mellitus,
pernahkah memeriksakan kadar kolesterol dalam darah, dan adakah keluarga yang menderita PJK dan faktor resikonya. Lalu melakukan pemeriksaan fisik,
dimaksudkan untuk mengetahui kelainan jantung lain yang mungkin ada. Hal ini dilakukan terutama dengan menggunakan stetoskop. Terdapat banyak jenis
penyakit jantung dan pembuluh darah. Diantara yang sering dijumpai adalah penyakit arteri koroner, gagal jantung, penyakit jantung bawaan, penyakit jantung
rematik, hipertensi dan lain-lain. Untuk mengetahui penyakit tersebut maka dilakukan pemeriksaan di
antaranya sebagai berikut : wawancara, pemeriksaan fisik dengan alat. Wawancara ini merupakan langkah awal atau pendahuluan. Tes-tes lebih lanjut kemudian
dikerjakan untuk mempertegas diagnosis atau mengevaluasi tingkat parahnya penyakit. Pemeriksaan penunjang pada PJK dibagi menjadi tes non- invasif dan
invasif. Tes
non-invasive
yaitu melakukan tes tanpa memasukkan alat ke dalam tubuh atau melukai tubuh, seperti tes tekanan darah, mendengarkan laju, irama
jantung dan suara nafas, pemeriksaan dan tes darah, EKG, Penggunaan alat Hotler, stres test dan treadmill, sinar
– X dada, pemeriksaan dengan isotop radioaktif, pemeriksaan dengan kardiografi Gema-Doppler, MRI, dan PET. Berbeda dengan
tes invasif yaitu dengan cara penetrasi kedalam tubuh, contohnya kateterisasi jantung AHA, 2014
Universitas Sumatera Utara
21
2.4.7 Penatalaksanaan