Jumlah Populasi dan Sampel

Tabel 3. Jumlah Populasi dan Sampel

No.

Sub Unit

3 Perguruan Tinggi (D.III, S.1 & S.2)

Sumber: Hasil Penelitian Tahun 2014

Berdasarkan tabel tersebut, maka teknik instrumen penelitian telah dilakukan pengujian pengambilan sampel yang digunakan adalah

validitasnya melalui uji validitas item. Teknik proportionate random sampling dengan

wawancara, penulis memilih menggunakan jumlah sampel sebanyak 85 orang (responden).

instrumen wawancara secara terstruktur. Sedangkan informasi dari petugas layanan

Penggunaan instrumen wawancara terstruktur digali melalui wawancara. Teknik pengumpulan

ini dimaksudkan untuk mendapatkan data yang digunakan dalam penelitian ini dan

informasi yang mendalam menyangkut obyek untuk memperoleh data yang akan dibutuhkan,

yang diteliti. Melalui teknik ini diharapkan penulis menetapkan teknik pengumpulan data

peneliti akan memperoleh data tambahan yang melalui angket dan wawancara.

belum di dapat dari daftar pertanyaan (angket/ Instrumen penelitian, yang digunakan

kuesioner). Validitas dan Relibilitas Instrumen dalam penelitian ini berupa angket terstruktur

Pengumpulan Data merupakan bagian yaitu angket yang telah dilengkapi dengan

penting yang dilakukan dalam penelitian ini, alternatif jawaban, sehingga responden tinggal

selanjtunya dilakukan Pengolahan dan Analisis memilih alternatif jawaban yang paling sesuai

Data, Dalam pengolahan data ini penulis dengan pengalaman, pendapat atau perasaan

menggunakan kuesioner (angket) yang berupa dari responden. Penyebaran kuesioner dilakukan

daftar pertanyaan, kemudian disebarkan kepada terhadap responden yang terpilih sesuai

responden untuk diisi setiap pertanyaan. dengan teknik sampling yang telah ditentukan.

Pengolahan data dijabarkan berdasarkan Kuesioner disusun berdasarkan indikator-

hasil jawaban dari responden. Berdasarkan indikator yang sebelum digunakan sebagai

informasi dan fakta-fakta yang diperoleh dari

Jurnal

Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Ilmu Administrasi

Kerja Kota Bandung penulis menyebarkan dalam bentuk tabel berdasarkan jumlah hasil

angket kepada pencari kerja. Adapun sebagai jawaban dari responden. Kemudian dari hasil

indikator dari variabel (Y), yaitu Tangible (Bukti tanggapan responden tersebut dipresentasikan

Langsung), Emphaty, Realibility (Kehandalan), dan verifikasi data, apakah informasi yang telah

Responsiveness (Daya Tanggap) dan Assurance didapat sesuai dengan keadaan sebenarnya

(Jaminan) serta melakukan wawancara dengan di lapangan. Selanjutnya juga dilakukan uji

Kepala Bagian Akademik. Sehubungan dengan hipotesis dimana Taraf signifikansi diperlukan

hal tersebut, berikut ini disajikan analisis setiap untuk mentoleransi kesalahan yang dibuat

permasalahan untuk setiap aspek pelayanan dalam penelitian ini. Taraf signifikan ini telah

seperti di bawah ini:

diatur dan secara konvensional untuk ilmu- ilmu sosial adalah (a) 0,05 yang sama dengan

1. Tangible (Bukti Langsung)

taraf kepercayaan sebesar 95%. Penetapan Bukti langsung (Tangible) merupakan siginifikansi 5% sesuai pendapat Hadi (2005:

indikator pelayanan pembuatan kartu kuning. 318) bahwa: “Pada umumnya taraf signifikansi

Bukti langsung dalam penelitian ini yang yang dapat dipakai adalah 5% atau 1% (0,05

berhubungan dengan fasilitas penunjang dalam atau 0,01). Sekiranya telah ditetapkan taraf

memberikan pelayanan kepada mahasiswa. signifikansi 5% untuk mengetes suatu hipotesa,

Fasilitas penunjang seperti gedung perkantoran, maka kemungkinan kita menolak hipotesa-

perlengkapan kerja dan tingkat kemampuan hipotesa yang benar 5 di antara 100. Atau dengan

pegawai dalam melayani mahasiswa. Indikator kata lain kita percaya bahwa 95% dari keputusan

bukti langsung diukur oleh tiga pernyataan kita adalah benar”. Dalam pengujian hipotesis,

yang disebarkan kepada responden. menggunakan rumus yang dikemukakan

Berdasarkan rekapitulasi hasil tanggapan Sugiyono (2010: 214), yaitu:

responden seperti pada tabel 4.5, bahwa indikator bukti langsung memperoleh skor

r xy ( n 2 ) sebesar 816. Skor tersebut apabila dibandingkan t dengan skor ideal 1275, memperoleh prosentase ( 1 r s ) skor sebesar 64,00%. Skor tersebut apabila Keterangan: dirujuk pada kriteria penilaian seperti pada t = terhitung tabel 37 halaman 62, skor tersebut termasuk r xy = Product moment kategori cukup. Dengan demikian bahwa n = Jumlah sampel fasilitas fisik sebagai penunjang pelaksanaan

pelayanan kepada pencari kerja cukup

memadai. Namun masih terdapat beberapa Dalam sub bab ini penulis menyajikan data

D. HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

responden yang memberikan tanggapan bahwa hasil penyebaran angket seperti yang disajikan

fasilitas fisik penunjang pelayanan masih belum pada lampiran 4 untuk variabel (X). Seperti yang

menunjang seperti ruang tunggu dan antrian telah dikemukan pada Bab III, bahwa alternatif

kurang nyaman.

jawaban responden atas angket yang disebarkan Berdasarkan hasil wawancara dengan kepada responden, ada 5 (lima) alternatif

petugas pelayanan, diperoleh informasi jawaban yaitu untuk untuk jawaban (Sangat

bahwa fasilitas fisik sebagai penunjang proses Setuju/SS) dengan nilai skor 5 (lima), jawaban

pelayanan selama ini masih belum memadai, (Setuju/S) dengan nilai skor nilai 4 empat),

seperti komputer dan penataan fasilitas untuk jawaban (Ragu-ragu/R) dengan skor

penunjang pelayanan masih kurang ergonomis, sebesar 3 (tiga), untuk jawaban (Tidak Setuju/

sehingga menyulitkan petugas dalam TS dengan skor nilai sebesar 2 (dua) dan untuk

memberikan pelayanan kepada pencari kerja. jawaban (Sangat Tidak Setuju/STS) dengan skor

nilai sebesar 1 (satu).

2. Perhatian (Emphaty)

Pelayanan pembuatan kartu kuning Perhatian (empaty) merupakan indikator yang dilaksanakan pada Dinas Tenaga Kerja

pelayanan pembuatan kartu kuning. Perhatian Kota Bandung bertujuan untuk meningkatkan

dalam penelitian ini yaitu kesediaan pegawai kepuasan pencari kerja. Untuk mengetahui

Jurnal Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014 Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014

ada pegawai yang belum mampu memberikan harus mencoba menempatkan diri sebagai pencari

pelayanan yang prima kepada pencari kerja, kerja dan jika pencari kerja mengeluh maka harus

seperti tingkat kemampuan pegawai masih belum dicari solusi segera, agar selalu terjaga hubungan

mendukung dalam memberikan pelayanan harmonis, dengan menunjukkan rasa peduli yang

kepada pencari kerja, sehingga pelayanan yang tulus yang diberikan pegawai. Indikator perhatian

diberikan terkesan lambat dan membosankan. diukur oleh tiga pernyataaan yang disebarkan

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepada responden.

petugas pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota Berdasarkan rekapitulasi hasil tanggapan

Bandung diperoleh informasi bahwa tingkat responden indikator perhatian memperoleh skor

kemampuan yang dimiliki petugas dalam sebesar 848. Skor tersebut apabila dibandingkan

memberikan pelayanan kepada pencari kerja dengan skor ideal 1275 memperoleh persentase

saat ini cukup menunjang. Namun pelaksanaan skor sebesar 66,51%. Skor tersebut apabila

pelayanan kurang cepat, hal ini menyebabkan dirujuk pada krietria penilaian seperti pada

keterampilannya dalam menggunakan fasilitas tabel 3.7 halaman 62, skor tersebut termasuk

kerja perlu ditingkatkan. Saat ini organisasi telah dalam kategori cukup. Dengan demikian bahwa

berusaha untuk meningkatkan keterampilan pegawai cukup perhatian terhadap keluhan-

petugas pelayanan dengan melakukan keluhan para pencari kerja, apabila mendapat

pembinaan yang berupa pelatihan komputer, pelayanan yang kurang berkenan. Namun

dengan demikian diharapkan petugas mampu diakui masih ada sebagian kecil responden

meningkatkan pelayanan kepada pencari berasumsi bahwa petugas kurang memberikan

kerja.

perhatian kepada pencari kerja atas keluhan- keluhan dalam proses pelayanan.

4. Daya Tanggap (Responsiveness)

Berdasarkan hasil wawancara dengan Daya tanggap dalam penelitian ini yaitu

petugas pelayanan pada Dinas Tenaga Kerja kemauan dari pegawai untuk membantu Kota Bandung diperoleh informasi selama mahasiswa dan memberikan jasa dengan cepat

ini petugas telah memberikan perhatian serta mendengar dan mengatasi keluhan/ kepada pencari kerja dalam proses pelayanan complain dari pencari kerja. Indikator daya

pembuatan kartu kuning. Namun demikian tanggap diukur oleh tiga pernayataan yang ada juga pencari kerja yang kurang puas atas disebarkan kepada responden.

pelayanan yang diberikan petugas. Berdasarkan rekapitulasi skor hasil

tanggapan responden indikator daya tanggap

3. Kehandalan (Reliability)

memperoleh skor sebesar 830. Skor tersebut Kehandalan dalam penelitian ini

apabila dibandingkan dengan skor ideal 1275 merupakan indikator pelayanan pembuatan

memperoleh persentase skor sebesar 65,10%. kartu kuning. Kehandalan dalam penelitian ini

Skor tesebut apabila dirujuk pada kriteria yaitu kemampuan pegawai untuk memberikan

penilaian seperti pada tabel 3.7 halaman 62, pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan,

skor tersebut termasuk dalam kategori cukup. terpercaya dan akurat, dan konsisten. Indikator

Dengan demikian bahwa pegawai cukup kehandalan diukur oleh tiga pernyataan yang

tanggap terhadap keluhan-keluhan pencari disebarkan kepada responden.

kerja dalam proses pelayanan pembuatan Berdasarkan rekapitulasi total skor hasil

kartu kuning. Namun masih terdapat beberapa tanggapan responden indikator kehandalan

responden yang memberikan pernyataan bahwa memperoleh skor sebesar 836. Skor tersebut apabila

petugas kurang membantu pencari kerja dalam dibandingkan dengan skor ideal 1275, memperoleh

menyelesaikan permasalahan-permasalahan persentase skor sebesar 65,57%. Skor tersebut

dalam proses pelayanan pembuatan kartu apabila drujuk pada kriteraia penilaian seperti

kuning.

pada tabel 3.7 halaman 62, skor tersebut termasuk Berdasarkan hasil wawancara dengan dalam kategori cukup. Dengan demikian bahwa

petugas pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota umumnya petugas handal dalam memberikan

Bandung diperoleh keterangan bahwa saat ini pelayanan pembuatan kartu kuning. Namun dari

memang pelayanan petugas yang diberikan

Jurnal

Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi

Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi

Tenaga Kerja Kota Bandung memenuhi janji petugas juga memiliki pekerjaan rutin lainnya,

kepada pencari kerja dalam proses pelayanan sehingga dalam proses pelayanan kepada

pembuatan kartu kuning. Namun demikian pencari kerja tidak langsung dilayani.

bahwa terdapat sebagian kecil dari responden berasumsi bahwa petugas kurang memberikan

5. Jaminan (Assurance)

kesan yang baik kepada pencari kerja dalam Jaminan atau kepastian dalam penelitian ini

proses pelayanan pembuatan kartu kuning. yaitu kemampuan pegawai untuk menimbulkan

Berdasarkan hasil wawancara dengan keyakinan dan kepercayaan terhadap janji yang

petugas pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota telah dikemukakan kepada pencari kerja dalam

Bandung diperoleh informasi bahwa petugas proses pelayanan pembuatan kartu kuning pada

selama ini telah melakukan pelayanan yang Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Indikator

terbaik kepada pencari kerja. Misalnya jaminan atau kepastian dalam penelitian diukur

memberikan informasi yang tepat kepada oleh tiga pernyataan yang disebarkan kepada

pencari kerja dalam pelayanan pembuatan responden.

kartu kuning. Namun demikian tentunya masih Berdasarkan rekapitulasi skor hasil

terdapat kelemahan misalnya janji diberikan tanggapan responden indikator jaminan

petugas belum seluruhnya ditepati. Hal ini memperoleh skor sebesar 834. Skor tersebut

disebabkan kesibukan tugas lain, sehingga apabila dibandingkan dengan skor ideal 1275

penyelesaian kartu kuning tidak tepat waktu. memperoleh prosentase skor sebesar 65,41%.

Selanjutnya penulis sajikan rekapitulasi hasil Skor tersebut apabila dirujuk pada kriteria

pernyataan responden untuk variabel (X) penilaian seperti pada tabel 3.7 halaman 62,

kualitas pelayanan pembuatan kartu kuning skor tersebut termasuk kategori cukup. Dengan

sebagai berikut: