Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Variabel Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Kuning
Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Variabel Kualitas Pelayanan Pembuatan Kartu Kuning
No. Indikator
1. Bukti Langsung (Tangible)
Cukup Baik
2. Perhatian (Emphaty)
Cukup Baik
3. Kehandalan (Reliability)
Cukup Baik
4. Daya Tanggap (Responsiveness)
Cukup Baik
5. Jaminan (Assurance)
Cukup Baik Total
Jumlah Skor Ideal : 85 x 5 x 15 = 6375 Prosentase = 4159
x 100% 65 , 24 %
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh
16 gambaran bahwa variabel kualitas pelayanan
diperoleh skor sebesar 65,24%, dimana untuk Maka intervalnya (rentang nilai antar nilai tertinggi diberi skor 100 dan untuk nilai
kategori) adalah 16,00, untuk lebih jelasnya terendah diberi skor 20, maka:
dapat dilihat pada garis interval seperti berikut
1. Skor maksimum/ideal : 100%
ini.
2. Skor minimum/terendah : 20%
Untuk menentukan kategori hasil jawaban
responden dalam garis interval, maka skor Baik
tertinggi di kurang skor terendah di bagi empat, dengan konotasi sebagai berikut:
Jurnal Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
Berdasarkan tabel tersebut, variabel melakukan hubungan, komunikasi yang baik, kualitas pelayanan pembuatan kartu kuning
perhatian pribadi, dan memahami kebutuhan memperoleh skor sebesar 4159. Skor tersebut
para pencari kerja. Indikator kebutuhan dalam apabila dibandingkan dengan skor ideal sebsar
penelitian ini diukur oleh tiga pernyataan yang 6375, diperoleh persentase skor sebesar 65,24%.
disebarkan kepada responden. Skor tersebut apabila dirujuk pada kriteria
Berdasarkan hasil tanggapan responden penilaian seperti pada tabel 3.7 halaman 62
indikator kebutuhan diperoleh skor sebesar 1113. skor tersebut termasuk kategori cukup. Dengan
Skor tersebut apabila dibandingkan dengan skor demikian bahwa kualitas pelayanan pembuatan
ideal 1700, memperoleh persentase skor sebesar kartu kuning pada Dinas Tenaga Kerja
65,47%, Skor tersebut apabila dirujuk pada Kota Bandung cukup baik. Namun disadari
kriteria penilaian seperti pada tabel 3.7 halaman bahwa kualitas pelayanan pembuatan kartu
62, skor tersebut termasuk kategori cukup. kuning yang diberikan petugas masih belum
Dengan demikian hasil skor penelitian tersebut memenuhi tuntutan para pencari kerja. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa umumnya petugas ditandai banyak pencari kerja mengeluh atas
telah memenuhi kebutuhan pencari kerja dalam pelayanan yang diberikan petugas. Misalnya
proses pelayanan pembuatan kartu kuning. petugas kurang profesional dalam memberikan
Namun demikian bahwa terdapat sebagian dari pelayanan kepada pencari kerja.
responden berasumsi bahwa kurang memenuhi Dari lima indikator yang diteliti, meliputi,
kebutuhan para pencari kerja dalam proses bukti langsung, perhatian, kehandalan, daya
pelayanan pembuatan kartu kuning. Misalnya tanggap dan jaminan, menunjukkan indikator
petugas dalam menyelesaikan pelayanan tidak bukti langsung memperoleh persentase skor
tepat waktu sesuai yang dijanjikan. yang paling rendah yaitu sebesar 64,00%,
Berdasarkan hasil wawancara dengan termasuk dalam kategori cukup. Dengan
petugas pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota demikian bahwa umumnya responden
Bandung diperoleh informasi bahwa selama ini berpersepsi bahwa fasilitas pendukung
pegawai belum mampu memberikan pelayanan pelayanan pembuatan kartu kuning cukup
yang dapat memuaskan para pencari kerja. memadai. Namun demikian bahwa terdapat
Hal ini terlihat petugas dalam menyelesaikan beberapa responden berasumsi bahwa fasilitas
pelayanan tidak tepat waktu. pendukung pelayanan kurang memadai, sehingga dalam proses pelayanan kartu kuning
2. Keinginan
cukup lambat. Keinginan merupakan alat ukur dari Agar para pencari kerja merasa puas atas kepuasan. Indikator keinginanan dalam
layanan yang diberikan petugas pada Dinas penelitian ini yaitu kecepatan para petugas Tenaga Kerja Kota Bandung, maka dalam dalam menanggapi keluhan-keluhan para
pelaksanaan pelayanan diperlukan adanya pencari kerja atas layanan yang diberikan kesadaran dari petugas dalam memberikan petugas. Indikator keinginan diukur oleh empat
pelayanan kepada pencari kerja. Adapun pernyataan yang disebarkan kepada responden. alat ukur dari kepuasan dalam penelitian ini Berdasarkan hasil total tanggapan
meliputi kebutuhan, keinginan dan harapan. responden untuk indikator keinginan Untuk mengetahui tingkat kepuasan memperoleh skor sebesar 1116. Skor tersebut
pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota apabila dibandingkan dengan skor ideal Bandung, penulis menyebarkan angket sebesar 1700, memperoleh persentase skor
(pertanyaan) yang dibagikan kepada para sebesar 65,65%. Skor tersebut apabila dirujuk pencari kerja. Kepuasan pencari kerja diukur pada kriteria penilaian seperti pada tabel 4.,
dari persepsi pencari kerja terhadap indikator skor tersebut termasuk kategori cukup. Dengan kepuasan sebagai berikut: demikian hasil tanggapan responden tersebut
menunjukkan bahwa petugas telah memenuhi
1. Kebutuhan
keinginan para pencari kerja dalam proses Kebutuhan merupakan alat dari variabel
pelayanan pembuatan kartu kuning. Namun kepuasan. Indikator kebutuhan dalam penelitian
demikian terdapat sebagian dari responden ini yaitu memberikan kemudahan dalam
berasumsi petugas dalam pelayanan pembuatan
Jurnal
Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
yang disebarkan kepada responden. kurang memberikan perhatian secara individual
Berdasarkan hasil total tanggapan kepada pencari kerja dalam proses pelayanan
responden untuk indikator harapan pembuatan kartu kuning.
memperoleh skor sebesar 1121. Skor tersebut Berdasarkan hasil wawancara dengan
apabila dibandingkan dengan skor ideal petugas pelayanan Dinas Tenaga Kerja Kota
sebesar 1700, memperoleh persentase skor Bandung diperoleh informasi bahwa petugas
sebesar 65,94%. Skor tersebut apabila dirujuk telah memberikan pelayanan secara maksimal
pada kriteria penilaian seperti pada tabel 3.7 kepada pencari kerja. Namun demikian bahwa
halaman 62, skor tersebut termasuk kategori pelayanan tersebut belum mampu memuaskan
cukup. Dengan demikian bahwa umumnya para pencari kerja. Contohnya petugas kurang
petugas dalam proses pelayanan pembuatan memberikan perhatian secara individual
kartu kuning telah memenuhi harapan pencari kepada pencari kerja dalam proses pelayanan
kerja. Namun demikian bahwa terdapat pembuatan kartu kuning.
sebagian dari responden berasumsi petugas dalam proses pelayanan pembuatan kartu
3. Harapan
kuning telah memenuhi harapan pencari kerja. Misalnya sistem pelayanan kurang wajar,
Harapan merupakan alat ukur dari sehingga menyulitkan pencari kerja dalam variabel kepuasan. Indikator harapan dalam proses pelayanan pembuatan kartu kuning. penelitian ini yaitu petugas memperhatikan Selanjutnya penulis sajikan rekapitulasi aspek kewajaran dalam memberikan pelayanan hasil pernyataan responden untuk variabel (Y) kepada pencari kerja. Indikator harapan dalam kepuasan pencari kerja sebagai berikut:
Tabel 5. Rekapitulasi Hasil Tanggapan Responden Variabel Kepuasan Pencari Kerja No.
Cukup Baik
Cukup Baik
3. Harapan
Cukup Baik Total
Jumlah Skor Ideal : 85 x 5 x 12 = 5100 3350
Berdasarkan tabel tersebut, diperoleh dapat dilihat pada garis interval seperti berikut gambaran bahwa variabel kepuasan pencari
ini.
kerja diperoleh skor sebesar 65,69%, dimana
untuk nilai tertinggi diberi skor 100 dan untuk
nilai terendah diberi skor 20, maka: Baik
1. Skor maksimum/ideal : 100%
2. Skor minimum/terendah : 20% Berdasarkan garis kontinum variabel kepuasan pencari kerja memperoleh
Untuk menentukan kategori hasil jawaban skor sebesar 3350. Skor tersebut apabila responden dalam garis interval, maka skor
dibandingkan dengan skor ideal sebesar 5100, tertinggi di kurang skor terendah di bagi empat,
diperoleh persentase skor sebesar 65,69%. Skor dengan konotasi sebagai berikut:
tersebut apabila dirujuk pada kriteria penilaian 100 20
16 seperti pada tabel 3.7 halaman 62, skor tersebut
5 termasuk dalam kategori cukup. Dengan Maka intervalnya (rentang nilai antar
demikian bahwa umumnya pencari kerja kategori) adalah 16,00, untuk lebih jelasnya
merasa puas atas pelayanan yang diberikan
Jurnal Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014 Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
koefisien korelasi kedua variabel tersebut petugas masih belum memenuhi keinginan
adalah sebesar 0,7328, angka tersebut apabila pencari kerja. Hal ini ditandai petugas dalam
dirujuk pada tabel 3.8 halaman 64 berada menyelesaikan pelayanan tidak sesuai dengan
pada kriteria kuat. Artinya kualitas pelayanan waktu yang dijanjikan petugas.
pembuatan kartu kuning pada Dinas Tenaga Dari tiga indikator yang diteliti,
Kerja dengan kepuasan pencari kerja di Kota meliputi kebutuhan, keinginan dan harapan.
Bandung memiliki hubungan yang kuat. Menunjukkan indikator kebutuhan memperoleh
persentase skor yang paling rendah yaitu
2. Uji Determinasi
sebesar 65,47%, dan termasuk dalam kategori Melalui analisis determinasi akan dapat cukup. Dengan demikian bahwa petugas diketahui seberapa besar kontribusi dari kurang mengutamakan kepentingan pencari kualitas pelayanan terhadap kepuasan pencari kerja dalam proses pelayanan pembuatan kartu kerja. Rumus yang digunakan adalah dengan kuning. jalan mengkuadratkan nilai koefisien Product
Moment (r ) sebagai seperti berikut:
1. Analisis Uji Korelasi
xy
Korelasi ini mengukur derajat asosiasi Kd = ( r xy )2 x 100% antara kedua variabel, tentunya penentuan
= (0,7328)2 x 100% peringkat tersebut dilakukan terhadap kedua
= (0,5370) x 100 % variabel yang diteliti secara terpisah menurut
nilai data yang sudah diintervalkan terlebih dahulu masing-masing variabel.
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Selain itu juga perlu dipahami dari
diperoleh skor sebesar 53,70%. Dengan demikian teknik korelasi product moment ini adalah
dapat disimpulkan bahwa kualitas pelayanan tingkat signifikan dari data yang dianalisis,
pembuatan kartu uning memberikan kontribusi sehingga dengan pengujian signifikan itu dapat
terhadap kepuasan pencari kerja. Sedangkan mengambil kesimpulan untuk menolak atau
sisanya sebesar 46,30% lagi kontribusi dari menerima hipotesis (H ), dengan taraf signifikan
faktor lain lain yang tidak dibahas dalam
ini telah diatur dan secara konvensional untuk penelitian ini. Seperti pengawasan, pendidikan ilmu-ilmu sosial taraf signifikan adalah (a) 0,05
dan pelatihan serta kompetensi pegawai. dan tingkat kepercayaan r xy sebesar 95%.
Dari hasil tranformasi data dengan Metode
3. Uji Hipotesis
Succesive of Interval (MSI) seperti terdapat pada Untuk mengetahui tingkat signifikan atau lampiran 8 dan 9, selanjutnya pengujian terhadap
tidaknya pengaruh kualitas pelayanan terhadap total kedua variabel. Setiap jawaban responden
kepuasan pencari kerja pada Dinas Tenaga mempunyai skor dan mempunyai total skornya,
Kerja Kota Bandung, dapat dihitung dengan maka melalui analisis koefisien Product Moment.
menggunakan uji “t”, dengan rumus sebagai Maka dapat diketahui perhitungannya dengan
berikut:
menggunakan rumus sebagai berikut:
(n xy) - ( x) . ( y) r xy
n x 2 - ( x) 2 . n y 2 - ( x) 2 s
Keterangan Setelah diketahui nilai t hitung sebesar r xy : = Koefisien antara Variabel (X) dan (Y)
9,81, selanjutnya nilai thitung dikonsultasikan n
= Jumlah sampel kepada t tabel dengan kriteria uji dua pihak, taraf Sx = Totak Skor Variabel X
kesalahan 5% dan dk: 85 – 2 = 83. Berdasarkan Sy = Totak Skor Variabel Y
tabel nilai distribusi t pada lampiran 15 letak Sxy = Hasil Total kali Variabel X dan Y
dk = 83 berada antara dk 60 dan dk 120. jadi Sx2 =
Jumlah product dari deviasi nilai untuk mencari nilai distribusi t pada dk = 83 variabel X yang dikuadratkan
digunakan interpolasi sebagai berikut: Sy2 =
Jumlah product dari deviasi nilai variabel Y yang dikuadratkan
Jurnal
Volume XI | Nomor 3 | Desember 2014 Ilmu Administrasi
Media Pengembangan dan Praktik Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
nunjuk kan bahwa petugas kurang
- 23 2 , 000 x
siap membantu pencari kerja, apabila mendapat masalah dalam proses
0,383 x 0,020 = 2,000 – x pelayanan pembuatan kartu kuning. x = 2,000 – 0,0077
Misalnya apabila terjadi kesalahan nama dan alamat pencari kerja
= 1,992 dibulatkan = 1,99 petugas kurang cepat menanggapi.
Dari perhitungan nilai t tabel di ketahui
c. Ditinjau dari jaminan menunjukkan bahwa nilai ttabel = 1,99 yang nilainya lebih bahwa petugas kurang memberikan kecil daripada nilai thitung yaitu sebesar = 9,81.
kesan yang baik kepada pencari Kriteria penolakan H0 adalah jika t hitung >t tabel .
kerja dalam proses pelayanan Hasil pengujian didapat bahwa t hitung >t tabel , maka
pembuatan kartu kuning. Misalnya hipotesis H 0 ditolak dan menerima hipotesis
dalam memberikan janji penyelesaian alternatif H 1 . Dengan demikian hipotesis ada
pembuatan kartu kuning tidak pengaruh positif kualitas pelayanan terhadap
ditepati oleh petugas. kepuasan pencari kerja Dinas Tenaga Kerja
Kota Bandung dapat diterima, dengan taraf
d. Ditinjau dari kemampuan me- nunjukkan bahwa petugas kurang
kesalahan sebesar 5%. Uji hipotesis melalui uji signifikansi uji mampu menggunakan fasilitas
kerja seperti komputer, sehingga t tersebut apabila digambarkan akan terlihat menghambat dalam proses pelayanan sebagaimana gambar berikut ini. pembuatan kartu kuning.
Daerah
Daerah
Penolakan H o
Penerimaan H 0 e. Dilihat dari perhatian meng- gambarkan bahwa petugas kurang peka terhadap masalah-masalah yang
dihadapi pencari kerja dalam proses
Daerah Penerimaan
Ho
pelayanan pembuatan kartu kuning, hal ini petugas lebih berorientasi pada pelaksanaan tugas rutinnya dari pada
-9,81 -1,99
melayani pencari kerja. Misalnya Gambar 3. Batas Kritis Penerimaan/Perolehan Ho
petugas kurang respon kepada pencari kerja, menunggu selesainya
E. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
pekerjaan rutinnya. Kesimpulan-kesimpulan yang dapat
2. Hasil penelitian kepuasan pencari kerja diperoleh skor sebesar 65,69%, termasuk
dirumuskan adalah sebagai berikut: kategori cukup baik. Oleh karena itu masih
1. Hasil penelitian kualitas pelayanan memiliki kelemahan diantranya: Pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung
a. Petugas masih kurang memenuhi diperoleh skor sebesar 65,24%, termasuk
kebutuhan pencari kerja dalam proses dalam kategori cukup baik. Oleh karena
pelayanan pembuatan kartu kuning. itu masih terdapat kelemahan diantaranya
Hal ini dilihat dari petugas dalam sebagai berikut:
menyelesaikan pelayanan tidak tepat
a. Ditinjau dari bukti langsung
waktu.
menunjukkan persepsi responden
b. Petugas belum mampu memenuhi bahwa ruang pelayanan cukup bersih
keinginan pencari kerja dalam dan tertata rapih, namun demikian
proses pelayanan pembuatan kartu dilihat dari luas ruangan pelayanan
kuning. Hal ini diindikasikan petugas masih belum memadai. Hal ini terlihat
kurang memberikan perhatian secara ruangan pelayanan untuk membuat
individual kepada pencari kerja. Kartu Kuning hanya berukuran 6 x 5
c. Petugas belum mampu memenuhi m, sehingga belum bisa memberikan
harapan pencari kerja dalam keleluasaan bagi pencari kerja.
proses pelayanan pembuatan kartu
Jurnal Ilmu Administrasi Media Pengembangan dan Praktik Administrasi
Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014 Volume XI | Nomor 3 |Desember 2014
masa mendatang.
menyulitkan pencari kerja dalam
5. Perlu pembinaan dan bimbingan pelayanan pembuatan kartu kuning.
kepada para pegawai secara intesif
3. Berdasarkan hasil perhitungan dengan untuk menciptakan perubahan sikap menggunakan statistik product moment
dan meningkatkan rasa tanggung jawab menunjukkan ada hubungan kuat antara
mereka terhadap tugas yang diembannya. kualitas pelayanan dengan kepuasan
pencari kerja pada Dinas Tenaga Kerja Kota Bandung. Selanjutnya hasil uji