Proses Kunjungan dan Diskusi ke Rumah Penenun

2.2. Proses Kunjungan dan Diskusi ke Rumah Penenun

Kegiatan yang dilakukan secara merta mendadak dan acak ini memiliki manfaat, sebagai cara untuk melakukan monitoring dan evaluasi terkait stimulant modal yang diberikan kepada para penenun. Karena dari stimulant modal tersebut, apakah dipergunakan benar- benar untuk usaha tenun atau tidak. Selain juga memiliki manfaat para penenun termotivasi untuk berusaha mengubah produknya agar semakin baik. Kunjungan ini tidak hanya dilakukan oleh pendamping, tetapi juga melibatkan pengurus dan anggota kelompok yang lain. Selain itu juga memberikan pemahaman kepada anggota keluarga (khususnya suami) akan pentingnya kelompok tenun dan apa saja kegiatan yang dilakukan. Hal ini dari diwakili oleh bu Sunarmi yang ahli masalah tenun dari Kelompok Tenun Karya Mandiri dan dari Fasilitator (Gita Pertiwi) adalah bapak Suparlan dan dilanjutkan oleh bu Wiji.

Matrik IV.10

Pendapat Informan Tentang Sasaran yang Dikunjungan

Status Informan Tanggapan atau Pendapat Pengurus yang Menenun, Anggota yang mendapatkan kunjungan Tidak Punya Pegawai dan dari pendamping adalah anggota yang Berdasarkan Pesanan

mungkin biasa beralih produk, seperti bu Narmi dan Sukini.

Anggota yang Menenun, Kurang tahu, akan tetapi kemarin telah

Tidak Punya Pegawai dan mendapat kunjung dari pendamping. Berdasarkan Pesanan

Pengurus yang Menenun, Anggota yang mendapatkan kunjungan Tidak Punya Pegawai dan yang mungkin bisa beralih produk dan Rutin

kelompok

kami yang telah mendapatkan kunjungan adalah bu Narmi.

Anggota yang Menenun, Kurang tahu, karena tidak pernah Tidak Punya Pegawai dan mendapatkan kunjungan. Rutin Pengurus yang Tidak Belum mendapatkan kunjungan, tetapi Menenun, Punya Pegawai yang pernah mendapatkan kunjungan dan Berdasarkan Pesanan

sepertinya bu Narmi yang telah beralih dari serbet ke lurik.

Pengurus yang Tidak Kurang tahu, yang sering mendapat Menenun, Punya Pegawai kunjungan, karena telah beralih ke lurik dan Rutin

sekitar tahun 2008.

Dari matrik di atas kujungan dan diskusi ke rumah penenun hanya dipilih secara acak, dengan kriteria yang bisa diajak untuk berubah produk saja. Oleh karena itu, yang mendapat kunjungan hanyalah ibu Sunarmi dan Sukini. Alasannya beliau yang mau berubah untuk mengembangkan usaha tenun, dari produk serbet kelurik.

Kegiatan kunjungan dan diskusi ke rumah penenun juga melakukan suatu kegiatan analisa usaha. Analisa usaha yang Kegiatan kunjungan dan diskusi ke rumah penenun juga melakukan suatu kegiatan analisa usaha. Analisa usaha yang

Matrik IV.11

Pendapat Informan Tentang Hasil Diskusi

Status Informan Tanggapan atau Pendapat Pengurus yang Menenun, Tidak tahu, karena tidak mendapatkan Tidak Punya Pegawai dan kunjungan. Berdasarkan Pesanan Anggota yang Menenun, Cukup tahu, adapun hasil diskusinya Tidak Punya Pegawai dan dalam menghitung biaya dan laba Berdasarkan Pesanan

produksi serbet halus 500 m adalah lungsen benang (3,5 press putih dan kelir, 1 press = 4 ½ x 90.000) : Rp. 315.000,- pakan (30 kg x Rp. 12.000) : Rp. 360.000,-, ngeklos (16 kg x Rp. 2.000) : Rp. 32.000,-, nyekir (1 bom) : Rp. 20.000,-, nyucuk (2 orang x Rp. 5.000) : Rp. 10.000,-, malet (30 kg x Rp. 1000) : Rp. 30.000,-, upah nenun (Rp. 400 x 500 m) : Rp. 180.000,- dan total biaya produksinya : Rp. 967.000,-, sedangkan harga jual tenun serbet (Rp. 2000/m x 500m) : Rp. 1.000.000,-. Adapun laba bersih yang diperoleh penenun adalah Rp. 33.000,- dengan waktu pengerjaan 1 samapai 2 bulan.

Pengurus yang Menenun, Tidak tahu, karena tidak mendapatkan Tidak Punya Pegawai dan kunjungan.

Rutin Anggota yang Menenun, Tidak tahu, karena tidak mendapatkan Tidak Punya Pegawai dan kunjungan. Rutin Pengurus yang Tidak Tidak tahu, karena tidak mendapatkan Menenun, Punya Pegawai kunjungan. dan Berdasarkan Pesanan Pengurus yang Tidak Tahu, adapun hasil diskusinya dalam Menenun, Punya Pegawai menghitung biaya dan laba produksi dan Rutin

serbet halus 500 m adalah lungsen benang (3,5 press putih dan kelir, 1 press = 4 ½ x 90.000) : Rp. 315.000,- pakan (30 kg x Rp. 12.000) : Rp. 360.000,-, ngeklos (16 kg x Rp. 2.000) : Rp. 32.000,-, nyekir (1 bom) : Rp. 20.000,-, nyucuk (2 orang x Rp. 5.000) : Rp. 10.000,-, malet (30 kg x Rp. 1000) : Rp. 30.000,-, upah nenun (Rp. 400 x 500 m) : Rp. 180.000,- dan total biaya produksinya : Rp. 967.000,-, sedangkan harga jual tenun serbet (Rp. 2000/m x 500m) : Rp. 1.000.000,-. Adapun laba bersih yang diperoleh penenun adalah Rp. 33.000,- dengan waktu pengerjaan 1 samapai 2 bulan.

Dari kunjungan yang dilakukan baik oleh pendamping dari Fasilitator (Gita Pertiwi), tidaklah efektif untuk mengetahui seberapa manfaat pendampingan dari Fasilitator (Gita Pertiwi) baik melalui pelatihan-pelatihan maupun bantu yang telah diberikan. Hal ini Dari kunjungan yang dilakukan baik oleh pendamping dari Fasilitator (Gita Pertiwi), tidaklah efektif untuk mengetahui seberapa manfaat pendampingan dari Fasilitator (Gita Pertiwi) baik melalui pelatihan-pelatihan maupun bantu yang telah diberikan. Hal ini