IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

LAPORAN MAGANG

IMPLEMENTASI KESELAMATAN DAN KESEHATAN

KERJA DI RUMAH SAKIT KASIH IBU SURAKARTA

Oleh:

Yeni Puspitasari NIM. R0005047 PROGRAM DIPLOMA IV KESEHATAN KERJA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2009

PENGESAHAN

Laporan Magang dengan Judul :

Implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta

Dengan peneliti :

Yeni Puspitasari NIM. R 0005047

Telah diuji dan disahkan pada: Hari : Jum’at Tanggal 10 Juli Tahun 2009

Pembimbing I Pembimbing II

Harninto, dr., MS., Sp. Ok Wahyu Indianto, dr. NIP. ………..

NIP. 140353441

Ketua Program

D.IV Kesehatan Kerja FK UNS

Putu Sariyasa, dr., MS, PKK, Sp.Ok.

NIP. 19481105 198111 1 001

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembangunan nasional dibidang kesehatan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang tinggi bagi seluruh lapisan masyarakat juga merupakan faktor penting dan modal utama bagi terciptanya pembangunan nasional yang lebih sempurna lagi. Pemerintah sungguh-sungguh dan terus-menerus berupaya meningkatkan mutu dan kualitas kesehatan dan jangkauan pelayanan kesehatan yang bersifat promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif guna tercapainya tujuan nasional.

Rumah sakit termasuk dalam industri pelayanan atau jasa (service industries ) yaitu industri yang bergerak dibidang pelayanan atau jasa, baik untuk melayani dan menunjang aktivitas industri yang lain maupun langsung memberikan pelayanan atau jasa kepada konsumen. Industri akan dapat diartikan secara luas, tergantung dari karakteristik tiga hal yang berlangsung didalamnya yaitu (1) jenis masukan, (2) proses produksi yang berlangsung, (3) jenis keluaran yang dihasilkan. Berdasarkan jenis keluaran (out put) yang dihasilkan maka rumah sakit termasuk didalam jenis consumer good service, oleh karena hasil keluarannya dapat atau langsung digunakan oleh konsumen.

Berdasarkan dari pengertian tersebut di atas maka sistem produksi di rumah sakit adalah masukan (input) berupa pasien, obat-obatan, dan bahan penunjang lainnya. Sedangkan aktivitas atau produksinya berupa pelayanan ke Berdasarkan dari pengertian tersebut di atas maka sistem produksi di rumah sakit adalah masukan (input) berupa pasien, obat-obatan, dan bahan penunjang lainnya. Sedangkan aktivitas atau produksinya berupa pelayanan ke

Dalam melaksanakan proses produksinya rumah sakit tidak lepas dari adanya faktor-faktor serta potensi-potensi bahaya yang ada didalamnya. Masalah yang terjadi di rumah sakit dapat menganggu proses pelayanan diantaranya adalah terjadi kecelakaan kerja, kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja. Untuk mengantisipasi masalah yang timbul, rumah sakit dapat mempersiapkan diri untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan karena kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja yang terjadi dapat mengakibatkan kerugian yang akan ditanggung oleh rumah sakit baik bersifat ekonomis maupun non ekonomis.

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya yang ditujukan kepada semua potensi yang dapat menimbulkan bahaya di suatu instansi tempat kerja selalu dalam keadaan selamat, sehat, serta semua sumber daya pendukung-pendukung lainnya, dapat dimanfaatkan secara aman.

B. Tujuan Magang

Adapun tujuan yang hendak dicapai dari kegiatan magang di rumah sakit ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi rumah sakit: 1. Untuk mengetahui kondisi rumah sakit:

b. Potensi bahaya, dan lain-lain.

2. Untuk mengetahui penerapan Manajemen Keselamatan Kerja di Rumah Sakit Kasih Ibu.

3. Untuk dapat menilai faktor dan potensi bahaya yang timbul di Rumah Sakit Kasih Ibu.

4. Untuk mengetahui program pelayanan kesehatan kerja di Rumah Sakit Kasih Ibu.

5. Untuk dapat mengevaluasi/review terhadap faktor dan potensi bahaya yang ada di Rumah Sakit Kasih Ibu.

6. Untuk mengetahui pengelolaan lingkungan dan limbah yang dilakukan oleh Rumah Sakit Kasih Ibu.

C. Manfaat magang

Hasil observasi dan hasil data selama pelaksanaan magang ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:

1. Bagi Rumah Sakit Hasil magang ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit khususnya Rumah Sakit Kasih Ibu, sehingga dapat dijadikan dasar bagi tindakan preventif, koreksi dan perbaikan agar tercipta tenaga kerja yang sehat dan produktif serta tempat kerja yang aman, nyaman dan sehat demi peningkatan produktifitas dan efisiensi rumah sakit.

2. Bagi Penulis Dengan kegiatan ini diharapkan dapat meningkatkan ketrampilan, kemampuan dan pemahaman penulis dalam membuat laporan tugas, mengevaluasi kondisi tempat kerja, melakukan identifikasi faktor dan potensi bahaya serta menentukan alternative pengendalian untuk meminimalkan faktor dan potensi bahaya tersebut dengan mengadakan penilaian faktor fisik di tempat kerja, juga sebagai sarana menambah wawasan, pengetahuan dan pengalaman di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja di rumah sakit.

3. Bagi Program DIV Kesehatan Kerja Hasil laporan diharapkan bisa memberikan manfaat dalam menambah wawasan, pengetahuan dan wacana umum mengenai Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

BAB II METODE PENGAMBILAN DATA

A. Persiapan

Persiapan yang dilakukan oleh penulis sebelum melaksanakan magang adalah :

1. Mengajukan surat permohonan beserta surat pengantar magang dari program DIV Kesehatan Kerja ke Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.

2. Mendapatkan jawaban dari Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta yang berkenaan dengan surat permohonan magang tersebut, penentuan waktu pelaksanaan dan tata tertib magang .

3. Berangkat ke lokasi yaitu Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta.

B. Lokasi

Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta berlokasi di jalan Brigjen. Slamet Riyadi 404 Surakarta, Jawa Tengah 57142 telp (0271) 714422 dan fax (0271) 717722. Dalam melaksanakan magang, penulis ditempatkan di bagian Kasi Rumah Tangga dan dibawah bimbingan Manajer Umum.

C. Pelaksanaan

1. Waktu Magang Magang dilaksanakan mulai tanggal 2 Februari-14 Maret 2009.

2. Kegiatan Magang Kegiatan yang dilakukan antara lain mengadakan observasi dan pendataan mengenai :

a) Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Leadership and Administration ) meliputi: Kebijakan, program, penerapan, tinjauan ulang, P2K3, dll.

b) Audit K3 : inspeksi, investigasi, patroli, audit K3.

c) Proses analisa bahaya meliputi: Analisa bahaya pada sistem/proses, Analisa keselamatan kerja, Standar keselamatan proses, dll.

d) Prosedur emergensi.

e) Alat Pelindung Diri/PPE (Personal Protective Equipment)

f) Pelayanan keselamatan dan kesehatan kerja meliputi: Pemeriksaan kesehatan: awal, berkala, khusus.

g) Penerapan ergonomi.

h) Pemantauan lingkungan kerja.

i) P3K. j) Gizi kerja. k) Pengelolaan lingkungan, meliputi: Sanitasi lingkungan, pengelolaan

limbah dan manajemen lingkungan. l) Teknik pengendalian (Engineering control), meliputi: pengendalian kebakaran, pengendalian bahan berbahaya dan beracun, pengendalian bahaya proses.

BAB III HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Rumah Sakit

Berangkat dari idealisme luhur yang berkeinginan untuk mengabdi bagi masyarakat dan memberikan pelayanan kesehatan tanpa memandang latar belakang penderita, serta didukung prakarsa beberapa tokoh masyarakat Surakarta untuk mewujudkan serta meningkatkan pelayanan kesehatan maka dihadapan Notaris Soehartinah Ramli, para pendiri:

1. Bapak Hadi Soebroto

2. Bapak Robby Sumampow

3. Bapak dr. H. Abdullah Hafid Zaini, SpOG Sepakat mendirikan Yayasan “Kasih Ibu” pada hari sabtu tanggal 16 Juni 1979 di Surakarta. Adapun maksud dan tujuan pendirian Yayasan “Kasih Ibu” adalah untuk dimanfaatkan bagi kemanusian dan membantu pemerintah dibidang pengobatan dan bidang sosial. Untuk itu diambil langkah usaha dengan mendirikan poliklinik dan rumah sakit, khususnya Rumah Sakit Bersalin. Yayasan ini dipimpin dan diurus oleh satu badan Pengurus/Pengurus Harian, untuk pertama kali dijabat oleh: Ketua

: Hidajat Tjokro Susanto. Sekretaris : Herry Sumampow Bendahara : Hadi Subroto Komisaris : Robby Sumampow

Pada tanggal 2 Februari 1981 diresmikan Rumah Bersalin Kasih Ibu oleh Bapak Walikota yaitu Bapak Soekatmo, SH dengan kapasitas 60 tempat tidur, dengan direksi dr. Risjard Sudrajat, Drs.V. Budi Santosa dan Ibu Sugiantoro. Dalam perkembangan, Rumah Bersalin Kasih Ibu mengalami pasang surut dan berbagai perubahan terus terjadi. Pada tahun 1981 dr. Lo Siauw Ging bergabung dengan demikian terjadi perombakan struktural dan pada tahun 1982 ditingkatkan menjadi Rumah Sakit Umum atas pertimbangan kebutuhan akan jasa layanan kesehatan masyarakat dan atas usul IKES (Inspektur Kesehatan).

Sebagai Rumah Sakit umum, Kasih Ibu memberikan Pelayanan kesehatan tidak hanya seputar masalah kebidanan dan penyakit kandungan tetapi juga untuk berbagai jenis penyakit yang lain, sehingga sejak tahun 1982 semakin berkembang dalam memberikan pelayanan kesehatan. Klinik Umum, Klinik Gigi, dan juga beragam poliklinik spesialis mulai dirintis. Dokter-dokter spesialis dan umum yang pertama kali berkarya diantaranya adalah:

1. dr. Budi Kadarto sebagai ahli bedah.

2. dr. Hafidh Zaini sebagai ahli Kebidanan dan Kandungan.

3. dr. Arini S sebagai ahli penyakit Dalam.

4. dr. Sabdo Waluyo sebagai ahli Penyakit anak.

5. dr. Paul Hardjono sebagai dokter umum. Di bawah kepemimpinan dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983-1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat maka direksi mengusulkan perluasan gedung 5 5. dr. Paul Hardjono sebagai dokter umum. Di bawah kepemimpinan dr. Lo Siauw Ging, pada tahun 1983-1984 dilakukan perluasan sehingga kapasitas menjadi 95 tempat tidur. Dengan adanya kemajuan yang pesat maka direksi mengusulkan perluasan gedung 5

20 Desember 1990 (15 bulan) dan pada tanggal 2 Februari 1991 dilakukan peresmian oleh Bapak Gubernur Jawa Tengah, Bapak H Ismail, dengan kapasitas 145 tempat tidur dan mempunyai fasilitas-fasilitas baik kamar perawatan maupun peralatan-peralatan medis canggih yang modern dan dibuat “sistem Sewage Treatment” untuk pembuangan limbah medis cair, sedangkan untuk limbah medis kering menggunakan “incenarator”. Hal ini semuanya mendukung program “Solo Berseri” khususnya sangat penting dalam rangka mendukung pencapaian Adipura Kencana bagi Kota Madya Surakarta. Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi, Rumah Sakit Kasih Ibu di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur, berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Rumah Sakit Kasih Ibu menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan ketertiban rumah sakit tingkat Jawa Tengah pada tahun 1991 20 Desember 1990 (15 bulan) dan pada tanggal 2 Februari 1991 dilakukan peresmian oleh Bapak Gubernur Jawa Tengah, Bapak H Ismail, dengan kapasitas 145 tempat tidur dan mempunyai fasilitas-fasilitas baik kamar perawatan maupun peralatan-peralatan medis canggih yang modern dan dibuat “sistem Sewage Treatment” untuk pembuangan limbah medis cair, sedangkan untuk limbah medis kering menggunakan “incenarator”. Hal ini semuanya mendukung program “Solo Berseri” khususnya sangat penting dalam rangka mendukung pencapaian Adipura Kencana bagi Kota Madya Surakarta. Atas kerja keras dan komitmen yang tinggi, Rumah Sakit Kasih Ibu di bawah pimpinan Dr. Lo Siauw Ging sebagai Direktur, berusaha menjadi yang terbaik di Surakarta. Hal tersebut dibuktikan dengan keberhasilan Rumah Sakit Kasih Ibu menjadi juara pertama dalam lomba bidang pelayanan kesehatan, kebersihan dan ketertiban rumah sakit tingkat Jawa Tengah pada tahun 1991

Pada tahun 2001 sampai dengan Februari 2002 dilakukan pembangunan sistem pengolahan pembuangan limbah medis cair “Sistem Dewats” untuk menggantikan sistem Sewage Treatment. Dengan menggunakan sistem yang baru ini, hasil limbah medis memenuhi persyaratan dengan kadar maksimum yang diperbolehkan oleh Standart Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Pelayanan Kesehatan Golongan II, SK GUB DIY No. 65 Tahun 1999. Tidak hanya pembangunan fisik saja yang diperhatikan tetapi kemajuan dalam pelayanan menjadi tujuan utama. Pengembangan Pelayanan Persalinan yang telah dirintis oleh dr. Hafidh Zaini, SpOG terus dikembangkan melalui tenaga yang terampil dan terlatih serta didukung berbagai alat canggih, memberikan pelayanan persalinan yang aman, nyaman dan benar. Peran yang besar untuk mendukung perkembangan pada awal pertumbuhan Pelayanan Kamar Bedah telah dilakukan oleh dr. Budi Kadarto, SpB beserta tim bedah maupun dengan peralatan yang semakin canggih. Pada tahun 1995 Rumah Sakit Kasih Ibu telah mampu melakukan bedah laparoscopy, pembedahan dengan luka sangat minimal dan resiko lebih kecil yang dikerjakan oleh dr. Sugandi, SpB dokter bedah umum tetap Rumah Sakit Kasih Ibu. Pada tahun yang sama dilakukan pembaharuan alat USG. Pengoperasian CT Scan mulai dilaksanakan pada tahun 2001. Dalam perkembangan selanjutnya Rumah Sakit Kasih Ibu berupaya untuk terus menambah jumlah dokter tetapnya baik tenaga dokter spesialis maupun umum.

Pada Tahun 1998 Rumah Sakit Kasih Ibu mendapat Sertifikat Akreditasi Penuh dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia sebagai pengakuan bahwa Rumah Sakit telah memenuhi standar pelayananan rumah sakit yang meliputi 5 pokja:

1. Administrasi dan manajemen.

2. Pelayanan Medis.

3. Pelayanan Gawat Darurat.

4. Pelayanan Keperawatan.

5. Rekam Medis. Dan kini sedang mempersiapkan untuk mengikuti akreditasi 12 Pokja. Untuk menghadapi era globalisasi, pada tahun 2004 telah dilakukan regenerasi dengan melibatkan generasi muda yang lebih dinamis dan energik dalam menghadapi masa yang akan datang dengan direktur dr. Hendrik Daniel Manueke, M.Kes dan kemudian sekarang digantikan dengan direktur dr. Sugandi Hardjanto, SpB.

Untuk falsafah, visi, misi, tujuan dan motto Rumah Sakit Kasih Ibu adalah sebagai berikut:

a. Falsafah Rumah Sakit Kasih Ibu adalah sarana untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada seluruh lapisan masyarakat dengan tujuan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

b. Visi Terwujudnya derajat kesehatan yang optimal bagi seluruh lapisan masyarakat dengan memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas tinggi.

c. Misi Melaksanakan pelayanan kesehatan dan administrasi secara profesional tanpa memandang latar belakang penderita.

d. Tujuan Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat serta menurunkan angka kesakitan dengan menyediakan layanan kesehatan yang bermutu dan mandiri dalam pengembangan rumah sakit

e. Motto “Kasih Dalam Pelayanan”

B. Fasilitas Pembagian Rumah Sakit

Proses pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu meliputi usaha pelayanan ke arah penyembuhan, perawatan dan rehabilitasi pasien, maka pelayanan di Rumah Sakit Kasih Ibu dapat dikelompokkan dalam empat bagian besar yaitu sebagai berikut:

1. Layanan Medis dan Perawatan Layanan medis adalah pelayanan kesehatan yang secara langsung berhubungan dengan keadaan dan kondisi pasien. Yang termasuk di dalam layanan medis dan perawatan ini antara lain: Instalasi Gawat Darurat (IGD),

Klinik Umum, Klinik Gigi dan mulut, Poliklinik Spesialis, Klinik Ibu dan Anak (KIA), Klinik Akupuntur dan Nyeri, Ruang Perawatan Inap, Intensive Care unit (ICU) , Persalinan, Pembedahan, Endoskopi, Layanan Kunjungan, Hot Line Service, Sterilisator , Rekam Medis dan Pendaftaran.

a. Instalasi Gawat Darurat / IGD ( Pelayanan 24 jam). Sebagai instalasi pelayanan yang selalu siaga dalam penanganan kasus kegawatan dan kedaruratan, IGD Rumah Sakit Kasih Ibu ditangani oleh tenaga dokter yang berkompeten dibidangnya dan memiliki sertifikat kegawatdaruratan. Refreshing dan perkembangan ilmu serta pelatihan selalu dilakukan secara berkala bagi tenaga dokter dan paramedis yang menangani IGD. IGD dilengkapi dengan peralatan dan sistem yang mendukung untuk mengatasi kegawatan dan kedaruratan penderita.

Ruangan resusitas yang dilengkapi dengan DC Shock, EKG, Endotrakeal, Tube, Suction, Ambubag dewasa maupun anak, memungkinkan untuk dilakukan life saving/pernafasan buatan dan pijat jantung untuk kasus-kasus gawat nafas/jantung. Ruang tindakan dan bedah Minor di IGD memungkinkan untuk penanganan luka dengan segera. Adanya ruangan observasi memungkinkan pasien yang telah ditangani kegawatannya dapat segera diobservasi dan jika kondisi stabil, memungkinkan untuk tidak dirawat dapat segera pulang.

b. Klinik Umum Klinik Umum Rumah Sakit Kasih Ibu memberikan pelayanan kepada masyarakat yang memerlukan pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter umum yang berpengalaman dan profesional dalam menangani masalah kesehatan. Jam pelayanan: Setiap hari kerja jam 08.00-14.00 WIB.

c. Klinik Gigi dan Mulut Menangani masalah kesehatan gigi pada segala usia baik berupa perawatan dan pengobatan gigi bermasalah maupun pemeliharaan gigi sehat agar tetap utuh dan semakin baik, serta memberikan konsultasi seputar perawatan dan permasalahan gigi. Ditangani oleh dokter gigi berpengalaman. Melayani setiap hari kerja pagi jam 08.00-14.00 WIB, sore jam 17.00-19.00 WIB.

d. Poliklinik Spesialis Di Rumah Sakit Kasih Ibu terdapat poloklinik spesialis Full Timer dan poliklinik spesialis Mitra untuk memberikan pelayanan spesialistik. Poliklinik spesialis Full Timer buka pada pagi hari ditangani oleh tenaga dokter spesialis tetap, meliputi:

1) Bedah Umum, dr. Sugandi, SpB.

2) Penyakit Dalam, dr. Nd. Pangesti, SpPD.

3) Obsgyn, dr. Erwin Gunawan, SpOG. Poliklinik spesialis Mitra disediakan khusus bagi dokter-dokter spesialis yang menjadi mitra Rumah Sakit Kasih Ibu. Sifat Praktek

Poliklinik Spesialis Mitra adalah praktek pribadi dari dokter-dokter tersebut, sedangkan Rumah Sakit Kasih Ibu berperan dalam memberikan fasilitas pendukung administrasi dan infrastrukturnya. Poliklinik Spesialis Mitra Meliputi:

1) Bedah Umum, dr. H. Budi Kadarto,SpB dan dr. Suyarsono, SpB.

2) Bedah Tulang, dr. Agus Priyono,SpBO dan dr. H. Pamudji Utomo,

SpBO.

3) Bedah Tumor, dr. Joko Dlidir, SpBO.

4) Urologi, dr. A. Bi Utomo, SpBU.

5) Dalam, dr. H. Bambang Purwanto, SpPD. KGH, dr. Sugiarto, SpPD,

dr. H. Zainal Arifin Adnan, SpPD, dr. Arini S, SpPD.

6) Obsgyn, dr. Erwin Gunawan, SpOG dan dr. H. Wuryatno, SpOG.

7) Anak, dr. Hj. Yulidar Hafidh, SpA dan dr, Sunyataningkamto,SpA.

8) THT, Prof. Dr. dr. Muhardjo, SpTHT dan dr. Bambang Suratman,

SpTHT.

9) Jantung, dr. Nugroho HS, SpJP dan dr. Niniek PW, SpJP.

10) Paru, Prof. Dr.dr. H. Suradi, SpP.(k), MARS.

11) Saraf, Prof. Dr. Dr. H. Suroto, SpS, dr. Risono, SpS, dr. Indriyani W,SpS.Akp.

12) Mata, dr. Rochasih, SpM.

13) Jiwa, dr. Frans Sumampouw, SpKJ, MPH.

14) Kulit dan Kelamin, dr. Suwito, SpKK.

15) Rehabilitasi Medik, dr. Hj. Noer Rachma, SpRM.

16) Akupuntur/Tusuk jarum, dr. Indriyani W, SpS, Akp.

e. Klinik Ibu dan Anak (KIA) KB, Imunisasi, Periksa Kehamilan. Melayani berbagai vaksinasi dasar maupun lanjutan oleh tenaga dokter. Pelayanan KB oral, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim/Spiral maupun suntikan. Pelayanan pemeriksaan ibu hamil oleh bidan berpengalaman. Melayani setiap hari kerja jam 07.00-14.00 WIB. Pelayanan imunisasi pada hari Selasa dan Jum’at.

f. Klinik Akupuntur dan Nyeri Cara pengobatan tradisional yang telah disertai pemahaman ilmiah sehingga dapat dimanfaatkan untuk penanganan nyeri bersama kedokteran modern. Rangsangan pada titik akupuntur membantu mengurangi/mengatasi segala rasa nyeri menggunakan disposable needle sehingga menghindari penularan penyakit melalui jarum. Ditangani dokter spesialis yang telah menempuh pendidikan di Beijing. Jam kerja Klinik: Senin-Jum’at jam 12.00 WIB.

g. Ruang Perawatan Inap Ruang perawatan yang tersedia di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah sebagai berikut:

1) Kamar Perawatan Umum/Dewasa, dengan kelas:

a) Super VIP (Ayodya)

b) VIP (Amarta)

c) Kelas I (Wirata)

d) Kelas II (Nakula) d) Kelas II (Nakula)

2) Kamar khusus Ibu Paska Melahirkan/kasus kebidanan dan kandungan, dengan kelas:

a) Super VIP (Ayodya)

b) VIP (Wirata)

c) Kelas I (Shinta)

d) Kelas II (Ratih)

e) Kelas III (Srikandi).

3) Kamar Perawatan Anak, Dengan Kelas:

a) Super VIP (ayodya)

b) VIP (Rama)

c) Kelas I (Kamajaya)

d) Kelas II (Nakula)

e) Kelas III (Sadewa)

4) Kamar Perawatan Bayi Sakit.

5) Kamar Perawatan Bayi Sehat (lahir di RSKI).

6) Kamar Isolasi.

h. Intensif Care Unit (ICU/ICCU) dengan ruang isolasi. Dibawah pengawasan dokter jaga khusus ICU/ICCU dan perawat yang berpengalaman. Didukung dengan berbagai alat yang menjadi persyaratan: Central Monitor, Bed Side Monitor, Central Oksigen, Ventilator, Suction, Infusion pump, Syringe pump, Pulse Oksimeter, DC Shock, EKG, Decubitus Bed, Ambubag dewasa maupun anak. Adanya h. Intensif Care Unit (ICU/ICCU) dengan ruang isolasi. Dibawah pengawasan dokter jaga khusus ICU/ICCU dan perawat yang berpengalaman. Didukung dengan berbagai alat yang menjadi persyaratan: Central Monitor, Bed Side Monitor, Central Oksigen, Ventilator, Suction, Infusion pump, Syringe pump, Pulse Oksimeter, DC Shock, EKG, Decubitus Bed, Ambubag dewasa maupun anak. Adanya

i. Persalinan Layanan persalinan dilakukan oleh dokter spesialis dan bidan. Kamar VK/Bersalin: 4 Kamar. Didukung dengan alat memonitor janin yang akan dilahirkan. Rumah Sakit Kasih Ibu menyediakan program Pelayanan Persalinan tanpa Rasa Sakit yang ditangani oleh dokter anestesi dan dokter kandungan.

j. Pembedahan Rumah Sakit Kasih Ibu memiliki 4 ruang operasi yang terdiri dari:

1) Kamar Bedah Septik : 2 Kamar.

2) Kamar Bedah Aseptik: 2 Kamar. Serta fasilitas Ruang pulih Sadar untuk memonitor dan menangani pasien yang keluar dari kamar operasi dilengkapi dengan peralatan modern yang sesuai standar mulai dari meja operasi, lampu operasi, mesin anestesi, peralatan bedah lainnya. Dengan fasilitas dan peralatan tersebut kamar operasi ini dapat melakukan operasi: Bedah Umum, Bedah Ortopedi/Tulang, Bedah Digestif/Pencernaan, Bedah Urologi, Bedah saraf, Bedah Plastik, Bedah Mulut, Bedah Mata, Bedah THT, Bedah Tumor, Dengan peralatan khusus seperti laparoskopi, endoskopi, dan lain-lain. Rumah Sakit Kasih Ibu juga memiliki Layanan Bedah

Tanpa Mondok “One Day Surgery” untuk menangani pasien wasir /ambeien / hemorhoid.

k. Endoskopi Endoskopi adalah sesuatu cara untuk melihat bagian dalam tubuh manusia secara langsung melalui berbagai lubang dalam tubuh yang dikendalikan dari luar sehingga tidak merusak atau mencederai bagian tubuh. Dengan alat ini dapat digunakan melihat berbagai kelainan saluran pencernakan, mengobati secara langsung, maupun mengambil contoh jaringan dalam (biopsi) untuk pemeriksaan lebih lanjut. Rumah Sakit Kasih Ibu Surakarta, telah memiliki alat endoskopi sejak tahun 80-an dan kini telah mendatangkan alat endoskopi yang baru serta lebih canggih Dengan adanya dokter spesialis penyakit dalam tetap, pelayanan dapat diberikan setiap hari kerja

l. Layanan Kunjungan (Home Care/Home Visit) Layanan kesehatan dan perawatan secara terpadu oleh dokter/perawat/laborat/fisiotrafis bersama anggota keluarga yang diberikan pada penderita yang kondisinya kesehatannya telah memungkinkan untuk dirawat oleh keluarga di rumah maupun untuk penderita dengan penyakit kronis.

m. Hot line service Sebagai layanan konsultasi seputar masalah kesehatan via telepon, dokter jaga akan membantu memberikan solusi bagi problem kesehatan.

n. Sterilisator Sterilisasi segala peralatan medis dan set operasi serta ruangan perawatan agar infeksi nosokomial (infeksi yang didapat dari Rumah Sakit) dapat dihindari.

o. Rekam Medis Suatu sistem pengolahan catatan medis seluruh pasien agar tertata dan tersimpan teratur, rapi untuk memudahkan pencarian sewaktu dibutuhkan kembali serta terjaga keamanannya.

p. Pendaftaran Sebagai tempat penerimaan pasien yang akan memandu pasien untuk mencatat data pasien, dengan sistem penomoran tunggal yang berlaku seumur hidup akan menjamin kesinambungan catatan medik pasien yang bersangkutan.

2. Layanan Penunjang Medis. Pelayanan penunjang medis adalah pelayanan kesehatan yang berhubungan dengan pasien secara tidak langsung tetapi mempunyai peranan yang sangat dekat dengan pengusahaan penyembuhan pasien. Yang termasuk pelayanan penunjang medis antara lain :

a. Instalasi Radiologi Radiologi Rumah Sakit Kasih Ibu memberikan pelayanan 24 jam untuk kasus darurat serta memiliki berbagai peralatan canggih yang terdiri dari:

1) Rontgen X-ray, merupakan pemeriksaan dengan X ray yang memberikan gambaran kondisi sesuatu bagian tubuh.

2) Panoramic Dental Foto yang mampu merekam sekaligus dalam satu foto bagian rahang dan gigi geligi.

3) CT Scan, suatu sistem pemeriksaan rontgen dengan fasilitas komputer yang mampu memeriksa lapis demi lapis.

4) USG 4 dimensi, merupakan cara pemeriksaan suatu bagian tubuh dengan menggunakan getaran suara yang berfrekuensi ultra akan memberikan gambaran yang dapat dilihat melalui monitor TV maupun dicetak dalam kertas foto. Adanya fasilitas 4 dimensi menyebabkan mampu menangkap gerakan dari obyek yang diperiksa.

b. Instalasi Laboratorium Laboratorium Rumah Sakit Kasih Ibu memberikan pelayanan 24 jam untuk kasus cito, melayani pemeriksaan Hematologi, Kimia Klinik, Analisa Gas Darah &Elektrolit, Imunoserologi, Mikrobiologi, Urinalisa dan Analisa Faeces. Laboratorium Rumah Sakit Kasih Ibu telah memanfaatkan alat-alat berteknologi tinggi dan sistem komputerisasi untuk pengembangan peralatan pemeriksaan.

1) ABX Pentra 80 untuk pemeriksaan hematologi, dalam 2 menit hasil sudah dapat diketahui.

2) Hitachi 902 untuk pemeriksaan kimia klinik.

3) I-Stat untuk pemeriksaan analisa gas darah & elektrolit, hasil dapat diketahui dalam 2 menit.

4) Miditron Junior untuk melakukan pemeriksaan urinalisa, hasil sudah dapat dibaca dalam waktu 3 menit.

c. Instalasi Farmasi Menyediakan keperluan obat-obat dan perbekalan farmasi berkualitas baik oral, infus, injeksi, obat luar, vaksin, dan lain-lain yang patent maupun generik, tersedia pula obat-obat askes untuk pelayanan rawat jalan dan rawat inap. Untuk kecepatan pelayanan obat bagi pasien rawat inap maka di setiap bangsal disediakan obat-obat standar Rumah Sakit. IFRSKI memberikan pelayanan 24 jam.

d. Treadmill Merupakan alat rekaman jantung pada saat jantung diberi beban aktifitas yang bermanfaat untuk mengetahui adanya penyakit jantung lebih dini, menilai kapasitas fungsi jantung baik pada orang normal maupun penderita penyakit jantung serta dapat pula untuk menentukan efektivitas pengobatan yang telah dilakukan penderita penyakit jantung.

e. Gizi Pelayanan konsultasi gizi oleh tenaga ahli yang akan membantu memberikan perencanaan dan solusi diet yang tepat sesuai kondisi kesehatan pasien. Memberikan layanan diet bagi pasien yang dirawat inap, baik diet bebas maupun khusus sesuai permintaan dokter yang merawat. Bagian gizi menyediakan dan menyajikan makanan bagi pasien yang sesuai dengan standar nilai gizi yang dibutuhkan. Tenaga ahli gizi mengatur pengadaan bahan baku yang berkualitas, cara pengolahan yang e. Gizi Pelayanan konsultasi gizi oleh tenaga ahli yang akan membantu memberikan perencanaan dan solusi diet yang tepat sesuai kondisi kesehatan pasien. Memberikan layanan diet bagi pasien yang dirawat inap, baik diet bebas maupun khusus sesuai permintaan dokter yang merawat. Bagian gizi menyediakan dan menyajikan makanan bagi pasien yang sesuai dengan standar nilai gizi yang dibutuhkan. Tenaga ahli gizi mengatur pengadaan bahan baku yang berkualitas, cara pengolahan yang

f. Fisioterapi Suatu usaha penyembuhan yang menggunakan sarana pengobatan berupa panas, dingin, latihan gerak, listrik, air. Ini bermanfaat untuk pemeliharaan, peningkatan, pemulihan dan penyembuhan fisik. Berbagai pelayanan dengan menggunakan peralatan: Short Wave Diathermi, Stimulasi Elektrik, Infra Red, Ultra Sonic, Vibrator, Bxercise Ball tersedia di klinik fisioterapi yang ditangani oleh tenaga ahli fisioterapis. Melayani setiap hari kerja dari jam 07.30-16.00 WIB. Senam dan Pijat Bayi dilayani setiap hari kerja dan senam hamil diadakan setiap hari Sabtu jam 09.00 WIB dengan instruktur yang terlatih.

3. Layanan Umum Fasilitas pelayanan umum merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Kasih Ibu. Fasilitas tersebut diantaranya :

a. Laundry/Pencucian Fasilitas untuk menjamin tersedianya linen (sprei, selimut, sarung bantal, handuk, dll) dalam keadaan bersih higienis dan rapi agar pasien merasa nyaman. Mesin yang digunakan 2 mesin Washer Extractor type R22 merk Primus, 2 mesin pengering type D25 merk Primus dan 2 Rol setrika type P20-120.

b. Linen Membuat keperluan linen seperti pakaian operasi, ICU, Waslap dan lainnya, untuk kebutuhan pelayanan.

c. Cleaning Service/Kebersihan. Bertugas memelihara kebersihan di seluruh lingkungan Rumah Sakit Kasih Ibu selama 24 jam sehari. Sampah/limbah rumah sakit dibedakan dalam sampah medis dan non medis, cara penanganannya dibedakan. Petugas yang terlibat ada dari tenaga kerja dari Rumah Sakit Kasih Ibu dan Perusahaan ISS.

d. Sanitasi Rumah Sakit Sanitasi di rumah sakit meliputi pengelolaan air bersih, toilet, kamar mandi, pengolahan sampah, pengendalian vector dan pengolahan limbah. Pengolahan limbah meliputi pengolahan limbah cair maupun limbah padat agar tidak mencemari lingkungan, pengolahan Limbah Cair menggunakan sistem Dewats yang sesuai dengan standar Air Limbah (IPAL). Pengolahan limbah padat dimusnahkan dengan cara dibakar di Incenerator suhu tinggi sehingga benar-benar musnah.

e. Kendaraan/Ambulance. Memberikan pelayanan penjemputan maupun mengantar pasien, jenasah serta sebagai tim dalam Pelayanan Home Care dan Home Visit

f. Pemeliharaan Melaksanakan pemeliharaan gedung/bangunan maupun isi bangunan baik berupa alat non medis, alat medis, elektronik, dan f. Pemeliharaan Melaksanakan pemeliharaan gedung/bangunan maupun isi bangunan baik berupa alat non medis, alat medis, elektronik, dan

g. Keamanan Dalam rangka memberi rasa aman, maka tenaga keamanan selalu siap siaga 24 jam untuk menjaga keamanan dan menanggulangi masalah keamanan di lingkungan rumah sakit.

h. Kantin Sebagai tempat makan untuk karyawan, tamu, tim koperasi Rumah Sakit Kasih Ibu.

4. Layanan Administrasi

a. Informasi Sebagai sarana yang disediakan untuk membantu pasien/keluarga atau pengunjung, maupun masyarakat yang membutuhkan informasi pasien yang opname maupun informasi tentang pelayanan yang tersedia di Rumah Sakit Kasih Ibu.

b. Operator Menjamin kelancaran komunikasi pertelpon baik dari luar maupun antar bagian rumah sakit, pelayanan tersedia 24 jam.

c. Pemasaran dan Humas Bertugas membina hubungan yang baik dengan pelanggan melalui sosialisasi program- program rumah sakit serta mengolah dan menangani c. Pemasaran dan Humas Bertugas membina hubungan yang baik dengan pelanggan melalui sosialisasi program- program rumah sakit serta mengolah dan menangani

d. Akuntasi Bertugas mengkoordinasi, mengawasi dan bertanggung jawab terhadap pembukuan dan sistem administrasi rumah sakit.

e. Gudang medis Bertanggung jawab atas ketersediaan obat, perbekalan farmasi dan alat medis rumah sakit dalam yang cukup sehingga memperlancar pelayanan yang diberikan Rumah Sakit Kasih Ibu.

f. Gudang Non Medis Bertanggung jawab atas ketersediaan bahan dan alat yang bersifat non medis rumah sakit dalam jumlah yang optimal sehingga memperlancar pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Kasih Ibu.

g. Keuangan Bertanggung jawab atas keuangan rumah sakit, baik dari pemasukan, pengolahan, penyimpanan, maupun pengeluaran. Didukung oleh tenaga biling, kasir, penagihan maupun penganalisa keuangan rumah sakit.

h. Pembelian Bertanggung jawab dalam pengadaan seluruh kebutuhan rumah sakit sesuai dengan kriteria dan kebutuhan masing-masing bagian.

i. Personalia Bertanggung jawab melakukan pengolahan dan pengembangan serta pembinaan sumber daya manusia menuju budaya kerja positif dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.

j. Sekretariat Bertanggung jawab dalam mengelola sistem kesekretariatan dengan tujuan menjamin tertib administrasi manajemen Rumah Sakit Kasih Ibu.

C. Faktor dan Potensi Bahaya

Rumah Kasih Ibu didalam proses pelayanan juga tidak terlepas dari adanya faktor dan potensi bahaya. Berikut ini beberapa faktor dan potensi bahaya yang terdapat di Rumah Sakit Kasih Ibu :

1. Faktor Bahaya Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Lingkungan.

a. Kebisingan Sumber kebisingan terutama berasal dari suara percakapan para pengunjung dan karyawan serta lalu lintas. Selain itu kebisingan juga dapat berasal dari suara genset yang dioperasikan saat listrik dari PLN mati. Instalasi yang mempunyai intensitas kebisingan yang cukup tinggi adalah ruang genset, ruang tunggu dan instalasi gizi. Kebisingan di ruang genset berasal dari mesin genset itu sendiri, kebisingan diruang tunggu berasal dari riuk pikuk suara para pengunjung, pasien, dan para staff, sedangkan kebisingan dari instalasi gizi berasal dari a. Kebisingan Sumber kebisingan terutama berasal dari suara percakapan para pengunjung dan karyawan serta lalu lintas. Selain itu kebisingan juga dapat berasal dari suara genset yang dioperasikan saat listrik dari PLN mati. Instalasi yang mempunyai intensitas kebisingan yang cukup tinggi adalah ruang genset, ruang tunggu dan instalasi gizi. Kebisingan di ruang genset berasal dari mesin genset itu sendiri, kebisingan diruang tunggu berasal dari riuk pikuk suara para pengunjung, pasien, dan para staff, sedangkan kebisingan dari instalasi gizi berasal dari

b. Penerangan Penerangan yang digunakan di Rumah Sakit Kasih Ibu berasal dari penerangan alami dan buatan. Pada siang hari digunakan penerangan alami yang bersumber dari sinar matahari dan pada malam hari digunakan panerangan buatan yang berupa lampu listrik. Akan tetapi jika penerangan alami yang digunakan pada siang hari kurang memenuhi kebutuhan, maka juga digunakan penerangan buatan. Dari hasil pengamatan, tempat yang paling banyak memerlukan penerangan adalah ruang operasi/bedah karena pembedahan memerlukan ketelitian yang sangat tinggi. Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan beberapa karyawan Rumah Sakit Kasih Ibu didapat bahwa secara umum penerangan disetiap ruangan telah memenuhi persyaratan. Tetapi untuk pengukuran belum dilakukan

c. Debu Faktor bahaya lain yang terdapat pada lingkungan kerja Rumah Sakit Kasih Ibu berupa debu. Keadaan udara mempengaruhi proses kerja yang ada di rumah sakit. Salah satu yang mempengaruhi keadaan debu di rumah sakit umum kasih ibu adalah kadar debu di udara. Di

Rumah Sakit Kasih Ibu jarang ditemukan, karena setiap ruangan tertutup. Ruangan yang rawan debu adalah instalasi gizi/dapur, halaman serta di incenarator. Untuk setiap ruangan serta halaman parkir rumah sakit dilakukan pembersihan dan pengepelan di setiap ruangan (house keeping). Pengepelan dilakukan tiga kali setiap hari yaitu pagi, siang, malam.

d. Limbah Pelayanan kesehatan di rumah sakit merupakan salah satu jenis industri jasa pelayanan kesehatan yang sifat kegiatannya beroperasi 24 jam. Proses tersebut sangat berpotensi mengeksploitasi sumber daya. Dilihat dari kaidah pada industri (adanya = input-proses-output) limbah padat dan cair merupakan sisa-sisa proses yang keberadaannya perlu dikelola sesuai dengan pembakuan yang dipersyaratkan. Limbah yang berada di sekitar rumah sakit dapat menyebapkan Infeksi Nosokomial.

Jenis-jenis limbah yang dihasilkan di Rumah Sakit Kasih Ibu dapat dilihat pada Tabel 1 dan Tabel

Tabel 1. Sumber Limbah Cair

No Unit Pelayanan

Ruang

Asal Limbah

1 Pelayanan Medis Rawat Inap Kamar mandi,

Poliklinik

wastafel , Closet,

Rawat Intensif

Ruang cuci instrumen

Rawat Darurat

medik, Buangan

Haemodialisa

dialisat, eksudat,

Kamar Bedah

penderita, dll.

Endoskopi

2 Penunjang

Kamar mandi, Closet, Medis

Instalasi Gizi

Laundry

Wastafel , Tempat cuci

Laboratorium

peralatan masak,

Laboratorium PA dan

Perendaman dan

Radiologi

bilasan pencucian linen, pencucian preparat, sisa spesimen cair, dll

3 Perkantoran dan Perkantoran/Administrasi Kamar mandi, Closet, Fasilitas Sosial

Asrama Pegawai

Wastafel , Pencucian

Kafetaria

Peralatan masak dan makanan, dll

Sumber : Rumah Sakit Kasih Ibu

Tabel 2. Sumber Limbah Padat

Area pelayanan Limbah yang dihasilkan No kegiatan

Domestic

Medik / klinis

1 Pelayanan Medis

1. Rawat darurat Kertas, kartun, karbon, Spuit disposable, infuse

2. Rawat inap

plastik, kertas

set, transfuse set, dialysis

3. Haemodialisa

pembungkus, sisa

set, gaster tube, kateter,

4. Bedah sentral

makanan, dll

colos tomy bag, urine

5. Isolasi / ICU bag, CVP set, dressing bedah, sarung tangan, organ tubuh, dll

2 Penunjang Medis

1. Laboratorium

Spuit disposable, infuse klinik

Kertas, kartun, kertas

pembungkus, plastik

set, transfuse set,

2. Radiologi

pembungkus, sortir

preparat, Petridis , sisa

3. Laundry

sayur & buah, sisa

specimen padat, kemasan

4. Farmasi makanan, kaleng botol, obat, sarung tangan, sortir

Lanjutan dari halaman 29

PA

6. Instalasi Gizi

3 Pelayanan Sosial

1. Kafetaria

Kertas, kartun, kertas

2. Asrama

pembungkus, kaleng, sisa makanan, plastik, dll

- Perkantoran

4 Administrasi dan

Kertas, kartun, karbon,

plastik pembungkus

5 Pemeliharaan saran

- dan perlengkapan

Daun, ranting, serpihan

kayu, sisa material bangunan, kaleng, ban bekas, PVC, dll

Sumber : Rumah Sakit Kasih Ibu

e. Suhu Daerah yang mempunyai suhu yang panas dapat menyebabkan ketidaknyamanan. Di Rumah Sakit Kasih Ibu hampir di setiap ruangan baik ruang tunggu, ruang kerja dan ruang inap pasien telah dipasang kipas angin dan AC. Hal ini dimaksudkan agar tenaga supaya tenaga kerja atau karyawan, pengunjung, dan pasien nyaman. Dari hasil wawancara dengan petugas K3 untuk pengukuran suhu, kelembaban, dan tekanan udara belum pernah dilakukan.

f. Infeksi Nosokomial Dalam pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial, Rumah Sakit Kasih Ibu melakukan berbagai upaya yaitu membentuk suatu panitia pengendalian infeksi nosokomial. Usaha-usaha tersebut dimaksudkan agar tenaga kerja/karyawan dan pasien dapat terhindar dari infeksi nosokomial.

2. Potensi Bahaya Yang Berkaitan Dengan Kecelakaan dan Penyakit Akibat Kerja

a. Kebakaran

Sumber potensi bahaya yang dapat menimbulkan kebakaran adalah penggunaan listrik dengan tegangan tinggi dan kompor meledak. Untuk mencegah terjadinya kebakaran tersebut, Rumah Sakit Kasih Ibu telah mengadakan pelatihan pemadam kebakaran yang bekerjasama dengan DAMKAR dan menyediakan peralatan pemadam kebakaran yaitu APAR, jenis CO2, Dry chemical, halon dan foam.

b. Terpeleset Potensi bahaya karena terpeleset kemungkinan banyak terjadi di ruang laundry dan di ruang dapur. Ini disebabkan oleh tumpahan air cucian dan akibat tumpahan minyak. Rumah Sakit Kasih Ibu telah berusaha mencegah dan mengurangi kecelakaan dengan membersihkan atau mengepel.

c. Bahan Kimia Hampir semua unit kerja di Rumah Sakit Kasih Ibu menggunakan bahan kimia adalah laboratorium, karena ditempat itulah disimpan bahan-bahan kimia. Cara penyimpanan bahan kimia tersebut diletakkan pada rak-rak khusus dan diberi label sesuai dengan jenis dan konsentrasi bahan. Dalam upaya penanganan bahan kimia, di Rumah Sakit Kasih Ibu telah melakukan pengadaan MSDS (Material Safety Data Sheet) atau penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan

(LDKB). Tetapi belum Terealisasi dengan baik dan belum ada pemantauan keadaan laboratorium oleh petugas K3.

d. Mesin

Mesin-mesin banyak digunakan di bagian laundry dan linen, yaitu mesin cuci, mesin pengering, mesin penyetrika, dan mesin jahit. Mesin-mesin tersebut dapat menimbulkan bahaya bagi tenaga kerja, yaitu adanya bagian-bagian mesin yang bergerak, roda gigi dan roda penggerak yang berputar, dapat menjepit tangan ataupun anggota tubuh yang lain. Untuk pengamanan mesin Rumah Sakit Kasih Ibu belum dilaksanakan dengan baik, karena dianggap hal tersebut belum perlu dilakukan sebab sejauh ini belum pernah terjadi keluhan dari tenaga kerja dibagian mesin. Untuk mencegah terjadinya kebisingan yaitu dengan menutup ruangan pada saat menghidupkan generator dan pemasangan sekering otomatis

e. Kontaminasi Rumah sakit secara keseluruhan rawan terhadap kontaminasi karena ditempat tersebut terdapat berbagai pasien dengan berbagai jenis penyakit. Yang dimaksud kontaminasi disini adalah adanya kontak tenaga kerja dengan penghubung penyakit yang diderita pasien atau karena bahan-bahan kontaminasi lain baik kimia maupun biologi. Daerah-daerah yang rawan kontaminasi tersebut misal ruang bangsal pasien, dan ruang operasi atau OK. Untuk mencegah adanya kontaminasi dari pasien ke karyawan/dokter maupun antar pasien maka e. Kontaminasi Rumah sakit secara keseluruhan rawan terhadap kontaminasi karena ditempat tersebut terdapat berbagai pasien dengan berbagai jenis penyakit. Yang dimaksud kontaminasi disini adalah adanya kontak tenaga kerja dengan penghubung penyakit yang diderita pasien atau karena bahan-bahan kontaminasi lain baik kimia maupun biologi. Daerah-daerah yang rawan kontaminasi tersebut misal ruang bangsal pasien, dan ruang operasi atau OK. Untuk mencegah adanya kontaminasi dari pasien ke karyawan/dokter maupun antar pasien maka

f. Radiasi Tempat yang menjadi pusat bahan radiasi adalah ruang radiologi, dinding ruangan ini lebih tebal dibanding dinding pada umumnya (satu batu bata melintang) dan dilapisi timah (pb) sebesar 1,3 mm dan pada pencucian film rontgen dinding berwarna hitam dan sinar lampu berwarna merah yang sering disebut dengan ruang gelap. Tenaga kerja yang berada di ruangan tersebut harus menggunakan pelindung khusus. Seperti halnya di Rumah Sakit Kasih Ibu yang digunakan para pekerja di ruangan ini adalah apron timah, baju kerja dan sarung tangan karet dan telah ada pemeriksaan kesehatan tenaga kerja. Tetapi sejauh ini belum pernah terjadi paparan radiasi karena hanya untuk pemotretan saja.

D. Panitia Pembina Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana Rumah Sakit (P2K3RS)

1. Dasar Pemikiran Keselamatan kerja seperti diatur dalam Undang-undang No. 1 tahun 1970, didalamnya memuat ketentuan-ketentuan tentang keselamatan kerja yang sesuai dengan perkembangan masyarakat, industrialisasi, tehnik dan teknologi. Seperti halnya dengan industrialisasi, rumah sakit merupakan dengan kegiatan utama pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum. Disamping itu dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat umum, diharapkan pula agar masyarakat pekerja rumah sakit memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usaha-usaha preventif dan kuratif terhadap penyakit-penyakit/gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor-faktor pekerjaan dan lingkungan kerja serta penyakit-penyakit.

Untuk menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai dan pengunjung di dalam rumah sakit dibangun, dilengkapi dengan peralatan, dijalankan dan dipelihara sedemikian rupa untuk menjaga keamanan dan mencegah kebakaran serta persiapan menghadapi bencana. Oleh karena itu rumah sakit perlu suatu program kegiatan yang menyelenggarakan dan mengupayakan kesehatan dan keselamatan kerja.

2. Kedudukan Panitia pembina keselamatan kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana merupakan unit kerja pelayanan non struktural yang diangkat dan 2. Kedudukan Panitia pembina keselamatan kerja, Kebakaran, dan Kewaspadaan Bencana merupakan unit kerja pelayanan non struktural yang diangkat dan

3. Tugas Pokok

a. Memberi rekomendasi dan pertimbangan kepada Direktur Rumah Sakit mengenai masalah-masalah yang berkaitan dengan Keselamatan Kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana

b. Merumuskan kebijakan, peraturan, pedoman, petunjuk pelaksanaan prosedur dan program Keselamatan Kerja, Kebakaran, Kewaspadaan Bencana.

4. Fungsi

a. Mengumpulkan dan mengolah seluruh data dan informasi serta permasalahan yang berhubungan dengan Keselamatan Kerja, Kebakaran, Kewaspadaan Bencana.

b. Membantu Direktur Rumah Sakit mengadakan dan meningkatkan upaya promosi, pelatihan dan penelitian Keselamatan Kerja, kebakaran, Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit Kasih Ibu.

c. Pengawasan terhadap pelaksanaan program Keselamatan Kerja, Kebakaran, Kewaspadaan Bencana.

d. Memberikan saran dan pertimbangan berkaitan dengan tindakan koretif.

e. Koordinasi dengan unit-unit lain yang menjadi anggota unit Keselamatan Kerja, Kebakaran, Kewapadaan Bencana.

5. Wewenang

a. Menyusun dan mengusulkan kebijakan program yang berhubungan dengan kesehatan kerja, Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana.

b. Mengatur dan mengelola sumber daya manusia yang berhubungan dengan K3.

c. Menguasai dan mengevaluasi serta mengendalikan seluruh asset rumah sakit, pasien, karyawan dan pengunjung.

6. Tanggung Jawab

a. Terselanggaranya dan terlaksananya program K3

b. Tercapainya peningkatan mutu pelayanan rumah sakit.

7. Cakupan Pelayanan K3

a. Disaster program.

b. Pencegahan dan Pengendalian kebakaran.

c. Keamanan pasien, pengunjung dan petugas.

d. Keselamatan dan Kesehatan pegawai.

e. Pengelolaan bahan dan barang berbahaya.

f. Kesehatan Lingkungan Kerja.

g. Sanitasi rumah sakit.

h. Sertifikasi/kalibrasi sarana, prasarana dan peralatan.

i. Pengelolaan limbah padat, cair dan gas. j. Diklat K3. k. Pengumpulan, pengelolaan dan pelaporan data.

8. Pengorganisasian Susunan organisasi dan pelaksanaan tugas K3 ditetapkan dengan SK Direktur No. 06.2/KI.01/SK/VII/07. Dalam menjalankan tugasnya Tim K3 dapat bekerja sama dengan unit yang ada baik didalam maupun dengan pihak luar rumah sakit, misal Tim SAR, Dinas Kebakaran, Kepolisian dsb.

9. Bagan Struktur Organisasi K3 Sesuai dengan SK Direktur No. 06.2/KI.01/SK/VII/07 dibuat suatu bagan Stuktur Organisasi K3 yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Wakil Ketua

Gambar 1. Bagan Struktur Organisasi Tim K3.

E. Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Adapun kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Rumah Sakit Kasih Ibu adalah :

1. Falsafah Rumah sakit dibangun dan dilengkapi dengan peralatan, dijalankan dan dipelihara untuk menjaga keamanan dan keselamatan serta mencegah kebakaran dan persiapan bencana.

2. Visi Menciptakan Rumah Sakit sebagai suatu tempat yang aman, terlindung dan bebas dari kecelakaan serta penyakit akibat kerja, dapat mencegah dan mengendalikan kebakaran, selalu waspada akan timbulnya bencana.

3. Misi Melaksanakan segala upaya keselamatan dan kesehatan kerja pencegahan dan penangulangan kebakaran serta kewaspadan terhadap bencana.

4. Tujuan Menjamin dan menjaga keselamatan hidup pasien, pegawai, pengunjung serta terlindungnya aset Rumah Sakit.

F. Sistem Keselamatan Kerja

1. Pengendalian Kebakaran Rumah Sakit Kasih Ibu sadar akan besarnya potensi dan faktor bahaya kebakaran di lingkungan kerja meskipun Rumah Sakit Kasih Ibu bergerak dalam bidang jasa, maka dilakukan upaya pengendalian secara dini atau upaya prefentif dengan mengikutsertakan sebagian karyawan dan

Security untuk ikut berpartisipasi dalam upaya mengamankan, menyelamatkan, mencegah dan menjaga aset rumah sakit dari bahaya kebakaran. Akan tetapi pelatihan pemadaman kebakaran belum dilakukan dengan jadwal rutin Rumah Sakit Kasih Ibu juga mempunyai berbagai macam alat-alat pemadam kebakaran, antara lain :

a. APAR terdiri dari beberapa macam yaitu Dry Chemical, CO 2 dan Foam. Penempatan APAR ditiap-tiap unit kerja dan telah disesuaikan dengan jenis kebakaran yang mungkin timbul, penempatannya juga sudah strategis, mudah dilihat, mudah dijangkau dan tinggi penempatannya antara 1 – 2 m dari tanah/lantai.