Taufik Hidayat dkk

SEPENGGAL CERITA

Oleh Ipmawan Nurfahmi Fadlillah

Semarang, 19 Juni 2013, perjuangan saya untuk mendapatkan universitas yang baik dimulai. Detik demi detik yang kuisi dengan belajar dan belajar akhirnya terbayarkan sudah, entah bagaimana hasilnya nanti, itu urusan Sang Kuasa seperti yang sering ku dengar dari mulut para pengisi yang mengisi ta’lim kami. Matahari mulai berada di atas kepala, saya

pun langsung mempersiapkan pulang kembali ke Tegal. Kereta Api rasanya sangat tidak bersahabat pada hari itu, tiketnya ludes tidak tersisa. Akhirnya bus pun menjadi kendaraan yang kami pakai. “Selamat Datang di Kota Tegal”, tugu itu menyambut kedatangan kami di malam itu. Malam semakin petang, petang pun berganti dengan mentari.

Keesokan harinya PR IPM ku mendapat undangan untuk mengirim utusannya dalam Torseni (Temu Olahraga, Seni dan Ilmiah) PD IPM Kabupaten Tegal. “Wow, sudah lama sekali tidak ada kegiatan IPM, akhirnya muncul lagi”, pikirku. Ranting kami sebenarnya penuh dengan bakat. Paduan suara kami juara I, tenis meja juara II, hasta karya juara I, catur juara I dalam Torseni IPM se-Cabang Dukuhturi. Tapi apa daya, lokasi kegiatan Torseni ini terlalu jauh, uang hanya akan habis untuk perjalanan. Tapi dari sekian banyak lomba ada lomba yang cukup menarik. Lomba menulis cerita dengan tema “Aku dan IPM”. Ya, mungkin itu satu-satunya lomba yang bisa kami ikuti, Keesokan harinya PR IPM ku mendapat undangan untuk mengirim utusannya dalam Torseni (Temu Olahraga, Seni dan Ilmiah) PD IPM Kabupaten Tegal. “Wow, sudah lama sekali tidak ada kegiatan IPM, akhirnya muncul lagi”, pikirku. Ranting kami sebenarnya penuh dengan bakat. Paduan suara kami juara I, tenis meja juara II, hasta karya juara I, catur juara I dalam Torseni IPM se-Cabang Dukuhturi. Tapi apa daya, lokasi kegiatan Torseni ini terlalu jauh, uang hanya akan habis untuk perjalanan. Tapi dari sekian banyak lomba ada lomba yang cukup menarik. Lomba menulis cerita dengan tema “Aku dan IPM”. Ya, mungkin itu satu-satunya lomba yang bisa kami ikuti,

“Aku dan IPM”, selarik judul yang singkat tapi penuh arti buat saya, mengingatkan pertama kali pertemuan saya dengan IRM ketika belum berganti nama menjadi IPM. Fahmi, begitulah sehari-hari saya dipanggil oleh teman-teman. Ipmawan kelahiran Tegal, 12 Februari 1995. Sejak kecil saya memang

keluarga dan lingkungan Muhammadiyah, jadi tidak asing dengan hal-hal berbau Muhammadiyah. Pendidikan saya juga di perguruan Muhammadiyah, dari taman kanak-kanak di TK ABA kemudian sekolah dasar di MI Muhammadiyah Debong Wetan. Pertemuan saya dengan IPM dimulai ketika IPM di ranting kami yang vakum akan di hidupkan kembali. Saya memang pada waktu itu masih kelas 4 MI dan masih belum tahu apa itu IPM dan bagaimana cara untuk menjalankannya kembali. Namun, bapak selalu menyuruhku untuk masuk ke IPM. Kenapa tidak PII? Ya itulah bapakku, penuh perhitungan ketika menyuruh sesuatu kepada anaknya. Di dalam pikirannya, IPM masih di atas PII, jadi tidak ada ruginya memasukkan anaknya ke IPM sekaligus agar bisa menghidupkan kembali IPM Debong Wetan.

dibesarkan

dari

Ta’lim pertama pun tiba, malu kesan pertama yang saya rasakan. Bagaimana tidak malu? Saya Irmawan termuda

saat itu. Oh ya saya bergabung dengan IPM ketika masih bernama IRM sebelum kembali ke IPM lagi. Karena masih sangat kecil, saya belum nyambung dengan obrolan mereka, apa itu bidang SDI, PIP dan masih banyak lagi. Yang bisa saya lakukan hanya mengangguk-ngangguk dan mendengarkan saja. Masih teringat di benak saya, apa tugas pertama yang saya lakukan. Saya diberi tugas membaca Al-Quran, ya walaupun saya tahu kapasitas saya dalam membaca Al- Qur’an. Ta’lim pertama sangat berkesan di hidupku.

Setahun berlalu, saya duduk di bangku kelas lima MI Muhammadiyah Debong Wetan. Rasanya cepat sekali setahun berlalu dan tentunya masa periode kepemimpinan harus beralih kepada yang muda, pemimpin yang lebih muda, dan tentunya Setahun berlalu, saya duduk di bangku kelas lima MI Muhammadiyah Debong Wetan. Rasanya cepat sekali setahun berlalu dan tentunya masa periode kepemimpinan harus beralih kepada yang muda, pemimpin yang lebih muda, dan tentunya

Pada suatu hari di sekolah, saat jam istirahat, Pak Aziz, guru matematika saya menghampiri dengan menggenggam sebuah surat. Tentunya bukan surat cinta yah, hahaha .

“Mi, ini ada surat dari PD IPM, meminta perwakilan untuk mengikuti taruna melati II”, ujar Pak Aziz.

“Taruna Melati sih apa pak?”, jawabku “Ya semacam pelatihan kepemimpinan, pesertanya

juga paling seumurmu kok mi”, sahutnya “Oh ya sudah pak. Kalau memang pesertanya

sebayaku, berarti nggak masalah. Yang penting jangan sendirian”, lanjutku

“Iya tenang saja, nanti pasti ada temannya”, lanjutnya Percakapan kami diakhiri dengan bel masuk. Saya

melanjutkan kegiatan belajar di sekolah. Bunyi bel kedua mengakhiri aktivitas saya di sekolah. Kemudian pak Aziz kembali menghampiriku menyebutkan anak yang akan berjuang bersama saya di kegiatan Taruna Melati II nanti. Pertama Muhammad Zaky Pratama, partner saya di IPM Debong Wetan. Kedua Kurniawa n Sya’bani atau Bani teman sekelas saya. Ketiga Muhammad Rizal Faqih adik kelas saya dan yang terkahir, paling muda Khafidul Ilmi masih duduk di bangku sekolah dasar kelas tiga.

Hari pelaksanaan tiba. Kami berangkat menggunakan angkot. Surprise sekali ketika tiba di Gedung Dakwah Muhammadiyah, ternyata yang ikut sudah kumisan semua , atau kalau bahasa Tegalnya mungkin bujang-bujang semua . Namun, mau apalagi, raga sudah sampai di medan perang, masa iya mau Hari pelaksanaan tiba. Kami berangkat menggunakan angkot. Surprise sekali ketika tiba di Gedung Dakwah Muhammadiyah, ternyata yang ikut sudah kumisan semua , atau kalau bahasa Tegalnya mungkin bujang-bujang semua . Namun, mau apalagi, raga sudah sampai di medan perang, masa iya mau

Diskusi, Shalat malam, interview di pasar Trayeman merupakan sebagian kecil kegiatan yang paling memorable bagi saya. Diskusi, dari acara inilah awal mula saya berani berbicara di depan umum, berani mengemukakan pendapat saya. Ya, walaupun selalu dibantah oleh kakak-kakak yang lebih senior, tetapi setidaknya keberanian mengemukakan pendapat saya tumbuh disini dan itu sangat bermanfaat ketika saya SMP dan SMA, saya jadi bisa dengan mudah berbicara di depan umum.

Setelah acara diskusi berakhir pukul 23.00 wib, acara selanjutnya yaitu mimpi indah. Namun, baru saja mimpi indah, jam 02.00 sudah dibangunkan kembali untuk shalat malam. Selayaknya anak kecil baru tidur tiga jam, ya jelas rasa kantuk masih sangat membebani untuk shalat malam. Benar saja, baru sujud rokaat pertama saja saya tertidur, tidak bangun sampai salam dan ketika saya tersadar langsung salam, jadi shalat cuma satu rakaat hehe . Lain cerita dengan Zaki, dia tertidur saat ruku rakaat kedua. Sama seperti saya, Zaki juga tertidur sampai salam.

Sekarang saya sudah berusia 18 tahun dan sudah lulus SMA, tentunya masih aktif di IPM. Sangat tidak fair sekali ketika masa indah di IPM selama delapan tahun hanya dituliskan dalam tiga lembar kertas berukuran A4. Delapan tahun ini IPM mengajarkan saya menjadi anggota, sampai menjadi pucuk pimpinan yang baik, dari mengantarkan undangan sampai mencari pengisian, dan dari penggembira sampai jadi juara. Delapan tahun sudah saya berkecimpung di IPM, prestasi kami yang hanya juara paduan suara, tenismeja, hasta karya memang tidak terlalu berarti, tapi IPM membuat itu semua menjadi berarti bagi kami. Proses menuju puncak itu yang harus kami lalui, dan IPM mengajarkan itu, kekompakan, passion dan segalanya. Terima kasih IPM, kisahku denganmu tidak akan berakhir seperti cerita ini yang hanya bisa dituliskan Sekarang saya sudah berusia 18 tahun dan sudah lulus SMA, tentunya masih aktif di IPM. Sangat tidak fair sekali ketika masa indah di IPM selama delapan tahun hanya dituliskan dalam tiga lembar kertas berukuran A4. Delapan tahun ini IPM mengajarkan saya menjadi anggota, sampai menjadi pucuk pimpinan yang baik, dari mengantarkan undangan sampai mencari pengisian, dan dari penggembira sampai jadi juara. Delapan tahun sudah saya berkecimpung di IPM, prestasi kami yang hanya juara paduan suara, tenismeja, hasta karya memang tidak terlalu berarti, tapi IPM membuat itu semua menjadi berarti bagi kami. Proses menuju puncak itu yang harus kami lalui, dan IPM mengajarkan itu, kekompakan, passion dan segalanya. Terima kasih IPM, kisahku denganmu tidak akan berakhir seperti cerita ini yang hanya bisa dituliskan

Nurfahmi Fadlillah PR IPM Debong Wetan

Juara II Lomba Menulis Cerita “Aku dan IPM” PD IPM Kab. Tegal 2013

WARNA WARNIKU DI IPM

Oleh Ipmawati Syaefatul Awaliyah

Awal kisah perjalananku dengan IPM bisa dibilang cukup panjang dan mungkin lumayan mengherankan. Karena aku yang lahir di tengah-tengah keluarga yang semuanya aktif dalam organisasi Muhammadiyah, tapi aku tak sedikitpun tahu apalagi mengerti apa itu IPM.

Keaktifanku di IPM bermula saat seorang temanku dari PR IPM Pegirikan mengajakku menghadiri pengajian daerah dua tahun silam. Saat itu aku memang sedang tidak ada acara, jadi akhirnya aku mengiyakan ajakannya. Semenjak itu, aku jadi akrab dengan para anggota PR IPM Pegirikan karena kebetulan mereka adalah kawan-kawan lamaku semasa taman kanak- kanak. Bermula dari pengajian daerah itu, temanku, Fauziyah Hidayatika, rajin mengajakku menghadiri acara yang diadakan oleh IPM. Beberapa kali menghadiri pengajian rutin, akhirnya aku diajukan menjadi calon pimpinan cabang Talang waktu itu. Suatu kehormatan bagiku. Ketika hari pemilihan tiba, kendala datang dari orang tuaku. Mereka sama sekali tidak mengizinkan aku pergi. Alasan yang mereka kemukakan memang kuat, yaitu untuk apa aku aktif IPM di ranting lain, sementara ranting sendiri diabaikan. Alhasil aku tidak jadi mengikuti musyawarah cabang Talang dua tahun lalu. Rasa kecewa bercampur marah menguasai fikiranku saat itu (tingkah laku yang ini jangan di Keaktifanku di IPM bermula saat seorang temanku dari PR IPM Pegirikan mengajakku menghadiri pengajian daerah dua tahun silam. Saat itu aku memang sedang tidak ada acara, jadi akhirnya aku mengiyakan ajakannya. Semenjak itu, aku jadi akrab dengan para anggota PR IPM Pegirikan karena kebetulan mereka adalah kawan-kawan lamaku semasa taman kanak- kanak. Bermula dari pengajian daerah itu, temanku, Fauziyah Hidayatika, rajin mengajakku menghadiri acara yang diadakan oleh IPM. Beberapa kali menghadiri pengajian rutin, akhirnya aku diajukan menjadi calon pimpinan cabang Talang waktu itu. Suatu kehormatan bagiku. Ketika hari pemilihan tiba, kendala datang dari orang tuaku. Mereka sama sekali tidak mengizinkan aku pergi. Alasan yang mereka kemukakan memang kuat, yaitu untuk apa aku aktif IPM di ranting lain, sementara ranting sendiri diabaikan. Alhasil aku tidak jadi mengikuti musyawarah cabang Talang dua tahun lalu. Rasa kecewa bercampur marah menguasai fikiranku saat itu (tingkah laku yang ini jangan di

Kejadian itu bukan akhir dari segalanya. Aku masih sering mengikuti pengajian rutin IPM Pegirikan tanpa sepengetahuan orang tuaku (yang ini juga jangan dicontoh). Sampai suatu malam saat aku berpamitan pergi, orangtuaku melarang. Kontan saja aku langsung mengambek dan mengurung diri di kamar. Di dalam kamar, aku berfikir, mengapa orangtuaku melarang? Padahal ini kegiatan yang bermanfaat. Apa bedanya ranting Bedug dan ranting Pegirikan? Satu persatu pertanyaan melintas silih berganti di fikiranku. Sampai aku sadar dan faham dengan kata-kata yang diucapkan oleh umi ku.

“Bergaulah terlebih dahulu dengan orang terdekat disekitar kamu, karena kelak saat kamu mengalami kesusahan, orang terdekatlah yang akan menolongmu pertama kali.”

Dari situ aku sadar dan akhirnya aku keluar dari kamar dan berangkat pengajian rutin IPM. Tapi tujuanku kali ini bukan ke Pegirikan, melainkan ke desaku tercinta, desa Bedug. Awalnya aku memang merasa sangat asing, maklum saja, walaupun aku mengenal mereka tapi aku tidak terlalu akrab dengan mereka. Ditambah lagi aku jarang berada di rumah. Aku banyak menghabiskan waktuku di sekolah, dari mulai SD, SMP dan sekarang SMK.

Hari-hari berganti. Aku mulai merasakan kenyamanan di IPM Bedug. Tak ada lagi rasa malu dan minder, yang ada kini adalah rasa senang dan rasa nyaman yang hinggap di hatiku, pengalaman demi pengalaman aku dapatkan dalam perjalananku di IPM Bedug. Pengajian daerah, seminar, Torseni, Mabit dan sebagainya. Satu persatu kesan muncul. Jujur saja, walaupun aku orang pamgkah asli ,tapi aku tidak terlalu faham desa-desa di Pangkah. Salah satu contoh desa Dukuhjati Kidul. Sewaktu menghadiri pengajian daerah di Dukuhjati Kidul, aku sempat nyasar dan kebingungan mencari jalan. Bertanya, itu cara satu- satunya yang aku bisa. Satu persatu orang aku tanyai, hingga orang ke 8, barulah aku menemukan desa Dukuhjati Kidul.

Perjalanan yang bila ku ingat sekarang sering membuat aku tertawa sendiri.

Selain itu aku juga pernah mengikuti pelatihan menulis dear diary yang diadakan oleh bidang PIP PD IPM Kabupaten Tegal tanggal 26 Februari 2012 di SMA Muhammadiyah Tarub. Aku banyak mendapatkan ilmu seputar dunia kepenulisan dan yang pasti teman-teman baru. Saat itu mas Taufik, menunjuk salah satu peserta untuk ditanyai tentang apa itu sodaqoh, dan peserta itu adalah aku. Bagi orang lain mungkin itu hal yang biasa, tapi bagiku itu pengalaman yang sangat luar biasa dan tak terlupakan (terima kasih untuk pertanyaannya waktu itu mas). Saat itu, aku juga sempat bertanya kepada mba Shinta selaku pembicara, tentang bagaimana suka duka berkutat dengan dunia kepenulisan. Maklum, aku sangat menggemari bidang ini, Jadi kesempatan bertanya tidak akan aku sia-siakan (terimakasih mba, atas jawabannya, atas ilmu yang ditularkan. Terimakasih juga buku dan motivasinya).

Jika satu persatu aku menjabarkan pengalamanku bersama IPM, takkan ada kertas yang mampu memuat panjang tulisan yang aku buat. Sampai saat ini, menjadi salah satu pimpinan IPM Bedug, adalah suatu kebanggaan dan ketakutan untukku. Kebanggaan karena aku telah dipercaya untuk mengemban amanat ini. Ketakutan karena aku sendiri takut jika aku tak bisa menjalankan amanat ini dengan baik, karena seberat-berat tugas adalah mengemban amanat. Di IPM aku belajar untuk bertanggung jawab dan amanah. IPM itu bukan organisasi kolot . Tapi IPM adalah tempat kita untuk berekspresi, berprestasi dan berkarya. Tak ada kata menyesal untuk aktif di IPM.

Tiga kata kunci yang selama ini aku pegang. NEVER SAY NEVER. Jangan pernah katakan tidak. Jangan pernah katakan tidak untuk berprestasi. Jangan pernah katakan tidak untuk berkarya. Jangan pernah katakan tidak untuk menjadi bisa. IPM Jaya!!.

Syaefatul Awaliyah PR IPM Bedug

Juara III Lomba Menulis Cerita “Aku dan IPM” PD IPM Kab. Tegal 2013

SENYUM IPM DI LLA

Oleh Ipmawati Fina Alfi Nur

IPM di desa ku baru di bentuk 2 tahun silam, awal pembentukan jumlah anggota ada 40 anak, itu hanya Ipmawati. “ Subhanallah ”, ungkapanku atas rasa takjub saat pertama kali aku bergabung dengan IPM, saat melihat pemuda bangsa generasi Muhammadiyah sangat banyak. Namun seiring berjalanya waktu, ungkapanku itu rasanya hanya omong kosong belaka. Entah dimana letak konsistensi mereka? Dari yang awalnya ada 40 anggota, hanya menjadi 10 anggota. Itu pun masih mending, terkadang hanya 7 atau 5 anak yang mengikuti kajian rutin. Alasan mereka terlalu bervariasi saat di tegur, salah satunya karena kajian rutin yang dilakukan pada malam sabtu, Tapi apa boleh buat, jika diubah menjadi malam minggu, sudah ada kajian Ipmawan.

Kajian rutin Ipmawati di desaku mengalami ke vakuman saat pertengahan tahun 2012. Seiring berjalanya waktu, kajian Ipmawan pun sama nasibnya dengan Ipmawati. Lalu, saat bulan November, terdengar kabar burung yang kicauanya sangat merdu. Kabar itu mengenai lomba Lintas Alam (LLA) yang akan diadakan di Balapulang pada akhir bulan Desember. Akhirnya antara Ipmawati dan Ipmawan pun bergabung melakukan perundingan dan menyetujui untuk ikut berpartisipasi dalam lomba lintas alam. Kami sepakat untuk mengirim 3 regu, 2 regu Ipmawan dan 1 regu Ipmawati.

Hari H pun tiba. Saat tinggal beberapa jam lagi berangkat menuju tempat lokasi perlombaan, ada 1 anggota reguku yang belum di ketahui kepastiannya. Aku mulai panik karena jika salah satu regu anggotanya kurang, maka tidak bisa mengikuti lomba. Tapi akhirnya, anggota tersebut bersedia untuk ikut.

Dalam perjalanan menuju balapulang dengan menggunakan mobil pick up , langit yang awalnya cerah berubah menjadi gelap, rintik air dari langit pun perlahan mulai berjatuhan dan mulai membasahiku dan kawan-kawan IPM. Tak hanya itu, kedinginan tak mau kalah menusuk-nusuk kulitku dan kawan kawan yang lainya. Kami berhenti sejenak untuk mencari perlindungan. Saat hujan mulai reda, kami melanjutkan perjalanan. Saat mobil kami berjalan melewati tanjakan, tiba tiba mobil itu terhenti dan perlahan mulai mundur kebelakang. Kami berteriak ketakutan, kemudian satu persatu kawanku turun dari mobil dengan cepat dan bergegas menahan mobil supaya mobil tidak mundur ke belakang. Mobil tetap mundur ke belakang, tetapi Alhamdulillah kami semua selamat. Mesin mobil di starter namun tak mau menyala, padahal sayup-sayup adzan maghrib mulai terdengar. Rintik air hujan mulai turun, hawa dingin menyelimuti kami. Rasanya ingin sekali berlindung di rumah warga yang ada di sekitar. Namun di sekitar yang terlihat hanyalah pohon-pohon rindang dan kabut malam. Kami tidak menyerah,,kami terus mencari bantuan seolah-olah tak peduli dengan rasa lelah. Akhirnya ada mobil yang kebetulan lewat dan bersedia membantu kami. Akhirnya kami menumpang sampai tempat tujuan.

Esok hari, perlombaan di mulai. Reguku mendapat urutan 16. Kami harus berjalan sejauh 25 Km. Awalnya aku ragu dan bertanya-tanya dalam hat iku “Bisakah aku berjalan sejauh 25 Km?” Namun alhamdulillah ternyata aku sanggup berjalan sejauh 25 Km. Meski tidak ada satu dari regu kami yang mendapat juara, tapi kami senang karena bagi kami menjadi juara bukanlah tujuan akhir.

Dari LLA akhirnya antara Ipmawan dan Ipmawati dapat berkomunikasi dengan baik dan sepakat untuk bergabung, Dari LLA akhirnya antara Ipmawan dan Ipmawati dapat berkomunikasi dengan baik dan sepakat untuk bergabung,

Fina Alfi Nur PR IPM Banjarwaru

KESAN YANG BURUK

Oleh Ipmawan Arif Magribi H.

Awal mengikuti IPM, hanya sekedar ikut-ikutan saat saya masih kelas 3 SMP. Waktu itu sedikit sekali anggota yang berasal dari SMP, kebanyakan sudah bujang . Setelah vakum kira-kira hampir 3 tahun lebih, baru sekitar awal tahun 2007 (saya kelas 1 SMA), diadakan lagi pengajian rutin dan dipilihlah Zia sebagai Ketua Ranting IPM Tembok Luwung. Setelah beberapa kali pengajian dan diselenggarakan Musyawarah Ranting, terpilihlah saya sebagai ketua Ranting Periode 2008- 2010.

Karena masih baru, dulu mau saja ikut acara yang diadakan di tingkat atasnya, Pimpinan Cabang. Waktu itu acara LGT ( Leader Generation Training ) kalau tidak salah. Saya belum pernah mengikuti kegiatan seperti itu sebelumnya. Saya ingat, setelah isya dan kegiatan sampai jam 10 malam, kami disuruh tidur, sholat Tahajud, dan kegiatan malam. Nah, pada saat kegiatan malam, kami berjalan menuju beberapa pos. Agak lupa waktu itu ada pos apa saja, namun kurang lebih ada 3 pos. Di sana kami diminta bercerita tentang pengalaman organisasi di sekolah, atau organisasi yang pernah di ikuti sebelum masuk ke IPM.

Pada salah satu pos, saya masih ingat penjaga posnya. Dia meminta saya sholat jenasah (kalau tidak salah). Karena Pada salah satu pos, saya masih ingat penjaga posnya. Dia meminta saya sholat jenasah (kalau tidak salah). Karena

Sesudah shubuh dan kajian pagi, sebenarnya ada kegiatan lagi, yaitu debat. Namun saya meminta izin pada ketua LGT untuk pulang lebih dulu. Saya memang berniat izin dari awal, karena memang waktu itu ada acara di SMP pagi harinya. Dita mbah lagi setelah ada insiden “push up”, rasanya sudah tidak bersemangat lagi mengikuti kegiatan selanjutnya. Kesan pertama yang buruk ketika itu.

Awal 2009, diselenggarakan MUSYCAB IPM Adiwerna. Karena semua ranting wajib mengutus peserta, dengan terpaksa saya mengikuti acara itu. Lagi-lagi, karena belum pernah mengikuti MUSYCAB sebelumnya, saya dijadikan kandidat ketua. Karena saya mengatakan bahwa saya masih mempunyai kegiatan diluar IPM, saya akhirnya hanya dijadikan Ketua Bidang ASBO, bukan Ketua Umum. Tapi dari sini, akhirnya saya bisa mengikuti perkembangan IPM di Cabang Adiwerna.

Awal kegiatan saya menjabat Bidang ASBO yaitu bersepeda keliling Kecamatan Adiwerna. Dari SMK Muhammadiyah Adiwerna, ke Desa Lawatan, ke Desa Pedeslohor, dan kembali ke tempat start . Acara kedua yaitu TORSENI (Temu Olahraga dan Seni) Cabang. Dari ranting Tembok Luwung menjadi juara lomba menggambar logo, Pidato Bahasa Tegal dan memasak sehingga mengantarkan ranting saya meraih Juara 2 Umum TORSENI Cabang. Itu adalah sebuah penghargaan bagi ranting, untuk memacu semangat kader ber-IPM.

Tapi sayangnya itu akhir kegiatan ranting kami. Setelah satu per satu anggota kami lulus sekolah, dan Tapi sayangnya itu akhir kegiatan ranting kami. Setelah satu per satu anggota kami lulus sekolah, dan

Menjelang bulan Ramadhan 2012, kami mulai lagi kegiatan pengajian rutin. Dengan wajah-wajah baru, karena kebanyakan anak-anak SD-SMP, hanya beberapa saja anak-anak SMA dan yang sudah lulus SMA. Sempat 1 kali pengajian di bulan Ramadhan diisi dengan Buka Puasa Bersama dan Tarawih bersama. Anggota saat itu cukup banyak, kurang lebih ada 50 anak. Setelah Ramadhan, kegiatan dilanjutkan dengan pengajian bergilir setiap 2 minggu sekali. Karena kebanyakan masih SD dan SMP, banyak yang belum berani tampil di depan umum, contohnya saat diminta menjadi pembawa acara. Masih banyak yang masih malu-malu. Tapi saya yakin, nantinya mereka bisa melanjutkan amanah ini. Insya Allah kami para pimpinan yang sudah habis masa periodenya masih siap mangayomi anggota- anggota baru. Selain pengajian rutin, kami (Ipmawan) juga sering bermain futsal setiap tanggal merah. Kegiatan ini diharapkan dapat memperakrab kekerabatan di luar pengajian yang barangkali terlalu monoton. Untuk Cabang sendiri, karena saya masih merasa dibutuhkan, saya diberi kepercayaan untuk menjadi salah satu anggota bidang setelah vakum 1 tahun karena pekerjaan. Ini saja dari saya, semoga bermanfaat.

IPM BERJAYA!!!

Arif Magribi H. PR IPM Tembok Luwung

TAK KENAL MAKA TAK SAYANG

Oleh Ipmawati Nurul Azmi Wahyuni

Aku seorang gadis kecil yang mulai tumbuh dewasa. Setahun lalu, aku telah menyelesaikan sekolahku di salah satu SMA ternama di Tegal. Sejak SMP, jarak rumah ke sekolah yang jauh selalu menjadi alasan kenapa aku tidak mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Ya akhirnya seperti ini, menyesal. Aku tidak punya tabungan untuk terjun ke dunia yang lebih luas, lebih “penuh resiko”. Aku selalu merasa tidak percaya diri saat berbicara di depan umum, saat berkomunikasi dengan dunia luar. Aku tidak punya wadah untuk mengasah kemampuanku. Remaja macam aku sangat membutuhkan komunitas yang positif agar tidak terjerumus pergaulan bebas yang marak di zaman sekarang. Bukan fans club yang diikuti kebanyakan remaja, tapi komunitas yang memberi ilmu, memberi banyak manfaat, yang mewadahi anggotanya agar menjadi manusia yang lebih berguna dan yang membuat remaja lebih mengenal Allah.

Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Aku pernah menanyakan ini kepada temanku, lantas dia menjawab “ Gak tau – tau banget sih , organisasi Islam ya? Pasti ngebetein banget tuh, dengerin ceramah, pengajian, denger ceramah lagi, pengajian terus haha. ” Jujur aku dulu pernah berfikir begitu, IPM membosankan, membuat jenuh, membuat BT , membuat Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). Aku pernah menanyakan ini kepada temanku, lantas dia menjawab “ Gak tau – tau banget sih , organisasi Islam ya? Pasti ngebetein banget tuh, dengerin ceramah, pengajian, denger ceramah lagi, pengajian terus haha. ” Jujur aku dulu pernah berfikir begitu, IPM membosankan, membuat jenuh, membuat BT , membuat

Salah satu kegiatan IPM yang sangat berkesan di hatiku adalah Kemah Bhakti IPM Kabupaten Tegal di Jatinegara sekitar 3 tahun lalu. Jika ada yang bertanya perasaanku mengikuti Kemah Bhakti IPM, pasti akan aku jawab “ seneng bingiiiiiiiiiit.” (Haha demam sinetron ). Karena memang pada dasarnya aku sangat mencintai aktifitas bermain –main dengan alam. Tapi maaf nih ya , aku tidak bisa menceritakan ini secara detail karena pasti akan menghabiskan ratusan halaman hehe . Di sinilah aku menemukan hal baru dalam IPM, pelajaran penting dan berharga yang tak bisa aku temukan di bangku sekolah. Dan aku mulai menghapuskan segala fikiran jelek, segala omongan – omongan jelek tentang IPM. Aku mulai bersahabat dengan IPM. Tapi saat masa –masa bahagiaku bersama IPM, aku harus vacum karena ada sesuatu hal. Sedih rasanya tanpa IPM, tanpa teman – teman IPM, tanpa keceriaan, tanpa kajiannya. Rasanya aku benar –benar merindu. Benar–benar merindukan IPM. Aku merasa jalanku labil. Seperti langit tanpa bulan. Seperti hujan tanpa awan mendung. Aku butuh IPM. Aku butuh air untuk jiwaku yang gersang. Aku butuh siraman rohani. Agar jalanku tak lagi limbung. Kemudian aku kembali. Aku berharap tak akan ada lagi vacum . Aku ingin terus bersama IPM, aku butuh pelurusan agar aku tak salah jalan. Selalu di jalan yang di ridhai Allah SWT.

Entah ini suatu kebetulan atau memang aku yang beruntung, baru menampakkan diri (lagi) di dunia IPM, langsung disuguhkan dengan akan diadakannya Lomba Lintas Alam (LLA) di Margasari. Ah, ini pasti akan menyenangkan, main –main dengan alam (lagi). Tunggu aku di sana ya! Dan hari yang ditunggu –tunggu pun tiba, meski dengan perjalanan yang sungguh tidak menyenangankan. Mobil datang terlambat, di tengah jalan kehujanan, eh ternyata om sopir tidak tahu menahu Entah ini suatu kebetulan atau memang aku yang beruntung, baru menampakkan diri (lagi) di dunia IPM, langsung disuguhkan dengan akan diadakannya Lomba Lintas Alam (LLA) di Margasari. Ah, ini pasti akan menyenangkan, main –main dengan alam (lagi). Tunggu aku di sana ya! Dan hari yang ditunggu –tunggu pun tiba, meski dengan perjalanan yang sungguh tidak menyenangankan. Mobil datang terlambat, di tengah jalan kehujanan, eh ternyata om sopir tidak tahu menahu

Dan satu lagi, ini kegiatan di IPM Ranting Ketileng tempat di mana aku mengkaji ilmu. Bersama teman –teman ranting, kami mengayuh sepeda menuju Obyek Wisata Waduk Cacaban. Ini tidak bisa dianggap remeh loh, menempuh perjalanan panjang yang memakan waktu ±1 jam 30 menit. Dengan banyak melewati jalan menanjak dan turunan yang curam menjadi tantangan baru, terutama buat aku yang menggunakan sepeda tanpa rem. Silahkan bayangkan sendiri, rasakan sendiri bagaimana takutnya aku, seperti apa raut wajahku. Bayangan –bayangan buruk banyak melintasi fikiranku, tapi Alhamdulillah aku selamat. Ketakutanku terbayar lunas karena aku merasa sangat puas bisa bersepeda sejauh ini tanpa rem tentunya. Dan terakhir aku katakan, aku tidak akan menceritakannya kata per kata, kalimat per kalimat. Yang jelas aku bahagia, pulang membawa banyak cerita. Ini semua juga tidak terlepas dari teman –teman yang turut membantu aku. Terima Kasih yaa. Hanya di IPM aku menemukan “pelajaran” ini. Rasanya ingin setiap tahun ada kegiatan semacam ini, berinteraksi dengan alam. Merasa lebih dekat dengan ciptaan Allah, semakin mengagumi kebesaran Allah SWT.

Mungkin, kalau aku tidak ada di IPM, aku tidak akan merasakan kebahagiaan ini. Tumbuh menjadi dewasa tanpa kenangan, tanpa cerita, tanpa pengalaman yang menyenangkan. Dan itu semua sangat tidak menyenangkan. Kelak apa yang Mungkin, kalau aku tidak ada di IPM, aku tidak akan merasakan kebahagiaan ini. Tumbuh menjadi dewasa tanpa kenangan, tanpa cerita, tanpa pengalaman yang menyenangkan. Dan itu semua sangat tidak menyenangkan. Kelak apa yang

Nurul Azmi Wahyuni PR IPM Ketileng

Dari Ranting Hingga Daerah

Oleh Ipmawati Ferawati

Perkenalanku dengan IRM Sebetulnya bingung ingin memulai tulisan ini dari

mana. Tak pandai merangkai kata dan sudah sekian lama tak pegang keyboard rasanya jadi canggung. Tapi aku ingin berbagi sepenggal kisah perjalananku dengan IRM.

Aku berasal dari ranting Kademangaran, Kecamatan Dukuh Turi. Tepat ketika aku mulai SMA, aku putuskan untuk bergabung dengan organisasi ini. Awalnya tak ada yang istimewa, IPM itu biasa saja. Mungkin ini karena rasa cinta itu belum tumbuh, tapi lambat laun aku begitu menyayanginya.

Ranting kami ini pernah mengalami krisis kader seperti halnya ranting lainnya. Terutama Ipmawatinya. Teringat ketika setiap pengajian hanya 5-6 ipmawati yang datang, rasanya sedih sekali, akankah seperti ini terus? Tapi dengan semangat kebersamaan kami mulai mencari kader baru, membagi undangan sana sini kepada remaja-remaja di desa kami. Hingga ranting kami mengalami masa- masa “kejayaan” (hihihi,,,, 70-an orang sudah menjadi kebanggaan bagi kami waktu itu), cara yang kami tempuh memang lucu, setiap berangkat IRM kami ampir-ampiran dulu, dengan begitu banyak remaja yang mau bergabung. Selain itu temen-temen ipmawan juga mengajak Ranting kami ini pernah mengalami krisis kader seperti halnya ranting lainnya. Terutama Ipmawatinya. Teringat ketika setiap pengajian hanya 5-6 ipmawati yang datang, rasanya sedih sekali, akankah seperti ini terus? Tapi dengan semangat kebersamaan kami mulai mencari kader baru, membagi undangan sana sini kepada remaja-remaja di desa kami. Hingga ranting kami mengalami masa- masa “kejayaan” (hihihi,,,, 70-an orang sudah menjadi kebanggaan bagi kami waktu itu), cara yang kami tempuh memang lucu, setiap berangkat IRM kami ampir-ampiran dulu, dengan begitu banyak remaja yang mau bergabung. Selain itu temen-temen ipmawan juga mengajak

Ketika masih di ranting, yang paling berkesan bagi ku adalah ketika mengikuti acara-acara di luar pengajian seperti Kemah Perkaderan, Semalam Bersama IPM (SBI), outbond , dan mengikuti acara-acara yang di adakan oleh kakak-kakak di daerah. Bagiku acara-acara seperti itu sangat penting agar kita tidak mengalami kejenuhan.

Dari kegiatan-kegiatan itu, materi Retorika memang sangat terasa manfaatnya menurutku. Aku adalah tipe orang yang tidak pandai mengemukakan pendapat di depan umum, dulu d SMA kelas 1 saja aku pernah gagap ketika harus melakukan drama. Itu semua karena rasa malu. Apalagi ketika mengikuti lomba pidato, saat itu semua yang mau aku sampaikan seakan hilang ditelan ombak, blank . Tapi syukur Alhamdulillah kini aku mulai bisa menguasai diri ketika harus berbicara di publik.

Antara IPM dan tuntutan berprestasi di sekolah Sempat berpikir jika aku gunakan waktuku hanya

untuk mengurus organisasi ini maka nilai-nilai ku di sekolah akan menurun. Tapi beruntung karena teman-teman di ranting selalu saling memotivasi, hampir semua teman-teman adalah siswa-siswa berprestasi di sekolah. Biasanya tugas rumah yang diberikan oleh guru sudah aku kerjakan ketika jam istirahat di sekolah, jadi ketika sampai rumah sudah tinggal baca-baca saja. Sering pula kalau malam aku dan Irmawati Lisa sengaja berkunjung sekedar ngobrol di rumah Irmawati Feti hanya sekedar untuk sharing saja. Justru dari sekedar ngobrol itulah sering muncul ide-ide briliant . Kadang ketika ide itu muncul, aku meminta Feti mengambil secarik kertas dan mulai ku corat- coret apa saja yang terlintas di pikaran saat itu. Bahkan sebuah proposal kegiatan bisa kami buat hanya dari sekedar obrolan biasa. Mulai dari acara apa yang akan dibuat, tujuan acara, apa saja acaranya, anggaran dana yang akan dibutuhkan hingga dari mana dana itu akan kami dapatkan untuk membiayai acara tersebut.

Pengajian IRM kala itu diadakan setiap hari jumát malam sabtu. Padahal besok paginya di sekolahku adalah pelajaran akuntansi dengan guru super killer . Tiap akan mulai pelajaran biasanya ada murid yang ditunjuk secara acak untuk menjawab soal yang diberikan, Kadang hitung-menghitung, tapi tak jarang juga ternyata soal hafalan. Senam jantung rasanya. Hal itu membuat aku harus menghafal tiap malamnya dan sekedar mengulang pelajaran yang telah diberikan sebelumnya. Tiap kali aku belajar malah keesokan harinya aku tak pernah ditunjuk sama sekali, justru ketika aku tidak belajar itulah tiba- tiba mendapat pertanyaan. Huft,,,

Selain aku, teman-teman yang lain juga banyak yang membawa buku pelajaran ketika di pengajian. Biasanya ketika jam istirahat banyak yang mulai mengerjakan PR yang mereka tidak bisa untuk dibantu oleh yang lain, jadi walaupun berangkat pengajian tapi PR tetap terselesaikan, dari yang tadinya tidak bisa jadi bisa mengerjakan. Dan alhasil prestasi di sekolah pun memuaskan disertai IPM kami yang semakin maju.

Berjilbab? Haruskah??? Dulu ketika masih duduk di bangku SMP, aku memang

belum berjilbab, tapi ketika aku mulai masuk di bangku SMA, aku putuskan untuk berjilbab. Eits , tapi hanya tiap sekolah ya. Kalau di rumah atau pergi-pergi masih sama kaya dulu. Hehehe .... Kesadaran untuk berjilbab itu belum aku miliki sepenuhnya, sekedar ikut-ikutan teman-teman SMP-ku yang masuk ke SMA 3 Tegal hampir semua memutuskan untuk berjilbab.

Setelah bergabung di IRM memang sering ada teman- teman yang datang ke rumah, karena saat itu aku di amanahi untuk menjadi bendahara menggantikan Irmawan Tomi yang melanjutkan study di Jogjakarta. Mau tak mau kalau ada urusan keuangan, mereka harus datang kerumahku. Awalnya aku cuek saja pakai pakaian seperti biasa, kaos pendek dan rok abu-abu SMA, tanpa jilbab. Lama-lama aku malu, apalagi kalau mereka (Syifa, Lisa, Satriyo, Tomi) datang rame-rame . Irmawati Lisa pasti datang dengan berjilbab dan itu membuatku malu dan iri.

Tapi mau bagaimana lagi, aku sendiri tidak punya baju-baju muslimah, jumlah jilbabku juga tak banyak. Putih dan coklat saja, ya, jilbab SMA. Lagian, ribet rasanya jika harus berjilbab tiap hari, apalagi aku kan sering membantu emak menggoreng gorengan untuk jualannya.

Awalnya aku sudah putus asa untuk berjilbab, tapi ketika aku menceritakan hal ini pada guru ngaji di SMA, beliau memberi saran padaku. Seperti sarannya, aku kumpulkan uang saku untuk mencicil membeli jilbab langsung pakai (tanpa peniti) agar aku lebih simple dalam berjilbab walau saat memasak sekalipun. Lisa juga mendukungku, tak jarang dia meminjamkan aku baju muslimnya ketika aku membutuhkan.

Kesadaran memakai jilbab mulai ditularkan pada Irmawati lainnya. Lambat laun mereka yang belum berjilbab akhirnya mau berjilbab juga ketika keluar rumah.

Memutuskan bergabung dengan Cabang Dukuhturi Hasil dari Musyawarah Cabang memutuskan aku

masuk dalam salah satu anggota dewan formatur. Mau tak mau, itu membuatku harus ikut bergabung dengan PC IRM Dukuhturi. Mendapat amanah Kabid Irmawati saat itu. Ah, rasanya banyak waktu yang aku sia-siakan, aku masih terlalu disibukkan dengan ranting, hingga lupa akan tanggung jawab di cabang.

Masalah yang dialami PC IRM Dukuhturi bukanlah sedikit. Ketua terpilih yaitu Ipmawan Muh. Syifa, harus merantau ke luar kota sehingga membuat jabatan Ketua kosong hingga vakum beberapa saat. Akhirnya posisi itu di isi oleh Irmawan Iwan Saputra hingga akhir periode.

Sempat mengadakan Diksusti (Pendidikan Khusus IRMawati) dan ternyata di luar dugaan, teman-teman Irmawati sangat antusias. Ketika itu bertempat di SD Muhammadiyah Karanganyar, dari sana kami merekrut anggota-anggota Irmawati baru yang nantinya akan menjadi penerus kami di Pimpinan Cabang.

Dari IRM aku bisa bisa melanjutkan kuliah Ketika pengumuman kelulusan SMA diterima ada 2 hal

yang kita rasakan, senang karena bisa lulus dan cemas karena memikirkan mau kemana setelah lulus? Itu yang aku rasakan. Ingin melanjutkan kuliah adalah cita-citaku, tapi tidaklah mudah walaupun ketika itu sempat lulus seleksi UM UNSOED Purwokerto, tapi itu sebatas impian saja. Masalah ekonomi melatarbelakangi hingga aku putuskan untuk tidak melanjutkan kuliah dulu.

Sore itu aku diajak oleh Irmawati Lisa Mailova untuk berangkat taklim IRM Kota Tegal. Walaupun ragu, tapi aku iyakan. Di sana aku mengenal teman-teman baru, ada IRMawan Abdul Wahab (Ketua PD IPM Kota Tegal) dan IRMawan Jaswadi yang menjadi tamu (PD IRM Klaten). Dari Irmawan Wahab aku diberitahu tentang adanya beasiswa di Politeknik Harapan Bersama Tegal. Waktu itu aku tidak tertarik, karena hanya ada jurusan teknik komputer saja yg masuk dalam program beasiswa dapodik. Irmawan Jaswadi juga mendukung aku untuk mencobanya, dilandasi dia mengenal salah satu dosen komputer di situ (sedang melakukan kerja sama dengan dosen Poltek). Kebetulan Irmawan Jaswadi ini sedang melanjutkan studi S1 jurusan ilmu komputer juga di Jogjakarta.

Singkat cerita, aku mendaftar bersama teman yang lain, ada Irmawan Tauhid, Irmawan Edi dan Irmawam Hafid. Seleksi tahap pertama membuat Irmawan Hafid terhenti karena gagal. Seleksi tahap dua dan tiga akhirnya diputuskan 100 mahasiswa terpilih, dan Alhamdulillah aku masuk di dalamnya, walaupun akhirnya Irmawan Edi dan Irmawan Tauhid belum ikut berhasil. Ternyata memang betul kalau silaturrahmi itu memperpanjang umur dan menambah rejeki. Ya. Kuliah masih menjadi rejeki ku lewat IRM inilah, alhamdulillah .

Kemah Bhakti Harjowinangun Kemah Bhakti di Harjowinangun menjadi moment

yang membuat aku merasa semakin nyaman berada di IRM.

Semakin dekat dengan teman-teman ranting. Banyak kegiatan yang menarik, salah satunya adalah lomba-lomba. Ditunjuk oleh ketua ranting kala itu, Ipmawan Usamah Satriyo, untuk mengikuti lomba artikel. Awalnya aku kira hanya menulis sebuah artikel saja, ternyata kita di minta juri untuk mempresentasikan isi artikel tersebut. Benar-benar tidak siap. “Pacaran dimata anggota IRM” menjadi judul artikelku, di lengkapi hasil kuesioner yang memang sengaja dibagi ke teman- teman IRM. Tak menyangka ternyata mendapat juara 1 dan ikut menyumbang

akhirnya IRM ranting Kademangaran berhasil menjadi juara.

point

hingga

Beberapa hal lucu dan menjengkelkan pun terjadi. Kami sudah hafal betul watak teman-teman Irmawan ranting Kademangaran. Apalagi dalam hal makan, pasti ada saja yang harus kecewa karena kehabisan jatah makan. Kadang tengah malam diantara mereka ada yang mengambil stok mi instan untuk dimasak karena kelaparan. Maklum, jatah makan memang sengaja dibagi, satu anak mendapat satu potong tempe, sepiring nasi dan secentong sayur. Ini memang menu yang cukup sederhana dibanding ranting lainnya. Kami hanya membawa bekal dua dus mi instan, sekarung beras (satu anak dibebani satu cangkir beras), keripik tempe, beberapa butir telur, dan selonjor tempe sumbangan dari mas Rasul. Jadi, bagi yang terbiasa makan banyak, pasti kelaparan di malam hari, hehehe .... tapi itulah yang membuat kami sering merindukan masa-masa itu, lucu hingga sulit dilupakan.

Musyawarah Daerah Musyawarah Daerah adalah hajat besar bagi PD IRM

Kab. Tegal. Dari pembacaan Laporan Pertanggung Jawaban hingga prosesi pemilihan dewan formatur untuk periode selanjutnya. Saat itu cabang Margasari menjadi tuan rumah dalam musyda. Irmawan Faizin menjadi Ketum setelah sebelumnya diketuai oleh Irmawan Mubarok. Kebetulan karena bertempat di Margasari hingga banyak juga personil PD IPM terpilih yang berasal dari Margasari juga.

Sepulang dari acara tersebut, aku dan Irmawati Lisa ikut dengan rombongan teman-teman PD IRM yang lama. Ada Irmawati Waeroh, Hanum, Apriasih, Irmawan Mubarok, Nazar, Syukur dan yang lainnya. Walau baru mengenal, tapi mereka semua menganggap kami seperti bagian dari mereka, seperti halnya adik-adik mereka sendiri. Betah rasanya ngobrol sepanjang perjalanan pulang. Saat itu aku membatin ingin menjadi seperti mereka, menjadi bagian dari PD IRM.

Setelah bergabung dengan PD IRM, aku baru tahu seperti apa suka dukanya, rasanya semakin lama semakin berat. Bagaimana tidak, aku dari Dukuhturi harus ke Slawi hampir tiap hari ahad. Tentu berat di waktu, tenaga juga materi. Maklum, saat itu aku belum bekerja. Masih magang di salah satu SMP Muhammadiyah Kota Tegal dari pagi hingga siang, lalu dilanjut kuliah. Aku pernah mengeluhkan capek, dari rumah aku dan Lisa harus jalan kaki ke jalan raya sekitar 15-25 menit baru setelah itu dilanjutkan naik angkot ke slawi. Pulang-pulang kerumah sudah malam. Astaghfirullah , ternyata perjuanganku belumlah apa-apa dibanding yang lain. Irmawan Faizin bahkan pernah sampai sepeda yang ia pakai jadi patah karena harus ia kayuh dari Slawi ke Margasari (20 Km). Teman-teman Jatinegara juga harus menempuh jarak yang tak dekat, angkot malam hari yang susah didapat, ditambah medan yang terjal dan naik turun.

Pernah suatu ketika, aku harus menghadap dosen karena tidak mengumpulkan tugas kelompok. Sebetulnya kelompokku sudah mengumpulkan tugas makalah itu, tapi aku hanya urun nama, bukan berarti malas untuk mengerjakannya, tapi karena aku lebih memilih untuk mengikuti penggalangan dana yang diadakan oleh PD IPM (saat itu sudah berubah nama dari IRM ke IPM) untuk bencana di Padang. Pak dosen tidak terima hingga beliau memanggilku ke ruangannya untuk diinterogasi ini itu. Kalau saja teman-teman kelompokku tidak memberi tahu mendadak mungkin aku masih bisa ikut mengerjakan tugas tersebut. Malu rasanya di marahin sendirian (padahal ada satu lagi yang hanya urun nama juga), sampai- sampai pak dosen bilang kalau aku tidak akan pernah dapat nilai

A darinya. Sebagai rasa tanggung jawab atas tugas yang A darinya. Sebagai rasa tanggung jawab atas tugas yang

Pendidikan Khusus IPMawati (DIKSUSTI) Bidang IPMawati berusaha membangkitkan semangat

teman-teman Ipmawati untuk membentuk kajian rutin khusus Ipmawati dari cabang ke cabang. Sebagai wadah untuk saling bersilaturrahmi antar cabang, alhamdulillah acara terlaksana dengan lancar. Dengan jumlah peserta yang lumayan banyak dan materi yang dikemas semenarik mungkin. Tema yang di sampaikan tiap pertemuan selalu berbeda, hingga tidak membuat bosan teman-teman.

Menindaklanjuti kajian rutin, bidang IPMawati berencana mengadakan DIKSUSTI. Kendalanya cukup banyak, masalah dana menjadi faktor utama. Tapi kami tak mau putus asa, kami yakin setelah kesulitan pasti ada kemudahan. Alhamdulillah, teman-teman Ipmawan mau membantu. Ipmawan Taufik menyumbangkan uang buletin Al-Qalam untuk menambah uang konsumsi dan Ipmawan Mustofa membantu mebuatkan stiker. Selain itu, Ipmawati Lisa dan Aeda yang membantu dalam pembagian list aghniyah.

Acara yang kami rancang dalam waktu yang singkat berjalan dengan lancar. Mulai dari praktek memasak kue ku dan kue lumpur, lomba kreatifitas dan busana muslimah, bedah buku agar bidadari cemburu padaku , dan materi-materi menarik lainnya ternyata cukup mengesankan bagi peserta. Begitu luar biasanya semangat teman-teman PD IPM hingga acara yang awalnya hampir tak mungkin terlaksana akhirnya bisa juga terealisasikan.

Ini hanyalah sebuah kutipan perjalananku di IPM. Rasanya masih banyak tanggung jawab yang terlalaikan waktu Ini hanyalah sebuah kutipan perjalananku di IPM. Rasanya masih banyak tanggung jawab yang terlalaikan waktu

Nuun WalQalami Wamaa Yasthuruun. Ketapang, 12 Juli 2013

Ferawati PR IPM Kademangaran

PELAJARAN DARI LLA

Oleh Ipmawati Putri Yuliani

Saya mengenal IPM sejak kelas 7 SMP, dan mulai aktif sejak kelas 8 SMP. Perjalanan di IPM diawali dari ajakan kakak kelas untuk mengikuti pengajian IPM di ranting Dermasandi. Mulanya saya tidak mau, karna merasa malu. Pengajian IPM di Dermasandi diadakan setiap 1 minggu sekali, tepatnya setiap malam jum’at. Awalnya saya benar-benar tidak tahu apa itu IPM? Ternyata mengikuti IPM itu menyenangkan. Teman dan ilmu baru, banyak kami dapatkan di sini.

Kegiatan IPM ternyata tidak hanya pengajian. Salah satu kegiatan yang pernah saya ikuti adalah LLA. LLA singkatan dari Lomba Lintas Alam, suatu kegiatan yang diadakan oleh Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah Kab.Tegal, pada tanggal 15-16 Desember 2012 dengan rute perjalanan Harjawinangun-Margasari. Yah, memang sangat jauh dan pasti cukup menguras tenaga. Tetapi dengan semangat, saya tetap optimis untuk mengikuti LLA.

Perjalanan dimulai dari rumah pukul 17.00 menggunakan truk. Kami dari ranting Dermasandi berangkat bersama ranting Bedug dan ranting Pegirikan. Dalam perjalanan sungguh menyenangkan, karena tingkah laku teman-teman IPM yang lucu, terutama dari ranting Bedug yang terkenal lucu-lucu, gokil dan heboh. Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan lebat Perjalanan dimulai dari rumah pukul 17.00 menggunakan truk. Kami dari ranting Dermasandi berangkat bersama ranting Bedug dan ranting Pegirikan. Dalam perjalanan sungguh menyenangkan, karena tingkah laku teman-teman IPM yang lucu, terutama dari ranting Bedug yang terkenal lucu-lucu, gokil dan heboh. Di tengah perjalanan, tiba-tiba hujan lebat

Sekitar pukul 21.00 semua peserta dikumpulkan untuk pengarahan besok, dan sekaligus upacara pembukaan. Upacara pembukaan dibuka oleh bapak I’in Amrullah. Saya sungguh kaget, karena sebelum dibuka, bapak Iin Amrullah marah-marah kepada kami (seluruh peserta LLA dan panitia) karena kurang disiplin dan seenaknya sendiri, padahal kami berada di pondok pesantren.

Keesokan harinya, pukul 04.30, saya dan teman-teman menuju masjid untuk mandi dan sholat subuh. Sekitar pukul

08.00, saya dan regu saya mulai start dari pondok. Sebelum jalan, kami harus menyanyikan yel-yel terlebih dahulu. Rintangan demi rintangan kami lewati. Walaupun harus naik turun bukit, menyebrangi sungai, tapi justru itu sangat menyenangkan, karna inilah petualangan sejati.

Entah kenapa di tengah hutan, saya hanya berdua bersama teman saya yang bernama Sofa tertinggal jauh di belakang regu saya. Padahal disitu kami peserta paling belakang. Tiba-tiba Sofa jatuh pingsan, mungkin karena sudah kelelahan ditambah udara yang sangat panas. Saya tidak tahu harus bagaimana karna disitu saya peserta terakhir. Ternyata Allah masih sayang kepada kami karena ada teman-teman ranting Bedug yang menolong kami sampai finish. Alhamdulillah, ternyata anak ranting Bedug bukan hanya humoris, tetapi juga suka menolong. Bahkan ketika saya kelelahan membawa tas, salah satu anak dari ranting Bedug rela membawakan. Saya sungguh terkesan dengan mereka. Di tengah perjalanan saya sempat bertanya “ Apa kalian gak takut kalo kalah ?” Salah satu dari mereka menjawab “Kalah atau menang itu biasa. Lagian kamu dan teman kamu sedang

kelelahan, jadi lebih penting untuk kita tolong”. Ah , LLA ini kelelahan, jadi lebih penting untuk kita tolong”. Ah , LLA ini

Setelah sampai finish dan tidak lupa mengucapkan terimakasih kepada anak-anak ranting Bedug, kami beristirahat. Ketika diumumkan juara-juara LLA, ternyata regu kami tidak mendapat juara. Tak apalah, pelajaran yang telah saya dapat dari LLA, jauh lebih berharga dari sekedar memperoleh juara.

Putri Yuliani PR IPM Dermasandi

Allah akan Meninggikan Derajat

Ipmawan Satriyo Miharso

IRM (Ikatan Remaja Muhammadiyah) adalah nama yang masih tersimpan hangat dalam keningku, pada saat itu tahun 2003 dimana saya masih duduk dibangku kelas 1 SMP Muhammadiyah Adiwerna, Maaf yah , kelas 1 tapi baru dengar IRM, ya maklum, karena dulunya saya dari kalangan anak-anak Bolang yang Nakal,, hee . Tetapi Syukur Alhamdulillah

bisa sampai kenal IRM ya karena saya disekolahkan orangtua di SMP Muhammadiyah apa lagi keluarga orangtua dari latar belakang Warga Muhammadiyah, sudah tentu pasti dengar IRM..ditambah lagi om-om dan kaka saya juga aktif di IRM juga yaitu di Ranting Tembok Kidul Kec. Adiwerna dimana tempat saya tinggal.

Menurut para sejarawan, IRM Ranting Tembok kidul adalah Ranting yang Paling ditakuti dioleh ranting-ranting se- Cabang. Adiwerna, bahkan Daerah Kab. Tegal, tahu kenapa? karena dulu setiap mengadakan kegiatan tingkat Cabang atau tingkat Daerah, Ranting Tembok kidul selalu memperoleh peringkat prestasi tertinggi bahkan seringnya mendapatkan Piala Bergilir, Subhanallah . Bangganya memamerkan karya terbaiknya. Biasanya ketika kegiatan yang diadakan Cabang Adiwerna yaitu TORSENI, yang pesertanya dari Ranting Tembok Kidul, Tembok Lor, Tembok Banjaran, Tembok Luwung, Ujungrusi, Pesarean, Pegirikan (saat itu Pegirikan ikut Cabang Adiwerna) ditambahlagi dari perwakilan SMP Muhammadiyah dan SMK Muhammadiyah Adiwerna. Untuk Menurut para sejarawan, IRM Ranting Tembok kidul adalah Ranting yang Paling ditakuti dioleh ranting-ranting se- Cabang. Adiwerna, bahkan Daerah Kab. Tegal, tahu kenapa? karena dulu setiap mengadakan kegiatan tingkat Cabang atau tingkat Daerah, Ranting Tembok kidul selalu memperoleh peringkat prestasi tertinggi bahkan seringnya mendapatkan Piala Bergilir, Subhanallah . Bangganya memamerkan karya terbaiknya. Biasanya ketika kegiatan yang diadakan Cabang Adiwerna yaitu TORSENI, yang pesertanya dari Ranting Tembok Kidul, Tembok Lor, Tembok Banjaran, Tembok Luwung, Ujungrusi, Pesarean, Pegirikan (saat itu Pegirikan ikut Cabang Adiwerna) ditambahlagi dari perwakilan SMP Muhammadiyah dan SMK Muhammadiyah Adiwerna. Untuk

Kelas 3 SMP saya mulai aktif walaupun hanya berangkat pengajian saja bersama kakak dan paman saya, 2 minggu satu kali itulah agenda pengajian rutin yang dilaksanakan IRM Ranting Tembok kidul yaitu hari Minggu Jam 09.00 sampai 12.00. Waktu terus berjalan, suatu ketika Pikiran Negatif mengendap dipikiranku, ” Males ah,, dari pada pengajian mending dirumah Istirahat, Santai, Ngemil sambil nonton acara TV Dragon Ball ” Astaghfirullah ,, Pikiran Negatif itu akhirnya berangsur hilang. Tau Kenapa? Karena setiap dalam shalat baik shalat fardhu atau shalat dukha, saya selalu memohon “ Allahhuma arinal haqo haqo warzuknajtibaah,

waarinal batila batila warzuknaj tinaba,,amin. Subhanallah ,, saya ucapkan terimakasih kepada kakak-kakak IRM Tembok kidul yang sabar dalam membina generasi penerus guna lancarnya estafet dakwah remaja saat itu.

Detik, menit, jam, hari, minggu, bulan terus berjalan,,periodepun

terus berganti, 1,2,3,4,5,6,7,8,9,,, Berjalanya Dakwah ternyata tidak lepas dari Sunatullah yaitu ada kalanya menang dan juga ada kalanya mengalami kekalahan, disinilah periode kekalahan, kekalahan tersebut yaitu dengan kurang aktifnya anggota dan pengurus, sedikit sekali yang mau mengikuti pengajian rutin yang diadakan setiap 2 minggu sekali, periode kekalahan ini berjalan hingga 1 tahun lamanya, pada saat itu katanya ketua yang kurang berbaur dengan anggotanya, agak kurang cocok mungkin, atau kurang berkenan memimpin, atau bisa jadi keras/otoriter, diktator atau memang sudah sunatullah.

Di periode inilah masa gentingnya IRM Tembok kidul, maju mundurnya, antara ada dan tiada, masa inilah masa dimana Di periode inilah masa gentingnya IRM Tembok kidul, maju mundurnya, antara ada dan tiada, masa inilah masa dimana

estafet dakwah, Astaghfirullahal’adzim..

untuk

meneruskan

Singkat waktu, Musyran ke-5 akhirnya dilaksanakan yaitu terpilihnya Almarhum Zulfa Alif Sahar sebagai ketua Umum dan Saya sebagai sekretaris umum, masa genting masih menyelimuti Ranting Tembok kidul, maju dan mundurnya ada di kepemimpinan Almarhum Zulfa Alif Sahar, berbagai pengupayaan guna mendapatkan anggota untuk aktif di pengajian sudah dicoba, bahkan suatu ketika pernah sampai mengalami pengajian yang hanya dihadiri oleh 6 ipmawati dan 2 ipmawan ditambah ustad pada saat itu pengajian bertempat di rumah ketua.

Waktu terus berjalan, pengupayaan terus dilakukan guna mendapatkan kuantitas yang pernah dicapai periode sebeluimnya hingga 100 anggota. Suatu ketika Almarhum Zulfa Alif Sahar mengumpulkan pengurus guna membahas tentang dirinya yang akan sekolah di luar kota, dan akhirnya ketua sementara diberikan kepada saya dan sekretarisnya M. Wahyudi.

Sekilas cerita perjuangan M. Wahyudi sampai sekarang,

subhanallah , terimakasih yah Yu, walaupun dulu sebelum dia jadi sekretaris sangat susah sekali diajak untuk aktif di IRM (seperti saya dulu,, heeee) tapi dengan ijin-Nya, melalui pendekatan yang menjiwai, akhirnya dia mau bersama-sama menyatukan misi bertekad untuk memerikan karya terbaiknya di Ikatan Remaja Muhammadiyah.

Satriyo Miharso, M. Wahyudi, Mutmainah inilah 3 Remaja yang setiap harinya, setiap minggunya terus meeting terus grudag-grudug , merumuskan Program dan Silaturahmi ke anggota-anggota yang dulunya pernah aktif supaya aktif kembali, upaya kerjasama dengan Muhammadiyah dan

Aisyiayah pun dicapai dengan memberikan woro-woro di setiap pengajian Sabtunan dan Jum’atan, satu-persatu, dengan sholat dan sabar akhirnya anggota semakin banyak. Dengan tidak lepas dari kualitas kader IRM. 1 tahun masa kepemimpinan hasil Resuffle akhirnya selesai, dan diadakanya Musyawarah Ranting ke-6 pada tahun 2007, dan hasil musyawarah, kembali saya memdapatkan amanah ini, dan saya yakin bahwa Allah tidak akan

membebani diluar kesanggupan hamba -Nya . Bismillahirahmanirrahim akhirnya saya pun dilantik kembali menjadi ketua umum, sekretaris umum M. Wahyudi dan Bendahara Mutmainah, dan kami memimpin di ranting tembok kidul selama 2 tahun periode 2007-2009.

Waktu terus berjalan .............. berbagai kegiatan atau agenda telah terlalui ...........................................

WISDA – WISDU – MABIT – SBQ – RIHLAH – BUKBER – PANZAKAT – SITAS – TURBA – DLL

Waktu terus berjalan, dakwahpun tidak berhenti, terus berkarya. Perlu diketahui bahwa dakwah itu seperti naik mobil di bulan Ramadhan, tanpa AC, panas, lewat jalan Pantura banyak lubang, jalan sedang diperbaiki, macet ( Perlu Kesabaran)

Tahun 2008 saya diberi amanah untuk berkarya di IRM cabang Adiwerna sebagai ketua Bidang SDI. Tentu hal tersebut bukanlah kemauanku, akan tetapi itu adalah amanah yang turun, dan harus dipercaya, dan saya meyakini bahwa amanah tersebut dari Allah SWT melalui wadah pergerakan Ikatan Ramaja Muhammadiyah. Sebenarnya kalau dibuka lembaran amanah didiri saya sungguh sangat banyak, tetapi karena ini atas Qudrah dan Iradah Allah SWT maka tetap shalat dan shabar itu kunci suksesnya umat, dan tentu semua pemberian-Nya tidaklah keluar dari batas kesanggupan. Setiap shalat doa supaya diberi jalan yang Haq terus disampaikan kepada-Nya, dan orang-orang mukmin, jika menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu, inilah ayat legendaris yang sampai sekarang saya jadikan motivasi hidup.

Tahun 2008 adalah tahun pembuktian Allah SWT terhadap saya, dimana tahun tersebut saya mendapat pekerjaan di SMP Muhammadiyah Adiwerna sampai 2010 dan ditahun itu juga saya mendapat pekerjaan sebagai pengajar komputer di Global Lingua sampai sekarang. Sungguh nikmat tuhan-Mu yang manakah yang kamu dustakan.

Tahun 2009 tepatnya 4 Sya’ban 1430 H saya diberi amanah untuk yang kesekian kalinya, dan amanah ini cukup mengagetkan Batin, jiwa dan Raga saya. Kenapa? Karena selain amanah yang diberikan PD IPM Kab. Tegal, pada saat itu juga saya juga masih menjabat sebagai Ketua SDI di PC IPM Adiwerna dan Ketua Umum di Ranting Tembok Kidul. Sungguh tahun bulan minggu hari yang bersejarah bagi saya pribadi. Sungguh Allah SWT Punya sekenario yang Terbaik. Sungguh amanah yang ini sangat tinggi sekali bagi saya untuk menjalankan, karena dengan Tema “ Gerakan Pelajar Aktif dan Dinamis untuk Kab. Tegal yang berkemajuan” menjadi PR untuk sukses tujuan.

Saya dan jajaran penguruspun akhirnya dilantik, memadukan misi dalam bergerak sungguh tidaklah mudah, apalagi Pengurus IPM Kab. Tegal berasal dari berbagai Cabang dan Ranting, dimana secara insan untuk menggapai tujuan yang sama perlu waktu dan adaptasi yang tidak mudah. Dan saya meyakini ayat legendaris, ayat andalan, bahwa kita mampu dan bisa, karena setiap langkah itu semua atas sekenario, tinggal bagaimana kita dalam menjalankan, tentu dengan sholat dan sabar.

Kekuatan yang paling besar yaitu kekuatan kekeluargaan dalam pengurus. Itulah Harapan yang ingin dicapai sampai saat ini. Kekelurgaaan yang saling mengenal, memahami, menasehati dan saling tolong menolong dalam rangka menyelamatkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai islam.

Alhamdulillah bahwa pertolongan Allah SWT terus menerus, Subhanallah..

Dan sampai

sekarang

Satriyo Miharso

PR IPM Tembok Kidul

IPM, Cinta dan Kenanganku

Oleh Ipmawan Muhammad Alfi Husni

Muhammad Alfi Husni, Husni sebutan akrabku. Pemalu, pendiam, gak gaul , penakut itulah aku. Aku sangat bersyukur hidup di tengah orang-orang luar biasa yang mengubah peradabanku, Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM). IPM telah membawa banyak perubahan bagiku, lika-liku arus permasalahan membuat tubuhku berdiri tegak kokoh tidak roboh tertiup angin.

“ Ya Allah, Tuhan Rabbiku. Muhammad, junjunganku. Al Islam, Agamaku. Muhammadiyah, g erakanku..”

Lantunan Mars Muhammadiyah pertama kali ku dengar di SD Muhammadiyah Pesarean, SD kebanggaanku dan masyarakat sekitarku. Membuat bulu kudukku merinding, mengoyak

hati mengokohkan jiwa untuk terus bermuhammadiyah.

Sekilas Ranting “Bersatu berpadu menjalin ukhuwah . Di dalam Ikatan

Remaja Muhammadiyah. Terampil Berilmu berakhlak mulia. Pelopor dan pelangsung, penyempurna amanah...”

Pertama kali kudengar lagu itu adalah saat pertama kali menghadiri pengajian rutin IRM Pesarean (saat itu masih IRM), awal masa SMA (2004). Awalnya memang aku enggan untuk Pertama kali kudengar lagu itu adalah saat pertama kali menghadiri pengajian rutin IRM Pesarean (saat itu masih IRM), awal masa SMA (2004). Awalnya memang aku enggan untuk

19 Juni 2005, menjadi tonggak sejarah awal kepemimpinanku di PR IRM Pesarean. Saat itu aku tak tahu kalau acara Musyawarah Ranting adalah acara pemilihan pimpinan-pimpinan baru. Entah kenapa, aku didaulat sebagai kepala bidang PIP (Pengkajian Ilmu Pengetahuan). Ah, mungkin mereka memandangku layak di PIP karena aku bersekolah di SMA N 1 Tegal (SMA unggulan di Kotaku).

Aku bingung, harus mulai dari mana dan apa yang harus aku lakukan sebagai pimpinan baru. Aku kurang begitu mengerti apa itu IRM. Irmawan Burhan (senior IRM) dalam sambutannya meminta para pimpinan baru agar sering bertanya kepada kakak-kakak senior sesuai bidangnya. Itulah yang menjadi gambaran langkah awalku sebagai pemimpin, aku harus bertanya kepada mas Abil sebagai kabid PIP periode sebelumnya (2003-2005). Satu periode dalam masa rantingku adalah 2 tahun. Padahal jika menyesuaikan AD/ART IRM, untuk tingkat ranting seharusnya 1 tahun. Namun kami memilih

2 tahun, karena dalam jangka waktu 1 tahun dirasa belum banyak yang bisa diperbuat untuk memajukan ranting.

Pengajian sekaligus pelantikan dilangsungkan di rumah Ketua Umum baru, Irmawan Aan (Ibnu Awwaliansyah). Ikrar sudah kami suarakan, janji didepan para anggota untuk menjalankan ajaran agama Islam dan setia memperjuangkan IRM. Hal itu menjadi Perenung bagiku untuk berbuat yang terbaik untuk IRM,

Masa remaja adalah masa yang paling indah, Masa remajaku dikelilingi oleh orang-orang hebat yang mampu menaklukan dunia bersama IPM. Masaku di ranting benar-benar mengagumkan. Aan, Ikbal, Imam, Adi, Kabul, Ismi, Burhan, Yani, Novi, Nana, Pipit, Irma dan Heni adalah orang-orang Masa remaja adalah masa yang paling indah, Masa remajaku dikelilingi oleh orang-orang hebat yang mampu menaklukan dunia bersama IPM. Masaku di ranting benar-benar mengagumkan. Aan, Ikbal, Imam, Adi, Kabul, Ismi, Burhan, Yani, Novi, Nana, Pipit, Irma dan Heni adalah orang-orang

Kendala yang sering kami hadapi adalah susahnya cari tempat pengajian atau istilahnya “ketiban” . Pengajian rutin dibagi tugas antara bidang PIP dan bidang Irmawati. Walaupun itu tugasku untuk mencari tempat ketiban , namun kami bekerja bersama. Door to door

ke rumah anggota untuk menanyakan kepada orangtuanya tentang kesanggupan sebagai tempat ketiban . Alasan ketidaksanggupan yang paling sering dilontarkan adalah karena alasan uang. Kalau seperti itu, kami tidak bisa memaksa. Jika akhirnya kami gagal mendapat tempat, SD Muhammadiyah lah sebagai alternatif dengan pacetan (kudapan) seadanya.

Tahun 2006, PD IRM di bawah kepemimpinan Irmawan Barok mengadakan Kemah Perkaderan. Ini adalah acara tingkat daerah yang pertama kali aku ikuti. Memang aku suka dengan kegiatan yang berbau alam. Dalam benakku, aku akan menemui hutan, harimau, ular, hewan-hewan yang menakutkan lainnya di bumi perkemahan nanti (SMP Muhammadiyah Jatinegara). Kami berangkat berboncengan, kakak-kakak dari PR PM (Mas Zayin dan kawan-kawan) rela mengantarkan sampai tempat acara. Kedatangan kami telat, tak dapat tempat, tenda pun didirikan apa adanya di dekat pohon salak.

IRM Pesarean membawa slogan “ Pesarean laka-laka ”. Dari dulu IRM Pesarean terkenal dengan anak-anaknya yang susah diatur. Dalam batin ku berontak. Aku tak terima akan hal itu. Ingin sekali ku tunjukkan pada mereka bahwa IRM Pesarean patut di acungi jempol. Tapi ternyata kami terbawa arus IRM Pesarean membawa slogan “ Pesarean laka-laka ”. Dari dulu IRM Pesarean terkenal dengan anak-anaknya yang susah diatur. Dalam batin ku berontak. Aku tak terima akan hal itu. Ingin sekali ku tunjukkan pada mereka bahwa IRM Pesarean patut di acungi jempol. Tapi ternyata kami terbawa arus

Acara Kemah Perkaderan sungguh asyik, salah satunya adalah jelajah malam untuk melatih mental. Awalnya agak ragu, namun aku bisa menjalaninya dengan baik. Aku bersyukur bisa ikut acara tersebut. Mental ciutku mulai memudar, mengenal banyak teman, dan mendapatkan ilmu yang tidak pernah didapatkan di sekolah.

IRM dikenal dengan Tiga Tertib. Tertib Ibadah, Tertib Belajar, Tertib berorganisasi. Dalam ibadah, kebiasaanku berubah drastis. Semenjak di IRM, aku terbiasa sholat berjamaah di Masjid. Biasanya selepas sholat isya, kami bercanda tawa di teras masjid bahkan dilanjut di rumah Ikbal yang rumahnya paling dekat dengan masjid. Dalam organisasi, kegiatan seperti MABICA (Malam Bina Calon Anggota), LDK (Latihan Dasar Kepemipinan), Mabit, SBI (Semalam Bersama IPM), Motivation Training , Wisda ke Guci, Cacaban, Widuri, Danawari, Cempaka Wulung, Amazon, Cibodas serta Bakti Sosial dengan membersihkan masjid dan membagi sembako kepada fakir miskin di lingkungan sekitar adalah kegiatan IRM yang sungguh luar biasa sekaligus menyibukkan. Namun kesibukanku di IRM, tak mengurangi belajarku. Alhamdulillah aku tetap mendapat nilai yang memuaskan. IRM mendewasakanku dalam berpikir, bertindak, bertingkah, mengambil keputusan, memanajemen waktu, bersosial kepada masyarakat, bertanggungjawab serta meningkatkan ibadahku.

Awal Dilirik Masuk Daerah Pada suatu hari, Irmawan Nazar dan Syukur datang ke

rumah Mba Veti untuk melayangkan undangan rapat pleno diperluas. Aku, Irmawan Aan, Irmawati Pipit dan Nana hadir rumah Mba Veti untuk melayangkan undangan rapat pleno diperluas. Aku, Irmawan Aan, Irmawati Pipit dan Nana hadir

Rapat pimpinan , Ta’aruf pimpinan dan komunikasiku masih terbatas. Polos hanya mampu mendengarkan. Dalam bersilaturahmi, antar jemput sudah biasa, aku belum punya alat cangih untuk terbang melintasi cabang-cabang dan ranting- ranting. Hanya sepeda ontel tua yang bisa ku kayuh untuk menempuh amanah ini. Berbonceng dengan Irmawan Aan menikmati, mengarungi dunia organisasi yang belum aku jamah sebelumnya. Ilmu bertambah, sikapku berubah, dewasaku lebih cepat dari percepatan umurku.

Pernah acara daerah menampilkan kreatifitas ranting Pesarean yaitu Dragal (Drama Tegal) dengan di kordinatori oleh Irmawati Ismi dan Irmawan Ikbal. Dragal sering ditampilkan saat acara-acara di ranting misalnya perpisahan SD, perayaan Agustusan dan sebagainya. Walaupun aktif di daerah, kami tetap eksis di ranting. Ya begitulah, kemampuan kami belum sepadan dengan Irmawan nazar, Syukur, Barok atau Irmawati We dan Asih senior di PD IRM. Istilahnya kami masih cepluk bawang (pelengkap). Namun begitu, beberapa kali kami diberikan kesempatan untuk mengisi kegiatan di ranting sekolah dan desa. Amanah itu membuatku berusaha maksimal untuk meningkatkan kemampuan, komunikasi, kesabaran, keikhlasan, serta manajemen waktu.

Lomba Lintas Alam (LLA) PD IRM 2007 denga rute Margasari –Harjawinangun pada tanggal 20-21 Januari 2007 menjadi latihan totalitas gerak dan langkahku. Gemblengan yang cukup berat ketika aku dijadikan Ketua panitia LLA. Tantangan yang cukup berat untukku. Banyak hal yang ku dapat selama jadi panitia LLA, persaudaraan yang semakin erat diantara panitia. Irmawan barok, Nazar, Syukur, mereka telah banyak membimbing, mengarahkan, dan memberi masukan kepadaku. Rapat, survei rute, mencari dana, menyebar undangan, publikasi, memberikan sambutan pembukaan dan penutupan (aku sangat grogi sekali, perlu latihan berkali-kali untuk sambutan di depan ratusan anggota IRM dan juga peserta dari kalangan umum) Alhamdulillah semua itu terlewati dengan kesan yang indah.

Kekeluargaan kami semakin tumbuh ketika kami sering menginap bersama di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) walaupun sekedar main pingpong, mengobrol, bakar- bakaran ayam. Selang jeda waktu yang tidak lama dari Musyran PR IRM Pesarean, diadakanlah Musyda PD IRM di Margasari. Nahkoda PD IRM beralih dari Irmawan barok menuju Irmawan Faizin dari Margasari. Aku masuk lagi dalam PD IRM.

. Ketika kelas 3 SMA, kesibukanku di IRM tidak membuat nilaiku hancur. Justru aku ingin menunjukkan bahwa dengan ber-IRM aku bisa berprestasi. Aku sangat yakin Allah akan mempermudah urusanku, memudahkan langkahku seperti janji Allah dalam Al qur’an surat Muhammad ayat 7 yang artinya “ wahai orang -orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) allah, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu”. Itulah peti kan ayat penyemangat dalam berdakwah. “allah akan memberi petujuk kepada mereka dan dan memperbaiki keaadan mereka. Dan memasukkan mereka ke dalam surga yang yang telah diperkenalkannya kepada mereka” (qs. Muhammad : 5 -6). Nilai ujianku alhamdulillah memuaskan.

Waktu terus berjalan, aku dihadapkan pada pilihan yang memberatkanku. Bertambahnya usia bertambah pula kesibukan dan tanggungjawab. Tidak ada separoh periode Waktu terus berjalan, aku dihadapkan pada pilihan yang memberatkanku. Bertambahnya usia bertambah pula kesibukan dan tanggungjawab. Tidak ada separoh periode

Amanah di Cabang Lepas semua tuntutan, kembali ke bumi pertiwi. Bali

Ndeso Mbangun Ndeso . IPM Cabang Adiwerna (IRM kembali menjadi IPM) dipimpin oleh Ipmawan Wahyudi. Sosok pemimpin yang fenomenal, pandai mengatur strategi dan pengkaderan. Banyak hal yang aku dapatkan di Cabang Adiwerna (Amanahku sebagai Kabid PIP). Acara demi acara terlaksana, diantaranya mengkuti Musywil PW IPM Jateng di Cilacap serta Seminar Remaja bertajuk “Ajari Aku Cinta” dengan pembicara Bp. Budiman, Lc (di Panti Asuhan Putri Zaenab Masykur) tepat tanggal 14 Februari di saat remaja lain merayakan valentine.

Ketika Musycab IPM Adiwerna ke-7 dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Adiwerna pada tanggal 1 Agustus 2010, aku termasuk calon ketua terkuat. Namun waktu yang belum tepat untukku mengemban Amanah Ketua PC IPM Adiwerna. Tito El Maghribi sosok yang baru muncul di IPM dengan semangat barunya menyetir roda kepemimpinan Cabang Adiwerna 2010-2012.

Berbagai agenda pendakian disusun. Pendakian awal Gunung Slamet jalur OW GUCI gagal mencapai puncak. Salah jalur, tersesat di hutan, untungnya kami bisa kembali. Rasa penasaran kami memuncak, kembali dilanjut ujicoba kedua Berbagai agenda pendakian disusun. Pendakian awal Gunung Slamet jalur OW GUCI gagal mencapai puncak. Salah jalur, tersesat di hutan, untungnya kami bisa kembali. Rasa penasaran kami memuncak, kembali dilanjut ujicoba kedua

G. Slamet. Alhamdulillah aku dan teman-teman IPM berhasil mencapai puncaknya. Aku, Ipmawan Idos, Jamal, Didi, Tito, Rizki, Agus, Asep, Huri, Idos mleke, Tio sangat bersyukur akan nikmat yang telah Alah berikan kepada kami. Diberikan kekuatan ketahanan fisik, kesabaran sehingga bisa melewati rintangan-rintangan jalur pendakian.

Jalur liku pendakian, rintik hujan menemani perjalanan IPM Adiwerna menuju puncak. Jenuh, gerimis membuat kami stress. Lereng, lembah, jurang terjal menghadang. Sunyi senyap, tretep yang setia menyapa dan bulan yang indah temani tidurku. Subhanalah, sujud syukurku di puncak. Manusia benar-benar sangat kecil, hamparan awan terlihat jelas di depan mata, dunia yang sangat luas terbentang terbatas pandangan mata. Rasa lelah terbayarkan kepuasan batin mengagumi ciptaan Allah yang begitu megahnya. Bendera IPM berkibar di Puncak Gunung Slamet 3428 meter dpl pada tanggal 19 September 2010.

Pendakian selanjutnya G. Lawu 3265 meter dpl, G. Merbabu dan G. Merapi IPM kembali dikibarkan oleh panji- panji persyarikatan. Dengan penuh rasa bangga bisa membawa bendera IPM ke puncaknya.

Kembalinya di Daerah Sungguh kronologi perjuangan yang tak pas. Ranting

langsung ke Daerah baru ke Cabang. Perjalanan IPM-ku tak berhenti sampai di Cabang. Ketika Musyda PD IPM 2009 di Panti Asuhan Putri ZM Adiwerna, terpilihlah Ipmawan Satriyo sebagai Ketua Umum dan Ipmawan Dani Agus sebagai Sekretaris Umum. Dalam perjalanan waktu, Ipmawan Dani harus memilih untuk meninggalkan IPM, sehingga masuklah aku menggantikannya sebagai Sekretaris Umum periode 2009- 2011. Saat periode ini, aku bersama Ipmawan Satriyo dan Ahmad dapat mengikuti Muktamar IPM ke 17 pada tanggal 3-7 Juli 2010 di Bantul, Yogyakarta. Perhelatan terbesar IPM, berkumpulnya pelajar-pelajar hebat, berilmu, berakhlak mulia, langsung ke Daerah baru ke Cabang. Perjalanan IPM-ku tak berhenti sampai di Cabang. Ketika Musyda PD IPM 2009 di Panti Asuhan Putri ZM Adiwerna, terpilihlah Ipmawan Satriyo sebagai Ketua Umum dan Ipmawan Dani Agus sebagai Sekretaris Umum. Dalam perjalanan waktu, Ipmawan Dani harus memilih untuk meninggalkan IPM, sehingga masuklah aku menggantikannya sebagai Sekretaris Umum periode 2009- 2011. Saat periode ini, aku bersama Ipmawan Satriyo dan Ahmad dapat mengikuti Muktamar IPM ke 17 pada tanggal 3-7 Juli 2010 di Bantul, Yogyakarta. Perhelatan terbesar IPM, berkumpulnya pelajar-pelajar hebat, berilmu, berakhlak mulia,

Musyda IPM Kab. Tegal 2011 ke VIII di Pondok Pesantren Ahmad Dahlan, Balapulang pada tanggal 18-19 Juni menjadi hari bersejarah bagi hidupku. Aku mendapatkan ujian yang sangat berat. Aku harus mengemban amanah sebagai Ketua Umum PD IPM Kabupaten Tegal periode 2011-2013. Ipmawan Zainudin Amrullah sebagai Sekretaris Umum tidak dapat mendampingi sampai periode berakhir karena dia harus menikah (digantikan oleh Ipmawan Hadi). Namun aku sangat bersyukur, karena perjuanganku ditemani oleh pejuang –pejuang tangguh yang tak kenal lelah, tak kenal menyerah untuk terus berjuang menegakan panji Islam, berdakwah di kalangan remaja dan pelajar, menyerukan amar ma’ruf nahi munkar. Ipmawan Noval yang terus memberi seberkas semangat lewat sms- smsnya, teringat dengan salah satu smsnya

“ Kadang kita bertanya, Buat apa bersusah payah memfikirkan AMANAH? Bukankah lebih enak duduk dan tidak terjun ke dunia dakwah? tidak ada agenda, tidak ada rapat, tidak ada tuntutan dan tanggungjawab. Namun hatilah berbicara, ada rasa iri ketika yang lain menuliskan tinta di kanvas Peradaban, sedangkan kita hanya termenung dengan lamunan yang melalaikan. Mari bermuhasabah”

Dan beruntung aku dihadirkan sahabat setia seperjuangan, Ipmawan Tofik yang mempunyai banyak talenta dalam berbagai bidang (dia terpilih sebagai mahasiswa teladan UNNES). Kontribusinya sangat besar dalam perjuangan ini. Aku ingin berbagi salah satu sms darinya

“ Dalam setiap fase, selalu ada pekerja dakwah yang kelelahan. Jika mereka lelah karena mengusung kebenaran, niscaya ALLAH akan menguatkannya kembali. Tetapi jika mereka lelah karena tergoda dunia maka akan banyak pekerja lain yang menggantikannya. Ketahuilah bahwa dakwah tak pernah kehabisan pekerja, ikut atau tidaknya kita, kereta dakwah a kan terus berjalan menuju surga” .

Masih banyak pejuang-pejuang lain yang gigih dalam mengarungi samudra amanah ini, Ipmawan/wati Aeda, Lisa, Lita, Suci, Mia, Dian, Tika, Santoso, Hamdi, Hadi, Wahyu, Jamal, Didi, Hera dan sebagainya. Suka duka perjuangan, kami lewati bersama. Kami memang tidak dapat menghentikan hujan tapi hujan tidak akan pernah menghentikan semangat kami untuk berjuang. Kami bekerja bukan untuk memenuhi obsesi pribadi, melainkan karena ibadah. Ikhlas menjalani seluruh amanah karena proyek Allah akan di biayai oleh Allah. Semoga apa yang kami perjuangkan selama ini mendapatkan ridho dan pahala dari Allah SWT. Aku selalu berdoa, semoga kelak kami akan akan di pertemukan kembali dalam syurga Allah SWT. Amiin ya Robbal alamin.

“ Ketika kehendak kita tak sejalan dengan kehandak- Nya, biarkan kehendak-Nya yang berjalan atas hidup kita karena kehendak-Nya adalah kebaikan untuk kita.

Ketika keinginan kita tidak sesuai dengan ingin-Nya, biarkan ingin-Nya menjadi skenario terbaik bagi hidup kita karena dia yang Maha Tahu segala hal tentang diri kita

Biarkan tangis kita yang mengobati kekecewaan kita bukan kekecewaan kepada Rabb tetapi pada diri kita sendiri karena tak mampu berdiri di atas ingin-Nya ”

“ Janganlah mengharapkan apa yang akan kita terima tetapi lakukanlah dahulu apa yang bisa kita berikan ”. Berjuang di IPM tidaklah mudah, tidak semua orang bisa melakukannya, hanya orang-orang terpilihlah yang mampu dan mau untuk berjuang. Kita adalah manusia pilihan, manusia terbaik diantara manusia yang lain. Sebaik-baik manusia adalah manusia yang bermanfaat bagi manusia lainnya”. IPM adalah wadah bagi kita untuk berdakwah, mengajak sesama muslim untuk amar ma’ruf nahi munkar, sungguh tugas yang sangat mulia di sisi ALLAH SWT.

Terlalu indah untuk dikenang, terlalu banyak untuk dikisahkan, kenangan-kenangan manisku bersama IPM menjadi bukti batin akan rasa cintaku yang sudah tumbuh mekar bersama Terlalu indah untuk dikenang, terlalu banyak untuk dikisahkan, kenangan-kenangan manisku bersama IPM menjadi bukti batin akan rasa cintaku yang sudah tumbuh mekar bersama

Sejauh mana kau mampu mendefinisikan dirimu, sejauh itu pula pencapaian hidupmu, tak masalah jika kau bukan pemeran utama, selama kau berperan dengan baik, selalu ada tepuk tangan untukmu karena Allah tidak menilai dengan cara membandingakanmu dengan yang lain tapi Dia menjadikan dirimu sendiri sebagai orang yang mampu berbuat baik. Teruslah berbuat yang terbaik untuk IPM. Pasti engkau akan merasakan manisnya, nikmatnya ber IPM.

Demikianlah sedikit kisah perjuangan hidupku bersama IPM, semoga bermanfaat bagi kader –kader IPM Kab. Tegal. Kisahku ini semoga bisa menjadi inspirasi untuk kader-kader muda penerus, ketika aku purna di IPM nanti.

Muhammad Alfi Husni PR IPM Pesarean

TENTANG PARA PENULIS

M. Taufik Hidayat

TTL: Tegal, 2 Agustus 1989 HP: 085741124375 Pesan: “ To me, IPM always the best” Riwayat IPM: Ketum PR IRM Ketileng 2005-2007 Kabid PIP PC IPM Kemantran 2008-2011 Kabid ASBO PD IPM Kab. Tegal 2009-2011

PIP PW IPM Jawa Tengah 2013-2015

Indah Kharisah

Alamat: Desa Wangandawa RT.15 RW.4 TTL: Tegal, 14 Januari 1991 Riwayat IPM: Kabid Ipmawati IPM Wangandawa

Kesan/Pesan : IPM I Love U Pull

Hp: 085742410088 FB: Indah Maemunah Kharisah

Ismi Nur Amaliyah

Alamat : Jalan Lembah Manah Rt. 05 Rw. 02 Pesarean Adiwerna (Samping SD Muhammadiyah Pesarean) TTL : Tegal, 28 Juni 1987 Kesan/Pesan : Hidup-hidupilah Muhammadiyah Riwayat di IPM : Sekretaris Bidang Ipmawati IPM Pesarean (2005-2007), Sekretaris Bidang Ipmawati PC IPM Adiwerna (2008-2010) No HP : 085642990266

email FB : [email protected]

Agung Subekti

Alamat: Wabgandawa-Talang-Tegal

TTL : Tegal, 11-12-1993

Riwayat IPM : Sekbid Asbo IPM Mts M

Pekajangan (2007-2008)

Kabid PIP IPM Wangandawa (2009-2011) Kabid PIP SMA M Tegal (2010-2011) Sekbid Asbo PC IPM Talang (2011-2013) Ketum PR IPM Wangandawa(2012) Kesan/Pesan: Keep calm and always fighting on my IPM Hp: 085741114996

Nurfahmi Fadlillah

Alamat : Jalan Candi Ongkek 51 Desa Debong Wetan Kec. Dukuhturi Kab. Tegal TTL : Tegal, 12 Februari 1995 Riwayat di IPM : Ketua Bidang KDI PR IPM Debong Wetan periode 2007-2009, Ketum PR IPM Debong Wetan 2009-2011, Ketua Bidang KDI PR IPM Debong Wetan 2011-sekarang No HP : 083837160009

email FB : [email protected] Twitter : @Jomiie

Syaefatul Awaliyah

Alamat : ds.Bedug rt 4/1 kec.pangkah kab.tegal

TTL : Tegal, 6 juni 1997

Kesan/Pesan : IPM separuh jiwaku... Di IPM aqu bisa menjadi pribadi yg lebih baik... Pesanku "jangan pernah katakan tidak untk BERPRESTASI,BERKARYA dan BISA!! Riwayat ipm : sekbid keipmawatian PRIPM Bedug (resavel 2012-2013 ) No.HP :085717334915 Email FB : [email protected]

Fina Alfi Nur

Alamat: Ds.Karangjati RT.02 RW.03 Kec. Tarub- Tegal TTL : Tegal, 15 Februari 1997 Riwayat IPM : Sekbid KDI Kesan/Pesan : Istiqomah adalah modal utama dalam berorganisasi HP : 085786148054

FB : fina alfi sirohito

Arif Magribi H.

Alamat : Tembok Luwung Adiwerna Tegal TTL : Tegal, 12 Oktober 1992 Kesan/Pesan : berharap kegiatn IPM tidak monoton, dan selalau ada ide2 baru Riwayat di IPM : Ketum PR IPM Tembok Luwung (2009 - sekarang), Kabid ASBO PC IPM Adiwerna (2009-2011)

No HP : 085842265820

Nurul Azmi Wahyuni

Alamat : Ds. Ketileng Rt. 04/I Kec. Kramat Kab. Tegal TTL : Tegal, 27 Mei 1995 Kesan/Pesan : Membuka mata hati demi sebuah cita cita. Bersama IPM melangkah dg pasti, Pena & Tinta berbicara . Riwayat IPM: Kabid Ipmawati PC IPM Kramat II (2013-2015)

No. Hp : 085642636649

Ferawati

Kademangaran RT.06/01 Dukuhturi Kab. Tegal

TTL : Tegal, 05 Oktober 1989

Jabatan : Kabid Ipmawati PD Ipmawati 2009-2011 Kesan dan Pesan : Teruslah berdakwah lewat IPM

kita. SEMANGAT ...

Fb : [email protected]

Putri Yuliani

Alamat: Ds. Dermasandi rt 07/02 TTL: Tegal, 6 Juli 1997 Jabatan di Ipm: Bendahara 2 PR IPM Dermasandi Kesan & Pesan: Jadikan ipm untuk lebih maju dan berjaya. No hp: 08986509819

Satriyo Miharso

Alamat : Jl. Manyar RT. 18/03 Tembok Kidul Kec. Adiwerna Kab. Tegal TTL: Tegal 30 April 1987 HP: 085725888043 Web: www.sabilirabbik.blogspot.com Fb: satriyo mumtaza IRM/IPM JAYA 2004

: Mulai Aktif di IRM 2006-2007

: Sekretaris Umus IRM Ranting Tembok Kidul 2007-2009

: Ketua Umum IRM Ranting Tembok Kidul 2008-2010

: Ketua KDI IPM Cabang Adiwerna 2009-2009

: Sekretaris Umum IPM Kab. Tegal 2009-2011

: Ketua Umum IPM Kab. Tegal

2012-sekarang`

: Bid Dakwah PM Cab. Adiwerna

Muhammad Alfi Husni

Alamat: Jalan lembah manah RT 03/II

Pesarean, Adiwerna TTL: Tegal, 8 April 1990 Riwayat IPM: Kabid PIP PR IPM Pesarean (2005-2007) Kabid PIP PC IPM Adiwerna (2008-2010)

Sekum PD IPM Kab.Tegal (2009-2011) Ketum PD IPM Kab. Tegal (2011-2013) Kesan / Pesan: Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama Email FB : [email protected] No HP: 081542248115 - 081902079057