Ahmad Sonhadji Hukum dan Perundang-Undangan

54 menengah adalah kebijakan hukum terbuka open legal policy , tidak dengan sendirinya berarti tidak dapat diuji dengan UUD 1945. Kebijakan hukum terbuka dapat dinyatakan bertentangan dengan UUD 1945 pada saat bersifat diskriminatif Putusan MK Nomor 5PUU-V2007 terkait calon perseorangan dalam pemilihan kepala daerah, melanggar hak konstitusional warga negara, serta dengan pertimbangan kemanfaatan kebijakan hukum Putusan MK Nomor 66PUU- XI2013 terkait penentuan Ibu Kota Kabupaten Maybrat;

3. Ahmad Sonhadji

Ahli memfokuskan pada lima aspek kajian, yaitu pertama dilihat dari hukum perundang-undangan, kedua dilihat dari sistem organisasi pendidikan, ketiga dilihat dari manajemen, keempat ditinjau dari kesinambungan pembelajaran, dan kelima dipandang dari kendala dalam implementasinya;

1. Hukum dan Perundang-Undangan

Berbicara mengenai penyelenggaraan pendidikan harus bicara mengenai hukum karena masalah tersebut menyangkut tujuan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu, penyelenggaraan pendidikan harus didukung oleh hukum dan dilindungi oleh hukum, serta memperoleh kepastian hukum sehingga bicara mengenai penyelenggaraan pendidikan tidak terlepas dari bicara mengenai hukum; Kebijakan alih kelola pendidikan menengah dan dari pemerintah kabupatenkota ke pemerintah provinsi tidak sesuai dengan rumusan Pasal 18A ayat 1 Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan ” hubungan wewenang antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupatenkota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota diatur dengan undang-undang dengan memerhatikan kekhususan dan keragaman daerah”. Alih kelola ini sama sekali tidak memerhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Suatu kenyataan daerah-daerah kabupatenkota di Indonesia sangat beragam. Perbedaan- perbedaan itu berkisar pada letak geografis, topografi, demografi, sosiokultural, dan potensi ekonomi. Contoh Kabupaten Gresik bagian pesisir utara, datar, dan kawasan industri, berbeda dengan Kabupaten Trenggalek, pesisir selatan, pegununan, dan agraris. Contoh lain, Kabupaten Banyuwangi, pantai selatan dan timur, budaya yang heterogen, serta pertanian yang kuat berbeda dengan Kabupaten Untuk mendapatkan salinan resmi, hubungi Kepaniteraan dan Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia Jl. Merdeka Barat No.6, Jakarta 10110, Telp. 021 23529000, Fax 021 3520177, Email: sekretariatmahkamahkonstitusi.go.id 55 Bojonegoro, yaitu daerah kehutanan dan pertambangan. Contoh yang ekstrem misalnya Kota Batu, daerah pariwisata, pertanian nonpesisir, dan multietnis sangat berbeda dengan Kabupaten Sumenep, pesisir, kepulauan, masyarakat nelayan, dan dominan etnis Madura; Begitu pula Kota Blitar, ukurannya sedang, situasi tenang, masyarakat relatif homogen, tempat wisata sejarah, dan tempat transit perjalanan antarkota, juga sangat berbeda dengan Kota Surabaya, metropolitan, kawasan industri, pusat perdagangan ibukota provinsi, masyarakatnya heterogen, serta memiliki pelabuhan laut yang besar; Penyelenggaraan pendidikan memerlukan kepastian hukum karena Indonesia adalah negara hukum. Setelah mencermati Pasal 1 ayat 3 Undang- Undang Dasar 1945 ternyata alih kelola pendidikan menegah dari pemerintah daerah kabupatenkota ke pemerintah daerah provinsi tidak menjamin kepastian hukum. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional saling kontradiktif dengan Undang-Undang Pemda, yakni dalam Pasal 50 ayat 5 UU Sisdiknas disebutkan pemerintah kabupatenkota mengelola pendidikan dasar dan pendidikan menengah, serta satuan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal, namun Undang-Undang Pemda pendidikan menengah tersebut menjadi kewenangan dari Pemerintah Provinsi;

2. Sistem organisasi pendidikan