Efektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) pada Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) di Kabupaten Bogor

EFEKTIVITAS KOMUNIKASI PERENCANAAN PARTISIPATIF
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (P3MD)
PADA LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA (LKMD)
D1 KABUPATEN BOGOR

Oleh :

AGZJSMANJAR

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTAMAN BOGOR
2002

ABSTRAK

AGUS MANJAR, "Eiektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif
Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD) pada Letnbaga Ketahanan Masyarakat
Desa (IXMD) di Kabupaten Bogor",
Komisi Pembimbing SJAFRI
MANGKUPRAWIRA, A D A VITAYALA. S. MUBEIS,
dan SUTISNA

RIYANTO.
Penelitian ini bertujum untuk mengetahui: (1) kondisi dan aktivitas
potensial pengurus LKMD untuk menjadi komunikator P3MD yang efektif, (2)
efektivitas pelatihan P3MD yang dilakukan oleh Kantor PMD Kabupaten Bogor
terhadap pa~gunlsLKMD, dm (3) falrtor-f5ktor yang berhubungan deirgan
efektivitas komunikasi P3MD.
Penelitian ini merupakan survey yang bersifat deskriptif dan analisis
korelasional. Sampel diambil. secara acak berstrata dari pengurus LKMD yang
belurn m e n m t i pelatihan P3MD dan pengums LKMD yang sudah mengkuti
pelatihan P3MD dari tiga tipologi wilayah pengembangan (pertanian, industri dan
pariwisata, masing-masing diambil dari dua komuaitas masyarht (perkotaan dm
perdesaan). Data dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis korelasional
menggunakan uji Khai Kuadrat ( x 2).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa: (1) secara umum kondisi
karakterist& pengurus LKMD culcup potensial untuk dapat mengkomunikasikan
P3MD secara efektif, sedangkan aktifitas potensial perilaku kamunikasinya
cenderuttg mash rendah, (2) pelatihrn P3MD y a q dilaksanakm ole11 Kantar
PMD Kabupaten Bogor terhadap pengunrs LKMD cukup efektif menambah
pengetahuan dan memotivasi untuk dapat melakukan tindakan mengenai P3MD
seeam lebih bnik, dm (3) faktor kdteristik individu yang bahubungnn secnra

nyata dengin efehvitas komumkasi P3MD, antara lain: jenis kelamin dengan
tindakan, pendidkan formal dengan tindakan, pekerjaan dengan pengetahuan dan
sikap, pendapatan keluarga dengm pengetahuan, dan pengalaman mmgikuti
kursus/penataraa/pelatihan dengan pengetahuan dm sikap, falaox perilaku
komunikasi yang berhubungan secara nyata dengan efektivitas komunikasi
P3MD, antara lain: akses terhadap jaringan komulukasi dengan seluruh aspek
(pengetahuan, sikap dan tindakan), tingkat kekasmopolitan dan keterdedahan
terhadap media massa hmya dengm pengetahurn, faktor wilayah berhubtlngnn
secara nyata Ctengan efebvitas kom1.1nikasi P3MD dalam aspek pengetahuan dan
tindakan, faktor masyarakat befhubungan secara nyata dengan efektivitas
komunlkasi P3MD dalam aspek sikap.

EFEKTIVITAS KOMUNIKAST PERENCANAAN PARTISIPATTF
PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA (P3MD)
PADA LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA (LKMD)
DI KABUPATEN BOGOR

Oleh :

AGUS MANJAR


Tesis
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh gelar
Magister Sain (Msi) Pada Program Studi
Komunikasi Pembangunan Pertanian drmn Pedesaan
Program Pascasarjana
Institut Pertanian Bogor

PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2002

Judd Tesis

: Efektivitas Komumkasi Perencanam Partisipatif Peinbangunan Masyarakat

Desa (P3MD) pada Lembaga Ketal~a~anMasyarakat Desa (LKMD) di
Kabupaten Bogor
Nama


: A g ~ Manjar
s

Nomor Pokok

: 9847708

Program Studi

: Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan (KMP)

Dr. h. Siafii Maagkrrprawira
Ketua

L

Dr. Ir. Aida Vitayala S. Hubeis
Anggota

2. Ketua Program Studi Koinmikasi

Pembangunan Pertanian dan
Pedesaai~

CLQ-4.

Dr. Ir. Puda ~itwGaS. Hubeis

Tanggal Lulus

: 5 April 2002

0 MS
Lr. Sutis~iaR~yanto,
Anggota

Pmdis chlahirkan pa& tanggal Z Apstus 1965 di Garut. M e n W dengan
Rosmawaty pada tahun 1993 dan d i k a i a i satu orang anak Any Muhammad
Nugraha.
Pendidikan ditanpuh di Gamt sejak SD hingga SMA. Lulr~s SMA
Cikajang Gamt tahun 1986. Melanjutkan ke Akademi Pemerintahan Dalam

Negeri Bandung Jurusan Ilmu Pernerintahm pada tahun 1986 dm lulus tahun
1989. Kemudian melanjutkan ke Sekolali Tinggi Illnu Sosial dan Ilmu Polirik

(STISIP) Yaperti Jun~smAdministrasi Negara pada tah~in1990 dan lulus tahun
1992.
Sejak 9 Januari 1999 pendis bekerja pada Pernerintah &&paten

Bogor

dengan jabatan terakhir sebagai Kepala Seksi Pemerintahan Kecarnatan Cileungsi
Kabupaten Bogor.
Penulis tematilt sebagai mahasiswa Program Pascasajana Instinit

Patmian Bogor tahun ajiuan 1998/1999 pada P r o m Studi Komunikasi
Pembwngunan Pertmian dan Pedesaan.

PRAKATA

Segala puji d m syukwc penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahu
Wataala, karena berkat rahmat dan k d a - N y a penuiis telab dapat

mnerampungkan tesis ini, ymg menjadi salah satu symt ddam menyelesatkan
studi pada Prograin Pwasarjana Institut Pertmian Bogor.
Studi mengenai Efektivitas Komunikasi Perencanaan Partisipatif
Pembangunan Masywakgt Desa ( P 3 W ) pada Lembaga Ketahanan Masyarakat
Desa (LKMD) di Kabupaten Bogor, dilatar klakangi ole11 perltmya upaya yang
sunggnh-swgguh dalam rangka rnengembangkan pembmgunan desa swam
berdaya guna dan berhasil @ma, sesuai dengan kondisi, potensi dan permasalahan
yang sebmarnya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan tenina kasih dm memberikan

penghargmn yang setinggi-tingginya kepada Bnpak Dr. Ir. S j a f Mangkuprawira,
Ibu Dr. Ir. Aida Vitayala. S. Hubeis, Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS, dan Ibti Ir.

Melani Abdulkadir Slmito, MS

sebagai komisi pembimbing yang telah

memberikan perhatian, petmjuk dan sarannya pada penelitian dan penulisan tesis
ini.
Diucapkrtn terima kasih pula kepada Bapak IT. AmIntdin Saleh dan Para

Dosen Program Studi Komunikasi Pembangunan Patmian dan Pedesaan Progratn
Pascasarjana fnstitut Pertanian Bogor.
Peniilis menyam bnhwa tesis ini masih mengruldung kelmahm dm
kekurangan, maka secara t d u k a menanam arm-saran berbagai pihak untuk
penyempurnaannya.

iii

Harapan, semoga tesis ini dapat memberikan manfaat yang berarti, baik
sebagai bahan pertimbangai bagi kepentingan pembmgunan desa, maupun

sebagai Wnn referensi bagi studi.

DAFTAR IS1
Halaman
MSTRAK ...................................................................................................

i

RIWAYAT HIDUP ........................................................................................


ii

DAFTARISI ...............................................................................................

v

DAFTAR TABEL

vii

........................................................................................

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................

viii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................

viii


1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................ 1
.........................................................................
4
1.2. Penlmusan Masalah
..
1.3. Tujuan Penellban .............................................................................
5
1.4. Kegunaan Penelitian ......................................................................
5
11. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perei~canaanPartisipasi Pemnbansu~anMasyarakat Desa (P3MD) ...
2.2. Efektivitas Kotnunikasi .....................................................................
2.3. Kmakteristik Individu ......................................................................
2.4. Perilaku Komunikasi .........................................................................
2: 5. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD) .............................

6
7


11
12
12

111. KERPLNGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS
3.1. Keralgka Pemikiran .......................................................................... 14
17
3.2. Hipotesis ............................................................................................
IV . METODE PENELITIAN
..
4.1. Desain Penebban ..............................................................................
4.2. Populasi dan Sampel .........................................................................
4.3. Metode Pengumpulan Data ..............................................................
4.4. Insrumentasi .....................................................................................
4.5. Definisi Operasional ........................................................................
4.6. Validitas dan Realibilitas Instrumen ...............................................
4.7. Analisis Data ....................................................................................

18
18
19
20
20
23
25

V . HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Deskripsi Umum Wilayah Penelitian ...............................................
5.2. Deskripsi Kondisi dm Aktivitas Potensial Responden .....................

26
30

5.3. Efektivitas Kornunikasi P3MD ............................................. ...........
5.4. Hubungan Karakteristik Individu Responden dengan Efektivitas
Komtu~ikasiP3MD ........................................... . . ... ... .. .. .. . ... ... . . . .
5.5. Hubungan Perilaku Kotnunikasi Responden det~gat~
Efektivitas
Komtrnikasi P3MD ... ... ... . .. ... . .. ... ... ... ... ... . .. ... . . . . . . . . . . .
5.6. Hubungan Faktor Wilayah dan Faktor Masyarakat dengan
Efektivitas Kom~milcasiP3MD .......................................................

39
43
53
58

VI. ESIMPULAN D.4N SARAN
6.1 . Kesitnpnlan . . . ........................................................ ...........................
6.2. Saran .... .. ........ ........................ ... . ... . . . .. . . ... ..... .. . . .. .. . .

63
64

D A F T m PUSTAKA

66

................................................... ..............................

DAFTAR TABEL

I.

Distribusi Sampel yang Diamati ........................................................

20

2.

Deskripsi kakteristik Iadividu Respondell

.................................

31

3,

Frekuensi dan Persentase Perilakil Komtlnikasi Responden ...........

36

4.

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Komunikasi P3MD
Responden dan Hubungan Pelatihan P3MD Dengan Efektivitas
Komunikasi P3MD ... ... . .. ... ... . . . . . . .. . ... ... ... ... . . . . .. .. . ... .. . ... ..

39

Hubwigan Karakteristik Individu Responden Dengan Efektivitas
Komunikasi P3MD ... . .. . . . . . . . . . . . . ... ... ... . . ..
.
.. . .,, . ..

44

Ihibungan Perilaku Komunikasi Responden Dengan Efektivitas
Kom~mikasiP3MD . .. .. . .. . ... ... ... ... ... . . . ... ... .. . .. . . .. ... ... ...... .

53

Hubungan Faktor Wilayah dan Faktor Masyarakat
Dengan Efektivitas Komunikasi P3MD ... ... ...... ... ... . . . ... . ..... ..

58

Hubungan Ti pologi Wit ayah Dengan Efektivitas
Komunikasi P3MD ... . . . . . . ... . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . ... . . . . . . . . , .. . . . . ... ..

60

5.

=

6.
7.

8,

D,4FTL4RGAMBAR

Garribat1.

Teks

Kerangkn Pemikiran Efektivitas Komt~nikasiP3MD

Halaman
...................

16

DAFTAR LAMPIRAN

No.

Teks

Halanan

Peta Kabupaten Bogor .....................................................................

69

I-Iasil Uji Coba Kuesioner ................................................................

70

Frekuensi d m Persentase Efektivitas Kom~mikasiP3MD Menurut
Karakteristik Responden ...................................................................

71

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Komunikasi P3MD Menwut
Perilaku Koin~ukasiResponden .........................................

73

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Kornilnikasi P3MD
Responden Menurut Faktor Wilayah . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .

74

Frekuensi dan Persentase Efektivitas Komunikasi P3MD
Responden Meiiwut Faktor Masyarakat .................................

75

Kuesioner Pei~elitian ......................................-. ...............................

76

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakaug

Upaya pembangunan desa yang dilaksanakan selama ini seringkali belum
dapat mencapai has2 yang optimal, karma kegiatan tersebut menghadapi berbagai
kendala, antara lain seperti masymkat tidak rnenyambutnya secara proaktlf. Hasil
evnl~lasidan riset ymg itilakukan Direktomt Jenderd Panbangman Masymkat
Desa Departemen Dalam Negeri (Dirjen PMD Depdagri), mengungkapkan bahwa
m d n y a berbagiii pernasalahan dalam pembangunan desa itu, penyebab
utamanya Iebih berhubungan dengan program pembangunan. Dijefaskannya

program pentbangunan yang dikerjakm sering k m g seinras dengm kebutuhan
nyata rnasyarakat, dan kurang terakomodasinya sumbadaya yang tersedia dan
keadaan desa yang sebenarnya.
Supaya pennasdahan serupa tidak terjadi dalam kepiatan pembangunan
desa berikutnya. Untrak mengatasinyn Wjen P M b Depdagi sejak tahun 1996
tdah mmperkenalkan suatu mdode dan tehnik penyusunan program
pembangunan desa yang lebh lengkap dan jelas. Metode dm tehnik itu disebut

metode "Perencanam Partisipatif Pmbmgunan Masyarakat Desa" atau Isingkat
dengan istilah "P3MD". Metade ini sebenarnya diangkat dan dikembangkan dari
tradisi luhur masyarakat kita, yaitu bermusyawarah dan bagotong royong, yang
kemudian dipadukan dengan berbagai pendekatan keiimuan.
Metode P3MD primipnya dimitksudkan untuk mmgarahkm seluruh
komponen desa (pemerintahan desa, lembaga kemasyarakatan desa, dan
masyarakat desa) agar dapat: (a) mengetahui dan memahami situasi dan kondisi

desanya secwa menyelunnh,

{b) menemukenali dan mengmalisis blerbagai

perrnasalahan, (c) menentukm alternatif pemecahml masalah, dan (d) menyusun
pragmm pembangunm secnra tepat &n realistis. M&a seluruh komponen desa
dalm kapasitasnya sebagai pel& (subyek) &aIigus menjadi sasaran (obyek)
pembangman, akm mampu mewujudkan dan memanfaatkan pembangunan desa
secara berdayaguna dm berhasilguna.
Arah dm sasaran strategis ymg tersirat dalm metade P3MD ini, antma

lain untuk : (1) meningkatkan pemberchyaaa masyarakat agar semua warga desa
dapat berpartisipasi Mf dalam se1urd-i proses pengelolaan pembangunan, dengan
kesempatan dm kemarnpuan yang proporsronal; (2) meningkatkan kualitas
perancanam pembangunan desa yang ditetapkan berdasarkm kajian terhadap
masalah, kebutuhan, dan sumberdaya yang tersecha; (3) mengembangkan swadaya
gotong royong masyarakat menuju terciptanya pelaksmaan pernbangunan yang
bertumpu pada kekuatan sendiri; dan (4) mengembangkan pelaksinaan
pembangunm dasa secwa terpadu.
Dengan diberlakukannya Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

P e m e r i n w Daerah, maka kabupaten dan kota tmasuk didalamnya desa
merniliki kewenangan ymg cukup luas mtuk melak&an

otonomi daaahnya

secara nyata dan bertanggung jawab. Salah satu konsekuensi dari kewenangan
otonomi daerah ini, menyangkut pemuhan kebutuhan pabangunan di
daerahnya, kabupaten, kota dm desa dituntut mtuk mampu mewujudkan

pembangunan secara mandiri, melalui pem&tm
sumbet-dayayang dimilikinya.

segala potensi dan

Bagi desa yang dalam penyelenggaraan pembangwlm lebih mengandalkan
pada kekuatan kegotong royongan dan keswadayaan masyarakat, dalam

menghadnpi tantnngan tersebut, maka untuk menjaw~bnyapenerapan pola P3MD

akan sangat tepat.
Kantor Pabangunan Masyarakat Desa Kabupaten Bagor dalam upaya
memasyarakatkan P3MD di wilayah Kabupaten Bogor, antara laiu mengadakan
pembekalan dm pelatihan kepada pma Kasi PMD kecturratm, pengurtrs LKMD

dan. Perangkat Desa. Selain melalui cara itu, upaya lainnya addah dengan
memberikan 1 (satu) paket buku modul pelatihasl mengetlai P3MD kepada setiap
desa.
tJntnk pemasyarakatan dan penmapan metode P3MD secartsa lebih luns di
desa, yakni mulai dari lingkup kelompok dasa wisma, ru.kun tetangga, rukun
warga, dusun, sampai dengan tingkat desa. Pemerintah memposisikan dan
memfuugsikan pengunls LWEI menjadi mediator dan fasilitatornya. Alasanuya
selnin dalsfn m g k a pemberdayaan, j u g karma p m fungsinya sangat
berhubunp erat dengan kapasitas lembaga ini, antara lain sebagai: penyustm
program pembangunan desa, penggaak prakarsa dan partisipasi masyarakat,
pendorong ttunbulmya kondisi dinamis masyarakat melalzli swadaya dan gotong
royong.
Dengan kdudukan dan perannya sebagai mediator dart fasilitator
p~nsosialt~~sian
dan penerapan P3MD di wilayah desanya, tentu saja mereka
diharapkan untuk dapat menjadi komunikator yang e f w f .

1.2. Perurnusan Masalah

Pemasyarakatm P3MD terhadap pengurus LKMD di Kabupaten Bogor
antara lain dilakukm melalui pelatihan dan pembman buku paket modd
pelatihan P3MD. Bagi pengums LKMD smdiri untuk bisa memahami d m
menerapkan pola tersebut sec#a utub perlu beradaptasi. Karena metode dan
tehnik P3MD ini merupak~ipola baru, yang tentunya sedikit banyak aka1
terdapat perbedam dengan polla y ~

m penrnh
g
diterapkan sebelumnya.

Adaptasi ini akatl. blangsung dengan baik apabila potmsi individu

pengurus LKMD dapat diarahkan pada pemahaman mengenai metode P3MD
secara benar dan lengkap. SelGngga akan merangsaixg minat dm ~notivasimereka

untuk terbiasa dengan metode itu.
Hasil observasi menunjukkm bahwa proses tersebut belum berlangsung

baik, karena rnasih dihadapkan pada kendala-kendala, terutama yang berkaitan
dengan sun'berdaya mnaiiusia, yermserta, dan tindakal-tindakan proaktiJ dari

pengurus LKMD. Indikatornya, setelah h p i r 2 tahun diperkm&a.n kepada
pengurus LKMD melalui pelatihan dan pemberian buku paket oleh Iiantor PMD
Kabupaten Bogor, ddam proses pe:mt,anguaan di desa-desa pada umumnya
belum terlihat lnenerapkan metode P3MD.
Untule rnengetahui dan mengungkapkan knndisi yang sebena~nya, maka
efektivitas komunikasi mengenai P3MD pada p e n w s LKMD penting untuk
diteliti.
Berdasarkan uraian tersebut di atas penelitian ini berusaba untuk menjawab
masalah berikut :

1. Bagaimma kondisi dm aktivitas potensial pengum

LKMD untuk menjadi

koinunikator P3MQ yang efektif ?
2. Sejauhmam efektivitas pelntrhm P3Ma yang di\&ukan oleh Kantor P M D

Kabupaten Bogor terhadap pengurus LKMD ?
3. Faktor-faktor apa ymg berhubungan dengau efektsvitas komunikasi P3MD 7

1.3. Tujuan PeneIitian

Penelitian ini bextujuan mtuk :
1. Mengetahti kondisi dan aktivitas potensial pengurus LKMD untuk menjadi

komunikator P3MD yang efektjf.

2. Meagetnhui efektivitas pela-

mengenai P3MD ymg dilakukm aleh Kmtor

PMD Kabupaten Bogor terhadap pengums LKMD.
3. Mengetahui &or-Wtor

yang berhubungan dengan efektivitas komunikasi

P3MD.

1.4. Kegunaaa Penelitian
Secara umum penelitian ini diharapkan dapat membenkan masukan yang

berarti bagi penyernpmaan pelaksmw sosidisasi P3MD ymg efektif. Secara
khusus penelitian ini diharapkan dapat bergma untuk :
1. Bahan pertimbangan bagi Kantor PMD dalam pensosialisasian P3MD.
2. lnformasi bagi pengembangan penelitian berrkutnya.
3. Memberikan kontdbusi dalam mendeskripsikan thgkat pemahaman mengenai

P3MD pada pengurus LKMD.

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perencanaan Partisipasi Pembangunan Masyarakat Desa (P3MD)

Perencanaan Partisipasi Pembangunan Masyarakat Desa atau disingkat
P3MD adalah suatu metode perencanaan pembangunan yang dikembangkan dari
kebiasaan masyarakat, yaitu bemusyawarah dan bergotong royong yang dikemas
dengan teknologi baru dan nuansa baru. Maksud dan tujuan dari inetode P3MD
ini untuk lebih memberdayakan masyarakat agar ciapat berperanserta aktif dalam
proses pembangunan desanya. Sehingga program pembangunan desa yang akan
dikerjakan, merupakan hasil prencanaan murni masyarakat (bottom up planning)
yang dilakukan secara musyawarah dan gotong royong.
Metode P3MD memiliki ciri-ciri sebagai berikut : (a) terbuka, artinya dapat
menerima berbagai kemungkinan dan tidak membatasi bidang pembangunan yang
direncanakan, (b) selektif, artinya untuk mencapai hasil optimal semua masalah
terseleksi dengan baik dan untuk menyeleksi masalah digunakan alat kajian, (c)
kecermatan memadai, artinya data yang diperoleh cukup obyektif, tel i ti, dapat
dipercaya, dan menampung aspirasi masyarakat, (d) proses berulang, artinya
proses pengkajian terhadap suatu masalah dilakukan secara berulang sehingga
mendapat hasil yang terbaik, (e) penggalian infomasi, artinya dalam menemukan
masalah dilakukan penggal ian informasi melalui alat kajian keadaan desa, dengan
sumber informasi utama dari peserta musyawarah perencanaan, dan

(0

tria~lgulasa',artinya selalu memeriksa dan memeriksa ulang informasi yang

dihasilkan.

Unsur-unsur P3MD terdiri da3-i : (1) metode atau cara, yaitu serangkaian alat
yang digunakan secara berumtan oleh kelompok perencana yang memberikan
peluang dan bersifat partisipatif, (2) kelornpok perencana yaitu orang-orang yang
aktif secara bersama-sama menyusun rencana melaiui musyawarah, kelompok
perencana dimaksud dapat terdiri dari wakil masyarakat atau anggota masyarakat
sendiri; (3) alat peraga atau alat bantu, yaitu untuk menggarnbarkan dan merekam
informasi secara jelas;

dan (4) pernandu, yaitu orang atau kelompok yang

bertugas membantu kelompok perencana (masyarakat) dalam memperlancar dan
menggiatkan partisipasi peserta mencapai mufakat dan menjamin penerapan
metode secara baik, dalam ha1 ini yang diberikan peran dan tanggung jawab untuk
sebagai pemandu adalah pengurus LKMD.

2.2. EfeWivitas Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada
koinunikan (Effendy, 1993). Koinunikasi dilakukan oleh seseorang kepada orang
lain dengan tujuan agar orang lain tersebut mengetahui dan mempunyai makna
yang sama tentang hal yang dikomunikasikannya. Dengan demikian diantara
orang yang berkomunikasi haruslah tercapai kesamaan pengertian. Apabila
persarnaan itu tidak tercapai, maka dapat dikatakan tidak terjad kornunikasi
(Effendy, t 993).
Komunikasi dinilai efektif jika rangsangan yang disampaikan d m yang
dimaksud oleh pengirim (sumber), berkaitan erat dengan rangsangan yang
ditangkap dan dipahami oleh penerima (Tubbs dan Moss dulurn Mulyana, 1996)
Menurut Goyer (Mulyana, 1996) komunikasi disebut mulus dan lengkap (efektif)

jlka respons yang diinginkan sumbez dan respons yang diberikan pcnerima
indentik, dan dirumuskan berikut ini.
R

S

makna yang ditangkap penerima

= I
malma yang dimaksud pengiritn

dimana : R- penerima pesan
S = pengrim pesan
1 = nila~kesempurnaan penyampaian dan penerirnaan pesan
Sementara itu Devito (1997) komunikasi efektif sangat erat hubungannya
dengan kemampuan seseorang dalam berkomunikasi. Kemampuan tersebut
inencakup

pengetahuan

tentang

peranan

lingkungan

(contex) &lam

mempengaruhi kandungan (content) pesan komunikasi. Sedangkan Berlo (1 960)
menyatakan komunikasi akan berjalan efektif, jika ketepatan fidelity) dapat
ditingkatkan, dan gangguan (noise) dapat diperkecil, Keadaan ini dapat tejadi
pada unsw-unsur komunikasi, yaitu komunikator, pesan, media/saluran, dan
komunikan.
Untuk mencapai komunikasi efektif seringkali akan mengalami berbagai
hambatan yang disebabkan oleh faktor personal maupun faktor situasional.
Comton dan Galaway fdalam Swastomo, 2000) mengemukakan beberapa ha1
yang merupakan penghambat komunikasi diantaranya adalah : (1) ketidak
mampuan dalam mengkonseptualisasikan dan menggunakan simbol-simbol, (2)
kegagalan untuk memakai konsep-konsep yang diterima, dan (3) pengaruh
lingkungan. Tubbs dan Moss (Mulyana, 1996) berpendapat bahwa untuk
mengukur keefektivan komunikasi tidak cukup dengan mengafakan "orang
tersebut telah berhasil menyampaikan maksudnya", tetapi harus melalui kriteria
penilaian tertentu yang benar dan jelas dalam pengukuramya' Menurutnya ada

lima yang dapat dijadikan sebagai tolok ukur bagi komunikasi efektif, yaitu ;
pemahaman, kesenangan, pengaruh pada sikap, hubungan yang membaik, dan
tindakan.
Pertama, pemahaman, yaitu penerimaan yang cermat atas kandungan
rangsangan seperti yang dimaksud oleh pengirim pesan (komunikator) dikatakan
efektif apabila penerima (komunikan) memperoleh m a h a m a n yang cermat atas
pesan yang &sainpaikan, Kedua, kesenangan, yaitu berkomunikasi untuk sekedar
bertegur sapa dan menimbulkan kebahagiaan bersama. Ketiga, mempengaruhi
sikap atau pandangan seseorang merupakan tingkat pengaruh komunikasi

weedback) yang lebih baik dari pemahaman, artinya dengan memahami belum
berarti seseorang a k a menyetujui, sebaliknya jika seseorang (penerirna) setuju itu
berarti dia telah memahaminya. Keempat, memperbaiki hubungan, yaitu dimana
komunikasi yang dilakukan da1a.m suasana psikologis yang positif dan penuh
kepercayaan akan sangat membantu terciptanya komunikasi yang efelctif.
Terakhir, tindakan, yaitu merupakan hasil yang paling sulit dicapai dalam
berkomunikasi. Tindakan merupakan Jeedhack komunikasi paling tinggi yang
diharapkan oleh pemberi pesan, dibandingkan dengan hanya pemahaman clan
persetujuan dari penerima.
Dengan demikian agax terjadi efektivitas komunikasi, maka unsur-unsur
komunikasi harus memenuhi kriteria sebagai berikut: Pertama, komunikator,
seorang komunikator harus rnerniliki : (a) ketrampilan berkomunikasi, (b) sikap
yang baik, (c) tingkat pengetahuan yang memadai, d m (d) sistem sosio cultural
yang &pat diterima oleh kornunikan. Kedua, pesan, Schramm (Effendy, 1993)
menyebutkan bahwa agar pesan mendapat tanggapan baik dari komunikan,

hendaknya : (a) pesan dirancang dan disarnpaikan sedemikian rupa sehingga dapat
menarik perhatian komunikan, (b) pesan menggunakan lambang-lambang yang
tertuju kepada pengalaman yang sama antara ko~nunikator dan komunikan
sehingga sama-sama mengetti, (c) pesan membangkitkan kebutuhan pribadi
komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhan
tersebut, dan (d) pesan menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan
tadi yang layak bagi situasi kelompok Qinana komunikan berada pada saat ia
digerakkan untuk memtnerikan tanggapan yang dikehendaki. Ketiga, saluran,
Effendy (1986) dalam komunikasi dua tahap arus informasi pembangunan yang
dilancarkan oleh pemerintah melalui berbagai media mula-mula akan diterima
oleh pemuka masyarakat, pada tahap berikutnya oleh pernuka masyarakat akan
diteruskan kepada orang-orang yang berada disekitarnya, dalam ha1 ini pemuka
masyarakat merupakan saluran komunikasi yang penting. Terakhir, komunikan,
Rogers (dalam Wardiana, 1993) berpendapat bahwa komunikan adalah anggota
suatu sistem sosial yang disebut sebagai kumpulan unit yang berada secara
fungsional dan terkait dalam kerjasama untuk rnencapai tujuan bersama. Barnard
(Effendy, 1986) mengemukakan bahwa komunikan akan menerima sebuah pesan
hanya jika secara simultan terdapat kondisi berikut : (a) komunikan benar-benar
dapat inengerti pesan koinunikasi, (b) pa& saat mmgambil keputusan dia sadar
bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya, (c) pada saat mengambil

keputusan dia sadar bahwa keputusannya itu bersangkutan dengan kepentingan
pribadinya, dan (d) dia marnpu untuk menepatinya baik secara mental maupu.
secara fisik.

2.3. Karakteristik Individu
Lionberger dan Gwin (1982) mengungkapkan bahwa peubah-peubah yang
penting da1a.m mengkaji masyarakat lokal diantarmya adalah peubah karakteristik
i ndividu. Karakteristik anggota kelompk pa& dasarnya adalah karakteristik

individu. Menurut Lionberger (1960) bahwa karakteristik individu meliputi; umur,
tingkat pendidikan, dan ciri psikologis. Sementara itu Anwar (1982) menyatakan
bahwa karakteristik individu yang patut Qperhatikan antara lain ialah urnur,
pendidikan formal, luas tanah garapn, sikap terhadap inovasi, dan tingkat
pengetahuan. Di sisi lain Kotler (1980) menyebutkan karakteristik dernografi
meliputi ; umur,jenis kelamin, ukuran keluarga, pendidikan agama, ras, tingkat
sosial, dan kebangsaan. Penelitian Ichwanudin (1998) mengungkapkan bahwa
status sosial ekonomi, seperti umur, pendidikan formal, pendidikan non formal,
dan tingkat pendapatan berhubungan erat dengan perilaku komunikasi peserta
kelompok penggerak.

Dari beberapa pendapat sebagaimana telah duraikan dl atas, menyangkut
karakteristik individu pengurus LKMD yang diduga memiliki hubungan yang
srgnrJik(m dengan perilaku komunikasi adalah umur, jenis kelamin, pendidikan

formal, pekerjaan, pendapatan keluarga, pengalaman berorganisasi, dan
pengalaman mengikuti pelatihan.
2.4. Perilaku Kamunikasi
Menurut Gould dm Kolb (flkxl(~mShiddieqy, 2000), perilaku komunikasi
adalah tindakan atau respon dari sesuatu atau sistem apapun yang berhubungan
dengan lingkungan d m situasi. Harsey dan Blwchard (&lam Dharma, 1992)

mengem~lkakanbahwa perilaku pada dasarnya berorientasi tujuan, dalam arti
perilaku seseorang pada umwnnya dimotivasi oleh keingifian memperoleh tujuan.
Sastropoetro (1988) mengmgkapkan

bahwa

perilaku komunikasi

masyarakat berhubungan erat dengan partisipasinya dalam menerapkan suatu
program. Rogers dan Kincaid (1981) berpendapat bahwa proses difusi dan adopsi
banyak dpenganrhi oleh luasnya jaringan komunikasi, sementara tinggi
rendahnya keterdedahan terhadap media massa ditentukan oleh keinginan dan
kebutuhan khalayak itu sendiri untuk mengetahui isi media yang bersangkutan.
Rogers (1983) menjelaskan bahwa peubah perilaku komunikasi antara lain
adalah keterdedahan terhadap media massa dan patisipasi sosial, keterhubungan
dengan sistein sosial, tingkat kekosmopolitan, kontak dengan agen pembaharu
mencari informasi tentang inovasi, pengetahuan dan kepemimpinan.
Perilaku komunikasi yang diaxnati dalam penelitian ini, meliputi: tingkat
kekosmopolitan, keterdedahan terhadap media massa, dan akses terhadap jaringan
komunikasi.

2.5. Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa

Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau disingkat LJi.MIl, adalah
lembaga inasyarakat di desa atau kelurahan yang tumbuh dari, oleh, dan untuk
masyarakat, serta merupakan wahana partisipasi rnasyarakat dalam pembangunan
yang memadukan pelaksanaan berbagai kegiatan pemerintah dan prakarsa
masyarakat serta swadaya gotong royong masyarakat dalam segala aspek
kehidupan dan penghdupan, dalam rangka mewujudkan ketahanan nasional yang

meliputi aspek: ideology, politik, ekonomi, sosial budaya, agama, d m pertahanan
keamanan (Dijen PMD Depdagri, 1996).
Tujuan dibentuknya LKMD adalah untuk meinbantu pemerintah desa atau
kelurahan dalam meningkatkan pelayanan pemerintah dan pemerataan hasil
pembangunan, dengan menumbuhkan prakarsa serta menggerakan swadaya
gotong roycrng masyarakat dalam pembangunan. Diharapkan melalui LKMD ini
masyarakat akan memifiki keuletan dan ketangguhan yang mengandung
kemampuan, untuk mengembangkan ketahanan dalam menghadapi dan mengatasi
segala tantangan dan hambatan dalam rangka pembinaan wilayah.
Kedudukan LKMD baik di desa ataupun kelurahan bersifat lokal dan
secara organisasi berdiri sendiri. Tugas pokok LKMD adalah membantu
pemerintah desa atau kelurahan, dalam : (a) merencanakan pembangunan yang
didasarkan atas azas musyawarah, (b) menggerakkan dan meningkatkan prakarsa
dan partisipasi masyarakat mtuk rnelaksanakan pembangunan w a r a terpadu,
baik yang berasal dari berbagai kegatan pernerintah maupun swadaya gotong
royong masyarakat, dan (c) menumbuhkan kondisi dinamis masyarakat untuk
mengembangkan ketahanan di desa atau kelwahan.

111. KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3.1. Kerangka PemiMran

Pemasyarakatan metode P3MD terhadap pengurus LKMD pada dasarnya
merupakan proses komunibsi pembangunan, karena komunikasi tersebut
dirancang dan diarahkan secara khusus pada kepentingan pembangunan.
Komunikasi mengenai metode P3MD ini dinilai efektif apabila keadaan proses
dan hasilnya sesuai dengan prinsip dan knnsepsi metode tersebut.
Untuk pemasyarakatan dan penerapan P3MD lebih lanjut di wilayah desa
pengurus LKMD d i p e r d a n menjadi mediator dan fasilitatornya. Agar fimgsinya
itu dapat diperankan dengan baik mereka diharapkan marnpu menjadi
komunikator P3MD yang efektif
Pengurus LKMD untuk dapat menjadi kornunikator P3MD yang efektif
perlu memperhatikan tiga hal, berikut: Pertama, pengurus LKND harus
mempunyai pengetahuan ymg memadai, baik tentang metode P3MD itu sendiri
sebagai pesan, maupun masyarakat sebagai penerima (sasaran). Kedua, pengurus
LKMD harus rnampu mengembangkan sikap positif, terhadap dixinya sendiri,
metode P3MD, dan masyarakat. Terakhir, pengurus LKMD perlu memiliki
berbagai ketrampilan berkomunikasi, seperti; berbicara antar personal, berbicara
di depan publik memakai teks dan atau tanpa teks, menulis, memperagakan,
maupun

ketrampilan

lainnya

yang

berkaitan

dengan

pengembangan

pemasyarakatan P3MD, misalnya mengidentifikasi dan menganalisis masalah,
menentukan alternatif pemecahan masalah, atau mengarnbil keputusan.

Efektivitas komunikasi mengenai P3MD dikalangan pengurus LKMD, pada
dasarnya akan berhubungan dengan faktor internal, antara lain: (1) faktor
karakteristik individu, meliputi: urnur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan,
pendapatan keluarga, pengalaman berorganisasi, dan pengalaman mengikuti
kwsus/pelatihan, dan (2) faktor perilaku komunikasi, meliputi; tingkat
kekosmopolitan, keterdedahan terhadap media massa, d m akses terhadap jaringan
komunikasi.
Selain itu efektivitas komunikasi mengenai P3MD pada pengurus LKMD
akan dipengaruhi pula antara lain oleh faktor lingkungan, antara lain: (1) faktor
wilayah, yaitu keadaan wilayah berdasarkan potensi clan konsentrasi
pengembangannya, faktor wilayah ini meliputi wilayah: pertanian, industri dan
prdagangan, dan pariwisata, dan (2) faktor masyarakat, yaitu kondisi dinamika
sosial masyarakat, meliputi; rnasyarakat perkotaan, dan masyarakat perdesaan.
Tingkat efektlvitas komunikasi mengenai P3MD pa&

pengurus LKMD

sebagaimana &inaksud, dilihat atau diukur dari tiga aspek, yaitu pengetahuan
(kognisi), sikap (ajehi),dan tindakan [konasi),

Dari waian pemikiran tersebut, maka kerangka alur pikir mengenai
efektivitas komunikasi P3MD pada pengurus LKMD, dapat diformulasikan
sebagaiinana tampilan pada Gambar 1.

(I
Umu r
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Pendapatan Keluarga
Pengataman Bemganisasi
Pengalaman Mengikuti
KursuslPelatihanlpenataran

FAKTOR WllAYAH

I

EFEKTIWTAS KOMUNlKASl

PARTtSIPASI PELATIHAN

P Pengetahuan (Kognisf)
4 Non Alumnus
I

PERlLAKU KOMUNlKASl

8 Tingkat Kekosmopalitan
8 Keterdedahan Terhadap

I

Media Massa

8 Akses Terhadap Jaringan
Komunikasi

b

.
FAKTORMASYARAKAT
ei Perkotaan (Urban Community)
i7d Perdesaan (Rural Community)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Efektivitas Komunikasi P3MD

O

Penyusunan Rencana
O Pelaksanaan
O Evaluasi
O Tindaklanjut

3.2. Hipotesis
Berdasarkat~kerangka pe~nSkirmyang teI& dike~nukalranterdahulu, lnaka
ditetnpkm hipotesisnya sehngzi berikut :

I . Ada perbedarn pengatahuan, sikap dan tindakan mengenai P3MD antara
pengurus L

W yang sudah mengtk'uti pelatihan P3MD (alumnus) dan yang

belwn mengikuti peiatihan P3MD (no11 almmus).

2. Ada hubungnn umur, jenis kelmin, pendidikan f a d , peker-jam, pendqatan
keluarga, masa kerja menjadi pengurus LKMZ), dm pengalaman mengikuti

kursuslpelatihanipenataran individu pengurus LKMD dengan pengetahurn,
sikap dau t i n d a b metlgenai P3MD.
3. Ada hubungan tingkat kekosmopolitm, keterddaban terhadap media m s a ,

dan akses terhadap jaringan komumkasi individu pengunts LE=h/fD dengan
pengetahuan, sikap dan tuzdakan mengenai P3MD.
4. Ada 11ubunga11 faktor wilayah dan fhldor masyarakat dalgan peilgetahuan,

sikap dan tindakan mengenai F3Mn.

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Desain Peneiitian

Penelitian ini merupakan swvey yang bersifat deslcriptif dan analisis
korelasional, dengan penekanmya pada upaya untuk mengidentifikasi dm
mmgarlalisa efektivibs komunikasi P3MD pada pengurus LKMD. Karakterisdk
individu, peril&u komunikasi, faktor wily&, dan faktar mnsyarakat sebagai
peubah Was. Efebvitas komunikasi sebagai peubah tak bebas. Pdsipasi
pelatihan sebagai peubah antara.
Peubah-peubah utarna yang aka1 diteliti adalah tingkat keefektivan
kom~inikasiP3MD pada pengurus LICMD, knrakteristik individu dm pexilaku
komunikasi pengurus LKMD, Edktor d a y a h dan faktor masyarakat, serta
partisipasi pelatihan.

4.2. Populasi daa Sampei
4.2.1. Populasi

Populasi dalarn penelitian ini adalah seluruh pmgurus LKMD se-Kabupaten

Bogor berdasarkan data Kantor PMD Kabupaten Bogor sampai dengan akhir
tahun 2000 tercatat berjumlah 6.435, yang tersebar pads 427 desa di 35
kecamatan.
4.2.2. Sampei

Sampel untuk penelitiaa ini diambil dari pengurus LKMD yang sudah
mengikuti pelatihan P3MD (alumnus) dan yang betum mengikuti pelatihan P3MD
(non alumnus), Sampel tersebut berasal dari dua tipe desa yang berbeda menurut

kondisi dinamika sosialnya dm dianggap paling mewakili: desa dmgan
inasyardcat perdesaan (rural community) dm desa de~~gan
lnasyarakat perkotaan
(urhcm cvmrnunity).

D w tipe dem tersebut &an mewtkili masing-masing

lcecamatan, sebagai wilayah: (I) pusat pengembangan patanian (Kecamatan
Jasinga), (2) wilayah pusat pengembangan industri (Kecamatan Cileungsi), dan
(3) wilayal~ pusat penganbiil~ganpariwisata (Kecmatau Cisanla), deilgan

mengacu pada Peraturan Daerah Kabupaten Bogor nomor 17 t&un 2000 tentmg
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bogor.

Pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik pengarnbilan acak berstrata
(strut!fiedrandom sampling). Ukura11dan j~unlahsampel atm dasar k k r i a yang

telah ditetapkm tersebut, secara rinci dapat dilihat pada table 1 berikut ini.

Tabe1 1. Distribud Sampel Y ang DiamttCi

4,3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam peneiitian ini dilakukm dengan cam :
1. Wawancara tertutup dengan menggunakan kuesiona yang dilaksanakan

oleh erato tor.

2. Wawancara terbuka clan menddam me1alu.i tanya jawab secara langsung

kepada responden, u11tulc memperoleh data yang belum terungkap dengan
kuesioner.
3. Observasi, mengadakan pengamatan langsung kepada responden untuk

mengclji kebenaxan jawaban pada kuesioner.
4. M e ~ ~ g b data
p u sekunder
~
dari instansi/diuasneinbagat e r k ~ t

4.4. lnstrumentasi

Untuk pengumpulan data yang diperlukan digunakan alat bantu kuesioner,
yaw ben~padaftar pertanyaan yang berh~~btuigan
dengal peubah-peubah yang

dimati. Kuesioner tersebut terdiri dari tiga bagian, bagan pertama menpnai
karakteristik individu, bagian kedua mengenai perilah komumkasi, dan bagian
ketiga mengenai efektivitas komunikasi P3MD.

4.5. Definisi Operasionai

4.5.1.

Ksrakteristik Individu
Karakteristik Individu, yaitu k w e r i s t i k individu pengurus LKMD antara

lain meliputi :

a. Un~ur,adalah usia responden samgai dengan dilakukan penelitian ini, yang
diukur dalam satuan tahun dengan pembulatan keulang tahw terdekat.
b. Jenis Kelamin, adalah jenis k e e responden yang dikategorikm dalam pria

clan wanita.

c. Pendidikan Formal, adalah tingkat pendidikan formal ttertinggi yang pernah
dicapai r~spondeii ymg dikategorikan, yaitu; SD, SLTP, SLTA,
niploma/Smud, Sqm,dan Pasca~rjm8.
d. Pekerjaan, adalah jenis pekerjm responden selain sebagai pengurus LKMD

yang dikategorikan, yaitu; petani, buruh, pertu.kangan, peternak, pedagang,
PNS, karyawan, wiraswasta, d m peusiunan.
e. Pendapatan Keluarga, adalah banyahya nilni rupiah yang dikeluarkm oleh
keluarga responden se;lama satu bdan terakhir yang diukur dengan skala
internal.
f. Masa Kerja Metijadi Pengurus LKMD, addah. lnasa kerja respolide~,mulai

menjadi pengurus LKMD sampai dengnn dilakukrm penelititin ini yang
dinyatakan ddam satuan tahun diukur dengan skala ordinal.
g. Pengalaman Mengrkuti Kursus/Pelatihan/Penataran, adalah pengalaman

responden menglkuti kursdpelatihadpenataran yang dihitwig dalam l~ari,
diukur dari &umulasi frekuensi.
4.5.2.

Perilaku Komunikasi
Perilaku Komurukasi, adalah aktivitas pengurus LKMD dalam mencari

infomasi tentang P3MD, pengukurannya menggunakan indeks skordari tiga
aspek perilah kamunikasi, antataalain meliputi :
a. Tingkat Rekosmopolitan. adalah aktivitas penglnls LKMD dalam mencari
infonnasi ke luar sistem sosialnyg misalnya ke desa lain dalam satu
kecamatan atau luar kecmnatan, diukur dari frekuensi intensitasnya dalam tiga
bulan terakhir.

b. Keterdedahan Terhrmdap Media Massa, adalah fiekuensi dan intensitas

pengurus LKMD dalam mencari infonnasi melalui media elektronik, media
cetnk, dm Iainnya ddam tiga bulan terdsh.
c. Akses Terhadap Jaringan Komu&si,

adalah fiekuensi dan intensitas

pengurus LKMD melakukan komunikasi dengan agm-agen pembaharu yang
ada di wilayah desanya dalam tiga bulan terakhir.
4.5.3. Efektifitas Komunikasi

Efektivitas Komunikasi, yaitu &&at kemampuan potensial pengurus
LKMD dalam mengkomunikaskan P3MD. Efektivitas ini diukur dengan tiga
indikator, antara lain sebagai berikut :

a. Pengetahuan, yaitu tirrgkat pmgetahm pengums LKMa tentang metode
P3MD sebagai pesan, dan masyarakat sebagai penmima. Pengetahuan
pengurus LKMD tentang metode P3MD, diukur dengan indikator aspek-aspek

P3MD yang meliputi; makna istilah, ciri-ciri, ~naksuddan tujuan, unsur-unsur,
dan Iangkah-langkah metode P3MD. Sedmgkan pengetahurn pengurus

LKMa tentang masyarakat, diukur dengan indikator kmktefistik umum
msyarakat meliputi; derajat sosial dan adat istiadat.

b. Sikap, yaitu persepsi responden yang berhubungan dengan proses komunikasi
P3MD, melipwti persepsi responden tentang metode P3MD sebagai pesan,

peran pengwus LEWD sebagai sumber dm masyarakat sebagai p e r i m a .
b.1. Persepsi tentang P3MD sebagai inovasi baru, d i t k dengan

inenggunakan lima indikator menurut Rogers, meliputi; keunggulan
relatif, kompatibilitas, konlpleksitas, h-iabilitas, dan observabilitas.

b.2. Persepsi tentang pengms LKMD sebagai komunikator, diukur deagm
tiga indikatox umna sesuai dengan tugas fungsi LKMD meliputi;
penmpung aspimsi, penggerak partisipasi, dnn pengelola pembangunan.
b.3. Persepsi tentang masyarakat sebagai penerima, di~kurdengan unsttr
sistem sosiaf masyarakat sebagaimam dikemukakan oleh toomis
meliputi; percaya, perasam, tujuan, nonna, perm status, tingkatan,
kekimtan, sanksi, dm fasilitas.

c. Tindakan, yaitu ketrampilan pengurus LKMD tahadap aktivitas yang
diperlukan dalam proses komunikasi dm penguasaannya terhadap berbagai
teluologi komunikasi, agar dapat melakukan akfivitas komunikasi tentang
P3MD secara efektif, seperti; penguasaan bnhasa, pemmfaatan media cetak,
dan pemanfaatan media elektronik. Ketrampilan tersebut diukw bwdasarkan
tingkat kesuLitm yang dihadqi pengurus LKMD dalam rnelakukan aktivitas
komtulikasi, yaig dilibat dari dua iudikator umna yalu~i; ketrmnpilrul
komunikasi pasonal dm ketrarnpilan komunikasi penmpan metode P3MD.
Indikator ketrampilan komunikasi pasonal meliputi; berbicara dan menulis.
Sedangkan indikator Mrampilan komumkasi penerapan metode P3MD
meliputi; identifikasi kebutuhan, identlfikasi mad&, identifikasi potensi
sumberdaya, menentukan atternatif pmecahan masalah, dan menyusun
Prom.

4.6. Validitas dan Reliabiiitas Tnstrumen

4.6.1. Validitas

Untuk mencapai validitas instrumen, maka daftar pertanyaan disus~mdenen

cara:
1. Menyesuaikan isi pertanyaan dengar1keadml responden.

2. Menyesuaikan sebagaimm ymg dilakukau peneliti tadahlilt1 unttik
mendapatkan data yang sama.
3. Mempertimbangkan teiori d m kenyataan yang telh diungkapkan para ahli dari

berbagai pustaka ernpiris.
4. Manperhntikan nasihat-nasihat para ahli, terutama dosen pembimbing.
4.6.2. Relfabfiitas

Untnk menenRrkan reliabilitas instnunen, maka terlebih dahulu dilakukan uji
coba @re-test)instnunen pada respondell yang melniliki k d e r i s t i k relatif sama
dengnn karakteristik obyek penelitinn. LJji Coba dilakukan pada 20 orang
responden (Pengurus LKMD) ymg berasal dari wilayah Kecamatan Gunungputri,
Kecamatan Ciawi, dm Kccamatan Cigudeg, karma ketiga kecamatan tersebut
lnelniliki karakteristik lxlatif sama dengall wilayah (lokasi) peilelitia~.

Dalam uji coba hstrumen tersebut rmtt1.k pengukuran reilliabilitas dilakuknn
dengan menggunakan

metode

split-haw Untuk perhitungan reliabilitas

digunakan dengan rumusan sebagai berikut :

dimana :

R = koefisien reliabilitas

x

n

=
I

skor item bemomor ganjil
jumlah item bernomor ganjil

-

y = skor item bemoinor genap
n
jumlah item bernomor genap
I

Berdasarkan hasii perhitungan terhadap uji coba dimaksud, diperoleh nilai
koefisien reliabilitas 0,8565 (lampiran 2), artinya bahwa kuesioner yang
digunakan dalam penetitian ini reliabel.

4.7. Analisis Data

Analtisis data h a d penelitian ini d i W a n melalui prosedur mtistik, dan
mctode yang digunakan t~ntukkeperluan menganalisis hubungan antara peubah-

peubah yang diamati addah metode Khi Xicadrat

(X2}.

tersebut disajikan secara deskriptif dalam bentuk tabel.

dimana:
X 2 = nilai khi kuadrat
0 = nilai pengarnatan
E
nilai harapan

-

Hasil pengolahan data

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Dwkripsi Umum Witayah Penelitian
5.1 ,I. Kosdisi Geografls

Wilayah Kabupaten b g o r seeara geografis bexada pada posisi antara 6'29'
6'47' Lintang Selatavi dan 10691'

-

-

107'13' Bujur Tiraw. Dengan kethggian

wilayah bervariasi berkisar antara 90

- 2500 di atas perm-

iaut (dpl).

Berdasarkan klasifikasi ktim Schmidt dm Ferguson wilayah Kabupaten Bogor,
bekdxm selatmnya termas& beriklim trogik tipe A (sangat basah), dm belahan
utaranya dalam btegori tipe B (basah). Suhu rata-rata pertahwx berkisar antara
20°C - 30°C atau ma-mta sekitas 25°C. Curah hujan ymg berlmgsung berkisar

antara 2.500 - 5.000 mm/t&~m.

Dalam konstelasi regional Jabotabek, Kabupaten Bogor memiliki posisi
geografis yang sangat strategis, untuk tiga fungsi pokok: Pertama, sebagai daerah

penyangga DKI Jakarta bagi pengembangan pernbmgunan: pemukiman, industri,
perdagangan, jasa, dan pariwisata, karena pertumbuhan pembangunan di daerah
itu berlangsung cepat dan pesat yang tidak seimbang lagi dengan ketersediaan

ruang. Kedua, berfimgsi menjads daerah pensuplai bahan pangan (baas, buahbuahan dan sayur-mayur), karena sebagian besar wilayah kabupaten ini memiliki
komoditas pertanian hortikultura yang eukup potensial. Terakhir, menjadi daerah

konsmasi air bagi seluruh wilayah Jabotabek
5.1.2. Administrasi Wilayah dan Penduduk

Kabupaten Bogor tertnasuk dalatn lingkup Propinsi Jawa Barat, dengan luas
wilayah 2.371,21 W. Batas-batas wilayahnya, terdiri dari; sebelah Utara

berbatasan dengin Prapinsi DKI Jakarata dan Kota Depok, sebdah Selatan
berbataw~dengan Kabupaten Sukabutni dan Cianjur, sebelah Barat berbatasan
dengan Kabupatm Lebak (Prapinsi Banten), dim sehelah Timur berbntasan
dengan Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang, serta di tengahnya
berbatasan dengm Kota Bogor. Secara administratif wilayah kabupaten ini terdiri
dari 6 Wilayah Pelnbmtu Bupati, 30 kecamatan, 15 kelurdian, dan 427 desa.

Penduduk Kabupaten Bogar, menurut catatan terakhir pllda s a t penelitian

berjumlah 3.508.826 jiwa, terdiri dari lalu-laki btqumlah 1.830.432 jiwa dm
perempuan berjumlah 1.678.394 jiwa, dengan jwnlah mah tangga 668.820 ICX.

Dari sejurnlah pe~idud~tk
tersebut sekitar 55,04 persen tis1gga.I di daerah perkotaan,
dm 44,96 persen thggd tersebllr di daerah perdesaan. Tingkat kepadatan
penduduk berkisar antara 1.500 - 2.500 jiwa/lun2. Laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Bogor terutama dalam tahun 1990 ke tahun 2000 termasuk cukup
tinggi yaitu mei~capai3,37 persen. Pertambatran penduduk tersebut diantaratiya
dipengwuhi oleh peningkatan migrasi penduduk yang datang, penyebabnya fbktur
daya tarik Kabupaten Bogor yang potensial, baik potensi sumber daya alamnya
maupun ketersedian lapangan kerja yaag eukup luas, sehgga menank minat
penduduk dari luar kabupaten untuk mencari penghidupan dm bennukim.
Penduduk Kabupaten Bogor mayoritas (97,65 persen) beragama Islam, dan
tinglcat pendidikan formal penduduk sebagian \reair (34,52 persea) SD/sederajat.
Pada umunya (60,% person) penduduk kabupaten ini termasuk. dalam kelompok
usia angkatm kerja (produktiE) benunur antara 15 - 64 tahun. J W 1 kaum lakilaki di Kabupaten Bogor lebih besar dibandingkan dengan jumlah kaum

peremptran, dengan sek ratto 109,06.

5.1 3. Pertumbuhan Pembmguaaa

Untuk mneilata pertmnbuhan dan pengendalial pembas~gmanKabupaten

Bogor, maka dirumuskan kebijnksanam panbangunan daerah hi, ymg terbagi
menjadi tiga wilayah pembangunan fwilbang), yakni: (a) wilbang tengah, meliputi
15 kecamatan, yakni kecamatan: Cibinong, Sukaraja, Citeureup, Babakanmadang,
Cio~nas,Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk, Dramaga, Kemang,
Gunwgsindur, dm P m g , @) wilbang tjmur, meliputi 6 kecmatan, yakni;

Gmungputri, Cileungsi, Klapanunggal, Jonggol, Sukmakmw, dan Cztriu, dm
(c) wilbang barat, meliputi 10 kecamatan, yakni kecamatan: Jasinga, Tenjo,
Parungjnnjang, Rumpin, Cigudeg, Nangplg, Leuwilimg, Cibungbdang,
Pmijahan, dan Cimpea,
Laju perhunbuhan p e m b a n v dari

ketiga wilayah pembangunan

(wilbang) tersebut terdapat perbedaan yang signififran. Laju pertumbuhan
pembaugunan di wilbang tengall berlangsmlg lebih p a t , dan di wilbmg timur
tergoloag cukup pesat, tetapj di wilbang barat pertumbuhmya berlangsung
lambat. Terjadinya perbedaan tingkat pertumbuhan ini, disebabkan oleh bebaapa
faktor, yaitu: (1) &or

kondisi geografis dm potensi wilayah, (2) faktor kondisi

sosial budaya masyarakat setempat, (3) faktor aksesibfitas internal dm eksternal
wilayah, dan (4) faktor ketmsediaan sarana dan prasarana.
5.1.4. Sarana dsn Prasaraoa

Secara m u m sarana dm pmsarana pembmgunan di Kabupaten Bogor
dapat drkdoinpokan menjadi einpat kategori: (1) sarana dm prasarana sosial, (2)
sarana dan prasarana transportasi dan komunikasi, (3) sarana dan prasarana
perekonomian, dan (4) sarana dan prasarana pemeriataban.

Smana dan prasarana sosial bidang pendidkin dm kesehatan menunjukan
masih sangat h a n g . Terbukti, sebagiw besar penduduk ~ne~niliki
tingkat

peadidikan formal mnsih rend& (40,11 persen belum tmat SD dm 34,52 persen
tamat SDisedaajat), begitu pula hbidang kesehat~n menunjukan derajat
kesehatan masyarakat mssih rendah, dengan mgka harapan hidup ( M M )IPMllya 63,O dan frekueisi kesakitan cendem~gmasih cukup tingg.
Sarana dan prasarana transportasi dm kommikasi masih menjadi kendala
yang serius, karma infi.a sbrukhu yang ada belum mampu meqakses ke wilayah
pelosok. Mengingat wilayah Kabupaten Bogor relatif sangat luas dan tantangan
kondisi geografis wilayhya relatif berat, sehingga untuk meinbmpmya
diperlukm modal yang sangat besar, dan ha1 ini masih mengalami keterbatasan.
Sarana dan prasarana perekonomian relatif c u b tersedia, d m
memberikan kontribusi pada peningkatan Laju Perhunbuhm Ekonomi (LPE)
Kabilpaten Bogor, dari 2,3 persen pada tah