31
Ketentuan  mengenai  perjanjian  yang  sah  tidak  dapat  ditarik kembali atau dibatalkan secara sepihak saja. Jika salah satu pihak
ingin  menarik  kembali  atau  membatalkan  harus  memperoleh persetujuan  pihak  lainnya,  jadi  membuat  perjanjian  baru  lagi.
Namun  demikian  apabila  ada  alasan-alasan  yang  cukup  menurut Undang-undang,  perjanjian  dapat  ditarik  kembali  atau  dibatalkan
secara  sepihak  dan  harus  diberitahukan  kepada  pihak  yang bersangkutan.
3. Pengertian Kredit
Kata  “Kredit”  itu  berasal  dari  kata  bahasa  Romawi  yaitu credere  yang  artinya  “percaya”.  Jika  dihubungkan  dengan  Bank,
maka  terkandung  pengertian  bahwa  Bank  selaku  Kreditor  percaya meminjamkan  uang  kepada  nasabahcalon  Debitor,  karena  debitur
dapat  dipercaya  kemampuannya  untuk  atau  membayar  lunas peminjamannya setelah angka waktu yang ditentukan.
11
Dalam  Pasal  1  butir  10  Undang-undang  No.  10  tahun  1998 disebutkan  bahwa  kredit  adalah  penyediaan  uang  atau  tagihan
yang  dapat  dipersamakan  dengan  itu,  berdasarkan  persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain
yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
11
Gat ot   Supram ono,  Perbankan  dan  M asalah  Kredit  “ Suat u  tinjauan  Yuridis” ,  Bandung: Alum ni, 1995, hal 28
32
Ridwan  Syahrani  memberikan  definisi  bahwa  pengertian perjanjian kredit adalah :
Suatu  persetujuan    antara  dua  pihak,  yaitu  pihak pertama  dengan  pihak  kedua.  Pihak  pertama  adalah  Bank  atau
kreditor  berkewajiban  untuk  menyerahkan  sejumlah  uang  kepada pihak  kedua  atau  debitor,  sedangkan  debitor  sendiri  berkewajiban
pula  untuk  menyerahkan  sejumlah  uang  yang  telah  diterimanya, dan  setelah    jangka  waktu  tertentu  dengan  sejumlah  bunga,
imbalan
atau pembagian
keuntungan. Perjanjian
tidak menenetapkan kapan debitor harus memenuhi kewajibannya, maka
untuk  pemenuhan  prestasi  debitor  harus  tertulis  dengan  tegas  di dalam perjanjian tersebut, agar debitor memenuhi kewajibannya.
12
Selain  itu,  Mariam  Darus  Badrulzaman  juga  memberikan
definisi bahwa mengenai perjanjian kredit, yaitu : Merupakan perjanjian pendahuluan dalam penyerahan uang.
Perjanjian  pendahuluan  ini  merupakan  hasil  pemufakatan  antara pemberi dan penerima pinjaman yang  mengenai hubungan hukum
antara  keduanya.  Perjanjian  ini  bersifat  konsensuil,  obligatoir, sedangkan    dalam  penyerahan  uangnya  sendiri  bersifat  riil.  Pada
saat  penyerahan  uang  dilakukan  barulah  berlaku  ketentuan  yang dituangkan dalam model perjanjian kedua belah pihak.
13
4. Pengertian Perjanjian Kredit