serius  terhadap  bagaimana  dan  mengapa  masalah  itu  terjadi  dan  apa  yang menjadi solusi terbaik.
E. Kemiskinan
1. Pengertian Kemiskinan
Menurut Bakhit et al 2001, kemiskinan dapat dipandang dari sudut mekanis sebagai rendahnya tingkat pendapatan per kapita dan dapat juga dipandang
sebagai deprivasi dalam arti rendahnya atau tidak memadainya akses terhadap sumber daya atau karena hidup di lingkungan alam yang semakin buruk atau
rusak,  serta  ketidamampuan  memenuhi  kebutuhan-kebutuhan  pokok. Kemiskinan  dapat  dilihat  dari  perspektif  mental  atau  budaya,  sebagai
perasaan  terisolasi,  kehilangan  arah,  keputusan  ,  apatisme,  dan  sikap  pasif terhadap  penderitaan.  Perspektif  kemiskinan  yang  telah  disebutkan
merupakan  tahapan-tahapan  dari  fenomena  kemiskinan  dalam  pengertian tidak mampu hidup menurut martabat manusia atau kemiskinan absolut dalam
pengertian tidak mampu untuk sekedar bertahan hidup. Lebih  lanjut  pengertian  kemiskinan  pada  konferensi  dunia  untuk
pembangunan  sosial  World  Summit  for  Social  Development  di Kopenhagen, Maret 1995 yaitu :
“Kemiskinan memiliki wujud yang majemuk, termasuk  rendahnya tingkat  pendapatan  dan  sumber  daya  produktif  yang  menjamin
kehidupan  yang  berkesinambungan;  kelaparan  dan  kekurangan gizi;  rendahnya  tingkat  kesehatan;  keterbatasan  dan  kurangnya
akses  kepada  pendidikan  dan  layanan-layanan  pokok  lainnya; kondisi  tak  wajar  dan  kematian  akibat  penyakit  yang  terus
meningkat;  kehidupan  bergelandangan  dan  tempat  tinggal  yang tidak memadai; lingkungan yang tidak aman; serta diskriminasi dan
keterasingan  social.  Kemiskinan  juga  dicirikan  oleh  rendahnya tingkat partisipasi dalam proses pengambilan keputusan dan dalam
kehidupan sipil, sosi al, dan budaya.” Bakhit et al, 2001: 5.
World  Bank  mendefinisikan  kemiskinan  adalah  kondisi  terjadinya kekurangan  pada  taraf  hidup  manusia  yang    bisa  berupa  fisik  dan  sosial.
Kekurangan fisik adalah ketidakcukupan kebutuhan dasar materi dan biologis basic material and biological needs, termasuk kekurangan nutrisi, kesehatan,
pendidikan dan perumahan. Di sisi lain, ketidakcukupan sosial adalah adanya resiko
kehidupan, kondisi
ketergantungan, ketidakberdayaan,
dan kepercayaan diri yang berkurang. Batubara, 2008 : 276.
2. Ciri – ciri kemiskinan