3.3. Pengelolaan Kelas PAKEM
Keadaan kelas yang konstruktif didasarkan pada nilai-nilai konstruktif dalam proses belajar, termasuk kolaborasi, otonomi individu, refleksi, relevansi
pribadi dan pluralisme. Keadaan kelas yang konstruktif akan memberikan kesempatan aktif belajar. Mengacu pada pendekatan holistik dalam pendidikan,
keadaan kelas konstruktif merefleksikan asumsi bahwa proses pengetahuan dan pemahaman akuisisi adalah benar-benar melekat pada konteks sosial dan
emosional saat belajar. Karakteristik keadaan kelas konstruktif untuk belajar adalah terkondisikannya belajar secara umum, instruksi, dan belajar bersama.
Penataan dan
atau pengelolaan
kelas dalam
PAKEM perlu
mempertimbangkan enam elemen Constructivist Learning Design CDL yang dikemukakan oleh Gagnon and Collay, yaitu:
a. Situation, terkait dengan hal-hal berikut; apa tujuan episode pembelajaran
yang akan dicapai, apa yang diharapkan setelah anak keluar ruangan kelas, bagaimana mengetahui bahwa anak telah mencapai tujuan, tugas apa yang
diberikan kepada anak untuk mencapai tujuan, bagaimana deskripsi tugas tersebut as a process of solving problems, answering question, creating
metaphors, making decisions, drawing conclusions, or setting goals. b.
Grouping, dapat dilakukan berdasarkan karakteristik anak atau didasarkan pada karakteristik materi.
c. Bridge, terkait dengan; aktivitas apa yang dipilih untuk menjembatani atara
pengetahuan yang telah dimiliki anak sebelumnya dengan pengetahuan baru yang akan dibangun anak.
d. Question, pertanyaan apa yang dapat membangkitkan tiap elemen desain
panduan pertanyan apa yang dapat mengintrodusir situasi, menata pengelompokan, dan membangun jembatan, pertanyaan klarifikasi apa yang
digunakan untuk menengetahui cara berpikir dan aktivitas belajar anak. e.
Exhibit, bagaimana anak merekan dan memamerkan kreasi mereka melalui demonstrasi cara berpikir mereka dalam menyelesaikan dan atau memenuhi
tugas. f.
Reflections, bagaimana anak melakukan refleksi dalam menyelesaikan tugas mereka, apakah anak ingat tentang feeling, images, and language of their
thought, apa sikap, proses, dan konsep yang akan dibawa anak setelah keluar kelas.
F. METODE PENELITIAN
Penetilian ini menggunakan metode action reserach dengan menggunakan data kualitatif yang didapat melalui partisipasi langsung kepada
objek penelitian untuk mendapatkan data lengkap. Metode pengumpulan data dalam proses penelitian ini dibagi dua, yaitu: studi kepustakaan dan studi
lapangan. Maksud dari studi kepustakaan adalah untuk mendapatkan data dari berbagai tulisan, baik yang terkait langsung dengan permasalahan penelitian,
maupun yang tidak langsung, selain itu studi kepustakaan juga dimaksudkan sebagai usaha membangun landasan teori dan konsep dasar penelitian ini.
Sehubungan dengan permasalahan yang menjadi perhatian penelitian, maka data
penelitian ini juga melibatkan berbagai pihak, antara lain Dinas Pendidikan Kota Bandung, guru Taman Calistung Panorama Bandung, dan pakar budaya Aceh.
Untuk pengumpulan data digunakan teknik sebagai berikut. 1.
Teknik Wawancara Untuk memperoleh informasi dilakukan wawancara antara lain
terhadap Dinas Pendidikan Kota Bandung, guru Taman Calistung Panorama Bandung, dan pakar budaya Aceh. Penetapan narasumber sangat dipengaruhi
oleh hasil pengamatan dan observasi mereka yang dianggap dapat mewakili populasinya dan akan diwawancarai. Wawancara dilakukan dengan bersifat
non formal agar tercipta suasana keakraban dengan informan. 2.
Teknik Dokumentasi Teknik ini digunakan untuk mendapat data tentang Tari Saman pada
anak usia dini. Penulis menggunakan dua cara yaitu: melalui teknik rekaman menggunakan handy cam dan menggunakan kamera digital untuk
mendapatkan foto tentang bentuk gerak Tari Saman. 3.
Observasi Observasi yang dimaksud adalah pengamatan terhadap proses belajar
di Taman Calistung Panorama Bandung. Observasi yang dilakukan berupa pengamatan terhadap keadaan sekolah,respon dan kemampuan anak terhadap
Tari Saman, serta proses belajar mengajar yang diterapkan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian berjudul tentang “Peningkatan Sikap Apresiasi Anak Usia Dini Pada Pembelajaran Seni Tari Melalui PAKEM”,
yakni metode action research. Metode ini dipilih karena menurut peneliti tepat digunakan untuk mempelajari kemampuan apresiasi anak usia dini dalam
pembelajaran Tari Saman melalui penerapan PAKEM. Dari pengamatan sementara di Taman Calistung Panorama Bandung, anak-anak hanya diajarkan
beberapa tari dengan proses belajar menirukan guru. Disini saya ingin mengubah cara ajar pada anak usia dini agar si anak bisa lebih kreatif dalam menari. Anak
dibiarkan melakukan gerak gerak-gerak dalam Tari Saman, setelah sebelumnya mereka melihat audio visual Tari Saman.
Istilah action research dimunculkan oleh pakar sosiologi Amerika Kurt Lewin 1890-1947 yang bergerak dalam bidang kesejahteraan sosial Webb:
1996; Denscombe: 1998. Kata action sengaja dipilih, bukan behavior, karena bagi peneliti kualitatif yang diteliti adalah tindakan sosial bukan perilaku manusia
yang lazim diteliti oleh peneliti psikologi tingkah laku. Dalam penelitian kualitatif, action diasumsikan memiliki sifat-sifat purposif, intensional, dan
berorientasi tujuan. Action Reseach selanjutnya diadaptasi oleh berbagai bidang, terutama pendidikan. Action Research kini diakui sebagai penelitian yang
memiliki paradigma sendiri dan dipakai dalam berbagai bidang seperti pengembangan pendidikan, profesional, manajerial, dan organisasional.
Menurut Supardi 2005, action research adalah cara suatu kelompok atau seseorang dalam mengorganisasi suatu kondisi, sehingga mereka dapat diakses
oleh orang lain. Dalam kenyataannya, penelitian tindakan dapat dilakukan baik secara grup maupun individual dengan harapan pengalaman mereka dapat ditiru
atau diakses untuk memperbaiki kualitas kerja orang lain. Secara praktis, penelitian tindakan pada umumnya sangat cocok untuk meningkatkan kualitas
subjek yang hendak diteliti. Berdasarkan definisi dan kebutuhan tujuan penelitian, maka metode action research dirasakan sesuai untuk digunakan pada penelitian
ini. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian action research ini
merujuk pada model yang dikembangkan oleh Elliot 1982, dalam Suyono 2007: 2, bahwa penelitian tindakan kelas adalah kajian tentang situasi sosial dengan
maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan didalamnya. Seluruh prosesnya mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, dan
pengaruh yang menciptakan hubungan antara evaluasi diri dengan perkembangan profesional. Penelitian model John Elliot lebih kompleks dan detail, dikatakan
demikian, karena didalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari beberapa aksi, yaitu antara tiga sampai lima aksi tindakan. Mengacu pada pemikiran Elliot,
dalam penelitian ini terdapat tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari tiga pertemuan.
B. LOKASI DAN SUBJEK PENELITIAN
Lokasi penelitian yang ditentukan yaitu di Taman Calistung Panorama Bandung, Jalan Kapten Abdul Hamid No. 82a. Lokasi ini dipilih karena sekolah
tersebut dikarenakan pelaksanaan pembelajaran seni tari pada anak kelas B-2 diberikan materi tari nusantara. Adapun materi yang digunakan pada model
pembelajaran adalah model dengan menggunakan materi Tari Saman sebagai
alternatif pembelajaran seni tari.
Penelitian ini dilakukan pada kelas B2 yang berjumlah 15 orang anak. Akan tetapi, hanya siswa perempuan saja yang mengikuti pelajaran Seni Tari dan
siswa laki-laki mengikuti pelajaran Menggambar dan Mewarnai.
C. RENCANA TINDAKAN
Pembelajaran seni tari di Taman Calistung Panorama Bandung diberikan pada ekstrakurikuler. Pembelajaran seni tari dilaksanakan pada setiap hari Sabtu,
selama 1 x 60 menit pembelajaran. Disini guru menggunakan metode action research untuk mengajari anak dalam melakukan Tari Saman, anak disuguhkan
tontonan Tari Saman sebelum mereka diminta untuk melakukan gerakkan gerak- gerak yang mereka lihat dari audio visual tersebut. Penelitian ini direncanakan
dalam sembilan kali pertemuan di Taman Bermain Calistung Panorama. Penelitian ini dilakukan dibantu oleh teman sejawat yang bertindak
sebagai pelaksana tindakan dan peneliti bertindak sebagai konseptor, observer, evaluator, serta merancang tindakan selanjutnya. Penggunaan teman sejawat ini
dilakukan untuk kesempurnaan penelitian dalam pengambilan data. Pemilihan
teman sejawat dilakukan dengan melihat kemampuan kinestetiknya dalam menari Saman juga kemampuannya dalam memberikan materi ajar pada anak. Teman
sejawat ini juga berasal dari Pendidikan Seni Tari, Pasca Seni UPI, yang merupakan adik kelas peneliti. Sebelum melakukan penelitan, peneliti telebih
dahulu mengajarkan dan menjelaskan apa saja yang harus ia lakukan dalam pengajaran terhadap anak. Hal tersebut dilakukan kurang lebih satu minggu
sebelum penelitian, dan dilakukan kembali setiap sebelum pembelajaran dimulai dan setelah pembelajaran untuk diskusi atau evaluasi.
D. TAHAP PERSIAPAN
Tahap ini merupakan tahap persiapan pengumpulan data dengan langkah- langkah sebagai berikut.
1. Melakukan observasi ke Taman Calistung Panorama Bandung. Melihat
kegiatan yang dilakukan anak serta mengenali karakter baik secara umum dan khusus dari anak Taman Calistung Panorama Bandung. Mencari tahu tentang
proses pembelajaran seni yang terdapat di sekolah tersebut. Bagaimana motivasi mereka terhadap pembelajaran seni di sekolah, serta kegiatan yang
telah mereka lakukan dalam bidang seni tari. 2.
Mensosialisasikan konsep penelitian kepada kepala sekolah, wali murid, dan teman sejawat yang akan menjadi guru. Dengan tujuan agar kepala sekolah,
wali murid, dan teman sejawat yang akan menjadi guru lebih paham apa yang dimaksud PAKEM yang akan diterapkan pada pembelajaran seni tari yang
akan diajarkan. Setelah kepala sekolah mengijinkan peneliti untuk melakukan
penelitian, selanjutnya peneliti memproses perijinan untuk mengadakan penelitian dilokasi Taman Calistung Panorama Bandung.
3. Menyiapkan pedoman wawancara dan observasi bagi kepala sekolah, guru
dan anak yang tentu saja telah dikonsultasikan dengan pembimbing terlebih dahulu.
4. Menghubungi kepala sekolah untuk mengadakan pelatihan materi
pembelajaran dan rencana tindakan setiap siklus, serta negosiasi untuk mendapatkan persetujuan mengenai jadwal pelaksanaan observasi dan
wawancara dalam rangka pengumpulan data lainnya. Di samping itu, juga untuk menentukan sumber data awal sesuai dengan karakteristik yang telah
ditentukan. 5.
Menyusun Rencana Program Pembelajaran RPP.
E. TAHAP PELAKSANAAN
Tahap pelaksaanaan ini diawali dengan melakukan pre test kepada anak dilakukan pada saat pertemuan pertama, yaitu tanggal 15 Januari 2011 dan
dilakukan juga pada setiap pertemuan selanjutnya. Pre test dilakukan untuk menjaring potensi anak mengenai pemahaman Tari Saman dilihat dari aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor anak sebelum anak mendapatkan model pembelajaran Tari Saman. Pertanyaan dilontarkan setelah anak mengapresiasi
Tari Saman melalui pengamatan video pertunjukan Tari Saman. Pertanyaan yang sama dilakukan setelah pertemuan terakhir, tepatnya pada
saat anak berlatih untuk mempersiapkan pementasan Tari Saman. Pertanyaan-
pertanyaan terhadap anak dilakukan pada saat di luar jam pelajaran. Data yang ingin didapatkan melalui wawancara ini yakni : pemahaman anak tentang Tari
Saman, minat anak dalam mempelajari Tari Saman dan minat anak dalam mementaskan Tari Saman.
Peneliti melakukan wawancara dengan kepala sekolah guna memperoleh informasi mengenai sarana dan prasarana yang ada di lingkungan sekolah,
kebijakan sekolah, situasi sekolah dan lingkungan masyarakat. Data tentang sarana dan prasarana di lingkungan sekolah perlu didapatkan mengingat untuk
melaksanakan pembelajaran Tari Saman di kelas. Dari hasil wawancara, sekolah ini mempunyai kebijakan yang sangat mendukung keberhasilan pembelajaran seni
tari. Wawancara ini dilakukan agar permasalahan terungkap secara wajar.
Selain itu wawancara juga dapat difungsikan sebagai alat pembantu utama teknik observasi, Alwasilah 2006: 154 mengemukakan: “Interviu dapat digunakan
untuk mengumpulkan informasi yang tidak mungkin diperoleh lewat observasi”.
F. TAHAP EVALUASI
Penilaian kegiatan belajar mengajar Tari Saman pada anak usia dini meliputi penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian proses digunakan dalam
rangka membina dan membentuk sikap apresiatif, sedangkan penilaian hasil belajar dilihat dari kemampuan anak untuk menampilkan hasil kreasi anak.
Penilaian dilakukan dalam bentuk penilaian individu dan penilaian kelompok.
Penilaian di atas merupakan penilaian psikomotor yang dilakukan dalam pelajaran seni tari hasil kreativitas anak yang memiliki kriteria tersendiri. Kriteria
penilaian berdasarkan unsur kreativitas yaitu meliputi gerak-gerak yang disusun berdasarkan interpretasi anak melalui pengamatan audio visual dan apresiasi
dalam mengemukakan gerakan-gerakan dalam Tari Saman. Penilaian yang terakhir adalah penilaian dalam aspek afektif sikap.
Secara konseptual maupun empirik, diyakini bahwa menurut Sudrajat 2008 “aspek afektif memegang peranan yang sangat penting terhadap tingkat
kesuksesan seseorang dalam bekerja maupun kehidupan secara keseluruhan”. Melalui Tari Saman anak diharapkan dapat:
1. Anak dapat menyebutkan gerak Tari Saman
A Amat Baik, apabila anak dapat menyebutkan seluruh gerak Saman B Baik, apabila anak dapat menyebutkan sebagian besar gerak Saman
C Cukup, apabila anak dapat menyebutkan sebagian kecil gerak Saman
2. Anak dapat memahami perubahan sikap tari.
A Amat Baik, apabila seluruh anak dapat melakukan gerak selang- seling pada ragam tari.
B Baik, apabila sebagian anak dapat melakukan gerak selang-seling pada ragam tari.
C Cukup, apabila hanya beberapa anak saja yang dapat melakukan gerak selang-seling pada ragam tari.
3. Anak dapat mengelompokkan gerak rampak dan gerak selang-seling pada
Tari Saman. A Amat Baik, apabila seluruh anak dapat mengelompokkan gerak
rampak dan selang seling pada Tari Saman. B Baik, apabila sebagian anak dapat mengelompokkan gerak rampak
dan selang-seling pada Tari Saman. C Cukup, apabila hanya beberapa anak saja yang dapat
mengelompokkan gerak rampak dan gerak selang-seling pada Tari Saman.
4. Anak dapat menampilkan Tari Saman.
A Amat Baik, apabila seluruh anak dapat menampilkan Tari Saman dengan baik.
B Baik, apabila sebagian anak dapat menampilkan Tari Saman dengan baik.
C Cukup, apabila hanya beberapa anak saja yang dapat menampilkan Tari Saman dengan baik.
G. TEKNIK PENGAMBILAN DATA
1. Observasi