11
Dimana penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengkaji lebih lanjut tentang pertanggungjawaban kepala daerah sebagai pelaksana APBD dalam tugasnya
menyelanggarakan pemerintahan daerah.
1.2 Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang diatas, maka terdapat beberapa rumusan masalah yang dianalisa yaitu sebagai berikut :
1. Bagaimana pertanggungjawaban kepala daerah dalam pelaksanaan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD menurut Perundang undangan di Indonesia ?
2. Bagaimana mekanisme pertanggungjawaban kepala daerah dalam
pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD menurut Perundang undangan di Indonesia?
1.3 Ruang Lingkup Masalah
Untuk menghindari pembahasan yang menyimpang dan keluar dari permasalahan yang dibahas maka perlu terdapat pembatasan dalam ruang lingkup
masalah, adapun pembatasannya adalah sebagai berikut : 1.
Pertama akan membahas tentang pertanggungjawaban kepala daerah dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD
diatur dalam Perundang undangan di Indonesia.
2. Kedua akan membahas tentang mekanisme pertanggungjawaban kepala
daerah dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
APBD menurut Perundang undangan di Indonesia
12
1.4 Orisinalitas Penelitian
Berdasarkan penelusuran terhadap judul penelitian ini, penulis kali ini penulis menampilkan dua skripsi yang penelitiannya hampir mirip dengan penelitian
penulis. Dalam rangka menumbuhkan semangat anti plagiat didalam dunia pendidikan di indonesia, maka mahasiswa di wajibkan untuk mampu
menunjukkan orisinalitas dari penelitian yang sedang ditulis dengan menampilkan beberapa judul penelitian skripsi yang terdahulu sebagai
pembanding. Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan penulis terjamin orisinalitasnya.
Pembanding kedua
dengan judul
Perbandingan pengaturan
pertanggungjawaban kepala daerah dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah.atas nama Andhika Putra Negara, asal Universitas Islam Indonesia,
dengan permasalahan, Bagaimana perbedaan pertanggungjawaban Kepala Daerah menurut UU No.22 Tahun 1948, UU No.1 Tahun 1957, UU No.18 Tahun
1965. Berdasarkan dari bentuk pertanggungjawaban Kepala Daerah yang diatur Dalam Undang-undang pemerintahan daerah yang pernah berlaku dan sedang
berlaku manakah yang lebih sejalan dalam bentuk konsep Negara Kesatuan Republik Indonesia?
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa penelitian yang dilakukan penulis terjamin orisinalitasnya, dikarnakan aspek penelitian penulis bertitik pada
Pertangungjawaban Kepala
Daerah dalam
mengelola APBD
dalam
melaksanakan Pemerintahan Daerah.
13
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penulisan ini ada dua, yakni tujuan umum dan tujuan khusus. Adapun
tujuan tersebut antara lain: 1.5.1
Tujuan umum
Tujuan umum penulisan adalah sebagai berikut; 1.
Untuk menganalisis
lebih mendalam
mengenai pertanggungjawaban
Kepala Daerah
dalam mengelola
Anggaran. 2.
Untuk menganalisis mengenai pertanggungjawaban kepala daerah dalam pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah APBD diatur dalam Perundang undangan di Indonesia. 1.5.2
Tujuan khusus
Sedangkan yang menjadi tujuan penulisan yang penulis lakukan adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pertanggungjawaban kepala daerah dalam
pelaksanaan Anggran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD berdasarkan dengan Perundang undangan di Indonesia
2. Untuk mengetahui mekanisme pertanggungjawaban kepala daerah
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD menurut Perundang undangan di Indonesia.
3. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa yang dihadapi oleh
kepala daerah
14
1.6.Manfaat Penelitian 1.6.1.
Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi pengembangan ilmu hukum di bidang hukum
administrasi negara pemerintahan, khususnya pemahaman teoritis mengenai pertanggungjawaban yang dilakukan oleh kepala daerah
dalam mengelola APBD dalam rangka melaksanakan pemerintahan daerah berdasarkan Perundang undangan di Indonesia.
1.6.2. Manfaat Praktis
Secara praktis, penulisan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumbangan pemikiran, serta dapat memberikan
kontribusi kepada elemen pemerintahan baik Daerah maupun Pusat.
1.7.Landasan Teoritis
Pertanggungjawaban kepala
daerah adalah
Laporan Keterangan
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada DPRD yang selanjutnya disebut LKPJ adalah laporan yang berupa informasi penyelenggaraan pemerintahan
daerah selama 1 satu tahun anggaran atau akhir masa jabatan yang disampaikan oleh kepala daerah kepada DPRD Pasal 1 angka 9 Peraturan Pemerintahan
Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, laporan keterangan pertanggungjawaban Kepala Daerah
Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Sebagaimana kita
15
ketahui bersama bahwa penyampaian LKPJ Kepala Daerah kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah merupakan pelaksanaan dari amanat Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah termuat dalam Pasal 27 ayat 2 yang menyebutkan bahwa
“Kepala Daerah mempunyai kewajiban untuk memberikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada Pemerintah, dan memberikan
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban kepada DPRD serta menginformasikan Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada m
asyarakat”. Selanjutnya sesuai Pasal 184 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 jo Peraturan Pemerintah
Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, Pemerintah Daerah Kota juga berkewajiban menyampaikan Raperda
tentang Pertanggung jawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa Laporan Keuangan setelah dilakukan audit oleh BPK. Laporan keuangan tersebut sekurang-
kurangnya meliputi laporan realisasi APBD, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan, dilampirkan dengan Laporan Keuangan BUMD,
yang disusun sesuai Standar Akuntansi Pemerintah. Pelaksanaan laporan pertanggungjawaban Kepala Daerah secara teknis diatur dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah, Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala
Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Peraturan Pemerintah
inilah yang menjadi acuan dalam penyusunan LKPJ.
16
Amanat dari peraturan tersebut di atas menyatakan LKPJ Pemerintah Daerah merupakan progress report
pelaksanaan tugas atau laporan pencapaian kinerja
dalam satu tahun anggaran. Dalam perspektif amanah dan substansi kepemerintahan, penyampaian progress report kepada DPRD, sekaligus
merefleksikan akuntabilitas bersama antara kelembagaan Pemerintah Daerah dan DPRD. Progress report pada DPRD sifatnya mengikat, karena progress report
merupakan bahan masukan bagi DPRD dalam rangka pengawasan terhadap pelaksanaan kebijakan pemda sebagai manifestasi dari fungsi kontrol yang
dilakukan oleh DPRD. Progress report sangat penting oleh DPRD agar bisa memberikan rekomendasi atau catatan-catatan strategis terhadap penyempurnaan
kinerja pengelolaan pemerintahan, pembangunan, pelayanan dan pemberdayaan masyarakat. Dengan LKPJ ini juga diharapkan dapat terwujud adanya
akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan guna mewujudkan
tata pemerintahan
yang baik
good governance.
Pertanggungjawaban kepala daerah dalam pengelolaan keuangan daerah, dapat dikatakan tujuan umumnya adalah:
1. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam pembuatan keputusan
ekonomi, sosial dan politik serta sebagai bukti pertanggungjawaban accountability dan pengelolaan stewardship.
17
2. Untuk memberikan informasi yang digunakan dalam mengevaluasi kinerja
manajerial dan organisasional.
7
Secara khusus, tujuan pertanggungjawaban keuangan daerah oleh kepala daerah adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi keuangan guna menentukan dan memprediksi aliran
kas, saldo neraca, dan kebutuhan sumber daya finansial jangka pendek unit pemerintah.
2. Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan-perubahan yang terjadi didalamnya.
3. Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja, kesesuaiannya
dengan peraturan perundang-undangan, kontrak yang telah disepakati, dan ketentuan lain yang disyaratkan.
4. Memberikan informasi untuk perencanaan dan penganggaran, serta untuk
memprediksi pengaruh pemilikan dan pembelanjaan sumber daya ekonomi terhadap pencapaian tujuan operasional.
5. Memberikan informasi untuk mengevaluasi kinerja manajerial dan
organisasional.
8
7
Soekarwo, 2005, Hukum Pengelolaan keuangan Daerah Berdasarkan Prinsip-Prinsip Good Financial Governance, Surabaya: Airlangga University Press, hlm. 243.
18
Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah kepada pemerintahan yang selanjutnya disebut LPPD adalah laporan atas penyelenggaraan
pemerintah daerah selama 1 satu tahun anggaran berdasarkan Rencana Kerja Pembangunan Daerah RKPD yang disampaikan oleh kepala daerah kepada
pemerintah Pasal 1 angka 8 Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 2007 Tentang Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kepada Pemerintah,
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, dan informasi Laporan Penyelenggaraan
Pemerintahan Daerah Kepada Masyarakat. Laporan Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah dapat dianggap diterima apabila sampai dengan 1 satu bulan sejak penyerahan dokumen, penilaian Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah belum dapat diselesaikan, maka pertanggungjawaban ahkir tahun anggaran tersebut dianggap diterima. Apabila pertanggungjawaban kepala
daerah terdapat perbedaan yang nyata antara rencana dengan realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang merupakan penyimpangan
yang alasannya tidak dapat dipertanggungjawabkan berdasarkan tolak ukur RENSTRA, maka pertanggungjawaban kepala daerah tersebut dapat ditolak.
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah APBD dapat diartikan sebagai rencana keuangan tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan
8
Ibid, hlm. 44.
19
peraturan daerah Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah APBD adalah merupakan suatu rencana keuangan tahunan Daerah yang ditetapkan berdasarkan
Peraturan Daerah tentang APBD, adalah suatu rencana keuangan tahunan daerah yang ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah tentang APBD.
9
Struktur APBD merupakan satu kesatuan yang terdiri dari: a.
Pendapatan Daerah; b.
Belanja Daerah; c.
Pembiayaan. Sebagai satu kesatuan, dokumen APBD merupakan rangkuman seluruh jenis
pendapatan, jenis belanja, dan sumber-sumber pembiayaannya.
10
Dari struktur APBD diatas ada kemungkinan surplus atau defisit. Surplus anggaran terjadi jika terdapat
selisih lebih Pendapatan Daerah terhadap Belanja Daerah. Sebaliknya defisit terjadi jika terdapat selisih kurang Pendapatan Daerah terhadap Belanja Daerah, sedangkan
jumlah pembiayaan sama dengan jumlah surplusdefisit anggaran.
11
Didalam Penyususnan APBD terdapat formalitas yang perlu diperhatikan dalam penyusunan anggaran yang terdiri atas :
1. Transparansi dan akuntabilitas;
9
Ahmad Yani, 2002, Hubungan Keuangan Antara Pemerintah Pusat Dan Daerah DI Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,. Hal 54
10
Ibid, hlm 240
11
Ibid
20
2. Disiplin anggaran;
3. Keadilan anggaran;
4. Efisiensi dan efektivitas anggaran;
5. Format anggaran.
12
APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa satu tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember.
Kepala daerah dalam penyusunan Rancangan APBD RAPBD menetapkan prioritas dan plafon anggaran sebagai dasar penyusunan rencana kerja dan
anggaran satuan kerja RKASK perangkat daerah. Berdasarkan prioritas dan plafon anggaran tersebut kepala satuan kerja perangkat daerah menyusun
RKASK perangkat daerah dengan pendekatan prestasi kerja yang akan dicapai. RKSAK perangkat daerah disampaikan kepada pejabat pengelola keuangan
daerah sebagai bahan penyusunan rancangan Perda tentang APBD tahun berikutnya.
13
Setiap perangkat Daerah yang mempunyai tugas memungut atau menerima Pendapatan Daerah wajib melaksanakan intensifikasi pemungutan pendapatan
tersebut adalah oranglembaga pada pemerintah Daerah yang bertanggungjawab kepada Daerah dan membantu Kepala Daerah dalam penyelenggaraan pemerintah
yang terdiri atas sekretaris daerah dinas daerah dan lembaga teknis daerah, kecamatan dan kelurahan sesuai dengan kebutuhan Daerah.
12
Muhamad Djumhana, 2007, Pengantar Hukum Keuangan Daerah, Bandung: Citra Aditya Bakti,, hlm.96.
13
Siswanto Sunarno, 2009, Hukum Pemerintahan Daerah, Jakarta: Sinar Grafika, h. 87.
21
1.8. Metode Penelitian