5
BAB II IDENTIFIKASI DAN PRIORITAS MASALAH
Pertemuan dimulai dari tanggal 23 Agustus 2016 diawali dengan perkenalan biasa serta dilanjutkan dengan bincang-bincang yang secara tak
langsung menuju permasalahan-permasalahan yang dialami oleh KK Dampingan sebagai pemenuhan dalam penyusunan laporan KK Dampingan dari KKN-PPM
2016. Program KK Dampingan terdiri dari identifikasi masalah prioritas dan diakhiri dengan pemberian solusi berupa saran ataupun pemberian bantuan untuk
menyelesaikan permasalahan KK Dampingan.
2.1 Permasalahan Keluarga
Identifikasi permasalahan yang dihadapi oleh keluarga dampingan dilakukan melalui pendekatan secara langsung dengan keluarga dampingan.
Setelah beberapa kali mengadakan kunjungan ke rumah keluarga dampingan ditemukan beberapa masalah yang dihadapi keluarga ini sesuai dengan hasil
wawancara dan pengamatan dengan KK dampingan di antaranya
2.1.1. Permasalahan Perekonomian
Penghasilan keluarga Ibu Ni Nyoman Mustinawati yang jumlahnya kecil dan tidak menentu membuat pemenuhan kebutuhan keluarga agak susah
mengingat besarnya biaya hidup yang diperlukan keluarganya untuk makan sehari-hari, pendidikan anak, biaya untuk kegiatan keagamaan serta kehidupan
bermasyarakat. Pekerjaan sebagai buruh patung yang sudah beliau jalani selama kurang lebih 6 tahun hanya mendapat upah yang sedikit walaupun
jumlah pengunjung atau wisatawan yang datang berkunjung banyak, karena keuntungan yang didapat sepenuhnya dimiliki oleh atasan beliau, dan Ibu
Nyoman hanya mendapatkan upah dari membantu menjual patung kayu tersebut. Begitu juga dengan pekerjaan sampingan beliau yang berjualan
canang. Keuntungan yang beliau dapat dari menjual canang dirasa masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari keluarga, apalagi harga
bahan-bahan untuk membuat canang seperti busung, bunga terkadang tidak menentu. Pengeluaran untuk biaya hidup sehari-hari masih belum termasuk
pengeluaran untuk bekal sekolah anak keduanya, Made Dwi Tarazanny yang
6 saat ini duduk di kelas 3 SMK dengan banyaknya kegiatan di sekolah yang
kadang membuat Made Dwi harus pulang malam dan meminta bekal lebih untuk makan, membayar partisipasi kegiatan, kebutuhan sekolah dan lainnya,
serta dari pembayaran iuran bulanan di banjar dan iuran untuk Pura Dalem. Ibu Ni Nyoman Mustinawati pernah hampir selesai untuk mebanjaran dikarenakan
tidak mampu untuk membayar iuran bulanan dari banjar sebesar 60.000 per bulannya. Namun pada akhirnya beliau mengurungkan niat tersebut dan masih
mebanjaran sampai saat ini. Pendapatan keluarga Ibu Ni Nyoman Mustinawati juga dibantu oleh
anak pertama beliau, Wayan Esa Trezanny yang saat ini bekerja sebagai ahli gizi di Rumah Sakit Prima Medika, Denpasar. Namun tentunya belum bisa
menutupi kebutuhan keluarga Ibu Nyoman secara menyeluruh karena Wayan Esa Trezanny juga memiliki keluarga dan satu orang anak yang baru berumur 6
bulan yang tentunya memiliki kebutuhan yang beragam.
2.1.2. Permasalahan Kesehatan