Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam Kitab Risalatul Mudzakarah

Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan
dalam Kitab Risălatul Mudzăkarah

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh

MAKHFIYYAH MUTHI’AH
NIM: 1110024000001

JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M/1435 H

i

PERNYATAAN


Dengan ini saya menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah
dicantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya bukan hasil karya asli atau
jiplakan orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di
UIN Syarif Hidayatullah.

Ciputat, 11 Maret 2014

Makhfiyyah Muthi’ah
NIM: 1110024000001

ii

Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan
dalam Kitab Risălatul Mudzăkarah


Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Adab dan Humaniora
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sastra (S.S)

Oleh :
MAKHFIYYAH MUTHI’AH
1110024000001

Dosen Pembimbing

Dr. Abdullah, M. Ag.
NIP: 19610825-199303-1-022

Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum.
NIP: 19791229-200501-1-004

JURUSAN TARJAMAH
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014 M/1435 H


iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul “Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam
Kitab Risālatul Mudzākarah” yang ditulis oleh MAKHFIYYAH MUTHI’AH,
NIM 1110024000001 telah diujikan dalam Sidang munaqasyah di Fakultas Adab
dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah pada tanggal 25 September 2014. Skripsi
ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sastra
(S.S) pada program studi Tarjamah.

Ciputat, 25 September 2014

Sidang Munaqasyah
TIM PENGUJI

TANDA TANGAN

Dr. TB Ade Asnawi, MA

(Ketua Sidang)

(
Tgl.

)

Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum
(Sekretaris Sidang)

(
Tgl.

)

Dr. Abdullah, M.Ag
(Pembimbing 1)

(
Tgl.


)

Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum
(Pembimbing 2)

(
Tgl.

)

Dr. Darsita Suparno, M. Hum
(Penguji 1)

(
Tgl.

)

Drs. Ikhwan Azizi, MA

(Penguji 2)

(
Tgl.

)

iv

PRAKATA

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah Swt atas segala
nikmat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini. Sholawat dan salam tak lupa penulis junjungkan pada
baginda Nabi Muhammad Saw yang telah membawa kita sebagai umat-Nya
mampu mengenal, mencari, dan menegakkan syari’at Islam.
Dalam hal ini, penulis menyadari skripsi yang penulis karyakan masih jauh
dari sempurna. Proses penulisannya pun tidak terjadi secara instan begitu saja,
butuh proses panjang dalam menyelesaikannya. Skripsi ini merupakan sebuah
karya penulisan guna memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Sastra di

Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan kali ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada
penerbit dan penerjemah Kitab Risālatul Mudzākarah karena telah memberikan
informasi mengenai biografi penerjemah Kitab Risālatul Mudzākarah. Kemudian
kepada penerjemah, Bapak Zainal Arifin Yahya terima kasih karena telah
mempercayakan penulis untuk melakukan penelitian skripsi ini dan memberikan
informasi mengenai biografinya.
Selanjutnya, penulis mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan dan
Pengurus Ar-Rabithah ‘Alawiyah karena telah memberikan dukungan dan
bantuan kepada penulis. Sehingga penulis bisa menjalankan proses perkuliahan
dari awal masuk sampai pada akhirnya selesai dan berjalan dengan lancar.
Tidak lupa penulis juga ucapkan terima kasih kepada seluruh civitas
akademika UIN Syarif Hidayatullah, kepada: Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA

v

selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Oman Faturrahman,
M.Hum selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. Akhmad Saehudin,
M.Ag selaku Wakil Dekan Fakultas Adab dan Humaniora, Dr. TB Ade Asnawi,
MA selaku Ketua Jurusan Tarjamah, dan Dr. Moch. Syarif Hidayatullah, M.Hum

selaku Sekretaris Jurusan Tarjamah. Serta seluruh dosen-dosen jurusan Tarjamah
terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang diberikan selama ini kepada
penulis. Semoga ilmu yang diberikan bermanfaat dan menjadi bekal bagi penulis
dimasa depan.
Secara khusus kepada Bapak Dr. Abdullah, M.Ag dan Bapak Dr. Moch.
Syarif Hidayatullah, M.Hum selaku dosen pembimbing skripsi, serta Ibu Dr.
Darsita Suparno, M.Hum dan Bapak Drs. Ikhwan Azizi, MA selaku dosen
penguji sidang skripsi, penulis mengucapkan terima kasih tak terhingga atas
kesediaannya meluangkan waktu ditengah kesibukannya untuk membaca,
mengoreksi, dan memberikan referensi, serta memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
Penghormatan serta salam cinta penulis haturkan kepada sosok yang sangat
berjasa selama nafas ini berhembus; kedua orangtuaku, Fatich Alfais Yahya dan
Mira Sulastri Z. Terima kasih Abah dan Mamih selalu menjadi orangtua
terhebat untukku, sehingga dengan kekuatan doa, dukungan, dan motivasi
penulisan skripsi ini berjalan lancar dan selesai tepat waktu. Tak lupa penulis
juga ingin mengucapkan terima kasih kepada Adik penulis, Syarief Muhammad
Syafiq yang telah mendukung dan menghibur penulis.
Kemudian penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ustadz Ahmad
Abdul Aziz, sosok guru yang telah membantu dan mengajarkan penulis untuk


vi

memperdalam ilmu tentang Nahwu dan Sharaf. Sehingga proses analisis dalam
penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar.
Kepada sahabat-sahabat terbaik penulis; Ahmad Farhan, Kholis Alhasan,
Imam Arifin, Humairoh, Novi Aryanita, Siti Nur Asiah, dan Hanni Nuraeni.
Terima kasih telah membuat hidup ini menjadi lebih berwarna. Kebersamaan,
tawa canda, suka duka, dukungan, motivasi, serta doa dari kalian sangatlah
berarti untukku. Kemudian kepada kerabat seperjuangan, Tarjamah 2010 terima
kasih untuk kebersamaannya selama 4 tahun kita berjuang, jatuh bangun, pahit
manis kita rasakan

bersama-sama. Serta adik-adik penulis; Dalipah, Regi,

Wardah, Aldi, Annida, Amel, dan Riyanti. Terima kasih atas semangat dan
dukungan dari kalian semua.
Semoga skripsi yang masih jauh dari kesempurnaan ini bisa memberikan
manfaat bagi siapa saja terutama yang tertarik dengan dunia penerjemahan.Saran
dan kritik membangun penulis harapkan guna untuk perbaikan skripsi ini.


Ciputat, 11 Maret 2014

Makhfiyyah Muthi’ah

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………….… i
PERNYATAAN ……………………………………………………...………....

ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………………... iii
LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN ……………………………….. iv
PRAKATA ………………………………………………………………………. v
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………. viii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………………. xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN ……………………………... xiii
SINGKATAN……………………………………………………………………. xviii
ABSTRAK ……………………………………………………………………….. xix
BAB I PENDAHULUAN
A

Latar Belakang Masalah ………….……………………………….…. 1

B

Batasan dan Rumusan Masalah ……………………………………..

5

C

Tujuan dan Kegunaan Penelitian ……………………………………

6

D

Tinjauan Pustaka ……………….…………………………………… 6

E

Metode Penelitian ……………..…………………………………….. 10

F

Sistematika Penulisan ………….……………………………………. 12

BAB II TEORI TERKAIT PENILAIAN PENERJEMAHAN
A. Pengantar …………………….…………………………………….... 14
B. Penilaian Penerjemahan …………………………………………….. 17
1.

Aspek Penilaian ………..…………………………………..…… 18

2.

Model Penilaian ………………………………………………… 19

3.

Strategi Penilaian ……………………………………………...… 23

viii

C. Pedoman Penilaian Penerjemahan …………………………………… 24
1.

Benny Hoedoro Hoed …………………………………………… 25

2.

Moch. Syarif Hidayatullah ……………………………………… 29

3.

Nababan …………………………………………………………. 30

4.

Rochayah Machali … ……………………………………………. 33

5.

Tim Gunadarma …..……………………………………………. 39

D. Sintesis Pustaka ……………………………………………………... 48

BAB III GAMBARAN UMUM RISĀLATUL MUDZĀKARAH
A. Pengantar ……………………………………………………………... 49
B. Tentang Penulis ………………………………………………………. 49
1.

Riwayat Hidup Abdullah Haddad (Shohibul Ratib ……………… 49

2.

Karier Abdullah Haddad (Shohibul Ratib) ……………………… 52

3.

Karya-karya Abdullah Haddad (Shohibul Ratib) ………………... 55

C. Tentang Penerjemah ………………………………………………….. 58
1.

Riwayat Hidup Zainal Arifin Yahya …………………………….. 58

2.

Karier Zainal Arifin Yahya ……………………………………… 59

3.

Karya-karya Zainal Arifin Yahya ……………………………….. 59

BAB VI PENILAIAN ATAS TERJEMAHAN KITAB RISĀLATUL
MUDZĀKARAH
A. Pengantar ……………………………………………………………... 61
B. Analisis Penilaian Atas Terjemahan Kitab Risălatul Mudzăkarah dari
Aspek Kebahasaan ……….………………………………………….. 61

ix

C. Hasil dan Presentase Penilaian Terjemahan Kitab Risălatul
Mudzăkarah dari Aspek Kebahasaan……..………….……………….. 80

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan …………………………………………………………... 92
B. Saran-saran ……………………………………………….………….. 93

DAFTAR PUSTAKA ………………………………….………..……………… 95
LAMPIRAN ……………………………………………………………………... 98

x

DAFTAR GAMBAR
No

Gambar

1.

1

3.

3

4.

4

Keterangan
Proses Penerjemahan menurut Nida dan
Taber.
Proses Penerjemahan menurut
Hidayatullah
Continuum Peran Pribadi Penerjemah

Halaman
15
16
28

xi

DAFTAR TABEL

No

Tabel

1.

1

2.

2

3.
4.
5.
6.
7.

3
4
5
6
7

8.

8

Keterangan
Perbandingan Model-model Penilaian
Terjemahan.
Kelemahan Model-model Penilaian
Terjemahan
Evaluasi Naskah Terjemahan
Contoh Pemberian Nilai
Pedoman Penilaian Terjemahan.
Kriteria Penilaian
Rambu-rambu Penilaian
Hasil Penilaian Terjemahan Kitab
Risălatul Mudzăkarah

Halaman
21
22
24
28
29
36
37
78

xii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang penulis gunakan dalam penulisan skripsi ini merujuk
pada pedoman transliterasi arab-latin yang ditetapkan berdasarkan keputusan dari
Kementrian Agama Nomor: 158 Tahun 1987 – Nomor: 0543 b/u/1987. Berikut
pedoman transliterasi yang digunakan tersebut.

1.

Konsonan

No

Huruf Arab

Huruf Latin

1

‫ا‬

Tak berlambang

2

‫ب‬

3

No

Huruf Arab

Huruf Latin

16

‫ط‬



b

17

‫ظ‬



‫ت‬

t

18

‫ع‬



4

‫ث‬

ś

19

‫غ‬

g

5

‫ج‬

j

20

‫ف‬

f

6

‫ح‬



21

‫ق‬

q

7

‫خ‬

kh

22

‫ك‬

k

8

‫ذ‬

d

23

‫ل‬

l

9

‫ذ‬

ż

24

‫م‬

m

10

‫ر‬

r

25

‫ن‬

n

11

‫ز‬

z

26

‫ھـ‬

h

12

‫س‬

s

27

‫و‬

w

13

‫ش‬

sy

28

‫ء‬



14

‫ص‬



29

‫ي‬

y

15

‫ض‬



xiii

2.

Vokal
Vokal dalam bahasa Arab sama seperti vokal pada bahasa Indonesia. Vokal

bahasa Arab terdiri dari vokal tunggal atau monoftong dan vokal rangkap atau
diftong.
a.

Vokal Tunggal (monoftong)
Vokal tunggal bahasa Arab lambangnya berupa tanda atau harokat yang

transliterasinya dapat diuraikan sebagai berikut:
TANDA

NAMA

HURUF LATIN

NAMA

‫ــَــ‬

Fathah

a

a

‫ــِــ‬

Kasrah

i

i

‫ـــُــ‬

Dhammah

u

u

Contoh:

b.

‫ ﻛﺘـﺐ‬: kataba

‫ ﺳﺒﻮرة‬: sabbuurah

‫ ﻣﻤﺴﺤﺔ‬: mimsahah

‫ ﯾﺬھـﺐ‬: yadzhabu

Vokal Rangkap (diftong)
Vokal rangkap bahasa Arab lambangnya berupa gabungan antara harokat

dengan huruf, transliterasinya sebagai berikut:
TANDA

NAMA

HURUF LATIN

NAMA

‫ــَــ ي‬

Fathahdengan Ya

ai

a dan i

‫ــَــ و‬

Fathah dengan Wau

au

a dan u

Contoh:

‫ ﻛﯿﻒ‬: kaifa
‫ ھﻮل‬: haula

xiv

3.

Maddah (Vokal Panjang)
Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harokat dan huruf,

transliterasinya adalah sebagai berikut:
TANDA

NAMA

HURUF LATIN

NAMA

‫ــَــ ا‬

Fathah dengan Alif

a

a

‫ــِــ ي‬

Kasrah dengan Ya

i

i

‫ـــُــ و‬

Dhammah dengan Wau

u

u

Contoh:

‫ ﻓﺎﻋـﻞ‬: faa’ala

‫ ﯾﻘﻮل‬: yaquulu

‫ ﻛﺮﯾﻢ‬: kariim

4.

Ta’ marbuthah
Ada dua macam transliterasi untuk ta’ marbuthah, yaitu:
a. Ta’ marbuthah hidup
Ta’ marbuthah yang hidup atau yang mendapat harokat fathah, kasrah,
dan dhammah, maka transliterasinya adalah (t).
b. Ta’ marbuthah mati
Ta’ marbuthah yang mati atau mendapat harokat sukun dibelakangnya,
transliterasinya adalah (h).
Contoh :

‫ طﻠﺤﺔ‬: thalhah

xv

c. Jika pada kata terakhir dengan ta’ marbuthah diikuti oleh kata yang
menggunakan kata sandang “al” serta bacaan yang kedua terpisah, maka
ta’ marbuthah itu ditransliterasikan menjadi (h).
Contoh:

‫ روﺿﺔ اﻟﺠﻨﺔ‬: raudhatul jannah

5.

Syaddah (Tasydid)
Syaddah atau tasydid dalam sistem tulisan bahasa Arab dilambangkan

dengan sebuah tanda syaddah. Dalam transliterasi tanda syaddah dilambangkan
dengan huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu.
Contoh:

‫رﺑـﻨﺎ‬: rabbanaa
‫ رﺑﻰ‬: rabbi

6.

Kata Sandang
Kata sandang dalam sistem bahasa Arab dilambangkan dengan huruf “al”

baik diikuti oleh huruf syamsiyah maupun huruf qomariyah.Penulisannya ditulis
secara terpisah dari kata yang mengikutinya dan hubungkan dengan tanda (-).
Contoh:

‫اﻟﺮﺟﻞ‬: Al-rajulu
‫ اﻟﻤﺎﺋﻦ‬: Al-ma’un

xvi

7.

Hamzah
Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, hamzah ditransliterasikan

dengan spostrof.Tetapi itu hanya berlaku bagi hamzah yang diletaknya ditengah
dan

diakhir

kata.Apabila

letaknya

diawal

kata,

maka

hamzah

tidak

dilambangkan. Karena dalam tulisan arab berupa alif.
Contoh:

‫ ﺷـﯿﺊ‬: syai’un
‫ أُﻣﺮت‬: umirtu

xvii

SINGKATAN

BSa

: Bahasa Sasaran

BSu

: Bahasa Sumber

TSa

: Teks Sasaran

TSu

: Teks Sumber

TBp

: Teks Bahasa Penerima

NBSa

: Naskah Bahasa Sasaran

NBSu

: Naskah Bahasa Sumber

SL

: Source Language

TL

: Target Language

EYD

: Ejaan Yang Disempurnakan

xviii

ABSTRAK

MAKHFIYYAH MUTHI’AH
Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek Kebahasaan dalam Kitab Risālatul
Mudzākarah
Menilai terjemahan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui
seberapa jauh makna yang disampaikan dalam pesan tersebut dapat mudah
dipahami atau tidak, baik dari segi keakuratan, kejelasan, dan ketepatan.
Dalam melakukan proses penilaian terjemahan, yang dinilai adalah produk
atau hasil dari terjemahan tersebut, bukan dari proses penerjemahannya.
Sehingga yang akan diberikan penilaian dalam kitab Risālatul Mudzākarah
adalah terjemahannya bukan prosesnya.
Pada kesempatan kali ini penulis melakukan penelitian mengenai penilaian
yang ditinjau dari aspek kebahasaannya yang meliputi leksikon, morfologi, dan
sintaksis.Penelitian ini penulis lakukan untuk mengetahui sejauh mana
kebahasaan yang dilakukan oleh penerjemah dalam melakukan
penerjemahannya. Baik dari segi leksikon yang meliputi kosakata, kemudian
segi morfologi yang meliputi makna dalam kata, dan sintaksis yang meliputi
pola antara frasa, klausa, dan kalimat.
Kemudian setelah dilakukan penelitian dengan menganalisis terjemahan demi
terjemahan yang terdapat dalam kitab Risālatul Mudzākarah, menurut penulis
terjemahannya tidak terlalu buruk dan juga tidak terlalu bagus. Karena jika
terjemahan tersebut dikonsumsi oleh khalayak masyarakat yang awam tentang
tasawuf maka akan sulit memahami apa makna dari terjemahan kitab tersebut.

xix

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Penerjemahan adalah usaha mereproduksi pesan dari bahasa sumber (BSu) ke
dalam bahasa sasaran (BSa) dengan hasil semirip mungkin, baik dalam makna
maupun gaya bahasanya. Sebuah karya terjemahan harus mempengaruhi pembaca
dengan cara yang sama seperti karya aslinya. Seorang penerjemah harus bisa
menjamin bahwa apa yang disampaikan kepada pembacanya adalah benar-benar
seperti apa yang dimaksudkan penulis asli. Tentunya ini bukan persoalan mudah,
apalagi menerjemahkan teks dari bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, Rochayah Machali mengemukakan
bahwa Catford menggunakan pendekatan kebahasaan dalam melihat kegiatan
penerjemahan, dan ia mendefinisikannya sebagai "the replacement of textual
material in one language (SL) by equivalent textual material in another language
(TL)" mengganti bahan teks dalam bahasa sumber dengan bahan teks yang
sepadan dalam bahasa sasaran. Kemudian Newmark juga memberikan definisi
serupa, namun lebih jelas lagi: "rendering the meaning of a text into another
language in the way that the author intented the text" menerjemahkan makna
suatu teks ke dalam bahasa lain sesuai dengan yang dimaksudkan pengarang. 1
Kegiatan penerjemahan dilakukan untuk membantu orang-orang yang tidak
bisa memahami pesan secara langsung dari bahasa sumbernya. Esensi

1

Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 25

1

penerjemahan sesungguhnya adalah menyampaikan amanat (gagasan, pemikiran,
perasaan) dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran. 2
Menerjemahkan bukan saja menuliskan pikiran-pikirannya sendiri dan bukan
pula menyadur, dengan pengertian menyadur sebagai pengungkapan kembali
amanat dari suatu karya terjemahan dengan meninggalkan detail-detailnya tanpa
mempertahankan gaya bahasanya dan tidak harus ke dalam bahasa lain. Selain
memahami apa itu menerjemahkan dan apa yang harus dihasilkan dalam
terjemahannya, seorang penerjemah hendaknya mengetahui bahwa kegiatan
menerjemahkan itu kompleks, merupakan suatu proses. 3
Dewasa ini sudah banyak hasil karya terjemahan dari satu bahasa ke dalam
bahasa lain. Di Indonesia juga sudah banyak hasil karya penulis yang
diterjemahkan dari bahasa asing ke bahasa Indonesia. Hasil karya terjemahan
bentuknya beragam seperti buku, majalah, buletin, surat-surat berharga, dan lain
sebagainya.
Namun, sebagai sebuah hasil karya terjemahan kita perlu menilai dan
menganalisis apakah terjemahan itu sudah benar sesuai dengan kaidah
penerjemahan. Nida dan Taber mengemukakan bahwa penerjemahan yang benar
(correct translation) bergantung pada untuk siapa penerjemahan itu dilakukan,
yakni siapa calon pembaca terjemahan kita. Benny H. Hoed menambahkan bahwa
benar tidaknya suatu terjemahan (correctness in translation) bergantung juga pada
untuk tujuan apa penerjemahan itu dilakukan. 4

2

M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 3
3
A. Widyamartaya, Seni Menerjemahkan (Yogyakarta: Kanisius, 1989), h. 14
4
Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 13

2

Menilai kualitas terjemahan adalah salah satu aktivitas penting dalam
penerjemahan. Penilaian terhadap kualitas terjemahan selain dapat dilakukan
secara langsung dengan mengamati dan membaca secara cermat, juga dapat
dilakukan dengan cara memberi penilaian secara matematis. 5
Meskipun penilaian terhadap hasil terjemahan itu terbilang bersifat subjektifrelatif, tetapi penilaian secara matematis perlu dilakukan. Penilaian ini juga biasa
dilakukan oleh penerbit untuk menilai apakah suatu terjemahan itu layak untuk
dikonsumsi atau tidak.
Hasil terjemahan yang baik pasti harus melalui proses panjang. Salah satunya
ialah membiasakan menyunting dan menganalisis kembali hasil terjemahan
tersebut yang dihasilkan, tujuannya untuk menguji apakah hasil terjemahan
tersebut sudah bagus atau belum. 6 Terjemahan yang bagus adalah terjemahan
yang isi penyampaian pesannya dapat tersampaikan oleh si pembaca.
Bisa dipastikan, teks sumber dan teks sasaran mempunyai warna budaya dan
bahasa yang berbeda. Oleh karena itu produk terjemahan sudah seharusnya
dibingkai dalam nuansa budaya dan situasi bahasa target. Jika tidak,
terjemahannya hanya akan dirasa sebagai sebuah bacaan yang tidak wajar dan
tidak berterima. Kewajaran suatu teks terjemahan dapat dihadirkan jika
penerjemah menguasai bahasa sumber dengan baik, dan menguasai bahasa
sasaran dengan lebih baik lagi. 7
Dalam buku Pedoman bagi Penerjemah, Rochayah Machali memaparkan
proses penilaian terhadap suatu terjemahan terbagi menjadi dua, yaitu: Penilaian
5

Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 71
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 73
7
M. Zaka Al Farisi, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2011), h. 4
6

3

Umum Terjemahan dan Penilaian Khusus Terjemahan. Proses Penilaian Umum
Terjemahan terdapat beberapa aspek yang ditinjau dari pemadanannya, yaitu dari
aspek pemadanan linguistis (struktur gramatika), aspek padanan semantik, dan
aspek lainnya yaitu penyampaian gaya bahasanya. 8
Jika ditinjau dari aspek pemadanan linguistik yang berkaitan dengan aspek
kebahasaannya, unsur-unsur yang meliputi dalam penerjemahan yaitu: makna
kamus (leksikon atau kosakata), makna morfologis (transposisi atau struktur kata),
makna sintaksis (modulasi atau struktur kalimat), dan makna retoris (unsur ini
terkait dengan majaz atau metafora, alegori, dan idiom. 9
Dalam kajian linguistik, makna kamus (leksikon atau kosakata) adalah kata
atau frasa yang merupakan satuan makna. 10 Kemudian makna morfologis
(transposisi atau struktur kata) adalah bagian dari tata bahasa yang mempelajari
bentuk-bentuk kata dan segala hal serta proses pembentukannya. 11 Makna
sintaksis (modulasi atau struktur kalimat) adalah cabang linguistik yang mengkaji
susunan kata dalam kalimat yang mempelajari hubungan antara kata, frasa, klausa
kalimat yang satu dengan kata, frasa, klausa kalimat lainnya. 12
Kitab Risālatul Mudzākarah merupakan salah satu kitab klasik terkenal karya
ulama besar Al-Habib As-Sayyid Abdullah bin ‘Alawiy Al-Haddad yang disusun
lebih dari empat abad yang lalu. Kitab ini telah diterjemahkan ke dalam bahasa

8

Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah (Bandung: Kaifa, 2009), h. 116
Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Tangerang: Dikara, 2010), h. 17
10
Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern) (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 92
11
Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern) (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 59
12
Moch. Syarif Hidayatullah, Pengantar Linguistik Bahasa Arab (Klasik Modern) (Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 99
9

4

Indonesia oleh Zainal Arifin Yahya dan diterbitkan oleh penerbit Pustaka Mampir
Jakarta.
Kitab ini dari segi penyajiannya sangat menarik, karena antara teks Arab
(TSu) dan terjemahan teks Indonesia-nya (TSa) disajikan secara berdampingan.
Sehingga memudahkan pembaca untuk membacanya. Namun, dari segi isi atau
pembahasannya kitab ini perlu dikaji lagi, apakah terjemahan kitab ini sudah
memenuhi aspek kebahasaannya atau belum, baik dari makna kamus, morfologis,
dan sintaksisnya.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik
untuk menulis skripsi dengan judul; Penilaian Hasil Terjemahan dari Aspek
Kebahasaan dalam Kitab Risālatul Mudzākarah.

B. Batasan dan Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang peneliti temukan dalam kitab Risālatul
Mudzākarah yaitu pada masalah aspek kebahasan yang meliputi segi leksikon,
morfologis, dan sintaksis. Selanjutnya, peneliti hanya mengambil beberapa
halaman untuk dijadikan bahan dalam melakukan penelitian. Yaitu pada bab
Mukmin sejati.
Dalam hal ini, peneliti memilih bab Mukmin Sejati sebagai bahan penelitian
dalam penulisan skripsi karena bab ini menjelaskan tentang tasawuf. Selain itu
dari segi terjemahannya kurang dipahami dan pesan tidak tersampaikan, terutama
bagi kalangan awam. Karena hanya kalangan tertentu saja yang bisa memahami
makna dari terjemahan tersebut. Kemudian dalam proses terjemahannya
menggunakan kalimat perumpamaan seperti majaz dan makna kiasan, sehingga

5

makna dari isi pesan dalam terjemahannya kurang untuk dipahami. Oleh karena
itu, bab Mukmin Sejati sangat menarik untuk dijadikan sebagai bahan penelitian.
Kemudian dari permasalahan yang telah dipaparkan di atas, maka peneliti
dapat merumuskannya dalam bentuk pertanyaan:
1.

Bagaimana aspek kebahasaan dalam terjemahan kitab Risālatul Mudzākarah
jika dilihat dari segi leksikon, morfologis, dan sintaksis?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk:
1.

Mengetahui keakuratan dalam penyampaian pesan dari aspek kebahasaan
yang meliputi segi leksikon, morfologis, dan sintaksisnya dalam terjemahan
kitab Risālatul Mudzākarah.

Sedangkan kegunaan dari penelitian dalam skripsi ini adalah :
1.

Sebagai sumbangan pemikiran dalam upaya peningkatan dan pengembangan
ilmu pengetahuan khususnya bidang penerjemahan.

2.

Sebagai bahan informasi ilmiah bagi lembaga penerbit hasil karya
terjemahan.

3.

Sebagai wacana keilmuan dan pengalaman bagi penulis.

D. Tinjauan Pustaka
Setelah peneliti mencari dan menelaah berbagai karya-karya ilmiah baik
melalui perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora maupun perpustakaan UIN

6

Syarif Hidayatullah Jakarta, sepengetahuan peneliti ada beberapa kajian skripsi
yang memiliki kesamaan substansi dengan penelitian yang peneliti lakukan.
Pertama Tatam, menulis tentang “Kritik Atas Terjemahan Hadits” (Studi
Kasus Terjemahan Mukhtashar Shahih Al-Bukhari). Batasan permasalahan yang
diteliti oleh peneliti hanya terfokus pada bab Zakat saja. Sementara yang menjadi
salah satu pertimbangan mengapa pada bab Zakat yang dipilih oleh peneliti
sebagai sasaran utamanya karena sering dijumpai kata

‫ زﻛــﺎة‬,‫ ﺗﺼــﺪق‬,‫إﻧﻔــﺎق‬

yang pada kesemuanya memiliki arti yang sama dan serupa, yaitu; zakat. Jika
seorang penerjemah tidak mampu dan hati-hati dalam memahami konteks pada
BSu maka akan terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan.
Dalam penelitian ini, peneliti membahas tentang kritik atas terjemahan yang
dibagi dari dua segi, yaitu kritik internal dan kritik eksternal. Kritik internal hanya
fokus pada isi atau materi terjemahan kitab Mukhtashar Sha̱î̱ Al-Bukhârî
dengan melakukan kritik juga penilaian secara objektif terhadap terjemahan
tersebut. Sedangkan kritik eksternal hanya fokus kepada penyajian hasil buku
terjemahan kitab Mukhtashar Sha̱î̱ Al-Bukhârî dari segi artistic dan grafis.
Peneliti merujuk pada teori yang dikemukakan Moch. Syarif Hidayatullah.
Alasannya, teori ini dianggap lebih mudah untuk memperoleh nilai secara
matematis.
Kedua Amir Hamzah, menulis tentang “Penilaian Kualitas Terjemahan
(Studi Kasus Kitab Fiqh Al-Islâm Wa Adilatuh Karya Wahbah Al-Zuhaili).”
Batasan masalah dalam penulisan skripsi yang ditulis oleh peneliti hanya fokus
pada bab Salat saja. Sedangkan rumusan masalah yang dikemukakan oleh peneliti
adalah ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam mengalihkan pesan.

7

Dalam penelitiannya, peneliti merujuk pada teori yang dikemukakan
Rochayah Machali. Kriteria yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
proses penilaian adalah pokok-pokok penilaian dan struktur gramatika. Struktur
gramatika tertuju pada pembahasan tentang morfologis dan sintaksis. Kedua
bidang tersebut memang berbeda, tetapi keduanya adalah bidang tataran linguistik
yang secara tradisional disebut tata bahasa atau gramatika. 13
Sintaksis dan morfologis sangat berpengaruh terhadap proses penerjemahan.
Apabila terjadi kesalahan dalam pengalihan makna, maka akan berpengaruh
terhadap makna yang dihasilkan. Sedangkan morfologis padanannya sesuai tetapi
tidak merubahan nilai rasa. Dalam kajian linguistik morfologis adalah ilmu yang
membicarakan struktur internal kata, sedangkan sintaksis adalah ilmu yang
membicarakan kata dengan hubungannya dengan kata lain, atau unsur-unsur lain
sebagai satuan ujaran. 14
Pembahasan dalam penulisan skripsi ini memiliki kesamaan dengan skripsi
yang akan peneliti (saya) kaji, yaitu mengenai penilaian terhadap suatu
terjemahan, yang berbeda hanya dari segi objeknya saja. Teori yang digunakan
sama, yaitu teori yang dikemukakan oleh Rochayah Machali.
Ketiga Siti Hamidah, menulis tentang “Peribahasa Arab dalam Buku Bahasa
Gaul Ikhwan Akhwat” (Pendekatan Penilaian Penerjemahan). Batasan masalah
dalam penelitian ini adalah penerjemahan peribahasa arab. Sedangkan rumusan
masalahnya adalah mengetahui jenis peribahasa yang menjadi karakteristik buku
tersebut, metode penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, dan mengetahui
bagaimana hasil penerjemahan tersebut setelah dilakukan penilaian.
13
14

Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 206
Abdul Chaer, Linguistik Umum (Jakarta: Rineka Cipta, 2012), h. 206

8

Metode penelitian yang digunakan peneliti dalam melakukan penelitian
adalah

metode

kualitatif

dengan

menggunakan

pendekatan

penilaian

penerjemahan berdasarkan analisis deskriptif. Dalam pembahasannya, peneliti
menjelaskan mengenai teori-teori apa saja yang meliputi tentang peribahasa.
Yaitu; definisi dan macam-macam peribahasa baik dari segi bahasa arab dan
Indonesia.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teori penerjemahan yang
dikemukakan oleh Newmark; 1979, bahwasanya Newmark memandang metode
dalam penerjemahan dapat ditilik dari segi penekanannya terhadap BSu dan BSa.
Yaitu; penerjemahan kata per kata, penerjemahan harfiah, penerjemahan semantis,
penerjemahan setia, penerjemahan adaptasi, penerjemahan bebas, penerjemahan
idiom, dan penerjemahan komunikatif. Sedangkan teori penilaian penerjemahan
yang digunakan peneliti adalah teori penilaian yang dikemukakan oleh Mildred L.
Larson; 1989. Dalam bukunya Mildred L. Larson menjelaskan bahwa dalam
melakukan proses penilaian terjemahan ada beberapa aspek yang harus
diperhatikan yaitu; ketepatan, kejelasan, dan kewajaran.
Selanjutnya, dari ketiga sumber tinjauan pustaka yang peneliti paparkan di
atas, terdapat kesamaan teori penilaian yang digunakan, yaitu teori yang
dikemukakan oleh Rochayah Machali. Teori tersebut telah digunakan oleh Amir
Hamzah dalam penelitian skripsinya, hanya saja disini terdapat perbedaan antara
penelitian yang dilakukan penulis dengan Amir Hamzah. Segi objek tidak ada
kesamaan, karena kitab yang digunakan sebagai bahan penelitian berbeda.
Kemudian perbedaan selanjutnya terletak pada judul penulisan skripsi, judul
skripsi yang peneliti angkat mengenai penilaian dari aspek kebahasaan yang

9

meliputi leksikon, morfologi, dan sintaksis. Sedangkan Amir Hamzah
mengangkat judul mengenai penilaian kualitas terjemahan terkaitan dengan
ketepatan, kejelasan, dan kewajaran dalam mengalihkan pesan.

E. Metode Penelitian
a.

Sumber Data
Sumber data yang peneliti gunakan sebagai bahan utama dalam penelitian

skripsi ini adalah kitab Risālatul Mudzākarah yang merupakan karya As-Sayyid
Al-Habib Al-‘Arif billah Syekh Abdullah bin ‘Alawiy Al-Haddad. Kitab ini
merupakan risalah yang termuat dalam satu kitab karya beliau yang popular
dengan judul Ad-Da’wah At-Tammah wa Al-Tadzkirah Al-‘Ammah. Kitab ini
telah diterjemahkan oleh Zainal Arifin Yahya dan diterbitkan melalui penerbit
Pustaka Mampir.
Kitab Risālatul Mudzākarah cukup menarik untuk dikaji serta banyak
diminati oleh para pembaca. Selain dari pembahasannya yang membahas
mengenai risalah diskusi, kitab ini dari tampilan design-nya juga memudahkan
pembaca karena antara teks Arab (TSu) dan teks Indonesianya (TSa) diletakkan
secara berdampingan.

b.

Tahapan Pengumpulan Data
Proses pengumpulan data dilakukan dengan menginventarisasi teks-teks arab

dan teks-teks terjemahan bab Mukmin Sejati yang terdapat dalam kitab Risālatul
Mudzākarah. Setelah itu, peneliti melakukan analisis dengan menerapkan teori

10

penilaian yang digunakan, sehingga ditemukan data yang tepat untuk bahan
analisis dan penilaian.

c.

Analisis Data
Metode yang peneliti gunakan adalah metode campuran atau mix method.

Dalam hal ini, peneliti menganalisis dengan membagi kedua metode tersebut,
metode kualitatif peneliti gunakan untuk yaitu mengamati dan menganalisis teksteks yaitu TSu dan TSa pada Bab Mukmin Sejati dalam kitab Risălatul
Mudzăkarah.

Kemudian

peneliti

menjelaskan

secara

terperinci

dengan

mengeksplorasi leksikon, morfologis, dan sintaksis. 15
Selanjutnya, metode kuantitatif peneliti gunakan untuk data statistik berupa
tabel dari hasil penelitian tersebut. Setelah itu hasil perolehan dari analisis tersebut
dimasukkan kedalam hitungan matematis untuk memperoleh prosentase penilaian
terjemahan.

d.

Teknik Pengambilan Data
Data yang diambil oleh peneliti dalam melakukan proses penelitian berupa

teks-teks arab yang terdapat dalam kitab Risălatul Mudzăkarah pada bab Mukmin
Sejati. Kemudian setelah data sudah terkumpul, proses penelitian dilakukan
dengan mencari dan mencatat beberapa kesalahan yang terdapat pada TSu dan
TSa. Selanjutnya, hasil tersebut dimasukan kedalam perhitungan matematis.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan teori penilaian yang dikemukakan oleh
Rochayah Machali sebagai rujukan utama dalam proses penelitian. Peneliti juga
15

Muhammad, Metode Penelitian Bahasa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), h. 20

11

menggunakan kajian pustaka (library research). Secara teknis penulisan skripsi
ini didasarkan pada buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis, dan
disertasi) yang berlaku di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
diterbitkan oleh Center Of Quality Development and Assurance (CeQDA) UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.

F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam penelitian skripsi akan disajikan dalam lima bab,
yaitu pendahuluan, kerangka teori, gambaran umum, analisis, dan kesimpulan.
Tujuannya adalah untuk mendapat pemahaman dan komprehensif dalam
pembahasan masalah dalam penelitian skripsi ini, maka dari itu peneliti
memaparkan sistematika penulisannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan. Bab ini merupakan awal atau pembukaan, pada bab ini
dijelaskan mengenai latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian serta sistematika
penulisan skripsi.
Bab II Teori Terkait Penilaian Terjemahan. Bab ini membahas mengenai
segala yang berhubungan dengan proses menilai suatu terjemahan. Kemudian
pada bab ini peneliti juga membahas mengenai pedoman teori-teori penilaian
terjemahan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh.
Bab III Gambaran Umum. Bab ini merupakan gambaran mengenai biografi,
riwayat hidup, karier, serta karya-karya penulis dan penerjemah Kitab Risālatul
Mudzākarah.

12

Bab IV Analisis. Bab ini merupakan analisis penilaian terhadap terjemahan
Kitab Risālatul Mudzākarah yang peneliti lakukan ditinjau dari perspektif aspek
kebahasaan terjemahannya yang meliputi segi leksikon, morfologis, dan sintaksis.
Dalam bab ini akan dideskripsikan juga bagaimana hasil terjemahan Kitab
Risālatul Mudzākarah secara objektif. Selain itu juga diberikan alternatif
terjemahan jika ditemukan kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah bahasa
Indonesia yang baku.
Bab V Penutup. Bab ini merupakan hasil dari analisis penilaian yang peneliti
lakukan. Terdiri dari kesimpulan dan saran-saran yang peneliti berikan untuk
penerjemah dan penerbit guna sebagai masukan untuk edisi selanjutnya.

13

BAB II
TEORI TERKAIT PENILAIAN PENERJEMAHAN

A. Pengantar
Seperti yang sudah dijelaskan pada bab I bahwa penerjemahan adalah usaha
mereproduksi pesan dari bahasa sumber (BSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa)
dengan hasil semirip mungkin, baik dalam makna maupun gaya bahasanya.
Sebuah karya terjemahan harus mempengaruhi pembaca dengan cara yang sama
seperti karya aslinya. Dalam bahasa Indonesia, istilah terjemah diambil dari
bahasa Arab, tarjamah. Bahasa Arab sendiri mengambil istilah tersebut dari
bahasa Armenia, turjuman. Kata turjuman sebentuk dengan tarjaman yang
berarti seseorang yang mengalihkan tuturan dari bahasa satu ke bahasa lain. 16
Menerjemahkan sebuah teks bukan hanya sekedar mengalihkan kata demi
kata, kalimat demi kalimat yang terdapat dalam bahasa Indonesia. Tetapi
menerjemahkan juga berarti merakit dan mengungkapkan kembali gagasan
naratif sebuah teks sumber (TSu) ke dalam bahasa sasaran (BSa). 17
Dalam proses penerjemahan, penerjemah diharuskan melakukan rangkaian
tindakan, seperti kebiasaan untuk mengalihkan pesan dari bahasa sumber ke
dalam bahasa sasaran. Dilihat dari prosesnya, menurut Nida dan Taber
penerjemahan yang baik harus mengikuti suatu proses yang bertahap, yaitu: 18

16

Syihabuddin, Penerjemahan Arab-Indonesia (Teori dan Praktek) (Bandung: Humaniora,
2005), h. 7
17
M. Zaka Alfarisi, Pedoman Penerjemahan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), h. 123
18
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 20

14

1. Analisis; Penerjemah harus mempelajari teks BSu dari segi bentuk dan isi
serta harus memperhatikan hubungan makna antar kata dan gabungan kata.
2. Pengalihan; Penerjemah mulai menerjemahkan dengan melakukan alih
bahasa setelah menganalisis secara lengkap yang mencakup aspek
gramatikal dan semantik.
3. Penyerasian; Penerjemah menyusun kembali teks dengan ragam yang
sesuai dan gaya bahasa yang wajar.

Proses penerjemahan yang telah dipaparkan di atas dapat digambarkan seperti
di bawah ini :

A (Source)

B (Receptor)

ANALISIS

PENYERASIAN

X

PENGALIHAN

Y

Gambar 1. Proses Penerjemahan

Gambaran tentang proses penerjemahan di atas, bahwa analisis – pengalihan
– penyerasian tidak terjadi sekali saja, melainkan berulangkali. Penerjemah harus
melakukan secara berulang dari analisis ke penyerasian, dan dari penyerasian ke
analisis lalu ke penyerasian, kembali ke analisis dan seterusnya sampai diperoleh
hasil terjemahan yang baik. 19

19

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 21

15

Untuk menghasilkan suatu pesan teks BSa yang sesuai dengan pesan yang
terdapat pada teks BSu, seorang penerjemah harus memperhatikan proses
penerjemahan yang dirumuskan oleh Hidayatullah 20, yaitu:
Struktur Luar
TSu

Pemadanan
Leksikal TSu

Pemadanan
Morfologis TSu

Pemahaman
Leksikal TSu

Struktur Batin
TSu dan TSa

Pemadanan
Sintaksis TSu

Pemahaman
Morfologis TSu

Pemahaman
Pragmatis TSu

Pemadanan
Semantis TSu

Pemahaman
Sintaksis TSu

Pemahaman
Semantis TSu

Pemadanan
Pragmatis TSu

Struktur
Luar TSa

Gambar 2. Proses Penerjemahan

Proses penerjemahan pada gambar diatas melalui 13 proses dimulai dari
struktur luar TSu dan berakhir pada struktur TSa. Struktur luar TSu maksudnya
teks tersebut masih dalam berupa teks asli. Kemudian Pemahaman Leksikal TSu
mengharuskan seorang penerjemah untuk lebih memiliki kepekaasn terhadap
leksikal, supaya dia bisa memahami kosakata yang ada pada TSu. Pemahaman
Morfologis TSu mengharuskan penerjemah memahami segala bentuk morfologis
kosakata pada TSu, sehingga dia mengetahui perubahan kosakata manasaja yang
mengalami perubahan makna. Pemahaman Sintaksis TSu mengharuskan
penerjemah memahami pola kalimat yang ada dalam TSu. Pemahaman Semantis
TSu mengharuskan penerjemah memahami pemaknaan yang ada pada TSu.
Pemahaman Pragmatis TSu mengharuskan penerjemah memahami pemahaman
20

Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Jakarta: Dikara, 2010), h. 13

16

yang dikaitkan dengan konteks yang ada pada TSu. Pada struktur batin TSu dan
TSa terjadi transformasi pada penerjemah untuk menyesuaikan pemahaman TSu
ke dalam pemadanan TSa. Pemadanan Leksikal TSa mengharuskan penerjemah
memilih padanan yang tepat untuk kata yang ditemui pada TSu. Pemadanan
Morfologis TSa mengharuskan penerjemah memiliki pengetahuan tentang
padanan yang tepat setelah kata tersebut mengalami perubahan bentuk.
Pemadanan Sintaksis TSa mengharuskan penerjemah memiliki kepekaan makna
pada tiap kalimat yang ada. Pemadanan Semantis TSa berhubungan dengan
pemadanan sintaksis TSa. Pemadanan Pragmatis TSa adalah hasil dari
pemahaman konstektual TSu, sehingga penerjemah dapat menerjemahkan dengan
konteks yang tepat. Setelah melalui semua proses tersebut kemudian
menghasilkan suatu Struktur Luar TSa yang layak untuk dikonsumsi.21

B. Penilaian Terjemahan
Seperti halnya seorang penulis yang perlu mengembangkan teknik dalam
menulisya, tidak bisa dipungkiri bahwa seorang penerjemah juga perlu
mengembangkan kualitas terjemahannya. Seorang penerjemah tidak hanya
bertanggung jawab dalam mengalihbahasakan suatu naskah, tetapi juga perlu
berperan sebagai pengamat yang mengevaluasi hasil terjemahannya. Hanya saja,
penerjemah biasanya merasakan kesulitan untuk melakukan penilaian terhadap
terjemahannya sendiri, karena secara psikologis mungkin dia beranggapan bahwa
terjemahannya sudah bagus dan tidak perlu dilakukan penilaian lagi. 22

21

Moch. Syarif Hidayatullah, Tarjim Al-An (Jakarta: Dikara, 2010), h. 14
Truly Almendo Pasaribu, Menilai Kualitas Terjemahan (Diakses 2/3/2014, 19.30 wib),
http://pelitaku.sabda.org/menilai_kualitas_terjemahan
22

17

Menilai suatu terjemahan tentunya didasarkan pada kriteria-kriteria yang
telah ditentukan terlebih dahulu, supaya terjemahan tersebut dapat dikatakan baik
karena telah memenuhi seluruh kriteria tersebut. Penilaian terhadap suatu
terjemahan dapat ditujukan kepada makna atau isi kemudian kewajaran menurut
BSa. Selain apa yang harus dinilai atau diperhatikan, perlu juga diketahui
bagaimana cara melakukan penilaian. 23
Dalam penilaian pada isi teks, hal yang harus diperhatikan adalah apakah isi
dalam teks terjemahan tersebut telah akurat atau belum. Kemudian sejauh mana
makna yang terdapat di dalam TSu dapat dialihkan secara akurat ke dalam teks
terjemahan. Pedoman yang harus diperhatikan adalah apakah ada yang ditambah
atau dikurangi setelah dilakukan penilaian apabila teks terjemahan tersebut tidak
mengungkapkan seluruh makna yang terdapat pada teks sumber. 24

1.

Aspek Penilaian
Penilaian terjemahan merupakan bagian terpenting dalam konsep teori

penerjemahan. Oleh karenanya kriteria/aspek penilaian terjemahan membawa
pada konsep terjemahan dan penilaian yang berbeda-beda. Maka dari itu,
diharapkan penilaian yang diberikan dapat menilai suatu terjemahan dengan baik
karena untuk menentukan kualitas terjemahan. 25
Dalam kriteria penilaian penerjemahan ini, ditentukan aspek yang dinilai
mencakup; kesepadanan makna pada aspek linguistis, semantik dan pragmatis,

23

Maurits D. S. Simatupang, Pengantar Teori Terjemahan (Jakarta: Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2000), h. 130
24
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 131
25
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 145

18

tingkat kewajaran, penggunaan gaya bahasa, peristilahan khusus, penggunaan
ejaan baku, dan kesepadanan teks. 26

2. Model Penilaian
Teori yang mendasari pengembangan model dalam penilaian terjemahan ini
adalah teori tentang penerjemahan, teks, penilaian/ukuran. Oleh karena itu, dalam
merumuskan suatu model penilaian harus berlandaskan dengan teori-teori ini, dan
model penilaian ini harus signifikan dengan teori tersebut, supaya model penilaian
terjemahan yang dihasilkan dapat memiliki keterandalan yang tinggi. 27
Model penilaian terjemahan memiliki ciri umum yaitu pengkategorian
kesalahan pada setiap pendekatan yang berbeda berdasarkan ada atau tidaknya
pengukuran kuantitatif. Williams membagi dua kelompok model penilaian, yaitu;
Model Penilaian Kuantitatif dan Model Penilaian Kualitatif. 28

Model-model penilaian yang termasuk dalam kategori model penilaian
kuantitatif:29
1.

Canadian Language Quality Measurement Sistem (Sical)
Model penilaian ini dikembangkan oleh Kantor Penerjemahan Pemerintahan

Kanada yang digunakan sebagai alat ujian maupun untuk membantu menilai
kualitas 300 juta kata terjemahan instrumental setiap tahunnya.

26

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 147
27
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 150
28
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008),, h. 150
29
Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008),h. 150

(Jakarta:
(Jakarta:
(Jakarta:
(Jakarta:

19

2.

The Council of Translator and Interpreter of Canada (CTIC)
Model penilaian ini menggunakan perbandingan dengan model penilaian

lainnya sebagai ujian sertifikasi penerjemah. Setiap jenis kesalahan pada
penerjemahan diberi nilai kuantitatif.
3.

Analisis Wacana oleh Bensoussan dan Rosenhouse
Model penilaian ini dicetuskan oleh Bensoussan dan Rosenhouse gunanya

untuk mengevaluasi terjemahan siswa dan digunakan untuk menilai pemahaman
bahasa inggris dalam konteks TEFL.
4.

Tekstologi oleh Larose
Model penilaian ini berupa kisi-kisi bersusun yang terdiri dari faktor mikro

struktur, makro struktur, superstruktur, peritekstual atau ekstrakstual, dan lainnya.
Terjemahan dievaluasi lalu dibandingkan dengan setiap kriteria kualitas secara
terpisah dan nilai ditetapkan berdasarkan kesepakatan.

Selanjutnya model-model penilaian yang termasuk dalam kategori model
penilaian kualitatif: 30
1.

Model Skopostheory
Model penilaian ini berdasarkan fungsi dan tujuan TSa dapat diaplikasikan

secara pragmatik seperti dokumen sastra. Dalam model penilaian ini analisis
kesalahan tidak begitu diperlukan, hanya saja harus mengukur kualitas suatu
terjemahan berdasarkan teks BSa.

30

Frans Sayogie, Penerjemahan Bahasa Inggris ke dalam Bahasa Indonesia (Jakarta:
Lembaga Penelitian Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, 2008), h. 152

20

2.

Model Penjelasan Deskriptif (Descriptive Explanatory)
Model penilaian ini dihadirkan oleh House dengan menggunakan teks

fungsional yang dieksplorasi oleh Haliday, Crystal, dan Davey. Mereka menolak
bahwa penilaian secara alami terlalu subjektif.
Selanjutnya di bawah ini akan digambarkan bagaimana perbandingan antara
model-model penilaian dengan cara menilai, kegunaan, dan kriteria teks
terjemahannya.
Tabel 1. Perbandingan Model-model Penilaian Terjemahan
No.

Model

A

Model
Kuantitatif

1

2

3

4

B

Sical

Cara Menilai

Melihat jumlah
kesalahan mayor dan
minor dalam 400 kata
suatu teks.

CTIC

Setiap jenis kesalahan
diberi nilai kuantitatif,
seperti; -10, -5 lalu
jumlah kesalahan total
dikurangi 100

Bensoussan
dan
Rosenhouse

- Penilaian berdasarkan
kesetiaan pada tingkat
linguistik dan tingkat
cultural. Nilai
berdasarkan pada
terjemahan yang benar
pada setiap unit.

Tekstologi

- Penilaian ditetapkan
berdasarkan
kesepakatan, skala 1-5
yang akan
ditambahkan dengan
faktor yang
memberatkan
- Berupa kisi-kisi untuk
analisis multikriteria.

Kriteria Teks
Terjemahan

Kegunaan

-

Alat uji
Membantu menilai
kualitas 300 juta
kata terjemahan
instrumental setiap
tahun.

-

Ujian sertifikasi
penerjemah

-

Evaluasi
terjemahan siswa
Menilai
pemahaman dalam
konteks TEFL
Membuat tabel
frekuensi kesalahan
pada setiap kriteria.

-

-

-

-

Berterima; hanya 12
kesalahan transfer
tanpa kesalahan
mayor (dalam 400
kata)
Dapat direvisi
Tidak berterima

Lulus; nilai 75%

Tidak ada kriteria
standar.

Terjemahan terbaik yang
mempunyai nilai
kumulatif tertinggi.

Model
Kualitatif

21

1

Skopostheory

- Tidak perlu analisis
kesalahan
- Teks sasaran sebagai
tolak ukur penilaian
terjemahan

2

Penjelasan
deskriptif

- Penilaian dilakukan
secara alami.

C

Perpaduan
kuantitatif
dan kualitatif
- Membandingkan
keberadaan keenam
elemen dalam bahasa
sumber dan bahasa
sasaran

Argumentasi
Williams

Menilai terjemahan
profesional dan
mahasiswa

-

Tidak ada standar
kualitas khusus.

-

Standar tinggi
Standar rendah

Model-model penilaian yang telah digambarkan dalam sebuah tabel di atas
tentunya memiliki kelemahan-kelemahan. Seperti yang dikemukakan oleh
Williams.
Tabel 2. Kelemahan Model-model Penilaian Terjemahan
No

Jenis Model
-

Kuantitatif

1

-

Kualitatif

2

Kelemahan
Karena keterbatasan waktu, hanya dapat menilai probabilitas
statistik dasar dan tidak dapat menilai hasil terjemahan
seluruhnya.
Analisis mikrorekstual tidak dapat menghindari beberapa
penilaian serius terhadap kandungan makrostruktur terjemahan.
Adanya ambang keberterimaan berdasarkan jumlah kesalahan
khusus tidak dapat dikritisi baik dengan teori.
Tidak dapat menawarkan ambang keberterimaan yang
meyakinkan, diperkirakan karena model penilaian ini tidak dapat
mengaju