commit to user
6 pandang mata burung tampak atas, sudut pandang manusia tampak normal,
sudut pandang mata katak tampak bawah, hal itu dimaksudkan agar menimbulkan kesan ruang, dan lebih menarik untuk menyimaknya.
7 Pesan Komik Komik begitu melekat pada anak-anak dan remaja, sebuah masa yang haus
akan keinginan bermain dan berfantasi. Mungkin atas dasar demikianlah komik memiliki kekuatan yang boleh dikatakan bisa untuk berimajinasi.
Sebuah spirit seorang bocah yang serba ingin tahu dan penuh dengan imajinasi.sementara dipihak lain komik juga mendapat image sebagai
penghambat pelajaran anak, karena dianggap membuat malas, membuang- buang waktu dan mengurangi minat baca buku pelajaran sekolah. Lepas dari
permasalahan nilai baik dan buruknya penilaian komik, komik Sumpah Palapa mengandung pesan tentang sifat rela berkorban demi rasa persatuan dan
kesatuan bangsa.
B. Target Market
1. Target Market
Sasaran utama perencanaan komik Sumpah Palapa adalah seluruh masyarakat disamping mereka lebih mengenal nama tokoh dan cerita dalam
sebuah peristiwa sejarah yang sangat berpengaruh terhadap bangsa Indonesia, dan juga mereka dapat menyadari apa arti dari rasa persatuan dan kesatuan
commit to user
7 yang kini kian hari semakin memudar dari masyarakat Indonesia. Target
market tersebut dapat ditinjau dalam segmentasi sebagai berikut : 1 Demografi
a Jenis kelamin : Laki-laki
b Golongan usia : 15 - 25 tahun
c Pendidikan : SMP – Perguruan tinggi
d Agama : Semua agama
e Status Sosial : Status sosial menengah sampai atas
2 Geografi : Kota-kota
besar di
Jawa Tengah
khususnya di Kota Solo. 3 Psikografi
: Remaja atau
dewasa yang
senang membaca kisah sejarah serta berpandangan
luas dan cinta terhadap budaya dan produk lokal.
C. Komparasi
Berikut ini beberapa komik yang memiliki kesamaan, baik secara visual maupun cerita sejarah. Adapun kompetitor komik yang menjadi acuan dalam
perencanaan komik Sumpah Palapa ini, yaitu :
commit to user
8 1. Komparasi
Judul komik : DIPONEGORO Pangeran dari Tegalrejo
Tema komik : Perjuangan aksi
Format komik : Komik buku
Ukuran komik : 21 cm x 27,5 cm
Gaya gambar : Semi realis
Artis gambar : Dodol, Tommy, Slamet, Didin, Arif dkk.
Visualisasi : Kover full color, 32 halaman isi full color
Penerbit : Pustaka Lebah, November 2007
Kelebihan : Gaya gambar semi realis dan pewarnaan
yang cerah
membuat komik
DIPONEGORO Pangeran dari Tegalrejo membuat lebih fresh dan enak dibaca oleh
pembaca.
commit to user
9 Kekurangan
: Visualisasi cerita kedalam komik dirasa kurang mendetail dibanding cerita sejarah
yang sebenarnya. 2. Komparasi
Judul komik : Pandawa Sedo Pandawa Mati
Tema komik : Cerita Mahabarata aksi
Format komik : Komik buku
Ukuran komik : 21 cm x 27,5 cm
Gaya gambar : Realis
Visualisasi : Kover full color, halaman isi hitam putih
Pengarang : RA. Kosasih
Distributor : Vindo Comics.
Kelebihan : Gaya gambar realis membuat komik lebih
hidup.
commit to user
10 Kekurangan
: Dunia pewayangan Mahabarata identik dengan masyarakat Jawa. Jadi untuk
masyarakat diluar Jawa dirasa kurang tertarik dengan adanya komik wayang
tersebut.
commit to user
1
BAB III KONSEP PERANCANGAN
A. Gagasan Visual Karya
Gagasan visual komik Sumpah Palapa yang akan menjadi prioritas utama adalah perancangan seluruh materi dengan menggunakan desain karakter,
visualisasi dan berdasar cerita yang sebenarnya.
1. Sinopsis Cerita Ringkasan Cerita
Pesatnya perkembangan Kerajaan Majapahit bukan berarti tidak terjadi konflik di dalam kerajaan. Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh
pengikut Kerajaan yang merasa tidak puas terhadap pemerintahan Kerajaan Majapahit. Diantara sekian banyak pemberontakan yang terjadi dan kesemuanya
berhasil ditaklukan oleh pasukan Bhayangkara yang dipimpin Gajah Mada, walaupun pemberontakan berhasil ditaklukan masih ada saja pemberontakan
terjadi, hingga pada pemberontakan Sadeng dan Keta yang juga berhasil dihentikan oleh Gajah Mada menjadi prestasi yang membanggakan bagi seorang
patih biasa. Atas jasa dari Gajah Mada yang begitu besar terhadap Kerajaan Majapahit, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit Tahun 1258
Saka1336 Masehi. Pada saat pengangkatan tersebut Gajah Mada mengucapkan Sumpah
Amukti Palapa dihadapan Sang Raja dan disaksikan oleh para mentri dan pejabat
commit to user
2 lainnya, yang isinya adalah “ Sira Gajah Mada Pepatih amangkubumi tan ayun
amukti palapa, sira Gajah Mada : Lamun huwus kalah nusantara ingsun amukti palapa, lamun kalah ring Gurun, ring Seram, Tanjungpura, ring Haru, ring
Pahang, Dompu, ring Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, samana ingsun amukti palapa ”. Beliau, Gajah Mada sebagai patih Amangkubumi tidak ingin
melepaskan puasa, Gajah Mada berkat bila telah mengalahkan menguasai Nusantara, saya baru akan melepaskan puasa, bila telah mengalahkan Gurun,
Seram, Tanjungpura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang, Tumasik, demikianlah saya baru akan melepaskan puasa.
Setelah pesta pengangkatan Gajah Mada menjadi Mahapatih di Kerajaan Majapahit, Gajah Mada beserta bala tentaranya mulai menyusun strategi untuk
menaklukkan seluruh kerajaan di Nusantara satu persatu. Seiring dengan takluknya kerajaan-kerajaan di Nusantara, Kerajaan Majapahit mulai memperkuat
seluruh armada perangnya, baik dari armada perang darat maupun armada perang laut demi mempertahankan kekuasannya di Nusantara dengan jalan merekrut
prajurit dari sebagian pasukan-pasukan kerajaan yang berhasil ditaklukan Kerajaan Majapahit.
Tetapi sumpah yang diucapkan Gajah Mada belumlah sempurna, dikarenakan kerajaan Sunda belum takluk kepada Majapahit, mendengar
keinginan Gajah Mada tersebut Raja Hayam Wuruk mencegah niat Gajah Mada yang ingin menaklukan Kerajaan Sunda, dikarenakan Hayam Wuruk lebih
memilih langkah-langkah diplomasi dengan hendak menikahi Putri Dyah Pitaloka putri Kerajaan Sunda. Akan tetapi Gajah Mada menolak niat dari Hayam Wuruk
commit to user
3 tersebut, Gajah Mada lebih menginginkan Putri Dyah Pitaloka sebagai
persembahan pengakuan kekuasaan Majapahit atas takluknya Kerajaan Sunda. Tetapi Hayam Wuruk lebih memegang pendiriannya untuk melamar Putri Dyah
Pitaloka, selang berapa lama Hayam Wuruk mengirim utusan kerajaan ke Kerajaan Sunda untuk melamar Putri Dyah Pitaloka. Keputusan sepihak tersebut
bukanlah tanpa dasar, Hayam Wuruk menginginkan Putri Dyah Pitaloka disamping terpesona kecantikannya juga dikarenakan selama menjabat sebagai
Raja Majapahit, Hayam Wuruk belum mempunyai seorang permaisuri. Akhirnya utusan Kerajaan Majapahit sempai di Kerajaan Sunda setelah
perjalanan yang panjang. Mendengar niat dari Raja Hayam Wuruk tersebut Raja Sunda Linggabuwana menyetujuinya dan segera untuk berkunjung ke Kerajaan
Majapahit. Kemudian utusan Raja Hayam Wuruk tersebut segera kembali ke Kerajaan Majapahit untuk menyampaikan kabar balasan dari Raja Sunda.
Selang berapa lama rombongan Kerajaan Sunda beserta Putri Dyah Pitaloka bertolak ke Kerajaan Majapahit menggunakan kapal yang jumlah
totalnya mencapai 2000 kapal berikut kapal kecil yang mengangkut segala sesuatu yang diperlukan. Sementara itu di Kerajaan Majapahit sendiri disibukkan
mempersiapkan segala sesuatu untuk menyambut kedatangan rombongan Kerajaan Sunda dan para tamu. Sesampainya di Majapahit rombongan Kerajaan
Sunda diterima dan ditempatkan di Pesanggrahan Bubat. Melihat Raja Sunda datang ke Pesanggrahan Bubat beserta permaisuri dan
Putri Dyah Pitaloka dengan diiringi sedikit prajurit, maka timbul niat lain dari Mahapatih Gajah Mada yaitu untuk menguasai Kerajaan Sunda, dengan maksud
commit to user
4 untuk memenuhi Sumpah Palapa yang dibuatnya pada saat pengangkatannya
sebagai Mahapatih Kerajaan Majapahit, dikarenakan sekian banyak kerajaan di Nusantara yang sudah berhasil ditaklukan hanya Kerajaan Sunda yang belum
dikuasai oleh Majapahit. Dengan maksud tersebut dibuatlah alasan oleh Gajah Mada yang menganggap bahwa kedatangan rombongan Kerajaan Sunda di
Pesanggrahan Bubat sebagai bentuk penyerahan diri Kerajaan Sunda kepada Majapahit. Gajah Mada mendesak Hayam Wuruk untuk menerima Putri Dyah
Pitaloka bukan sebagai pengantin, tetapi sebagai tanda takluknya Kerajaan Sunda dan mengakui superioritas Kerajaan Majapahit atas Sunda di Nusantara.
Setelah mendengar kabar dari Majapahit tentang keinginan Gajah Mada tersebut Raja Linggabuana segera menuju ke Kerajaan Majapahit guna
memastikan kabar tersebut disertai 300 serdadu beserta tiga pejabat Kerajaan Sunda. Kemudian terjadi insiden perselisihan antara Linggabuana dengan Gajah
Mada. Perselisihan ini diakhiri dengan dimaki-makinya Gajah Mada oleh Linggabuana yang terkejut bahwa kedatangan mereka hanya untuk memberikan
tanda takluk dan mengakui superioritas Majapahit, bukan karena undangan sebelumnya, namun Gajah Mada tetap dalam posisi semula bahwa Kerajaan
Sunda harus takluk dibawah Kerajaan Majapahit. Belum Hayam Wuruk memberi putusannya, Gajah Mada sudah mengerahkan pasukannya Pasukan Bayangkara
untuk menyerang rombongan Kerajaan Sunda yang datang ke Kerajaan Majapahit dan mengancam Raja Linggabuana untuk mengakui superioritas Majapahit. Demi
mempertahankan kehormatan sebagai ksatria Sunda, Linggabuana menolak tekanan tersebut. Kemudian terjadilah peperangan yang tidak seimbang antara
commit to user
5 Gajah Mada dengan pasukannya yang berjumlah besar melawan Linggabuana
dengan pasukan pengawal kerajaan Balamati yang berjumlah kecil serta para pejabat dan mentri kerajaan yang ikut dalam kunjungan itu. Dalam peristiwa
tersebut Linggabuana terbunuh oleh Gajah Mada sedangkan ketiga pajabat Kerajaan Sunda juga tewas di medan perang. Setelah terjadinya peperangan yang
tidak seimbang itu terjadi, ternyata ada salah satu prajurit Sunda yang pura-pura mati diantara mayat-mayat yang tergeletak di medan pertempuran, yang kemudian
lolos dan melaporkan keadaan kepada Ratu dan Putri Dyah Pitaloka yang berada di Pesanggrahan Bubat. Mereka bersedih hati setalah mendengar kabar buruk
tersebut dan kemudian bunuh diri, semua istri para perwira Sunda pergi ke medan perang dan melakukan bunuh diri masal diatas jenazah suami mereka masing-
masing. Hayam Wuruk merasa cemas setelah mendengar kabar tersebut, ia kemudian menuju ke Pesanggrahan Bubat dan menemukan Putri Dyah Pitaloka
yang akan menjadi calon istrinya tewas bunuh diri, saat itu juga Hayam Wuruk meratapinya hingga air mata Hayam Wuruk mengucur tak terhentikan.
Akibat peristiwa yang terjadi di Pesanggrahan Bubat tersebut, hubungan HayamWuruk dan patihnya Gajah Mada merenggang. Gajah Mada dalam kondisi
tekanan yang sangat berat dari Kerajaan Majapahit, Dia dijadikan tumpuan atas kesalahannya dan dinonaktifkan dari jabatannya sebagai Mahapatih Kerajaan
Majapahit. Gajah Mada akhirnya disingkirkan dari Majapahit agar kehormatan Kerajaan Majapahit tetap terjaga dimata kerajaan-kerajaan di dunia. Sebelum dia
dikenai hukuman oleh Kerajaan Majapahit, Gajah Mada melarikan diri menuju ke barat ke arah tanah kelahirannya di Jawa Barat. Disana Gajah Mada merenungi
commit to user
6 kesalahan yang diperbuatnya, hingga suatu saat dia terbunuh oleh orang-orang
Sunda yang mengetahui keberadaanya di Jawa Barat. Rangkuman dari berbagai sumber.
2. Storyline
Hal 1 : Pesatnya perkembangan Kerajaan Majapahit bukan berarti tidak
terjadi konflik didalam kerajaan, banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan oleh pengikut kerajaan yang tidak puas dengan
pemerintahan. Dan kesemuannya dapat ditumpas oleh Gajah Mada beserta pasukan Bayangkara.
Hal 2 : Pemberontakan yang terhebat adalah pembrontakan Sadeng dan
Keta, yang hampir membunuh Hayam Wuruk. Itupun juga dapat digagalkan oleh Gajah Mada yang notabennya adalah patih biasa.
Hal 3 : Atas
jasa Gajah
Mada yang
berhasil menggagalkan
pemberontakan, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Kerajaan Majapahit.
Hal 4 : Gajah Mada disambut sangat meriah oleh masyarakat Majapahit.
Hal 5 : Didalam kerajaan, Gajah Mada disambut oleh Raja Hayam
Wuruk beserta pejabat kerajaan lainnya. Hal 6
: Upacara pengangkatan disaksikan oleh Raja dan seluruh pejabat kerajaan.
commit to user
7 Hal 7
: Pada waktu upacara pengangkatan berlangsung, Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa sebagai bukti kesetiaan kepada
Kerajaan Majapahit. Hal 8
: Majapahit mengadakan pesta perayaan atas diangkatnya Gajah Mada menjadi Mahapatih yang dilaksanakan semalam suntuk.
Hal 9 : Sehari setelah pesta perayaan atas pengangkatannya sebagai
Mahapatih Majapahit, Gajah Mada mulai mengatur strategi untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan di Nusantara.
Hal 10 : Gajah Mada mulai menaklukkan satu persatu kerajaan-kerajaan
di Nusantara. Hal 11
: Satu per satu kerajaan di Nusantara mengakui superioritas Majapahit.
Hal 12 : Dibawah pimpinan Gajah Mada, Majapahit menjadi kerajaan
yang sangat kuat. Hal 13
: Majapahit mulai memperkuat bala tentarannya dengan merekrut prajurit-prajurit
dari kerajaan-kerajaan
yang berhasil
ditaklukannya Hal 14
: Suatu hari Hayam Wuruk mengadakan rapat evaluasi kerajaan yang dihadiri pejabat-pejabat kerajaan tak terkecuali Gajah
Mada. Hal 15
: Didalam rapat
tersebut Gajah
Mada mengemukakan
keinginannya untuk menaklukkan Kerajaan Sunda yang belum ditaklukkan guna menyempurnakan sumpah yang diucapkannya.
commit to user
8 Hayam Wuruk menolak tersebut, dan lebih memilih langkah-
langkah diplomasi dengan menikahi putri Kerajaan Sunda Putri Dyah Pitaloka. Gajah Mada menolaknya, Gajah Mada lebih
setuju jika Putri Dyah Pitaloka menjadi persembahan dari Kerajaan Sunda atas Superioritas Majapahit. Terjadilah
perdebatan yang sangat alot antara Hayam Wuruk dan Gajah Mada yang disaksikan pejabat-pejabat kerajaan. Ditengah-tengah
perdebatan, Hayam Wuruk tanpa memperdulikan pendapat Gajah Mada menyuruh utusan kerajaan untuk melamar putri Kerajaan
Sunda. Hal 16
: Berangkatlah utusan kerajaan tersebut. Perjalanannya sangat jauh, melewati hutan dan pegunungan. Utusan kerajaan
Majapahit akhirnya sampai ke Kerajaan Sunda. Hal 17
: Utusan kerajaan menyampaikan keinginan Hayam Wuruk untuk melamar Putri Dyah Pitaloka. Raja Sunda Linggabuana gembira
mendengar kabar tersebut dan menerima lamaran tersebut dan segera akan berkunjung ke Majapahit.
Hal 18 : Utusan kembali ke Majapahit, dan sesampainya di Majapahit.
Hal 19 : Utusan menyampaikan kabar tersebut kepada Hayam Wuruk.
Hal 20 : Keesokan harinya Majapahit mulai sibuk mempersiapkan segala
sesuatu untuk menyambut rombongan Kerajaan Sunda. Hal 21
: Rombongan Kerajaan
Sunda bertolak
ke Majapahit
menggunakan kapal yang jumlah totalnya ada 2000 kapal.
commit to user
9 Hal 22
: Selang berapa lama rombongan Kerajaan Sunda sampai ke Majapahit, mereka diterima oleh Gajah Mada.
Hal 23 : Rombongan Kerajaan Sunda ditempatkan di Pesanggrahan Bubat
yang terletak lumayan jauh dari pusat Kerajaan Majapahit. Hal 24
: Gajah Mada
melihat rombongan
Kerajaan Sunda
di Pesanggrahan Bubat hanya diiringi sedikit prajurit kerajaan, dan
muncul niat lain untuk mengalahkan Kerajaan Sunda demi cita- cita Sumpah Palapa.
Hal 25 : Gajah Mada kembali ke Kerajaan Majapahit beserta utusan dari
Kerajaan Sunda untuk melaporkan kedatangan rombongan Kerajaan Sunda. Kemudian Gajah Mada membuat pernyataan
bahwa kedatangan rombongan Kerajaan Sunda sebagai bentuk penyerahan diri kepada Majapahit.
Hal 26 : Tanpa disadari ada utusan dari Kerajaan Sunda yang mendengar
pernyataan Gajah Mada, utusan Kerajaan Sunda segera kembali ke Pesanggrahan Bubat dan mengabarkan berita tersebut kepada
Linggabuana. Hal 27
: Mendengar kabar tersebut Linggabuana merasa tidak percaya dan memutuskan untuk pergi ke Kerajaan Majapahit beserta beberapa
pejabat Kerajaan Sunda dan 300 prajurit Balamati guna memastikan kabar tersebut.
Hal 28 : Sesampai di Kerajaan Majapahit, Linggabuana memastikan kabar
tersebut, dan diiyakan oleh Gajah Mada tanpa persetujuan
commit to user
10 Hayam Wuruk. Seketika itu juga terjadilah perselisihan antara
Linggabuan dan Gajah Mada, hingga Gajah Mada dicaci maki oleh Linggabuana. Hayam Wuruk belum memberi keputusan,
Gajah Mada sudah memberi perintah kepada pasukan Bayangkara untuk menyerang rombongan Kerajaan Sunda yang
datang ke Kerajaan Majapahit dan mengancam Linggabuana. Hal 29
: Dan terjadilah pertempuran yang tidak seimbang antara prajurit Majapahit yang berjumlah besar, melawan rombongan Kerajaan
Sunda. Hal 30
: Terjadi duel antara Gajah Mada dan Linggabuana, mereka masing-masing mengeluarkan jurus pamungkas.
Hal 31 : Pada duel tersebut Linggabuana tewas ditangan Gajah Mada dan
prajurit Kerajaan Sunda banyak yang mati, Linggabuana terbunuh oleh Gajah Mada dan para pejabat Kerajaan Sunda ikut
terbunuh dalam peperangan yang tidak seimbang tersebut. Hal 32
: Ternyata diantara jasad-jasad prajurit Sunda ada yang masih hidup dan pura-pura mati, yang kemudian lolos dan melaporkan
keadaan yang terjadi kepada Ratu dan Putri Dyah Pitaloka yang berada di Pesanggrahan Bubat.
Hal 33 : Mendengar kabar tersebut mereka bersedih hati dan kemudian
mereka bunuh diri, semua istri para perwira Kerajaan Sunda pergi ke medan perang dan melakukan bunuh diri masal diatas
jenazah suami mereka masing-masing.
commit to user
11 Hal 34
: Mendengar kabar tersebut Hayam Wuruk merasa cemas dan memutuskan untuk menuju ke Pesanggrahan Bubat, dan dia
menemukan Putri Dyah Pitaloka calon istrinya tewas bunuh diri, pada saat itu juga Hayam Wuruk meratapi kepergian calon
istrinya tersebut. Hal 35
: Setelah terjadi perang tersebut Hayam Wuruk menyuruh seluruh armada perangnya untuk mundur dan membersihkan jenazah dan
sisa-sisa peperangan. Hal 36
: Setelah sekian lama peperangan di Pesanggrahan Bubat terjadi, Hayam Wuruk mengadakan rapat intern yang dihadiri seluruh
pejabat Kerajaan Majapahit tanpa dihadiri Mahapatih Kerajaan Majapahit Gajah Mada.
Disisi lain Gajah Mada menyendiri dikamarnya meratapi dan menyesali atas kesalahan yang diperbuatnya.
Hal 37 : Pada malam harinya, karena rasa bersalahnya yang teramat besar
kepada Hayam Wuruk dan Kerajaan Majapahit, Gajah Mada meninggalkan Kerajaan Majapahit secara diam-diam.
Hal 38 : Keesokan harinya di Kerajaan Majapahit ketika akan menyidang
Gajah Mada dihadapan seluruh pejabat Kerajaan Majapahit, Gajah Mada menghilang. Disetiap tempat di Kerajaan sudah
dicari tetapi tiada yang menemukan Gajah Mada, Kemudian Hayam Wuruk membiarkan Gajah Mada pergi dengan maksud
agar Gajah Mada merenungi keselahannya.
commit to user
12 Hal 39
: Disi lain Gajah Mada menruskan perjalanannya kembali ke daerah asalnya di daerah Jawa Barat. Daerah demi daerah dia
lewati sebagai pengembara, dan akhirnya dia sampai di Jawa Barat.
Hal 40 : Di Jawa Barat dia menetap dan menjalani kehidupannya sebagai
orang biasa. Suatu ketika ada orang Sunda yang mengetahui keberadaan Gajah Mada, dan berkeinginan untuk membunuhnya.
Dikarenakan dendam yang telah banyak membunuh orang-orang Sunda dalam perang Bubat.
Hal 41 : Secara diam–diam orang Sunda tersebut membunuh Gajah Mada
dari belakang. Hal 42
: Gajah Mada akhirnya meninggal terbunuh oleh orang Sunda tersebut.
Hal 43 : Terlepas dari dosa yang teramat besar, Gajah Mada berhasil
mempersatukan Nusantara yang menjadi cikal bakal berdirinya negara Indonesia.
commit to user
13
B.
Konsep Visual Karya
1. Tehnik Gambar
Tehnik gambar menggunakan tehnik manual pada perancangan bentuk sketsa, kemudian proses colouring, layout, dan finishing menggunakan tehnik
digital dan komputer grafis.
2. Rekomendasi Desain
Komik yang menjadi rekomendasi desain untuk pembuatan komik Sumpah Palapa adalah DIPONEGORO Pangeran dari Tegalrejo karya Dodol,
Tommy, Slamet, Didin, Arif dkk. Komik ini memiliki kelebihan pada cerita, pewarnaan dan angel gambarnya. Komik ini menggambarkan perjuangan
pangeran DIPONEGORO pada waktu jaman penjajahan. Penggambaran tokoh semi realis dan menggunakan pewarnaan yang sederhana membuat gambarnya
lebih menarik untuk dibaca. Pengambilan angle-nya juga lain dari komik- komik yang lain. Komik lain angel-nya lebih standart, seperti : birds eye,
close up, close shot, samping kanan-kiri-depan-belakang membuat komik ini sangat bagus digunakan sebagai acuan dan kompetitor.
Contoh komik :
commit to user
14
3. Gaya Gambar
Gaya gambar yang dipakai penulis menggunakan karakter semi realis. Disamping untuk mempertegas gambar, alasan penggunaan karakter sendiri
dimaksudkan untuk memperkuat ciri khas gaya gambar penulis. Untuk memberi kesan berbeda dengan komikus-komikus lain yang pada saat ini
terpengaruh oleh gaya gambar manga komik yang pada saat ini sedang trend dan marak-maraknya.
Karena alasan untuk memberikan sesuatu yang berbeda yang lebih fresh merupakan salah satu strategi pemasaran.
Contoh gambar :
commit to user
15
a. Pewarnaan Komik
Halaman isi komik Sumpah Palapa adalah full colour dengan cover dan back cover full colour. Pemakaian format tersebut karena Komik akan
lebih menarik, gambar dan adegan pertempuran akan lebih nyata. Membantu penulis dalam menyampaikan pesan komik lewat ilustrasi
gambar akan mudah dimengerti dan diterima.
b. Layout Komik
1. Layout halaman Alur membaca komik ini sesuai dengan cara membaca buku yang
lazim di Indonesia, yaitu dari kiri ke kanan dan dari atas ke bawah. Halaman dimulai dari lembaran pertama setelah cover depan dan berakhir
satu halaman sebelum cover belakang. Bentuk panel sesuai dengan
commit to user
16 ilustrasi yang ditampilkan. Penomoran halaman pada tengah bawah, tapi
tidak semua halaman terdapat nomor halaman. Pemberian halaman tergantung pada ilustrasi atau panel yang ditampilkan.
2. Layout Panel Perancangan panel dalam komik ini mayoritas menggunakan panel
berbentuk segi empat, namun juga mempertimbangkan perancangan desain panel yang variatif agar mampu menunjukkan berbagai suasana.
Dalam hal ini disesuaikan dengan adegan tiap panel dalam cerita komik. Jenis sudut pandang yang digunakan adalah : long shot, close up, close
shot, medium shot, bird’s eye, zoom in dan lensa cembung untuk adegan percakapan, perkelahian, dramatisasi suasana dan sebagainya. Selain itu
juga menggunakan sudut pandang perspektif untuk mempertajam sense pembaca dalam memahami adegan didalam cerita.
C. Perancangan Desain pra-Komik