LANDASAN TEORI Gambaran Body Image Pada Model

11

BAB II LANDASAN TEORI

II.A. Body Image II.A.1. Definisi Body Image Menurut Davison McCabe 2005 istilah body image mempunyai pengertian yaitu persepsi dan sikap seseorang terhadap tubuhnya sendiri. Hal yang sama juga dinyatakan Papalia, Olds, dan Feldman 2001 yaitu body image sebagai suatu gambaran dan evaluasi mengenai penampilan dirinya sendiri. Schilder juga mendefinisikan body image sebagai gambaran tentang tubuh individu yang terbentuk dalam pikirannya, atau dengan kata lain gambaran tubuh individu menurut individu itu sendiri Glesson Frith, 2006. Definisi yang lebih spesifik mengenai body image dikemukakan oleh Rudd dan Lennon 2000 yang menyatakan bahwa body image adalah gambaran mental yang seseorang miliki tentang tubuhnya yang meliputi dua komponen. Kedua komponen body image yang dimaksud adalah komponen perseptual ukuran, bentuk, berat, karakteristik, gerakan, dan performansi tubuh dan komponen sikap apa yang kita rasakan tentang tubuh kita dan bagaimana perasaan ini mengarahkan pada tingkah laku. Berbeda dengan Rudd dan Lennon, Masheb 1997 membagi body image ke dalam tiga komponen yaitu komponen perseptual bagaimana seseorang Universitas Sumatera Utara 12 mempersepsikan ukuran tubuh baik keseluruhan atau bagian tubuh tertentu, komponen kognitif afektif bagaimana pikiran atau perasaan seseorang terhadap tubuhnya dan komponen perilaku aktivitas yang dilakukan atau dihindari tergantung apa yang dirasakan terhadap tubuhnya. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa body image adalah gambaran persepsi, perasaan dan sikap seseorang mengenai tubuhnya secara keseluruhan dan bagian tubuh tertentu wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain termasuk bentuk, ukuran dan berat badan. II.A.2.Aspek-aspek Body Image Davison McCabe 2005 mengemukakan tujuh aspek dari body image yaitu : 1. Physical attractiveness adalah penilaian seseorang mengenai tubuh dan bagian tubuhnya wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain apakah menarik atau tidak menarik. 2. Body image satisfaction adalah perasaan puas atau tidaknya seseorang terhadap ukuran tubuh, bentuk tubuh, dan berat badan. 3. Body image importance adalah penilaian seseorang mengenai penting atau tidaknya body image dibandingkan hal lain dalam hidup seseorang. 4. Body concealment adalah usaha seseorang untuk menutupi bagian tubuhnya wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain yang kurang menarik dari Universitas Sumatera Utara 13 pandangan orang lain dan menghindari diskusi tentang ukuran dan bentuk tubuhnya yang kurang menarik. 5. Body improvement adalah usaha seseorang untuk meningkatkan atau memperbaiki bentuk, ukuran dan berat badannya yang sekarang. 6. Social physique anxiety adalah perasaan cemas seseorang akan pandangan orang lain tentang tubuh dan bagian tubuhnya wajah, tangan, kaki, bahu dan lain-lain yang kurang menarik jika berada di tempat umum. 7. Appearance comparison adalah perbandingan yang dilakukan seseorang akan berat badan, ukuran badan dan bentuk badannya dengan berat badan, ukuran badan dan bentuk badan orang lain. II.A.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Body Image Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan body image adalah : 1. Jenis Kelamin Chase 2001 menyatakan bahwa jenis kelamin adalah faktor paling penting dalam perkembangan body image seseorang. Dacey Kenny 2001 juga sependapat bahwa jenis kelamin mempengaruhi body image. Beberapa penelitian yang sudah pernah dilakukan menyatakan bahwa wanita lebih negatif memandang body image daripada pria Cash Brown, 1989; Davison McCabe, 2005; Demarest Allen, 2000; Furnham Greaves,1994; Janelli,1993; Rozin Fallon, 1988 dalam Hubley Quinlan, 2005. Universitas Sumatera Utara 14 Pria ingin bertubuh besar dikarenakan mereka ingin tampil percaya diri didepan teman-temannya dan mengikuti trend yang sedang berlangsung. Sedangkan wanita ingin memiliki tubuh kurus menyerupai ideal yang digunakan untuk menarik perhatian pasangannya. Usaha yang dilakukan pria untuk membuat tubuh lebih berotot dipengaruhi oleh gambar di media massa yang memperlihatkan model pria yang kekar dan berotot. Sedangkan wanita cenderung untuk menurunkan berat badan disebabkan oleh artikel dalam majalah wanita yang sering memuat artikel yang mempromosikan penurunan berat badan Anderson Didomenico, 1992. 2. Usia Pada usia remaja seseorang, body image semakin penting. Hal ini berdampak pada usaha berlebihan untuk mengontrol berat badan. Umumnya hal ini terjadi pada remaja putri daripada remaja putra. Remaja putri mengalami kenaikan berat badan yang normal pada masa pubertas dan menjadi tidak bahagia tentang penampilan dan body image negatif ini dapat menyebabkan gangguan makan eating disorders. Ketidakpuasan remaja putri pada tubuhnya meningkat pada awal hingga pertengahan usia remaja sedangkan pada remaja putra yang semakin berotot menjadi semakin tidak puas dengan tubuhnya Papalia Olds, 2003. Pada usia dewasa adalah usia yang riskan untuk mengalami ketidakpuasan tubuh dan perilaku untuk mengontrol berat badan sering terjadi Mills Alfonso, 2000. Rozin Fallon 1988 juga menyatakan bahwa generasi yang lebih tua cenderung utnuk tidak puas terhadap body image daripada generasi yang lebih muda dalam Hubley Quinlan, 2005. 3. Media Massa Universitas Sumatera Utara 15 Media massa berperan di masyarakat dalam Cash Pruzinsky, 2002. Orang dewasa biasa membaca koran harian dan majalah. Wanita cenderung membaca majalah fashion. Setiap rumah memiliki seperangkat televisi yang menyala rata-rata 7 jam setiap hari dan masing-masing individu rata-rata menonton 3 sampai 4 jam sehari. Sepanjang tahun, anak-anak dan remaja lebih banyak menghabiskan waktunya dengan menonton televisi daripada tidur. Konsumsi media yang tinggi dapat mempengaruhi konsumen. Isi tayangan media sering menggambarkan standar kecantikan wanita adalah tubuh yang kurus dan hal ini berarti dengan level kekurusannya kebanyakan wanita percaya bahwa mereka orang-orang yang sehat. Majalah wanita terutama majalah fashion, film dan televisi termasuk tayangan khusus anak-anak menyajikan gambar model-model yang kurus sebagai figur yang ideal sehingga menyebabkan banyak wanita merasa tidak puas dengan dirinya body dissatisfaction dan gangguan makan eating disorder. Media massa mempengaruhi body image manusia melalui tiga proses yaitu persepsi, kognitif dan tingkah laku yang dikaitkan dengan social comparison dimana wanita cenderung membandingkan diri dengan model-model kurus yang dikategorikan menarik. Akibat social comparison, terjadi distorsi persepsi pada wanita dimana mereka merasa tubuh mereka gemuk padahal sebenarnya mereka tidak gemuk. Pada kognitif mereka telah tergambar bagaimana wanita yang dianggap menarik sehingga menjadikannya landasan untuk melakukan evaluasi diri terhadap penampilan. Dari segi tingkah laku dimana wanita ingin memiliki tubuh yang kurus Universitas Sumatera Utara 16 seperti para model di media, mereka rela melakukan diet atau cara lain yang dapat mengurangi berat tubuh. 4. Keluarga Menurut teori social learning, orang tua merupakan model yang penting dalam proses sosialisasi sehingga mempengaruhi body image anak-anaknya melalui modeling, feedback dan instruksi. Fisher, Fisher dan Stark menyatakan bahwa body image melibatkan pertimbangan figur orang tua terhadap jenis kelamin bayinya dan bagaimana wajah bayinya kelak. Ketika bayinya lahir, orang tua menyambut bayi tersebut dengan persamaan antara bayi ideal yang mereka harapkan dengan penampilan bayi sebenarnya. Kebutuhan emosional bayi adalah disayangi lingkungan yang dapat mempengaruhi harga diri seseorang. Harapan fisik bayi oleh orang tua juga sama seperti harapan anggota keluarga lain yaitu tidak cacat tubuh dalam Cash Pruzinsky, 2002. 5. Hubungan Interpersonal Hubungan interpersonal adalah seseorang cenderung membandingkan dirinya dengan orang lain dan feedback yang diterima mempengaruhi konsep diri termasuk bagaimana perasaannya terhadap penampilan fisik. Hal inilah yang sering membuat seseorang cemas terhadap penampilan dan gugup ketika orang lain melakukan evaluasi terhadap dirinya. Rosen dan koleganya menyatakan bahwa feedback terhadap penampilan dan kompetisi teman sebaya dan keluarga dalam hubungan interpersonal mempengaruhi bagaimana pandangan dan perasaan seseorang terhadap tubuhnya dalam Cash Pruzinsky, 2002. Universitas Sumatera Utara 17 II.B. Model II.B.1. Definisi Model Menurut Daryanto 2000 model adalah orang yang memperagakan pakaian dengan gerak-gerik yang menawan. Definisi yang lebih luas mengenai menurut Sanggarwaty 2003 yaitu model merupakan suatu profesi yang sama dengan profesi lainnya tetapi bergerak dalam usaha menjual jasa bidang busana, foto model dan periklanan. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Asokawati bahwa model adalah orang yang berprofesi dalam dunia fashion, pertunjukkan, foto model dan dunia periklanan dalam Sanggarwaty, 2003. Jadi model yang dimaksud bukan hanya model yang memperagakan busana diatas panggung, tetapi termasuk model yang tampil di media cetak ataupun media televisi. Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa definisi model yang lebih mudah diterima adalah orang yang dalam pekerjaannya di dunia fashion baik peragaan busana di panggung, pemotretan di media cetak maupun periklanan di media televisi. II.B. Penggolongan Model Menurut Krem 1995 pengalaman modeling menentukan kelas seorang model. Walaupun begitu, kelas ini belum tentu menggambarkan kualitas secara keseluruhan. Selanjutnay Krem menggolongkan model berdasarkan lamanya seorang model menggeluti dunia model yaitu sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara 18 1. Model Amatir. Pengalaman dibawah dua tahun. Jadi, meskipun sudah lebih dari satu tahun, model masih membutuhkan jam terbang lebih lama karena belum dapat dikatakan baik dalam mengenal dunianya. 2. Model Intermediet. Pengalaman sudah lebih dari dua tahun. Model sudah mengenal baik dunia modeling dan biasanya sudah mempunyai koneksi yang bagus dengan perancang busana dan matang dalam bergaya. 3. Model Senior. Pengalaman di dunia modeling sudah lebih dari 5 tahun. Biasanya perancang busana sudah tidak meragukan kemampuan model lagi. II.C. Keuntungan Dan Kerugian Menjadi Seorang Model Menurut Krem 1995 menjadi seorang model mempunyai banyak keuntungan yaitu : 1. Model dianggap sebagai tokoh ideal dalam hal kemenarikan dan kecantikan fisik. Tubuh seorang model pada umumnya, dan khususnya peragawati dijadikan standar ideal yang dijadikan panutan oleh masyarakat. 2. Mendapat popularitas yang besar. Dengan menjadi model, seseorang menjadi lebih dikenal karena lebih sering tampil di berbagai media massa baik koran, majalah maupun televisi. 3. Mempunyai lingkungan pergaulan yang lebih luas dan lebih banyak mempunyai kenalan. 4. Mendapatkan penghasilan. Universitas Sumatera Utara 19 Dengan berprofesi debagai model seseorang mendapatkan uang sebagai imbalan jasa. 5. Menjadi lebih percaya diri. Dengan seringnya tampil di depan orang banyak, para model menjadi lebih percaya diri dan tidak canggung lagi dalam pergaulan. 6. Merasa lebih puas dan bangga terhadap diri sendiri. 7. Mempunyai banyak pengalaman. Walaupun demikian menjadi seorang model juga mempunyai kerugian yaitu : 1. Harus dapat menjaga citra image sebagai seorang model. Seorang model yang dijadikan standar ideal harus selalu memperhatikan penampilannya dan yang terutama harus selalu menjaga bentuk tubuh dan berat badan. 2. Mengeluarkan banyak biaya. Pada umumnya, untuk menjaga citra diri, seorang model memerlukan biaya yang tidak sedikit untuk perawatan tuuh, pembelian kosmetika dan busana. 3. Kehidupan pribadi menjadi terbatas. Popularitas yang besar dan selalu menjadi pusat perhatian dapat membuat kehidupan pribadi menjadi terganggu. 4. Masa produktif model yang singkat. Universitas Sumatera Utara 20 Jika dibandingkan dengan profesi lain, karir seorang model hanya sekitar 6 tahun yaitu dari 18-25 tahun. Maka dari itu, untuk memulai karir sebagai model harus dari usia yang relatif mudah dan perlu untuk memanfaatkan waktu produktif dengan sebaik-baiknya. 5. Persaingan model yang ketat. Seorang model harus dapat menjaga citra dan kualitas diri agar tidak kalah bersaing. 6. Mendapat citra dan gosip buruk. Popularitas yang diperoleh tidak selalu berdampak positif karena sering kali berkembang menjadi gosip buruk. II.D. Body Image Model Seorang model dalam pekerjaannya dituntut untuk memiliki penampilan fisik yang menarik. Hal ini dikarenakan para model yang dipromosikan lewat dunia hiburan dan industri fashion dalam pekerjaannya berinteraksi dengan masyarakat sehingga penampilan mereka tidak terlepas dari tuntutan masyarakat Sanggarwaty, 2003. Dacey Kenny 2001 menyatakan bahwa remaja yang aktif dalam kegiatan seperti modeling diharuskan mempunyai bentuk tubuh yang sangat kurus. Model pria dan model wanita mempunyai body image yang berbeda Sanggarwaty, 2003. Para model wanita biasanya memiliki tubuh yang kurus, relatif rata dan tidak berbentuk. Sedangkan model pria biasanya memiliki tubuh ideal yang Universitas Sumatera Utara 21 tangguh dan macho dengan perut yang rata dan berotot, serta berdada bidang dan memiliki otot biseps yang menonjol McCabe Ricciardelli, 2003. Tingkat kekurusan tubuh model mengalami perubahan dari masa ke masa Roberts, 2006. Di Amerika Serikat, dulu rata-rata para model menggunakan busana ukuran 4 dan sekarang mereka menggunakan ukuran 0-2. Jika dibandingkan dengan wanita pada umumnya hanya menggunakan ukuran 12 dan 16. kategori ukuran yang masih sehat adalah 6 sampai 8. Usaha sang model untuk mengubah ataupun mempertahankan bentuk tubuhnya menjadi kurus sesuai yang dituntut bervariasi mulai dari olahraga, diet ketat bahkan sampai mengalami gangguan makan eating disorders. Para model demi mendapatkan penampilan yang menarik rela mengabaikan kesehatan tubuh mereka. Sudah terjadi beberapa kasus model yang meninggal dunia karena gangguan makan dan diet sangat ketat yang dilakukan Roberts, 2006. Dua kasus yang paling diangkat ke permukaan adalah model Brazil dan Uruguay. Ana Carolina Reston, seorang model di Brazil meninggal dunia dalam kondisi mengenaskan setelah menjalani perawatan di rumah sakit akibat gagal ginjal. Di Uruguay, Luisel Ramos, seorang model yang jatuh pingsan pada saat peragaan busana berlangsung dan nyawanya juga tidak tertolong setelah diet ketat selama berminggu-minggu Roberts, 2006. Selain itu, penelitian psikologi yang dilakukan terhadap model di City University, London menyatakan bahwa para model memiliki harga diri yang lebih rendah dan kurang bahagia dibandingkan dengan profesi lain. Harga diri mempunyai Universitas Sumatera Utara 22 hubungan yang signifikan terhadap body image Chase, 2001. Hal ini menunjukkan bahwa model yang memiliki harga diri rendah juga memiliki body image yang rendah. Universitas Sumatera Utara 23

BAB III METODE PENELITIAN