tegangan pada motor stepper saja. Berikut ini adalah skema rangkaian catu daya yang dibuat:
Gambar 3.3 Skematik Rangkaian Catu Daya
Transformator yang digunakan adalah transformator CT Stepdown yang akan menurunkan tegangan 220 Volt AC menjadi 12 Volt AC. Kemudian,
tegangan 12 Volt AC ini disearahkan oleh 2 buah dioda 1N5392 sehingga menjadi 12 Volt DC. Kemudian tegangan ini diratakan menggunakan kapasitor 2200 μF.
Tegangan yang sudah diratakan ini kemudian di regulasi oleh LM7805. Hal ini bertujuan agar tegangan yang dihasilkan oleh catu daya ini tetap pada 5 Volt
walaupun terjadi perubahan tegangan pada bagian input tegangan dari catu daya. Transistor PNP TIP32 berfungsi untuk membantu mensuplai arus apabila terjadi
kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tidak panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.
3.4 Rangkaian Flow Sensor
Universitas Sumatera Utara
Water flow sensor ini terdiri atas katup plastik, rotor air, dan sebuah sensor hall-effect. Ketika air mengalir melalui pipa dalam sensor ini, maka akan
mengenai rotor, dan membuatnya berputar. Kecepatan putar rotor akan berubah ketika kecepatan aliran air berubah pula. Output dari sensor hall-effect akan
sebanding dengan pulsa yang dihasilkan oleh rotor. Berikut ini adalah bentuk fisik dan gambar skematik rangkaian flow sensor.
a. Fisik Water flow sensor G12 b. skematik rangkaian flow sensor
Gambar 3.4 Fisik dan skematik Water flow sensor G12
Warna pin Fungsi
Pin 1 merah Vcc +5 V DC
Pin 2 kuning Output pulsa
Pin 3 hitam GND
Universitas Sumatera Utara
Table 3.1 Pin Water flow sensor G12
3.5 Rangkaian LCD
Gambar 3.5 skematik Rangkaian LCD
LCD digunakan untuk menampilkan hasil pengolahan data pada mikrokontroler dalam bentuk tulisan. Pada alat ini, mode pemrograman LCD yang
digunakan adalah mode pemrograman 4 bit. Dengan demikian, pin data LCD yang dihubungkan ke mikrokontroler hanya pin D4, D5, D6, dan D7. Sedangkan untuk
jalur kontrolnya, pin LCD yang dihubungkan adalah pin RS dan E. LCD pada alat ini hanya digunakan sebagai penampil, sehingga pin RW-nya dihubungkan ke
ground.
3.6 Rangkaian Relay
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6 Skematik Rangkaian Relay
Komponen utama dari rangkaian ini adalah relay. Relay ini memisahkan tegangan rendah dari rangkaian dengan tegangan tinggi dari beban yang
dihubungkan dengan sumber tegangan 220 volt PLN. Relay merupakan salah satu komponen elektronik yang terdiri dari
lempengan logam sebagai saklar dan kumparan yang berfungsi untuk menghasilkan medan magnet. Pada rangkaian ini digunakan relay 12 volt, ini
berarti jika positif relay kaki 1 dihubungkan ke sumber tegangan 12 volt dan negative relay kaki 2 dihubungkan ke ground, maka kumparan akan
menghasilkan medan magnet, dimana medan magnet ini akan menarik logam yang mengakibatkan saklar terhubung.
Pada rangkaian ini untuk mengaktifkan atau menon-aktifkan relay digunakan transistor type PNP. Dari gambar dapat dilihat bahwa negative relay
dihubungkan ke kolektor akan terhubung ke emitor dimana emitor langsung terrhubung ke ground yang menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt,
keadaan ini akan mwngakibatkan relay aktif. Sebaliknya jika transistor tidak
Universitas Sumatera Utara
aktif, maka kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 12 volt, keadaan ini menyebabkan tidak aktif
Kumparan pada relay akan menghasilkam tegangan singkat yang besar ketika relay dinon-aktifkan dan ini dapat merusak transistor yang ada pada
rangkaian ini. Untuk mencegah kerusakan pada transistor tersebut sebuah dioda harus dihubungkan ke relay tersebut . Dioda dihubungkan secara terbalik
sehingga secara normal dioda ini tidak menghantarkan. Penghantaran hanya terjadi ketika relay dinonaktifkan, pada saat ini arus akan terus mengalir melalui
kumparan dan arus ini akan dialirkan ke dioda. Tanpa adanya dioda arus sesaat yang besar itu akan mengalir ke transistor, yang mengakibatkan kerusakan pada
transistor.
3.7 Perancangan rangkaian keypad