lain. Setiap aktivitas atau kegiatan sebagai sumber konsumsi yang mengandung unsur atau kriteria sayyi
‟ah dikategorikan sebagai yang dilarang atau diharamkan.
8. Khāti’ah
Khati‟ah يط خ berasal dari kata khati‟a-yakhta‟u-khat`an ئلخ
– ءط ي
- ألخ diartikan sebagai salah atau keliru, berbuat dosa atau salah. Khati‟ah jamaknya
khat ī‟t wa khatāyā ي لخ يط خ berarti dosa dan kejahatan.
208
Term khati‟ah dalam berabagai bentukannya disebutkan dalam Al-Qur‟an
sebanyak 23 kali.
209
Ar-Ragib menjelaskan makna khati‟ah yaitu perbuatan yang
tidak disengaja atau tidak direncanakan, kemudian diperluas pada hal-hal yang tidak pantas untuk direncanakan.
210
Al- khati‟ah, dapat dilihat dari tiga aspek. Pertama,
mengerjakan dengan sengaja sesuatu yang tidak patut dikerjakan. Ini disebut al- kh
āti‟ah at-tammah kesalahan yang sempurna. Pelakunya akan mendapat sanksi. Membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan, termasuk perbuatan kh
āti‟ah.
211
K hati‟ah juga berarti kesalahan-kesalahan.
212
Menurut al-Qur ubi kesalahan tersebut adalah dosa-dosa besar mereka, seperti kufr, syirik, sihir, dan berbagai
maksiat lainnya.
213
D iungkapkan bahwa Fir‟aun, Haman dan para tentaranya disebut
sebagai orang-orang yang bersalah.
214
Kh āti‟ah berkaitan dengan prilaku jahat dosa isteri raja Mesir, yang berupa
fitnah dan rencana busuk, sehingga Yusuf harus menerima hukuman penjara.
215
Dikisahkan pengakuan dan kesadaran saudara-saudara Yusuf bahwa mereka benar- benar orang yang berdosa kh
āti`īn, karena mereka pernah berupaya menyingkirkan Y
ūsuf dengan membuangnya ke sumur.
216
208
Munawwir, Kamus al-Munawwir, h. 348.
209
Muhammad Fuad Abd al-Baqi, al-Mu`jam Muhfahras li-alf ā al-Qur‟an, h. 298.
210
Ragh īb Al-A fihāni, Mufradāt li Alfā al-Qur‟an, h. 151.
211
Misalnya Q.S. al-Isr ā‟17: 31
212
Dalam Q.S. aha20:73
213
Al-Qur ubi, al- Jami‟ li A kām Al-Qur‟an, Juz XI, h. 225.
214
Q.S. Al-Qa a 28: 8
215
Q.S. Y ūsuf 12: 29,
216
Q.S. Y ūsuf 12: 91 dan 97.
Dalam Q.S al-Baqarah 2: 81 khati‟ah adalah dosa. Dalam Tafsīr al-Jalālain,
kata kh āti‟ah dalam ayat di atas ditafsirkan dengan syirk musyrik. Sebab perbuatan
syirik yang meliputi manusia dalam arti tidak mendapat peluang lagi untuk masuk surga disebabkan besarnya dosa syirk itu.
Nabi Saw. menjelaskan tentang makna kh āti‟ berkaitan dengan kegiatan
perdagangan: ا
ئط ا حي
“Orang yang melakukan penimbunan barang Ẓuntuk berdagangẓ ia berdosa.” H.R. Muslim
217
Dari penjelasan di atas aktivitas konsumsi yang mengandung unsur khati‟ atau
khati‟ah jelas dilarang karena dia merupakan perbuatan dosa. Dosa harus dihindari.
9. Fāsid