PENELITIAN YANG RELEVAN Kerangka Penelitian

commit to user 17 dalam periode ingin tahu dan ingin mencoba, akan meniru apa yang dilihat atau didengarnya dari media massa, khususnya karena mereka pada umumnya belum pernah mengetahui masalah seksual secara lengkap dari orang tuanya. e. Tabu-larangan Orang tua sendiri baik karena ketidaktahuannya maupun karena sikapnya yang masih mentabukan pembicaraan mengenai seks dengan anak, tidak terbuka terhadap anak sehingga cenderung membuat jarak dengan anak dalam masalah seksual. f. Pergaulan yang makin bebas Adanya kecenderungan pergaulan yang makin bebas antara laki-laki dan perempuan dalam masyarakat, sebagai akibat berkembangnya peran dan pendidikan wanita sehingga kedudukan perempuan makin sejajar dengan laki-laki. Berdasarkan uraian tersebut di atas maka faktor-faktor yang dijadikan indikator perilaku seksual pranikah adalah oernyatan subjek tentang kebiasaan seks pranikah, tingkat prilaku seks pranikah dan umur mulai melakukan seks pranikah.

B. PENELITIAN YANG RELEVAN

Beberapa penelitian yang mirip dengan penelitian yang dilakukan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Wahyuningsih 2004, meneliti dengan judul “Hubungan antara persepsi remaja terhadap seksualitas dalam media massa dan perilaku seksual pada commit to user 18 siswa SMUN 1 Purwokerto Kabupaten Banyumas.” Hasilnya persepsi remaja terhadap seksualitas dalam media massa berhubungna dengan perilaku seksualnya, dan faktor yang berhubungan dengan perilaku seksual remaja adalah sikap remaja. Penelitian ini berbeda dengan penelitian di atas yang membahas tentang seksualitas alam media masa, sedangkan dalam penelitian ini menitikberatkan pada perseisp dan sikap dalam menghadapi perilaku seks pra nikah. 2. L’Engle, et al. 2006 meneliti dengan judul “The mass media are an imprtant context for adolescents’ sexual behavior”. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional dengan jumlah sampel 1011 remaja kulit hitam dan putih pada 14 sekolah menengah di bagian Tenggara Amerika Serikat. Hasilnya menunjukkan bahwa remaja yang lebih mengekspos isi seksual dari media dan remaja yang mendapat dukungan lebih dari media memiliki kecenderungan untuk berperilaku seksual lebih cepat dan lebih aktif dalam aktivitas seksual. Penelitian di atas merupakan penelitian deskriptif sedangkan penelitian ini merupakan penelitian asosiatif. 3. Asi, 2006 meneliti dengan judul “Persepsi Remaja Putri tentang Seks Pranikah di Kelurahan Tembalang Kecamatan Tembalang Kota Semarang”. Undergraduate thesis, Diponegoro University. Hasilnya remaja putri memiliki persepsi bahwa seks pranikah merupakan sesuatu yang tidak pantas dilakukan sebelum adanya ikatan pernikahan, tapi dalam fenomena yang ada di lingkungan seks pranikah adalah sesuatu yang biasa terjadi. Perbedaan penelitian dengan yang dilakukan peneliti adalah variabel individu mengenai commit to user 19 persepsi dan sikap remaja tentang seks pranikah serta rancangan penelitian dan lokasi penelitian.

C. Kerangka Penelitian

Variabel Bebas Variabel Terkait Variabel Pengganggu ‐ Status Demografi ‐ Kebiasaan menonton Video seks ‐ Norma keluarga ‐ Norma masyarakat Perilaku seks pranikah pada remaja ‐ Persepsi tentang seks pranikah ‐ Sikap terhadap seks pranikah Keterangan : = diteliti = tidak diteliti Perilaku seks pranikah pada remaja saat ini sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan, baik dari pihak orang tua dan remaja itu sendiri. Bagi orang tua yang mempunyai anak remaja sungguh khawatir kalau anaknya melakukan gaya hidup bebas dan melakukan seks bebas, keadaan ini sungguh membuat miris karena bangsa ini sudah krisis moral. commit to user 20 Mengingat banyaknya dampak negatif dari seks pranikah, perlu dilakukan tindakan pencegahan. Langkah pertama dimulai dari orang tua. Orang tua seharusnya dapat terbuka dan menjadi orang tua yang dapat ditanya oleh anak mengenai seks. Hal ini harus dimulai sejak childhood, sehingga anak tidak kaget saat memasuki masa remaja. Dan pada saat remaja, orang tua seharusnya tidak melepas begitu saja dan memberikan usaha yang lebih besar untuk dapat mengerti remaja. Hal ini bertujuan agar anak tidak merasa orang tua adalah musuhnya dan dapat tetap terbuka. Persepsi remaja tentang seks pranikah adalah pandangan subjek tentang seks pranikah dan resiko yang terjadi akibat seks pranikah. Persepsi negatif jika tanggapan responden bahwa seks pranikah boleh dilakukan dan tidak melanggar ajaran agama dan norma. Persepsi yang positif jika tanggapannya bahwa seks pranikah itu hal yang buruk dan melanggar ajaran agama dan norma. Sementara itu sikap terhadap seks pranikah adalah kecenderungan individu untuk bertindak dan memerlukan proses penyesuaian. Respon akan timbul jika individu dihadapkan pada suatu situmulus yang menghendaki timbulnya reaksi individual. Respon edukatif memberi keyakinan nilai terhadap stimulus dalam bentuk baik atau buruk, positif atau negatif, menyenangkan atau tidak menyenangkan, suka atau tidak suka kemudian mengkristalkan sebagai potensi reaksi terhadap objek sikap. Sementara itu, perilaku seks pranikah para remaja mempunyai variabel pengganggu berupa kebiasaan menonton video seks dan bentuk keluarga. Variabel pengganggu ini dapat memberikan dampak terhadap perilaku seks pranikah pada commit to user 21 remaja. Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun dengan sesama jenis. Bentuk-bentuk tingkah laku ini bisa bermacam-macam, mulai dari perasaan tertarik sampai tingkah laku berkencan, bercumbu, dan bersenggama. Objek seksualnya dapat berupa orang lain, orang dalam khayalan atau diri sendiri. Perilaku seks yang muncul tanpa melibatkan pasangan adalah masturbasi. Hubungan seksual pranikah juga diartikan sebagai hubungan seksual sebelum adanya ikatan perkawinan yang sah, baik hubungan seksual yang penetratif penis dimasukkan ke vagina maupun yang non penetratif penis tidak dimasukkan ke vagina

D. Hipotesis