PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH

(1)

THE DIFFERENCE OF STUDENTS’ ECONOMICS ACHIEVEMENT BETWEEN THOSE TAUGHT THROUGH COOPERATIVE LEARNING

TYPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) AND THOSE TAUGHT THROUGH TAEM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

ON STUDENTS’ HIGH AND LOW EQ By

Durrul Isnaini

This research aimed at finding out; 1) the interaction between cooperative learning model and EQ towards students’ learning achievement. 2) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type. 3) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’ high EQ. 4) the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’low EQ.

The research used experiment method with design and 2 X2 experimental design. The population in this research was all students at the eleventh grade. This research used purposive sampling technique in which two classes were taken as sample (XI IPS A and XI IPS C).The instruments used in this research were test and EQ ability questionnaire.

The findings showed that: (1) there was an interaction between cooperative learning model and EQ towards students’ learning achievement. (2) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type. (3) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’ high EQ. (4) ) there was the difference of students’ achievement between those taught through cooperative learning type STAD and those taught through TAI type on students’low EQ.

Keyword: Student Team Achievement Divisions (STAD), Team Assisted Individualization (TAI), Emotional Quotient (EQ).


(2)

ABSTRAK

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

DAN TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA KELOMPOK

SISWA YANG MEMILIKI EQ TINGGI DAN RENDAH Oleh

Durrul Isnaini

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) interaksi model pembelajaran kooperatif dan EQ terhadap prestasi belajar, (2) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI (3) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi, dan (4) perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain eksperimen 2 x 2. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI. Pengambilan sampel dengan menggunakan purposive sampling yaitu kelas XI IPS A dan XI IPS C. Alat pengumpulan data yang digunakan adalah: (1) tes dan (2) angket kemampuan EQ. Teknik analisis data menggunakan Analisis Varians (ANAVA) dua jalur.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan EQ siswa terhadap prestasi belajar siswa (2) ada perbedaan prestasi belajar yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI (3) ada perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi. (4) ada perbedaan peningkatan prestasi belajar antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.

Kata Kunci: Student Team Achievement Divisions (STAD), Team Assisted Individualization (TAI), kecerdasan emosional (EQ).


(3)

V. KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan hasil pengujian hipotesis maka dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Ada interaksi antara penggunaan model pembelajaran kooperatif dan kecerdasan emosional siswa terhadap prestasi belajar siswa.

2. Peningkatan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan kooperatif tipe STAD lebih tinggi dari kooperatif tipe TAI tanpa memperhatikan tingkat kecerdasan emosional siswa.

3. Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi. Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi.

4. Terdapat perbedaan peningkatan prestasi belajar ekonomi anatar siswa yang pembelajarannya menggunakan STAD dengan pembelajaran kooperatif tipe TAI pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah. Pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI


(4)

lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah.

B. Implikasi

Berdasarkan simpulan hasil temuan penelitian, beberapa implikasi dapat dikemukan untuk meningkatkan prestasi belajar pada mata pelajaran ekonomi, implikasi tersebut antara lain:

1. Penggunaan tipe pembelajaran, baik tipe STAD ataupun tipe TAI berkaitan dengan kecerdasan emosional yang berbeda mampu memberikan sumbangan yang berarti terhadap prestasi belajar, ini terbukti dengan adanya interaksi antara kedua tipe pembelajaran terhadap prestasi belajar dengan kecerdasan emosional siswa. Implikasinya adalah dalam proses pembelajaran harus diketahui terlebih dahulu kecerdasan emosional siswa oleh siswa. STAD sebaiknya digunakan pada siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi dan pembelajaran kooperatif tipe TAI sebaiknya digunakan untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah.

2. Dari temuan penelitian, prestasi siswa yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada prestasi belajar siswa yang menggunakan tipe TAI. Implikasinya adalah penggunaan model

pembelajaran harus mengakomodasi semua kecerdasan emosional siswa, baik kecerdasan emosional tinggi maupun kecerdasan emosional yang rendah. Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe STAD materi yang disajikan guru bukan begitu saja diberikan dan diterima siswa tetapi siswa akan bergabung dengan kelompoknya untuk berdiskusi dalam menyelesaikan tugas yang


(5)

diberikan oleh guru. Dengan demikian siswa dituntut untuk untuk berfikir kritis, sistematis dan analitis untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari suatu permasalahan yang dihadapi secara berkelompok. Sedangkan dalam pembelajaran kooperatif tipe TAI peningkatan prestasinya lebih kecil

dibandingkan dengan kooperatif tipe STAD ini disebabkan karena adanya perasaan dimanfaatkan bagi kelompok atas dan bagi kelompok bawah adanya perasaan dalam kelompoknya.

3. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional tinggi. 4. Prestasi belajar siswa yang pembelajarannya menggunakan pembelajaran

kooperatif tipe TAI lebih tinggi daripada yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk siswa yang memiliki kecerdasan emosional rendah.

C. Saran

Berdasarkan kesimpulan dan implikasi diatas, ada beberapa saran yang dapat disarankan, sebagai berikut.

1. Pembelajaran kooperatif baik tipe STAD dan TAI sebaiknya digunakan dalam pembelajaran ekonomi. Selain itu kecerdasan emosional juga merupakan faktor penting yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi belajar. Oleh karena itu, sebelum proses pembelajaran dilaksanakan sebaiknya guru perlu


(6)

2. Dalam pembelajaran ekonomi sebaiknya guru menggunakan model

pembelajaran kooperatif, terutama kooperatif tipe STAD. Dikarenakan dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD siswa tidak hanya dituntut agar menguasai materi pelajaran akan tetapi bagaimana mereka dapat bekerjasama dengan orang lain.

3. Perlu adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pendekatan pembelajaran teknik jigsaw dan STAD dapat diterapkan serta memberikan hasil dan perbedaan yang lebih baik lagi pada topik maupun matapelajaran yang lain dan meningkatkan motivasi belajar yang lebih baik lagi bagi siswa. 4. Guru dapat memvariasikan model pembelajaran TAI melalui pemanfaatan

LKS dengan model lainnya sehingga diperoleh model yang lebih sesuai karakteristik pokok bahasan dan kondisi siswa.


(7)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan, bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mencapai pendidikan nasional pemerintah telah menyelenggarakan perbaikan-perbaikan peningkatan mutu pendidikan pada berbagai jenis dan jenjang. Namun fakta dilapangan belum menunjukkan hasil yang memuaskan.

Pembelajaran merupakan kegiatan utama pada pendidikan formal. Masalah utama dalam pembelajaran dewasa ini adalah masih rendahnya daya serap peserta didik. Hal ini tampak dari rerata prestasi belajar peserta didik yang senantiasa masih sangat memprihatinkan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di MA Al-Fatah Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun Pelajaran 2009/2010 diketahui bahwa


(8)

pencapaian prestasi belajar mata pelajaran ekonomi pada kelas XI semester gasal tergolong rendah karena sebanyak 60, 97% dari 82 siswa atau sebanyak 50 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65. Siswa yang memiliki nilai melebihi Standar kriteria ketuntasan minimal (KKM) 65 sebanyak 39, 03% dari 82 siswa atau sebanyak 32 siswa. Hal ini bisa dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.1 Prestasi Belajar Ekonomi Berdasarkan Nilai Semester Siswa Kelas XI IPS Semester Gasal di MA Al-Fatah Natar Tahun Pelajaran 2009/2010

Nilai XI

IPS A XI IPS B

XI

IPS C Jumlah %

65

 19 20 11 50 60,97

65 – 70 8 10 10 28 34,15

71 – 85 - 1 1 2 2,44

85

 1 1 - 2 2,44

Jumlah 30 22 30 82 100

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Menurut guru ekonomi yang bersangkutan kriteria ketuntasan minimal (KKM) adalah 65. Siswa yang telah memperoleh nilai 65 atau lebih dikatakan tuntas atau lulus, sebaliknya siswa yang memperoleh nilai kurang dari 65 dinyatakan tidak lulus. Tabel 1.2 Pencapaian Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Ekonomi

Berdasarkan Nilai Semester Pada Siswa Kelas XI IPS Semester Gasal di MA Al-Fatah Tahun Pelajaran 2009/2010

Rentang Nilai Frekuensi (fi) %

65 50 60,97

65 32 39,03

Jumlah 82 100

Sumber: Guru Mata Pelajaran Ekonomi

Prestasi ini diduga merupakan hasil kondisi pembelajaran yang bersifat konvensional dan tidak menyentuh ranah dimensi peserta didik itu sendiri yaitu bagaimana

sebenarnya belajar itu ( belajar untuk belajar ). Pada pembelajaran ini suasana kelas cenderung teacher –centered sehingga siswa menjadi pasif. Meskipun demikian,


(9)

guru lebih suka menerapkan model tersebut, sebab tidak memerlukan alat dan bahan praktik, cukup menjelaskan konsep-konsep yang ada pada buku ajar atau referensi lain. Dalam hal ini, siswa tidak diajarkan strategi belajar yang dapat memahami bagaimana belajar, berfikir dan memotivasi diri sendiri, padahal aspek-aspek tersebut merupakan kunci keberhasilan dalam suatu pembelajaran. Masalah ini banyak

dijumpai dalam kegiatan pembelajaran di kelas, oleh karena itu, perlu menerapkan suatu strategi pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi ajar dan aplikasi serta relevansinya dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam pembelajaran dikenal berbagai macam model pembelajaran, salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan paham

konstruktifis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran peserta didik perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan belajar untuk mengaplikasikan

pengetahuan, konsep, dan keterampilannya kepada peserta didik yang membutuhkan dan peserta didik merasa senang menyumbangkan pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya. Akantetapi pada kenyataanya pelaksanaan pembelajaraan ekonomi/akuntansi di MA Al-fatah Natar belum menggunakan model pembelajaran kooperatif. Selama ini pembelajaran hanya menggunakan metode ceramah dan Tanya jawab saja.


(10)

Model pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai macam diantaranya adalah Student Team Achievement Divisions (STAD) dan Team Assisted Individualization (TAI). Metode Student Team Achievement Divisions (STAD) adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang paling sederhana dan sebuah cara yang bagus untuk digunakan dalam pembelajaran. Metode STAD merupakan suatu strategi belajar yang menghendaki siswa belajar dalam kelompok yang beranggotakan 4-5 siswa yang kemampuan akademisnya tinggi, sedang dan rendah. Tiap siswa dalam kelompok memiliki tugas berbeda.

Metode kooperatif lain yang digunakan peneliti adalah Team Assisted

Individualization (TAI). TAI adalah model pembelajaran yang membentuk kelompok kecil yang heterogen dengan latar belakang cara berpikir yang berbeda untuk saling membantu terhadap siswa lain yang membutuhkan bantuan. Dalam model ini, diterapkan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah. Memperhatikan akar permasalahan seperti yang diuraikan sebelumnya, model TAI tampaknya dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Ada beberapa alasan perlunya menggunakan model pembelajaran TAI untuk dikembangkan sebagai variasi model pembelajaran, agar pemahaman konsep dapat tercapai. Alasan tersebut diantaranya, dapat meningkatkan partisipasi siswa, terutama pada kelompok kecil, karena siswa yang pandai bertanggung jawab terhadap siswa yang lemah. Dengan demikian siswa yang pandai dapat mengembangkan kemampuan dan ketrampilannya, sedangkan siswa yang lemah dapat terbantu menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Beberapa alasan lain yang menyebabkan model TAI


(11)

perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak ada persaingan antar siswa atau kelompok, karena bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda. Senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru, serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Guru

setidaknya menggunakan setengah dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.

Kedua metode ini mempunyai persamaan yaitu membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok dituntut untuk menguasai materi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Perbedaannya, dalam TAI digunakan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah.

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk

mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada


(12)

siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,

mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa .Berdasarkan latar belakang tersebut penulis terdorong untuk mengadakan suatu penelitian yang akan

membandingkan metode kooperatif STAD dan TAI ditinjau dari EQ siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.


(13)

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang perlu dikaji adalah sebagai berikut.

1. Tujuan pendidikan belum tercapai.

2. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

3. Guru ekonomi masih menggunakan metode konvensional.

4. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran kooperatif.

5. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

6. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI.

7. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah belum dijadikan dasar dalam pembelajaran.

C.Pembatasan Masalah

1. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

2. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI.


(14)

4. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah bellum dijadikan dasar dalam pembelajaran.

D.Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap prestasi belajar ekonomi/akuntansi?.

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI?.

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi ?.

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah?.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap prestasi belajar ekonomi;

2. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI;


(15)

3. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model; pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi; dan

4. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian secara teoritis dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi Teknologi Pendidikan dalam kawasan pemanfaatan.

2. Manfaat secara Praktis

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar di kelas 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa

3) Memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan model pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran ekonomi/akuntansi.

b. Bagi Guru

1) Memiliki gambaran mengenai pembelajaran ekonomi/akuntansi yang efektif, dapat mengidentifikasi permasalahan belajar yang ada di kelas,


(16)

dapat mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut dan dapat digunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas.

2) memberikan informasi khususnya kepada guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman secara langsung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif yang juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi. Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme peneliti dan dapat dijadikan bahan rujukan penelitian lebih lanjut pada waktu mendatang.

d. Bagi Sekolah

Bagi sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi output (lulusan) yang dihasilkan, sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas sekolah.


(1)

perlu diterapkan sebagai model pembelajaran yaitu tidak ada persaingan antar siswa atau kelompok, karena bekerjasama untuk menyelesaikan masalah dalam mengatasi cara berpikir yang berbeda. Senantiasa tidak hanya mengharapkan bantuan dari guru, serta siswa termotivasi untuk belajar cepat dan akurat seluruh materi. Guru

setidaknya menggunakan setengah dari waktunya mengajar dalam kelompok kecil sehingga akan lebih mudah dalam pemberian bantuan secara individu.

Kedua metode ini mempunyai persamaan yaitu membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang heterogen. Masing-masing anggota kelompok dituntut untuk menguasai materi dan mampu menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Perbedaannya, dalam TAI digunakan bimbingan antar teman, yaitu siswa yang pandai bertanggung jawab kepada siswa yang lemah.

Proses belajar di sekolah adalah proses yang sifatnya kompleks dan menyeluruh. Banyak orang yang berpendapat bahwa untuk meraih prestasi yang tinggi dalam belajar, seseorang harus memiliki Intelligence Quotient (IQ) yang tinggi, karena inteligensi merupakan bekal potensial yang akan memudahkan dalam belajar dan pada gilirannya akan menghasilkan prestasi belajar yang optimal. Inteligensi adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, untuk

mengadakan penyesuaian dalam rangka mencapai tujuan itu, dan untuk menilai keadaan diri secara kritis dan objektif. Kenyataannya, dalam proses belajar mengajar di sekolah sering ditemukan siswa yang tidak dapat meraih prestasi belajar yang setara dengan kemampuan inteligensinya. Ada siswa yang mempunyai kemampuan inteligensi tinggi tetapi memperoleh prestasi belajar yang relatif rendah, namun ada


(2)

siswa yang walaupun kemampuan inteligensinya relatif rendah, dapat meraih prestasi belajar yang relatif tinggi. Itu sebabnya taraf inteligensi bukan merupakan satu-satunya faktor yang menentukan keberhasilan seseorang, karena ada faktor lain yang mempengaruhi. Menurut Goleman (2000 : 44), kecerdasan intelektual (IQ) hanya menyumbang 20% bagi kesuksesan, sedangkan 80% adalah sumbangan faktor kekuatan-kekuatan lain, diantaranya adalah kecerdasan emosional atau Emotional Quotient (EQ) yakni kemampuan memotivasi diri sendiri, mengatasi frustasi,

mengontrol desakan hati, mengatur suasana hati (mood), berempati serta kemampuan bekerja sama.

Dalam proses belajar siswa, kedua inteligensi itu sangat diperlukan. IQ tidak dapat berfungsi dengan baik tanpa partisipasi penghayatan emosional terhadap mata pelajaran yang disampaikan di sekolah. Namun biasanya kedua inteligensi itu saling melengkapi. Keseimbangan antara IQ dan EQ merupakan kunci keberhasilan belajar siswa di sekolah. Pendidikan di sekolah bukan hanya perlu mengembangkan rational intelligence yaitu model pemahaman yang lazimnya dipahami siswa saja, melainkan juga perlu mengembangkan emotional intelligence siswa .Berdasarkan latar belakang tersebut penulis terdorong untuk mengadakan suatu penelitian yang akan

membandingkan metode kooperatif STAD dan TAI ditinjau dari EQ siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi.


(3)

B. Identifikasi Masalah

Dari paparan latar belakang diatas, dapat diidentifikasi sejumlah permasalahan yang perlu dikaji adalah sebagai berikut.

1. Tujuan pendidikan belum tercapai.

2. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

3. Guru ekonomi masih menggunakan metode konvensional.

4. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran kooperatif.

5. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

6. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI.

7. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah belum dijadikan dasar dalam pembelajaran.

C.Pembatasan Masalah

1. Prestasi belajar ekonomi siswa MA Al-Fatah Natar masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal.

2. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe STAD.

3. Pembelajaran Ekonomi di MA Alfatah yang dilakukan selama ini belum menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TAI.


(4)

4. Kecerdasan emosional siswa di MA Alfatah bellum dijadikan dasar dalam pembelajaran.

D.Perumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap prestasi belajar ekonomi/akuntansi?.

2. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI?.

3. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi ?.

4. Apakah ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah?.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui:

1. interaksi antara model pembelajaran kooperatif, dan EQ terhadap prestasi belajar ekonomi;

2. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan tipe TAI;


(5)

3. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model; pembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ tinggi; dan

4. perbedaan yang signifikan prestasi belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan modelpembelajaran kooperatif tipe STAD dan TAI pada siswa yang memiliki EQ rendah.

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat secara Teoritis

Hasil penelitian secara teoritis dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi Teknologi Pendidikan dalam kawasan pemanfaatan.

2. Manfaat secara Praktis

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Bagi Siswa

1) Meningkatkan aktivitas siswa dalam belajar di kelas 2) Meningkatkan prestasi belajar siswa

3) Memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan model pembelajaran kooperatif yang diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran ekonomi/akuntansi.

b. Bagi Guru

1) Memiliki gambaran mengenai pembelajaran ekonomi/akuntansi yang efektif, dapat mengidentifikasi permasalahan belajar yang ada di kelas,


(6)

dapat mencari solusi untuk pemecahan masalah tersebut dan dapat digunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas.

2) memberikan informasi khususnya kepada guru dalam upaya membimbing dan memotivasi siswa remaja untuk menggali kecerdasan emosional yang dimilikinya.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat memperoleh pengalaman secara langsung dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif yang juga dapat meningkatkan kualitas pembelajaran ekonomi. Penelitian ini juga bermanfaat untuk meningkatkan profesionalisme peneliti dan dapat dijadikan bahan rujukan penelitian lebih lanjut pada waktu mendatang.

d. Bagi Sekolah

Bagi sekolah diharapkan dapat bermanfaat bagi output (lulusan) yang dihasilkan, sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas sekolah.


Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR PESERTA

0 6 154

PENGARUH STRATEGI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD) DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) TERHADAP Pengaruh strategi student teams achievement divisions (stad) dan team assisted individualization (tai) terhadap Hasil belajar matematika ditin

0 2 18