Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta
(STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FIQIH
Di MTs Nurul Hikmah Jakarta
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana
Pendidikan Agama Islam
Oleh
SUPARNO
NIM 1810011000033
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DUAL MODE SYSTEM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2014
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
i
Suparno. NIM 1810011000033. Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Dual Mode System Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Di MTs Nurul Hikmah Jakarta.
Kata kunci : Hasil Belajar, Metode Student Teams Achievement Division, Pembelajaran Kooperatif tipe STAD.
Permasalahan yang diangkat dalam penulisan skripsi ini adalah: (1) rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran Fiqih, (2) metode pembelajaran yang monoton, (3) penerapan metode pembelajaran masih berpusat pada aktivitas guru, (4) siswa masih merupakan objek pembelajaran, (5) rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD), pengembangan kognitif siswa lebih terarah dan kreatif dalam kehidupan sehari-hari.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK). PTK dilaksanakan sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang muncul didalam kelas. Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Keempat tahap tersebut merupakan siklus yang berlangsung secara berulang dan dilakukan dengan langkah-langkah yang sama dan difokuskan pada pembelajaran diskusi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division(STAD).
Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Hikmah Jakarta, dengan mengambil sampel kelas VIII. Agar permasalahan-permasalahan yang ada di kelas benar-benar teratasi maka guru melakukan tindakan supaya lebih tahu perkembangan siswa. Instrument hasil belajar berupa test berbentuk pilihan ganda sebanyak 20 butir pada siklus I dan siklus II yang telah di uji validitas dan reliabilitasnya dengan menggunakan rumus N-Gain dan uji instrumen dengan Anatest.. Tindakan dilakukan dengan dua siklus, pada siklus pertama siswa belum terlihat kemajuannya hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa selama tindakan siklus pertama yaitu rata-rata N-gain 0,42 dan hal itu diperlukan tindakan selanjutnya yaitu tindakan siklus II dalam siklus ini sudah mulai membaik dengan terlihatnya perkembangan dan peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dibuktikan dengan rata-rata N-gain 0,70.
(7)
ii
karuniaNya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Skripsi ini berjudul Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Dengan Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Di MTs Nurul Hikmah Jakarta ditulis guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang dengan tulus ikhlas memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komarudin Hidayat, MA. Selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Dra. Hj. Nurlena Rifa’I, MA, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag. Selaku Dekan Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI Dual Mode Sistem).
4. Bapak Dindin Ridwanudin, M.Pd. Selaku Koordinator Dual Mode Sistem dan Bapak/Ibu Dosen FITK di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Bapak Drs. Masan AF, M.Pd. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Bapak Paidi, S.Ag. Selaku Kepala Sekolah MTs Nurul Hikmah Jakarta.
7. Ayah dan Ibuku yang selalu mendo’akanku setiap waktu dan tak kenal rasa lelah.
8. Istri dan anakku tercinta yang selalu memberikan dukungan yang sangat berarti bagi penulis.
(8)
iii Hendiana, dan teman-teman sebimbingan.
10.Seluruh teman-teman yang telah memberikan bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini.
Akhirnya penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan dalam penulisan ini, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu besar harapan penulis diberikan masukan berupa saran maupun kritik yang membangun demi penyempurnaan penulisan skripsi di masa yang akan datang.
Jakarta, 7 Nopember 2014
(9)
v COVER
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... iv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah ... 7
D. Perumusan Masalah ... 7
E. Tujuan Penelitian ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 7
1. Manfaat Teoritis ... 7
2. Manfaat Praktis ... 7
BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori ... 9
1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif ... 9
2. Model Student Teams Achievement Division (STAD) dan langkah-langkah pembelajaran (STAD) ... 13
3. Hakikat belajar dan Hasil Belajar ... 15
4. Pembelajaran Fiqih... 19
B. Penelitian yang Relevan ... 21
C. Kerangka Berpikir ... 22
(10)
vi
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan ... 25
C. Subjek / Partisipan yang Terlibat dalam Penelitian ... 27
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ... 27
E. Tahapan Intervensi Tindakan ... 28
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ... 32
G. Data dan Sumber Data ... 32
H. Instrumen Penelitian ... 33
I. Teknik Pengumpulan Data ... 34
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (Trustworthiness Study)... 34
K. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis... 37
L. Tindak Lanjut / Pengembangan Perencanaan Tindakan ... 37
BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL ANALISIS, DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 38
B. Interpretasi Hasil Analisis ... 41
C. Pemeriksaan Keabsahan Data ... 52
D. Analisis Data ... 53
E. Pembahasan Temuan Penelitian ... 53
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ... 57
B. Implikasi ... 58
C. Saran ... 58
DAFTAR PUSTAKA ... 60 LAMPIRAN-LAMPIRAN
(11)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada era globalisasi dan informasi saat ini, yang ditandai semakin menipis dan hilangnya batas pemisah antara nilai-nilai dan lingkungan budaya bangsa, yang diikuti dengan kecendrungan terbentuknya nilai-nilai budaya yang bersifat universal, tampaknya studi tentang Islam menjadi sangat penting dan mendapatkan perhatian yang sangat luas, baik di kalangan umat Islam sendiri maupun di kalangan luar Islam.
Suatu kenyataan yang tak dapat dipungkiri, bahwa nilai-nilai dan sistem budaya yang ada di lingkungan umat Islam telah kehilangan daya dinamikanya dan menjadi mandek, sehingga tidak mampu mewujudkan peran dan fungsinya sebagai rahmatan lil a’lamin. Sementara nilai-nilai dan sistem budaya umat manusia diluar lingkungan umat Islam pada umumnya telah di dominasi oleh nilai-nilai dan sistem budaya modern, dengan ilmu pengetahuan dan teknologinya yang semakin canggih serta sifatnya yang sekuler telah mengalami perkembangan yang cepat dan tanpa batas serta menyentuh tujuan-tujuan yang hakiki. Sebagai konsekuensinya, nilai-nilai dan sistem budaya modern tersebut telah menimbulkan ancaman terhadap kelestarian kehidupan umat manusia dan alam sekitarnya serta kehidupan semesta ini. Inilah tantangan bagi Islam dan umatnya.
(12)
Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan tuntunan dalam kehidupan. Menurut Chaplin dkk dalam buku
Muhibbin Syah mengemukakan bahwa ”Pendidikan adalah pengembangan
potensi atau kemampuan manusia secara menyeluruh yang pelaksanaannya dilakukan dengan cara mengajarkan berbagai pengetahuan dan kecakapan
yang dibutuhkan oleh manusia itu sendiri”.1
Berbicara tentang proses pendidikan sudah tentu tak dapat dipisahkan dengan semua upaya yang harus dilakukan untuk mengembangkan sumberdaya manusia yang berkualitas, sedangkan manusia yang berkualitas itu,dilihat dari segi pendidikan, telah terkandung secara jelas dalam tujuan pendidikan. Salah satu tujuan pendidikan adalah menjadikan manusia yang berilmu, beriman, dan bertaqwa. Sebagaimana kita ketahui bahwa orang-orang yang berilmu, beriman, dan bertaqwa akan mendapatkan derajat yang mulia disisi Allah SWT. Diterangkan dalam firman Allah SWT dalam surat Al-Mujaadilah ayat 11
“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: Berlapang-lapanglah kamu dalam majlis”, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu, dan apabila dikatakan:
”Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” (Al-Mujaadilah ayat 11).2
Proses pembelajaran di sekolah tidak terlepas dari berbagai permasalahan yang berkaitan dengan kesulitan belajar siswa. Di setiap sekolah dalam berbagai jenis dan tingkatan pasti memiliki anak didik yang
1
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan: Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010), Cet. 15, h. 35
2
Mushaf Al- Fattah, Al- Qur’an – 2 Muka Terjemah Tematik, (Bandung: CV Mikraj Khazanah Ilmu, 2011), Cet. 10, h. 273
(13)
berkesulitan belajar. Masalah yang satu ini tidak hanya dirasakan oleh sekolah modern di perkotaan, tapi juga dimiliki oleh sekolah tradisional di pedesaan dengan segala keminiman dan kesederhanaannya. Hanya yang membedakannya pada sifat, jenis dan faktor penyebabnya.
Dalam kegiatan pembelajaran di kelas, siswa seringkali dijadikan sebagai objek pendidikan sehingga guru selalu mendominasi proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan pembelajaran seperti ini, siswa menjadi pasif dikelas yaitu hanya datang, duduk, mendengar, dan melihat tanpa mengerti dengan materi yang telah diajarkan oleh guru. Padahal prestasi belajar siswa dapat mencapai suatu hasil yang baik jika siswa tersebut memiliki tingkat penguasaan pemahaman yang baik mengenai konsep dari pokok-pokok bahasan yang diberikan. Guru tampaknya lebih banyak menanamkan konsep-konsep melalui transfer informasi tetapi setelah itu siswa lupa tentang informasi yang baru saja mereka terima.Mengajar bukanlah hanya menyampaikan materi pelajaran saja, akan tetapi merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks.
Oleh karena itu dalam pelaksanaannya, diperlukan sejumlah keterampilan khusus yang didasarkan pada konsep dan ilmu pengetahuan yang spesifik. Yaitu setiap keputusan dalam melaksanakan aktivitas mengajar bukanlah didasarkan kepada pertimbangan-pertimbangan subjektif atau tugas yang dapat dilakukan sekehendak hatinya, akan tetapi didasarkan kepada suatu pertimbangan berdasarkan keilmuan tertentu, sehingga apa yang dilakukan guru dalam mengajar dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah.
Setiap kali kesulitan belajar anak didik yang satu dapat diatasi, tetapi pada waktu yang lain muncul lagi kasus kesulitan belajar anak didik yang belum dapat diatasi.Dalam setiap bulan atau bahkan dalam setiap minggu tidak jarang ditemukan anak didik yang berkesulitan belajar. Walaupun sebenarnya masalah yang mengganggu keberhasilan belajar anak didik ini sangat tidak disenangi oleh guru dan bahkan oleh anak didik itu sendiri. Tetapi disadari atau tidak,kesulitan belajar datang kepada anak didik. Namun, usaha demi usaha harus diupayakan dengan berbagai strategi, metode dan
(14)
pendekatan agar anakdidik dapat dibantu keluar dari kesulitan belajar. Sebab bila tidak, gagallah anak didik meraih hasil belajar yang memuaskan.Anak didik adalah subjek yang belajar. Dialah yang merasakan langsung penderitaan akibat kesulitan belajar tersebut.
Pada pembelajaran Fiqih di sekolah MTs Nurul Hikmah Jakarta, ketika pelaksanaan pembelajaran dikelas, penggunaan model pembelajaran yang bervariatif masih sangat rendah dan guru cenderung menggunakan metode konvesional/tradisional pada setiap pembelajaran yang dilakukannya. Hal ini mungkin disebabkan kurangnya penguasaan guru terhadap model pembelajaran yang ada, padahal penguasaan terhadap model pembelajaran sangat diperlukan untuk meningkatkan kemampuan profesional guru, dan sangatsesuai dengan kurikulum KTSP.
Hal ini diperkuat oleh hasil observasi yang telah dilakukan peneliti sebelum melakukan penelitian dan terbukti saat pelajaran dimulai banyak siswa yang mengantuk, ngobrol, bahkan berlari-lari didalam kelas dan kelihatan sekali mereka merasa bosan dan jenuh dengan metode yang diterapkan oleh guru mata pelajaran Fiqih. Dan diperkuat lagi oleh keterangan beberapa siswa dari hasil wawancara bahwa mereka merasa kesulitan dalam belajar, jenuh, tidak bergairah dan bosan mengikuti pelajaran, terlebih lagi guru hanya memberikan tugas kepada siswa untuk mengerjakan buku LKS, padahal materi tersebut belum sepenuhnya disampaikan oleh guru, sehingga hasil belajar siswa pun rendah.
Guru cenderung menitik beratkan pada penguasaan hafalan, proses pembelajaran terpusat pada guru, sehingga membosankan siswa dalam belajar, serta kurangnya dukungan dari masyarakat terhadap pengetahuan agama (Fiqih) yang pada akhirnya minat siswa menjadi rendah.
Kondisi pembelajaran tersebut tentu saja tidak bisa dibiarkan berlangsung terus menerus. Dengan kondisi tersebut seharusnya guru mencari alternatif-alternatif model pembelajaran yang memungkinkan dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran dikelas. Idealnya, model pembelajaran yang digunakan harus mampu menciptakan suasana yang nyaman kepada
(15)
murid dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu seorang guru harus dapat menentukan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan keadaan siswa yang dihadapinya.
Seorang guru harus dapat menciptakan pembelajaran yang efektif yaitu pembelajaran yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat tercapai tujuan pembelajaran sesuai dengan harapan. Disamping itu, dengan model pembelajaran tersebut tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal, dalam hal ini terjadi peningkatan baik dari aspek keterampilan Fiqih maupun hasil belajar murid itu sendiri. Dengan iklim belajar mengajar yang menantang berkompetisi secarasehat serta memotivasi murid dalam belajar, akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.
Dengan demikian dalam proses belajar mengajar pada suatu kelas guruharus mampu menyajikan pelajaran dan informasi dengan menarik, sesuatu pelajaran dan informasi yang disampaikan dengan metode yang baru dengan kemasan yang bagus, dan apabila ada bisa didukung oleh alat-alat berupa sarana dan media yang baru pula sehingga menarik perhatian siswa dalam belajar.
Pembelajaran koperatif (Cooperative Learning) sebagai salah satu model pembelajaran diharapkan mampu memberikan pengalaman tersendiri bagi siswa dalam proses pembelajaran. Pembelajaran kooperatif mampu membuat siswa menjadi aktif dan kreatif karena pembelajaran ini memicu suasana yang asik dan menyenangkan. Dengan pembelajaran seperti ini akan membuat hasil belajar siswa meningkat. Peranan guru lebih banyak menetapkan diri sebagai pembimbing atau pemimpin belajar dan fasilitator belajar. Bahwa landasan teori model kooperatif tipe STAD sangat cocok untuk diterapkan dalam proses pembelajaran Fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta, dengan banyaknya keluhan-keluhan seperti yang telah disebutkan di atas, maka dalam proses pembelajaran Fiqih keluhan-keluhan tersebut dapat teratasi melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
(16)
Di dalam pembelajaran kooperatif siswa tidak hanya mempelajari materi saja, namun juga harus mempelajari keterampilan-keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Keterampilan kooperatif ini berfungsi untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok. Sedangkan peranan tugas dilakukan dengan membagi tugas antar kelompok selama kegiatan. Untuk mencapai hasil belajar itu modelkooperatif menuntut kerjasama antara peserta didik dalam mengerjakan tugasnya. Sehingga dalam hal ini peserta didik dituntut aktif dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu untuk menjawab semua permasalahan yang terjadi di MTs Nurul Hikmah Jakarta, khususnya pada mata pelajaran Fiqih, dan adanya penelitian terdahulu mengenai model kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) peneliti tertarik untuk mengatasi permasalahan ini menggunakan Model Kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD), Berdasarkan uraian diatas, maka penulis merasa perlu melakukan penelitian dengan judul skripsi:
“Penerapan Model PembelajaranKooperatif Dengan Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih Di MTs Nurul Hikmah Jakarta”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, permasalahan pada penelitian inidapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Rendahnya perhatian siswa terhadap pelajaran Fiqih.
2. Metode pembelajaran yang monoton (guru sebagai buku pelajaran, otoritas ada pada guru, siswa cenderung belajar ingatan).
3. Penerapan metode pembelajaran masih terpusat pada aktivitas guru, sehinggaguru selalu mendominasi proses belajar mengajar dan siswa menjadi pasif.
4. Siswa masih merupakan objek pembelajaran.
5. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih. 6. Guru kurang kreatif dalam menggunakan metode pembelajaran.
(17)
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi dan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis membatasi fokus penelitian pada: Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran Fiqih. Untuk keluar dari masalah tersebut, peneliti akan menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar Fiqih siswa di MTs Nurul Hikmah Jakarta.
D. Perumusan Masalah
Perumusan masalah pada penelitian ini adalah “Apakah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement Division (STAD) Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih siswa di MTs Nurul Hikmah Jakarta?”
E. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai melalui kegiatan penelitian adalah: dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD ini pengembangan kognitif siswa lebih terarah dan kreatif dalam kehidupan sehari-hari.
F. Manfaat Penelitian
Hasil dari pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teoritis dan manfaat praktis
1. Manfaat Teoritis:
a. Bagi Peneliti, menambah pengetahuan tentang metode pembelajaran yang efektif dan menambah pengalaman dalam mendidik.
b. Bagi pembaca dapat meningkatkan motivasi sumber daya mereka melalui penggunaan model kooperatif dengan teknik STAD.
2. Manfaat Praktis:
a. Bagi Guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan kepada guru bahwa model kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan salah satu
(18)
alternatif metode pembelajaran, agartercipta suasana pembelajaran yang efektif dan efisien serta berkualitas.
b. Bagi Siswa, dengan memakai metode pembelajaran ini diharapkan dapat melatih siswa dalam meningkatkan percaya diri, melatih kemampuan berpikir, melatih berkomunikasi serta memotivasi siswa untuk meningkatkan aktivitas yang tinggi dalam pembelajaran Fiqih sehingga dapat mencapai hasil belajar yang maksimal.
c. Bagi UIN diharapkan dapat memberikan konstribusi terhadap pengembangan pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Jurusan PAI melalui model kooperatif dengan teknik STAD.
d. Bagi Sekolah, sebagai informasi baru dan pedoman dalam kegiatan belajar mengajar agar proses belajar sesuai dengan yang diharapkan.
(19)
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif
Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen.
Pembelajaran kooperatif ini bukan saja sekedar melibatkan dan menempatkan siswa secara bersama dalam suatu kelompok kecil dan memberikan kepada mereka tugas, akan tetapi juga didalamnya melibatkan pemikiran dan perhatian penuh pada berbagai macam aspek dari proses kelompok. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dituntut untuk saling bekerjasama dan membantu antara satu dengan yang lainnya dalam menyelesaikan atau mempelajari suatu pokok bahasan.
Menurut Rusman “pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting, yaitu hasil
(20)
belajar akademik, penerimaan terhadap keragaman dan pengembangan
keterampilan sosial”.3
Menurut Johnson “pembelajarn kooperatif berarti working together to
accomplish shared goals (bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama)”. Dalam suasana kooperatif, setiap anggota sama- sama berusaha mencapai hasil yang nantinya bisa dirasakan oleh semua anggota kelompok. Dalam konteks pengajaran, pembelajaran kooperatif sering kali didefinisikan
“sebagai pembentukan kelompok- kelompok kecil yang terdiri dari siswa-
siswa yang dituntut untuk bekerja sama dan saling meningkatkan pembelajarannya dan pembelajaran siswa- siswa yang lain”.4
Pada pembelajaran kooperatif ini siswa berada dalam kelompok kecil dengan anggota sebanyak 4 - 5 orang. Dalam belajar kooperatif ini terjadi interaksi antar anggota kelompok. Semua anggota harus turut terlibat karena keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktifitas anggotanya, sehingga anggota kelompok saling membantu. Hasil penelitian: Slavin (1995) dinyatakan bahwa (1) penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa dan sekaligus dapat meningkatkan hubungan sosial, menumbuhkan sikap toleransi, dan menghargai pendapat orang lain, (2) pembelajaran kooperatif dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam berpikir kritis, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan pengalaman.5
Pembelajaran kooperatif bukan hanya mempelajari materi saja, tetapi siswa atau peserta didik juga harus mempelajari keterampilan- keterampilan khusus yang disebut keterampilan kooperatif. Fungsi keterampilan kooperatif adalah untuk melancarkan hubungan kerja dan tugas. Untuk membuat keterampilan kooperatif dapat bekerja, guru harus mengajarkan keterampilan-keterampilan kelompok dan sosial yang dibutuhkan. Keterampilan- keterampilan itu menurut Ibrahim, dkk. antara lain:
a. Keterampilan- keterampilan Sosial b. Keterampilan Berbagi
3
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Grafindo Persada, 2011), cet. 3, h. 209.
4
Miftahul Huda, Cooperative Learning Metode, teknik, struktur dan model Penerapan, (Jogjakarta: Pustaka Pelajar. 2011), Cet. 1, h. 31.
5
(21)
c. Keterampilan Berperan serta
d. Keretampilan- keterampilan Komunikasi e. Keterampilan- keterampilan Kelompok.6
Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dengan metode diskusi kelompok yang mengoptimalkan peran siswa dalam kelompok belajar sehingga tujuan dari pembelajaran dapat tercapai.
b. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya ada beberapa prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif antara lain: Prinsip ketergantungan positif, Tanggung jawab perseorangan, Interaksi tatap muka, Partisipasi, dan Komunikasi.
Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Prinsip ketergantungan positif 2) Tanggung jawab perseorangan 3) Interaksi tatap muka
4) Partisipasi dan Komunikasi 5) Evaluasi proses kelompok.7
c. Prosedur pembelajaran Kooperatif
Menurut Wina Sanjaya prosedur pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri atas empat tahap, yaitu:
1) Penjelasan materi 2) Belajar dalam kelompok 3) Penilaian
4) Pengakuan tim.8
d. Tujuan Pembelajaran Kooperatif
6
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet. 1, h. 234- 235.
7
Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), Cet. h. 246.
8
Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2009), h. 248.
(22)
Salah satu tujuan penting dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan kerjasama dan kolaborasi. Keterampilan ini sangat penting dimiliki dalam masyarakat dimana banyak kerja orang dewasa sebagian besar dilakukan dalam organisasi yang saling bergantung satu sama lain dan dimana masyarakat secara budaya semakin beragam. Sementara itu, banyak anak muda dan orang dewasa masih kurang dalam keterampilan sosial. Situasi ini dibuktikan dengan sering terjadi pertikaian kecil antara individu yang mengakibatkan tindakan kekerasan.
a. Keunggulan dari strategi pembelajaran kooperatif adalah: 1. Siswa berkelompok sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan 2. Optimalisasi partisipasi siswa
3. Adanya struktur yang jelas dan memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan dengan sesame siswa dalam suasana gotong royong dan mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan berkomunikasi
4. Adanya struktur yang jelas dan memungkiinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur
5. Meningkatkan penerimaan 6. Meningkatkan hubungan positif 7. Motivasi intrinsik makin besar 8. Percaya diri yang tinggi 9. Prilaku dalam tugas lebih
10.Sikap yang baik terhadap guru dan sekolah 11.Siswa bertanggung jawab dengan belajarnya
12.Siswa mengartikan “apa yang guru bicarakan” kepada “apa
(23)
13.Siswa meningkat dalam “kolaborasi kognitif.” Mereka mengorganisasi pikirannya untuk di jelaskan ide pada teman- teman sekelas mereka
b. Sedangkan kelemahan dari strategi pembelajaran kooperatif ini adalah:
1. Siswa yang pandai akan cenderung mendominasi sehingga dapat menimbulkan sikap minder dan pasif dari siswa yang lemah 2. Dapat terjadi siswa yang sekedar menyalin pekerjaan siswa yang
pandai tanpa memiliki pemahaman yang memadai
3. Pengelompokkan siswa memerlukan pengaturan tempat duduk yang berbeda – beda serta membutuhkan waktu khusus9
2. Model Student Teams Achievement Division (STAD)
Menurut kamus bahasa Inggris, STAD (Student Teams Achievement Divisions) adalah student (murid, pelajar), teams (regu, rombongan), achievement (menyelesaikan/hasil belajar), divisions (pembagian, bagian, pembelahan).10 Maka STAD (Student Teams Achievement Divisions) dapat diartikan sekelompok siswa yang menyelesaikan hasil belajar pada suatu permasalahan yang sudah mendapat pembagian kelompok.
Menurut Slavin Robet (2008) model STAD (Student Teams Achievement Divisions) merupakan variasi pembelajaran kooperatif yang paling banyak diteliti. Model ini juga sangat mudah diadaptasi, telah digunakan dalam Matematika, IPA, PKn, IPS , Bahasa Inggris, dan banyak subjek lainnya, pada tinggkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Lebih jauh Slavin memaparkan bahwa: “Gagasan utama di belakang STAD adalah memicu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru”.11
9
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet. 1, h. 248- 249.
10
Abdullah masrur, kamus penolong Inggris – Indonesia, (Bandung: Cv Bintang pelajar, 2001), cet. 1, h. 27, 34, 7, 20.
11
(24)
Langkah- langkah Pembelajaran Kooperatif Model STAD 1. Penyampaian Tujuan dan Motivasi
Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.
2. Pembagian Kelompok
Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, di mana setiap kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas (keragaman) kelas dalam prestasi akademik, gender/ jenis kelamin, rasa tau etnik.
3. Presentasi dari Guru
Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari. Guru memberi motivasi siswa agar dapat belajar dengan aktif dan kretif. Di dalam proses pembelajaran guru dibantu oleh media, demonstrasi, pertanyaan atau masalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari- hari. Dijelaskan juga tentang keterampilan dan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa, tugas dan pekerjaan yang harus di lakukan serta cara- cara menjelaskannya.
4. Kegiatan Belajar dalam Tim (Kerja Tim)
Siswa belajar dalam kelompok yang telah dibentuk. Guru lembaran kerja sebagai pedoman bagi kerja kelompok, sehingga semua anggota menguasai dan masing-masing memberikan konstribusi. Selama tim bekerja, guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, dorongan dan bantuan bila diperlukan. Kerja tim ini merupakan ciri terpenting dari STAD.
5. Kuis (Evaluasi)
Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap presentasi hasil kerja masing- masing kelompok. Siswa diberikan kursi secara individual dan tidak dibenarkan bekerja sama. Ini
(25)
dilakukan untuk menjamin agar siswa secara individu bertanggung jawab kepada diri sendiri dalam memahami bahan ajar tersebut.12
3. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar a. Pengertian Belajar
“Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi manusia, jadi belajar
bukan hanya karena adanya kesempatan”.13
Menurut Oemar Hamalik “belajar adalah suatu proses perubahan
tingkah laku akibat latihan dan pengalaman”.14
Belajar merupakan proses untuk membuat perubahan dalam diri mahasiswa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku. Perubahan tersebut akan membuat seseorang menjadi lebih baik. Belajar bukan hanya untuk mengumpulkan pengetahuan saja, tetapi belajar juga sebagai proses mental yang terjadi dalam diri seseorang, sehingga menyebabkan munculnya perubahan perilaku. Aktivitas mental itu terjadi karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya yang disadari.
Belajar merupakan proses dasar dari perkembangan hidup manusia. Dengan belajar, manusia melakukan perubahan-perubahan kualitatif individu sehingga tingkah lakunya berkembang. Semua aktifitas dan prestasi hidup manusia tidak lain adalah hasil dari belajar. Kita pun hidup menurut hidup dan bekerja menurut apa yang telah kita pelajari. Belajar itu bukan sekedar pengalaman. Belajar adalah suatu proses, dan bukan suatu hasil. Karena itu belajar berlangsung secara aktif dan integrative dengan menggunakan berbagai bentuk perbuatan untuk mencapai suatu tujuan.15
12
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(Jakarta: Grafindo Persada, 2011), cet. 3, h. 215.
13
Yahya Yudik, Pedoman Pelaksanaan Kurikulum R.A. (Jakarta : Departemen Agama, 2005) h.5
14
Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2009), cet 3, h.106.
15
Wasty soemanto, Psikologi Pendidikan landasan kerja pemimpin pendidikan, (Malang: Rineka Cipta, 1983), Cet. 4, h. 104-105.
(26)
b. Prinsip-prinsip belajar
Menurut Dimyati dan Mudjiono terdapat 7 prinsip-prinsip belajar antara lain:
1) Perhatian dan Motivasi 2) Keaktifan
3) Keterlibatan langsung/berpengalaman 4) Pengulangan
5) Tantangan
6) Balikan dan Penguatan 7) Perbedaan individual 16
c. Ciri-Ciri dan Kriteria Kegiatan Belajar
Berdasarkan pengertian atau definisi-definisi belajar yang telah diuraikan diatas, maka belajar sebagai suatu kegiatan dapat diidentifikasi ciri-ciri kegiatannya sebagai berikut:
1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar (dalam arti perubahan tingkah laku) baik aktual maupun potensial.
2. Perubahan itu pada dasarnya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
3. Perubahan itu terjadi karena adanya usaha (dengan sengaja).17
“Ciri-ciri belajar menurut Syaiful Bahri Djamarah yaitu: Perubahan
yang terjadi secara sadar, Perubahan dalam belajar bersifat fungsional, Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif, Perubahan dalam belajar bukan bersifat sementara, Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah, dan Perubahan mencakup
seluruh aspek tingkah laku”.18
16
Dimyati & Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. I, h. 42.
17
M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan Berdasarkan Kurikulum Nasional, (Jakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. 2, h. 56.
18
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Cet. 2, h.15.
(27)
d. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Asep Jihad dan Abdul Haris ” hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar”.19
Hasil belajar siswa dapat dilihat setelah siswa melakukan proses pembelajaran. Seorang guru dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran melaui hasil belajar peserta didik. Hasil belajar siswa dapat di lihat melalui kemampuan peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran.
Menururt Dimyati dan Mudjiono dengan berakhirnya suatu proses belajar, maka siswa memperoleh suatu hasil belajar. “Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar”. Dari sisi guru, tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Hasil belajar untuk sebagian adalah berkat tindak guru, suatu pencapaian tujuan pengajaran. Pada bagian lain, merupakan peningkatan kemampuan mental siswa.20
Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu, dan ia mendapatkannya secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia memperoleh prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut diperoleh dengan belajar. Hasil yaitu keluaran sebagai akibat dari kegiatan. Sebagian orang beranggapan bahwa, belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Ada pula sebagian yang memandang belajar sebagai latihan belaka seperti tampak pada latihan membaca dan menulis.Menurut Nana Syaodih Sukmadinata “hasil belajar atau
achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensialatau kapasitas yang dimiliki seseorang. Pengusahaaan hasil belajar seseorang dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan keterampilan berpikir maupun keterampilan
19
Asep Jihad dan Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Press, 2010), h. 14.
20
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), Cet. I, h. 3-4.
(28)
motorik”.21
Hasil belajar dapat mengantarkan siswa menguasai konsep-konsep Fiqih dan keterkaitannya untuk dapat memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Menguasai disini yaitu harus menjadikan siswa tidak sekedar tahu dan hafal tentang konsep-konsep Fiqih, melainkan harus menjadikan siswa untuk mengerti dan memahami konsep-konsep tersebut. Hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah mereka menjalani proses pembelajaran.
Menurut Agus Suprijono hasil belajar adalah: Pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gangne, hasil belajar berupa: 1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan
2) Keterampilan intelektual yaitu keterampilan mempresentasikan konsep dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan mengkategorisasi, kemampuan analitis, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas kognitifnya sendiri, dan mampu memecahakan masalah. 4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerakan jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
5) Sikap yaitu kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian berdasarkan objek tertentu.22
Menurut Rusman “penilaian dilakukan oleh guru terhadap hasil pembelajaran untuk mengukur tingkat pencapaian kompetensi peserta didik, serta digunakan sebagai bahan penyusunan laporan kemajuan hasil
belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran”.23
Dapat disimpulkan hasil belajar merupakan kemampuan siswa setelah melakukan proses pembelajaran. Seorang guru dapat mengetahui tercapainya tujuan pembelajaran melalui hasil belajar peserta didik.
21
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), h.165
22
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori & Aplikasi PAIKEM, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 5
23
Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,
(29)
e. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
1) Faktor intern, dari dalam meliputi kecerdasan, motivasi, dan factor kepribadian lainnya termasuk kemampuan untuk mengelola emosi. 2) Faktor ekstern, berasal dari luar diri siswa sangat terkait dengan
bagaimana lingkungan memberikan dukungan ketika proses belajar berlangsung dan ketersediaan sarana dan prasarana yang menunjang proses belajar.
4. Pembelajaran Fiqih a. Konsep Pembelajaran
Menurut Oemar Hamalik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Menurut Mohammad Surya menjelaskan bahwa pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan prilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU SPN No. 20. 2003). Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara disengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subyek dari pendidikan. (corey, 1986).
Mencermati beberapa konsep pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan di atas, dapat dimaknai bahwa didalam pembelajaran terdapat interaksi antara peserta didik dan pendidik, melibatkan unsur - unsur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Pembelajaran menggambarkan kegiatan guru mengajar dan siswa sebagai pelajar dan unsur - unsur lain yang saling mempengaruhi.
Pembelajaran dipandang sebagai suatu sistem, karena didalamnya terdapat beberapa komponen pembelajaran yang saling terkait antara
(30)
komponen yang satu dengan komponen yang lain dan saling ketergantungan. Komponen -komponen pembelajaran sebagai berikut: 1). Tujuan, 2). Bahan, 3). Metode, 4). Media, 5). Evaluasi.24
b. Istilah Fiqih
Dalam literatur bahasa Arab adalah “Fiqih” yang artinya ilmu Fiqhi, ilmu hukum Islam, syariat Islam, mengerti, paham, dan pintar.25
“Kata Fiqih secara bahasa adalah al-fahm (pemahaman), sedangkan
Fiqih menurut istilah adalah seperangkat pengetahuan tentang hukum-hukum syari’ah (agama) tentang perbuatan manusia yang digali atau ditemukan dari dalil-dalil terperinci”.26
Sedangkan pengertian Fiqih menurut terminology para fuqaha (ahli
fiqih) adalah “pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai
perbuatan manusia, yang diambil dari dalil-dalil yang terinci (mendetail)”. Dari definisi tersebut, dapat diketahui bahwa pembahasan ilmu fiqih ada 2 macam, yaitu:
1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syara’ mengenai perbuatan manusia yang praktis.
2. Pengetahuan tentang dalil-dalil yang terinci (mendetail) pada setiap permasalahan.
Dari sini dapat diketahui, bahwa pembahasan ilmu fiqih adalah hukum yang terinci pada setiap perbuatan manusia, baik halal, haram, makruh atau wajib beserta daililnya masing-masing.27
c. Sumber Fiqih dan Sifatnya
Sumber dari Fiqih atau hukum-hukum tersebut adalah al-Qur’an dan Sunnah Nabi, khususnya ayat-ayat al-Qur’an dan hadis-hadis tertentu yang
24
Masitoh, Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet. 1, h. 7-8.
25
Yatimin Abdullah, Studi Islam Kontemporer, (Jakarta: AMZAH, 2006).
26
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih. (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet. 1, h. 3.
27
Muhammad Abu Zahra, Ushul Fiqih, (Jakarta: PT Pustaka Firdaus, 2011), cet. 15, h. 2-3.
(31)
berhubungan dengan hokum perbuatan, baik hukum-hukum ibadah maupun mu’amalah.
Adapun yang menjadi sifat bagi Fiqih diantaranya:
1. Fiqih sebagai produk merupakan akumulasi (kumpulan, majmu’a)
hasil upaya para perintis fiqih terdahulu dan umumnya telah tersusun secara lengkap dan sistematis dalam bentuk buku teks dan madzhab-madzhab.
2. Fiqih sebagai proses adalah proses pemahaman atas al-Qur’an dan al-Hadis dalam hubungannya dengan hukum perbuatan manusia. 3. Fiqih sebagai sikap adalah fungsi fiqih sebagai alat penanaman
sikap dan karakter taqwa ke dalam batin manusia.28
B. Penelitian yang Relevan
Sebagai bahan penguat penelitian tentang penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa, penulis mengutip beberapa penelitian yang relevan, antara lain:
1. Dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Pembelajaran Matematika
dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Teknik STAD Terhadap Hasil Belajar Siswa. Disusun oleh Muhamad (101017021004), Program Studi Pendidikan Matematika FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Berdasarkan hasil penelitian bahwa ada perbedaan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil belajar matematika yang menggunakan metode Cooperative teknik STAD, dengan rata-rata menggunakan metode ekspositori. Dengan menggunakan metode Cooperative teknik STAD memiliki hasil lebih tinggi atau lebih baik dibandingkan menggunakan metode ekspositori.
2. Dalam skripsi yang berjudul: “Pengaruh Metode Cooperative Learning
Teknik STAD Konsep Ekosistem Terintegrasi Nilai TerhadapHasil
28
Lukman Zain, Pembelajaran Fiqih. (Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama Republik Indonesia, 2009), cet. 1, h. 8.
(32)
Belajar” (Eksperimendi MA Jami’iyyah, Pondok Aren). Disusun. oleh Devi Kusmiyanti (104016100400), Program Studi Pendidikan Biologi
Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2009. Mengatakan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pada penggunaan metode Cooperative Learning Teknik STAD dengan mengintegrasikan nilai-nilai terhadap peningkatan hasil belajar biologi siswa.
3. Dalam skripsi yang berjudul: “Cooperative Learning Model STAD
Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan HasilBelajar IPA Siswa Kelas IV SDN Pulowetan 2 Kecamatan Jatikalen Kabupaten Nganjuk. Disusun oleh Amurwani, Novie. 2009. Skripsi Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah FIP Universitas Negeri Malang.
Berdasarkan observasi awal dan wawancara dengan guru kelas IV SDN Pulowetan 2, hasil belajar siswa kelas IV masih rendah. Metode yang digunakan guru masih ceramah danproses pembelajaran hanya berlangsung satu arah saja. Sehingga siswa kurang aktif selama pembelajaran berlangsung. Persamaan penelitian ini dengan penelitian relevan sebelumnya yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik STAD yang diteliti pada peningkatan hasil belajar siswa. Sedangkan perbedaan penelitian ini dengan penelitian relevan sebelumnya, yaitu sejauh pengamatan saya penelitian sebelumnya meneliti pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Matematika, sedangkan penelitian ini meneliti pada mata pelajaran Fiqih dengan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), peneliti ingin mengetahui apakah keberhasilan metode ini dapat di implementasikan pada semua mata pelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Salah satu alternatif metode pembelajaran yang dapat dilaksanakan dalam KTSP adalah metode Cooperative Learning. Metode ini biasa disebut
(33)
juga metode gotong royong. Belajar kooperatif merupakan pendekatan pembelajaranmelalui kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran kooperatif, setiap siswa dituntut untuk bekerja dalam kelompok melalui rancangan-rancangan tertentu yang sudah dipersiapkan oleh guru sehingga seluruh siswa harus bekerja aktif. kooperatif memiliki banyak teknik, salah satunya adalah Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dengan teknik ini siswa bukan hanya sekedar belajar tetapi juga saling mengerjakan tugas satu sama lain. Dalam pembelajaran, biasanya siswa lebih suka bertukar jawaban, mendiskusikan ketidaksamaan, dan saling membantu satu sama lain. Hal ini merupakan suatu keunggulan dari teknik STAD, karena tahap-tahap pada STAD memungkinkan siswa bertemu dengan siswa lain yang bukan kelompoknya saja sehingga kesempatan siswa untuk bertanya dengan teman-temannya lebih banyak. Jika keinginan siswa di implementasikan dalam bentuk pertanyaan itu terpuaskan, berarti proses belajar siswa telah dilalui, maka kegiatan belajar mengajar yang efektif telah tercipta. Keefektifan pembelajaran akan membuat siswa lebih mudah menyerap materi yang disajikan guru, sehingga hasil belajarnya akan menjadi lebih baik. Jadi, jika Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student TeamAchievement Divisions (STAD) diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar, maka diharapkan dapat terjadi peningkatan hasil belajar siswa.
(34)
Bagan 2.1 Kerangka Berpikir
1. Rendahnya hasil belajar siswa 2. Siswa kesulitan dalam memahami
pelajaran Fiqih
PTK
Model Student Team Achievement Divisions(STAD)
Siswa memahami materi
Terjadinya Peningkatan Hasil Belajar Fiqih siswa
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis merupakan dugaan yang akan diuji kebenarannya dengan fakta yang ada. Secara teknis hipotesis dapat didefinisikan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Dengan penerapan pembelajaran kooperatif diharapkan mampu menjadi solusi yang baik dimana siswa dapat saling bekerjasama dan bertukar informasi sehingga siswa lebih terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan diharapkan dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan dalam proses pembelajaran pada mata pelajaran Fiqih. Dari uraian dalam kajian teori dan penyusunan kerangka berfikir, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkatkan hasil belajar Fiqih.
(35)
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret dan April semester genap tahun pelajaran 2013/2014, di MTs Nurul Hikmah Jakarta. Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VIII sebanyak 25 siswa. Kegiatan belajar mengajar di MTs Nurul Hikmah Jakarta dilakukan pada pukul 07:00 sampai dengan 13:00 WIB.
B. Metode dan Desain Intervensi Tindakan
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau yang lebih dikenal dengan Classroom Action Research.
“PTK adalah suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan- tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara lebih berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik.” Penelitian tindakan kelas juga merupakan penelitian yang bersifat reparatif. Artinya, penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal.29 Dengan menggunakan PTK diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik dalam menangani proses pembelajaran sehingga proses pembelajaran semakin meningkat kualitasnya.
29
Muhammad Asrori , Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Penerbit CV Wacana Prima, 2009), h. 6.
(36)
Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitiaan) dan akan dilanjutkan dengan pelaksanaan penelitian dengan beberapa siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan siklus adalah satu putaran kegiatan beruntun yang kembali kelangkah semula, dimana tiap- tiap siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah merujuk pada model yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto, digambarkan dalam bagan di bawah ini:
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Kemmis & McTaggart
Penelitian ini terdiri dari dua siklus dimana pada setiap siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan (plan), pelaksanaan tindakan (act), observasi (observe), dan refleksi (reflect). 1. Perencanaan
Pada tahap ini peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Peneliti membuat rencana dan skenario pembelajaran yang akan disajikan dalam materi penelitian. Selain itu pada tahap ini juga peneliti menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari soal yang harus dijawab oleh siswa, lembar observasi dan lembar wawancara.
(37)
2. Pelaksanaan
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah melaksanakan rencana dan skenario pembelajaran yang telah dibuat sebelumnya. 3. Observasi
Observasi atau pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berlangsung. Peneliti dibantu oleh observer yang mengamati segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan semua gejala atau indikator dari proses, hasil tindakan terencana maupun efek sampingnya.
4. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan. Hasil yang diperoleh dari pengamatan dikumpulkan dan dianalisis bersama oleh peneliti dan observer, Sehingga dapat diketahui apakah kegiatan yang dilaksanakan mencapai tujuan yang diharapkan atau masih perlu adanya perbaikan. Refleksi ini dilakukan untuk memperoleh masukan bagi rencana tindakan siklus berikutnya.30
C. Subjek/Partisipan yang Terlibat dalan Penelitian
Subjek atau pihak yang terkait dalam penelitian ini adalah siswa MTs Nurul Hikmah Jakarta kelas VIII yang berjumlah 25 siswa. Dan guru Fiqih, yang berperan sebagai kolaborator.
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pelaku penelitian. Peneliti bekerjasama dengan guru sebagai kolaborator. Sebagai kolaborator yaitu peneliti bekerjasama dengan guru dalam hal membuat rancangan pembelajaran, melakukan refleksi dan menentukan tindakan- tindakan pada siklus selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap peneliti dalam mengajar dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif dengan teknik STADdan mengamati aktivitas belajar Fiqih siswa selama proses pembelajaran.
30
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. 9, h. 16.
(38)
E. Tahapan Intervensi Tindakan
Tahapan penelitian tindakan ini diawali dengan dilakukannya penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan tindakan pertama dalamsiklus I. Siklus ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan analisis serta evaluasi dan refleksi. Setelah melakukan analisis, evaluasi, dan refleksi pada siklus I, apabila terdapat indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Jika masih memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan kembali pada siklus III, dan seterusnya. Adapun uraian dari tahap-tahap penelitian di atas adalah sebagai berikut:
1. Penelitian Pendahuluan
a. Observasi kegiatan belajar mengajar
Pada kegiatan ini peneliti mengadakan pengamatan awal terhadap proses pembelajaran Fiqih pada kelas VIII MTs Nurul Hikmah Jakarta. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran dan aktivitas di dalam kelas pada mata pelajaran Fiqih.
b. Wawancara dengan siswa
Wawancara dilaksanakan terhadap siswa untuk mengetahui minat siswa terhadap pelajaran Fiqih, aktivitas belajar siswa, dan permasalahan yang dihadapi guru dalam pembelajaran Fiqih di kelas VIII.
Prosedur utama dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut: 2. Perencanaan Tindakan
Dalam merencanakan tindakan, peneliti dan guru mata pelajaran berkomunikasi dalam merancangnya. Adapun yang hendak dirancang secara bersama adalah perangkat pembelajaran, meliputi:
a. Skenario pembelajaran dalam bentuk RPP b. Instrumen penilaian/evaluasi, dan
c. Instrumen observasi tindakan d. Membuat media/ alat pembelajaran.
(39)
3. Pelaksanaan Tindakan
Tindakan dilakukan minimal dalam dua siklus kegiatan. Masing- masing siklus terdiri dari 2 x tatap muka, dapat diuraikan sebagai berikut: Siklus I
Pertemuan I
a. Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses pembelajaran b. Guru mengabsensi kehadiran siswa
c. Guru menanyakan kesiapan belajar siswa
d. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi yang diajarkan e. Guru menjelaskan pembelajaranStudent Teams Achievement Division
(STAD), sehingga siswa memahami apa yang harus dilakukan setelah proses belajar berakhir.
f. Melakukan tes awal (pretes), tujuannya untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan di pelajari. g. Guru menjelaskan/ menguraikan materi pelajaran Fiqih
h. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan i. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan
jika materi yang dijelaskan belum dipahami
j. Guru melakukan umpan balik materi pelajaran kepada siswa k. Guru memberikan penguatan kepada siswa
l. Guru mempersiapkan kelas dansiswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, siswa mencari pasangan kelompoknya untuk bersiap-siap memulai pembelajaran dengan teknik STAD
m. Guru memberikan bolpoint kepada murid yang duduk paling kanan, atau dapat dikondisikan sendiri oleh guru
n. Guru menjelaskan bahwa akan dilaksanakandiskusi kelompok dengan teknikStudent Teams Achievement Division (STAD), padapertemuan berikutnya.
(40)
Pertemuan II
a. Guru mengorganisir dan mengelola kelas persiapan proses belajar mengajar, dan mempersiapkan perangkat pembelajaran
b. Guru mengabsensi kehadiran siswa c. Menanyakan kesiapan belajar siswa
d. Guru melakukan apersepsi materi pelajaran pertemuan I
e. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok dan mempersiapkan siswa untuk melaksanakan diskusi kelompok dengan teknikStudent Teams Achievement Division (STAD).
f. Guru membagikan bahan diskusi kepada masing- masing kelompok untuk di diskusikan dengan kelompoknya.
g. Siswa melaksanakan kegiatandiskusi kelompok dengan teknikStudent Teams Achievement Division (STAD).
h. Selama kegiatan berjalan, guru bertindak sebagai fasilitator dan mengamati siswa yang sedang berdiskusi. Kegiatan ini dilakukan sesuai dengan alokasi waktu mata pelajaran.
i. Siswa melaporkan hasil diskusi secara bergiliran.
j. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang di rumuskan indikator hasil belajar.
Siklus II Pertemuan I
a. Guru mengelola dan mengorganisir kelas persiapan proses pembelajaran b. Guru mengabsensi kehadiran siswa
c. Guru menanyakan kesiapan belajar siswa
d. Melakukan tes awal (pretes), tujuannya untuk mengukur seberapa jauh siswa telah memiliki kemampuan mengenai hal-hal yang akan di pelajari. e. Guru menjelaskan/ menguraikan materi pelajaran Fiqih
f. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan
(41)
h. Guru melakukan umpan balik materi pelajaran kepada siswa i. Guru memberikan penguatan kepada siswa
j. Guru mempersiapkan siswa untuk melaksanakan diskusi
k. Siswa melaksanakan kegiatan berdiskusi.Guru bertindak sebagai pemberi instruksi dan mengamati semua siswa yang sedang berdiskusi.
l. Selama kegiatan berjalan, guru melakukan penilaian aktivitas belajar siswa selama proses diskusi berlangsung.
m. Guru memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa di akhir pembelajaran
n. Guru menutup pelajaran. Pertemuan II
a. Mempersiapkan murid menerima materi pelajaran b. Menjelaskan kembali materi pelajaran pertemuan I
c. Guru memberikan contoh-contoh terkait dengan pelajaran yang diajarkan d. Guru mengatur kelas untuk berdiskusi dan membagi siswa dalam
beberapa kelompok.
e. Siswa melaksanakan kegiatandiskusi kelompok dengan teknikStudent Teams Achievement Division (STAD).
f. Siswa melaporkan hasil diskusinya di depan kelas secara bergiliran. g. Siswa yang lain /kelompok lain menanggapi hasil diskusi kekompok
temannya.
h. Guru memberi penguatan dan penyimpulan tentang materi yang telah dipelajari.
i. Melakukan tes akhir atau postes di akhir siklus, tujuannya adalah untuk mengukur apakah siswa telah menguasai kompetensi tertentu seperti yang di rumuskan indikator hasil belajar.
4. Observasi
Observasi dilakukan oleh peneliti selama kegiatan pembelajaran berjalan, utamanya saat diskusi kelompok dengan teknikStudent Teams Achievement Division (STAD) terlaksana. Adapun aspek-aspek yang dinilai dalam observasi ini meliputi : (a) Jumlah murid yang menjawab/
(42)
menyelesaikan soal yang diberikan, (b) Jumlah murid yang tidak menjawab/ menyelesaikan soal yang diberikan, (c) Murid yang melakukan kegiatan lain selama proses pembelajaran berlangsung, (d) Murid yang sudah menguasai pelajaran, dan (e) Murid yang masih membutuhkan bimbingan dalam pelajaran.
5. Refleksi
Guru menganalisis proses belajar mengajar yang sudah dilaksanakan sehingga dapat diketahui sejauh mana tingkat ketercapaian tujuan pembelajaran dengan menggunakan metode STAD, dalam hal ini meningkatnya hasil belajar Fiqih murid kelas VIII di MTs Nurul Hikmah Jakarta. Refleksi yang dilakukan pada siklus I menjadi acuan untuk melaksanakan tindakan dalam siklus II. Hanya saja, pada siklus II tindakan yang dilakukan merupakan revisi atau tindakan perbaikan pelaksanaan pembelajaran sehingga siswa dapat lebih memahami pelajaran Fiqih secara maksimal, dalam hal ini pembelajaran STAD berhasil meningkatkan hasil belajar Fiqih itu sendiri.
F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Dari hasil intervensi tindakan yang diharapkan pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada konsep Fiqihsetelah proses pembelajaran dengan menggunakan metode STAD. Adapun ketuntasan belajar yang diharapkan mencapai 100% dengan nilai KKM 70.
G. Data dan Sumber Data
Sumber data diperoleh dari siswa-siswi MTs Nurul Hikmah Jakarta kelas VIII dan data yang diperoleh berupa situasi dan suasana kelas saat proses pembelajaran berlangsung dan peningkatan hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
(43)
H. Instrumen Penelitian
Instrumen yang di gunakan dalam penelitian ini terdiri atas dua jenis yaitu : 1. Instrumen Tes
Tes tertulis ini berupa tes awal (pretest) dan tes akhir (postest). Tes awal (pretest) adalah tes yang dilaksanakan sebelum bahan pelajaran diberikan kepada peserta didik, karena itu pertanyaan yang tercantum dalam pokok soal dibuat yang mudah. Sedangkan tes akhir (postest) adalah bahan-bahan pelajaran yang tergolong penting, yang telah di ajarkan kepada para peserta didik dan biasanya naskah tes akhir ini dibuat sama dengan naskah tes awal.
2. Instrumen Non Tes
Dalam instrumen non tes yang digunakan adalah sebagai berikut: a. Lembar observasi
Lembar observasi ini terdiri dari tiga yaitu lembar observasi guru dalam belajar mengajar, lembar observasi aktifitas siswa dan lembar observasi aktivitas pembelajaran. Lembar observasi proses kegiatan belajar mengajar yaitu Untuk mengadakan pencatatan secara sistematis mengenai aktivitas belajar siswa, aktifitas guru dan proses pembelajaran dengan menggunakan metode Student Teams Achievement Division (STAD).
b. Catatan lapangan
Catatan lapangan digunakan untuk mengamati seluruh kegiatan dalam proses pembelajaran berlangsung. Berbagai hasil pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas, suasana kelas, pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa dan aspek lainnya yang perlu dicatat.
c. Lembar wawancara
Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode STAD terhadap siswa.
(44)
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi terhadap proses pembelajaran, melakukan wawancara, membuat catatan lapangan, dokumentasi dan merekapitulasi nilai hasil belajar yang diperoleh siswa dari tes pada setiap akhir siklus.
Setelah semua data terkumpul penelitian bersama kolaborator (guru mata pelajaran) melakukan analisis dan evaluasi data untuk membuat kesimpulan mengenai peningkatan hasil siswa serta kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan.
J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan (trustworthiness) study
Sebelum tes tersebut dijadikan sebagai instrumen penelitian, terlebih dahulu dilakukan uji coba kepada responden, yaitu orang-orang diluar sampel (subjek) yang telah ditetapkan. Dalam hal ini diluar subjek yang sudah ditetapkan. Tes uji coba tersebut dimaksudkan untuk mengetahui apakah instrumen tersebut dapat memenuhi syarat validitas dan reliabilitasnya atau tidak.
1. Uji validitas
Suatu alat evaluasi tersebut validity dapat diartikan tepat atau sahih, apabila alat tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya, atau dengan kata lain suatu alat evaluasi disebut valid jika ia dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatu yang dievaluasi itu. Uji validitas adalah uji kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi sebenarnya. Untuk mengetahui validitas instrumen soal maka digunakan rumus korelasi point biserial.31
31
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. II, h. 79.
(45)
Keterangan:
rpbis = Koefisien korelasi biserial
Mp = Rerata skor pada subjek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
Mt = Mean Skor total yang berhasil dicapai oleh peserta tes SDt = Standar Deviasi dari skor total
p = Proporsi peserta tes yang menjawab betul q = Proporsi peserta tes yang menjawab betul r>r tabel maka butir soal tersebut valid
r<r tabel maka butir soal tersebut tidak valid 2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan alat tersebut dalam mengukur apa yang dinilainya. Analisis reliabilitas dilakukan untuk mengetahui apakah soal yang disusun dapat memberikan hasil yang tepat atau tidak. Hal ini berarti apabila soal dikenakan untuk sejumlah subjek yang sama dalam waktu tertentu, maka hasil akan tetap sama. Instrumen disebut reliabilb mengandung arti bahwa instrumen tersebut cukup baik sehingga mampu mengungkap data yang bisa dipercaya. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen tes hasil belajar siswa Kuder-Richardson (K-R 20) dengan rumus sebagai berikut:32
( ∑ ∑ )
Keterangan:
11 r = reliabilitas tes secara keseluruhan n = jumlah butir soal dalam perangkat tes S = standar deviasi skor-skor tes
p = proporsi subjek yang menjawab item benar q = Proporsi subjek yang menjawa item salah pq = jumlah hasil perkalian antara p dan q
32
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), Cet. II, h. 100.
(46)
Adapun kriteria pengujiannya adalah : r11 = 0,00-0,20 = Reliabilitas kecil r11 = 0,20-0,40 = Reliabilitas rendah r11 = 0,40-0,70 = Reliabilitas sedang r11 = 0,70-0,90 = Reliabilitas tinggi
r11 = 0,90-1,00 = Reliabilitas sangat tinggi r>r tabel instrument hasil belajar reliable r<r tabel instrument hasil belajar tidak reliable 3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran merupakan suatu proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Indeks kesukaran rentangnya dari 0,0 sampai 1,0. Semakin besar indeks kesukarannya menunjukkan semakin mudah butir soal sebaliknya semakin rendah indeks kesukaran menunjukkan semakin sulit butir soal. Cara menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus sebagai berikut:33
P Keterangan:
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes
Kriteria tingkat kesukaran : 0,00 - 0,30 = Sukar
0,30 – 0,70 = Sedang 0,70 – 1,00 = Mudah
33
(47)
K
. Analisis Data dan Interpretasi Hasil Analisis
Analisis data dilakukan setelah semua data yang diperlukan terkumpul. Proses analisis ini diawali dengan mendata seluruh data yang ada dari berbagai sumber, baik berupa data kuantitatif maupun kualitatif. Setelah itu mengadakan reduksi data, menyusunnya dalam satuan-satuan serta mengkategorikannya. Data yang diperoleh berupa kalimat-kalimat dan data tentang aktivitas guru dan siswa, diubah menjadi kalimat yang bermakna dan ilmiah. Analisis data tersebut berlangsung pada saat pengumpulan data dengan pertimbangan analisis dilakukan berdasarkan analisis logis.
Pengujian teknik análisis data menggunakan analisis deskriptif dari tiap siklus dan dengan menggunakan N-Gain untuk melihat selisih antara pretest dan posttest pada setiap siklus, untuk melihat perbedaan hasil belajar pada setiap siklus. Penelitian ini berhasil jika setelah dilakukan tindakan terjadi peningkatan hasil belajar pada materi. N-Gain adalah selisih anatara nilai pretest dan posttest, gain menunjukan peningkatan atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan oleh guru. Uji Normal Gain digunakan untuk menghindari bisa pada penelitian dan menggunakan rumus menurut Meltzer.
N – Gain = – Dengan kategorisasi perolehan:
g-tinggi : nilai(<g>)>0,70 g-sedang : nilai 0,70 – 0,30 g-rendah : nilai (<g>)<0,30
L. Tindak Lanjut/Pengembangan Perencanaan Tindakan
Seperti yang telah dikemukakan, bahwa penelitian yang dilakukan oleh peneliti merupakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) yang memiliki tahapan-tahapan dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut meliputi perencanaan, tindakan, pengamatan/pengumpulan data dan refleksi. Sedangkan prosedur
(48)
pelaksanaan perbaikan apabila setelah tindakan siklus I selesai dilakukan dan belum terjadi peningkatan hasil belajar siswa, maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya pada siklus II sebagai perbaikan pembelajaran. Jika hasil penelitian telah mencukupi indikator keberhasilan maka dicukupkan dan dianggap penelitian tindakan kelas berhasil dilaksanakan.
(49)
38
BAB IV
DESKRIPSI, ANALISIS DATA, INTERPRETASI HASIL
ANALISIS, DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi SekolahNama Sekolah : MTs Nurul Hikmah Jakarta Provinsi : DKI Jakarta
Kecamatan : Grogol Petamburan Kelurahan : Jelambar Baru Kota Madya : Jakarta Barat 11460
Alamat : Jl. P.Tb. Angke No.21 Rt.012/010 Telepon : (021) 5676830 / 081387229123
MTs Nurul Hikmah Jakarta adalah lembaga formal dibawah naungan Yayasan Riyadhul Mu’minin yang berorientasi pada pendidikan agama dan umum.MTs Nurul Hikmah Jakarta, lembaga kaderisasi yang siap berdedikasi pada umat, nusa dan bangsa. Oleh karena itu desain kurikulum tetap mempertahankan nilai klasik dan mengakomodir nilai modern yang lebih baik. Proses kegiatan belajar mengajar melalui pendekatan aktif, kreatif, efektif dan inovatif yang didukung oleh tenaga-tenaga profesional.
(50)
Visi MTs Nurul Hikmah Jakarta
Terwujudnya generasi penerus bangsa yang cerdas, kompetitif, beriman dan bertaqwa.
Misi MTs Nurul Hikmah Jakarta
a. Memberikan bekal pendidikan agama kepada peserta didik untuk meningkatkan kualitas ketakwaan kepada Allah SWT.
b. Mengoptimalkan proses belajar mengajar untuk memberi bekal ilmu pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik, agar menjadi manusia seutuhnya yang mngutamakan persatuan dan persaudaraan sejati.
c. Menanamkan pengetahuan etika dalam rangka menumbuhkan rasa hormat peserta didik kepada orang tua, guru dan pemimpinnya.
d. Menanamkan pengetahuan di bidang IPTEQ.
e. Membangun penghayatan dan pengamalan agama, menumbuhkan sikap bertanggung jawab serta menumbuhkan sikap percaya diri.
2. Penelitian Pendahuluan
Penelitian ini dimulai dengan melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian) di MTs Nurul Hikmah Jakarta, kegiatan ini dilakukan sebelum peneliti melakukan proses pembelajaran. Kegiatan pada penelitian ini yaitu melakukan wawancara dengan siswa MTs Nurul Hikmah Jakarta, serta melakukan observasi pada proses pembelajaran Fiqih di dalam kelas. Tindakan ini bertujuan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di sekolah serta tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. MTs Nurul HIkmah Jakarta menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 70 untuk mata pelajaran Fiqih kelas VIII. Kegiatan belajar mengajar di MTs Nurul Hikmah Jakarta dilakukan pada pukul 07:00 sampai dengan 13:00WIB.
(51)
Tabel 4.1
Jadwal Mata Pelajaran Fiqih
Kelas Hari Jam Ke- Waktu
VIII Selasa 1 07: 00 – 08: 20
Rabu 2 08: 20 – 09: 40
Kamis 3 10: 10 –11: 30
Kelas yang dijadikan subjek penelitian di MTs Nurul Hikmah Jakarta yaitu pada kelas VIII yang berjumlah 25 siswa, terdiri dari 13 laki-laki dan 12 perempuan. Pada tanggal 26 Maret 2014 peneliti melakukan wawancara dengan siswa kelas VIII. Wawancara pada saat observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi siswa serta untuk mengetahui gambaran umum mengenai pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas. Wawancara berisikan tentang tanggapan dan kendala yang dialami ketika proses pembelajaran terjadi. Berdasarkan hasil penelitian Guru mata pelajaran Fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakartadiperoleh informasi sebagai berikut: a. Sebagian besar siswa tidak memperhatikan proses pembelajaran Fiqih di
dalam kelas bahkan cenderung mengantuk, ngobrol dan mondar mandir. b. Metode pembelajaran yang digunakan adalah ceramah, penugasan buku
LKS dan hafalan.
c. Seluruh siswa mengerjakan setiap tugas yang diberikan guru, akan tetapi banyak siswa yang memiliki jawaban yang sama persis dengan siswa lainnya.
d. Banyak siswa yang mendapatkan nilai atau hasil belajar di bawah standar KKM sekolah.
e. Guru mata Pelajaran Fiqih baru mendengar Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Student Teams Achievement Division (STAD).
Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa kelas VIII di MTs Nurul Hikmah Jakarta diperoleh informasi sebagai berikut:
a. Sebagian besar siswa kurang menyukai pelajaran Fiqih karena mereka menganggap pelajaran Fiqih sangat membosankan dan banyak hafalan.
(1)
paksa (meruakanrrya) bukan karena
nleng-irtginkannya dan tidak (pula)
rtrelnrn1sauibatas, maka sungguh,
Allah L,Ioln
Peng-antpun, Maha Penyayang.
(An'Nahl
115).d.
Hadis Nabi
saw.:a. Surah
Al-Ma'idah
ayat 96
G6
i&') v)t'*
telah
ruengizin-@R.
Al-Bukluri
trel
,.t. _ tr ._,::i
',.r:.ti::;;:ai:i+i
Artinya:
Dari
labir
ra.: Nabi
saw.kan nmkar daging
kuda.dsn
Muslim).
(11
:ir;U.!;
Artinya:
Dihalalkan bagimu
heutanburuan
laut
danmakanan
(yang
berasal)dari
laut
sebagai makanan yanglemt
bagimu dan bagi orang-oran& yang dalam perjalanan.(Al-Ma'idah:
e6)
b.
Haclis Nabi saw.:
,.'ji
's"1pt
ji,
,*ir
#
:(e+;;!
1 a.>1>i:
u*+r^Artinya:
Dari
Abu Hurairah ra., ia
berkata:
Ra-sttlullah
saw. bersabda: 'Mengenailaut
bah-wa
laut
itu suci
air:nya danhalal
bangkai-nya. (HR. lmam
Empat).c.
Hadis
Nabi saw.:
C /// , i '
dbi;dl trt!
J6i:) 9$,u,i
*i*t
-:r,,fur
6i3
,Lt
ajrr
b*;;t
(&brJi
ot;r;
L3d
i:'JFkC
Artinya:
Dihalalkan
bagi
kita
(makan)
dua
macam bangkai dan dua macam dnrahyaitu
bangkniikan dan bangkai belalang serta dua
darahialahhnti
dan limpa. (HR.Ad-Daruquthni).
'l''
^ :
:lt
-v -*l
\} \J'
-.,
.
)
J:JI
)o. \. . i.c.t : '. ,.
A;9
dll
,{:
o,qP
#1
;e
,i,
\
;,.
t.
j,.i.
',.1
4*Le
4ll
P *l
J,*-)
c13
:Jd
o
;g*{*t' 9
ic
bJt
Q,
Semua
binatang yang
hiduP
di
air,
baik air laut
maupun
air
talt'ar adalah
halal, kecuali yang mengandung
racun
atau
yang
berbahaya
bagi
kehidupan
manusia.
Dalil
tentang hal
ini adalah
sebagaiberikut:
(2)
?3
KEMENTERIAN AGAMA
UIN
JAKARTA
FITK
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen
:
FITK-FR-AKD-081Tgl.
Terbit :
1 Maret 2010No. Revisi: 01
Hal 1t1
SURAT BIMBINGAN
SKRIPSI
Nomor : Un.0 l/F. 1 /KM.0 1 .t t.lb.Q.ltzOtl
'
Lamp.
:-Hal
:Bimbingan SkripsiNama
NIM
JurusanSemester
Judul Skripsi
Tembusan:
1.
Dekan FITK2.
Mahasiswa ybs.Jakarta, 22 Desember 2013
Kepada Yth.
Masan AF,Drs,M.pd Pembimbing Skripsi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
As s qlamu' al aikum wr.w b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk menjadi pembimbing VII (materi/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Suparno
80r 01 1000471
Pendidikan Agama Islam Kelas B VlVPutaran X (sepuluh)
Penerapan Metode Kooperatif Dengan Tehnik STAD Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fiqih
Di
SD Islam Aulia Kapuk Judul tersebut telah disetujui oleh Jurusan yang bersangkutan pada tanggal2l
Desember 2013, abstraksloutline terlampir. Saudara dapat melakukan perubahan redaksional padajudul
tersebut. Apabila perubahan substansial dianggapperlu,
mohon
pembimbingmenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Bimbingan skripsi
ini
diharapkan selesai dalam waktu6
(enam) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enam) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan. Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
Was s alamu' alaikum wr.wb.
Dekan
n Agama Islam
*A'g
199803 1 002 a.n.
(3)
KEMENTERIAN AGAMA
UIN
JAKARTA
FITK
Jl. lr. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia
SURAT PERMOHONAN
IZIN
PENELITIAN
Tgl.
Terbit :
1 Maret 2010Nomor : Un.01/F. 1 /KM.o1 .31 th93.12014
Lamp.
: Outline/ProposalHal
:Permohonan
lzin
Penelitian
Tembusan:
1.
Dekan FITK2.
Pembantu Dekan Bidang Akademik3.
Mahasiswa yang bersangkutanJakarta, 1 7 Pebruari 2014
Kepada Yth. Kepala Sekolah
MTs. NURUL H]KMAH di
Tempat
Assal am u' al ai ku m wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
: SUPARNONIM
: 1810011000033Jurusan
: PAISemester
:Vlll
(delapan)Judul
Skripsi
:
PENERAPAN
MODEL
KOOPERATIF
DENGAN
TEKNIKSTUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)
UNTUKMENINGKATKAN
HASIL BELAJAR
FIQIH
DI
MTs.
NURUL HIKMAH JAKARTAadalah benar mahasiswa/i Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang
sedang
menyusun
skripsi,
dan
akan
mengadakan penelitian
(riset)
di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.Untuk
itu
kami
mohon
Saudara
dapat
mengizinkan mahasiswa
tersebut melaksanakan penelitian dimaksud.Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassal am u' al ai ku m wr.wb.
(4)
w&
\ffi/
zt
YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM RIYADHUL
MU'MININ
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT
PERTAMA
(SI,:TP)BERCIRI AGAMA ISLAM
MADRASAH
TSANAWIYAH
MTs NURULHIKMAH
AKREDITASI Kanwil Depag
DKI
No. C/WI/MTs/34111994JL. P.TB. ANGKE (FAJAR} NO. 2I'JELAMBAR BARU RT. OO{3/O1O
GROGOL PETAMBUMN - JAKARTA BARAT TELP. : 5676830, 70703519
STJRAT
KETERANGAN
No, 0 I 7/YPI. RI\,I//I120 I 4
Bahwa yang berarda tangan di bawah
ini
:Nama Jabatan Mene,raagkan bahwa
Nama Jabatan
PAIITI,
SJ.g
Kepala Sekolah MTs Nurnl Hikmah Jakarta
SUPARNO
Guru Mata Pelajaran Fiqih
Telah diberikan
izin
untuk
mengadakan penelitiandi
lingkunganMTs
Nunrl Hihnah Jakarta.Demikianlah surat keterangan ini kami buat dengan sebe,nar-benanrya untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Jakarl& 17 Februari 2014
..y'iyYr
Ts4
tFlK€GIa
(5)
YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM
RTYADHUL
MU'MININ
SEKOLAH LANJUTAN TINGKAT
PERTAMA
(SI,:TP)BERCIRI AGAMA ISLAM
MADRASAH
TSANAWIYAH
MTs
hIURULHIKMAH
AKREDITASI Kanwil Depag
DKI
No. C/WI/MTs/t41fi994 JL. p.TB. ANGKE (FAJAR) NO. 21 JELAMBAR BARU RT.00131010 GROGOL PETAilBURAN - JAKARTA BARAT TELP. : 5676830, 70703519Yang bertanda tangan dibawah
ini
Kepala
sekolahMTs. Nurul
Hilnnah
Jakarta memberitahukan bahwa :Nama : Suparno
Nomor Induk Mahasiswa : 1810011000033 Jurusan
Prog/
Studi JabatanAlamat
Rumah: Pendidikan Agama Islam
:
PAI Dual Mode
System : Guru Mata PelajaranFiqih
: Jl.
PedongkelanRT.
007RW.
016 Kelurahan Kapulq
Kecamatan Cengkareng Jakarta
Barat
11720Nama tersebut
di
atas telah melaksanakan penelitian untuk menyelesaikan tugasakhir dari
UIN
Syarif Hidayatullah
Jakartadi MTs Nurul
Hikmah
Jakarta sejaktanggal26 Maret 2014 sampai tanggal
24
AptilZA1.4.Demikianlah surat keterangan
ini
kami
buat
untuk
dipergunakan sebagaimana mestinya.(6)