ataupun tindakan. Sedangkan menurut Winnet dalam Tommy Suprapto, 2009: 6, komunikasi adalah proses pengalihan suatu maksud dari sumber tertentu kepada
penerima, dan proses tersebut merupakan suatu seri aktivitas, rangkaian atau tahap-tahap yang memudahkan peralihan dari maksud tersebut.
Ilmu komunikasi menurut Carl I. Hovland dalam Onong Uchjana, 2006: 10, adalah upaya yang sistematis untuk merumuskan secara tegas asas-asas penyampaian
informasi serta pembentukan pendapat dan sikap. Semua orang melakukan komunikasi termasuk
Joseph A Devito mengemukakan komunikasi sebagai transaksi. Transaksi yang dimaksudkannya bahwa komunikasi merupakan suatu proses dimana komponen-
komponennya saling terkait dan bahwa para komunikatornya beraksi dan bereaksi sebagai suatu kesatuan dan keseluruhan. Dalam setiap proses transaksi, setiap elemen
berkaitan secara integral dengan elemen lain Suprapto, 2006 : 5.
2.2 Pola Komunikasi
Pola komunikasi diartikan sebagai bentuk atau pola hubungan dua orang atau lebih dalam proses pengiriman dan penerimaan cara yang tepat sehingga pesan yang dimaksud
dapat dipahamiā Djamarah, 2004
:1.
Sudjana 1989 menyatakan terdapat tiga pola komunikasi yang dapat digunakan untuk mengembangkan interaksi.
1. Komunikasi sebagai aksi atau komunikasi satu arah. Dalam komunikasi ini SPPQT
berperan sebagai pemberi aksi dan petani sebagai penerima aksi. SPPQT aktif petani pasif. Komunikasi jenis ini kurang banyak menghidupkan kegiatan para petani.
2. Komunikasi sebagai interaksi atau komunikasi dua arah. Komunikasi jenis ini SPPQT
dan petani dapat berperan sama, yakni pemberi aksi dan penerima aksi. Keduanya dapat saling memberi dan saling menerima.
3. Komunikasi sebagai tranaksi atau komunikasi banyak arah. Dalam komunikasi ini
tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara SPPQT dengan petani yang satu dengan petani yang lainnya. Pola komunikasi ini mengarah kepada proses
pengembangkan kegiatan petani yang optimal, sehingga menumbuhkan petani yang mendari.
SPPQT
Petani petani
petani
petani SPPQT
petani petani
Menurut Devito ada beberapa keuntungan yang kita dapat dari mempelajari suatu pola komonikasi yaitu :
1. Dapat atau memiliki fungsi menggorganisasikan, yang berarti dapat mengurutkan dan menggabungkan suatu system lainnya sehingga memberikan
gambaran yang menyeluruh. 2. membantu menjelaskan sesuatu informasi secara sederhana yang artinya tanpa
pola informasi tersebut menjadi sangat rumit 3. Dapat memperkirakan hasil atau jalannya suatu kejadian yang artinya sebagai
dasar bagi pernyataan terhadap berbagai alternative dan membantu membuat hipotesis suatu penelitian.
petani petani
petani SPPQT
2.3 Pemberdayaan
Kartasasmita 1996,18 menegaskan bahwa memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam
kondisi sekarang tidak mampu untuk melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat, dalam arti yang luas dapat diartikan
sebagai suatu proses yang membangun manusia atau masyarakat melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku masyarakat, serta pengorganisasian
masyarakat. Dewasa ini, konsep pemberdayaan masyarakat sangat identik dengan partisipasi
atau keterlibatan masyarakat itu sendiri. Sehingga kemungkinan masyarakat akan menjadi memiliki daya kemampuan yang meningkat bisa terjadi apabila indikator
keterlibatan masyarakat dapat terpenuhi. Sebagai sebuah strategi, pemberdayaan saat ini semakin berkembang dalam berbagai lieratur barat.Bahkan , sejumlah kalangan
mengatakan bahwa pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu strategi penting dan utama dalam paradigma pembangunan di era modern saat ini.
Chambers dalam Kartasasmita 1996 mengemukakan bahwa sifat dari pemberdayaan adalah people centered, participatory, empowering and sustainable.
Sehingga konsep ini lebih luas daripada sekedar pemenuhan akan kebutuhan dasar masyarakat. Chambers menambahkan bahwa konsep pemberdayaan dapat menghentikan
proses pemiskinan berkelanjutan. Yang dimaksud sebagai people centered, adalah bagaimana pemberdayaan
tersebut berpusat pada keterlibatan masyarakat sebagai subyek maupun obyek pemberdayaan. Bagaimana kemudian masyarakat nantui akan saling berinteraksi untuk
satu sama lain saling bertikar ide dan pengetahuan yang dapat meningkatkan posisi tawar kelompok masyarakat di dalam hal ini petani. Adapun, participatory merupakan indikasi
adanya keterlibatan aktif masyarakat di dalam sebuah gerakan pemberdayaan, secara sederhana pemberdayaan dalam konteks ini dimaknai sebagai dari, oleh dan untuk
masyarakat. Empowering and sustainable memiliki makna bahwa penguatan pemberdayaan
masyarakat dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini menjadi penting karena di dalam interaksi sesama anggota masyarakat tentu saja akan ditemukan banyak hambatan
komunikasi maupun sosial. Penguatan ini kemudian menjadi peran dari para kader, dalam konteks penelitian ini adalah para kader jamaah produksi.
Dalam penelitian ini, keempat indikator pemberdayaan tersebut akan digunakan penulis sebagai salah satu alat untuk melakukan kajian mengenai hasil temuan penelitian
saat penulis di lapangan nantinya.
2.3 Konsep Pertanian Berkelanjutan