T1 462011053 BAB II

(1)

6 BAB II

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Panti Werdha

Menurut Sugono (2008) mengatakan bahwa, Kata “Panti” adalah tempat, dan “Werdha” berartikan tua. Panti Werdha adalah suatu institusi hunian bersama untuk para Lanjut Usia, yang secara fisik, dan kesehatan masih mandiri, dimana kebutuhan harian para Lanjut Usia biasanya disediakan oleh pengurus Panti. Panti Werdha yaitu suatu tempat atau daerah yang anggotanya adalah para Lanjut Usia, dan juga adalah tempat dimana para Lanjut Usia berkumpul, baik itu secara sukarela atau diserahkan oleh pihak keluarga.

2.2 Pengertian Lanjut Usia

Beberapa peneliti mengatakan bahwa semua orang akan mengalami proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir. Pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental, dan sosial. Sedikit demi sedikit hingga tidak dapat melakukan aktifitas seperti sebelumnya. Ada juga dinyatakan lanjut usia, dimana seseorang yang sudah memasuki atau bertambahnya usia, yaitu pada usia 60 tahun keatas disebut usia emas atau tahun emas, karena proses menua adalah proses alami pada semua makhluk.


(2)

Gerontologi yang berasal dari kata Geros yang berarti lanjut usia dan Logos berarti ilmu. Gerontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang Lanjut Usia dengan segala permasalahan. Sedangkan gerontik adalah sesuatu yang berhubungan dengan Lanjut Usia dan segala permasalahanya baik dalam keadaan sehat maupun sakit (Efendi, & Makhfudli, 2009).

World Health Organization (WHO) terdapat dalam Nugroho (2008) menggolongkan Lanjut Usia menjadi 4 golongan yaitu: usia pertengahan (middle age) adalah usia mulai dari 45–59 tahun, Lanjut Usia (elderly) adalah usia mulai dari 60–74 tahun, lanjut usia tua (old) adalah usia 75–90 tahun, dan usia sangat tua (very old) Lanjut Usia diatas 90 tahun. Lanjut Usia dikatakan sebagai tahap akhir dari perkembangan pada daur kehidupan manusia. Sedangkan menurut pasal 1 ayat 2. 3, dan 4 UU No. 13 tahun 1998 tentang Kesehatan, dinyatakan bahwa Lanjut Usia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.

2.3 Proses Penuaan

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan, untuk memperbaiki diri atau mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi serta memperbaiki kerusakan yang dideritanya. Seiring dengan proses


(3)

menua tersebut, tubuh akan mengalami berbagai masalah kesehatan atau biasa disebut dengan penyakit degeneratif (Maryam R.S, dkk, 2008).

Proses penuaan otak yang merupakan salah satu bagian dari proses degenerasi, yang akan menimbulkan berbagai gangguan neuro psikologis. Salah satu dari masalah kesehatan yang paling umum terjadi pada kelompok Lanjut Usia yaitu penurunan daya ingat. Kondisi seperti ini akan menyebabkan Lanjut Usia terjadi penurunan daya ingat yang memerlukan perhatian dan perawatan khusus dari keluarganya. Sebuah perhatian diberikan kepada Lanjut Usia berupa dukungan sosial khususnya keluarga, kerabat dekat atau teman sebaya. Dukungan dari keluarga juga dapat merupakan informasi verbal ataupun informasi secara nonverbal, saran, bantuan, atau tingkahlaku yang diberikan oleh orang-orang terdekat, yang berupa kehadiran serta hal-hal yang dapat memberi dukungan dan keuntungan emosional kepada Lanjut Usia. Dukungan dari keluarga terhadap Lanjut Usia juga sangat dipengaruhi oleh modernisasi yang menyebabkan terjadinya pergeseran nilai-nilai keluarga dalam merawat Lanjut Usia. Ada tiga penyebab perubahan pergeseran nilai-nilai keluarga dalam merawat Lanjut Usia, keluarga dari extended family ke nuclear family, ini meningkatkan tingkat partisipasi angkatan kerja pada wanita, dan migrasi keluar pada


(4)

usia yang masih muda (Young-Out Migration) (Widyastuti, Dkk, 2011).

Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit mulai keriput, perubahan warna pada rambut/beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan mulai berkurang, mudah lelah, gerakan mulai melamban dan kurang lincah, dan akan terjadi penumbunan lemak dibagian perut dan pinggul. Kemunduran yang terjadi adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa (pikun), kemunduran orientasi terhadap waktu, ruang, tempat, serta tidak mudah menerima hal-hal atau ide baru (Maryam R.S, dkk, 2008).

Beberapa aspek yang berkaitan dengan proses yang biasa disebut penuaan yaitu aspek psikologis, biologis, dan sosial. Aspek psikologis Lanjut Usia akan mengalami penurunan intelektualitas yang meliputi persepsi, kemampuan kognitif, dan memori (Maryam, dkk, 2008). Aspek sosial, Lanjut Usia mengalami penarikan diri dari lingkungan sosial. Hal ini merupakan bagian dari suatu proses dimana penuaan yang terjadi secara normal, sedangkan dalam aspek biologis, Lanjut Usia merupakan penduduk yang mengalami penuaan secara terus menerus yang ditandai dengan penurunan fisik (Zainuddin, 2002). Penelitian menyebutkan kondisi fisik dan


(5)

psikis yang menurun pada Lanjut Usia, menyebabkan Lanjut Usia kurang mampu menghasilkan pekerjaan yang produktif, jika tidak bekerja berarti bantuan yang diperoleh Lanjut Usia dari bantuan keluarga, kerabat atau orang lain. Keluarga juga masih sangat kurang untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada Lanjut Usia untuk melakukan aktivitas di luar rumah. Hal ini disebabkan karena sikap proteksi yang berlebihan dari keluarga terhadap Lanjut Usia, seperti rasa takut terjatuh di luar rumah dan kelelahan. Keluarga menganggap Lanjut Usia tidak mampu lagi untuk melakukan aktivitas di luar rumah, sedangkan keluarga tidak punya waktu untuk mendampinginya karena kondisi mereka yang sibuk dengan urusan pribadi masing-masing (Rinajumita, 2011).

2.4 Perubahan Sistem Tubuh Lanjut Usia

Pada Lanjut Usia ada beberapa perubahan yang terjadi antara lain: perubahan fisik, perubahan mental, dan perubahan psikososial (Nugroho, 2000)

2.4.1 Perubahan Fisik

Perubahan fisik adalah perubahan-perubahan yang terjadi secara alami pada organ-organ tubuh manusia, sebagai berikut:

a) Sel

Sel akan mengalami perubahan dalam tubuh manusia, yang terjadi pada tubuh Lanjut Usia ini


(6)

adalah jumlah selnya akan lebih sedikit dan ukurannya akan lebih besar. Cairan tubuh dan cairan intraseluler berkurang, ginjal, darah, proporsi protein di otak, dan hati juga akan ikut berkurang. Jumlah sel otak akan menurun, mekanisme perbaikan sel akan terganggu, dan otak akan terjadi pengecilan.

b) Sistem Persarafan

Pada sistem persarafan rata-rata akan berkurangya saraf neocortical sebesar 1 per detik persarafan cepat menurun, lambat dalam merespon baik gerakan maupun jarak waktu, stres, mengecilnya saraf pancaindra, dan menjadi kurang sensitif terhadap sentuhan.

c) Sistem Pendengaran

Gangguan pada pendengaran, membran timpani mengalami pengecilan atau penyusutan pada jaringan otot atau jaringan saraf, terjadi pengumpulan dan pengerasan serumen karena peningkatan keratin, pendengaran akan menurun pada Lanjut Usia yang mengalami ketergantungan jiwa dan stres.

d) Sistem Penglihatan

Terjadi hilangnya respon terhadap sinar dan kornea lebih berbentuk seperti bola, lensa lebih keruh ini


(7)

dapat menyebabkan katarak, meningkatnya ambang, pengamatan sinar dan daya adaptasi terhadap kegelapan menjadi lebih lambat dan sulit untuk melihat dalam keadaan gelap. Menurunnya pandangan dan daya untuk membedakan warna biru dan hijau pada skala pemeriksaan.

e) Sistem Kardiovaskular

Sistem ini terjadi elastisitas dinding aorta menurun, katup jantung menebal dan menjadi kaku, kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun, hal ini menyebabkan menurunnya kontraksi dan volume. Kehilangan elastisitas pembuluh darah, kurangnya efektivitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi, tekanan darah meningkat yang diakibatkan oleh meningkatnya resistensi dari pembuluh darah perifer. f) Sistem Pengaturan Suhu Tubuh

Pada Lanjut Usia, suhu tubuh menurun atau dalam bahasa latin Hipotermi secara fisiologis kurang lebih 350C, hal ini terjadi oleh karena metabolisme yang menurun, keterbatasan refleks menggigil, dan tidak dapat memproduksi panas yang banyak sehingga terjadi rendahnya aktivitas otot.


(8)

g) Sistem Pernapasan

Pada sistem pernapasan ini terjadi pada otot–otot pernapasan yang kehilangan kekuatan dan menjadi kaku, menurunnya aktivitas dari silia, paru–paru kehilangan elastisitas sehingga kapasitas residu meningkat, menarik napas lebih berat kapasitas pernapasan maksimum menurun, dan kedalaman pernapasan menurun. Ukuran alveoli melebar dari normal dan jumlahnya berkurang, oksigen pada arteri menurun menjadi 75 mmHg, kemampuan untuk batuk berkurang, dan penurunan kekuatan otot pernapasan. h) Sistem Gastrointestinal

Kehilangan gigi, indra pengecapan mengalami penurunan, esofagus melebar, sensitivitas akan rasa lapar menurun, produksi asam lambung dan waktu pengosongan lambung menurun, peristaltik lemah dan biasanya timbul konstipasi, fungsi absorbsi menurun, hati semakin mengecil dan menurunnya tempat penyimpanan, serta berkurangnya suplai aliran darah.

i) Sistem Genitourinaria

Ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi, aliran darah ke ginjal menurun hingga 50%, fungsi tubulus


(9)

berkurang karena akibat pada penurunan kemampuan ginjal untuk mengonsentrasikan urine, berat jenis urine menurun, proteinuria biasanya +1, blood urea nitrogen meningkat hingga 21 mg%, nilai ambang ginjal tehadap glukosa meningkat. Otot–otot kandung kemih melemah, kapasitasnya menurun hingga 200 ml dan menyebabkan frekuensi buang air kecil meningkat, kandung kemih sulit dikosongkan sehingga meningkat retensi urine. Pada pria dengan usia 65 tahun ke atas sebagian besar mengalami pembesaran prostat hingga ±75% dari besar normalnya.

j) Sistem Endokrin

Menurunnya aktifitas tiroid, daya pertukaran gas, produksi aldosterone, serta sekresi hormone kelamin seperti progesterone, esterogen, dan testosterone. k) Sistem Integument

Kulit menjadi keriput akibat kehilangan lemak, permukaan kulit kasar dan bersisik, menurunnya respon terhadap trauma, mekanisme proteksi kulit menurun, kulit kepala dan rambut mulai menipis serta berwarna kelabu, rambut dalam hidung dan telinga menebal, berkurangnya elastisitas akibat


(10)

menumbuhnya cairan dan vaskularisasi, pertumbuhan kuku lebih lambat, kuku jari menjadi keras dan rapuh, kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk, kelenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya, kuku menjadi pudar, dan kurang bercahaya.

l) Sistem Musculoskeletal

Tulang kehilangan kepadatanya dan semakin rapuh, kifosis, persendian membesar dan menjadi kaku, tendon mengerut dan mengalami sklerosis, antrofi serabut otot sehingga gerak seseorang menjadi lambat, otot–otot kram dan menjadi tremor.

m) Vagina

Perubahan pada vagina bagi kaum wanita, akan terjadi perubahan pada selaput lendir mengering dan sekresi menurun.

2.4.2 Perubahan Mental

Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental adalah perubahan fisik, kesehatan umum, tingkat pendidikan, keturuan, lingkungan, tingkat kecerdasan, dan kenangan. Kenangan ini dibagi menjadi dua, yaitu kenangan jangka panjang (berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu) ini


(11)

mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek biasanya terjadi hanya beberapa menit saja (0 – 10 menit) biasanya berupa kenangan buruk.

2.4.3 Perubahan Psikososial

Menurut (Maryam R. S, dkk, 2008) Perubahan psikososial adalah perubahan yang terjadi pada lanjut usia jika mengalami frustrasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, depresi, perubahan keinginan, dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan pada lanjut usia dan perubahan yang dialaminya akibat dari proses penuaan, yaitu sebagai berikut:

a) Masalah umum yang sering dialami pada lanjut usia, keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga bergantung pada orang lain,

b) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang sudah tiada, dan atau cacat,

c) Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu kosong, dan

d) Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk lanjut usia dan memiliki kemauan untuk mengisi atau menggantikan kegiatan–kegiatan lama dengan kegiatan yang cocok.


(12)

Menurut Nugroho (2000) mengatakan bahwa, perubahan psikososial terjadi setelah seseorang mengalami pensiun. Hal–hal yang akan terjadi dimasa pensiun pada lanjut usia adalah sebagai berikut:

1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan berkurang,

2) Kehilangan status yang dulunya mempunyai jabatan yang tinggi,

3) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan yang dulunya sangat sibuk,

4) Kehilangan teman atau relasi, dan

5) Merasakan atau kesadaran akan kematian dimasa tua yang terus berjalan.

2.5 Dukungan Sosial dengan Keluarga

Ada beberapa tempat yang mempunyai kebiasaan sosial budaya masyarakat di dunia bagian timur sampai sekarang mereka masih menempatkan Lanjut Usia di tempat yang terhormat dan penghargaan yang tinggi. Lanjut Usia sering dianggap lamban, baik dalam berpikir maupun dalam hal bertindak. Anggapan ini bertentangan dengan pendapat–pendapat pada zaman sekarang, dan justru menganjurkan masih tetap ada keterlibatan sosial yang dianggap penting dan meyakinkan. Salah satu contoh yaitu dalam


(13)

bidang pendidikan, lanjut usia masih tetap butuh untuk melanjutkan pendidikannya, sehingga dapat meningkatkan intelegensi dan memperluas wawasannya. Hal ini merupakan suatu dukungan bagi Lanjut Usia dalam menghadapi masalah yang nantinya akan terjadi (Tamher S, & Noorkasiani, 2009).

Papalia, Olds dan Feldman (2004) mengatakan bahwa dalam hubungan sosial, umumnya hubungan Lanjut Usia diperkaya dengan kehadiran teman lama dan keluarga. Kontak sosial yang dimiliki Lanjut Usia akan mempengaruhi Weel Being lebih dari sebelumnya. Kontak sosial juga merupakan sumber mendapatkan dukungan pada Lanjut Usia, keluarga memberikan keamanan dan dukungan emosional, sedangkan teman juga merupakan sumber penting untuk mendapatkan kesenangan.

Keluarga masih merupakan tempat perlindungan yang paling disukai para Lanjut Usia. Sampai sekarang ini penelitian dan observasi yang dilakukan tidak menemukan bukti–bukti yang menunjukan bahwa anak atau keluarga yang segan untuk melakukan hal ini. Menempatkan Lanjut Usia di Panti Wreda adalah satu–satunya jalan alternatif yang terakhir. Martabat Lanjut Usia dalam keluarga dan keakraban hidup kekeluargaan di dunia timur yang seperti kita rasakan dan melihat perlu untuk dipertahankan. Dari segi negatif, penghargaan kepada orang tua yang sering dijumpai berupa over protektif. Dukungan dari keluarga merupakan


(14)

unsur terpenting dalam membantu individu untuk menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri anak bertambah dan, motivasi menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Tamher S, & Noorkasiani, 2009).


(15)

2.6 Perspektif Teoritis (Faktor Internal dan Faktor Eksternal)

Bagan 2.1 Perspektif Teoritis

Lanjut Usia

Dibagi 4 golongan:  Middle age 45–59 th  Elderly 60–74 th  Old 75–90 th  Very old>90 th

Perubahan kemunduran alami secara fisik, mental, dan sosial

Lanjut Usia sangat sensitif dengan kata-kata yg menyakiti perasaan

Lanjut Usia cepat tersinggung

Lanjut Usia merasa tdk percaya diri

Tdk ada dukungan dari keluarga

Lanjut Usia merasa kesepian

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Lanjut Usia memilih tinggal di

Panti Werdha

Faktor Internal

Faktor Eksternal


(16)

Lanjut Usia di golongkan menjadi 4 golongan middle age 45– 59 tahun, elderly 60–74 tahun, Old 75–90 tahun, dan very old 90 tahun keatas. Terjadi perubahan kemunduran secara alami yaitu kemunduran fisik, mental, dan sosial. Pada perubahan tersebut yang terjadi ada dua faktor yaitu, faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri Lanjut Usia dan faktor Internal itu terjadi dari dalam diri Lanjut Usia. Pada faktor Internal mengakibatkan, Lanjut Usia sensitif dengan kata-kata menyakitkan perasaan, menyebabkan Lanjut Usia cepat merasa tersinggung, dan menyebabkan Lanjut Usia merasa tidak percaya diri. dari penyebab ini Lanjut Usia akan merasakan kesepian. Sedangkan faktor eksternal itu tidak adanya dukungan dari keluarga, yang mengakibatkan Lanjut Usia merasa kesepian, sehingga menyebabkan Faktok-faktor yang mempengaruhi Lanjut Usia memilih tinggal di Panti Werdha.

Ket:

= digolongkan = menyebabkan


(1)

mencakup beberapa perubahan dan kenangan jangka pendek biasanya terjadi hanya beberapa menit saja (0 – 10 menit) biasanya berupa kenangan buruk.

2.4.3 Perubahan Psikososial

Menurut (Maryam R. S, dkk, 2008) Perubahan psikososial adalah perubahan yang terjadi pada lanjut usia jika mengalami frustrasi, kesepian, takut kehilangan kebebasan, takut menghadapi kematian, depresi, perubahan keinginan, dan kecemasan. Dalam psikologi perkembangan pada lanjut usia dan perubahan yang dialaminya akibat dari proses penuaan, yaitu sebagai berikut:

a) Masalah umum yang sering dialami pada lanjut usia, keadaan fisik lemah dan tidak berdaya sehingga bergantung pada orang lain,

b) Mencari teman baru untuk menggantikan suami atau istri yang sudah tiada, dan atau cacat,

c) Mengembangkan kegiatan baru untuk mengisi waktu kosong, dan

d) Mulai merasakan kebahagiaan dari kegiatan yang sesuai untuk lanjut usia dan memiliki kemauan untuk mengisi atau menggantikan kegiatan–kegiatan lama dengan kegiatan yang cocok.


(2)

Menurut Nugroho (2000) mengatakan bahwa, perubahan psikososial terjadi setelah seseorang mengalami pensiun. Hal–hal yang akan terjadi dimasa pensiun pada lanjut usia adalah sebagai berikut:

1) Kehilangan sumber finansial atau pemasukan berkurang,

2) Kehilangan status yang dulunya mempunyai jabatan yang tinggi,

3) Kehilangan pekerjaan atau kegiatan yang dulunya sangat sibuk,

4) Kehilangan teman atau relasi, dan

5) Merasakan atau kesadaran akan kematian dimasa tua yang terus berjalan.

2.5 Dukungan Sosial dengan Keluarga

Ada beberapa tempat yang mempunyai kebiasaan sosial budaya masyarakat di dunia bagian timur sampai sekarang mereka masih menempatkan Lanjut Usia di tempat yang terhormat dan penghargaan yang tinggi. Lanjut Usia sering dianggap lamban, baik dalam berpikir maupun dalam hal bertindak. Anggapan ini bertentangan dengan pendapat–pendapat pada zaman sekarang, dan justru menganjurkan masih tetap ada keterlibatan sosial yang dianggap penting dan meyakinkan. Salah satu contoh yaitu dalam


(3)

bidang pendidikan, lanjut usia masih tetap butuh untuk melanjutkan pendidikannya, sehingga dapat meningkatkan intelegensi dan memperluas wawasannya. Hal ini merupakan suatu dukungan bagi Lanjut Usia dalam menghadapi masalah yang nantinya akan terjadi (Tamher S, & Noorkasiani, 2009).

Papalia, Olds dan Feldman (2004) mengatakan bahwa dalam hubungan sosial, umumnya hubungan Lanjut Usia diperkaya dengan kehadiran teman lama dan keluarga. Kontak sosial yang dimiliki Lanjut Usia akan mempengaruhi Weel Being lebih dari sebelumnya. Kontak sosial juga merupakan sumber mendapatkan dukungan pada Lanjut Usia, keluarga memberikan keamanan dan dukungan emosional, sedangkan teman juga merupakan sumber penting untuk mendapatkan kesenangan.

Keluarga masih merupakan tempat perlindungan yang paling disukai para Lanjut Usia. Sampai sekarang ini penelitian dan observasi yang dilakukan tidak menemukan bukti–bukti yang menunjukan bahwa anak atau keluarga yang segan untuk melakukan hal ini. Menempatkan Lanjut Usia di Panti Wreda adalah satu–satunya jalan alternatif yang terakhir. Martabat Lanjut Usia dalam keluarga dan keakraban hidup kekeluargaan di dunia timur yang seperti kita rasakan dan melihat perlu untuk dipertahankan. Dari segi negatif, penghargaan kepada orang tua yang sering dijumpai berupa over protektif. Dukungan dari keluarga merupakan


(4)

unsur terpenting dalam membantu individu untuk menyelesaikan masalah. Apabila ada dukungan, rasa percaya diri anak bertambah dan, motivasi menghadapi masalah yang terjadi akan meningkat (Tamher S, & Noorkasiani, 2009).


(5)

2.6 Perspektif Teoritis (Faktor Internal dan Faktor Eksternal)

Bagan 2.1 Perspektif Teoritis

Lanjut Usia

Dibagi 4 golongan:  Middle age 45–59 th  Elderly 60–74 th  Old 75–90 th  Very old>90 th

Perubahan kemunduran alami secara fisik, mental, dan sosial

Lanjut Usia sangat sensitif dengan kata-kata yg menyakiti perasaan

Lanjut Usia cepat tersinggung

Lanjut Usia merasa tdk percaya diri

Tdk ada dukungan dari keluarga

Lanjut Usia merasa kesepian

Faktor-Faktor yang mempengaruhi Lanjut Usia memilih tinggal di

Panti Werdha Faktor

Internal

Faktor Eksternal


(6)

Lanjut Usia di golongkan menjadi 4 golongan middle age 45– 59 tahun, elderly 60–74 tahun, Old 75–90 tahun, dan very old 90 tahun keatas. Terjadi perubahan kemunduran secara alami yaitu kemunduran fisik, mental, dan sosial. Pada perubahan tersebut yang terjadi ada dua faktor yaitu, faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang berada di luar diri Lanjut Usia dan faktor Internal itu terjadi dari dalam diri Lanjut Usia. Pada faktor Internal mengakibatkan, Lanjut Usia sensitif dengan kata-kata menyakitkan perasaan, menyebabkan Lanjut Usia cepat merasa tersinggung, dan menyebabkan Lanjut Usia merasa tidak percaya diri. dari penyebab ini Lanjut Usia akan merasakan kesepian. Sedangkan faktor eksternal itu tidak adanya dukungan dari keluarga, yang mengakibatkan Lanjut Usia merasa kesepian, sehingga menyebabkan Faktok-faktor yang mempengaruhi Lanjut Usia memilih tinggal di Panti Werdha.

Ket:

= digolongkan = menyebabkan