Tinjauan Pustaka ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB II ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

Pengertian pajak menurut Soemahamidjaja menyatakan bahwa pajak termasuk sebagai iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum Waluyo, 2007. Menurut Feldmann Pajak merupakan prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum, tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran umum Resmi, 2009 Soemitro Mardiasmo, 2004 mengartikan Pajak yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat imbal jasa kontraprestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Sedangkan pengertian pajak menurut Smeets, pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah Suandy, 2002. 24 Berdasarkan pengertian diatas, pajak memiliki unsur-unsur sebagai, 1 Iuran berupa uang bukan barang dari rakyat kepada negara dan yang berhak memungut pajak hanyalah negara, 2 Berdasarkan undang-undang, Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, 3 Tanpa jasa imbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk, dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah, 4 Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Pajak memiliki dua fungsi, Fungsi pembiayaan yaitu Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan Fungsi mengatur yang artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam pemungutan pajakagar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka harus memenuhi syarat keadilan, syarat yuridis, syarat ekonomis, dan syarat finansiil. Syarat keadilan sesuai dengan tujuan hukum yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Syarat yuridis adalah pemungutan pajak berdasarkan undang-undang sebagaimana diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2, hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, bagi negara maupun warganya. Syarat ekonomis pemungutan pajaknya tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. Syarat finansiil adalah biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. Syarat yang terakhir adalah sistem pemungutan pajak yang harus sederhana, dimana sistem tersebut membuat masyarakat lebih mudah memenuhi kewajiban perpajakannya, dan tidak mengalami kesulitan. Menurut Soemitro hukum pajak mempunyai kedudukan diantara hukum-hukum yaitu hukum perdata yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya dan hukum publik yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha Hukum Administratif, Hukum Pajak, Hukum Pidana. Dengan demikian kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik Mardiasmo, 2008. Jenis pajak menurut lembaga pemungutnyaadalah Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara dan Pajak Daerah yang merupakan pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah. Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Mardiasmo, 2004. Pajak daerah dibagi menjadi dua, yang pertama Pajak Daerah Tingkat I atau pajak propinsi terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaaan. Pajak daerah yang kedua adalah Pajak Daerah Tingkat II yaitu pajak kabupaten atau kota terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, dan Pajak Parkir. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 05 Tahun 1999, Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan pengertian dari reklame itu sendiri merupakan benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan dan memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang di tempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Dasar hukum yang digunakan dalam penyelenggaraan reklame tahunan adalah Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1999 tentang pajak reklame dan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 4 Tahun 2001 tentang perubahan keputusan walikota nomor 03DRT1999 tentang pedoman pelaksanaan reklame. Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan reklame. Sedangkan Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame jenisnya meliputi Reklame Papan Billboard, Megatron, Reklame Kain, Reklame melekat Stiker, Reklame Selebaran, Reklame Berjalan, termasuk pada kendaraan, Reklame Udara, Reklame Suara, Reklame Peragaan, Reklame Film Slide. Pengecualian dari objek pajak adalah penyelenggaraan reklame melalui televisi, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan yang sejenisnya.

B. Analisis Data dan Pembahasan