Ratih Kumalasari F3409053

(1)

ANALISIS POTENSI DAN REALISASI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi sebagai persyaratan

Mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Perpajakan

Oleh : Ratih Kumalasari

F3409053

PROGRAM DIPLOMA III PERPAJAKAN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA


(2)

ii ABSTRACT

ANALYSIS OF THE POTENTIAL AND THE REALIZATION OF THE TAX ON ADVERTISING REVENUE IN THE CITY OF

RATIH KUMALASARI F3409053

Purpose of this study was to determine the extent of realization of tax revenue in 2007-2011 against the billboard revenue in Surakarta

Analysis methods used are qualitative and quantitative methods. Method used a quantitative approach to comparing the realized potential, target, and the realization of the billboard tax revenue over five years. Based on the results of research conducted revenue growth from year to year is quite good. Achievement of the highest realization in 2011 that is equal Rp5.208.406.763,00 degan Rp5.041.150.000,00 targets, the lowest 00 in 2009 with the achievement of realization of Rp3.850.377.341,00 while the larger target is Rp4.500.000. 000,00.

Besides, there are many taxpayers who are not informed about voting procedures that are still a lot of Advertising Tax Taxpayers who violate, and therefore should be more careful in DPPKA parties exercise control so that the organization can sign up again so that more revenue can be increased Revenue for the better.


(3)

(4)

(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

© Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus-putusnya dipukul

ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menentramkan amarah ombak dan gelombang itu (Marcus Aurelius)

© Jangan lihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula lihat masa

depan dengan ketakutan, tapi lihatlah sekitar anda dengan penuh kesadaran (James Thurber)

© Sukses tidak diukur dari posisi yang berhasil dicapai seseorang dalam

hidupnya tapi hambatan-hambatan yang diatasinya (Booker T. Washington)

© Berusaha, berdoa, bersyukur dan bersemangat

© Sederhana tetapi bahagia

Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus

2. Bapak dan Ibuku, Adik, dan Keluarga

Besarku tersayang

3. Seseorang yang menjadi motivasi dan

inspirasiku

4. Dosen-dosen yang telah membimbingku

5. Teman-temanku tersayang


(6)

vi

KATA PENGANTAR Salam Sejahtera,

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikanTugas Akhir dengan judul “ANALISIS POTENSI DAN REALISASI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA”. Adapun Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi persyaratan mencapai Gelar Ahli Madya pada Program Diploma III Program Studi Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan dorongan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan ini dengan baik. Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat serta karunia-Nya. 2. Bapak Dr. WisnuUntoro, M.S, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

3. Bapak Drs. Hanung Triatmoko, M.Si., Ak. selaku Ketua Program Diploma III Perpajakan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Suyanto, SE, M.Si selaku Pembimbing Tugas Akhir yang telah memberikan waktu, bimbingan dan pengarahan kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Pengajar Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret


(7)

vii

6. Ir Budi Yulistianto, M.Si., selaku Kepala DPPKA Surakarta yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan penelitian di DPPKA Surakarta. 7. Ibu Wahyu, Ibu Heny, Pak Partono, Ibu Tatik, Pak Aris, Pak Pramudya, Pak

Mitro selaku pegawai di DPPKA, terimakasih telah meluangkan waktu dan membagikan ilmu kepada penulis.

8. Bapak, Ibu, dik Nana, dik Laras tercinta yang telah memberikan doa, dukungan, perhatian kepada penulis.

9. Adhe Putra Pamungkas, Bapak dan Ibu Eko terimakasih atas semangat, doa dan dukungannya.

10. Buat Beny terimakasih telah banyak meluangkan waktunya menemani dan membantu penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

11. Seluruh teman-teman Perpajakan 2009, Ika, Wulan, Hayu, Kenia, Dipta, Ayu, Umi, Narti dan semuanya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas kerjasamanya.

12. Sahabatku Prisca, Ratna, Putri, Ayu, Ratih makasih semangatnya.

13. Semua pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu. Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan yang ada dalam penulisan Tugas Akhir ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Semoga bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

Surakarta, 2012


(8)

viii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL... i

ABSTRACT ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I: PENDAHULUAN A. Gambaran Umum Perusahaan ... 1

1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta ... 1

2. Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi DPPKA Surakarta ... 2

3. Struktur Organisasi DPPKA Surakarta ... 3


(9)

ix

B. Latar Belakang Masalah ... 15

C. Perumusan Masalah... 19

D. Tujuan Penelitian... 19

E. Manfaat Penelitian... 20

F. Teknik Analisis Data ... 20

BAB II: ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Pustaka ... 24

B. Analisis Data dan Pembahasan ... 28

BAB III: TEMUAN A. Kelebihan ... 40

B. Kelemahan ... 41

BAB IV :PENUTUP A. Simpulan... 42

B. Rekomedasi ... 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(11)

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

2.1 Perbandingan Potensi, Target, dan Realisasi Pajak Reklame tahun 2007-2011 35


(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Pernyataan TugasAkhir

2. Surat Keterangan Telah Melakukan Kegiatan Magang Kerja

3. Lembar Penilaian Kegiatan Magang Kerja

4. Tanda terima Laporan Kegiatan Magang Kerja

5. Laporan Target dan Realisasi Pendapatan Daerah Kota Surakarta

6. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 5 Tahun

1999 Tentang Pajak Reklame

7. Keputusan Walikota Surakarta Nomor 4 Tahun 2001 Tentang Perubahan

Keputusan Walikota No 03/DRT/1999 Tentang Pedoman Pelaksanaan Reklame


(13)

i ABSTRAK

ANALISIS POTENSI DAN REALISASI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA

RATIH KUMALASARI F3409053

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar tingkat realisasi dari penerimaan pajak reklame tahun 2007-2011 terhadap pendapatan asli daerah Surakarta.

Metode analisis data yang digunakan yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode pendekatan kuantitatif yang digunakan untuk membandingkan potensi, target dan realisasi penerimaan pajak reklame selama lima tahun. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan perkembangan penerimaan dari tahun ke tahun cukup baik. Pencapaian realisasi tertinggi pada tahun 2011 yaitu sebesar Rp5.208.406.763,00 dengan target Rp5.041.150.000,00 dan terendah pada tahun 2009 dengan pencapaian realisasi sebesar Rp3.850.377.341,00 sedangkan target yang ditetapkan lebih besar yaitu Rp4.500.000.000,00.

Disamping itu masih banyak Wajib Pajak yang kurang mengetahui prosedur pemungutan Pajak Reklame sehingga masih banyak Wajib Pajak yang melanggar, oleh karena itu sebaiknya Pihak DPPKA lebih teliti dalam melakukan kontrol sehingga penyelenggaraan reklame dapat lebih maksimal lagi supaya Penerimaan Pendapatan Daerah dapat meningkat menjadi lebih baik.


(14)

ii ABSTRACT

ANALYSIS OF THE POTENTIAL AND THE REALIZATION OF THE TAX ON ADVERTISING REVENUE IN THE CITY OF

RATIH KUMALASARI F3409053

Purpose of this study was to determine the extent of realization of tax revenue in 2007-2011 against the billboard revenue in Surakarta

Analysis methods used are qualitative and quantitative methods. Method used a quantitative approach to comparing the realized potential, target, and the realization of the billboard tax revenue over five years. Based on the results of research conducted revenue growth from year to year is quite good. Achievement of the highest realization in 2011 that is equal Rp5.208.406.763,00 degan Rp5.041.150.000,00 targets, the lowest 00 in 2009 with the achievement of realization of Rp3.850.377.341,00 while the larger target is Rp4.500.000. 000,00.

Besides, there are many taxpayers who are not informed about voting procedures that are still a lot of Advertising Tax Taxpayers who violate, and therefore should be more careful in DPPKA parties exercise control so that the organization can sign up again so that more revenue can be increased Revenue for the better.


(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Sejarah dan Perkembangan DPPKA Surakarta

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Berdasarkan surat keputusan walikota kepala daerah kotamadya Surakarta tanggal 30 Juni 1972 No. 162/ kep/kdh. IV/ kp.72 tentang penghapusan bagian pajak dari dinas pemerintahan umum karena berkaitan dengan pembentukan dinas baru. Dinas baru tersebut yaitu DIPENDA atau Dinas Pendapatan Daerah yang dipimpin oleh kepala dinas yang kedudukan dan tanggung jawabnya langsung kepada walikota. Seiring berjalannya waktu tata pemerintahan kota Surakarta mengalami banyak perubahan dan perbaikan, berdasarkan pertimbangan-pertimbangan peraturan daerah No. 6 tahun 1990 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Daerah Tingkat II dirubah menjadi Peraturan Daerah No. 6 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta. Pada peraturan baru tersebut nama Dinas Pendapatan Daerah (DIPENDA) berubah menjadi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Peraturan baru tersebut mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2009.


(16)

2

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset dipimpin oleh seorang kepala dinas yang berkedudukan dan bertanggung jawab kepada walikota melalui sekretaris daerah. Saat ini Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset atau DPPKA dibagi kedalam beberapa bagian atau bidang yang dipimpin langsung oleh seorang kepala bagian yang dalam menjalankan tugasnya langsung dibawah pimpinan dan langsung bertanggung jawab kepada Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset.

2. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi DPPKA Surakarta

Adapun kedudukan, tugas pokok, dan fungsi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset adalah sebagai berikut:

a. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset dalam

melaksanakan tugas dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui Sekretaris Daerah.

b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah.

c. Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2)

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset menyelenggarakan fungsi:


(17)

3

2) Penyusunan rencana program, pengendalian, evaluasi dan

pelaporan;

3) Penyelenggaraan pendaftaran dan pendataan wajib pajak dan wajib retribusi;

4) Pelaksanaan perhitungan, penetapan dan angsuran pajak dan retribusi;

5) Pengelolaan dan pembukuan penerimaan pajak dan retribusi serta pendapatan lain;

6) Pelaksanaan penagihan atas keterlambatan pajak, retribusi dan pendapatan lain;

7) Penyelenggaraan pengelolaan anggaran, perbendaharaan dan

akutansi;

8) Pengelolaan aset barang daerah;

9) Penyiapan penyusunan, perubahan dan perhitungan anggaran

pendapatan dan belanja daerah;

10) Penyelenggaran administrasi keuangan daerah; 11) Penyelenggaraan sosialisasi;

12) Pembinaan jabatan fungsional;

13) Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 3. Struktur Organisasi DPPKA Surakarta

a. Adapun susunan Organisasi Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan


(18)

4

Perubahan Perda Nomor 6 tahun 2008 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta terdiri dari:

1) Kepala

2) Sekretariat, membawahkan:

a) Subbagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

b) Subbagian Keuangan;

c) Subbagian Umum dan Kepegawaian.

3) Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi, membawahkan:

a) Seksi Pendaftaran dan Pendataan;

b) Seksi Dokumentasi dan Pengelolaan Data.

4) Bidang Penetapan, membawahkan:

a) Seksi Perhitungan;

b) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan.

5) Bidang Penagihan, membawahkan:

a) Seksi Penagihan dan Keberatan;

b) Seksi Pengurangan Pajak Daerah

6) Bidang Anggaran, membawahkan:

a) Seksi Anggaran I; b) Seksi Anggaran II.

7) Bidang Perbendaharaan, membawahkan:

a) Seksi Perbendaharaan I; b) Seksi Perbendaharaan II.


(19)

5

8) Bidang Akutansi, membawahkan:

a) Seksi Akutansi I; b) Seksi Akutansi II.

9) Bidang Aset, membawahkan:

a) Seksi Perencanaan Aset; b) Seksi Pengelolaan Aset.

10) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD). 11) Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

c. Bidang-bidang sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Bidang yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang bersangkutan.

d. Subbagian-subbagian sebagaimana dimaksud pada ayat 1, masing-masing dipimpin oleh seorang Kepala Subbagian yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris yang bersangkutan. e. Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat 1,

dipimpin oleh seorang Tenaga Fungsional Senior sebagai Ketua Kelompok dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas.

f. Bagan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

sebagaimana tersebut dalam lampiran XVII merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan Peraturan Daerah ini.


(20)

6

DESKRIPSI JABATAN DAN STRUKTURAL

G

a

m

b

a

r

1

.1

S

u

m

b

er

:

Da

ta

Da

ri

DPP

KA

S

u

ra

k

ar


(21)

7

4. Deskripsi Tugas a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas pokok menyelenggarakan urusan pemerintah di bidang pendapatan. Uraian tugas seorang kepala dinas adalah sebagai berikut:

1) Menyusun rencana strategis dan rencana kerja dinas.

2) Memberikan petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas

padabawahan.

3) Mempelajari,menelaah peraturan perundang-undangan, keputusan, petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis program kegiatan dinas sesuai dengan bidang tugas.

4) Menyelenggarakan sistem pengendalian intern pelaksanaan

kegiatan agar efektif dan efisien sesuai peraturan perundangan yang berlaku.

5) Menerapkan standar pelayanan minimal.

6) Menyelenggarakan pengelolaan Kesekretariatan

meliputi:Perencanaan,Evaluasi, Pelaporan, Keuangan, Umum dan Kepegawaian.

7) Menyusun kebijakan teknis di bidang pendaftaran, pendataan, dan dokumentasi.

8) Menyusun kebijakan teknis di bidang penetapan, penagihan, anggaran, perbendaharaan, akutansi dan aset.


(22)

8

b. Sekretariat

Sekretariat dipimpin oleh seorang sekretaris, sekretaris mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis, pembinaan,pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh Kepala Dinas.

1) Menyusun rencana kerja Sekretariat berdasarkan rencana strategis dan rencana kerja dinas.

2) Mengkoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dinas.

3) Memberi petunjuk, arahan dan mendistribusikan tugas kepada bawahan.

4) Merumuskan kebijakan teknis, pembinaan dan pengkoordinasian penyelenggaraan urusan kesekretariatan.

5) Mengelola administrasi perencanaan, evaluasi dan pelaporan. 6) Mengelola administrasi keuangan.

7) Mengelola administrasi umum.

8) Mengelola administrasi kepegawaian.

Sekretariat membawahkan:

1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, Pelaporan

Kepala SubbagianPerencanaan, Evaluasi, Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis,


(23)

9

pembinaan, pengkoordinasian penyelenggaraan tugas secara terpadu di bidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan.

2) Subbagian keuangan

Kepala subbagian keuangan mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi keuangan. Seperti melakukan penyusunan rencana kerja subbagian keuangan berdasarkan rencana kerja sekretariat, menyiapkan bahan usulan perubahan anggaran dan perhitungan anggaran.

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian

Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan pengelolaan administrasi Umum dan Kepegawaian. Seperti melakukan administrasi surat menyurat dan perjalanan

dinas, mengurus peralatan dan perlengkapan kantor,

pendokumentasian informasi hukum serta kearsipan dan

perpustakaan.

c. Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi

Bidang Pendaftaran, Pendataan dan Dokumentasi mempunyai tugas pokok melakukan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran dan pendataan serta dokumentasi dan pengelolaan data seperti melaksanakan kegiatan pendataan wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh Dinas, melaksanakan pengelolaan Dokumentasi wajib dan obyek pajak daerah serta wajib dan obyek retribusi daerah yang dikelola oleh


(24)

10

Dinas. Bidang pendaftaran, pendataan dan dokumentasi membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1) Seksi Pendaftaran dan Pendataan

Kepala Seksi Pendaftaran dan Pendataan mempunyai tugas melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pendaftaran dan pendataan meliputi pendaftaran, pendataan, dan pemeriksaan di lapangan terhadap Wajib Pajak Daerah (WPD) dan Wajib Retribusi Daerah (WRD).

2) Seksi Dokumentasi dan Pengolahan Data

Kepala seksi Dokumentasi dan Pengolahan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang dokumentasi dan pengolahan data meliputi menghimpun, mendokumentasi, menganalisa dan mengolah data wajib pajak daerah dan wajib retribusi daerah.

d. Bidang Penetapan

Bidang Penetapan bertugas melaksanakan penyiapan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan dan penerbitan surat ketetapan. Seperti melaksanakan penetapan pajak dan retribusi daerah, melaksanakan perhitungan jumlah Surat Pemberitahuan Pajak Terutang (SPPT) dan jumlah ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) yang penagihannya dilimpahkan kepada daerah berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang dan Daftar Himpunan Ketetapan Pajak Bumi dan Bangunan (DHKP PBB).


(25)

11

Bidang Penetapan membawahi seksi-seksi sebagai berikut. 1) Seksi Perhitungan

Kepala Seksi Perhitungan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perhitungan, meliputi perhitungan dan penetapan besarnya pajak dan retribusi daerah. 2) Seksi Penerbitan Surat Ketetapan

Kepala Seksi Penerbitan Surat Ketetapan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang Penerbitan Surat Ketetapan, meliputi menerbitkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), dan surat-surat ketetapan pajak daerah dan retribusi daerah lainnya.

e. Bidang Penagihan

Kepala Bidang Penagihan mempunyai tugas melakukan perumusan kebijakan teknis pembinaan dan pelaksanaan di bidang penagihan dan keberatan dan pengelolaan penerimaan sumber pendapatan lain. Seperti melaporkan hasil pelaksanaan tugas kepada atasan sebagai

pertanggung jawaban pelaksanaan tugasi.Bidang Penagihan

membawahi seksi-seksi sebagai berikut: 1) Seksi Penagihan dan Keberatan

Kepala Seksi penagihan dan keberatan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang penagihan dan keberatan, meliputi penagihan tunggakan pajak


(26)

12

daerah, retribusi daerah dan sumber pendapatan lainnya serta melayani permohonan keberatan dan penyelesaiannya.

2) Seksi Pengurangan Pajak Daerah

Kepala Seksi Pengurangan Pajak Daerah mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengurangan pajak daerah, meliputi mengumpulkan dan mengolah data sebab-sebab pengurangan pajak daerah dengan ketentuan peraturan perundangan yang berlaku.

f. Bidang Anggaran

Kepala Bidang Anggaran mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang anggaran.Bidang Anggaran terdiri dari dua seksi yang merupakan satu kesatuan tim kerja.

1) Seksi Anggaran I

Kepala Seksi Anggaran I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran I.

2) Seksi Anggaran II

Kepala Seksi Anggaran II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang anggaran II.

g. Bidang Perbendaharaan

Kepala Bidang Perbendaharaan mempunyai tugas pokok


(27)

13

pelaksanaan di bidang pengelolaan perbendaharaan I dan II. Bidang Perbendaharaan terdiri dari dua Seksi.

1) Seksi Perbendaharaan I

Kepala Seksi Perbendaharaan I mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).

2) Seksi Perbendaharaan II

Kepala Seksi Perbendaharaan II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perbendaharaan II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan penetapan Uang Persediaan (UP) dari semua SKPD, melakukan penyiapan bahan pembuatan Daftar Gaji Pegawai Negeri Sipil, melakukan penyiapan bahan penerbitan Surat Perintah Pencaran Dana (SP2D).

h. Bidang Akuntansi

Kepala Bidang Akutansi mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang akutansi, seperti merumuskan laporan realisasi anggaran Pemerintah


(28)

14

Kota Surakarta secara keseluruhan.Bidang Akuntansi membawahi seksi-seksi sebagai berikut.

a) Seksi Akuntansi I

Kepala Seksi Akuntansi I mempunyai tugas penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi I, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.

b) Seksi Akuntansi II

Kepala Seksi Akuntansi II mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang akuntansi II, seperti melakukan penyiapan bahan perumusan laporan arus kas Pemerintah Kota Surakarta secara keseluruhan.

i. Bidang Aset

Kepala Bidang Aset mempunyai tugas pokok melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perencanaan aset dan pengelolaan aset, seperti menginventarisasi data barang milik daerah.Bidang Aset membawahi seksi-seksi sebagai berikut:

1) Seksi Perencanaan Aset

Kepala Seksi Perencanaan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang perencanaan aset, seperti memproses pengadaan tanah.


(29)

15

2) Seksi Pengelolaan Aset

Kepala Seksi Pengelolaan Aset mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis di bidang pengelolaan aset, seperti melakukan pengawasan barang milik daerah.

j. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

UPTD bertugas untuk memungut dan mengelola Pajak Retribusi Daerah Kota Surakarta.

k. Kelompok Jabatan Fungsional

Kelompok ini bertugas melaksanakan sebagian tugas Kepala Dinas pada Cabang Dinas di Kecamatan.

B. Latar Belakang Masalah

Indonesia sedang berupaya memperbaiki perekonomiannya dan sedapat mungkin terlepas dari bantuan Negara asing terutama di bidang keuangan. Hal tersebut dapat ditempuh dengan cara mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan nasional pada umumnya dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada khususnya. Oleh karena itu dalam rangka mewujudkan tujuan tersebut diperlukan adanya partisipasi dan kerjasama yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Salah satu bentuk kerjasama yang bisa dilakukan adalah dalam hal pemungutan pajak (Nugraheni,2009).

Pajak adalah salah satu komponen atau media yang penting dalam pemberian kontribusi yang cukup besar untuk kelangsungan Pemerintahan


(30)

16

dan Pembangunan Nasional di Indonesia (Nugrohowati, 2002). Pajak memiliki peranan yang berarti dalam menunjang serta meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia khususnya, mengingat cukup penting dan besarnya peran pajak maka penerimaan dalam bidang pajak perlu ditingkatkan. Pajak juga digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi kepentingan bersama(Waluyo dan Wirawan, 2002).

Bagi masyarakat pungutan pajak memang mengurangi penghasilan, akan tetapi sebaliknya merupakan penghasilan masyarakat yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan yang akhirnya kembali lagi kepada seluruh masyarakat. Oleh karena itu masalah pajak menjadi masalah seluruh rakyat dalam Negara sehingga setiap orang sebagai masyarakat harus mengetahui permasalahan yang berhubungan dengan pajak baik mengenai asas, jenis atau macam pajak yang berlaku dinegaranya serta tata cara pembayaran pajak dan fungsi dari pemungutan pajak itu sendiri (Munawir, 1992). Dalam konteks daerah, pajak daerah adalah pajak pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah (misal: propinsi, kabupaten, dan kotamadya) yang diatur berdasarkan peraturan daerah masing-masingdaerah dan hasil pungutannya digunakan untuk rumah tangga daerahnya (Hayani, 2007).

Dengan adanya intensifikasi daerah, diharapkan realisasi pajak daerah dapat meningkat yang selanjutnya dapat memenuhi kebutuhan keuangan yang dipergunakan untuk membiayai kegiatan Pemerintah Daerah. Sedangkan pengertian dari Pajak daerah menurut Suandy (2008:38) adalah Pajak yang


(31)

17

wewenang pemungutannya ada pada Pemerintah Daerah yang pelaksanaanya dilakukan oleh Dinas Pendapatan Daerah.

Pajak Daerah digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah (Mardiasmo, 2002). Setiap kepala daerah harus bisa menggali potensi untuk meningkatkan pendapatan asli daerah. Salah satu objek adalah reklame, mulai dari baliho, billboard, dan sebagainya. Reklame adalah benda, alat-alat, atau media yang bentuk dan coraknya beragam yang dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan dan memujikan barang, jasa orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang ditempatkan atau dilihat, dibaca, dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum.

Seiring dengan majunya perkembangan pembangunan di Kota Surakarta banyak terdapat pendirian sarana dan prasarana baru. Untuk mensosialisasikan kepada masyarakat pada umumnya melalui berbagai media reklame baik melalui media audio, visual, maupun audio visual. Tingginya daya beli masyarakat Surakarta akan berbagai macam produk yang ditawarkan produsen membuat tingkat pembuatan reklame juga tinggi. Pembuatan reklame ini berupa reklame komersial maupun non-komersial, contoh reklame komersial seperti reklame dari berbagai Penyedia Jasa Layanan Komunikasi yang menawarkan keunggulan terbaru produk mereka, sedangkan untuk reklame non-komersial contohnya seperti iklan yang berisi ajakan kepada masyarakat untuk melakukan sesuatu sesuai apa yang


(32)

18

ditawarkan. Dasar Pengenaan Tarif dan tatacara perhitungan pajak reklame berdasarkan peraturan daerah:

1. Tarif Pajak Reklame ditetapkan sebesar 25 % dari nilai sewa.

2. Rumus menghitung besarnya Pajak Reklame adalah:

Tarif x Nilai Sewa

3. Cara menghitung nilai sewa adalah :

Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) Reklame + Nilai Strategis

Berdasarkan Laporan Realisasi Pendapatam Daerah Kota Surakarta dari tahun 2007–2011 penerimaan Pajak Daerah khususnya dari Pajak Reklame memiliki potensi yang baik bagi penerimaan pendapatan asli daerah.Peningkatan Pajak Reklame diharapkan mampu memberikan kontribusi serta pengaruh yang positif bagi perkembangan pembangunan di Kota Surakarta yang mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah, yang kemudian digunakan untuk peningkatan dan kemajuan daerah.

Sehubungan dengan apa yang telah diuraikan diatas, untuk mengetahui besarnya realisasi penerimaan dan perkembangan penerimaan Pajak Reklame dari tahun ke tahun maka penulis tertarik untuk meneliti hal tersebut dalam tugas akhir dengan judul “ANALISIS POTENSI DAN REALISASI PAJAK REKLAME TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA SURAKARTA”.


(33)

19

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan yang akan dibahas untuk penulisan Tugas Akhir yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur dalam pemungutan pajak reklame?

2. Apakah realisasi penerimaan pajak reklame pada tahun 2007-2011 telahsesuai dengan target yang ditetapkan?

3. Apakah penetapan target telah sesuai dengan potensi dan kondisi yang ada?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah penulis uraikan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui prosedur apa saja yang digunakan dalam pemungutan pajak reklame.

2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat realisasi dari penerimaan pajak reklame tahun 2007-2011 terhadap pendapatan asli daerah Surakarta. 3. Untuk mengetahui evaluasi apa saja yang dibutuhkan dalam menetapkan


(34)

20

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Objek Penelitian:

Memberikan sumbangan pikiran untuk meningkatkan kinerja Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta terutama dalam meningkatkan penerimaan pajak.

2. Bagi Penulis

Mempraktekkan ilmu yang diperoleh dari pelajaran yang diajarkan dosen atau pengajar ke dalam dunia nyata yang dituangkan melalui karya ilmiah. 3. Bagi Pihak Lain

Dapat dijadikan bacaan yang berguna menambah wawasan di bidang perpajakan yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan menjadi dasar penelitian selanjutnya.

F. Teknik Analisis Data 1. Objek Penelitian

Objek Penelitian pada penulisan ini berlokasi di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta menurut petunjuk pelaksanaan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta nomor 5 Bab II Pasal 3 tentang Pajak Reklame, dalam pengertiannya obyek Pajak adalah semua penyelenggara reklame, penyelenggara reklame sebagaimana yang dimaksud meliputi reklame papan/billboard, reklame kain, reklame melekat (stiker), reklame selebaran, reklame


(35)

21

berjalan termasuk pada kendaraan, reklame udara, reklame suara, reklame peragaan, reklame film/slide.

2. Sumber Data

Dalam menyusun tugas akhir ini, penulis memerlukan data-data yang terbagi atas dua macam, meliputi:

a. Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya dengan wawancara (Suparmoko, 1997). Sumber data yang digunakan pada data primer berupa target dan realisasi pajak reklame yang dilakukan oleh pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dengan mempelajari buku-buku, leteratur, makalah, Undang-undang, surat putusan, dan buku-buku terkait, data sekunder bersifat melengkapi data primer dan digunakan sebagai landasan teori untuk memecahkan masalah (Wardani, 2006). Data yang dibuat penulis adalah teknik pengumpulan data yang diperoleh dari sumber lain dan biasanya sudah dalam keadaan diolah. Data yang digunakan berupa data yang didapat dari petugas dan pegawai dibidang Pajak Reklame di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta.


(36)

22

3. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Metode Wawancara adalah proses percakapan dua arah atas inisiatif pewawancara untuk memperoleh informasi dari responden (Cooper, 1996). Penulis melakukan wawancara secara langsung dengan kepala seksi penetapan di Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta.

b. Metode observasi

Metode pengumpulan data dengan cara pengamatan secara langsung maupun tidak langsung terhadap objek penelitian. Pemakaian cara ini didasarkan pada konsep, definisi, dan pengukuran variabelnya (Sumarni, 2006). Penulis melakukan pengamatan terhadap prosedur dalam pemungutan pajak reklame.

c. Metode Pustaka

Pustaka adalah metode pengumpulan data atau informasi dengan cara membaca buku serta referensi sumber data lainnya yang berhubungan.Penulis melakukan dengan mempelajari buku-buku referensi yang berhubungan dengan penelitian.

d. Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi merupakan pengumpulan, pemilihan,

pengolahan, dan penyimpanan dibidang pengetahuan, pemberian atau pengumpulan bukti-bukti dan keterangan. Penulis melakukan dengan


(37)

23

mengumpulkan data yang berupa Surat Ketetapan, Nota Perhitungan, serta data lain dalam bentuk tulisan dari Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Surakarta.

4. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan analisis kuantitatif dan analisi kualitatif.

a. Analisis kuantitatif adalah analisis yang menggunakan data berupa angka atau rumus-rumus statistik. Analisis ini dapat dipakai untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan target dan realisasi penerimaan Pajak Reklame (Djarwanto, 2001).

b. Analisis kualitatif adalah analisis menggunakan dasar pertimbangan yang umum. Proses analisa data yang tidak dinyatakan dalam bentuk angka atau tidak menggunakan rumus statistik. Analisa ini digunakan untuk mengetahui hal-hal yang berhubungan dengan pajak reklame yaitu analisa data dengan realisasi.

5. Metode Pengolahan Data

Metode yang digunakan dalam pengolahan data adalah dengan metode deduksi. Deduksi adalah proses dimana kita tiba pada suatu kesimpulan beralasan melalui generalisasi logis dari sebuah fakta yang diketahui (Sekaran, 2006). Penulis akan menarik kesimpulan yang telah menjadi jawaban sementara berdasarkan data atau fakta yang didapat kemudian dijabarkan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi (Adhyati, 2009).


(38)

24

BAB II

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Tinjauan Pustaka

Pengertian pajak menurut Soemahamidjaja menyatakan bahwa pajak termasuk sebagai iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum (Waluyo, 2007).

Menurut Feldmann Pajak merupakan prestasi yang dipaksakan sepihak oleh dan terutang kepada penguasa (menurut norma-norma yang ditetapkannya secara umum), tanpa adanya kontraprestasi dan semata-mata digunakan untuk menutup pengeluaran umum (Resmi, 2009)

Soemitro (Mardiasmo, 2004) mengartikan Pajak yaitu iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat imbal jasa (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Sedangkan pengertian pajak menurut Smeets, pajak adalah prestasi kepada pemerintah yang terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa ada kalanya kontraprestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal yang individual, maksudnya adalah untuk membiayai pengeluaran pemerintah (Suandy, 2002).


(39)

25

Berdasarkan pengertian diatas, pajak memiliki unsur-unsur sebagai, 1) Iuran berupa uang bukan barang dari rakyat kepada negara dan yang berhak memungut pajak hanyalah negara, 2) Berdasarkan undang-undang, Pajak dipungut berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang serta aturan pelaksanaannya, 3) Tanpa jasa imbal atau kontraprestasi dari negara yang secara langsung dapat ditunjuk, dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah, 4) Digunakan untuk membiayai rumah tangga negara, yakni pengeluaran yang bermanfaat bagi masyarakat luas.

Pajak memiliki dua fungsi, Fungsi pembiayaan yaitu Pajak sebagai sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai pengeluaran-pengeluarannya dan Fungsi mengatur yang artinya pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan pemerintah dalam bidang sosial dan ekonomi. Dalam pemungutan pajakagar pemungutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau perlawanan, maka harus memenuhi syarat keadilan, syarat yuridis, syarat ekonomis, dan syarat finansiil. Syarat keadilan sesuai dengan tujuan hukum yakni mencapai keadilan, undang-undang dan pelaksanaan pemungutan harus adil. Syarat yuridis adalah pemungutan pajak berdasarkan undang-undang sebagaimana diatur dalam UUD 1945 pasal 23 ayat 2, hal ini memberikan jaminan hukum untuk menyatakan keadilan, bagi negara maupun warganya. Syarat ekonomis pemungutan pajaknya tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan, sehingga tidak menimbulkan kelesuan perekonomian masyarakat. Syarat finansiil


(40)

26

adalah biaya pemungutan pajak harus dapat ditekan sehingga lebih rendah dari hasil pemungutannya. Syarat yang terakhir adalah sistem pemungutan pajak yang harus sederhana, dimana sistem tersebut membuat masyarakat lebih mudah memenuhi kewajiban perpajakannya, dan tidak mengalami kesulitan.

Menurut Soemitro hukum pajak mempunyai kedudukan diantara hukum-hukum yaitu hukum perdata yang mengatur hubungan antara satu individu dengan individu lainnya dan hukum publik yang mengatur hubungan antara pemerintah dengan rakyatnya. Hukum ini dapat dirinci lagi sebagai Hukum Tata Negara, Hukum Tata Usaha (Hukum Administratif), Hukum Pajak, Hukum Pidana. Dengan demikian kedudukan hukum pajak merupakan bagian dari hukum publik (Mardiasmo, 2008).

Jenis pajak menurut lembaga pemungutnyaadalah Pajak Pusat yaitu pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai rumah tangga negara dan Pajak Daerah yang merupakan pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.

Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan peraturan perundang undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.


(41)

27

Daerah Tingkat I atau pajak propinsi terdiri atas Pajak Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air, Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Pajak Pengambilan dan Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaaan. Pajak daerah yang kedua adalah Pajak Daerah Tingkat II yaitu pajak kabupaten atau kota terdiri atas Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C, dan Pajak Parkir.

Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Surakarta Nomor 05 Tahun 1999, Pajak reklame adalah pajak atas penyelenggaraan reklame. Sedangkan pengertian dari reklame itu sendiri merupakan benda, alat, perbuatan atau media yang menurut bentuk susunan dan corak ragamnya untuk tujuan komersial, dipergunakan untuk memperkenalkan, menganjurkan dan memujikan suatu barang, jasa atau orang ataupun untuk menarik perhatian umum kepada suatu barang, jasa atau orang yang di tempatkan atau yang dapat dilihat, dibaca dan atau didengar dari suatu tempat oleh umum, kecuali yang dilakukan oleh Pemerintah. Dasar hukum yang digunakan dalam penyelenggaraan reklame tahunan adalah Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1999 tentang pajak reklame dan Keputusan Walikota Surakarta Nomor 4 Tahun 2001 tentang perubahan keputusan walikota nomor 03/DRT/1999 tentang pedoman pelaksanaan reklame.

Subjek Pajak Reklame adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan reklame. Sedangkan Wajib Pajak adalah


(42)

28

orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan reklame.Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame. Penyelenggaraan reklame jenisnya meliputi Reklame Papan/ Billboard, Megatron, Reklame Kain, Reklame melekat (Stiker), Reklame Selebaran, Reklame Berjalan, termasuk pada kendaraan, Reklame Udara, Reklame Suara, Reklame Peragaan, Reklame Film/ Slide. Pengecualian dari objek pajak adalah penyelenggaraan reklame melalui televisi, warta harian, warta mingguan, warta bulanan, dan yang sejenisnya.

B. Analisis Data dan Pembahasan

Prosedur dalam pemungutan pajak reklame

Penerimaan Pendapatan Derah Kota Surakarta dari periode selalu mengalami perkembangan yang positif, baik dalam jumlah nominal maupun pelayanan. Begitu pula pada sektor Pajak Reklame, dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan baik dari segi anggaran yang ditetapkan maupun selanjutnya realisasi yang didapatkan. Pajak reklame merupakan salah satu pendapatan asli daerah yang cukup potensial.

Penerimaan Pajak reklame dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan pajak reklame. Target pajak reklame adalah kemampuan mínimum yang ingin dicapai dari penerimaan pajak reklame, sedangkan realisasi merupakan hasil pungutan dari penerimaan pajak reklame. Berikut ini adalah prosedur dalam permohonan ijin reklame:


(43)

29

Prosedur Permohonan Ijin Reklame

Penjelasan dari prosedur permohonan ijin reklame diatas yaitu yang pertama yaitu permohonan dengan menerima wajib pajak yang mengajukan permohonan Ijin Reklame dan meneliti berkasnya, lalu melakukan verifikasi atau yang sering disebut cek lapangan yang kemudian hasilnya juga dilaporkan, setelah itu diterbitkannya SKPD/SKRD oleh bidang penetapan kemudian diserahkan kepada wajib pajak, apabila telah menerima pembayaran dari wajib pajak lalu menyerahkan tanda bukti SSPD/SSRD. Jika pembayaran telah lunas lalu diterbitkan ijin reklame, jika masa pasang telah habis tetapi tidak melakukan perpanjangan maka akan diterbitkan surat

Permohonan SKPD / SKRD Penerbitan

Perpanjangan

Verifikasi

Habis Masa

Penerbitan S.TGrn

Sticker Surat Paksa Penerbitan Tidak

Perpanjangan Verifikasi

Bongkar dan simpan Hapus Data Penerbitan Ijin

Reklame

Penerbitan SSPD/SSRD


(44)

30

teguran yang kemudian pada cek lapangan akan dipasang sticker, selanjutnya dikirimkan surat paksa pada wajib pajaknya, apabila masih tidak ada reaksi dari wajib pajak akan dilakukan pembongkaran.

Penjelasan diatas merupakan gambaran secara singkat dalam prosedur permohonan ijin reklame. Ada 2 macam Prosedur dalam permohonan ijin reklame yaitu: Prosedur yang pertama adalah Prosedur Pendaftaran dan Pendataan.Dengan mengisi formulir disertai dokumen mengenai reklame yang akan dipasang mencakup tinggi, lebar, panjang, serta informasi lain yang dibutuhkan untuk pendataan, seperti foto lokasi pemasangan reklame. Lalu formulir dan dokumen yang telah diisi diserahkan ke bidang Pendaftaran, Pendataan, dan Dokumentasi, selanjutnya dilakukan cek lokasi ke tempat yang akan dipasang reklame. Lama cek biasanya dua hari sampai satu minggu. Pengecekan ini biasanya mencakup pendataan apakah di tanah Negara atau tanah milik sendiri. Jika telah dilakukan cek lokasi, maka akan langsung diperhitungkan pajaknya. Prosedur yang kedua adalah Prosedur Penghitungan dan Penetapan. Pajak yang akan dihitung berdasarkan tinggi, lebar, panjang, serta informasi lain yang dibutuhkan. Informasi yang telah didata oleh bidang Dafda dan Dokumentasi diserahkan ke bagian penetapan untuk dilakukan perhitungan pajaknya.Dibidang penetapan dilakukan perhitungan pajaknya. Pada bidang penetapan akan dikeluarkan Surat Ketetapan Pajak Daerah (SKPD), Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD) jika reklame tersebut dipasang di tanah milik Negara. Surat tersebut dicetak rangkap lima. Setiap form atau surat pertama untuk wajib pajak, lembar kedua untuk bidang Dafda


(45)

31

dan Dokumentasi sebagai arsip tetap, lembar ketiga untuk bidang Penetapan, lembar keempat untuk bidang Pembukuan dan lembar kelima untuk kas penerimaan dinas pendapatan daerah Surakarta sebagai bukti bayar yang sebelumnya diberikan ke wajib pajak terlebih dahulu. Setelah ditetapkan SKPD, maka surat-surat tersebut akan diserahkan ke wajib pajak yang bersangkutan. Setelah wajib pajak menerima SKPD, diharapkan wajib pajak bisa segera mungkin untuk membayarkan pajaknya supaya reklame yang akan dipasang bisa segera mendapatkan ijin pendirian. Lalu pada lembar pertama SKPD akan divalidasi lunas. Setelah divalidasi lunas oleh bagian kas penerimaan DPPKA, maka wajib pajak kembali ke customer service office memperlihatkan form pertama yang telah divalidasi untuk membuat surat perizinan reklame oleh bidang Dafda dan dokumentasi, dimana ada 2 lembar kemudian lembar pertama diserahkan ke wajib pajak melalui customer service office (CSO) dan lembar kedua diarsip oleh bidang Dafda dan dokumentasi.Menganalisis data dengan menghitung prosentase kenaikan dari masing-masing data yang digunakan. Hasil dari análisis tersebut digunakan DPPKA sebagai bahan pertimbangan dalam menetapkan target dan akan mempermudah dalam memperkirakan jumlah prosentase kenaikan yang diharapkan pada tahun berikutnya.Hasil dari penetapan target yang selanjutnya diajukan ke Pemerintah Derah untuk dibahas dalam rapat Dewan. Hasil dari pembahasan oleh rapat Dewan nantinya akan dikembalikan kepada DPPKA selanjutnya dilaksanakan dengan baik oleh DPPKA. DPPKA dalam usahanya untuk selalu meningkatkan penerimaan pajak reklame tentunya banyak


(46)

32

mengalami kendala atau hambatan dalam pelaksaan pemungutannya. Hambatan tersebut bisa datang dari Wajib Pajak ataupun dipenda sendiri.

Analisis Penetapan Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Reklame di Kota Surakarta

Prosedur yang dilakukan oleh DPPKA dalam perhitungan dan penetapan potensi pajak reklame dengan diperkiraan adanya penurunan dan peningkatan dapat diketahui setelah DPPKA melakukan tahap yang pertama yaitu prose pendataan. Hasil dari pendataan tersebut nantinya dapat diketahui berapa jumlah Wajib Pajaknya sekaligus objek reklame yang dimiliki oleh masing-masing Wajib Pajak Reklame tersebut. Setiap wajib pajak mempunyai objek reklame yang berbeda dan setiap tahunnya objek yang dimiliki oleh Wajib Pajak tersebut berubah sesuai kondisi pada saat itu atau sesuai dengan keinginan dari Wajib Pajak. Tujuan dari tahap ini adalah mengklasifikasikan masing-masing jenis reklame setelah melakukan pendataan dan dari pengklasifikasian tersebut nantinya akan diketahui berapa kira-kira jumlah Wajib Pajak yang masuk serta objek reklame yang dimiliki oleh masing-masing Wajib Pajak. Tahap yang kedaua dalah Penghitungan dan Penetapan target penerimaan pajak reklame. Pada tahap ini dalam menetapkan target dengan menganalisa presentase kenaikan menggunakan dasar data target dan realisasi pada tahun sebelumnya. Langkah-langkah yang dilakukan sebelumnya adalah menetapkan data target dan realisasi yang nantinya akan digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam menganalisis.


(47)

33

Berdasarkan prosedur penetapan target yang dilakukan DPPKA, maka penulis akan membandingkan mengenai kelebihan dan kelemahan dari masing-masing prosedur yang telah dilakukan oleh DPPKA dalam menetapkan target. Berikut perbandingan yang dilakukan oleh penulis:

a. Proses Pendataan Wajib Pajak reklame

Proses ini mempunyai beberapa kelebihan antara lain DPPKA dapat mengetahui potensi yang sebenarnya dilapangan, selain dapat mengetahui potensi yang ada DPPKA dapat juga sekaligus melakukan pemantauan dan penertiban reklame liar, DPPKA dapat memberikan tentang penyuluhan tentang peraturan dan prosedur pelaksaan reklame dan dapat melakukan

penagihan atau pemungutan pajak reklame terhadap Wajib

Pajak.Sedangkan kelemahan dari proses ini adalah biaya, waktu, dan tenaga yamg dikeluarkan sangat besar, sehingga tidak sebanding dengan hasil yang didapat di lapangan, selain itu pendataan Wajib Pajak yang berada di pelosok desa mengalami kesulitan karena petugas lapangan yang kurang sehingga pendataan tidak maksimal.

b. Membuat Perkiraan penurunan dan peningkatan potensi yang ada baik subjek dan objek pajak reklame.

Kelebihan dari proses ini adalah DPPKA dapat lebih mengantisipasi berapa peningkatan dan penurunan subjek maupun objek pajak reklame yang terjadi pada tahun berikutnya. Sedangkan kelemahannya adalah kesulitan dalam memprediksi atau memperkirakan berapa peningkatan dan penurunan subjek maupun objek pajak reklame yang terjadi sehingga


(48)

34

memerlukan waktu yang lama. Untuk jenis reklame billboard masih dapat diprediksi karena sifatnya tetap dan waktunya adalah tahunan, sedangkan untuk jenis reklame yang sifatnya temporer sulit diprediksi karena dengan durasi waktu harian, mingguan dan bulanan seperti spanduk, umbul-umbul, baliho dan lainnya.

Setelah mengetahui kelebihan dan kelemahan proses-proses dalam menetapkan target, Penulis akan membandingkan antara potensi, target dan realisasi Pajak Reklame di kota Surakarta berdasarkan data yang diperoleh dari DPPKA Surakarta. Pungutan pajak reklame didasarkan pada potensi yang ada. Potensi sendiri didapat berdasarkan data permohonan yang masuk dalam satu tahun. Dalam perhitungannya berdasarkan:

a. Luas Reklame

Luas reklame terdiri dari panjang, lebar, tinggi, dan sisi. b. Jenis Reklame

Jenis reklame ada dua yaitu bersinar dan tidak bersinar. c. Lokasi pemasangan

Lokasi pemasangan meliputi jalan dan kelurahan. Berbeda kelurahan NJOPnya pun juga sudah berbeda. Selain itu lokasi pemasangan juga berdasarkan Tanah Negara atau Tanah Sendiri. Tanah Negara dikenakan 100% dan Tanah Sendiri dikenakan 80%.


(49)

35

Berikut ini adalah tabel untuk membandingkan antara potensi, target dan realisasi pajak reklame di KotaSurakarta yang terjadi tahun 2007-2011.

Tabel 2.1

Perbandingan Potensi, Target, dan Realisasi Pajak Reklame Tahun 2007-2011

Tahun Potensi Target Realisasi

2007 3.940.610.400 3.416.000.000 3.441.757.063

2008 4.196.216.700 3.450.000.000 3.527.909.910

2009 4.500.000.000 4.500.000.000 3.850.377.341

2010 4.509.479.902 4.550.000.000 4.696.433.326

2011 5.001.442.335 5.041.150.000 5.208.406.763

Dari tabel 2.1 dapat diketahui pada tahun 2007 target Rp3.416.000.000,00 realisasinya sebesar Rp3.441.757.000,00 dengan potensi sebesar Rp3.940.610.400,00. Pada tahun 2008 dari target Rp3.450.000.000,00

realisasinya sebesar Rp3.527.909.919,00 dengan potensi sebesar

Rp4.196.216.700,00. Pada tahun 2007 dan 2008 dapat diketahui bahwa potensinya jauh lebih tinggi dari pada target dan realisasinya. Selanjutnya untuk tahun 2009 potensi dan target mempunyai jumlah yang sama yaitu Rp 4.500.000.000,00 tetapi realisasinya belum memenuhi target dan potensi karena jumlahnya yg lebih rendah yaitu Rp3.850.377.341,00. Untuk tahun 2010 target Rp 4.550.000.000,00 realisasinya sebesar Rp4.696.433.326,00 dengan jumlah potensi Rp4.509.479.902,00. Untuk tahun 2011 target

Rp5.041.150.000,00 realisasinya jauh lebih tinggi sebesar

Rp5.208.406.763,00 dengan potensi yang lebih rendah yaitu


(50)

36

tahun 2007, 2008, 2010, 2011 sudah melebihi dari target yang telah ditetapkan, sedangkan tahun 2009 masih belum bisa memenuhi target. Meskipun di tahun 2009 penerimaan pajak reklame tidak memenuhi target yang ditentukan, potensi penerimaan pajak reklame ditahun 2010 sangat mungkin terjadi peningkatan , karena reklame yang sudah terpasang selama dua tahun otomatis perlu dipindah ketempat-tempat yang dinilai lebih strategis, sehingga penyelenggaraan pada reklame yang baru pada titik-titik reklame juga semakin meningkat. Kenaikan ini ditunjukkan pada tabel di atas,dimana tahun 2010 penerimaan pajak memenuhi target yang ditetapkan dan lebih besar dari target tahun 2009. Potensi pada tahun 2007, 2008, 2009 jauh lebih tinggi dari realisasi. Untuk tiga tahun berikutnya jumlahnya lebih sedikit. Penetapan target pendapatan pada pajak reklame setiap tahunnya ditingkatkan. Hal ini bertujuan guna memaksimalkan fasilitas yang telah dibangun, dan juga memaksimalkan potensi-potensi pajak reklame yang ada di Kota Surakarta. Untuk mengetahui besarnya prosentase capaian target pajak reklame dengan pendapatan pajak reklame dapat dihitung dengan rumus :


(51)

37

Berikut ini adalah tabel perbandingan Target dan Realisasi Pajak Reklame Tabel 2.2

Perbandingan Target dan Realisasi Pajak Reklame Tahun 2007-2011

Tahun Target Realisasi %

2007 3.416.000.000 3.441.757.063 100,7%

2008 3.450.000.000 3.527.909.910 102,2%

2009 4.500.000.000 3.850.377.341 85,5%

2010 4.550.000.000 4.696.433.326 103,2%

2011 5.041.150.000 5.208.406.763 103,3%

Dari Tabel 2.2 dapat diketahui bahwa pencapaian pajak reklame dari tahun 2007-2011 tergolong bagus kecuali di tahun 2009. Hal ini bisa dilihat dari tabel di atas, realisasi pajak reklame dari tahun 2007, 2008, 2010, 2011 sudah melebihi target yang telah ditetapkan. Tahun 2007, ditargetkan Rp3.416.000.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp3.441.757.063,00 dengan prosentase 100,7%. Tahun 2008, ditargetkan sebesar Rp3.450.000.000,00 dapat terealisasi Rp3.527.909.910,00 dengan prosentase sebesar 102,2% dari realisasinya. Tahun 2009, ditargetkan sebesar Rp4.500.000.000,00 dapat terealisasi Rp3.850.377.341,00 selisih Rp 649.622.659,00 lebih besar dari targetnya dengan prosentase 85,5%. Tahun 2010, ditargetkan sebesar Rp4.550.000.000,00 dapat terealisasi sebesar Rp4.696.433.326,00 dengan prosentase 103,2%.Tahun 2011ditargetkan sebesar Rp5.041.150.000,00 dapat terealisasi Rp5.208.406.763,00 dengan prosentase sebesar 103,3%.

Berdasarkan perbandingan dari data diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan Pajak Reklame di Surakarta selama lima tahun mengalami


(52)

38

peningkatan dan perkembangan yang bagus di tahun 2011, peningkatan dilatarbelakangi karena Wajib Pajak banyak memasang reklame di lokasi-lokasi yang strategis. Sedangkan tahun 2009 adalah penerimaan pajak reklame terendah karena target yang tidak tercapai.Menurut hasil penelitian dari pihak DPPKA mengungkapkan bahwahal ini disebabkan karena sistem yang digunakan pada tahun itu yang sebagian tidak menerbitkan SKPD, selain itu banyak wajib pajak yang tidak memperpanjang masa pasang reklame, sehingga banyak yang diturunkan, ini disebabkan pula karena kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak.

Penetapan target sesuai dengan potensi dan kondisi

Pemerintah daerah kota Surakarta mengharap perolehan Pajak Reklame dari tahun ke tahun meningkat. Besar kecilnya penerimaan Pajak Reklame tergantung juga mekanisme pemungutannya. Penerimaan Pajak Reklame dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan Pajak Reklame.

Dasar penetapaan target harus sesuai dengan potensi jumlah reklame yang sebenarnya ada di wilayah kota Surakarta. Jika dilihat dari analisis diatas dapat dilihat bahwa antar potensi, target, dan realisasi penerimaan pajak reklame belum cukup baik.Walaupun penerimaan pajak reklame selalu meningkat, namun realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu melebihi target yang ditetapkan oleh DPPKA.


(53)

39

Target yang ditetapkan oleh pihak DPPKA selisihnya jauh dengan potensi yang ada, sehingga adanya ketidaksesuaian antara potensi dan target yang berpengaruh pula terhadap realisasi.


(54)

40

BAB III TEMUAN

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya hal-hal dalam pemungutan pajak reklame dalam kurun waktu lima tahun perkembangan Pajak Reklame. Pada lima tahun terakhir yaitu tahun 2007-2011 penerimaan pajak reklame lebih besar dari target yang telah ditetapkan, tiap tahunnya juga mengalami kenaikan dalam penerimaan Pajak Reklame, kecuali penerimaan Pajak Reklame pada tahun 2009. Penerimaan Pajak Reklame tidak dapat melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp4.500.000.000,00 dan penerimaannya sebesar Rp3.850.377.341,00. Peningkatan dan penurunan yang terjadi dapat disebabkan karena adanya kelebihan dan kekurangan pada Pihak DPPKA. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut :

A. Kelebihan

Hal positif yang dapat ditemukan adalah Pihak DPPKA memberikan pelayanan yang lebih sebagai upaya memberikan kenyamanan bagi para Wajib Pajak yang diharapkan akan meningkatkan jumlah wajib pajak dan memiliki prosedur yang cukup mudah dalam pemungutan pajak reklame, pemberitahuan tentang besarnya pajak reklame yang terutang kepada wajib pajak hanya dengan jangka waktu kurang dari 1 minggu sehingga wajib pajak dapat segera melakukan kewajiban perpajakannya, mengenai masalah perijinan yang sudah melebihi waktu ijin pasang atau sudah kadaluwarsa


(55)

41

apabila tidak segera dimintakan perpanjangan ijin oleh pemiliknya tetapi masih dipasang maka ijin tersebut akan dicabut dan reklame yang masih dipasang akan dihentikan dan dibongkar, berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pihak DPPKA realisasi penerimaan pajak reklamenya sebagian besar sudah melampaui target penerimaan yang telah ditetapkan.

B.Kelemahan

Selain itu kelemahan yang dapat ditemukan antara lain Pihak DPPKA kurang memperhatikan reklame lainnya seperti reklame selebaran yang banyak digunakan oleh wajib pajak sebagai alat promosi produk atau usaha mereka yang kemungkinan banyak terjadi pelanggaran di dalamnya, kurangnya sosialisasi dari pihak DPPKA tentang pajak reklame sehingga masih adanya wajib pajak yang mendirikan reklame tanpa melakukaan perijinan dan pelunasan pajak terlebih dahulu, Wajib Pajak kurang mengetahui prosedur pemungutan Pajak Reklame sehingga masih banyak Wajib Pajak yang melanggar, selain itu kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak juga masih rendah, Sarana dan prasarana saat ini masih kurang memadai sehingga pelaksanaan pengawasannya sedikit terhambat, dalam menetapkan potensi dan target penerimaan pajak reklame masih kurang maksimal, hal ini ditunjukkan dengan penetapan potensi dan target yang setiap tahunnya hanya didapat dari perbandingan realisasi pajak tahun sebelumnya dengan target pajak tahun sebelumnya.


(56)

42

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan análisis dan pembahasan yang penulis lakukan, maka penulis dapat menyampaikan kesimpulan yang berkenaan dengan análisis potensi dan realisasi penerimaan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta belum cukup baik, ini dapat dilihat dari realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta walaupun penerimaan pajak reklamenya selalu meningkat pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007 realisasi penerimaan Pajak Reklame sebesar Rp3.441.757.063,00 pada tahun 2008 meningkat menjadi sebesar Rp3.527.909.910,00 sedangkan pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak reklamenya Rp3.850.377.340,00 tetapi tidak melebihi target yang telah ditetapkan yaitu Rp4.500.000.000,00. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu Rp4.696.433.326,00 dan pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar Rp5.208.406.763,00. Hambatan dalam pemungutan pajak reklame disebabkan oleh para wajib pajak dan minimnya petugas yang melakukan penertiban dalam pemasangan reklame sehingga kontrol dari penyelenggara reklame kurang maksimal. Jika pemungutan pajak reklame mengalami peningkatan


(57)

43

maka secara otomatis juga meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Surakarta, begitu juga sebaliknya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian dari temuan di bab sebelumnya, penulis bisa memberikan saran kepada pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta agar pada tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan penerimaan pajak reklame adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan prosedur pemungutan dengan benar sesuai peraturan

Daerah dan Undang-undang perpajakan yang berlaku untuk dapat lebih optimal lagi dalam pemungutan dan penerimaan pajak.

2. Sebaiknya target yang ditetapkan lebih optimal atau sesuai dengan perubahan jumlah periklanan yang ada.

3. Wajib pajak dapat lebih mentaati peraturan yang berlaku sehingga terjadi kerjasama yang baik antara wajib pajak, DPPKA, dan masyarakat.

4. Pihak DPPKA mengadakan sosialisasi tentang pajak reklame agar wajib pajak dapat lebih memahami prosedur dalam pemasangan dan kewajiban membayar pajaknya.


(1)

peningkatan dan perkembangan yang bagus di tahun 2011, peningkatan dilatarbelakangi karena Wajib Pajak banyak memasang reklame di lokasi-lokasi yang strategis. Sedangkan tahun 2009 adalah penerimaan pajak reklame terendah karena target yang tidak tercapai.Menurut hasil penelitian dari pihak DPPKA mengungkapkan bahwahal ini disebabkan karena sistem yang digunakan pada tahun itu yang sebagian tidak menerbitkan SKPD, selain itu banyak wajib pajak yang tidak memperpanjang masa pasang reklame, sehingga banyak yang diturunkan, ini disebabkan pula karena kurangnya tingkat kesadaran wajib pajak.

Penetapan target sesuai dengan potensi dan kondisi

Pemerintah daerah kota Surakarta mengharap perolehan Pajak Reklame dari tahun ke tahun meningkat. Besar kecilnya penerimaan Pajak Reklame tergantung juga mekanisme pemungutannya. Penerimaan Pajak Reklame dapat diketahui dengan perbandingan target terhadap realisasi penerimaan Pajak Reklame.

Dasar penetapaan target harus sesuai dengan potensi jumlah reklame yang sebenarnya ada di wilayah kota Surakarta. Jika dilihat dari analisis diatas dapat dilihat bahwa antar potensi, target, dan realisasi penerimaan pajak reklame belum cukup baik.Walaupun penerimaan pajak reklame selalu meningkat, namun realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu melebihi target yang ditetapkan oleh DPPKA.


(2)

39

Target yang ditetapkan oleh pihak DPPKA selisihnya jauh dengan potensi yang ada, sehingga adanya ketidaksesuaian antara potensi dan target yang berpengaruh pula terhadap realisasi.


(3)

BAB III TEMUAN

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, penulis menemukan adanya hal-hal dalam pemungutan pajak reklame dalam kurun waktu lima tahun perkembangan Pajak Reklame. Pada lima tahun terakhir yaitu tahun 2007-2011 penerimaan pajak reklame lebih besar dari target yang telah ditetapkan, tiap tahunnya juga mengalami kenaikan dalam penerimaan Pajak Reklame, kecuali penerimaan Pajak Reklame pada tahun 2009. Penerimaan Pajak Reklame tidak dapat melebihi target yang ditetapkan sebesar Rp4.500.000.000,00 dan penerimaannya sebesar Rp3.850.377.341,00. Peningkatan dan penurunan yang terjadi dapat disebabkan karena adanya kelebihan dan kekurangan pada Pihak DPPKA. Adapun kelebihan dan kelemahannya adalah sebagai berikut :

A. Kelebihan

Hal positif yang dapat ditemukan adalah Pihak DPPKA memberikan pelayanan yang lebih sebagai upaya memberikan kenyamanan bagi para Wajib Pajak yang diharapkan akan meningkatkan jumlah wajib pajak dan memiliki prosedur yang cukup mudah dalam pemungutan pajak reklame, pemberitahuan tentang besarnya pajak reklame yang terutang kepada wajib pajak hanya dengan jangka waktu kurang dari 1 minggu sehingga wajib pajak dapat segera melakukan kewajiban perpajakannya, mengenai masalah perijinan yang sudah melebihi waktu ijin pasang atau sudah kadaluwarsa


(4)

41

apabila tidak segera dimintakan perpanjangan ijin oleh pemiliknya tetapi masih dipasang maka ijin tersebut akan dicabut dan reklame yang masih dipasang akan dihentikan dan dibongkar, berdasarkan target yang telah ditetapkan oleh Pihak DPPKA realisasi penerimaan pajak reklamenya sebagian besar sudah melampaui target penerimaan yang telah ditetapkan.

B. Kelemahan

Selain itu kelemahan yang dapat ditemukan antara lain Pihak DPPKA kurang memperhatikan reklame lainnya seperti reklame selebaran yang banyak digunakan oleh wajib pajak sebagai alat promosi produk atau usaha mereka yang kemungkinan banyak terjadi pelanggaran di dalamnya, kurangnya sosialisasi dari pihak DPPKA tentang pajak reklame sehingga masih adanya wajib pajak yang mendirikan reklame tanpa melakukaan perijinan dan pelunasan pajak terlebih dahulu, Wajib Pajak kurang mengetahui prosedur pemungutan Pajak Reklame sehingga masih banyak Wajib Pajak yang melanggar, selain itu kesadaran Wajib Pajak dalam membayar pajak juga masih rendah, Sarana dan prasarana saat ini masih kurang memadai sehingga pelaksanaan pengawasannya sedikit terhambat, dalam menetapkan potensi dan target penerimaan pajak reklame masih kurang maksimal, hal ini ditunjukkan dengan penetapan potensi dan target yang setiap tahunnya hanya didapat dari perbandingan realisasi pajak tahun sebelumnya dengan target pajak tahun sebelumnya.


(5)

BAB IV PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan análisis dan pembahasan yang penulis lakukan, maka penulis dapat menyampaikan kesimpulan yang berkenaan dengan análisis potensi dan realisasi penerimaan pajak reklame terhadap pendapatan asli daerah kota Surakarta belum cukup baik, ini dapat dilihat dari realisasi penerimaan pajak reklame tidak selalu melebihi target yang ditetapkan oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta walaupun penerimaan pajak reklamenya selalu meningkat pada setiap tahunnya. Pada tahun 2007 realisasi penerimaan Pajak Reklame sebesar Rp3.441.757.063,00 pada tahun 2008 meningkat menjadi sebesar Rp3.527.909.910,00 sedangkan pada tahun 2009 realisasi penerimaan pajak reklamenya Rp3.850.377.340,00 tetapi tidak melebihi target yang telah ditetapkan yaitu Rp4.500.000.000,00. Pada tahun 2010 mengalami kenaikan yaitu Rp4.696.433.326,00 dan pada tahun 2011 juga mengalami peningkatan kembali yaitu sebesar Rp5.208.406.763,00. Hambatan dalam pemungutan pajak reklame disebabkan oleh para wajib pajak dan minimnya petugas yang melakukan penertiban dalam pemasangan reklame sehingga kontrol dari penyelenggara reklame kurang maksimal. Jika pemungutan pajak reklame mengalami peningkatan


(6)

43

maka secara otomatis juga meningkatkan pendapatan asli daerah Kota Surakarta, begitu juga sebaliknya.

B. Rekomendasi

Berdasarkan uraian dari temuan di bab sebelumnya, penulis bisa memberikan saran kepada pihak Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset kota Surakarta agar pada tahun-tahun mendatang dapat meningkatkan penerimaan pajak reklame adalah sebagai berikut:

1. Melaksanakan prosedur pemungutan dengan benar sesuai peraturan Daerah dan Undang-undang perpajakan yang berlaku untuk dapat lebih optimal lagi dalam pemungutan dan penerimaan pajak.

2. Sebaiknya target yang ditetapkan lebih optimal atau sesuai dengan perubahan jumlah periklanan yang ada.

3. Wajib pajak dapat lebih mentaati peraturan yang berlaku sehingga terjadi kerjasama yang baik antara wajib pajak, DPPKA, dan masyarakat.

4. Pihak DPPKA mengadakan sosialisasi tentang pajak reklame agar wajib pajak dapat lebih memahami prosedur dalam pemasangan dan kewajiban membayar pajaknya.