5. Serat Lampahing Urip
Yaitu berisi tentang perjalanan hidup manusia berupa ajaran; mencari
hari baik
untuk mendirikan
rumah, bertanam,
melangsungkan ”brokahan” dan lain-lain.
B. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir adalah logika berfikir dari penulis mengenai obyek yang dikaji. Logika-logika penulis inilah yang menjadikan obyek yang dikaji
penulis menjadi runtut dan jelas asal muasalnya. Logika berfikir penulis berawal dari adanya tindak pidana pencurian di
masyarakat Suku Samin desa Klopoduwur adanya tindak pidana tersebut harus diselesaikan secara formal pengadilan yaitu diselesaikan di pengadilan oleh
penegak hukum polisi, jaksa, hakim atau, diselesaikan secara informal kekeluargaan yaitu diselesaikan oleh para tokoh-tokoh masyarakat suku
Samin sendiri. Adapun kerangka pikir dalam skripsi ini adalah sebagai berikut:
Terjadi Tindak Pidana Pencurian Masyarakat Suku Samin Desa Klopo Dhuwur
Kecamatan Banjarejo Kabupaten Blora
Formal Pengadilan Informal
Kekeluargaan
Polisi, Hakim, Jaksa
KUHP KUHAP
Tokoh-tokoh Masyarakat
Adat-istiadat Penyelesaian Tindak
Pidana Pencurian Harmoni
Masyarakat Samin
40
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah ”suatu cara atau langkah yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya” Arikunto, 1997:151. Dengan
kata lain metode penelitian dapat diartikan sebagai ilmu pengetahuan yang membahas tentang cara yang digunakan untuk mengadakan suatu penelitian.
A. Metode Pendekatan
Karena fokus utama dalam penelitian ini mengkaji penyelesaian terhadap tindak pidana pencurian, maka metode pendekatan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah yuridis sosiologis, yaitu ”suatu penelitian yang menekankan pada hukum, disamping itu juga berusaha menelaah kaidah-kaidah
hukum yang berlaku dalam masyarakat”. Di dalam pendekatan penelitian secara ilmiah, dituntut untuk dilakukan cara-cara atau langkah-langkah tertentu
dengan tata urutan yang tertentu pula sehingga tercapai pengetahuan yang benar atau logis. Cara ilmiah tersebut merupakan syarat mutlak untuk
timbulnya ilmu, yang dapat diterima oleh akal dengan berpikir ilmiah. Untuk dapat berpikir ilmiah ini maka akan dilalui dengan tiga tahap meliputi :
1. skeptik, yaitu upaya untuk selalu menanyakan bukti-bukti atau fakta-fakta
terhadap setiap pernyataan. 2.
analitik, yaitu kegiatan untuk selalu menimbang-nimbang setiap permasalahan yang dihadapinya, mana yang relevan, mana yang menjadi
masalah utama dan sebagainya.