47 Penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilakukan
sebagai strategi pemecahan masalah dengan memanfaatkan tindakan nyata, kemudian melakukan refleksi terhadap hasil tindakan. Hasil refleksi tersebut
dijadikan sebagai langkah pemilihan tindakan berikutnya sesuai dengan permasalahan yang dihadapi. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas
dapat juga dinyatakan sebagai refleksi terhadap permasalahan, kemudian mencari pemecahan masalah dengan melakukan tindakan nyata yang
diperhitungkan dapat memecahkan masalah tersebut. Persoalan pembelajaran di sekolah sangat banyak dan bervariasi,
penelitian tindakan kelas berorientasi melakukan perbaikan-perbaikan permasalahan yang muncul dilapangan. Menurut Suharsimi Arikunto 2006:
60 tujuan dari penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelas. Perbaikan dan peningkatan
pembelajaran menjadi kata kunci dalam penelitian tindakan kelas. Manfaat dari penelitian ini langsung dapat dirasakan oleh pelaku di dunia pendidikan.
B. Desain Penelitian
Model PTK yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis Mc.Taggart. Model penelitian ini menggabungkan dua komponen
yaitu komponen acting tindakan dan observing pengamatan menjadi satu
kesatuan. Hal ini dijelaskan oleh Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama 2010: 20, bahwa penggabungan dua komponen ini karena proses tindakan
dan pengamatan merupakan suatu kesatuan yang tidak bisa dilepaskan. Jadi ketika melakukan suatu tindakan, disaat itu pula peneliti melakukan
pengamatan.
48 Gambar 2. Siklus PTK menurut Kemmis Taggart Wijaya Kusumah dan
Dedi Dwitagama 2010, hal.20 Siklus penelitian ini tergantung pada ketercapaian tujuan penelitian,
apabila tujuan penelitian telah tercapai maka siklus selanjutnya tidak dilakukan. Setiap siklus akan terdiri dari 4 tahap:
1. Planning perencanaan
a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP, skenario proses pembelajaran, mempersiapkan materi yang akan disampaikan
menggunakan media pembelajaran audio visual. b. Menyusun instrumen sebagai pengumpul data, berupa lembar
observasi yang akan digunakan dalam penelitian, alat evaluasi yang berupa soal, dan angket sebagai menilai motivasi belajar siswa selama
kegiatan belajar mengajar. 2.
Acting tindakan a. Membuka pelajaran
b. Melakukan presensi siswa
49 c. Memberikan media pembelajaran audio visual yang dipadukan dengan
ceramah, diskusi antar siswa dan tanya jawab atau jawab pertanyaan secara lisan
d. Memperjelas materi apa saja yang telah didapatkan e. Memberikan dan mengumpulkan angket motivasi belajar
f. Memberikan test untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pelajaran yang telah diberikan
g. Menutup pelajaran 3.
Observasing pengamatan Pada tahap ini pengamat melakukan pengamatan pelaksanaan
tindakan untuk mengetahui sejauh mana efek penerapan penggunaan media pembelajaran audio visual selama pelajaran berlangsung pada
siswa yang dapat dilihat dari motivasi siswa dari hasil angket yang diisi oleh siswa dan prestasi dari hasil test yang dikerjakan oleh siswa, hasil
pelaksanaan tindakan kelas yang meliputi hasil observasi, angket, dan test dianalisis yang hasilnya akan digunakan sebagai acuan untuk
melaksanakan perbaikan pada siklus selanjutnya. 4.
Reflecting refleksi Kegiatan refleksi ini merupakan kegiatan mengulas secara kritis
perubahan yang terjadi pada siswa, suasana di kelas dan guru. Dalam tahap ini, dianalisis kendala-kendala yang dihadapi dalam pembelajaran
yang kemudian ditentukan langkah-langkah perbaikan untuk siklus selanjutnya dianalisis,sehingga dapat diketahui apabila ada peningkatan
motivasi dan prestasi belajar siswa saat siklus I. Jika tidak ada
50 peningkatan maka diadakan siklus II dengan perbaikan kualitas
pembelajaran sehingga dapat tercapai tujuan pembelajaran yang ditandai dengan peningkatan gerak belajar siswa.
C. Tempat dan Waktu Penelitian