32
Gambar 4.4. Grafik perubahan V
OUT
terhadap �T.
Hasil pengujian pada Gambar 4.4 menunjukkan bahwa tegangan keluaran V
OUT
yang dihasilkan oleh TEG bertambah besar seiring dengan bertambahnya gradien temperatur
�T antara kedua permukaan. Pertambahan V
OUT
yang terjadi mendekati linear jika dilihat dari grafik di atas. Semakin tinggi
�T yang dihasilkan, maka V
OUT
akan semakin besar.
4.3. Pengujian Buck- Boost Converter
Pengujian yang dilakukan terhadap modul buck-boost converter dengan IC LM2577-Adj yang dilakukan adalah dengan mengukur tegangan masukan V
IN
dan tegangan keluaran V
OUT
yang dihasilkan oleh modul ini serta besarnya arus keluaran I
OUT
yang mengalir seperti ditunjukkan Gambar 4.5, 4.6 dan 4.7. Modul buck-boost converter ini diuji dengan memberikan tegangan masukan menggunakan power supply
laboratorium merek GW tipe GPS-3030D. Sesuai datasheet, IC ini akan bekerja jika terdapat tegangan masukan minimal V
INmin
sebesar 3,5V. Akan tetapi pada realisasinya, saat terdapat masukan sebesar 2,86V IC ini sudah mampu bekerja menaikkan tegangan
keluaran menjadi sebesar 4,73V.
3,9 4,8
5,2 5,9
7,65 7,9
1 2
3 4
5 6
7 8
9
9,1 11,4
13,3 14,7
16,3 21,6
V
OUT
V
�
T
°
C
33
Gambar 4.5. Rangkaian pengujian I
OUT
buck-boost converter.
Gambar 4.5 menunjukkan rangkaian pengujian arus keluaran I
OUT
dari modul buck- boost converter yang akan mengisi baterai lithium polymer. Besarnya nilai R
L
yang digunakan adalah 100Ω. Sedangkan Gambar 4.6 menunjukkan rangkaian pengujian
tegangan keluaran V
OUT
modul buck-boost converter.
Gambar 4.6. Rangkaian pengujian V
OUT
buck-boost converter.
Gambar 4.7. Pengujian modul buck-boost converter.
34
Gambar 4.7 menunjukkan bahwa saat terdapat V
IN
dari power supply sebesar 3V, V
OUT
dari buck-boost converter terukur sebesar 4,371V. Dengan menguji besarnya P
IN
dan P
OUT
, dapat dihitung besarnya efisiensi dari modul buck-boost converter ini. � =
�
× 4.2
Dimana P
OUT
dan P
IN
diperoleh dengan persamaan: �
= × �
4.3 �
= × � 4.4
Gambar 4.8. Grafik efisiensi modul buck-boost converter terhadap tegangan masukan V
IN .
Hasil pengujian pada Gambar 4.8 menunjukkan bahwa saat tegangan masukan V
IN
sebesar 2,86V, modul sudah mampu bekerja dengan memberikan tegangan keluaran V
OUT
sebesar 4,73V atau modul bekerja sebagai boost converter. Saat tegangan masukan V
IN
sebesar 5,26V yaitu lebih besar daripada tegangan keluaran V
OUT
, modul akan bekerja sebagai buck converter. Dengan demikian jangkauan tegangan keluaran TEG Gambar 4.4
dapat digunakan untuk memberi masukan rangkaian Buck-Boost Converter agar menghasilkan tegangan keluaran stabil di sekitar 4,73V.
Efisiensi rata- rata dari modul buck-boost converter yang digunakan yaitu sebesar 66,23 .
87,58 64
69,13 62,15
61 61,13
58,79
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
1,005 2,013
2,869 3,922
4,63 4,803
5,266 5,91
7,95
ef is
iens i
V
IN
V
35
4.4. Pengujian Penyimpanan Energi pada Baterai