67
Sangkal
merupakan perwujudan dari kepercayaan masyarakat Sumenep sebagai sarana dalam melakukan ibadah yaitu agama Islam.
2. Nilai Hubungan Manusia dengan Manusia
Menurut kahmad dalam tulisan sosiologi agama menjelaskan bahwa sebagai makhluk sosial, manusia dianjurkan untuk selalu menjaga
hubungan baik antar sesama, karena pada dasarnya manusia tidak dapat menjalani hidup sendiri atau secara individual. Hubungan manusia dengan
manusia dapat dikatakan sebagai bentuk interaksi sosial, yang dalam menjalankan
kehidupan bermasyarakat
diperlukan sikap
saling mneghormati, menghargai, serta kepedulian antara satu dengan yang lain.
Bentuk interaksi sosial yang terdapat dalam tari
Muwang Sangkal
dapat dilihat dari:
a. Ragam Gerak
Aleles-Ngaot Penjhung
kanan dan kiri
Gerak
aleles-ngaot penjhung
merupakan gerak pembuka dalam tari
Muwang Sangkal
. Bapak Taufikurrahman mengungkapkan bahwa gerak
aleles ngaot penjhung
merupakan penggambaran penari memberi hormat kepada tamu, sebagai tanda salam peyambutan kepada tamu atau
penonton. Berdasarkan penjelasan di atas, ragam gerak
aleles-ngaotpenjhung
merupakan ragam gerak sembah pada tari
Muwang Sangkal
. Bentuk gerak sembah pada tari ini tidaklah sama dengan tari lain. Sebagai tari
penyambutan, gerak sembah dalam tari
Muwang Sangkal
merupakan
68 bentuk interaksi sosial antara penari dan penonton atau tamu yang
ditunjukkan melalui sikap penghormatan, kesopanan, dan kewibawaan sebagaimana penggambaran perilaku masyarakat Keraton Sumenep.
Bentuk penghormatan tersebut merupakan implemantasi dari ajaran Islam yang mengajarkan selain menjaga hubungan dengan Allah SWT
Habblum minallah
manusia juga diajarkan berinteraksi dengan sesama manusia
Habblum minannas
. Di dalam Islam dijelaskan bahwa mnusia diciptakan allah sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling berhubungan dan
saling membutuhkan. Sama halnya dengan ragam gerak
aleles ngaot penjhung
yang merupakan penggambaran penghormatan dan saling menghargai serta bentuk interaksi antara penari dan penonton.
b. Ragam Gerak
Muwang Beres
Gerak
muwang beres
merupakan gerak membuang beras kuning. Dalam ragam gerak ini penari membentuk pola lantai melingkar dengan
membuang beras kesisi dalam tiga kali dan ke luar tiga kali Wawancara dengan Bapak Taufikurrahman 16-03-2016.
Berdasarkan ragam gerak tari ini diajarkan bahwa adanya keseimbangan menjaga hubungan manusia dengan Tuhan dan juga antara
manusia dengan manusia. Selain itu, dari ragam
muwang beres
merupakan bentuk saling mendoakan antar manusia. Bentuk interaksi sosial yang
diterjemahkan dalam ragam gerak tari ini adalah sikap toleransi. Sikap toleransi diwujudkan sebagai makhluk sosial yang harus menghargai
69 sesama makhluk ciptaan Tuhan. Menurut agama dan keyakinan sikap
toleransi diharapkan dapat terbina kehidupan yang rukun, tertib dan damai dengan saling menghargai keyakinan agama masing-masing. Dalam hal ini
dapat diartikan sebagai bentuk saling mendoakan antar umat agama sebagai bentuk saling menghargai antara penari dan penonton agar
terciptanya keutuhan dalam interaksi sosial.
3. Nilai Hubungan Manusia dengan Alam