Manfaat Enzim pada Ransum

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manfaat Enzim pada Ransum

Mierop dan Ghesquire l998 menyatakan bahwa penambahan enzim dalam ransum dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum, karena enzim mempunyai peranan penting dalam proses pencernaan bahan pakan yang tidak tercerna sebelumnya. Penambahan enzim kompleks protease, cellulase, dan hemicellulase ternyata dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi penggunaan ransum Selle et al., 2003. Simbaya et al . 2003 menyatakan bahwa suplementasi enzim phytase, carbohidrase , dan protease dalam ransum ternyata dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum. Dilaporkan juga bahwa kecernaan zat-zat makanan meningkat dengan adanya suplementasi ketiga enzim tersebut. Hasil penelitian Peng et al . 2003 melaporkan bahwa penambahan enzim xylanase yang dikombinasikan dengan phytase dalam ransum ternyata dapat meningkatkan pertambahan berat badan dan efisiensi penggunaan ransum pada ayam dan dapat meningkatkan energi metabolis. Hasil penelitian pada babi yang dilakukan oleh Park et al . 2003 mendapatkan bahwa penambahan 0,10 enzim xylanase ke dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan penampilan ayam, meningkatkan efisiensi penggunaan ransum, dan meningkatkan kecernaan nutrien. Hal yang sama dilaporkan juga oleh Shim et al . 2003 bahwa suplementasi 0,10 enzim phytase dan 0,10 enzim carbohydrase dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan efisiensi penggunaan ransum yang disebabkan karena meningkatknya kecernaan zat-zat makanan, energi termetabolis, energi tercerna, kecernaan protein, ekstrak eter, mineral Ca, dan meningkatnya kecernaan mineral fosfor P. Xuan et al. 2001 melaporkan bahwa pemberian 0,10 - 0,30 enzym kompleks dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan kecernaan fosfor, pertumbuhan dan efisiensi penggunaan ransum. Dilaporkan juga bahwa enzim kompleks merupakan gabungan beberapa enzim seperti alfa-amilase, xilanase, beta-glukonase, protease, lipase, dan phytase . Dilaporkan juga oleh Lim et al. 2001 bahwa suplementasi enzim phytase ke dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan kecernaan bahan kering, lemak kasar, P, Zn, Mg, dan Cu, serta dapat meningkatkan retensi nitrogen, mineral Ca, P, Mg, dan Zn. Sebastian et al. 1996 melaporkan bah wa suplementasi “ phytase microbial ” ke dalam ransum secara nyata dapat meningkatkan konsumsi ransum, pertambahan berat badan, dan efisiensi penggunaan ransum. 2.2 Dedak Padi Dedak padi merupakan bahan pakan yang paling banyak digunakan di dalam penyusunan ransum. Dedak padi merupakan limbah proses pengolahan gabah dan tidak dikonsumsi oleh manusia. Kelemahan utama dedak padi adalah kandungan serat kasarnya yang cukup tinggi, yaitu 13,0. Inilah yang merupakan faktor pembatas penggunaannya di dalam penyusunan ransum. Namun demikian dilihat dari kandungan proteinnya yang berkisar antara 12-13,5 menjadikan bahan pakan ini sangat diperhitungkan di dalam penyusunan ransum unggas. Dedak padi mengandung energi termetabolis berkisar antara 1640-1890 kkalkg. Tabel 1. Tingkat penggunaan dedak padi pada ternak unggas Jenis unggas Level Penggunaan Starter Grower FiniserLayer Ayam ras petelur 0 - 15 – 20 0 - 20 Broiler 5 - 20 5 – 20 5 - 20 Kalkun 5 - 8 10 – 20 10 - 25 Itik 5 - 10 5 – 15 5 - 25 Entog 5 - 10 10 – 25 10 - 30 Sumber Rasyaf 2002 Dedak padi merupakan selaput antara beras dengan sekam padi dengan berat lebih kurang 8,50 dari berat padi. Dedak dihasilkan dari penggilingan padi menjadi beras. Tabel 2. Komposisi kimia berbagai jenis dedak padi Komponen Dedak Kasar Dedak Halus Bekatul Pabrik Kampung Air 10,50 10,90 11,70 12,55 Protein Kasar 6,10 13,60 10,10 10,80 Lemak Kasar 2,30 6,20 4,90 2,90 Serat kasar 26,80 8,00 15,30 4,90 Nitrogen - 50,80 48,10 61,30 Abu 15,50 8,50 9.90 7,55 Sumber Rasyaf 2002 Dedak dapat dihasilkan dari penyosohan beras pecah kulit menjadi beras, termasuk di dalamnya lapisan kutikula dan sebagian kecil lembaga. Penggunaan dedak padi dalam ransum unggas ada batasannya, yaitu 0-15 untuk ayam petelur fase starter; 0-20 untuk ayam petelur fase grower; dan 0-20 ayam petelur fase layer. Untuk ayam broiler berkisar antara 5-20, dan tidak lebih dari 20 karena akan dapat menurunkan produktivitas ayam. Kelemahan lain pada dedak padi adalah kandungan asam aminonya rendah, demikian juga halnya dengan vitamin dan mineral. Kandungan protein dedak padi umumnya disebut oryzem , dan protein ini memiliki nilai gizi yang tinggi karena banyak mengandung asam amino essesnsial. Dedak padi mengandung minyak sekitar 10-30, dan asam lemak tidak jenuh yang cukup tinggi, yaitu berkisar antara 75-80. Kandungan karbohidrat pada dedak pada dapat mencapai 40-49 dan sebagian besar dalam bentuk pati Rasyaf, 2004.

III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN