12 c. Bahan hukum tersier : bahan yang memberikan petunjuk maupun
penjelasan tambahan terhadap bahan hukum primer dan sekunder yang terdapat dalam penelitian yaitu :
18
1. Kamus Bahasa Indonesia 2. Kamus Hukum
3. Kamus Ilmiah Populer
3. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
Teknik pengumpulan bahan hukum yang dilakukan adalah dengan cara menggali kerangka normatif menggunakan buku-buku yang membahas
Penanggulangan HIV dan AIDS. a. Bahan Hukum Primer didapat dengan cara :
Mempelajari ketentuan-ketentuan mengenai penanggulangan HIV dan AIDS.
b. Bahan Hukum Sekunder didapat dengan cara : 1. Mengutip penjelasan dan peraturan perundang-undangan yang
berkaitan 2. Menelusuni pendapat para ahli hukum dan para ahli yang berkompeten
dalam penelitian penulis yang ada di buku-buku pustaka. 3. Melakukan akses di internet atau tulisan artikel yang berkaitan.
4. Metode Analisis Bahan Hukum
Berbagai informasi dan bahan yang diperoleh kemudian akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis isi content analysis,
19
artinya penelitian ml ingin menganalisis secara yuridis substansi peraturan Perundang-Undangan Perda No. I Tahun 2008 Kabupaten Badung Tentang
Penanggulangan HIV dan AIDS.
18
Ibid, h. 56
19
Valerina JL Kriekhoff, Analisis Kontent Dalam Penelitian Hukum : Suatu Telaah Awal, Era Hukum No.6 Tahun 2002.h 27
13
BAD IV PEMBAHASAN
A. Peratnran Daerah Kabupaten Badung No. 1 Tahun 2008 tentang Penanggulangan HIV dan AIDS belum memenuhi kriteria dari
PerMenKes No 21 Tahun 2013 tentang Penanggnlangan AIDS
Penyakit HIVAIDS di negara berkembang termasuk di Indonesia sangat sulit untuk dikontrol penyebarannya. AIDS Acquired Immune
Deficiency Syndrome adalah penyakit yang membuat tubuh sulit untuk melawan penyakit menular. HIV Human Immunodeficiency Virus
menyebabkan AIDS dengan menginfeksi dan merusak bagian dan pertahanan tubuh limfosit yang merupakan jenis sel darah putih dalam sistem kekebalan
tubuh berfungsi untuk melawan infeksi. Penyakit HIVAIDS dapat ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh seseorang
yang terinfeksi virus. Sektor pariwisata memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian suatu negara. Selain itu, jumlah kunjungan
wisatawan di daerah pariwisata juga dapat dikatakan memiliki suatu keterkaitan dengan pergerakan penyebaran penyakit HIV AIDS.
Dibeberapa kota besar pencegahan dan pengobatan dalam penanggulangan HIVAIDS pada umumnya masih jauh dari harapan
penanggulangan HIVAIDS, sehingga berdampak pada meningkatnya orang terinfeksi dari tahun ke tahun. Sedangkan kasus HIVAIDS di Indonesia
sudah lebih dari dua dekade akan tetapi jumlah orang terinfeksinya terus meningkat. Kondisi tersebut disebabkan pencegahan dan perawatan di
Indonesia belum terintegrasi dengan baik, sebagai contoh belum meratanya kapasitas
lembaga-lembaga swadaya
masyarakat dalam melakukan
pencegahan dan belum terciptanya layanan yang kompherensif dan terintegrasi IMS,VCT,CD4, ARV.
20
20
Perlindungan Hukum
Bagi Penderita
HIV AIDS
dan Tenaga
Kesehatan www.scribd.comdoc46156309PERLINDUNGAN-HUKUM.