KAJIAN PUSTAKA Cybercommunity dan Aplikasi dalam Meningkatkan Ptensi Sumber Daya Manusia.

3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1.Kajian Pustaka Kajian pustaka yang dimaksud dalam bab ini adalah penelaahan terhadap bahan bacaan yang secara khusus berkaitan dengan objek yang sedang diteliti dan juga bisa telah dilakukan oleh orang lain atau peneliti sendiri. Kajian pustaka yang dimaksud dapat berupa hasil penelitian, jurnal ilmiah baik dalam maupun luar negeri. Perkembangan teknologi dan komunikasi sekarang ini mempunyai peranan yang sangat kompleks, salah satunya adalah sebagai alat bantu manusia untuk menyelesaikan suatu aktivitas dan pekerjaan sehari-hari. Tugas masyarakat yang begitu banyak dan serba cepat membutuhkan alat bantu teknologi informasi yang cepat dan pintar Sutarman, 2009:58-59. Informasi adalah suatu rekaman fenomena dunia kepustakaan yang diamati, atau bisa berupa putusan-putusan yang dibuat oleh seseorang Estabrook dalam Yusup,2009:11. Adapun fungsi informasi sangat beragam jenis dan tingkatan dan bentuknya. Mulai dari lingkungan terkecil keluarga, sekolah, lembaga pendidikan, pemerintah dan masyarakat umum memerlukan informasi yang diperlukan untuk kepentingan pribadi, edukatif, pemasaran, rekreatif dan riset ataupun yang lainnya. Semua membutuhkan informasi dan sekarang sudah jamanya teknologi informasi yang sangat penting untuk didapat dan mudah diakses Yusup,2009,16 Masyarakat global, sebuah dunia yang sangat transparan terhadap perkembangan informasi, transportasi yang sangat cepat dan begitu berpengaruh terhadap peradaban umat manusia. Budaya-budaya yang sama, industry bersama, dan lainnya Bungin, 2006:16. Jurnal of Applied Social Psycology , onlinelibrary.wiley.com 2002 2012. Peneliti Norther Illinois University’s College of Business,USA menyebutkan bahwa pengguna cybercommunity di akun facebook menggunakan komunitas ini untuk mendapatkan informasi pekerjaan. Tim peneliti mengganggap bahwa penilaian terhadap akun Facebook calon karyawan lebih baik dibandingkan dengan test IQ dan kepribadian yang selama ini dilakukan . Terutama untuk menilai kinerja karyawan untuk jangka panjang. Penelitian yang diketuai oleh Don Kluemper melakukan studi dengan dua pendekatan. Namun dengan dengan pertanyaan evaluasi yang sama. Cara pertama para calon pekerja 4 mengisi pertanyaan sebagai test kepribadian seperti biasanya dilakukan oleh perusahaan pada umumnya. Cara kedua peneliti mengajukan daftar pertanyaan yang sama kepada tim penilai yang akan mengevaluasi calon karyawan berdasarkan halaman profil Facebook mereka. Untuk penelitian ini baik calon karyawan dan tim peneliti menggunakan daftar pertanyaan kuesioner kepribadian yang biasa digunakan oleh perusahan untuk mengukur lima cirri-ciri kunci dari karyawan dan calon karyawan yaitu conscientiousness, agreeableness, extraversion, emotional stability dan openness. Dalam lima sampai sepuluh menit, penilai bisa melihat apa saja yang diposting di Wall Facebook subjek calon pekerja, memperhatikan jumlah teman yang mereka miliki, meneliti foto mereka untuk melihat bagaimana kehidupan sosial mereka kemudian menilai selera mereka terhadap buku dan musik. Para peneliti kemudian menghitung nilai kepribadian subjek, yang didasarkan pada responjawaban dari calon pekerja dan yang kedua berdasarkan dari respon dari penilai. Tim menemukan bahwa penilai Facebook memiliki pegangan yang cukup bagus pada lima aspek. Hasil penelitian ini kemudian dibuktikan dengann evaluasi lebih lanjut dimana subjek atau calon karyawan dipekerjakan. Dalam enam bulan berikutnya, peneliti meminta pengawas mereka melakukan evaluasi kinerja. Hasilnya cukup menyejutkan, skor untuk nilai kepribadian lebih akurat atau sama dengan apa yang dinilai oleh tim penilai akun Facebook subjek. Peneliti memandang perlu bagaimana penggunaan cybercommunity dalam penerapan e-learning dalam lingkungan kampus universitas Udayana. Peneliti dari Cornell University , New York, USA yang dipublikasi dalam News Cornell. Edu, 2011. Studi yang dilakukan adalah yang pertama kali untuk menunjukkan manfaat psikologis dari pemanfaatan facebook . Hasil studi ini mengungkapkan bahwa pengguna Facebook dapat merasakan dorongan terhadap diri mereka hanya dengan melihat wall Facebook mereka. Peneliti Jeffrey Hancock mengatakan hasil yang mungkin memiliki efek langsung terhadap peningkatan harga diri atau lebih percaya diri, ketika pengguna Facebook memasang gambar terbaik mereka dan mengungkapkan tentang diri mereka sendiri, sementar teman dan keluarga akan memberikan umpan balik secara positif . Semua ini memberikan kontribusi yang positif terhadap peningkatan harga diri dan lebih percaya diri. 5 Lain halnya dengan peneliti akan meneliti bagaimana penggunaan e-learning dalam meningkatkan potensi sumber daya manusia dan difokuskan di lingkungan Universitas Udayana. 2.2.Kerangka Konsep 2.2.1 Cybercommunity Cybercommunity adalah masyarakat yang berinteraksi dalam satu anggota kelompok satu dengan yang lainnya dengan menggunakan jaringan internet. Kelompok yang menempati sebuah wilayah dengan saling berkomunikasi dan berbagi berbagai macam informasi, sosial, politik dan budaya. Sebagai ciptaan manusia, masyarakat maya menggunakan seluruh metode kehidupan masyarakat nyata sebagai model yang dikembangkan di dalam segi-segi kehidupan maya. Membangun interaksi kelompok, stratifikasi sosial, membangun kebudayaan, pranata sosial, membangun kekuasaan, wewenang dan kepemimpinan, kontrol sosial dan juga kejahatan Bungin, 2006: 165. Kebudayaan yang tercipta dalam masyarakat maya adalah budaya pencitraan dan makna yang dipertukarkan setiap saat dalam ruang interaksi simbolis. Budaya ini sangat subjektif atau lebih objektif bila disebut intersubjektif yang sangat didominasi oleh creator dan imajineter yang selalu mencurahkan kepada tiga hal: Pertama, kelompok yang senantiasa bekerja untuk menciptakan mesin-mesin teknologi informasi yang lebih canggih dan realistis. Kedua, kelompok yang setiap saat menggunakan mesin-mesin untuk menciptakan karya- karya imajinasi yang menakjubkan dlam dunia hiper-realitas, dan ketiga, masyarakat dan karya-karya imajinasi sebagai bagian dari kehidupannya sehingga semua itu menciptakan masyarakat culture universal .

2.2.2 Aplikasi

Cyber dalam kehidupan masyarakat Definisi dari penggunaan cyber space adalah e-learning , Tinio dalam Maulana dan Gumelar, 2013:141 e- learning meliputi pembelajaran pada semua tingkatan formal maupun informal yang menggunakan jaringan komputer. 6 Kehidupan masyarakat dalam dunia internet diaplikasikan juga dalam membangun pemerintahan maya dengan menggunakan konsep e-office, e-conference, e-mail, e-fax, e-file dan lainnya. Kemampuan teknologi internet membangun fasilitas maya lain yakni dengan memberikan perintah melalui fasilitas jaringan yang ada. Dalam hubungan ke luar negeri dengan konsep e-goverment atau yang lainnya membuat mereka berhemat biaya. Sistem controlling, penjenjangan karier, pelaporan, pengarsipan dan aktivitas government telah dilakukan di berbagai kantor dan pemerintah lainnya di berbagai negara. Konsep “e” yang sedang dikembangkan di Indonesia mencakup konsep-konsep, government to government G to G, atau goverment to bunisess G to B, government to community G to C , Business to Business B to B, maupun government to business to community G to B to C. Konsep-konsep tersebut memungkinkan terjadi komunikasi dua arah ataupun tiga arah. Dengan cara ini akan terjadi transparansi, efisiensi dan pengawasan di antara pelaksana pemerintahan dengan baik. Dalam masyarakat luas juga penggunaan e -learning, e-jurnal, e-market, e-advertising, e-office dan lainnya.

2.2.3. Potensi Sumber Daya Manusia

Potensi dan kekuatan pada dasarnya dimiliki oleh setiap manusia. Manusia cenderung tidak menyadari akan potensi dalam dirinya sendiri padahal potensi setiap orang sangat menunjang kesuksesan hidupnya. Menurut Gomez, 2003: 2 Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, keterampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Manusia adalah satu-satunya sumberdaya yang memiliki rasio, rasa dan karsa. Manusia mampu memciptakan kebudayaan atas hasil interaksi dalam suatu masyarakat baik dalam dunia nyata ataupun dalam dunia cyber. Komunikasi dan interaksi yang ada dalam dunia cyber sangat memungkinkan untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tanpa harus datang ke tempat ataupun membaca buku secara fisik. Kemampuan sumber daya manusia harus juga memiliki kemampuan untuk 7 berkomunikasi secara efektif dan efisien sehingga terjadi kesamaan makna didalamnya. Untuk mencapai kesamaan makna maka diperlukan modal dasar kemampuan dalam berkomunikasi. Kemampuan seseorang dalam berkomunikasi dapat dilihat dari bagaimana seseorang berinteraksi dengan menggunakan bahasa yang santun, memiliki gaya dan kepribadian yang menarik, berfikir positif, berusaha untuk meningkatkan kemampuan diri dan melakukan pembelajaran. Selain hal teersebut diatas untuk memperlancar komunikasi diperlukan ketulusan, kesetaraan, siap membantu dan tanggap, serta sehat jasmani dan rohani 8

BAB III METODE PENELITIAN