BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian
Perekonomian Bali dari sisi tinjauan ekonomi makro yakni dilihat melalui PDRB menurut penggunaan diketahui terdiri dari komponen: pengeluaran konsumsi
rumah tangga, pengeluaran konsumsi lembaga swata nirlaba, pengeluaran konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap bruto, ekspor dan impor.
Memperhatikan komponen PDRB Bali, khusus untuk impor Bali, dibedakan menjadi dua yakni impor antar provinsi dan impor antar negara. Dalam penelitian ini
lebih ditekankan pada impor antar provinsi Bali, karena penduduk Bali memiliki kecenderungan yang meningkat dalam mengimpor produk tersebut. Kondisi ini
disebabkan oleh banyak faktor, antara lain peningkatan jumlah penduduk lokal, peningkatan jumlah wisatawan yang datang ke Bali, peningkatan pendapatan per
kapita penduduk Bali, dan sebagainya. Peningkatan pendapatan per kapita penduduk Bali diduga sebagai pemicu
terjadinya impor antar provinsi Bali, mengingat keterbukaan perekonomian Bali akhir-akhir ini ada kecenderungan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Bali
dikenal sebagai daerah pariwisata, sehingga dengan sendirinya kebutuhan akan konsumsi para wisatawan itu harus dipenuhi baik dari produk impor lokal dan tidak
dapat lepas dari produk impor ini. Kenyataan juga menunjukkan kebutuhan konsumsi penduduk Bali sebagai terbesar memang harus dipenuhi melalui produk
22
impor terutama dari daerah provinsi lain di Bali, karena produksi semacam itu ada yang tidak dihasilkan di Bali dan ada juga yang mampu dihasilkan di Bali namun
dalam jumlah yang masih kurang sesuai dengan kebutuhan penduduk. Mengetahui kondisi seperti yang diuraikan di atas maka dalam penelitian ini
peneliti tertarik untuk membahas impor antar provinsi, karena sampai saat ini tidak ada pembatasan yng dilakukan oleh pemerintah seperti Peraturan Kementerian
Perdagangan dan Perda Provinsi Bali tentang Penggunaan Buah Lokal. Demikian pula apa yang dikatakan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Disperindag Provinsi Bali Ni Wayan Kusumawathi di Denpasar, Bisnis Com, Minggu 1152014, bahwa:
Tidak ada pembatasan secara khusus misalnya untuk buah impor, tetapi mengikuti aturan yang sudah ada. Implementasinya sesuai dengan pasar dan
tidak mengesampingkan aturan yang sudah ada terkait dengan pengaturan masuknya buah impor ke Bali
Keterbukaan produk impor antar provinsi nampak terus mengalami peningkatan sampai tahun terakhir ini sesuai dengan data Biro Pusat Statistik BPS
Denpasar yang disajikan dalam analisis data berikutnya, Keterbukaan impor itu diduga banyak dipengaruhi oleh daya beli masyarakat yakni pendapatan per kapita
yang diukur melalui PDRB per kapita atas dasar harga berlaku tahun 2000. Dengan melakukan impor dari daerah di luar Bali, berarti pendapatan masyarakat ada yang
mengalir ke luar Bali, dan tentunya ini dapat kembali mempengaruhi perekonomian Bali sendiri ke depan. Untuk lebih jelas pembahasan materi di atas berikut disajikan
Gambar 1 tentang alur pemikiran penelitian ini.
Gambar 3.1: Alur Pemikiran Penelitian
KETERBUKAAN EKONOMI BALI
PASAR BEBAS PENINGKATAN IMPOR
ANTAR PROVINSI
TREND IMPOR ANTAR PROVINSI BALI
PEMBANGUNAN EKONOMI PROVINSI BALI PERTUMBUHAN EKONOMI TINGGI
PENINGKATAN: JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH WISATAWAN PENDAPATAN PERKAPITA
KECENDERUNGAN IMPOR ANTAR
PROVINSI BALI DAN PEREKONOMIAN BALI
ELASTISTAS IMPOR TERHADAP
PENDAPATAN
ALIRAN PENDAPATAN PENDUDUK KE LUAR BALI
KEBERLANJUTAN PERTUMBUHAN EKONOMI BALI
3.2. Kerangka Konsep Penelitian