5. Control
Merupakan tahap peningkatan kualitas dengan memastikan level baru kinerja dalam kondisi standar dan terjaga nilai-nilai
peningkatannya yang kemudian didokumentasikan dan disebarluaskan yang berguna sebagai langkah perbaikan untuk
kinerja proses berikutnya.
3.5.2. Uji Hipotesis Jumlah Produksi terhadap Produk Cacat Pada Jenis
Benang Rayon 301
1. Analisis Regresi Linier
Digunakan untuk menganalisis pengaruh jumlah produksi terhadap jumlah produk. Persamaan regresi linier adalah sebagai
berikut: Y = a + bX
Keterangan Y
= Produk Cacat a =
Konstanta b
= Koefisien variabel jumlah produksi X =
Jumlah Produksi
Gujarati, 1995: 91 2.
Analisis uji t Analisis ini digunakan untuk mengetahui signifikan atau
tidaknya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen. Uji analisis regresi linier sederhana dilakukan dengan uji t.
Langkah-langkah sebagai berikut: a.
Merumuskan hipotesis Ho :
β = 0 tidak ada pengaruh yang signifikan dari masing- masing variabel independen terhadap variabel dependen.
H α : β ≠ 0 ada pengaruh yang signifikan dari masing-masing
variabel independen terhadap variabel dependen. b.
Menentukan tingkat signifikan α yaitu sebesar 5 dan degree of
freedom df = n-k untuk menentukan besarnya nilai t table
sebagi batas daerah penerimaan penolakan hipotesis. c.
Menghitung nilai t
hitung
dengan rumus t
hitung
=
1 1
σβ β
d. Membandingkan t
hit
dengan t
tabel
dengan kriteria jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho diterima, sedang jika t
hitung
t
tabel
, maka Ho ditolak.
3.5.3. Analisis Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Terjadinya Produk
Cacat Pada Jenis Benang Rayon 301.
Kelemahan dan penyimpangan yang terjadi pada proses ditelusuri sebab-sebabnya menggunakan analisis diagram sebab akibat. Faktor-
faktor yang mempengaruhi kelemahan proses sehingga menimbulkan adanya produk cacat diantaranya ditelusuri dari mesin, karyawan,
metode dan bahan baku.
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Penerapan Pengendalian Kualitas Produk Jenis Benang Rayon 301
Six sigma sebagai salah satu alternatif dalam prinsip-prinsip pengendalian kualitas, dengan metode six sigma memungkinkan perusahaan
melakukan peningkatan luar biasa dengan terobosan yang aktual. Six sigma merupakan alat penting bagi manajemen produksi untuk menjaga,
memperbaiki, mempertahankan kualitas produk dan terutama untuk mencapai peningkatan kualitas menuju zero defect. Dalam penelitian ini penerapan
pengendalian kualitas yang digunakan adalah dengan metode Six Sigma yang melalui lima tahapan analisis yaitu define, measure, analyze, improve, dan
control. Analisis hasil penelitian menggunakan metode six sigma yang terdiri
dari lima tahap yaitu define, measure, analyze, improve, dan control pada PT Sandang Nusantara Unit Patal Secang pada jenis benang Rayon 301 sebagai
berikut:
1 Pendefinisian Define
Define merupakan tahap pendefinisian masalah kualitas dalam produk akhir jenis Rayon 301, pada tahap ini yang menjadikan produk
mengalami cacat didefinisikan penyebabnya. Dengan berdasarkan pada permasalahan yang ada, 3 penyebab produk cacat tertinggi dapat