PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL GURU, IKLIM KERJA, DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI DI KECAMATAN MEDAN DENAI.

(1)

i ABSTRAK

Dahlia. Pengaruh Kecerdasan Emosional Guru, Iklim Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai, Medan Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjawab permasalahan dari lima hipotesis yang diajukan, yakni pengaruh langsung kecerdasan emosional guru terhadap motivasi kerja dan terhadap kinerja guru, pengaruh langsung iklim kerja terhadap motivasi kerja dan terhadap kinerja guru, dan pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SD Negeri Se-Kecamatan Medan Denai.

Populasi penelitian adalah seluruh guru di Kecamatan Medan Denai dengan jumlah 289 orang. Sampel penelitian berjumlah 173 orang yang diambil dengan teknik startified random sampling. Instrumen penelitian adalah kuesioner dengan analisis uji coba validitas dan reliabilitas. Uji persyaratan analisis adalah uji normalitas, homogenitas, linearitas dan keberartian regresi kemudian dilakukan analisis data dengan model path analysis.

Hasil persentase skor kecerdasan emosional guru berada pada skor rata-rata sebanyak 34,68 % (60 responden) dan di bawah skor rata-rata sebanyak 23,69% (41 responden). Persentase skor iklim kerja berada pada skor rata-rata sebanyak 6,93 % (12 responden), dan di bawah skor rata-rata sebanyak 45,66 % (79 responden). Persentase skor motivasi kerja berada pada skor rata-rata sebanyak 12,13% (21 responden), dan di bawah skor rata-rata sebanyak 13,55% (24 responden). Persentase skor kinerja guru berada pada skor rata-rata sebanyak 30,63 % (53 responden) dan di bawah skor rata-rata sebanyak 47,39% (82 responden).

Hasil penelitian terhadap pengaruh persepsi tentang kecerdasan emosional, iklim kerja, dan motivasi kerja terhadap kinerja guru SD negeri Medan Denai terdapat hubungan yang signifikan. Hasil tersebut terlihat dari persentase pemerolehan skor dari intrumen angket tertutup.


(2)

ii ABSTRACT

Dahlia. Effect of Emotional lntelligenu Teochtr, Teaclrer Working Climate And Work Motivation Teacher to Teacher Performance Elementary School in the 1isric1 of Medan Dena/. Thesis. Graduate Program, State University of Medan.

This study aims to identify and address the problem of the jive hypothesis, namely the direct influence of emotional intelligence of teachers 10 work motivation and the performance of reachers, the direct influence the working climate on work motivation and the performance of teachers, and the influence of work motivation on reacher performance SD Negeri, Kecamaran Medan Dena. The study population was all reachers in the district of Medan Dena/ with the number of 289 people. These samples included 173 people who were taken with stratified random sampling technique. The research instrument was a questionnaire with analysis of test validity and reliability. Test requirements analysis is the normality rest, homogeneity, linearity and significance of regression as analysts of dara with the model of path analysis. Results percentage score of emotional intelligence scores of teachers at an average of 14.68-A (60 respondents) and below the average score as much as 23.69% (4/ respondents). Percentage score on the score of the working climate is an average of 6.9J% (12 respondents), and below the average score as much as 45.66% (79 respondents). Percentage scores were motivation to work on the score of an average of 12.1J% (21 respondents), and below the average score as much as JJ.55% (24 respondents). Percentage score score performance of teacher at an average of 30.63% (53 respondents) and below the average score as much as 47.39% (82 respondents).

The study of the influence of the perception of emotional Intelligence, work climate and work motivation on the performance of public schoolteachers Medon Denai significant relationship. Results ore visible from the percentage obtaining a ore of instruments enclosed questionnaire.


(3)

iii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, penulis panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul: Pengaruh Kecerdasan Emosional guru, Iklim Kerja dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

Penulisan tesis ini merupakan persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Magister Administrasi Pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. Adapun penulisan tesis ini telah diusahan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar penyelesaiannya. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan tesis ini. Atas bantuan yang telah diberikan, penulis sampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Darwin M.Pd selaku Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan. Juga merupakan dosen pembimbing I, yang dengan sabar memberikan bimbingan dan arahan, serta motivasi kepada penulis dalam penyelesaian tesi ini.

2. Bapak Dr, Saut Purba, M.Pd sebagai dosen pembimbing II, yang banyak memberikan masukan dan saran yang sangat berguna bagi penulis.


(4)

iv

3. Bapak Prof. Siman Nurhadi, M.Pd, Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian,M.Pd, Bapak Dr. Sukarman Purba, M.Pd sebagai nara sumber dan dosen penguji, yang telah banyak memberikan ilmunya kepada penulis.

4. Direktur Pascasarjana Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd.

5. Rektor Universitas Negeri Medan Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. 6. Suami Mokhamad Haerun Dalimunthe dan anak-anak tercinta Dini Khairida

Dalimunthe, Yasir Hamdani Dalimunthe, dan Dinah Hanifah Dalimunthe yang selalu mendoakan, memberikan kasih sayang dan perhatian yang tulus, menjadi inspirasi dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan studi ini. 7. Rekan-rekan Guru SD Negeri 066666, Jln Kenari Raya III Perumnas Mandala

Kecamatan Medan Denai Kota Medan, atas kerja sama, bantuan dan dukungannya kepada penulis.

8. Teman-teman mahasiswa Program Studi Administrasi Pendidikan angkatan XX/A, khususnya buat Santi Purnama Pulungan, Sri Lasmawanti, Asiah ali dan Edwin Arnanda Saragih, atas bantuan moril dan materil kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

9. Teristimewa keluarga besar SABRA yang senantiasa memberikan semangat, dukungan dan dorongan kepada penulis, dalam menyelesaikan studi ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini jauh dari sempurna. Untuk itu dengan lapang dada penulis menerima saran dan kritik membangun dari berbagai pihak demi kesempurnaan dan perbaikan di masa mendatang.


(5)

v

Akhirnya penulis mengharapkan tesis ini bermanfaat bagi kita semua dan menambah wawasan bagi pembaca. Semoga semua pihak yang telah membantu dan tidak dapat penulis sebutkan satu persatu dalam menyelesaikan tesis ini, mendapat balasan dan limpahan rahmat dari Allah SWT.

Medan, Pebruari 2017 Penulis

.

Dahlia NIM: 8116131006


(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRACT………..……...i

ABSTRAK………ii

KATA PENGANTAR………..iii

DAFTAR ISI………...vi

DAFTAR TABEL………...ix

DAFTAR GAMBAR………...xi

DAFTAR LAMPIRAN………...xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………...1

B. Identifikasi Masalah………..…8

C. Pembatasan Masalah………...9

D. Perumusan Masalah………..8

E. Tujuan Penelitian………...9

F. Manfaat Penelitian………...10

BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teoritis………...12


(7)

vii

1. Kinerja Guru………..12

2. Kecerdasan Emosional Guru……….22

3. Iklim Kerja Guru………27

4. Motivasi Kerja Guru………...31

B. Penelitian Yang Relevan………...40

C. Kerangka Berpikir………...42

1. Pengaruh Kecerdasan Emosional Guru terhadap Motivasi Kerja Guru………..………42

2. Pengaruh Iklim Kerja Guru terhadap Motivasi Kerja Guru…...43

3. Pengaruh Kecerdasan Guru terhadap Kinerja Guru…………...44

4. Pengaruh Iklim Kerja Guru terhadap Kinerja Guru………..45

5. Pengaruh Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru………...46

D. Hipotesis Penelitian………...47

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian………...50

B. Metode Penelitian………...50

C. Variabel dan Defenisi Operasional Penelitian………...50

D. Populasi dan Sampel………...51

E. Teknik Pengumpulan Data………..55

1. Instrumen Penelitian………55

2. Uji Coba Instrumen………...61


(8)

viii

1. Deskripsi Data Penelitian………61

2. Uji Kecenderungan………..62

3. Uji Persyaratan Analisis………...63

4. Uji Hipotesis………65

G. Hipotesis Statistik………...69

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian………...68

B. Uji Persyaratan Analisis………...72

C. Pengujian Hipotesis………...80

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan………....90

B. Implikasi………...91

C. Saran………...94

DAFTAR PUSTAKA ……….96


(9)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1. Populasi Penelitian………..…………...52 Tabel 3.2. Sampel Penelitian………...54 Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Angket Kecerdasan Emosional Guru (X1)…56

Tabel 3.4. Kisi-Kisi Instrumen Angket Iklim Kerja Guru (X2)…………..…57

Tabel 3.5. Kisi-Kisi Instrumen Angket Motivasi Kerja Guru (X3)………….58

Tabel 3.6. Instrumen Penilaian Kinerja Guru (X4)………56

Tabel 4.1. Ringkasan Hasil Perhitungan Statistik Diskriptif………..68

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Skor Data Kecerdasan Emosional Guru…...69

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Skor Data Iklim Kerja Guru……….70

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Skor Data Motivasi Kerja Guru………71

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Skor Data Kinerja Guru………....71

Tabel 4.6. Ringkasan Hasil Analisis Normalitas Data Penelitian………...73

Tabel 4.7. Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3 atas X1………..74

Tabel 4.8. Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X3 atas X2...75

Tabel 4.9. Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4 atas X1………..77 Tabel 4.10. Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4 atas X2………..78 Tabel 4.11. Ringkasan ANAVA Persamaan Regresi X4 atas X3………..79

Tabel 4.12. Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Data………...80 Tabel 4.13. Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi, Koefisien Jalur,


(10)

x

Tabel 4.14. Rangkuman Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi, Koefisien Jalur, dan Jalur Keberartian Substruktur 2………...84 Tabel 4.15. Rangkuman Nilai Koefisien Pengaruh Langsung, Tidak


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kualitas kehidupan bangsa sangat ditentukan oleh faktor pendidikan. Peran pendidikan sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka dan demokratis. Oleh karena itu, pembaruan pendidikan harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

Kemajuan suatu bangsa, hanya dapat dicapai melalui penataan pendidikan yang baik. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu diharapkan dapat menaikkan harkat dan martabat bangsa Indonesia. Untuk mencapai itu, pendidikan harus adaptif terhadap perubahan zaman.

Masyarakat Indonesia dengan laju pembangunannya masih menghadapi masalah pendidikan yang berat, terutama berkaitan dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. Pendidikan merupakan unsur terpenting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Tidak ada satu bangsa atau negara yang bisa maju tanpa terlebih dahulu memajukan dunia pendidikan. Kemajuan dunia pendidikan akan berdampak positif dalam upaya peningkatan sumber daya manusia.

Mulyasa (2011:3) mengemukakan:

Pengaruh pendidikan dapat dilihat dan dirasakan secara langsung dalam perkembangan serta kehidupan masyarakat, kehidupan kelompok, dan kehidupan setiap individu. Pendidikan berurusan langsung dengan pembentukan manusianya. Pendidikan menentukan model manusia yang akan dihasilkannya.


(12)

2

Dari uraian di atas, dapat ditarik benang merah bahwa salah satu upaya meningkatkan mutu pendidikan adalah dengan meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya, dalam hal ini adalah guru. Sebagai pendidik guru dituntut memiliki kinerja yang tinggi. Dengan kinerja yang tinggi guru akan berupaya meningkatkan dan mengembangkan potensi peserta didiknya secara optimal, sehingga menghasilkan peserta didik yang mandiri, berkualitas serta mampu berkompetansi dengan masyarakat global.

Peran serta guru dalam pendidikan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 Pasal 1 bahwa: “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”. Dalam upaya menciptakan guru yang profesional di bidangnya, pemerintah telah melakukan program sertifikasi guru mulai tahun 2007. Dengan program sertifikasi, pemerintah mengharapkan akan hadir guru-guru profesional yang dapat menciptakan peserta didik yang handal di bidangnya.

Gurul adalah profesi yang sangat unik dan kompleks, yang harus menguasai ilmu, seni, dan keterampilan yang tinggi. Empat kompetensi harus dimilikiseorang guru dalam melaksanakan tugasnya, yaitu: kompetensi pedagogig, kepribadian , professional dan sosial. Menurut Rice dan Bishoprick dalam Bafadal (2003:5), guru profesional adalah guru yang mampu mengelola dirinya sendiri dalam melaksanakan tugas sehari-hari.


(13)

3

Sebagai komponen penting dalam meningkatkan mutu pendidikan, peran guru sangat menentukan kualitas peserta didik. Guru merupakan kunci keberhasilan sebuah lembaga pendidikan. Baik buruknya seorang guru sangat memengaruhi citra lembaga pendidikan. Oleh karena itu sumber daya guru harus dikembangkan melalui pendidikan dan pelatihan, juga kegiatan lain yang dapat meningkatkan kompetensinya.

Syaukani (2002:51) mengemukakan secara ideal guru yang diharapkan adalah guru yang memiliki keberdayaan untuk mampu mewujudkan kinerja dalam melaksanakan fungsi dan perannya secara profesional. Perwujudan tersebut terutama tercermin melalui kinerjanya dalam mengajar, hubungan dengan siswa, hubungan dengan sesama guru, hubungan dengan pihak lain, sikap dan keterampilan profesionalnya.

Hikman dalam Husaini (2009:487) menyatakan kinerja selalu merupakan tanda keberhasilan suatu organisasi dan orang-orang yang ada dalam organisasi tersebut. Bila yang dimaksud adalah kinerja guru dalam mengajar, maka kinerja itu tampak pada hasil kerja guru yang terefleksi dalam cara merencanakan, melaksanakan, dan menilai proses belajar mengajar (PBM) yang intensitasnya dilandasi etos kerja, serta disiplin professional guru dalam proses pembelajaran (Whitmore dalam Uno, 2009:86).

Kualitas pendidikan akan terwujud jika proses belajar mengajar di kelas berlangsung dengan baik, dalam arti guru yang melaksanakan proses belajar mengajar telah melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran


(14)

4

sampai evaluasi pembelajaran secara terpadu. Akan tetapi harapan akan guru berkualitas masih jauh dari keinginan masyarakat.

Data yang didapat hasil Education For All (EFA) Global Monitoring Report 2011 yang dikeluarkan oleh UNESCO, diluncurkan di New York indeks pembangunan pendidikan, berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai itu menempatkan Indonesia di posisi ke 69 dari 127 negara. Data ini menunjukkan kualitas pendidikan kita masih rendah.

Rendahnya kualitas pendidikan tergantung pada kualitas kinerja guru. Kinerja guru dapat dilihat dari kemampuannya merencanakan pembelajaran, mengelola kelas, memberikan tugas-tugas, dan mengevaluasi hasil belajar. Dengan mampunya guru melakukan seluruh tugasnya membuktikan bahwa guru telah berlaku secara profesional.

Kondisi ini tidak terjadi pada sebagian guru SD di Kecamatan Medan Denai. Informasi yang peneliti dapatkan pada tanggal 22 April 2015 dari Pengawas SD di Kecamatan Medan Denai memaparkan beberapa kondisi sebagai berikut: (1) sebanyak 60% guru kelas meminta siswa menulis materi di depan kelas tanpa mengawasi; (2) 45% guru kelas tidak pernah mendiskusikan penyelesaian tugas rumah di depan kelas; (3) 50% guru sering meninggalkan kelas ketika siswa mulai menulis materi pelajaran di papan tulis; (4) 80% guru tidak memperbaharui RPP nya; dan (5) 70% guru membuat laporan hasil belajar siswa ketika diminta. Hal ini mengindikasikan bahwa guru belum bekerja dengan baik sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya.


(15)

5

Sehubungan dengan hal di atas, perlu dilakukan perbaikan dalam upaya meningkatkan kinerja guru di sekolah. Salah satunya dengan mengkaji berbagai faktor yang dimungkinkan mempengaruhi kinerja guru di sekolah. Banyak teori yang mengkaji kinerja seseorang, salah satunya teori yang dikemukakan Colquitt, LePine, Wesson (2009:8) :

A number of factors affect performance and commitment, including individual mechanisms (job satisfaction, stress, motivation, trust, justice and etics, learning and decision making), individual characteristics (personality and cultures values, ability), group mechanisms (team characteristics, team processes, leader power and influence, leader style and behaviours), and organizational mechanisms (organizational structure, organizational culture).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejumlah faktor yang memengaruhi kinerja adalah mekanisme individual (motivasi kerja, stres, motivasi, kepercayaan, keadilan dan etika, pembelajaran dan pengambilan keputusan); karakteristik individu (kepribadian dan nilai-nilai budaya, kemampuan); kelompok mekanisme (tim karakteristik, tim proses, kekuasaaan dan pengaruh pemimpin, gaya kepemimpinan dan perilaku); dan mekanisme organisasi (struktur organisasi, iklim kerja). Didasarkan pada teori ini, kinerja (job performance) dapat ditentukan oleh faktor motivasi (motivation).

Kecerdasan juga sangat berpengaruh terhadap kinerja guru. Kecerdasan dapat berupa kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual. Kecerdasan emosional adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengelola emosinya dan memahami emosi orang lain. Hasil penelitian Zagladi (2005) dan Rapareni (2013) menyatakan bahwa kecerdasan emosional memengaruhi kinerja karyawan.


(16)

6

Menurut Goleman (1999) kecerdasan emosional adalah kemampuan yang mencakup pengendalian diri, semangat, dan ketekunan, juga memotivasi diri sendiri. Robbins dan Judge (2007:248) mendefinisikan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang untuk mendeteksi dan mengelola isyarat-isyarat emosional dan informasi. Seseorang yang mengenal emosi diri sendiri dan dapat memahami emosi orang lain, akan lebih efektif dalam pekerjaan. Guru yang memiliki kecerdasan emosional yang baik, tentunya dapat mengendalikan diri dan menghasilkan kinerja yang maksimal.

Dalam melaksanakan tugasnya, peningkatan kinerja guru juga dipengaruhi oleh iklim kerja yang baik. Hasil penelitian Hasanah (2010) dan Carudin (2006) menyatakan bahwa iklim kerja memengaruhi kinerja guru. Toulson dan Smith (1994:457) mengemukakan iklim kerja adalah sesuatu yang dapat diukur, secara langsung maupun tidak langsung berpengaruh pada motivasi dan perilaku guru dimana mereka bekerja. Saptoatmojo (2008:23) menyatakan bahwa iklim kerja mempunyai arti penting bagi individu yang bekerja di dalamnya, karena iklim akan mempengaruhi secara langsung maupun tidak terhadap individu tersebut. Iklim kerja yang kondusif akan menimbulkan gairah dan inspirasi, juga motivasi bagi guru dalam melaksanakan tugasnya.

Motivasi berpengaruh terhadap kinerja guru. Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan seseorang dalam pekerjaan adalah motivasi. Motivasi adalah proses yang menjelaskan intensitas arah dan ketekunan seorang individu untuk mencapai tujuannya. Menurut Nancy Stevenson (2001) motivasi adalah semua hal verbal, fisik, atau psikologis yang membuat seseorang melakukan


(17)

7

sesuatu sebagai respon. Hasil penelitian Darna (2010) dan Edriati (2009) menyatakan bahwa motivasi kerja memengaruhi kinerja seseorang.

Winardi (2002:6) mengemukakan motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia, yang dapat dikembangkan oleh sejumlah kekuatan luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter, dan imbalan non-moneter yang dapat memengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau negatif, hal mana tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan. Dengan demikian motivasi kerja dapat memengaruhi peningkatkan kinerja guru.

Dalam Teori Hedonisme (dalam Ngalim, 1990:74) mengatakan bahwa para pegawai atau guru harus diberi motivasi secara tepat, dan memenuhi kesenangannya, agar tidak malas dan mau bekerja dengan baik. Implikasi dari teori ini adalah bahwa semua orang akan termotivasi meningkatkan kinerjanya apabila mendapatkan sesuatu yang menyenangkan dirinya, misalnya seorang guru akan termotivasi untuk bekerja apabila terpenuhi kesejahteraan, gaji, dan mendapatkan perlindungan dari pimpinannya. Dengan begitu guru akan menunjukkan kualitas kerjanya secara maksimal dan bertanggung jawab untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa banyak faktor yang memengaruhi kinerja guru. Maka dipandang perlu untuk melakukan penelitian dengan judul: Pengaruh Kecerdasan Emosional Guru, Iklim Kerja, dan Motivasi Kerja, terhadap Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai


(18)

8

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka masalah penelitian dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1.Faktor apa saja yang memengaruhi kinerja guru?

2.Apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kinerjanya?

3.Bagaimana kecerdasan emosional guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai?

4.Apa yang harus dilakukan guru untuk meningkatkan kecerdasan emosionalnya?

5. Apakah kecerdasan emosional guru berpengaruh terhadap kinerjanya? 6. Bagaimana iklim kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai? 7. Apakah iklim kerja berpengaruh terhadap kinerja guru?

8. Bagaimana motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai? 9. Apakah motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru?

1.3 Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat dibatasi pada variabel-variabel yang berpengaruh pada kinerja guru. Adapun batasannya adalah sebagai berikut : kecerdasan emosional guru berpengaruh terhadap motivasi kerja, iklim kerja berpengaruh terhadap motivasi kerja, kecerdasan emosional guru berpengaruh terhadap kinerja guru, iklim kerja berpengaruh terhadap kinerja guru dan motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru


(19)

9

Pembatasan ini bukan berarti mengabaikan pengaruh variabel lain, akan tetapi keterbatasan peneliti yang belum memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel yang memengaruhi kinerja guru.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang telah disebutkan di atas, maka masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah kecerdasan emosional guru berpengaruh langsung terhadap 2. motivasi kerja SD Negeri di Kecamatan Medan Denai?

3. Apakah iklim kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai?

4. Apakah kecerdasan emosional guru berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai?

5. Apakah iklim kerja guru berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai?

6. Apakah motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai?

1.5 Tujuan Penelitan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai


(20)

10

2. Pengaruh iklim kerja terhadap motivasi kerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

3. Pengaruh kecerdasan emosional guru terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

4. Pengaruh iklim kerja terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

5. Pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai

1.6 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Secara teoritis penelitian ini dapat menambah ilmu pengetahuan dan mengembangkan wawasan dalam peningkatan kecerdasan emosional, iklim kerja, motivasi kerja dan kinerja guru. Diharapkan juga dapat menjadi acuan atau informasi bagi peneliti lain.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Guru

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerjanya.

2) Sebagai bahan masukan dan informasi dalam meningkatkan kecerdasan emosional yang tinggi.


(21)

11

b. Bagi Kepala Sekolah

1) Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kinerja guru di sekolah. 2) Sebagai bahan masukan dalam menumbuhkan kecerdasan emosional guru

yang tinggi, iklim kerja yang kondusif, dan memotivasi guru meningkatkan kinerja di sekolah.

c. Bagi Sekolah

Sebagai acuan dan informasi bagi warga sekolah dalam meningkatkan kecerdasan emosional, iklim kerja, motivasi kerja, dan kinerja yang baik.


(22)

90 BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan :

1. Kecerdasan emosional guru berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja artinya semakin baik kecerdasan emosional guru, maka semakin baik juga motivasi kerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai

2. Iklim kerja berpengaruh langsung terhadap motivasi kerja, artinya semakin baik iklim kerja maka semakin baik juga motivasi kerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

3. Kecerdasan emosional guru berpengaruh langsung terhadap kinerja guru, artinya semakin baik kecerdasan emosional guru maka semakin baik juga kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

4.Iklim kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru, artinya semakin baik iklim kerja maka semakin baik juga kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.

5.Motivasi kerja berpengaruh langsung terhadap kinerja guru, artinya, semakin baik motivasi kerja maka semakin baik juga kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai.


(23)

91

5.2 Implikasi

Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini. Perumusan implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk menciptakan kecerdasan emosional guru yang baik, iklim kerja yang kondusif, dan motivasi kerja yang tinggi sehingga kinerja guru dapat meningkat.

Dengan terujinya kelima hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan hasil bahwa kecerdasan emosional guru, iklim kerja dan motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai. Semakin baik kecerdasan emosional guru maka kinerja guru semakin meningkat, semakin baik iklim kerja maka kinerja guru semakin meningkat dan semakin tinggi motivasi kerja, maka kinerja guru semakin baik pula.

5.2.1 Upaya Meciptakan Kecerdasan Emosional Guru Untuk Meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri Di Kecamatan Medan Denai,

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kecerdasan emosional guru memberi pengaruh langsung sebesar 2,0% terhadap motivasi kerja guru dan 1,0% secara tidak langsung, yaitu melalui motivasi kerja guru terhadap kinerja guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai dapat dijelaskan pengaruh tidak langsung tidak langsung persepsi tentang kecerdasan emosional guru melalui motivasi kerja guru. Dengan demikian, besar total pengaruh langsung dan tidak langsung persepsi tentang kecerdasan emosional guru (x1) melalui motivasi


(24)

92

Hal ini mengindikasikan bahwa kecerdasan emosional guru perlu ditingkatkan. Karena guru yang memiliki kecerdasan emosional yang baik dan terkendali, akan dapat menampilkan dan menghasilkan kinerja yang baik dan maksimal.

5.2.2 Upaya menciptakan Iklim Kerja untuk meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa iklim kerja memberi pengaruh langsung sebesar 6,0% terhadap motivasi kerja, 25% iklim kerja memberi pengaruh terhadap kinerja guru dan 4% secara tidak langsung iklim kerja (x2) melalui motivasi (x3) terhadap kinerja guru (x4) SD Negeri di

Kecamatan Medan Denai. Hal ini mengindikasikan bahwa iklim kerja perlu ditingkatkan untuk kemajuan kinerja guru. Peningkatan iklim kerja diupayakan baik oleh warga sekolah terutama oleh guru itu sendiri. Kinerja guru dalam pembelajaran dipengaruhi oleh iklim kerja yang ada pada sekolah. Sebaliknya apabila iklim kerja dalam suatu sekolah tidak menentu atau tidak kondusif akan menimbulkan kekecewaan, yang pada akhirnya menghasilkan kinerja guru yang rendah atau kinerja guru produktif tidak akan terwujud secara maksimal.

Oleh karena itu iklim kerja di sekolah perlu diperhatikan apabila sekolah menginginkan kinerja guru yang baik dan motivasi guru yang tinggi, yang pada akhirnya menghasilkan kinerja guru yang tinggi. Karena guru tersebut dapat berkerja dengan baik dan mampu mencapai hasil yang optimal jika didukung oleh suasana kerja atau iklim kerja yang kondusif, hal ini dapat diwujudkan melalui :


(25)

93

Pertama, adanya rasa persatuan, rasa kebersamaan dan persatuan yang kental, komunikasi yang baik, relasi yang baik diantara sesama komponen sekolah akan dapat menciptakan iklim sekolah yang baik. Kedua, pemberian kesempatan kepada guru-guru menjadi pembuat keputusan secara bersama-sama berkoordinasi dan berkonsultasi mengenai masalah yang relevan dengan kedudukan mereka sebagai guru. Ketiga, iklim kerja dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam kinerja guru, karena iklim memengaruhi usaha secara fisik, mengangkat, berbicara atau berjalan, menganalisis dan memecahkan masalah secara terbuka dan saling menghargai. Keempat, iklim sekolah yang baik akan dapat memotivasi guru dalam bekerja, sehingga timbul rasa keinginan untuk menunjukkan kinerja yang tinggi. Dukungan dari rekan kerja dan kondisi lingkungan yang baik akan dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Dengan adanya motivasi kerja guru yang tinggi maka ia akan berusaha untuk memberikan yang terbaik terhadap hasil pekerjaanya, karena ia mempunyai kinerja yang tinggi dan maksimal. Kelima, iklim sekolah dengan adanya dukungan dari rekan-rekan kerja, dan kondisi lingkungan yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat menghilangkan dampak stress yang menimpa guru-guru, akan meningkatkan kecerdasan emosional guru yang lebih baik lagi dan menimbulkan rasa kegembiraan, semangat kerja yang tinggi, yang dapat memacu peningkatan kinerja guru.


(26)

94

5.2.3 Upaya menciptakan Motivasi Kerj untuk meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa motivasi kerja memberi pengaruh langsung sebesar 38,0% terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja sangat berpengaruh dalam kinerja guru untuk meningkatkan hasil yang optimal. Selain kecerdasan emosional guru, iklim kerja, motivasi kerja juga perlu diperhatikan agar dapat meningkatkan kinerja guru yang baik dan bermutu.

Guru yang memiliki motivasi kerja yang baik, dalam melaksanakan tugasnya akan selalu berusaha meraih keberhasilan dan meningkatkan prestasi. Prestasi kerja yang baik muncul apabila ada dorongan atau keinginan dari dalam maupun dari luar diri guru tersebut yang dipengaruhi oleh rasa tanggung jawab, menyukai adanya umpan balik, inofatif, kreatif, dan selalu ingin sukses dalam pekerjaan.

5.3 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan dari temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan kecerdasan emosional guru yang baik, maka haruslah memperluas pengetahuan dan mampu mengendalikan emosi yang berkembang, serta mampu membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, tempramen, memperbaiki pengalaman kerja, menyelesaikan masalah, dan efektif dalam berinteraksi.


(27)

95

2. Untuk menjaga iklim kerja yang baik dan kondusif maka kondisi lingkungan sekolah harus diciptakan sedemikian rupa sehingga guru merasa aman dan nyaman dalam lingkungan pergaulan maupun dalam melaksanakan tugasnya. Lingkungan atau iklim kerja yang kondusif, bagi guru akan mendorong pengembangan karier sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan guru. Iklim kerja yang tidak baik dapat merusak keputusan yang telah disepakati mengenai bagaimana mereka akan bekerja, berpartisipasi untuk kemajuan sekolah.

3. Guru harus meningkatkan motivasi kerja yang tinggi, baik dari dalam maupun dari luar diri sendiri. Karena motivasi kerja akan berpengaruh pada kinerja guru.

Motivasi kerja menunjukkan adanya keinginan untuk sukses, memiliki rasa tanggung jawab, berani mengambil resiko, memilki tujuan yang jelas, siap berkompetisi, dapat meraih sasaran dan mengembangkan keberhasilannya atau semangat dalam bekerja.

4. Guru dapat menunjukkan kinerja yang baik, dalam menjalankan tugasnya secara rutin dan berkesinambungan sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran melalui: menyusun program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, dam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

6. Kepada peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan variable yang berbeda agar dapat diperoleh hasil dan tujuan yang maksimal, karena masih adanya beberapa keterbatasan, dan ketidaksempurnaan, dalam pelaksanaan penelitian ini.


(28)

96

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.Saleh. 2007. “Pengaruh Budaya Kerja, Kepemimpinan, dan Lingkungan

Kerja Terhadap Motivasi Kerja”. Jurnal Arthavidya, Tahun 8, Nomor 2,

Juni 2007, Hal. 309-316

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

________________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

As’ad, Mohammad. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Carudin. 2006. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Kerja

Sekolah Terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Invotec, Volume VII, No. 2,

Agustus 2011, Hal. 131-144

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Darna, Nana. 2010. “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi

dan Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kabupaten

Ciamis)”. Cakrawala Galuh, Vo. I, No. 3, Desember 2010 Hal. 87-95

Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1994)

Edriati. 2009. “Studi Korelasional Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja

Kepala Sekolah SD Muhammadiyah se-Jabodetabek”. Jurnal Widya, Tahun 26 Nomor 280, Januari 2009, Hal. 24-29

Goleman, Daniel. 2006. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Goleman, Daniel. 1999. Working With Emotional Intellegence: Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Harding, Diana. 1999. “Motivasi Kerja”. Makalah. Bandung: Fakultas Psikologi UNPAD

Hasanah, Dedeh Sofia. 2010. “Pengaruh Pendidikan Latihan (Diklat) Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11, No. 2, Oktober 2010, Hal. 90-105

Husaini, Usman. 2009. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(29)

97

Ismail, Hanif. 2006. “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dunia Usaha, Kecerdasan Emosional, Sikap Terhadap Profesi Akuntan dan Motivasi

Berprestasi Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,

No. 061, Tahun ke-12, Juli 2006, Hal. 448-472

Kreiner, R. dan Angel Kinicki. 1992. Organization Behaviour. Boston: Richard Irwin Inc.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Manz, Charles C. 2007.Manajemen Emosi. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Think Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba

Empat

Miner, John. B. 1990. Organizational Behavior: Performance and Productivity. New York: Random House

Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi. Bandung: Pionir Jaya Mulyasa. 2011. Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1996. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gunung Agung

Rapareni, Yussi. 2013. “AnalisisPengaruhKompetensiKomunikasi, KecerdasanEmosional, danBudayaOrganisasiTerhadapKinerjaKaryawan

Radio Republik Indonesia Palembang”.

JurnalEkonomidanInformasiAkuntansi (Jenius).Vol. 3 No. 1

Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Robbin, Stephen P. 2007. Organization Behavior, Concept Controversies, Application. Jakarta: Prehenlindo

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2007. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju


(30)

98

Sibuea, Roni Parningotan. 2003. “Hubungan Antara Keterampilan Manajerial dan Motif Berprestasi dengan Efektifitas Kinerja Kepala SMK di Kota

Medan”. Tesis. Medan: PPs Unimed

Subyantoro, Arief. 2009. “Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi, dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi Pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vo. 11, No. 1, Maret 2009, Hal. 11-19

Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito Sudjana. 2002. Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2000. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana

Syaukani. 2002. Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: PRAJA

Tilaar, HAR. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo

Timpe, A. Dale (ed). 1992. The Art and Science of Business Management: Productivity. New York: New Publishing.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Winardi. J. 2002. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba EmpatZagladi, Abdul Latif. 2005. “Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dalam Pencapaian


(1)

93

Pertama, adanya rasa persatuan, rasa kebersamaan dan persatuan yang kental, komunikasi yang baik, relasi yang baik diantara sesama komponen sekolah akan dapat menciptakan iklim sekolah yang baik. Kedua, pemberian kesempatan kepada guru-guru menjadi pembuat keputusan secara bersama-sama berkoordinasi dan berkonsultasi mengenai masalah yang relevan dengan kedudukan mereka sebagai guru. Ketiga, iklim kerja dapat menjadi salah satu pengaruh yang paling penting dalam kinerja guru, karena iklim memengaruhi usaha secara fisik, mengangkat, berbicara atau berjalan, menganalisis dan memecahkan masalah secara terbuka dan saling menghargai. Keempat, iklim sekolah yang baik akan dapat memotivasi guru dalam bekerja, sehingga timbul rasa keinginan untuk menunjukkan kinerja yang tinggi. Dukungan dari rekan kerja dan kondisi lingkungan yang baik akan dapat meningkatkan motivasi kerja guru. Dengan adanya motivasi kerja guru yang tinggi maka ia akan berusaha untuk memberikan yang terbaik terhadap hasil pekerjaanya, karena ia mempunyai kinerja yang tinggi dan maksimal. Kelima, iklim sekolah dengan adanya dukungan dari rekan-rekan kerja, dan kondisi lingkungan yang baik merupakan salah satu faktor yang dapat menghilangkan dampak stress yang menimpa guru-guru, akan meningkatkan kecerdasan emosional guru yang lebih baik lagi dan menimbulkan rasa kegembiraan, semangat kerja yang tinggi, yang dapat memacu peningkatan kinerja guru.


(2)

5.2.3 Upaya menciptakan Motivasi Kerj untuk meningkatkan Kinerja Guru SD Negeri di Kecamatan Medan Denai

Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa motivasi kerja memberi pengaruh langsung sebesar 38,0% terhadap kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi kerja sangat berpengaruh dalam kinerja guru untuk meningkatkan hasil yang optimal. Selain kecerdasan emosional guru, iklim kerja, motivasi kerja juga perlu diperhatikan agar dapat meningkatkan kinerja guru yang baik dan bermutu.

Guru yang memiliki motivasi kerja yang baik, dalam melaksanakan tugasnya akan selalu berusaha meraih keberhasilan dan meningkatkan prestasi. Prestasi kerja yang baik muncul apabila ada dorongan atau keinginan dari dalam maupun dari luar diri guru tersebut yang dipengaruhi oleh rasa tanggung jawab, menyukai adanya umpan balik, inofatif, kreatif, dan selalu ingin sukses dalam pekerjaan.

5.3 Saran

Saran-saran yang dapat disampaikan dari temuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menciptakan kecerdasan emosional guru yang baik, maka haruslah memperluas pengetahuan dan mampu mengendalikan emosi yang berkembang, serta mampu membedakan dan menanggapi dengan tepat suasana hati, tempramen, memperbaiki pengalaman kerja, menyelesaikan masalah, dan efektif dalam berinteraksi.


(3)

95

2. Untuk menjaga iklim kerja yang baik dan kondusif maka kondisi lingkungan sekolah harus diciptakan sedemikian rupa sehingga guru merasa aman dan nyaman dalam lingkungan pergaulan maupun dalam melaksanakan tugasnya. Lingkungan atau iklim kerja yang kondusif, bagi guru akan mendorong pengembangan karier sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuan guru. Iklim kerja yang tidak baik dapat merusak keputusan yang telah disepakati mengenai bagaimana mereka akan bekerja, berpartisipasi untuk kemajuan sekolah.

3. Guru harus meningkatkan motivasi kerja yang tinggi, baik dari dalam maupun dari luar diri sendiri. Karena motivasi kerja akan berpengaruh pada kinerja guru.

Motivasi kerja menunjukkan adanya keinginan untuk sukses, memiliki rasa tanggung jawab, berani mengambil resiko, memilki tujuan yang jelas, siap berkompetisi, dapat meraih sasaran dan mengembangkan keberhasilannya atau semangat dalam bekerja.

4. Guru dapat menunjukkan kinerja yang baik, dalam menjalankan tugasnya secara rutin dan berkesinambungan sebagai upaya mencapai tujuan pendidikan dan pengajaran melalui: menyusun program pembelajaran, melaksanakan program pembelajaran, dam melaksanakan evaluasi pembelajaran.

6. Kepada peneliti lain disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dengan variable yang berbeda agar dapat diperoleh hasil dan tujuan yang maksimal, karena masih adanya beberapa keterbatasan, dan ketidaksempurnaan, dalam pelaksanaan penelitian ini.


(4)

96

DAFTAR PUSTAKA

Ali, M.Saleh. 2007. “Pengaruh Budaya Kerja, Kepemimpinan, dan Lingkungan Kerja Terhadap Motivasi Kerja”. Jurnal Arthavidya, Tahun 8, Nomor 2, Juni 2007, Hal. 309-316

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta

________________. 2006. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta As’ad, Mohammad. 2004. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty.

Carudin. 2006. “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Iklim Kerja Sekolah Terhadap Kinerja Guru”. Jurnal Invotec, Volume VII, No. 2, Agustus 2011, Hal. 131-144

Colquitt, Jason A., Jeffery A. LePine., Michael J. Wesson. 2009. Organizational Behaviour. New York: McGraw-Hill International Companies

Darna, Nana. 2010. “Pengaruh Penilaian Kinerja Terhadap Motivasi Berprestasi dan Kinerja Karyawan (Studi Pada PT. Pos Indonesia (Persero) Kabupaten Ciamis)”. Cakrawala Galuh, Vo. I, No. 3, Desember 2010 Hal. 87-95 Donnelly, Gibson dan Ivancevich (1994)

Edriati. 2009. “Studi Korelasional Antara Motivasi Berprestasi Dengan Kinerja Kepala Sekolah SD Muhammadiyah se-Jabodetabek”. Jurnal Widya, Tahun 26 Nomor 280, Januari 2009, Hal. 24-29

Goleman, Daniel. 2006. Emotional Intelligence. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Goleman, Daniel. 1999. Working With Emotional Intellegence: Kecerdasan Emosi untuk Mencapai Puncak Prestasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

Harding, Diana. 1999. “Motivasi Kerja”. Makalah. Bandung: Fakultas Psikologi UNPAD

Hasanah, Dedeh Sofia. 2010. “Pengaruh Pendidikan Latihan (Diklat) Kepemimpinan Guru dan Iklim Kerja Terhadap Kinerja Guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Babakancikao Kabupaten Purwakarta”. Jurnal Penelitian Pendidikan Vol. 11, No. 2, Oktober 2010, Hal. 90-105

Husaini, Usman. 2009. Manajemen: Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara


(5)

97

Ismail, Hanif. 2006. “Hubungan Antara Persepsi Terhadap Dunia Usaha, Kecerdasan Emosional, Sikap Terhadap Profesi Akuntan dan Motivasi Berprestasi Mahasiswa Akuntansi”. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, No. 061, Tahun ke-12, Juli 2006, Hal. 448-472

Kreiner, R. dan Angel Kinicki. 1992. Organization Behaviour. Boston: Richard Irwin Inc.

Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi

Manz, Charles C. 2007.Manajemen Emosi. Cetakan Kedua, Yogyakarta: Think Mathis, Robert L dan Jackson, John H. 2002. Manajemen SDM. Jakarta: Salemba

Empat

Miner, John. B. 1990. Organizational Behavior: Performance and Productivity. New York: Random House

Moekijat. 2002. Dasar-Dasar Motivasi. Bandung: Pionir Jaya Mulyasa. 2011. Kurikulum 2013. Bandung: Rosdakarya

Nawawi, Hadari. 1996. Organisasi Sekolah dan Pengelolaan Kelas. Jakarta: Gunung Agung

Rapareni, Yussi. 2013. “AnalisisPengaruhKompetensiKomunikasi, KecerdasanEmosional, danBudayaOrganisasiTerhadapKinerjaKaryawan

Radio Republik Indonesia Palembang”.

JurnalEkonomidanInformasiAkuntansi (Jenius).Vol. 3 No. 1

Riduwan. 2008. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula.Bandung: Alfabeta

Rivai, Veithzal. 2005. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Robbin, Stephen P. 2007. Organization Behavior, Concept Controversies, Application. Jakarta: Prehenlindo

Robbins, Stephen P. dan Judge, Timothy A. 2007. Organizational Behaviour. Jakarta: Salemba Empat

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju


(6)

Sibuea, Roni Parningotan. 2003. “Hubungan Antara Keterampilan Manajerial dan Motif Berprestasi dengan Efektifitas Kinerja Kepala SMK di Kota Medan”. Tesis. Medan: PPs Unimed

Subyantoro, Arief. 2009. “Karakteristik Individu, Karakteristik Pekerjaan, Karakteristik Organisasi, dan Kepuasan Kerja Pengurus yang Dimediasi oleh Motivasi Kerja (Studi Pada Pengurus KUD di Kabupaten Sleman)”. Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vo. 11, No. 1, Maret 2009, Hal. 11-19

Sudjana. 2002. Metode Statistika.Bandung: Tarsito Sudjana. 2002. Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2000. Metodologi Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta Sutrisno, Edy. 2010. Budaya Organisasi. Jakarta: Kencana

Syaukani. 2002. Titik Temu Dalam Dunia Pendidikan. Jakarta: PRAJA

Tilaar, HAR. 2002. Pendidikan Untuk Masyarakat Indonesia Baru. Jakarta: Grasindo

Timpe, A. Dale (ed). 1992. The Art and Science of Business Management: Productivity. New York: New Publishing.

Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional

Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukurannya: Analisis di Bidang Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Usman, Moh. Uzer. 2005. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tinjauan Teoretik dan Permasalahannya. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Wahyudi. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran (Learning Organization). Bandung: Alfabeta

Winardi. J. 2002. Manajemen Perilaku Organisasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group

Wirawan. 2007. Budaya dan Iklim Organisasi: Teori Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Salemba EmpatZagladi, Abdul Latif. 2005. “Pengaruh Kelelahan Emosional Terhadap Kepuasan Kerja dan Kinerja Dalam Pencapaian Komitmen Organisasional”. Jurnal Delegasi, No. 1, April 2005, Hal. 1-24