HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG.
HUBUNGAN PERSEPSI GURU TERHADAP EFEKTIFITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL DAN MOTIVASI
KERJA DENGAN KINERJA GURU SMP NEGERI DI KECAMATAN MEDAN TEMBUNG
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh:
AFRIZANSYAH BATUBARA NIM: 8136132002
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
i ABSTRACT
Afrizansyah Coal, 8136132002. Relationship of Perception Teacher Effectiveness Against Principal Leadership, Emotional Intelligence and Motivation Work with Teacher Performance Junior High School in the district of Medan Tembung. Thesis. Postgraduate. University of Medan (UNIMED). 2016.
This study aims to determine: (1) Whether there is a positive relationship between teachers' perceptions of the effectiveness of school leadership to teacher performance, (2) Whether there is a positive relationship between emotional intelligence and teacher performance, (3) Whether there is a positive relationship between employee motivation with teachers performance, (4) Whether there is a positive relationship between teachers' perceptions of the effectiveness of school leadership, emotional intelligence, motivation to work together with the performance of teachers. This research is a quantitative correlation type with a sample of 153 people. Sampling was done by Slovin formula by taking into account the proportion of the population. The research instrument used questionnaire. Test the hypothesis using a simple correlation analysis, multiple correlation and partial correlation at significance level α = 0.05.
The results showed: (1) there is a positive relationship between teachers' perceptions of the effectiveness of school leadership to teacher performance with a correlation coefficient of r = 0.317 and provides the effective contribution of 8.78%, (2) there is a positive relationship between emotional intelligence performance teacher with a correlation coefficient r = 0.343 and contribute effectively amounted to 10.52%, (3) there is a positive relationship between work motivation and performance of the teacher with a correlation coefficient of r = 0.375 and contribute effectively amounted to 12.71%, (4 ) there is a positive relationship between teachers' perceptions of the effectiveness of school leadership, emotional intelligence, motivation to work together with the performance of teachers with a correlation coefficient of R = 0.569 and contribute effectively amounted to 32.01%. As a follow up of the results of this study are expected to Principal's always moving, directing, and encouraging teachers to work according to the purpose of the school, and the teacher enhance the capabilities and skills they have.
(6)
ii ABSTRAK
Afrizansyah Batubara, 8136132002. Hubungan Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Tembung. Tesis. Pascasarjana. Universitas Negeri Medan (UNIMED). 2016. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Apakah terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru, (2) Apakah terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru, (3) Apakah terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru, (4) Apakah terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional dengan sampel penelitian sebanyak 153 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan rumus Slovin dengan memperhatikan proporsi populasi. Instrumen penelitian menggunakan angket. Uji hipotesis menggunakan analisis korelasi sederhana, korelasi ganda, dan korelasi parsial pada taraf signifikansi α = 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan: (1) terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,317 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 8,78%, (2) terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi r = 0,343 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 10,52%, (3) terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar r = 0,375 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 12,71%, (4) terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru dengan koefisien korelasi sebesar R = 0,569 serta memberikan sumbangan efektif sebesar 32,01%. Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini diharapkan kepada Kepala Sekolah untuk selalu menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong guru agar bekerja sesuai tujuan sekolah, dan kepada Guru meningkatkan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya.
(7)
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas berkat rahmat dan karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyususnan tesis ini dengan judul: Hubungan Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMP di Kecamatan Medan Tembung. Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi persyaratan dalam menyelesaikan studi pada Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Penulis menyadari dalam proses penyusunan tesis ini banyak menemui rintangan namun dengan kerja keras dan semangat yang tinggi dari berbagai pihak, akhirnya tesis ini dapat selesai dengan baik. Atas bantuan yang diberikan, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, atas fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk menyelesaikan magister pendidikan di Program Pascasarjana Unimed.
2. Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd, yang telah memberikan fasilitas dan suasana kondusif pada Program Pascasarjana Unimed.
3. Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Dr. Darwin, M.Pd, atas arahan dan masukan dalam penyusunan tesis hingga selesai.
4. Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan, Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd, atas arahan dan masukan untuk membangun tesis ini agar lebih baik.
(8)
iii
5. Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Dr. Arif Rahman, M.Pd, selaku pembimbing tesis yang telah meluangkan waktu dalam mengarahkan, membimbing serta memotivasi penulis agar dapat menyelesaikan tesis ini.
6. Kepada Dosen Penguji Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M.Pd, Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M.Pd dan Bapak Prof. Dr. Paningkat Siburian, M.Pd yang memberikan arahan dan masukan yang membangun sehingga dapat menyelesaikan tesis ini.
7. Seluruh Dosen Program Pascasarjana Program Studi Administrasi Pendidikan yang telah memberikan masukan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan tesis ini.
8. Kepala Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin riset dalam penelitian ini.
9. Seluruh Kepala Sekolah SMP di Kecamatan Medan Tembung yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian di sekolah yang mereka pimpin.
10.Seluruh Guru-Guru SMP di Kecamatan Medan Tembung yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini agar penulis mampu menyelesaikan pembuatan tesis ini.
11.Teristimewa kepada Ayah Ku dan Ibu Ku yang telah memberikan doa restu dan dukungan moril sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di Program Pascasarjana Unimed.
(9)
iii
12.Teristimewa juga kepada Calon Isteriku yang Ku Cinta Desi Rahmayani Harahap, S.Kom, yang selalu memberikan dukungan dan tak henti-hentinya memberikan semangat kepada penulis.
13.Teman-teman Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan khususnya AP angkatan XXII yang telah membantu dalam memberikan motivasi bagi penulis sehingga dapat menyelesaikan studi dan penulisan tesis ini.
14.Seluruh sanak keluarga, dan famili yang telah memberikan motivasi dan spirit dalam penulisan tesis ini.
15.Kepada semua pihak yang telah membantu penulis yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu sehingga penulisan tesis ini dapat selesai.
Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan rahmat-Nya bagi kita semua, Aamiin.
Medan, Februari 2016
Afrizansyah Batubara NIM. 8136132002
(10)
vi DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT ... i
ABSTRAK ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Balakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 9
C. Batasan Masalah... 10
D. Rumusan Masalah ... 10
E. Tujuan Penelitian ... 11
F. Manfaat Penelitian ... 11
BAB II KAJIAN TEORITIS, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 14
A. Kajian Pustaka ... 14
1. Kinerja Guru... 14
2. Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpi Nan Kepala Sekolah ... 21
3. Kecerdasan Emosional ... 29
4. Motivasi Kerja ... 37
B. Penelitian yang Relevan ... 42
C. Kerangka Berpikir ... 44
1. Hubungan Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan Kinerja Guru ... 44
2. Hubungan Kecerdasan Emosional dengan Kinerja Guru………... 46
3. Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru……… 47 4. Hubungan Persepsi Guru Terhadap
(11)
vi
Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kecerdasan Emosional dan Motivasi Kerja
secara bersama dengan Kinerja Guru…………. 48
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 52
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 52
B. Metode Penelitian... 52
C. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 52
D. Populasi dan Sampel ... 54
E. Teknik Pengumpulan Data dan Instrument ... 56
F. Uji Validitas dan Realibilitas ... 61
G. Teknik Analisis Data ... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 69
A. Deskripsi Data Penelitian ... 69
B. Uji Kecenderungan Data Variabel Penelitian ... 76
C. Uji Persyaratan Analisis ... 80
D. Uji Hipotesis Penelitian ... 86
E. Temuan Penelitian ... 90
F. Pembahasan Penelitian ... 92
G. Keterbatasan Penelitian ... 94
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ... 96
A. Kesimpulan ... 97
B. Implikasi ... 97
C. Saran ... 99
(12)
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.2 Distribusi Populasi Penelitian ... 54
Tabel 2.3 Distribusi Sampel Penelitian ... 55
Tabel 2.4 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 57
Tabel 2.5 Instrumen Kisi-Kisi Motivasi Kerja ... 57
Tabel 2.6 Instrumen Kisi-Kisi Kinerja Guru ... 58
Tabel 2.7 Instrumen Kisi-Kisi Kecerdasan Emosional ... 59
Tabel 2.8 Penentuan Kecenderungan data setiap Variabel Penelitian . 62
Tabel 4.1 Ringkasan Karakteristik dari Data Setiap Variabel Penelitian 69
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 69
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional (X2) 71
Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi Kerja (X3) ... 72
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Guru (Y) ... 74
Tabel 4.6 Tingkat Kecenderungan Variabel Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) ... 76
Tabel 4.7 Tingkat Kecenderungan Variabel Kecerdasan Emosional (X2) 77
Tabel 4.8 Tingkat Kecenderungan Variabel Motivasi Kerja (X3) ... 77
Tabel 4.9 Tingkat Kecenderungan Variabel Kinerja Guru (Y) ... 78
Tabel 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 79
Tabel 4.11 Ringkasan Hasil Analisis Homogenitas ... 81
Tabel 4.12 Ringkasan Anava untuk Persamaan regresi Y atas X1 ... 81
Tabel 4.13 Ringkasan Anava untuk Persamaan regresi Y atas X2 ... 82
(13)
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Proses Terjadinya Persepsi ... 22
Gambar 2.2 Paradigma Penelitian ... 49
Gambar 4.1 Histogram Skor Variabel Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan kepala Sekolah (X1) ... 71
Gambar 4.2 Histogram Skor Kecerdasan Emosional (X2) ... 72
Gambar 4.3 Histogram Skor Motivasi Kerja (X3) ... 74
Gambar 4.4 Histogram Skor Kinerja Guru (Y) ... 75
(14)
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Instrumen Penelitian Persepsi Guru Terhadap
Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 103
Lampiran 2. Instrumen Penelitian Kecerdasan Emosional ... 106
Lampiran 3. Instrumen Penelitian Motivasi Kerja ... 109
Lampiran 4. Instrumen Penelitian Kinerja Guru ... 111
Lampiran 5. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Penelitian Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah ... 117
Lampiran 6. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Kecerdasan Emosional ... 121
Lampiran 7. Sebaran Data Ujicoba Instrumen Motivasi Kerja ... 125
Lampiran 8. Perhitungan Validitas ... 129
Lampiran 9. Perhitungan Reliabilitas ... 134
Lampiran 10. Data Hasil Penelitian Variabel Persepsi Guru Terhadap Efektifitas Kepemimpinan Kepala Sekolah .... 140
Lampiran 11. Data Hasil Penelitian Variabel Kecerdasan Emosional .. 147
Lampiran 12. Data Hasil Penelitian Variabel Motivasi Kerja ... 154
Lampiran 13. Data Hasil Penelitian Variabel Kinerja Guru ... 161
Lampiran 14. Data Ubahan Penelitian ... 168
Lampiran 15. Perhitungan Distribusi Frekuensi ... 172
Lampiran 16. Uji Kecenderungan Data ... 179
Lampiran 17. Uji Normalitas ... 182
Lampiran 18. Uji Homogenitas ... 195
Lampiran 19. Uji Kelinieran dan Persamaan Regresi ... 208
Lampiran 20. Uji Independensi ... 228
Lampiran 21. Perhitungan Korelasi Sederhana Variabel Bebas dengan Variabel Terikat ... 231
Lampiran 22. Perhitungan Korelasi Parsial ... 234
Lampiran 23. Perhitungan Uji Keberartian Persamaan Regresi Linier Multipel ... 237
Lampiran 24. Perhitungan Sumbangan Relatif dan Sumbangan Efektif ... 241
(15)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu faktor terpenting dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Dalam terminologinya, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003).
Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas, faktor pendidik menjadi salah satu penentu keberhasilan pendidikan. Oleh karena itu, pemerintah telah memberlakukan Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen. Undang-undang ini dimaksudkan untuk dijadikan pedoman, arah, dan tujuan bagi pendidik dalam rangka melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
Pendidikan adalah modal dasar untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Salah satu lembaga untuk menciptakan sumber daya manusia (SDM) tersebut adalah sekolah. Sekolah menjadi tempat untuk menyelenggarakan pendidikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Sekolah merupakan salah satu lembaga pelayanan pendidikan memiliki visi, misi, tujuan dan fungsi. Untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan fungsinya,
(16)
2
sekolah memerlukan tenaga yang profesional, tata kerja organisasi yang berorientasi pada manajemen berbasis sekolah, dan sumber-sumber pendukung lainnya, baik finansial maupun nonfinansial.
Sekolah sebagai suatu sistem memiliki komponen-komponen yang berkaitan satu sama lain serta berkontribusi dalam pencapaian tujuan. Komponen-komponen tersebut adalah siswa, kurikulum, bahan ajar, guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan lainnya, lingkungan, sarana, fasilitas, proses pembelajaran, dan hasil atau output. Semua komponen tersebut harus bersinergi sesuai dengan tuntutan zaman dan perubahan lingkungan yang terjadi di masyarakat. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal bertujuan membentuk manusia yang berkepribadian dan mengembangkan intelektual peserta didik dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Kepala sekolah sebagai pemimpin, harus menjalankan peran manajemen untuk membantu keberhasilan guru dan peserta didiknya. Kepala sekolah harus mampu memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat membangkitkan semangat guru untuk melaksanakan tugasnya secara efektif sehingga kinerja mereka menjadi lebih baik.
Kinerja atau prestasi kerja (performance) dapat diartikan sebagai
pencapaian hasil kerja sesuai dengan aturan dan standar yang berlaku pada masing-masing organisasi dalam hal ini sekolah. Kinerja merupakan suatu persyaratan-persyaratan tertentu yang akhirnya secara langsung dapat tercermin
dari output yang dihasilkan baik yang berupa jumlah maupun kualitasnya. Output
yang dihasilkan dapat berupa suatu hasil/pekerjaan baik berupa fisik/material maupun nonfisik/nonmaterial. Kinerja guru merupakan kemampuan seorang guru
(17)
3
dalam melaksanakan tugas pembelajaran di sekolah dan bertanggung jawab atas peserta didik dibawah bimbingannya dengan tujuan meningkatkan prestasi belajar peserta didik. Kinerja guru adalah perilaku guru dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugasnya sesuai dengan standar kinerja.
Guru harus memiliki kemampuan mengelola dan mengorganisir tugas dan fungsinya sebagai seorang tenaga pendidik dan pengajar. Dalam perspektif desentralisasi pendidikan, kepala sekolah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan di sekolah. Oleh karena itu untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah profesional yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi terhadap kinerja guru. Kinerja guru adalah unjuk kerja yang ditunjukkan oleh guru dalam melaksanakan tugasnya dalam membelajarkan siswa. Kinerja tersebut akan tampak dari kesungguhan dalam mengajar, kreatifitas dalam mempergunakan berbagai media, kemampuan dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif dan kreatif.
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan guru tidak menunjukkan kinerja yang tinggi. Kompetensi yang dimiliki, merupakan faktor kunci dalam memberhasilkan siswa. Bisa diperkirakan bagaimana mungkin seorang guru bisa memberikan materi pelajaran secara mendalam kepada siswa, sementara kompetensi profesionalnya kurang, atau barangkali bagaimana mungkin bisa dicapai hasil belajar yang maksimal jika seorang guru tidak menguasai banyak metode pembelajaran. Faktor lainnya adalah kurangnya motivasi yang dimiliki oleh guru dalam hal meningkatkan kinerjanya.
(18)
4
Salah satu faktor yang juga ikut mempengaruhi tinggi rendahnya kinerja guru secara umum dapat digolongkan kepada dua hal yaitu: faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah keadaan pribadi seorang guru baik secara fisik dan psikis, sedangkan faktor eksternal adalah seluruh lingkungan yang ada di sekitar guru tersebut. Arikunto (1990:243) mengemukakan bahwa ada dua faktor yang mempengaruhi kinerja seorang guru yaitu faktor internal yang terdiri dari sikap berkomunikasi, kemampuan manajemen, minat dan keinginan, intelegensi, intelektual, motivasi, jenis kelamin, umur, dorongan dan kepribadian, jati diri, pengalaman kerja, pendidikan. Faktor eksternal terdiri dari sarana dan prasarana, intensif atau gaji, suasana kerja dan lingkungan kerja. Mangkunegara (2007:115) lebih lanjut menjelaskan bahwa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja lebih khusus adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivation). Faktor kemampuan terdiri dari pengetahuan dan keterampilan sedangkan motivasi merupakan suatu sikap terhadap situasi kerja.
Kinerja guru yang tinggi akan tampak dari kemampuannya melaksankan tugas sehari-hari untuk mewujudkan tujuan sekolah. Kinerja guru tidak hanya tampak dari hasil yang diberikan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik,
namun berkaitan juga dengan bagaimana proses “transfer knowledge” itu
berlangsung kepada siswa. Oleh sebab itu, untuk mewujudkan sekolah yang berkualitas dan mampu bersaing dengan sekolah lainnya dibutuhkan guru-guru yang memiliki kinerja yang tinggi.
Banyak sudah usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kinerja para guru. Kebijakan tentang sertifikasi guru adalah salah satu upaya
(19)
5
dalam meningkatkan kinerja guru. Karena sangat disadari bahwa kualitas pendidikan yang tinggi hanya akan terwujud apabila para guru memiliki kinerja yang tinggi dalam melaksanakan tugasnya.
Pada tahun 2013, PBB melansir data Indeks Pembangunan Manusia (IPM) dan Indonesia menempati posisi 121, sedangkan Malaysia menempati urutan 64 dan Singapura 18. Data UNESCO tahun 2011 juga memperlihatkan hal yang hampir sama, data Education Development Index menunjukkan Indonesia menempati urutan 69 dari 127 negara (http://satunama.org/2286/ke-mana-arah-pendidikan-kita-refleksi-atas-sistem-dan-pelaksanaan-pendidikan-di-diy/)
Kinerja yang tidak baik secara nyata juga ditunjukkan oleh sebagian guru-guru di SMP Negeri Kecamatan Medan Tembung. Melalui hasil observasi dan wawancara penulis dengan Wakil Kepala Sekolah di beberapa SMP Negeri Kecamatan Medan Tembung, diperoleh informasi bahwa 10 dari 30 guru yang ada tidak menyusun sendiri perangkat pembelajaran tetapi langsung di download dari internet. Masih ada guru yang mengajar dengan cara hanya dengan membaca buku teks, tidak bisa mengoptimalkan sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah dan belum bisa mengikuti perkembangan teknologi saat ini. Kepala sekolah yang kurang mampu menunjukkan kepemimpinannya secara optimal ditunjukkan pada proses pengambilan keputusan yang terkadang masih bersifat sentralistik, guru-guru kurang dilibatkan dalam menentukan berbagai kebijakan sekolah, kepala sekolah kurang transparan dalam pengelolaan keuangan. Banyaknya siswa yang masih mengikuti bimbingan di luar sekolah juga merupakan indikasi bahwa siswa dan orang tua masih meragukan kemampuan
(20)
6
guru dalam membekali peserta didik dalam menghadapi Ujian Nasional. Ini merupakan evaluasi diri bagi guru serta sekolah dalam hal pelayanan yang diberikan kepada peserta didiknya.
Persepsi adalah proses bagaimana seseorang menyeleksi, mengorganisasi, menginterpretasi dan merespon informasi atau objek yang ada di lingkungannya. Robbins (2007:169) mengatakan bahwa persepsi adalah proses yang digunakan individu mengelola dan menafsirkan kesan indra mereka dalam rangka memberikan makna kepada lingkungan mereka.
Dalam hal ini persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah adalah bagaimana pandangan atau tanggapan guru mengenai sikap dan perilaku kepala sekolah dalam menjalankan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah. Kepala sekolah harus mampu dan dapat memberikan perubahan-perubahan dalam cara berfikir, bersikap, serta bertingkah laku terhadap yang dipimpinnya (guru dan stafnya). Kepala sekolah dengan kelebihan yang dimilikinya yaitu kelebihan pengetahuan dan pengalaman wajib membantu guru-guru agar berkembang menjadi guru-guru yang profesional. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan dalam rangka meningkatkan kemauan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah, dan mendelegasikan tugas. Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai pemimpin dapat dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap kependidikan, visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan berkomunikasi.
(21)
7
Melihat tugas yang begitu banyak, seorang kepala sekolah dituntut memiliki kemampuan manajerial. Kemampuan ini diperlukan agar dalam mengelola sekolah terjalin suasana yang kondusif. Proses berlangsungnya manajemen sekolah pada intinya adalah saat berlangsungnya pembelajaran, yaitu terjadinya interaksi antara siswa dengan guru yang didukung oleh perangkat lain sebagai bagian dari proses pembelajaran. Daya dukung tersebut adalah: (1) proses kepemimpinan yang menghasilkan keputusan–keputusan kelembagaan, pemotivasian staf, dan penyebaran inovasi; dan (2) proses manajemen yang menghasilkan aturan–aturan penyelenggaraan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program, pengkoordinasian kegiatan, monitor, dan evaluasi.
Keefektifan kepala sekolah adalah tuntutan yang harus dipenuhi, demi tercapainya tujuan sekolah yang efektif dapat mengelola seluruh sumber daya yang ada di sekolah dengan tepat. Banyak sudah penelitian bahwa peranan kepala sekolah sangat dominan dalam mencapai visi dan misi sekolah. Oleh sebab itu setiap kepala sekolah perlu memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan kepemimpinannya agar lebih efektif.
Efektifitas pelaksanaan kepemimpinan mencakup membuat secara meyakinkan bahwa seseorang memiliki pendidikan yang benar, kemampuan, pengalaman, motivasi dan kepribadian untuk menangani strategi perubahan. Karena itu sifat dasar kepemimpinan adalah motivasi, keputusan, komunikasi dan proses pengendalian akan menentukan efektifitas kepemimpinan dalam mengembangkan suatu iklim dan budaya kondusif untuk membuat kebijakan (Jauch dan Glueck, dalam Syafaruddin 2008:129). Dari pendapat di atas, maka
(22)
8
menjadi pemimpin tidaklah mudah, dibutuhkan spesifikasi, ability dan skill untuk menggerakkan bawahan demi mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan usaha kepala sekolah untuk mempengaruhi, mendorong, membimbing, mengarahkan, dan menggerakkan guru, staf, siswa, orang tua siswa, dan masyarakat dalam mencapai tujuan dan misi yang telah ditetapkan. Peran kepala sekolah sebagai pemimpin ditekankan pada kemampuannya untuk mendayagunakan sumber daya yang ada dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan sekolah.
Pendidikan seorang pemimpin seperti kepala sekolah sangat diperlukan untuk memimpin sebuah sekolah. Kenyataan banyak ditemukan bahwa kepala sekolah memiliki pendidikan yang lebih rendah dibanding dengan bawahannya. Tentu ini sedikit banyak akan berpengaruh pada pola pemikiran dan arah kebijakan yang akan diambil. Demikian juga dengan kemampuan dalam Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah, ada lima kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang kepala sekolah yakni kompetensi kepribadian, manajerial, kewirausahaan, supervisi dan sosial. Jika kepala sekolah tidak memiliki kemampuan di atas, maka tentu efektifitas kepemimpinannya akan rendah.
Kemampuan seorang guru dalam melaksanakan tugas dan kewajiban tidak terlepas dari motivasi yang dimiliki oleh guru. Motivasi kerja guru merupakan daya dorong atau daya gerak yang membangkitkan dan mengarahkan perilaku guru pada suatu perbuatan atau pekerjaan. Motivasi kerja guru sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap peningkatan kualitas kinerja guru.
(23)
9
Apabila seorang guru memiliki motivasi kerja yang tinggi maka kinerja guru tersebut juga akan meningkat.
Demikian halnya dengan kecerdasan emosional. Ginanjar (2007:5) mengatakan bahwa kecerdasan emosional ialah mengaktifkan nilai-nilai kita yang paling dalam, lalu mengubahnya dari sesuatu yang kita pikirkan menjadi sesuatu yang kita jalani. Hati tahu hal-hal yang tidak dapat diketahui pikiran. Hati adalah sumber energi dan perasaan mendalam yang menuntut kita belajar, menciptakan kerja sama, memimpin dan melayani.
Sewaktu guru berkomunikasi, emosional turut mempengaruhi pesan yang hendak disampaikan. Menurut Aw (2011:33) suasana emosional menjadi salah satu faktor yang dapat memberikan pengaruh terhadap kadar hubungan interpersonal yang positif. Keserasian suasana emosional ketika berkomunikasi sedang berlangsung, ditunjukkan dengan ekspresi yang relevan. Misalnya ketika seorang guru mengucapkan selamat atas keberhasilan sahabatnya secara verbal, maka juga harus di dukung oleh ekspresi nonverbal yang sesuai, seperti senyum bahagia, tepukan bahu penuh kebanggaan. Sebaliknya ketika seorang sahabat sedang mengalami penderitaan, maka suasana emosional yang diperlukan aalah ucapan yang menghibur dan memotivasi, serta artikulasi pesan verbal yang menegaskan adanya perasaan turut bersedih, serta kesediaan untuk mencari solusi.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja guru sebagai berikut: (1) motivasi
(24)
10
kerja berhubungan dengan kinerja guru (2) kecerdasan emosional berhubungan dengan kinerja guru (3) persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah memiliki hubungan dengan kinerja guru (4) lingkungan kerja memiliki hubungan dengan kinerja guru (5) intensif memiliki hubungan dengan kinerja guru (6) kemampuan manajemen memiliki hubungan dengan kinerja guru (7) sikap berkomunikasi memiliki hubungan dengan kinerja guru (8) jenis kelamin berpengaruh terhadap kinerja guru (9) umur berpengaruh dengan kinerja guru (10) pendidikan berpengaruh terhadap kinerja guru (11) pengalaman kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis hanya membatasi masalah yang berhubungan dengan kinerja guru yang ada di SMP Negeri Kecamatan Medan Tembung yaitu variabel yang berhubungan dengan persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan motivasi kerja.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Apakah terdapat hubungan anatara guru terhadap efektifitas
kepemimpinan
kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Tembung?
(25)
11
b. Apakah terdapat hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SMP
Negeri di Kecamatan Medan Tembung?
c. Apakah terdapat hubungan antara persepsi guru terhadap efektifitas
kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Tembung?
E.Tujuan dan Manfaat 1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk:
a. Mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap efektifitas
kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Tembung
b. Mengetahui hubungan antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru
SMP Negeri di Kecamatan Medan Tembung
c. Mengetahui hubungan antara motivasi kerja dengan kinerja guru SMP
Negeri di Kecamatan Medan Tembung
d. Mengetahui hubungan antara persepsi guru terhadap efektifitas
kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Tembung
2. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan manfaat baik teoritis maupun praktis.
(26)
12
a. Manfaat Teoritis:
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan teori, dan masukan bagi peneliti lain, menguji teori-teori tentang manajemen pendidikan yang berkaitan dengan persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, motivasi kerja dan kinerja guru.
b. Manfaat praktis:
1) Bagi Guru SMP Negeri Kecamatan Medan Tembung: sebagai bahan
masukan bagi guru-guru didalam pengembangan konsep manajemen pendidikan, khususnya yang berkenaan dengan kinerja guru.
2) Bagi Kepala Sekolah: sebagai bahan masukan untuk merumuskan
kebijakan dan program yang terkait dengan optimalisasi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.
3) Bagi Dinas Pendidikan: sebagai bahan masukan untuk merumuskan
kebijakan dan program yang terkait dengan optimalisasi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru, kebijakan dalam mewujudkan guru-guru SMP Negeri yang profesional dalam bidangnya dan kepemimpinan kepala sekolah yang efektif.
4) Bagi Peneliti selanjutnya: sebagai bahan masukan dan rujukan terkait
(27)
95 BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada Bab IV, maka dapat disimpulkan:
1. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah dengan kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung, artinya semaikin tinggi persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah maka semakin tinggi juga kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung.
2. Terdapat hubungan yang positif antara kecerdasan emosional dengan kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung, artinya semakin tinggi kecerdasan emosional maka semakin tinggi juga kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung.
3. Terdapat hubungan yang positif antara motivasi kerja dengan kinerja guru, artinya semakin tinggi motivasi kerja maka semakin tinggi juga kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung.
4. Terdapat hubungan yang positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung, artinya semakin tinggi persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja,
(28)
96
maka semakin tinggi juga kinerja guru SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung. Pada ketiga variabel ini ditemukan bahwa motivasi kerja memiliki sumbangan efektif yang paling tinggi, kemudian dilanjutkan dengan kecerdasan emosional dan persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah memberikan sumbangan efektif yang terendah.
B.Implikasi
Implikasi penelitian dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian, diantaranya:
1. Dengan diterimanya hipotesis pertama yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah. Kepala sekolah harus dapat menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong guru agar bekerja sesuai dengan tujuan sekolah, tujuan pendidikan nasional dan profesional dibidangnya. Seorang kepala sekolah yang mampu melakukan tanggung jawabnya dengan baik merupakan seorang pemimpin yang baik dan tingkat kepercayaan guru juga akan semakin meningkat kepada kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah.
2. Dengan diterimanya hipotesis kedua yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan kecerdasan emosional. Kecerdasan emosional dapat mendorong guru untuk melakukan pekerjaannya dengan sebaik-baiknya, guru yang cerdas secara
(29)
97
emosi mampu menjalin hubungan sosial dengan siapa saja serta mampu berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang lain. kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya mereka menebar kehangatan dan keterbukaan atau transparansi dengan cara yang tepat. Guru perlu memiliki kecerdasan emosional dalam dirinya karena orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi semua hal selalu melakukan yang terbaik terhadap profesinya sebagai pendidik sehingga menimbulkan kinerja yang tinggi. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus selalu membimbing guru agar memiliki kecerdasan emosional yang tinggi karena kalau hanya cerdas secara akademik belum tentu memiliki kinerja yang tinggi kalau tidak diimbangi dengan kecerdasan emosi.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja. Adapun upaya yang dilakukan adalah kepala sekolah harus membangun komunikasi yang baik dengan guru, membudayakan tidak menjatuhkan guru ketika ada masalah, dan memberikan insentif (penghargaan) bila guru melakukan tugasnya dengan baik.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional,
(30)
98
dan motivasi kerja merupakan hal yang utama di dalam meningkatkan kinerja guru. Seperti halnya dalam penelitian ini semakin tinggi persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja maka semakin tinggi juga kinerja guru demikian juga sebaliknya semakin rendah persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja maka akan semakin rendah juga kinerja guru. Maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan kinerja guru yang tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia.
C.Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada seluruh Kepala Sekolah SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung sebaiknya perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah agar dapat meningkatkan motivasi kerja dan kecerdasan emosional yang dimiliki oleh guru serta memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kinerja guru dan selalu menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong guru agar bekerja sesuai tujuan sekolah.
(31)
99
2. Kepada Guru hendaknya berusaha untuk selalu meningkatkan motivasi dalam bekerja serta memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dalam bekerja sehingga mampu menyelesaikan seluruh tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik.
3. Kepada Dinas Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan di dalam merumuskan suatu kebijakan terkait dengan optimalisasi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.
4. Kepada Peneliti Lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru.
(32)
100
DAFTAR PUSTAKA
Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu Aqib, Zainal. 2001. Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya
Daft, Richard L. 2003. Manajemen. Terjemah: Emil Salim. Jakarta: Erlangga Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta
Dharma, A .2004. Manajemen Supervisi.jakarta :Raka Grafindo Persada. Feldman, Ruth D. 2003. Kecerdasan Emosional. Bandung: Remaja Rosdakarya Ginanjar, Ari. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual
ESQ. Jakarta: Arga
Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemah: Alex Tri Kantjoro Widodo. Jakarta: Gramedia
Griffin. 2004. Manajemen. Terjemah: Gina Gania. Jakarta: Erlangga
Hasibuan, M.S.P. 2013. Manajamen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1982. Manajemen Prilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemah: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga
Hoy K. Wayne, Cecil G. Miskel. 2014. Administrasi Pendidikan Teori, Riset dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html
(33)
101
Hughes, Ginnet, et all. 2009. Leadership Enhancing The Lessons of Experience. Boston: McGraw Hill International
Indrawijaya, Adam. 1996. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru
Martin, Anthony Dio. 2013. Mengasah Kecerdasan Emosional Setiap Hari. Jakarta: Libri
Purwanto, M, N. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Presindo
Prayitno, dan Manullang, Belferik. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: Grasindo
Ranupandoyo, H. dan Husnan S. 1984. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE
Robbins, Stephen dan Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Indonesia: Indeks
Rivai, V, dkk. 2008. Performance Appraisal Sistem yang tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaahn, EDISI Kedua. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sagala, S. 2007. Desain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi daerah. Jakarta: Uhamka Press
________. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
________. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Samosir, Piter. 2011. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
dengan Kinerja Guru SMP Sekecamatan Medan Deras Kab Batubara. Tesis. Medan. Pps Unimed
(34)
102
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syafaruddin. 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Konsep, stategi dan Aplikasi Kebijakan Menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka Cipta Suharsono. 2004. Melejitkan IQ, IE, Dan IS. Jakarta: Inisiasi Press
Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
_____________. 1995. Manajemen Personalia. Jakarta : Tarsito
Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Wirawan. 2013. Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Indeks: Jakarta
Zein, Rahmad. 2013. Hubungan Iklim Kerja dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Tesis. Medan. Pps Unimed
(1)
97
emosi mampu menjalin hubungan sosial dengan siapa saja serta mampu berkomunikasi dan berhubungan baik dengan orang lain. kecerdasan emosi yang tinggi bisa membuat orang lain merasa tentram dan nyaman berada didekatnya mereka menebar kehangatan dan keterbukaan atau transparansi dengan cara yang tepat. Guru perlu memiliki kecerdasan emosional dalam dirinya karena orang yang cerdas secara emosional mampu menghadapi semua hal selalu melakukan yang terbaik terhadap profesinya sebagai pendidik sehingga menimbulkan kinerja yang tinggi. Kepala sekolah sebagai pemimpin harus selalu membimbing guru agar memiliki kecerdasan emosional yang tinggi karena kalau hanya cerdas secara akademik belum tentu memiliki kinerja yang tinggi kalau tidak diimbangi dengan kecerdasan emosi.
3. Dengan diterimanya hipotesis ketiga yang diajukan, maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan motivasi kerja. Adapun upaya yang dilakukan adalah kepala sekolah harus membangun komunikasi yang baik dengan guru, membudayakan tidak menjatuhkan guru ketika ada masalah, dan memberikan insentif (penghargaan) bila guru melakukan tugasnya dengan baik.
4. Dengan diterimanya hipotesis keempat yang diajukan yaitu adanya hubungan positif antara persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja secara bersama-sama dengan kinerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional,
(2)
dan motivasi kerja merupakan hal yang utama di dalam meningkatkan kinerja guru. Seperti halnya dalam penelitian ini semakin tinggi persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja maka semakin tinggi juga kinerja guru demikian juga sebaliknya semakin rendah persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja maka akan semakin rendah juga kinerja guru. Maka upaya meningkatkan kinerja guru adalah dengan meningkatkan persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja. Sebagai seorang pemimpin kepala sekolah harus melakukan berbagai cara untuk dapat mewujudkan kinerja guru yang tinggi untuk mencapai tujuan pendidikan di Indonesia.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Kepada seluruh Kepala Sekolah SMP Negeri di kecamatan Medan Tembung sebaiknya perlu untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan tugasnya di sekolah agar dapat meningkatkan motivasi kerja dan kecerdasan emosional yang dimiliki oleh guru serta memberikan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kinerja guru dan selalu menggerakkan, mengarahkan, dan mendorong guru agar bekerja sesuai tujuan sekolah.
(3)
99
2. Kepada Guru hendaknya berusaha untuk selalu meningkatkan motivasi dalam bekerja serta memiliki kecerdasan emosional yang tinggi dalam bekerja sehingga mampu menyelesaikan seluruh tugas-tugas yang diberikan kepadanya dengan baik.
3. Kepada Dinas Pendidikan hasil penelitian ini diharapkan menjadi masukan di dalam merumuskan suatu kebijakan terkait dengan optimalisasi kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru.
4. Kepada Peneliti Lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi satu rujukan untuk melanjutkan penelitian yang lebih mendalam terutama menyangkut persepsi guru terhadap efektifitas kepemimpinan kepala sekolah, kecerdasan emosional, dan motivasi kerja serta faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kinerja guru.
(4)
100
Ambarita, Biner, dkk. 2014. Perilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta
Arikunto, Suharsimi. 2008. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta
Aw, Suranto. 2011. Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Graha Ilmu Aqib, Zainal. 2001. Pendidikan Karakter. Bandung: Yrama Widya
Daft, Richard L. 2003. Manajemen. Terjemah: Emil Salim. Jakarta: Erlangga Daryanto. 2010. Administrasi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan & Efektifitas Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta
Dharma, A .2004. Manajemen Supervisi.jakarta :Raka Grafindo Persada. Feldman, Ruth D. 2003. Kecerdasan Emosional. Bandung: Remaja Rosdakarya Ginanjar, Ari. 2007. Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spritual
ESQ. Jakarta: Arga
Goleman, Daniel. 2001. Kecerdasan Emosi Untuk Mencapai Puncak Prestasi. Terjemah: Alex Tri Kantjoro Widodo. Jakarta: Gramedia
Griffin. 2004. Manajemen. Terjemah: Gina Gania. Jakarta: Erlangga
Hasibuan, M.S.P. 2013. Manajamen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Hersey, Paul dan Blanchard, Ken. 1982. Manajemen Prilaku Organisasi: Pendayagunaan Sumber Daya Manusia. Terjemah: Agus Dharma. Jakarta: Erlangga
Hoy K. Wayne, Cecil G. Miskel. 2014. Administrasi Pendidikan Teori, Riset dan Praktik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
http://hamdanizone.blogspot.com/2012/03/indikator-kinerja-guru-dan-penilaiannya.html
(5)
101
Hughes, Ginnet, et all. 2009. Leadership Enhancing The Lessons of Experience. Boston: McGraw Hill International
Indrawijaya, Adam. 1996. Perilaku Organisasi. Bandung: Sinar Baru
Martin, Anthony Dio. 2013. Mengasah Kecerdasan Emosional Setiap Hari. Jakarta: Libri
Purwanto, M, N. 1998. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi. Yogyakarta: Presindo
Prayitno, dan Manullang, Belferik. 2011. Pendidikan Karakter dalam Pembangunan Bangsa. Jakarta: Grasindo
Ranupandoyo, H. dan Husnan S. 1984. Manajemen Personalia. Yogyakarta: BPFE
Robbins, Stephen dan Judge, Timothy. 2008. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat
Robbins, Stephen. 2006. Perilaku Organisasi. Indonesia: Indeks
Rivai, V, dkk. 2008. Performance Appraisal Sistem yang tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaahn, EDISI Kedua. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Rivai, Veithzal. 2003. Kepemimpinan Dan Perilaku Organisasi. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Sagala, S. 2007. Desain Organisasi Pendidikan Dalam Implementasi Kebijakan Otonomi daerah. Jakarta: Uhamka Press
________. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
________. 2012. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta Samosir, Piter. 2011. Hubungan Supervisi Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
dengan Kinerja Guru SMP Sekecamatan Medan Deras Kab Batubara. Tesis. Medan. Pps Unimed
(6)
Sugiono. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Syafaruddin. 2008. Efektifitas Kebijakan Pendidikan. Konsep, stategi dan Aplikasi Kebijakan Menuju Organisasi Sekolah Efektif. Jakarta: Rineka Cipta Suharsono. 2004. Melejitkan IQ, IE, Dan IS. Jakarta: Inisiasi Press
Thoha, M. 2008. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Usman, Husaini. 2013. Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
_____________. 1995. Manajemen Personalia. Jakarta : Tarsito
Wahjosumidjo. 1984. Kepemimpinan dan Motivasi. Jakarta: Ghalia Indonesia Wirawan. 2013. Kepemimpinan Teori, Psikologi, Perilaku Organisasi, Aplikasi
dan Penelitian. Jakarta: RajaGrafindo Persada
Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan dalam Organisasi. Indeks: Jakarta
Zein, Rahmad. 2013. Hubungan Iklim Kerja dan Motivasi Kerja dengan Kinerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Lima Puluh Kabupaten Batubara. Tesis. Medan. Pps Unimed