PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) MENGGUNAKAN AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P. 2015/2016.

(1)

NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P. 2015/2016

Oleh :

Muda Hartini Tutur Mangasi Sitorus NIM 4123121040

Program Studi Pendidikan Fisika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN 2017


(2)

(3)

RIWAYAT HIDUP

Muda Hartini Tutur Mangasi Sitorus dilahirkan di Tanjung Morawa, pada tanggal 05 Maret 1994. Ayah bernama Lindung Sitorus dan Ibu bernama Eldina Siregar, anak ketiga dari empat bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk Sekolah Dasar SD Negeri No 101878 Tanjung Morawa dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis memasuki Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Lubuk Pakam dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun 2009 penulis melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam dan lulus tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima sebagai salah satu mahasiswa di Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan. Pada tahun 2016 bergabung bersama Solidaritas Mahasiswa Peduli Lingkungan (SIMPEL) sampai sekarang.


(4)

iii

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) MENGGUNAKAN AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN

PEMECAHAN MASALAH FISIKA PADA MATERI SUHU DAN KALOR DI KELAS X SEMESTER II SMA

NEGERI 1 LUBUK PAKAM T.P. 2015/2016

Muda Hartini Tutur Mangasi Sitorus (NIM 4123121040)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika pada materi suhu dan kalor di kelas X Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016. Jenis penelitian ini adalah quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian adalah seluruh siswa kelas X Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016 yang terdiri dari 7 kelas berjumlah 270 siswa. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dengan mengambil 2 kelas dari 7 kelas secara acak yaitu kelas X MIA-2 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 37 orang dan kelas X MIA-4 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 37 orang. Instrumen yang digunakan untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa adalah tes soal pemecahan masalah bentuk essay dengan jumlah 10 soal, observasi aktivitas, penilaian afektif dan penilaian keterampilan siswa dengan menggunakan lembar observasi yang dilakukan oleh dua observer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh model pembelajaran berbasis masalah menggunakan audiovisual terhadap kemampuan pemecahan masalah fisika di kelas X Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P 2015/2016.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala kasih dan rahmat-Nya yang telah memberikan kesehatan dan hikmat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

Skripsi berjudul ”Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Menggunakan Audiovisual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016” disusun untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan (UNIMED).

Penyusunan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada: Bapak Drs. Sehat Simatupang, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal penelitian sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc.,PhD, Ibu Dr. Betty M. Turnip, M.Pd dan Mukti Hamjah Harahap, S.Si.,M.Si selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari rencana penelitian sampai selesai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Rappel Situmorang, M.Si, Bapak Purwanto, M.Pd selaku validator yang telah memberikan masukan dan saran-saran untuk melakukan penelitian dan juga ucapan terima kasih kepada Bapak Dr. Asrin Lubis M.Pd selaku dekan FMIPA, Bapak Henok Siagian, M.Si selaku dosen pembimbing akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen beserta Staf Pegawai Jurusan Fisika FMIPA UNIMED yang sudah membantu penulis.

Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada Bapak Ramli Siregar, M.Si selaku kepala SMA Negeri Lubuk Pakam yang memberikan izin penelitian, kepada Bapak Sofian Rudolf, S.Pd selaku salah satu guru mata pelajaran Fisika di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam yang memberikan masukan-masukan yang


(6)

v

mendukung serta kepada staff guru dan pegawai SMA Negeri 1 Lubuk Pakam yang turut membantu selama penelitian.

Teristimewa penulis sampaikan terima kasih kepada Ayahanda Lindung Sitorus dan Ibunda tercinta Eldina Siregar yang telah membimbing dan mendidik penulis dengan kasih sayang, selalu mendoakan, memberikan nasehat serta bimbingan selama perkuliahan dan penyusunan skripsi ini, demikian juga kepada kakak saya tercinta Roma Ria Sitorus S.E, Bertha Kristina Sitorus S.Pd, dan dan adik saya Jefri Martua Sitorus juga kepada sahabat saya Atika Novianty S.ST dan Debora Rumapea A.Md yang selalu memberikan semangat bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Reinhard Hutabarat, Aleksander Sihotang, S.Pd, Julibriana Lumbangaol, S.Pd, Libri Sinaga, Eka Inomiaty, S.Pd dan teman seperjuangan saya Fisika Dik A 2012 atas kebersamaan dan semangat yang kita lalui selama empat tahun di UNIMED terkhusus di masa-masa penyusunan skripsi.

Penulis telah berupaya dengan semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun demi sempurnanya skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Januari 2017 Penulis,

Muda Hartini Sitorus NIM. 4123121040


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar viii

Daftar Tabel ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah 1

1.2 Identifikasi Masalah 5

1.3 Batasan Masalah 6

1.4 Rumusan Masalah 6

1.5 Tujuan Penelitian 7

1.6 Manfaat Penelitian 7

1.7 Definisi Operasional 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 9

2.1.1 Pengertian Belajar 9

2.1.2 Pengertian Masalah 10

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah 11

2.1.4 Aktivitas Belajar 13

2.1.5 Media Pembelajaran 14

2.1.5.1 Pengertian Media Pembelajaran 14

2.1.5.2. Fungsi dan Manfaat Penggunaan Media Pembelajaran 15 2.1.5.3. Klasifikasi dan Macam-macam Media Pembelajaran 16

2.1.5.4. Prinsip-Prinsip Penggunaan Media 17

2.1.5.5. Media Audiovisual 17

2.1.6 Model Pembelajaran 18

2.1.7 Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) 19 2.1.7.1 Ciri-ciri Khusus Problem Based Learning 19

2.1.7.2 Sintaks Problem Based Learning 20

2.1.7.3 Teori Belajar yang Mendukung Model Problem Based Learning 21 2.1.7.4 Kelebihan dan Kekurangan Problem Based Learning 22

2.1.8 Pembelajaran Konvensional 24

2.1.9 Materi Pembelajaran 25

2.1.10 Penelitian yang Relevan 47

2.2. Kerangka Konseptual 50


(8)

vii

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 52

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian 52

3.2.1 Populasi Penelitian 52

3.2.2 Sampel Penelitian 52

3.3 Variabel Penelitian 52

3.3.1 Variabel Bebas 52

3.3.2 Variabel Terikat 52

3.4 Jenis dan Desain Penelitian 53

3.4.1 Jenis Penelitian 53

3.4.2 Desain Penelitian 53

3.5. Prosedur Penelitian 54

3.6. Instrumen Penelitian 56

3.6.1 Observasi Aktivitas 56

3.6.2 Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 56

3.7 Uji Coba Instrumen Penelitian 58

3.7.1 Validitas Isi 58

3.8 Teknik Analisis Data 58

3.8.1 Uji Persyaratan Analisis Data 58

3.8.2 Pengujian Hipotesis 60

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Hasil Penelitian 63

4.1.1 Deskripsi Data Pretes Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 63

4.1.2 Analisa Data Pretes 65

4.1.2.1 Uji Normalitas 65

4.1.2.2 Uji Homogenitas 65

4.1.3 Deskripsi Data Perlakuan Di Kelas Eksperimen dan Kontrol 66

4.1.3.1 Penilaian Observasi Aktivitas 67

4.1.3.2 Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 68 4.1.3.3 Penilaian Keterampilan Kelas Eksperimen 69 4.1.4. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol 70

4.1.5. Analisa Data Postest 71

4.1.5.1. Uji Normalitas 71

4.1.5.2. Uji Homogenitas 72

4.1.5.3. Uji Hipotesis 72

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 80

5.2 Saran 80

DAFTAR PUSTAKA 82


(9)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Beberapa Jenis Termometer 26

Gambar 2.2 Hubungan Linear Antara Panjang Kolom Raksa X 28 Dan Suhu Dalam Skala Celcius

Gambar 2.3 Skala Celcius Dan Skala Kelvin 29

Gambar 2.4 Skala Fahrenheit Dan Celcius Pada Sebuah Termometer 30

Gambar 2.5 Keping Bimetal 32

Gambar 2.6 Grafik Anomali Air 35

Gambar 2.7 Proses Isobarik 36

Gambar 2.8 Proses Isokhorik 36

Gambar 2.9 Kalorimeter 41

Gambar 2.10 Grafik Pemanasan Dan Pendinginan Lilin 42 Gambar 2.11 Kalor Berpindah Dari Suhu Tinggi Ke Suhu Rendah 43 Gambar 2.12 Partikel-Partikel Pada Ujung Benda Yang Dipanasi 44 Dan Tidak Dipanasi

Gambar 2.13 Konveksi Pada Zat Cair 45

Gambar 3.1 Skema Prosedur Penelitian 55

Gambar 4.1 Diagram Batang Data Pretest Kelas Eksperimen 64 Gambar 4.2 Diagram Batang Data Pretest Kelas Kontrol 64 Gambar 4.3 Diagram Batang Hasil Penilaian Observasi Aktivitas 67

Belajar Kelas Eksperimen dan Kontrol

Gambar 4.4 Diagram Batang Persentase Penilaian Sikap Kelas 68 Eksperimen dan Kelas Kontrol

Gambar 4.5 Diagram Persentase Penilaian Keterampilan 69 Kelas Eksperimen

Gambar 4.6 Diagram Batang Data Postes Kelas Eksperimen 70 Gambar 4.7 Diagram Batang Data Postest Kelas Kontrol 71


(10)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Sintaks Model PBL 20

Tabel 2.2. Koefisien Muai Berbagai Zat Pada Suhu Kamar 32

Tabel 2.3. Kalor Jenis Berbagai Zat 39

Tabel 2.4. Penelitian Yang Relevan 47

Tabel 3.1. Desain Penelitian 53

Tabel 3.2. Indikator Observasi Aktivitas Siswa 56

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Siswa 57

Tabel 3.4. Kategori Kemampuan Pemecahan Masalah 57 Tabel 4.1. Data Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 63 Tabel 4.2. Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen Dan 65

Kelas Kontrol

Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Pretest 65 Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Perhitungan Kesamaan Rata-Rata Pretest 66

64

Tabel 4.5. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen dan 67 Kontrol

Tabel 4.6. Persentase Penilaian Sikap Kelas Eksperimen dan 68 Kontrol

Tabel 4.7. Data Postest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol 70 Tabel 4.8. Uji Normalitas dan Homogenitas Data Postest Kelas 71

Eksperimen Dan Kelas Kontrol


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 RPP Suhu dan Pemuaian 84

Lampiran 2 LKS Suhu dan Pemuaian 104

Lampiran 3 RPP Kalor, Perubahan Wujud dan Asas Black 107 Lampiran 4 LKS Kalor, Perubahan Wujud, dan Asas Black 124

Lampiran 5 RPP Perpindahan Kalor 128

Lampiran 6 LKS Perpindahan Kalor 143

Lampiran 7 LP 01 146

Lampiran 8 LP 02 148

Lampiran 9 LP 03 150

Lampiran 10 Kisi-Kisi Instrumen Pretest/Posttest 154

Lampiran 11 Instrumen Soal-Soal KPM 167

Lampiran 12 Lembar Wawancara Guru 169

Lampiran 13 Lembar Angket Siswa 170

Lampiran 14 Perhitungan Rata-rata, Varians dan Standar Deviasi 174

Lampiran 15 Uji Normalitas 177

Lampiran 16 Uji Homogenitas 180

Lampiran 17 Pengujian Hipotesis 183

Lampiran 18 Distribusi Hasil Pretest Kelas Eksperimen 187 Lampiran 19 Distribusi Hasil Pretest Kelas Kontrol 189

Lampiran 20 Data Postest Kelas Eksperimen 191

Lampiran 21 Data Postes Kelas Kontrol 193

Lampiran 22 Dokumentasi 195

Lampiran 23 Lembar Distribusi Data Observasi 201 Aktivitas Belajar Kelas Eksperimen

Lampiran 24 Lembar Distribusi Data Observasi 204 Aktivitas Belajar Kelas Kontrol

Lampiran 25 Lembar Penilaian Afektif Kelas Eksperimen 206 Lampiran 26 Lembar Penilaian Afektif Kelas Kontrol 208 Lampiran 27 Daftar Nilai Persentil untuk distribusi f 210 Lampiran 28 Daftar Nilai Persentil untuk distribusi t 212

Lampiran 29 Pengantar Surat Penelitian 213

Lampiran 30 Balasan Surat Penelitian 214


(12)

(13)

1

Standar proses pendidikan merupakan kebijakan yang sangat penting dan strategis untuk pemerataan dan peningkatan kualitas pendidikan, hal ini tercantum pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab 1 Pasal 1 Ayat 6 yang menyatakan bahwa standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada suatu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Melalui standar proses pendidikan setiap guru atau pengelola kelas dapat menentukan bagaimana seharusnya proses pembelajaran berlangsung agar menghasilkan kualitas pendidikan dengan pencapaian kemampuan pemecahan masalah yang sesuai dengan standar proses pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah diharapkan memiliki hubungan timbal balik antara guru dengan siswa. Menurut Sanjaya (2006: 26) Guru sebagai pengelola kelas sebaiknya melahirkan interaksi belajar mengajar yang baik, untuk itu guru sebaiknya merencanakan kegiatan pengajarannya secara sistematis dengan memanfaatkan segala sesuatunya guna kepentingan pengajarannya. Melalui proses kegiatan belajar mengajar yang optimal diharapkan kualitas pendidikan dapat tercapai dengan baik.

Kenyataannya, pelaksanaan pendidikan di sekolah belum sesuai dengan harapan di atas. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Menurut Jihad (2012: 12) Pembelajaran adalah inti dari proses pendidikan secara keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peranan utama. Dalam proses pembelajaran, baik guru dan siswa bersama−sama menjadi pelaku terlaksananya tujuan pembelajaran. Namun yang terjadi anak kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berfikir tetapi guru yang aktif memberikan informasi dengan menjelaskan materi kemudian memberikan contoh soal sementara siswa pasif saat proses pembelajaran berlangsung. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal


(14)

2

informasi, otak anak dituntut untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika siswa diberikan soal-soal konsep, mereka tidak mengerti mengerjakan soal tersebut, siswa juga akan bosan ketika hanya mendengarkan saja. Selain itu, siswa hanya akan pintar secara teoritis yaitu sesuai yang mereka hafal yang akan berdampak kepada kemampuan pemecahan masalah siswa, sebagai salah satu contohnya pada mata pelajaran fisika. Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari fenomena dan gejala alam secara empiris, logis, sistematis, dan rasional yang melibatkan proses dan sikap ilmiah. Dalam pelajaran fisika anak dituntut untuk berfikir tinggi, aktif, dan memahami konsep. Oleh karena itu, pengajaran untuk mata pelajaran fisika seharusnya menggunakan metode pembelajaran yang dapat menunjang kemampuan pemecahan masalah fisika yang sesuai dengan standar proses pendidikan seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.

Masalah yang dihadapi dunia pendidikan tersebut sejalan dengan informasi dan data yang diperoleh peneliti saat melakukan observasi. Berdasarkan angket yang dibagikan oleh peneliti di SMA Negeri 1 Lubuk Pakam, peneliti mendapat informasi dari 37 siswa kelas X, ada sebanyak 20 orang yang menjawab guru fisika mengajar di kelas membosankan dan sulit dipahami sehingga menyebabkan kemampuan pemecahan masalah fisika yang tidak maksimal. Hal ini dapat dilihat dari informasi yang peneliti dapatkan dari wawancara terhadap guru fisika bahwasanya kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan untuk nilai fisika adalah 75, sementara berdasarkan angket yang peneliti bagikan bahwa dari 37 siswa, terdapat 17 siswa tidak tuntas dalam pelajaran fisika yaitu mendapat nilai di bawah KKM. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam hanya 54 % siswa yang tuntas terhadap pelajaran fisika. Hal ini relevan dengan data yang diperoleh dari angket yang diberikan kepada 37 siswa. Sebanyak 41 % (15 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami dan membingungkan, 19 % (7 orang siswa) berpendapat fisika adalah pelajaran yang membosankan/kurang menarik, 21 % (8


(15)

orang siswa) berpendapat fisika biasa – biasa saja, dan hanya 19 % (7 orang siswa) yang berpendapat fisika mudah dan menyenangkan. Hal ini tidaklah sesuai dengan pelaksanaan pendidikan seperti yang diharapkan. Faktor lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan pemecahan masalah siswa berdasarkan penyebaran wawancara pada salah satu guru adalah metode dan model pembelajaran fisika kurang bervariasi. Pembelajaran fisika lebih dominan menggunakan metode ceramah, mencatat, mengerjakan soal dan pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Siswa lebih banyak belajar dengan menerima, mencatat dan menghafal pelajaran, hal inilah yang membuat siswa kurang senang belajar fisika, sehingga kemampuan pemecahan masalah yang diperoleh siswa tidak maksimal. Padahal siswa-siswi SMA Negeri 1 Lubuk Pakam termasuk siswa-siswi dengan penyaringan seleksi yang ketat pada waktu penerimaan mahasiswa baru. Mereka disaring melalui raport, uji akademik jadi mereka dituntut memiliki kemampuan yang di atas rata-rata. Faktor lainnya berdasarkan wawancara yang dilakukan adalah tidak semua guru memaksimalkan media yang disediakan oleh pihak sekolah, padahal semua ruangan kelas difasilitasi dengan proyektor yang dapat dimanfaatkan guru sebagai media pembelajaran. Hal di atas sesuai dengan pendapat Slameto (2010: 54) yang mengemukakan bahwa faktor yang mempengaruhi belajar adalah faktor yang berasal dari dalam individu dan yang berasal dari luar individu. Faktor yang berasal dari dalam individu salah satu contohnya adalah kemauan anak tersebut untuk belajar dan faktor yang berasal dari luar individu seperti guru yang mengajar.

Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dan mampu meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Salah satu alternatifnya adalah Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) atau Problem Based Learning (PBL). Model PBL merupakan pendekatan yang efektif untuk pengajaran proses berfikir tingkat tinggi. Menurut Arends (2007:43) PBL tidak dirancang untuk membantu guru menyampaikan informasi dengan jumlah besar kepada siswa akan tetapi PBL dirancang terutama untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berfikir, keterampilan menyelesaikan masalah, dan keterampilan intelektualnya. Peran guru dalam


(16)

4

proses pembelajaran langsung terutama terdiri atas menyajikan informasi kepada siswa dan memberi contoh keterampilan tertentu dengan cara yang jelas dan efisien. Pembelajaran berbasis masalah fokusnya bukan hanya pada apa yang sedang dikerjakan siswa (perilaku siswa), tetapi apa yang sedang difikirkan (kognisi mereka). Selain model pembelajaran, guru juga membutuhkan media sebagai salah satu sumber belajar. Media sumber belajar adalah alat bantu yang berguna dalam proses belajar mengajar. Menurut Djamarah (2013: 13) kesulitan anak didik memahami konsep dan prinsip tertentu dapat diatasi dengan menggunakan alat bantu, bahkan alat bantu diakui dapat melahirkan umpan balik yang baik dari siswa. Pemanfaatan taktik alat bantu yang akseptabel, guru dapat menggairahkan belajar siswa. Salah satu alat bantu pengajaran adalah berupa gambar dan video. Menurut Sanjaya (2006: 216) salah satu kriteria pemilihan bahan pelajaran dalam SPBM adalah bahan pelajaran mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang salah satunya bersumber dari video. Video merupakan salah satu contoh media pembelajaran audiovisual. Penggunaan media atau alat bantu audiovisual sangat didukung oleh Dwyer salah satu tokoh aliran Realisme. Aliran realisme berasumsi bahwa belajar yang sempurna hanya dapat tercapai jika digunakan bahan-bahan audiovisual yang mendekati realitas. Menurut Miller, dkk lebih banyak sifat bahan audiovisual yang menyerupai realisasi, makin mudah terjadi belajar. Karenanya, ada kecenderungan dari pihak guru untuk memberikan bahan pelajaran sebanyak mungkin dengan memberikan penjelasan yang mendekati realisasi kehidupan dan pengalaman anak didik (Djmarah, 2013: 47)

Model pembelajaran ini sudah pernah diteliti sebelumnya oleh Supriawan, dkk (2012) dengan hasil penelitian rata-rata tes kemampuan pemecahan masalah kelas eksperimen adalah 73,77 sedangkan kelas kontrol adalah 62,76. Peneliti-peneliti ini sudah membuktikan bahwa ada pengaruh signifikan menggunakan PBM namun peneliti ini memiliki kelemahan yaitu tidak melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Peneliti lainnya yaitu Derlina, dkk (2013) dengan model PBM diperoleh hasil postest pada kelas eksperimen 71,71 sedangkan pada kelas kontrol nilai postest 66,42. Kendala yang dihadapi peneliti ini adalah pengalokasian waktu setiap tahapan pembelajaran


(17)

berbasis masalah yang kurang efisien. Banyak aktivitas yang kurang maksimal dilaksanakan akibat pengalokasian waktu yang tidak tepat. Ada juga peneliti yang berasal dari Malaysia Aziz, Majed (2014) membuktikan bahwa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah membawa pengaruh yang signifikan, dengan model PBM diperoleh hasil 34, 40 % dan hasil postest pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional adalah sebesar 33,60 % .

Model PBM ini juga sudah diterapkan oleh Eunike, (2014) dengan hasil penelitian rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran berbasis masalah sebesar 75,06 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 67,81 dan Roniati (2015) dengan hasil penelitian rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 75,07 dan kelas kontrol sebesar 68,47. Peneliti-peneliti ini memiliki kendala saat pengawasan pengerjaan postest terhadap siswa yang mencontek.

Berdasarkan hasil peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBM terhadap kemampuan pemecahan masalah Peneliti akan memberikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan embar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, Selain itu, peneliti akan menggunakan media pembelajaran audiovisual dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa akan lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Menggunakan Audiovisual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:


(18)

6

1. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang tidak maksimal dikarenakan pelajaran fisika yang dianggap sulit.

2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran. 3. Kurangnya minat siswa untuk belajar fisika.

4. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. 1.3 Batasan Masalah

Memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.

2. Subyek penelitian ini adalah kelas X semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

3. Materi yang diajarkan adalah materi suhu dan kalor. 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

3. Bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

4. Bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?


(19)

5. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

4. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X.


(20)

8

1.7 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan istilah-istilah sebagai berikut:

1.

Pemecahan masalah didefinisikan sebagai “setiap perilaku yang,melalui manipulasi variabel-variabel, menyebabkan kemunculan solusi lebih dimungkinkan (Margaret, 2012: 151)

2. Model problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan sekaligus model pembelajaran di mana siswa diajarkan pembelajaran yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, 2008: 41).


(21)

82

DAFTAR PUSTAKA

Amador, Jose, A., (2006), The Problem Learning Bolton Massachusetts, Anker Publishing Company, INC

Ashlock, Robert dkk, (1983), Guiding Each Child’s Learning of Mathematics, Charles e.merrill publishing Company, Ohio.

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar Jilid II, Ed ke-7, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Aziz, M, S,, dkk, (2014), The Effects of Problem-Based Learning on Self

Directed Learning Skills among Physics Undergraduates, International Journal of Academic Research in Progressive Education and Development Vol. 3, No. 1.

Bell, J., (2012), Introducing Problrm Base Learning As A Learning Strategy For Masters Students, Practitioner Research In Higher Education. Vol.31, No.9, pp. 1157-1174.

Derlina, Dkk, (2013), Pengruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X Sma St.Yoseph Medan, Jurnal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Djamarah, S. B.; Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Duch, Barbara J., (2001), Problems: A Key Factor in PBL, (Online),

(http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-what.html, diakses 29 Januari 2016). Gagne, Robert M. 1983. Some Issues in the Psycology of Mathematics Instruction.

Journal for Reasearch in Mathematics Education, Vol. 14, No. 1 pg. 7–18 Gredler, Margaret., E, (2012), Learning and Instruction, Kencana, Jakarta

Halliday, D.; Resnick, R., (1999), Fisika Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Jihad, A.; Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta. Kanginan, M., (2002), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Murdiono, M Peningkatan Keterampilan Strategi Matematika Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.

http://elka10bhsindo.weebly.com/jurnal2.html

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sugiono, (2011), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Supriawan, G. C., (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Disertai Media Komputer Makro Media Flash”. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1 (3), 291-293


(22)

83

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika, Ed ke-6, Tarsito Bandung, Bandung.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif, Ed ke-1, Kencana, Jakarta.

Wena, M., (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual, Jakarta, Bumi Aksara.

Whitcombe, S. W., (2013), Problem-based learning students’ perceptions of professional knowledge and identity: occupational therapists as ‘knowers’ British Journal Of occupational therapists. Vol. 76, No.1, pp. 37-42.


(1)

berbasis masalah yang kurang efisien. Banyak aktivitas yang kurang maksimal dilaksanakan akibat pengalokasian waktu yang tidak tepat. Ada juga peneliti yang berasal dari Malaysia Aziz, Majed (2014) membuktikan bahwa menggunakan model pembelajaran berbasis masalah membawa pengaruh yang signifikan, dengan model PBM diperoleh hasil 34, 40 % dan hasil postest pada kelas yang menggunakan pembelajaran konvensional adalah sebesar 33,60 % .

Model PBM ini juga sudah diterapkan oleh Eunike, (2014) dengan hasil penelitian rata-rata kemampuan pemecahan masalah siswa dengan pembelajaran berbasis masalah sebesar 75,06 lebih tinggi dibandingkan dengan pembelajaran konvensional sebesar 67,81 dan Roniati (2015) dengan hasil penelitian rata-rata siswa kelas eksperimen sebesar 75,07 dan kelas kontrol sebesar 68,47. Peneliti-peneliti ini memiliki kendala saat pengawasan pengerjaan postest terhadap siswa yang mencontek.

Berdasarkan hasil peneliti ini diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran PBM terhadap kemampuan pemecahan masalah Peneliti akan memberikan dan membimbing siswa dalam mengerjakan embar Kerja Siswa (LKS) yang relevan dengan kehidupan sehari-hari, Selain itu, peneliti akan menggunakan media pembelajaran audiovisual dan membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pengalokasian waktu seefisien mungkin sehingga diharapkan kemampuan pemecahan masalah siswa akan lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul : “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBM) Menggunakan Audiovisual terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah pada Materi Suhu dan Kalor di Kelas X Semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka permasalahan yang dapat diidentifikasi adalah sebagai berikut:


(2)

1. Kemampuan pemecahan masalah fisika siswa yang tidak maksimal dikarenakan pelajaran fisika yang dianggap sulit.

2. Kurangnya penggunaan media pembelajaran. 3. Kurangnya minat siswa untuk belajar fisika.

4. Penggunaan model dan metode pembelajaran yang kurang bervariasi. 1.3 Batasan Masalah

Memperjelas ruang lingkup masalah yang akan diteliti, maka perlu dijelaskan batasan masalah dalam penelitian, yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran berbasis masalah untuk kelas eksperimen dan pembelajaran konvensional untuk kelas kontrol.

2. Subyek penelitian ini adalah kelas X semester II SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

3. Materi yang diajarkan adalah materi suhu dan kalor. 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi, dan batasan masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

2. Bagaimana kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

3. Bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

4. Bagaimana aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?


(3)

5. Bagaimanakah pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016?

1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

2. Untuk mengetahui kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

3. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

4. Untuk mengetahui aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran konvensional pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

5. Untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran berbasis masalah dan pembelajaran konvensional terhadap kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi suhu dan kalor di kelas X SMA Negeri 1 Lubuk Pakam T.P. 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sebagai informasi kemampuan pemecahan masalah siswa dengan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah pada materi suhu dan kalor di kelas X.


(4)

1.7 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini digunakan istilah-istilah sebagai berikut:

1.

Pemecahan masalah didefinisikan sebagai “setiap perilaku yang,melalui manipulasi variabel-variabel, menyebabkan kemunculan solusi lebih dimungkinkan (Margaret, 2012: 151)

2. Model problem based learning (PBL) atau pembelajaran berbasis masalah merupakan suatu pendekatan sekaligus model pembelajaran di mana siswa diajarkan pembelajaran yang autentik dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri, mengembangkan inquiri dan keterampilan berfikir tingkat lebih tinggi, mengembangkan kemandirian dan percaya diri (Arends, 2008: 41).


(5)

82

DAFTAR PUSTAKA

Amador, Jose, A., (2006), The Problem Learning Bolton Massachusetts, Anker Publishing Company, INC

Ashlock, Robert dkk, (1983), Guiding Each Child’s Learning of Mathematics, Charles e.merrill publishing Company, Ohio.

Arends, R. I., (2008), Learning to Teach (Belajar untuk Mengajar Jilid II, Ed ke-7, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Arikunto, S., (2010), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Ed Revisi, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Aziz, M, S,, dkk, (2014), The Effects of Problem-Based Learning on Self

Directed Learning Skills among Physics Undergraduates, International Journal of Academic Research in Progressive Education and Development Vol. 3, No. 1.

Bell, J., (2012), Introducing Problrm Base Learning As A Learning Strategy For Masters Students, Practitioner Research In Higher Education. Vol.31, No.9, pp. 1157-1174.

Derlina, Dkk, (2013), Pengruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi Pokok Optik Geometri Kelas X Sma St.Yoseph Medan, Jurnal Prosiding Semirata FMIPA Universitas Lampung, 2013

Djamarah, S. B.; Zain, A., (2013), Strategi Belajar Mengajar. PT Rineka Cipta, Jakarta.

Duch, Barbara J., (2001), Problems: A Key Factor in PBL, (Online),

(http://www.udel.edu/pbl/cte/jan95-what.html, diakses 29 Januari 2016). Gagne, Robert M. 1983. Some Issues in the Psycology of Mathematics Instruction.

Journal for Reasearch in Mathematics Education, Vol. 14, No. 1 pg. 7–18 Gredler, Margaret., E, (2012), Learning and Instruction, Kencana, Jakarta

Halliday, D.; Resnick, R., (1999), Fisika Jilid I, Erlangga, Jakarta.

Jihad, A.; Haris, A., (2012), Evaluasi Pembelajaran, Multi Presindo, Yogyakarta. Kanginan, M., (2002), Fisika untuk SMA Kelas X, Erlangga, Jakarta.

Murdiono, M Peningkatan Keterampilan Strategi Matematika Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Berbasis Masalah.

http://elka10bhsindo.weebly.com/jurnal2.html

Ngalimun, (2012), Strategi dan Model Pembelajaran, Aswaja Pressindo, Yogyakarta.

Rusman, (2012), Model-model Pembelajaran, Rajawali Pers, Jakarta.

Sanjaya, W., (2008), Strategi Pembelajaran Berorientasi Standard Proses Pendidikan. Kencana, Jakarta.

Sardiman, (2011), Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Rajawali Pers, Jakarta.

Sugiono, (2011), Statistika Untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.

Supriawan, G. C., (2012). “Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Disertai Media Komputer Makro Media Flash”. Jurnal Pembelajaran Fisika. 1 (3), 291-293


(6)

Slameto, (2010), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi, PT Rineka Cipta, Jakarta.

Sudjana, (2005). Metoda Statistika, Ed ke-6, Tarsito Bandung, Bandung.

Trianto, (2010), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progressif, Ed ke-1, Kencana, Jakarta.

Wena, M., (2009). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer, Suatu Tinjauan Konseptual, Jakarta, Bumi Aksara.

Whitcombe, S. W., (2013), Problem-based learning students’ perceptions of professional knowledge and identity: occupational therapists as ‘knowers’ British Journal Of occupational therapists. Vol. 76, No.1, pp. 37-42.


Dokumen yang terkait

PENGARUH SCAFFOLDING DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA

3 98 160

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) BERDASARKAN GENDER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA PADA MATERI KETERKAITAN KEGIATAN MANUSIA DENGAN MASALAH PERUSAKAN DAN PELESTARIAN LINGKUNGAN (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMA Negeri

3 21 66

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA KELAS X SMA MATERI TRIGONOMETRI DALAM PEMBELAJARAN MODEL AUDITORY INTELLECTUALLY REPETITION (AIR)

7 85 402

PENGARUH SCAFFOLDING DALAM PEMECAHAN MASALAH FISIKA BERBASIS MULTIREPRESENTASI TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA SMA Apriana

0 0 13

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN THINK - TALK -- WRITE (TTW) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI PELUANG DIKELAS X SMA NEGERI 1 AIR JOMAN. TA 2017/2018

0 0 9

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E BERBANTUAN ALAT PERAGA PADA MATERI SEGITIGA KELAS VII TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA

1 1 12

PENGEMBANGAN VIDEO PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII PADA MATERI KALOR

0 1 18

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH BERBANTUAN LKPD TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA DI SMA

0 6 9

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KONSTRUKTIVISME TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA

0 1 12

PERBANDINGAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PESERTA DIDIK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD PADA MATERI TEKANAN

0 2 20