MODAL SOSIAL DALAM KOPERASI CREDIT UNION (STUDI KASUS DI KOPERASI CREDIT UNION TUNAS MEKAR MEDAN DAN HARAPAN MAJU LINTONGNIHUTA, SAMOSIR).

MODAL SOSIAL DALAM KOPERASI CREDIT UNION
(Studi Kasus di Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan
Maju Lintongnihuta Kabupaten Samosir)

TESIS
Diajukan untuk memenuhi sebagian syarat
mendapatkan gelar Magister Sains pada Program Studi Antropologi Sosial

Oleh:

ZANRISON NAIBAHO
NIM : 8146152017

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2016

ABSTRAK
ZANRISON NAIBAHO, NIM. 8146152017. Modal Sosial dalam Koperasi
Credit Union (Studi Kasus di Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan

dan Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir), Tesis Pascasarjana Universitas
Negeri Medan, 25 Agustus 2016.
Latar belakang penelitian ini adalah kurangnya kajian terhadap modal
sosial dalam lembaga keuangan koperasi Credit Union, yang berakibat dalam
kehidupan sosial-ekonomi anggotanya. Penelitian ini bertujuan : untuk
mengetahui bentuk, pengelolaan dan dampak modal sosial dalam koperasi Credit
Union Tunas Mekar Medan koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta,
Samosir. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif, dan lokasi
penelitian di Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju
Lintongnihuta, Samosir. Kedua koperasi tersebut merepresentasikan perkotaan
dan pedesaan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
meliputi: observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan
versi Miles dan Huberman dengan tahapan : reduksi data, penyajian data, serta
penarikan kesimpulan atau verifikasi.
Hasil Penelitian bahwa bentuk modal sosial dalam koperasi Credit Union
yakni nilai dan norma yang membangun sikap kejujuran, saling percaya,
keterusterangan, kekeluargaan, resiprositas, toleransi, demoktaris, tanggung
jawab, kerjasama,. kerjasama, jaringan, keterbukaan, kemandirian, empati,
kekeluargaan, kepercayaan. Pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit
Union dilaksanakan dalam kegiatan simpan-pinjam, daperma, dakesma, diskusi,

gotongroyong, kegiatan suka dan duka, pembuatan pupuk organik dan pestisida,
bibit unggul dan pengolahan tanah, pelatihan pengelolaan pembukuan, bimbingan
rohani, pelatihan tentang hukum dan politik, pelatihan pembuatan bantal dari
plastik, toko sembako milik bersama, pelatihan pembuatan ternak lebah. Dampak
pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union yakni keberhasilan
terlihat melalui perkembangan jumlah unit, jumlah anggota, besarnya asset yang
dimiliki, besarnya sisa hasil usaha, besarnya kepercayaan masyarakat kepada
koperasi, terbentuknya kemandirian anggota dan perubahan sosial-ekonomi
anggota koperasi Credit Union.
Kesimpulan dari hasil penelitian bahwa koperasi Credit Union memiliki
makna kumpulan orang yang saling percaya. Koperasi credit union telah berhasil
mengembangkan konsep modal sosial dengan baik yang merupakan faktor
penting dalam ekonomi kerakyatan. Bentuk dan pengelolaan modal sosial yang
dilaksanakan dalam koperasi berdasarkan pada kebutuhan dan potensi yang
dimiliki anggota. Pelaksanaan modal sosial tujuan utamanya untuk membentuk
karakter anggota, yang memiliki mental tanggung jawab, resiprositas, terbuka dan
saling percaya.
Kata Kunci : Modal Sosial, Credit Union, Pengelolaan Koperasi

iii


ABSTRACT
ZANRISON NAIBAHO, NIM. 8146152017. Social Capital in Credit Cooperative
Union (Case Study in Cooperative Credit Union Tunas Mekar Medan and
Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir), Post Graduate Thesis Medan State
University, August 25, 2016.
The background of this study is the lack of study of social capital in the
cooperative financial institutions Credit Union, which resulted in socio-economic
life of its members. This study aims: to determine the shape, management and the
impact of social capital in the Cooperative Credit Union Tunas Mekar Medan and
Cooperative Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta in Samosir. The research
was conducted by using descriptive qualitative method and research sites were in
the Cooperative Credit Union Tunas Mekar Medan and Harapan Maju
Lintongnihuta in Samosir. Both of these cooperatives represent urban and rural
areas. Data collection techniques used in this study include: observation,
interviews and documentation. Analysis of the data used version of Miles and
Huberman phases: data reduction, data presentation, and drawing a conclusion or
verification.
The result of studi described the social capital in the Cooperative Credit
Union values and norms that build a sense of honesty, mutual trust, candor,

kinship, reciprocity, tolerance, democracy, responsibility, cooperation,networking,
openness, independence, empathy, familiarity, trust. Management of social capital
in the Cooperative Credit Union implemented in saving and borrowing activities,
daperma, dakesma, discussion, cooperative, activities joy and sorrow, organic
fertilizer and pesticides, quality seeds and soil cultivation, bookkeeping
management training, spiritual guidance, training about legal and political,
training manufacture of plastic pillow, jointly owned grocery store, making
training beekeeping. There are some impacts on implementing the social capital in
Credit Union; namely, the development of number of the units, number of
members, the amount of owned asset, net income, public confidence in the
cooperative, the establishment of the independence of members and socioeconomic changes in th members cooperative Credit Union.
Conclusions from the study that Credit Union means a group of people
who trust each other. This credit union has been able to develop social capital
concept well which is very important for the economy of the society. The form
and the implementation of the social capital are employed in the credit union is
based on the members’ necessity and capacity. The main purpose of the social
capital is to from the character of the members who own mental responsibility,
reciprocity, opened mind and trust.
Keywords: Social Capital, Credit Union, Cooperative Management


iv

Kata Pengantar

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan, karena dengan berkah dan
limpahan rahmat serta hidayahNya, sehingga Tesis yang berjudul “Modal Sosial
dalam Koperasi Credit Union (Studi Kasus di Koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta Kabupaten Samosir” ini dapat
penulis selesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan suatu karya ilmiah tidaklah
mudah, oleh karena itu tidak tertutup kemungkinan dalam penyusunan Tesis ini
terdapat kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan masukan, saran, dan
kritikan yang bersifat membangun guna kesempurnaan Tesis ini. Proses penyusunan
Tesis ini tidak terlepas dari berbagai rintangan, mulai dari pengumpulan literatur,
pengumpulan data sampai pada pengolahan data maupun dalam tahap penulisan.
Namun dengan kesabaran dan ketekunan yang dilandasi dengan rasa tanggung jawab
selaku mahasiswa dan juga bantuan dari berbagai pihak, baik material maupun moril.
Olehnya itu dalam kesempatan ini izinkanlah penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd., selaku Rektor Universitas Negeri

Medan

yang

telah

memberikan

kesempatan

kepada

penulis

untuk

menyelesaikan studi Strata Dua (S2) di Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan.
2. Bapak Prof. Dr. Bornok Sinaga, M.Pd.,


selaku Direktur Pascasarjana

Universitas Negeri Medan beserta seluruh stafnya.
3. Bapak Dr. Hidayat, M.Si., selaku Ketua Prodi Antropologi Sosial, dan
sekaligus sebagai pembimbing I juga mentor dalam berbagai hal bagi penulis,
yang telah mendorong, membantu, dan mengarahkan penulis hingga
penyelesaian Tesis ini.
4. Bapak Dr. Daulat Saragi, M.Hum., sebagai pembimbing II juga mentor dalam
berbagai hal bagi penulis, yang telah mendorong, membantu, dan mengarahkan
penulis hingga penyelesaian Tesis ini.

v

5. Bapak Prof. Usman Pelly. M.A, Ph.D, selaku penguji dan banyak memberi
masukan kepada penulis sehingga tesis ini dapat lebih baik, dan sekaligus
dosen pengampu mata kuliah Antropologi Ekonomi, yang memberi inspirasi
bagi penulis untuk mengkaji tentang modal sosial.
6. Bapak Dr. Deny Setiawan. M.Si,

selaku penguji dan banyak memberi


masukan kepada penulis sehingga Tesis ini dapat lebih baik.
7. Bapak Dr.Phil. Ichwan Azhari, M,S., selaku penguji dan banyak memberi
masukan kepada penulis sehingga Tesis ini dapat lebih baik.
8. Seluruh staf pengajar (dosen) dan staf pegawai di lingkup Pascasarjana Prodi
Antropologi Sosial Universitas Negeri Medan.
9. Kedua orang tuaku tercinta, ayahanda St.K.Naibaho dan ibunda T.Simbolon
yang telah mencurahkan seluruh cinta, kasih sayang, cucuran keringat dan air
mata, untaian doa serta pengorbanan tiada henti.
10. Bapak ketua Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju
Lintongnihuta, beserta jajaranya dan seluruh anggota.
11. Bapak Kepala Sekolah SMP/SMA Sutomo yang memberi izin untuk
melanjutkan studi, teman satu angkatan 2014 Pasca-Ansos, tentor bimbel SSC,
GO, JSPC, SCC, dan OSCI, Baho Mandiri Privat, teman KTB Filadelphia.
12. Bapak/Ibu guru di SMP/SMA Sutomo, Bapak/Ibu dosen di Akademi
Radiodiagnostik, adik saya: Friden,S.T., Eduarto, S.Kom, Nenti, A.Md, Sri
Mahyuni, A.Md. dan Eva, M.Pd. Sepupu : Bolon S.Pd, Pande,S.Kom,
Juniro,S.Sn, Wiro,M.Si.
Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang disajikan dalam Tesis ini dapat
bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Semoga kesemuanya ini dapat

bernilai ibadah di sisi-Nya, Amin! Sekian dan terimakasih.

Medan, 25 Agustus 2016

Zanrison Naibaho

vi

DAFTAR ISI
Lembar Persetujuan Komisi Pembimbing .................................................. i
Lembar Persetujuan dan Pengesahan .......................................................... ii
Abstrak ......................................................................................................... iii
Abstract ........................................................................................................ iv
Kata Pengantar ............................................................................................. v
Daftar Isi ...................................................................................................... vii
Daftar Tabel ................................................................................................. x
Daftar Gambar.............................................................................................. xi
Daftar Lampiran .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................. 9
1.3. Batasan Masalah .................................................................................. 10
1.4. Rumusan Masalah ................................................................................ 11
1.5. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11
1.6. Manfaat Penelitian ............................................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA .............................. 13
2.1 . Modal Sosial .......................................................................................... 13
2.1.1. Dimensi Modal Sosial .................................................................... 24
2.1.2. Tipologi Modal Sosial .................................................................... 26
2.2. Pengelolaan Modal Sosial ....................................................................... 29
2.2.1. Konsep Pemberdayaan Modal Sosial.............................................. 31
2.2.2. Bantuan Modal ............................................................................... 33
2.3. Dampak Modal Sosial ............................................................................ 35
2.4. Penelusuran Penelitian terdahulu yang Relevan .................................... 40
2.5. Kerangka Berpikir ................................................................................... 43

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 47

3.1. Jenis Penelitian....................................................................................... 47
3.2. Fokus Penelitian ...................................................................................... 47
3.3. Sumber Data........................................................................................... 48
3.4. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 50
3.6. Teknik Analisis Data............................................................................... 52
BAB IV PEMBAHASAN ................................................................................... 54
4.1. Koperasi Kredit Union .......................................................................... 54
4.1.1 Sejarah Berdirinya Koperasi Credit Union ...................................... 56
4.1.2 Lahirnya Koperasi Credit Union di Indonesia ................................. 59
4.1.3 Landasan Kerja Koperasi Credit Union .......................................... 63
4.1.4 Struktur Organisasi Credit Union Tunas Mekar dan
Harapan Maju.................................................................................... 65
4.2. Gambaran Umum Koperasi Credit Union Tunas Mekar
dan Harapan Maju ................................................................................. 69
4.2.1. Visi dan Misi Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan
Harapan Maju................................................................................ 69
4.2.2. Jenis Keanggotan Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan
Harapan Maju................................................................................ 70
4.2.3. Kegiatan Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan
Harapan Maju................................................................................. 80
4.2.4. Sejarah berdirinya Koperasi Credit Union Union Tunas Mekar
dan Harapan Maju . ........................................................................ 81
4.3. Bentuk-Bentuk Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union .............. 85
4.3.1. Bentuk Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union
Tunas Mekar dan Harapan Maju .................................................... 85
4.3.2. Perbandingan Bentuk Modal Sosial dalam Koperasi Credit
Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ......................................... 117
4.3.3. Analisis Bentuk Modal Sosial dalam
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dam Harapan Maju ............. 122
4.4. Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union .................. 125
viii

4.4.1. Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union
Tunas Mekar dan Harapan Maju .................................................. 125
4.4.2. Perbandingan Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi
Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............................ 148
4.4.3. Analisis Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi
Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............................ 153
4.5. Dampak Pengelolaan Modal Sosial dalam Koperasi Credit Union .... 155
4.5.1. Keberhasilan Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan
Harapan Maju................................................................................ 155
4.5.2. Perubahan Sosial-Ekonomi Anggota dalam Koperasi
Credit Union ................................................................................ 156
4.5.3. Analisis Dampak Pengelolaan Modal Sosial dalam
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 160
4.5.4. Analisis Dukungan Bentuk dan Pengelolaan Modal Sosial
terhadap perkembangan dalam Koperasi Credit Union ................ 162
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 165
5.1. Kesimpulan ......................................................................................... 165
5.2. Implikasi .............................................................................................. 168
5.2. Saran ................................................................................................... 169
Daftar Pustaka……………………………………………………………………. 171

ix

DAFTAR TABEL

Tabel : 1 Pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan .............. 67
Tabel: 2 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Agama ............ 70
Tabel : 3 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Usia ................ 72
Tabel : 4 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Etnik .............. 73
Tabel : 5 Komposisi Anggota Credit Union Berdasarkan Profesi .............. 75
Tabel : 6 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar
Berdasarkan unit/kelompok ........................................................ 78
Tabel : 7 Matrix perbandingan bentuk modal sosial pada
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 119
Tabel : 8 Matrix perbandingan pengelolaan modal sosial pada
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 149
Tabel : 9 Matrix perbandingan dampak modal sosial pada
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 158
Tabel : 10 Matrix bentuk dan pengelolaan modal sosial terhadap
Perkembangan Credit Union......................................................... 161

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar : 1 Kantor Koperasi Credit Union Tunas Mekar ........................... 175
Gambar: 2 Peneliti dengan Informan ........................................................ 175
Gambar : 3 Pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar ....................... 175
Gambar : 4 Informan peternak Lebah di Koperasi Harapan Maju ............. 175
Gambar : 5 Pelatihan dan Pengarahan di Koperasi Credit Union
Harapan Maju............................................................................. 175
Gambar: 6 Informan yang berprofesi Petani ............................................ 175
Gambar: 7 Karikatur Gambaran Koperasi Credit Union .......................... 175
Gambar : 8 Anggota Koperasi Credit Union sedang Bergotong royong ... 175

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel : 1 Pengurus Koperasi credit union Tunas Mekar Medan................. 66
Tabel: 2 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar
berdasarkan agama ....................................................................... 67
Tabel : 3 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar
berdasarkan usia ........................................................................... 68
Tabel : 4 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar
Berdasarkan unit/kelompok ......................................................... 69
Tabel : 5 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar
berdasarkan etnik ......................................................................... 70
Tabel : 6 Komposisi Anggota Credit Union Tunas Mekar
berdasarkan profesi ...................................................................... 71
Tabel : 7 Komposisi Anggota Credit Union Harapan Maju
berdasarkan agama ....................................................................... 80
Tabel : 8 Komposisi Anggota Credit Union Harapan Maju
berdasarkan usia ............................................................................ 81
Tabel : 9 Komposisi Anggota Credit Union Harapan Maju
berdasarkan profesi/pekerjaan ...................................................... 82
Tabel : 10 Matrix perbandingan bentuk modal sosial pada
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 98
Tabel : 11 Matrix perbandingan pengelolaan modal sosial pada
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 127
Tabel : 12 Matrix perbandingan dampak modal sosial pada
Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Harapan Maju ............. 136
Tabel : 13 Matrix bentuk dan pengelolaan modal sosial terhadap
Perkembangan Credit Union ........................................................ 139

xii

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Pada zaman sekarang ini, terjadi krisis ekonomi global yang hampir terjadi di

berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia. Salah satu akibat terjadinya krisis ekonomi
global yang terjadi adalah warga negara mengalami kesulitan dalam mendapatkan
pekerjaan sehingga terjadi banyak pengangguran dimana-mana. Hal ini juga berpengaruh
terhadap kondisi perekonomian warga sehingga ada beberapa warga yang kurang
menerima penghidupan yang layak serta kurangnya kesejahteraan hidup yang dialami oleh
mereka.
Pemerintah sudah berupaya untuk meminimalisir tingkat krisis ekonomi yang
terjadi di Indonesia, namun keberhasilan masih rendah dalam kinerja pembangunan
hingga saat ini, karena seringkali mengabaikan sistem sosial masyarakat yang menjadi
obyek pembangunan. Pengabaian sistem sosial masyarakat lebih lanjut berakibat pada
tidak dipahaminya dan tidak termanfaatkannya modal sosial masyarakat terkait (Pontoh,
2010:125).
Tingkat pendapatan masyarakat yang rendah diakibatkan oleh produktivitas
rendah, menyebabkan kemampuan masyarakat untuk menabung rendah, pada akhirnya,
tingkat pembentukan modal juga rendah. Efek dari pembentukan modal rendah adalah
negara menghadapi kekurangan barang modal, implikasinya tingkat produktivitas tetap
rendah (Suman 2007:65). Kemiskinan dalam masyarakat bukan saja muncul karena malas
kerja, tidak ulet, dan sebagainya. Konsekuensi dari kemiskinan adalah tidak adanya
pilihan bagi penduduk miskin (poverty giving most people no option) untuk mengakses
1

2

kebutuhan-kebutuhan dasar, misalnya : kebutuhan pendidikan; kesehatan; dan kebutuhan
ekonomi; kepemilikan alat-alat produksi yang terbatas, penguasaan

teknologi dan

kurangnya keterampilan (Suman, 2007:65).
Pada umumnya, manusia diciptakan sebagai makhluk sosial yang memenuhi
kebutuhan hidupnya selalu membutuhkan bantuan dari orang lain. Dalam hal ini manusia
tidak pernah terlepas dengan gotong royong. “Di desa-desa daerah itu, gotong royong
disebut sebagai sambatan….”. Istilah sambatan itu berasal dari kata sambat yang artinya
“meminta bantuan” (Koentjaraningrat, 2002: 57-58).

Sebagaimana layaknya warga

bermasyarakat, setiap warga masyarakat memerlukan bantuan dari orang lain, karena
manusia terlahir menjadi makhluk sosial, disinilah suatu sistem pertukaran dalam segala
aspek kehidupan terjadi.
Sistem pertukaran mempunyai peranan yang penting dalam memenuhi setiap
kebutuhan masyarakat terhadap barang maupun jasa. Pada dasarnya suatu sistem
pertukaran tidak hanya dilakukan dengan menggunakan uang disebut sebagai resiprositas,
tetapi juga dalam bentuk jasa. Saling menyumbang ketika ada resepsi pernikahan ataupun
ketika ada kematian, pertukaran hadiah, saling membantu ketika dalam kesusahan, pinjam
meminjam yang tidak dibatasi jenis barang dan waktu pengembalian, namun ada
kewajiban moral untuk mengembalikannya dalam bentuk yang sama ataupun berbeda.
Resiprositas merupakan ciri sistem pertukaran dalam perekonomian pada masyarakat
tradisional, tetapi resiprositas tidak hanya saja terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan terjadi pula pada masyarakat kota. Secara sederhana resiprositas merupakan
pertukaran timbal balik antara individu atau antar kelompok (Sairin, 2002: 43).
Resiprositas ini telah terjadi pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan
Harapan Maju Lintongnihuta, resiprositas merupakan bagian dari modal sosial. Penulis

3

menemukan kemiskinan masyarakat di kota Medan, bukan hanya karena malas, namun
ada karena termiskinkan oleh situasi, seperti masih banyaknya rentenir yang mejajakan
uang kepada masyarakat.
Modal sosial ditinjau aspek network (hubungan), norm (norma) dan trust
(kepercayaan), dari berbagai lembaga yang dinaungi oleh pemerintah, hanya dapat ditemui
dengan jelas dan baik pada lembaga koperasi. Pilar ekonomi Indonesia yang berazaskan
Pancasila, dengan segala aspek nilai luhur tokoh pendahulu bangsa Indonesia yang
menggariskan semangat gotong-royong, kerjasama, toleransi, keterbukaan dan nilai sosial
yang tinggi menjadi penopang koperasi. Koperasi tidak dipandang hanya sebagai
kumpulan modal financial/ uang tetapi merupakan bagian kumpulan orang-orang yang
memiliki kebersamaan, sharing (saling berbagi), tolong menolong baik dalam aspek
ekonomi, sosial, pengetahuan, informasi dan komunikasi.
Keberadaan lintah darat (rentenir) sangat meresahkan masyarakat yang menjadi
korbannya. Rentenir di saat tertentu bisa menjadi dewa dalam orang yang membutuhkan
uang, dalam waktu cepat dapat mendapatkan uang kontan, tetapi ketika membayarnya
dengan sistem kredit dan bunga yang sangat tinggi, sehingga terkesan dalam pandangan si
nasabah (peminjam) menyebut rentenir adalah lintah darat. Lingkaran setan kemiskinan
ini disebabkan oleh keadaan yang menyebabkan timbulnya hambatan terciptanya
pembentukan modal. Ada dua jenis lingkaran perangkap kemiskinan, yaitu dari sisi
penawaran dan permintaan modal (Suman, 2007:65).
Dari hasil survey awal penulis menemukan bahwa, meminjam uang

kepada

rentenir biasanya sangat mudah syaratnya dan prosesnya sangat cepat, namun bunga yang
melambung tinggi sekitar 10% sampai 20% dan jangka waktu yang relatif singkat yakni
30 sampai 40 hari. Dalam membangun anggotanya Credit Union senantiasa berpedoman

4

pada masyarakat yaitu apa yang dimiliki masyarakat, itulah yang dibangun atau
dikembangkan secara bersama. Dengan kata lain, Koperasi Credit Union memberdayakan
masyarakat itu sendiri, sehingga mampu berdikari dalam memenuhi hidupnya. Peran
Koperasi Credit Union dalam pemberdayaan masyarakat adalah sebagai fasilitator yaitu
melayani masyarakat dalam bentuk konsultasi tentang bagaimana peluang usaha yang
akan dibangun dan bagaimana mengelolanya agar dapat berkembang.
Salah satu bentuk upaya pemerintah adalah dengan menggalakkan usaha
perkoperasian sesuai dengan UU no. 25 tahun 1992. Koperasi adalah salah satu bentuk
usaha berbadan hukum yang berdiri di Indonesia. Koperasi Indonesia adalah badan usaha
yang beranggotakan orang-orang, seseorang, atau badan hukum koperasi dengan
melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi, sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasarkan asas kekeluargaan.
Sejak pertama kali didirikan koperasi telah memfokuskan dalam bidang usaha
simpan pinjam, dimana hasil dari simpanan para anggota koperasi dapat dipinjamkan
kembali kepada para anggotanya. Selain sebagai media untuk simpan pinjam pegawai,
koperasi juga memiliki usaha perdagangan untuk para anggota dan umum sebagai
tambahan pendapatan yang dikelola agar dapat memberikan keuntungan tambahan bagi
kesejahteraan koperasi dan anggotanya.
Kemiskinan pada dasarnya merupakan salah satu bentuk problema yang muncul
dalam kehidupan masyarakat, khususnya masyarakat di negara yang sedang berkembang.
Masalah kemiskinan ini dikatakan sebagai salah satu problema, karena masalah
kemiskinan menuntut adanya suatu pemecahan masalah secara berencana, terintegrasi dan
menyeluruh. Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan ini sangat diperlukan suatu
proses pemberdayaan, dimana pemberdayaan masyarakat sangat dipengaruhi oleh

5

berbagai faktor pendukung sebagai persyaratannya.

Penulis menemukan masyarakat

sangat rendah menabung. Tabungan (saving) dapat dimaknai, dalam arti sempit, sebagai
bagian dari pendapatan uang yang pembelanjaannya disimpan/ditunda sampai di
kemudian hari. Uang yang disimpan dalam sebuah bank dapat menciptakan pendapatan
bagi pihak lain. Dalam sistem perbankan, tabungan atas nama pihak deposan menjadi dana
bank untuk disalurkan kepada pihak debitur dalam bentuk kredit. Jika kredit ini dipakai
oleh debitur untuk membiayai kegiatan usaha produktifnya, maka ia bisa menciptakan
keuntungan bagi debitur dan memberikan pendapatan bagi para tenaga kerja yang terlibat
dalam kegiatan usaha itu (Suman, 2007:66).
Secara konseptual, pemberdayaan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan
kemampuan dan potensi yang dimiliki oleh suatu masyarakat sehingga mereka dapat
mengaktualisasikan jati dirinya. Dalam rangka penanggulangan kemiskinan, maka perlu
dilakukan upaya untuk meningkatkan bantuan kepada masyarakat melalui unit simpan
pinjam. Unit simpan pinjam menjadi bagian dari koperasi, sesuai dengan namanya maka
peran koperasi simpan pinjam adalah menyalurkan sumber-sumber daya (resource) dari
sektor yang mempunyai tingkat penghasilan yang tinggi menuju ke sektor tingkat
penghasilan yang lebih rendah.
Dalam hal ini, perannya dapat meningkatkan modal yang pada gilirannya akan
mendorong tingkat tabungan sebagai akibat dari adanya peningkatan tingkat penghasilan
modal yang lebih tinggi. Terlepas bagaimana sikap masyarakat tersebut, koperasi simpan
pinjam dituntut untuk mampu berperan dalam perekonomian nasional dimana koperasi
merupakan saluran untuk pemupukan dan pengarahan usahawan golongan ekonomi lemah
dan menengah agar kita benar-benar ikut aktif dalam “proses” pembangunan. Sejalan
dengan perkembangan zaman kebutuhan manusia semakin banyak dan beranekaragam.

6

Bronislaw Malinowski dalam Sairin (2002:2) mengatakan bahwa kebutuhan hidup
manusia dapat dibagi atas tiga kategori besar yaitu kebutuhan biologis, kebutuhan sosial
dan kebutuhan psikologis. Kebutuhan hidup tersebut dapat terpenuhi apabila memiliki
pendapatan yang mendukung, tetapi akan mengalami kesulitan pada masyarakat yang
pendapatannya rendah. Untuk mengatasi masalah di atas pemerintah membentuk suatu
program pembangunan desa yaitu: dengan mendirikan koperasi. Koperasi ini diharapkan
dapat membantu mayarakat untuk dapat mandiri dalam mengatasi masalah-masalah
kebutuhan hidupnya untuk mendapatkan pinjaman uang.
Cerita tentang perkembangan indikator kemiskinan belum berakhir. Ketika
mengamati dan kemudian harus menjelaskan kemiskinan berdasarkan tingkat pendapatan
uangnya, kecukupan sandang, pangan, dan kecukupan papan, kemudian disadari atau
tidak akan segera mengaitkan apa yang terlihat dengan anugerah-anugerah lainnya yang
bersifat non-uang (non-ekonomi murni) dan non-fisik seperti kesehatan dan pendidikan
(Suman 2007:64).
Kemiskinan yang terjadi membuat masyarakat cenderung mengambil tindakan
untuk meminjam kepada rentenir. Hal ini dikarenakan adanya kemudahan mendapatkan
pinjaman uang dan tidak membutuhkan proses yang panjang. Namun, meminjam kepada
rentenir mengakibatkan mereka semakin menderita karena bunga pinjaman yang sangat
tinggi yang harus dikembalikan. Koperasi dalam pelaksanaanya bersinggungan langsung
dengan adanya konsep modal sosial, yang menjadi acuan dan pokok utama dalam
menopangnya. Modal sosial merupakan salah satu faktor sosial yang banyak disoroti
akhir-akhir ini dalam pemberdayaan masyarakat. Sejauh manusia yang ditopang oleh
jaringan, modal sosial belum dimanfaatkan sebagai strategi dan pendekatan dalam
pemberdayaan masyarakat terutama dalam pengembangan ekonomi lemah. Secara umum

7

modal sosial memiliki tiga elemen dasar yang saling berinteraksi, yaitu jaringan, saling
kepercayaan dan norma yang dapat dimanfaatkan secara optimal dalam pemberdayaan
masyarakat.
Dengan demikian Koperasi Credit Union dibutuhkan kehadirannya sebagai
lembaga perantara keuangan (financial intermediary) yang mampu menjangkau dan
menyentuh kebutuhan masyarakat golongan ekonomi lemah dan menengah disamping
keikutsertaannya dalam memperkokoh dan memperluas pasar keuangan formal. Dengan
demikian Koperasi Credit Union berperan dalam mengatasi masalah kemiskinan yang
masih menjadi problema di masyarakat. Agar koperasi simpan pinjam ini dapat berperan
seperti yang diharapkan serta kelangsungan hidupnya terjamin, dituntut keterampilan dan
kreatifitas pimpinan (ketua) Koperasi Credit Union dalam mengelola kegiatan usahanya
yaitu bagaimana menghimpun dana seoptimal mungkin serta bagaimana memenuhi
keperluan anggotanya dalam bentuk pemberian kredit.
Dalam hal ini Koperasi Credit Union memungut bunga yang ditetapkan dari para
peminjam dan membayar bunga pada penyimpannya. Selisih antara suku bunga para
peminjam dengan suku bunga yang harus dibayar merupakan penerimaan atas jerih payah
Koperasi Credit Union. Pemanfaatan selisih harga (pendapatan) untuk membiayai
pengeluaran-pengeluaran administrasi dan pendukung lancarnya usaha (biaya perasional)
haruslah diusahakan seefisien mungkin sehingga dapat menguntungkan yang optimal serta
memberikan manfaat bagi anggota dan masyarakat bagi kelangsungan eksistensinya.
Selain itu, dalam koperasi simpan pinjam juga sering terjadi masalah dimana para
peminjam melakukan keterlambatan dalam pembayaran angsuran atau lebih dikenal
dengan kredit bermasalah atau kredit macet. Secara luas kredit bermasalah adalah kredit
yang tidak lancar atau kredit dimana debiturnya tidak memenuhi persyaratan yang

8

diperjanjikan,

misalnya

persyaratan

mengenai

pembayaran

bunga,

mengenai

pengembalian pokok pinjaman, peningkatan margin deposit, pengikatan dan peningkatan
agunan dan sebagainya.
Kredit bermasalah atau kredit macet memberikan dampak yang kurang baik bagi
Koperasi Credit Union, masyarakat dan bagi perbankan Indonesia. Bahaya atas kredit
macet yakni tidak terbayarkan kembali kredit yang diberikan, baik sebagian maupun
seluruhnya. Semakin besar kredit macet yang dihadapi oleh koperasi, makin menurun pula
tingkat kesehatan operasi koperasi tersebut. Penurunan mutu kredit dan tingkat kesehatan
koperasi

mempengaruhi

likuiditas

keuangan

dan

solvabilitasnya,

yang

dapat

mempengaruhi kepercayaan para penitip dana atau para nasabah dan calon nasabah.
Semakin besar jumlah kredit yang bermasalah, maka semakin besar jumlah dana
cadangan yang harus disediakan, semakin besar pula tanggungan koperasi untuk
menyediakan dana cadangan tersebut karena kerugian yang ditanggung koperasi akan
mengurangi modal sendiri. Dampak yang ditimbulkan oleh kredit bermasalah tersebut
menguatkan keharusan koperasi untuk berusaha mengupayakan penanggulangan ataupun
pencegahan bahaya yang mungkin timbul akibat kredit bermasalah.
Koperasi meluluskan permintaan kredit setelah penilaian mutu melalui analisis
kredit, sehingga resiko berkembangnya kredit macet dapat diperkecil. Penulis menemukan
adanya kredit macet yang terjadi pada Unit Simpan Pinjam Koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medan Harapan Maju Lintongnihuta.

Koperasi Credit Union Tunas Mekar

merupakan salah satu koperasi kredit yang ada di wilayah Medan, yang bergerak dalam
bidang pelayanan jasa keuangan, sedangkan Harapan Maju Lintongnihuta yang berada di
Kabupaten Samosir yang bergerak dalam pelayanan jasa keuangan dan pelatihan
pengolahan pertanian. Koperasi Credit Union ini tidak hanya menyangkut persoalan

9

manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup terutama modal usaha dan sebagainya, tetapi
juga menyangkut masalah membangun modal sosial (social capital). Artinya, selain
menyangkut aktivitas ekonomi juga menyangkut pembentukan modal sosial di dalam
Credit Union dengan para anggotanya, sehingga dapat tercipta hubungan kerjasama
sesama anggota dan memberi pendidikan bagi anggota.
Pemberian pinjaman bagi anggota yang jumlah pinjamannnya dibawah
Rp.10.000.000,- tidak diberi angunan (boroh) atau jaminan. Dalam hal ini tampaknya
besarnya modal sosial yang terbentuk dalam organisasi koperasi. Hal ini menunjukkan
bahwa kepercayaan merupakan modal utama dalam Koperasi Credit Union sebagai
lembaga keuangan.
Pemberdayaan masyarakat melalui koperasi Credit Union dapat diibaratkan
dengan credit union itu tidak memberikan pancing, akan tetapi mengajarkan bagaimana
membuat pancing, menunjukkan tempat pemancingan dan bagaimana caranya mengetahui
tempat pemancingan. Artinya, koperasi Credit Union tidak membuat program apa yang
harus dilakukan masyarakat, tetapi mengarahkan dan menemani masyarakat untuk
mencapai hidup sejahtera. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian ditempat
tersebut untuk mengetahui secara sosial (modal sosial) , akvitas yang dilakukan dalam unit
simpan pinjam Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju
Lintongnihuta. Sehingga berbagai macam persoalan dapat diatasi dan benahi.

1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka penulis
merumuskan masalah penelitian sebagai berikut :

10

1. Masyarakat lebih mempercayai Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan dan
Harapan Maju Lintongnihuta dari pada lembaga keuangan lainnya.
2. Kurangnya strategi-strategi yang dilaksanakan Koperasi Credit Union Tunas
Mekar dan Harapan Maju Lintongnihuta ini dalam memberdayakan masyarakat
serta kendala-kendala yang terjadi dalam proses pemberdayaan anggota
3. Manfaat modal sosial yang diperoleh anggota dari Koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.
4. Bentuk modal sosial yang terbentuk dalam Koperasi Credit Union Tunas Mekar
Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.
5. Bentuk resiprositas yang terjadi pada Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan
dan Harapan Maju Lintongnihuta.
6. Munculnya perubahan peningkatan ekonomi setelah masuk

Koperasi Credit

Union Tunas Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.
7. Meningkatnya sosial-ekonomi keluarga anggota Koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medandan Harapan Maju Lintongnihuta.
8. Faktor yang mendorong anggota menabung di Koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medan dan Harapan Maju Lintongnihuta.

1.3.

Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan dengan baik dan tidak mengambang diperlukan
batasan masalah. Untuk itu penulis membatasi masalah yaitu :
” Bentuk, pengelolaan dan dampak modal sosial yang terdapat pada Koperasi
Credit Union Tunas Mekar Medan dan Koperasi Credit Union Harapan Maju
Lintognihuta, Samosir”

11

1.4.

Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas maka, ada beberapa rumusan masalah yang
perlu dikaji nantinya dalam penelitian antara lain :
1. Bagaimanakah bentuk-bentuk modal sosial dalam koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medan dan koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta,
Samosir?
2. Bagaimanakah pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union Tunas
Mekar Medan koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir?
3. Bagaimanakah dampak pengelolaan modal sosial bagi anggota dan pengurus
koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan koperasi Credit Union Harapan
Maju Lintongnihuta, Samosir?

1.5.

Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bentuk-bentuk modal sosial dalam Koperasi Credit Union
Tunas Mekar Medan Koperasi Credit Union Harapan Maju Lintongnihuta,
Samosir.
2. Untuk mendeskripsikan

pengelolaan modal sosial dalam Koperasi Credit

Union Tunas Mekar Medan Koperasi Credit Union Harapan Maju
Lintongnihuta, Samosir.
3. Untuk mengetahui dampak pengelolaan modal sosial bagi anggota dan
pengurus Koperasi Credit Union Tunas Mekar Medan Koperasi Credit Union
Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir.

12

1.6.

Manfaat Penelitian
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini kiranya dapat memberikan sumbangsih dan kontribusi
positif yang ilmiah bagi kajian ilmu sosial, khususnya dalam bidang
pengembangan masyarakat dan modal sosial dalam Koperasi Credit Union.
1.6.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat praktis dari penelitian ini harapannya adalah selain meningkatkan
kemampuan dan wawasan penulis dalam menulis karya ilmiah serta penerapan
ilmu ditengah-tengah masyarakat, harapannya penelitian ini juga dapat
memberikan sumbangsih dan kontribusi bagi ilmu sosial dan masyarakat.
2. Sebagai masukan bagi masyarakat dalam meningkatkan kesejahteraan hidup
melalui Koperasi Credit Union dengan cara memberdayakan masyarakat itu
sendiri.
3. Informasi dan acuan bagi daerah lain yang ingin memberdayakan masyarakat
untuk mencapai kesejahteraan hidup.
4. Intropeksi bagi Koperasi Credit Union Tunas Mekar dan Koperasi Credit
Union Harapan Maju Lintongnihuta, Samosir dalam membuat suatu program
untuk memajukan kesejahteraan anggotanya.
5. Menemukan salah satu metode dan strageti dalam pemecahan masalah
kemiskinan dalam masyarakat, melalui Koperasi Credit Union.

165

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan
1. Bentuk modal sosial yang dikembangkan dalam koperasi Credit Union Tunas
Mekar adalah nilai dan norma yang membangun sikap kejujuran, saling percaya,
tangungjawab, keterusterangan, moralitas dan kekeluargaan yang bersumber pada
agama, pandangan hidup dan tata kelakuan sehari-hari. Resiprositas yakni rasa
saling berbagi yang diwujudkan secara ekonomis adanya jasa simpan-pinjam dan
jasa pengurus, dan secara sosial memiliki ikatan sosial secara kekeluargaan yang
di wujudkan dalam kegiatan suka dan duka. Modal sosial toleransi meliputi
pemberian kesempatan waktu kepada tertunggak untuk membayar pinjaman dan
menciptakan kepercayaan yang kuat sesama pengurus dan anggota, sehingga rasa
saling percaya yang dorong oleh kejujuran, keterbukaan dan mengutamakan
kebersamaan. Memiliki rasa tanggungjawab terhadap tugas dan kewajiban, seperti
pembayaran pinjaman maupun mengikuti kegiatan koperasi Credit Union. Sikap
keterbukaan terutama dalam semua transaksi keuangan, tujuan peminjaman dan
pengolahan keuangan koperasi.
Tujuan akhir pelaksanaan modal sosial adalah terciptanya kemandirian bagi
anggota, serta kerjasama untuk memperluas jaringan dalam memajukan
koperasi karena menyangkut partisipasi anggota.Selain bentuk modal sosial
diatas koperasi Credit Union juga melaksanakan bentuk modal sosial yang lain
antara lain setiap anggota mengetahui keadaan keuangan / operasional koperasi
Credit Union, menghadiri rapat anggota (diatur khusus dalam pola kebijakan
pengurus), mendapat dana perlindungan atas simpanan/pinjaman (daperma),
165

166

mendapat dana santunan duka (dakesma), melaksanakan trilogi koperasi credit
union yaitu pendidikan, swadaya dan solidaritas.
Bentuk modal sosial yang dikembangkan koperasi Credit Union Harapan
Maju adalah nilai dan norma bersumber pada agama, filosofi hidup, dan adat
istiadat yakni adanya kebersamaan dan gotongroyong. Resiprositas prinsip
berbagi dan hubungan timbale balik menciptakan toleransi yang kuat yakni
memberikan kelonggaran waktu dalam pembayaran pinjaman, didorong juga
oleh nilai religious “orate labora” berarti bekerja sambil berdoa.Memiliki rasa
tanggungjawab secara moral dan administratif agar tercipta keterbukaan dalam
tujuan peminjaman, demokratisasi dalam hak dan kewajiban setiap anggota dan
pengurus. Kerjasama dan jaringan terwujud dalam aktivitas simpan pinjam,
pembuatan pupuk organik beternak lebah dan lain-lain. Bentuk modal sosial
lainnya yang dikembangkan adalah pembuatan pupuk organik dan pestisida
yang

selaras

alam,

bimbingan/penyuluhan

pembuatan
kesehatan,

bibit

unggul,

pelatihan

pengolahan

pengelolaan

tanah,

pembukuan,

bimbingan rohani, pelatihan tentang hukum dan politik, pelatihan pembuatan
bantal dari plastik (barang-barang bekas), pelayanan toko sembako milik
bersama, dan pelatihan tentang pembuatan ternak lebah.
2. Pengelolaan modal sosial dalam koperasi Credit Union lebih mengedepankan
keterbukaan sesama anggota, rasa kekeluargaan yang dilakukan dalam upacara
suka maupun duka, perlakuan toleransi bagi anggota yang belum mampu
membayar kredit kepada koperasi, mengembangkan jaringan seperti diskusi,
dialog dan konsultasi apabila mengalami masalah. Membenahi sistem pelayanan
dengan mengutamakan sikap saling percaya dan disiplin serta tanggungjawab

167

bagi setiap pengurus dan angggota. Pelaksanaan modal sosial tujuan utamanya
untuk membentuk karakter anggota yang memiliki mental tanggung jawab,
kerja keras, peduli, bergotongroyong, dan berkemanusiaan. Tujuan menabung
adalah mempersiapkan masa depan yang gemilang, menabung juga memberi
pendidikan kepada generasi muda untuk berkarya dan berhemat dalam membuat
pengeluaran. Secara tidak sadar pendidikan koperasi Credit Union

adalah

membantu tugas negara dalam mensejahterakan rakyatnya.
3. Dampak pelaksanaan modal sosial dalam koperasi Credit Union adalah
tumbuhnya sikap saling percaya antar individu dan antar institusi dalam
masyarakat,

adanya hubungan yang erat dan padu dalam membangun

solidaritas sesame anggota dan pengurus koperasi, terbentunya

sifat

mendahulukan kepentingan orang lain, perasaan tidak egois dan tidak
individualistik yang mengutamakan kepentingan umum dan orang lain di atas
kepentingan sendiri, gotong-royong, sikap empati dan perilaku yang mau
menolong orang lain dan bahu-membahu dalam melakukan berbagai upaya
untuk kepentingan bersama, jaringan, dan kolaborasi sosial, membangun
hubungan dan kerjasama antar individu dan antar institusi baik di dalam
komunitas sendiri/ kelompok maupun di luar komunitas/kelompok dalam
berbagai kegiatan yang memberikan manfaat bagi masyarakat. Dampak lain
pelaksanaan modal sosial dalam koperasi Credit Union adalah adanya
keberhasilan koperasi ditandai dengan semakin besarnya asset, jumlah dan
partisipasi anggota dalam koperasi.
Adanya perubahan kemajuan sosial-ekonomi pada setiap anggota setelah
bergabung dalam koperasi Credit Union, seperti semakin meningkatnya

168

pendapatan keluarga, semakin tinggi semangat untuk menyekolahkan anak ke
perguruan tinggi, manajemen keuangan keluarga yang baik, berhemat dan kerja
keras. Secara sosial dengan bergabung menjadi anggota koperasi credit union
maka semakin tinggi toleransi dalam kehidupan masyarakat majemuk.
5.2

Implikasi
Dari temuan penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang yang telah
dikemukakan maka dapat diambil beberapa implikasi yang diusulkan untuk
mengembangkan dan membangun modal sosial dalam Koperasi Credit Union Tunas
Mekar dan Harapan Maju :
1. Dengan semangat peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran anggota Koperasi
Credit Union maka salah satu komponen penting dalam masyarakat adalah modal
sosial dalam pembangunan ekonomi. Agar modal sosial ini menjadi terarah perlu
adanya pengorganisasian yang baik untuk kemajuan ekonomi maupun sosial
budaya. Pengorganisasian ini dibentuk benar-benar berakar dari masyarakat yang
didasari oleh persamaan nilai dan norma-norma. Pelaksanaan modal sosial secara
optimal dengan memperhatikan seluruh potensi yang dimiliki anggota koperasi
Credit Union akan berdampak besar dalam upaya peningkatan kesejahteraan
anggotanya.
2. Memanfaatkan seoptimal mungkin potensi-potensi yang dimiliki oleh masyarakat
maupun potensi yang dimiliki oleh daerah. Melaksanakan proses pembangunan
yang disesuaikan dengan nilai-nilai yang ada didalam masyarakat, seperti tradisi,
nilai historis, agama dan sebagainya.
3. Mengembangkan dan menyertakan modal sosial dalam setiap kegiatan
pembangunan selain human capital (modal manusia) dan modal fisik (aset) untuk

169

menumbuhkan inisiatif dan dinamika masyarakat sehingga tumbuh rasa tanggung
jawab terhadap pelaksanaan pembangunan di segala bidang.
4. Menumbuhkan tingkat kepercayaan di dalam masyarakat anggota koperasi Credit
Union terhadap pengurus dengan jalan menumbuhkan kewajiban moral secara
timbal balik.
5.3 Saran
1. Pengurus koperasi Credit Union diharapkan selalu berpegang teguh pada tugas
dan tanggungjawab karena bekerja di koperasi Credit Union, bukan mencari
keuntungan semata namun lebih mengutamakan kepentingan bersama.
2. Pentingnya peningkatan pelayanan dan peningkatan kualitas pengelolaan keuangan
dan modal sosial yang dimiliki anggota. Sehingga prinsp dasar koperasi dalam
terlaksana dengan baik. Terutama kepada kepala unit di koperasi credit union
Tunas Mekar, pentingnya kejujuran dan keterbukaan kepada setiap anggota, karena
kepercayaan tidak dapat dibeli dengan uang, tetapi hanya dengan perbuatan dan
kejujuran. Kepada bendahara koperasi Credit Union Harapan Maju, tinggalkan
segera cara-cara kapitalis yang menguntungkan kepentingan pribadi walaupun
secara pembukuan sudah profesional.
3. Kepada staff KSPPM (Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat), agar
tetap teguh dan sabar untuk mendidik dan memberi penyuluhan kepada anggota
koperasi credit union

Harapan Maju, karena secara intelektual dan karakter

masyarakat masih jauh dari yang diharapkan. Berilah penyuluhan yang variarif
dan berkesinambungan, kiranya masyarakat yang ada di desa Lintongnihuta,
Kecamatan Ronggurnihuta dapat berubah keaarah lebih baik, sifat dan karakter,
semangat dan kerja keras.

170

4. Kepada anggota koperasi Credit Union Tunas Mekar, agar tetap mengikuti
pendidikan dan pelatihan yang dilakukan pengurus. Mengikuti setiap pertemuan
agar pengetahuan dan pengalaman semakin banyak, dan tentu akan berpengaruh
kepada pola pikir dan kemajuan keluarga. Gunakanlah pinjaman dari koperasi
untuk kepentingan yang potensial, berhemat dan aturlah keuangan keluarga
sehingga hidup akan lebih sejahtera. Berterusterang dan terbuka kepada pengurus
apabila mengalami masalah keuangan, kiranya solusi yang terbaik akan muncul
ketika melalui dialog dan diskusi. Jangan lagi menggantungkan hidup kepada
rentenir malalui pinjaman yang cepat cair, tetapi bunga yang sangat tinggi,
mulailah

mandiri dalam segala usaha dan tanggungjawab. Kepada anggota

koperasi Credit Union Harapan Maju, utamakan kebersamaan diatas kepentingan
pribadi, bertanggungjawab dalam segala pinjaman dari koperasi, ikutilah semua
pelatihan dan bimbingan serta penyuluhan yang diberikan oleh staff KSPPM
(Kelompok Studi Pengembangan Prakarsa Masyarakat). Manfaatkan semua
pinjaman dari koperasi untuk kepentingan yang produktivitas, sehingga hidup akan
lebih sejahtera.

171

DAFTAR PUSTAKA

Al Arif , M. Nur Rianto. 2010. Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Wakaf Uang. Jurnal
Asy-Syir’ah Fak.Syariah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Vol. 44, No. II tahun
2010
Anoraga, Pandji dan Widiyanti , Ninik.1995. Manajemen Koperasi Teori dan Praktek.
Jakarta : Penerbit Pustaka Jaya.
Ameliana, Ayu., (2012), “Perbedaan serta Persamaan Koperasi dengan Credit Union”,
diakses dari http://amelianaayu.wordpress. com/2015 / 10/09/ perbedaan sertapersamaan-koperasi-dengan-credit-union-cu/ pada tanggal 22 Februari 2015.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:
Rineka Cipta.
Barombo, Ayub dkk. 2014. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Koperasi Credit Union
(CU) Studi Pada CU. Khatulistiwa Bakti Pontianak Community Empowerment by
Means of Credit Union Cooperative (CU) (Studies at CU. Kh