OPTIMALISASI MODAL KERJA PT. PG RAJAWALI I UNIT KREBET BARU MALANG

(1)

OP

PT. PG RAJA

Untuk

FAK

UNIVER

OPTIMALISASI MODAL KERJA

JAWALI I UNIT KREBET BARU M

SKRIPSI

uk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapa Derajad Sarjana Ekonomi

Oleh:

Elok Dinik Wijayanti

09610254

AKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

ERSITAS MUHAMMADIYAH MALA

JANUARI 2013

MALANG

pai


(2)

(3)

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

OPTIMALISASI MODAL KERJA

PT. PG RAJAWALI I UNIT KREBET BARU MALANG

Yang disiapkan dan disusun oleh: Nama : Elok Dinik Wijayanti NIM : 09610254

Jurusan : Manajemen

Telah dipertahankan didepan penguji pada tanggal 7 Februari 2013 dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Susunan Tim Penguji;

Penguji I : Drs. Wiyono, M.M

Penguji II :Dra. Hj. Triningsih Sri Supriyati, M.P Penguji III : Erna Retna Rahadjeng, Dra, M.M Penguji IV : Mursidi, Drs, M.M

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi, Ketua Jurusan Manajemen


(4)

PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Skripsi ini benar-benar karya ilmiah sendiri bukan menjiplak atau plagiat dari karya orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Malang, 07 Februari 2013 Mahasiswa

Elok Dinik Wijayanti 09610254


(5)

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat serta hidayat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

Skripsi yang berjudul “OPTIMALISASI MODAL KERJA PT. PG RAJAWALI I UNIT KREBET BARU MALANG” disusun untuk memenuhi serta melengkapi syarat memperoleh gelar Kesarjanaan di bidang Ekonomi, program studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis berusaha memberi sebaik mungkin namun demikian, penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan pengetahuan serta pengalaman penulis. Sehingga masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, maka dari itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan kritik saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan skripsi ini. Skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:

1. Dr. H. Nazaruddin Malik, SE, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Dra. Aniek Rumijati, MM, selaku Ketua Jurusan Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.


(6)

3. H. Mursidi, Drs, M.M, selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan petunjuk dalam proses penyusunan skripsi ini.

4. Hj. Erna Retna Rahadjeng, Dra, M.M, selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang penuh kesabaran telah memberikan bimbingan serta petunjuk hingga selesainya penulisan skripsi ini.

5. Ayahanda Subeki dan Ibunda Uriati tersayang, yang selalu memberikan motivasi, doa dan dukungan yang luar biasa.

6. Kakak dan adik saya yang selalu memberi perhatian dan dukungannya.

7. Dimas Agmi Raga yang selalu memberikan motivasi, perhatian dan kasih sayangnya, aku sayang kamu.

8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu menyelesaikannya skripsi ini.

Akhirnya segala amal baik yang telah mereka berikan kepada penulis semoga mendapat balasan dari Allah SWT. dan penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 07 Februari 2012 Penulis,


(7)

iii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah ... 4

C.Pembatasan Masalah ... 4

D.Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Manajemen PG Krebet Baru ... 5

2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 5

BAB II Tinjauan Pustaka A.Penelitian Terdahulu ... 6

B.Landasan Teori ... 7

1. Konsep Modal Kerja ... 7

2. Jenis-Jenis Modal Kerja ... 9

3. Fungsi Modal Kerja ... 10

4. Sumber-sumber Pemenuhan Modal Kerja ... 11

5. Kebijakan Modal Kerja ... 12 6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja . 15


(8)

7. Analisis Modal Kerja ... 18

8. Elemen-elemen Modal Kerja ... 19

9. Metode Penentuan Kebutuhan Besarnya Modal Kerja ... 22

10. Perputaran Modal Kerja ... 24

11. Modal Kerja Optimal ... 25

C.Kerangka Pikir ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A.Jenis Penelitian ... 28

B.Lokasi Penelitian ... 28

C.Variabel dan Definisi Oprasional Penelitian ... 28

D.Jenis dan Sumber Data ... 29

E. Teknik Pengumpulan Data ... 30

F. Teknik Analisis Data ... 30

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Hasil Penelitian ... 32

1. Profil Perusahaan ... 32

2. Lokasi dan Wilayah Kerja ... 34

3. Proses Produksi ... 34

4. Diskripsi Jumlah Keterikatan Dana dalam Modal Kerja ... 43

B.Analisis Data ... 43

1. Menghitung Perputaran Elemen Modal Kerja dalam Kali ... 43

2. Total Keterikatan Modal Kerja dalam Hari ... 48

3. Menghitung Perputaran Modal Kerja dalam Kali ... 48

4. Menghitung Proyeksi Penjualan dan Modal Kerja 2012 ... 49

5. Modal Kerja Optimal tahun 2009-2011 ... 50

6. Penentuan Optimal atau Tidak Optimal ... 51

C.Pembahasan Hasil Penelitian ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 57


(9)

v

B.Saran ... 57 1. Bagi PT. PG. Rajawali I Malang ... 58 2. Bagi Peneliti Selanjutnya ... 58

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Modal Kerja Riil dan Penjualan ... 3

Tabel 4.1 Jumlah Elemen Modal Kerja Tahun 2009-2011 ... 43

Tabel 4.2 Perhitungan Perputaran Kas (kali) Tahun 2009-2011... 44

Tabel 4.3 Perhitungan Perputaran Kas (hari) tahun 2009-2011 ... 44

Tabel 4.4 Perhitungan Perputaran Piutang (kali) Tahun 2009-2011... 45

Tabel 4.5 Perhitungan Perputaran Piutang (hari) Tahun 2009-2011 ... 46

Tabel 4.6 Perhitungan Perputaran Persediaan (kali)Tahun 2009-2011 ... 46

Tabel 4.7 Perhitungan Perputaran Persediaan (hari) tahun 2009-2011... 47

Tabel 4.8 Perhitungan Keterikatan Modal Kerja dalam hari Tahun 2009-2011 ... 48

Tabel 4.9 Perhitungan Keterikatan Modal Kerja dalam Kali Tahun 2009-2011 ... 49

Tabel 4.10 Modal Kerja Optimal tahun 2009-2011 ... 50

Tabel 4.11 Perbandingan Modal Kerja Riil dengan Modal Kerja Optimal Tahun 2009-2011 ... 51


(11)

vii

DAFTAR GAMBAR


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Laporan Keuangan PG. Krebet Baru Malang ... Lampiran 2 Perhitungan Modal Kerja...


(13)

Daftar Pustaka

Agus Marliana, Prischa, 2008. Skripsi Analisis Modal Kerja Optimal PT Gudang Garam Tbk.

Aminudin, Denta Umar, 2007. Skripsi Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock Prospek Malang.

Gitosudarmo, Indriyo & Bisri, 2002. Manajemen Keuangan, edisi empat, cetakan pertama. Yogyakarta: BPFE

Khasmir, 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Kencana Khasmir, 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers Martono & Harsito. 2008. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia

Munawir, S. 2002. Analisa Laporan Keuangan, edisi keempat, cetakan keduabelas. Yogyakarta : Liberty

Riyanto, Bambang, 2005. Dasar-dasar pembelajaran perusahaan, edisi keempat. Yogyakarta :BPFE

Sartono, Agus, 2002. Ringkasan teori manajemen keuangan soal dan penyelesaian, edisi ketiga, cetakan kedua, Yogyakarta :BPFE

Sarwoko dan Abdul Halim, 1989. Manajemen Keuangan, Yogyakarta: BPFE Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:

ALFABETA

Sutrisno, 2003. Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi, edisi pertama, cetakan kedua. Yogyakarta: ekonisia.

Ulum, ihyaul, 2011. Klinik Skripsi Jurus-Jurus Jitu Menyusun Skripsi dan PKM. Malang: Aditya Media Publishing.

Umar, Denta, 2007. Skripsi Analisis optimalisasi Modal Kerja Perusahaan Shuttlecock Prospek Malang.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap kegiatan usaha baik yang bergerak dalam keuangan maupun non keuangan selalu membutuhkan dana untuk modal yang akan digunakan dalam menjalankan kegiatan usahanya. Dana tersebut digunakan untuk pembayaran gaji pegawai, pembelian bahan baku dan sebagainya. Salah satu ciri keberhasilan perusahaan dalam menjalankan usahanya dapat dilihat dari penggunaan modal kerja yang dimiliki.

Pengaturan modal kerja penting bagi perusahaan dalam mengoptimalkan alokasi dana. Perusahaan yang tidak memperhitungkan jumlah modal kerja yang tepat maka perusahaan kemungkinan mengalami ketidak mampuan memenuhi kewajiban yang sudah jatuh tempo dan bahkan bisa dilikuidasi. Perusahaan yang menetapkan modal kerja berlebihan akan mengalami overlikuid sehingga menimbulkan dana menganggur yang akan mengakibatkan penurunan laba. Kas yang terlalu besar akan mengakibatkan operasional perusahaan tidak bagus, karena dana yang menganggur tidak dimaksimalkan dalam kegiatan operasionalnya. Piutang yang terlalu besar juga tidak baik, karena banyak dana yang dipinjamkan kepada pelanggan dan barang sudah habis. Persediaan yang terlalu banyak juga mengakibatkan banyak biaya yang digunakan untuk membiayai perawatan persediaan agar barang tidak rusak Dengan mengetahui modal kerja yang optimal maka


(15)

2

perusahaan dapat mengambil keputusan dalam menentukan struktur modalnya.

Pengoptimalan modal kerja merupakan suatu kegiatan yang harus dipertimbangkan oleh perusahaan. Modal kerja dikatakan optimal apabila perusahaan mampu memaksimalkan penggunaan modal kerja dalam menjalankan aktivitas operasional perusahaan. Manajemen modal kerja yang efektif sangat diperlukan untuk menjamin kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Efisiensi atas pengelolaan modal kerja dapat digunakan sebagai ukuran atas kemampuan perusahaan dalam usaha pencapaian tujuan yang telah ditetapkan terutama dikaitkan dengan upaya pencapaian tujuan perusahaan.

Pengukuran kebutuhan besarnya modal kerja dapat dilalukan dengan metode keterikatan dana, perputaran modal kerja dan aliran kas. Perputaran modal kerja dapat dihitung dengan melihat laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi. Pencapaian modal kerja tersebut dapat dilakukan dengan memproyeksikan penjualan yang akan datang dan dibandingkan dengan perputaran modal kerja. Modal kerja akan optimal apabila nilai modal kerja optimal sama dengan modal kerja riil.

Modal kerja yang selalu diperhitungkan dalam pengelolaannya akan memberikan manfaat yaitu perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien, karena dengan memperhitungkan modal kerjanya maka setiap barang atau jasa yang dibutuhkan dapat diperoleh lebih mudah. Kemudahan kebutuhan


(16)

3

yang diperoleh akan dapat membantu dalam kegiatan operasional perusahaan sehari-hari, sehingga memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar kewajiban-kewajiban jangka pendek yang sudah jatuh tempo.

Pabrik Gula Krebet Baru yang menjadi objek penelitian adalah badan usaha milik negara yang merupakan unit dari Pabrik Gula Rajawali dituntut untuk dapat bersaing mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan. Perusahaan harus dapat mengelola modalnya untuk mendukung operasionalnya dari tahun ke tahun, sehingga perusahaan dapat meningkatkan produksinya agar tidak terjadi impor gula. Berikut data modal kerja riil (Gross Working Capital) yang dibandingkan dengan penjualan berdasarkan laporan keuangan pada tahun 2009-2011 disajikan pada tabel 1.1.

Tabel 1.1

Data Modal Kerja Riil (Gross Working Capital) dan Penjualan

Tahun Modal Kerja Riil Penjualan

2009 2010 2011 72.411.278 106.949.553 166.830.815 261,649,874 251,953,101 271,785,939

Sumber: Laporan Keuangan PG. Krebet Baru

Berdasarkan tabel 1.1 dapat diketahui bahwa kondisi modal kerja mengalami peningkatan dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2011. Dimana pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya sebesar 47,7%, sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 55,9%. Penjualan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 3,7% dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar


(17)

4

penjualan. Meningkatnya modal kerja pada tahun 2010 tidak diikuti dengan peningkatan penjualan. Kondisi tersebut mengindikasikan bahwa perusahaan belum sepenuhnya mampu mengelola modal kerja untuk meningkatkan penjualan. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Optimalisasi Modal Kerja Pabrik Gula Krebet Baru Bululawang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai berikut “Bagaimana optimalisasi modal kerja PG Krebet Baru Bululawang tahun 2009 sampai 2011?”

C. Pembatasan Masalah

Adapun batasan masalah yang penulis kemukakan yaitu dengan menggunakan data laporan keuangan tahunan dari tahun 2009-2011 dan metode penentuan besarnya modal kerja menggunakan metode perputaran modal kerja tahunan dimana keterikatan dana pada elemen modal kerjanya dapat dihitung dengan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan.

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui optimalisasi modal kerja PG Krebet Baru tahun 2009 sampai 2011.


(18)

5

E. Manfaat Penelitian

1 Bagi Manajemen PG Krebet Baru

Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu pihak manajemen sebagai alat pertimbangan dalam mengambil keputusan untuk mengoptimalkan modal kerja.

2 Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pengembangan bagi peneliti selanjutnya yang akan mengangkat tema mengenai optimalisasi modal kerja.


(19)

6 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dilakukan oleh Denta Umar Aminudin (2007) dengan judul penelitian “Analisis Optimalisasi Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Shuttlecock Prospek Malang”. Periode penelitiannya dilakukan pada tahun 2003 sampai dengan 2005. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penggunaan modal kerja pada perusahaan shuttlecock prospek Malang pada tahun 2003-2005 sudah optimal dan berapa besar penambahan atau pengurangan yang dibutuhkan perusahaan shuttlecock prospek Malang pada tahun 2003-2005. Alat analisis yang digunakan adalah menggunakan ramalan penjualan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modal kerja perusahaan shuttlecock Prospek Malang belum optimal dan hipotesis diterima karena proyeksi modal kerja optimal 2006 dapat diketahui.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Prischa (2008) dengan judul Analisis Modal Kerja Optimal pada PT Gudang Garam, Tbk. Berdasarkan penelitian dan analisis data yang yang telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa modal kerja PT Gudang Garam, Tbk berdasarkan hasil tersebut dapat membuktikan bahwa PT Gudang Garam Tbk belum optimal dalam melakukan pengelolaan modal kerja.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Wahyudi (2012) dengan judul Analisis Optimalisasi Modal Kerja Pada PT. Selecta Batu. Dari hasil analisis dan pembahasan pada bab sebelumnya maka dapat ditarik kesimpulan bahwa


(20)

7

PT. Selecta Batu mempunyai modal kerja optimal pada tahun 2011. Batas toleransi yang ditetapkan perusahan dalam pengelolaan modal kerja yaitu sebesar 2,5%. Sedangkan hasil perhitungan tingkat prosentase modal kerja optimal yaitu sebesar 5,572%. Berdasarkan perbandingan hasil prosentase modal kerja optimal maka dapat diketahui bahwa perusahaan belum mampu melakukan optimalisasi modal kerja.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah terletak pada obyek penelitian, tahun laporan keuangan yang digunakan dan perhitungan proyeksi penjualan Kesamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah sama-sama menentukan optimalisasi modal kerja.

B. Landasan Teori

1. Konsep modal kerja

Khasmir (2010: 210) modal kerja didefinisikan sebagai modal yang digunakan untuk membiayai oprasional perusahaan sehari-hari, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Modal kerja juga diartikan seluruh aktiva lancar yang dimiliki suatu perusahaan atau setelah aktiva lancar dikurangi dengan utang lancar. Sedangkan manajemen modal kerja merupakan suatu pengelolaan investasi perusahaan dalam aset jangka pendek. Artinya bagaimana mengelola investasi dalam aktiva lancar perusahaan. Manajemen modal kerja melibatkan sebagian besar jumlah asset perusahaan. Bahkan terkadang bagi perusahaan tertentu


(21)

8

jumlah aktiva lancar lebih dari setengah jumlah investasinya tertanam di dalam perusahaan.

Martono dan Harsito (2008: 57) modal kerja yaitu dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan sehari-hari. Pendapatan yang mengemukakan modal kerja dengan konsep yang lebih spesifik diungkapkan oleh Martono dan Harsito membagi modal kerja dalam tiga konsep:

a. Konsep kuantitatif

Modal kerja menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan elemen aktiva lancar yang disebut juga modal kerja bruto (gross working capital) yakni sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang berupa kas, piutang-piutang, persediaan, perskot biaya. Dana yang tertanam dalam aktiva yang sama perputarannya kurang dari satu tahun.

b. Konsep kualitatif

Dalam konsep kualitatif pengertian modal kerja dikaitkan dengan besarnya hutang lancar atau hutang yang harus dibayar segera dalam jangka pendek. Besarnya modal adalah sejumlah dana yang tertanam dalam aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasinya perusahaan atau sesudah dikurangi besarnya utang lancar.


(22)

9

c. Konsep fungsional

Konsep fungsional mendasarkan pada fungsi dana yang digunakan untuk memperoleh pendapatan. Setiap dana yang dialokasikan pada berbagai aktiva dimaksudkan untuk memperoleh pendapatan, baik pendapatan saat ini (current income) maupun pendapatan masa yang akan datang (future income). Konsep ini merupakan konsep mengenai modal yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan saat ini (current income).

2. Jenis-jenis Modal Kerja

Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode berbeda, perbedaan adanya perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama dari waktu ke waktu. W.B. Taylor (dalam Riyanto 2005:61), modal kerja dikelompokkan kedalam dua jenis sebagai berikut:

a. Modal kerja permanen

Yakni modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar perusahaan dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja permanen dibagi menjadi dua macam, yakni:

1) Modal kerja primer

Adalah modal kerja minimal yang harus ada dalam perusahaan untuk menjamin perusahaan agar perusahaan tetap bisa beroperasi.


(23)

10

2) Modal kerja normal (normal working capital)

Adalah modal kerja yang harus ada agar perusahaan bisa beroperasi dengan tingkat produksi normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan barang sebesar kapasitas normal perusahaan.

b. Modal kerja variabel (variable working capital)

Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan kegiatan atau keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan. Modal kerja variabel terdiri dari:

1) Modal kerja musiman (seasonal working capital)

Sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan.

2) Modal kerja siklis (cyclical working capital)

Merupakan modal kerja yang besarnya berubah-ubah disebabkan oleh perubahan permintaan produk.

3) Modal kerja darurat (emergency working capital)

Adalah modal kerja yang besarnya berubah-ubah yang penyebabnya tidak diketahui sebelumnya (misalnya kebakaran, banjir, gempa bumi, buruh mogok dan sebagainya).

3. Fungsi modal kerja

Fungsi modal kerja Munawir (2002: 116-117) adalah:

a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.


(24)

11

b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.

c. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani para konsumen.

d. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada kesulitan untuk memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.

4. Sumber-sumber pemenuhan modal kerja

Sumber dana tambahan yang diperlukan merupakan dana yang harus diperoleh perusahaan secara eksternal melalui pinjaman atau dengan menjual saham biasa atau preferan baru. Sumber dana penggunaan dana dan juga modal kerja, memberikan pemahaman, suatu pengertian yang terutama bermanfaat bagi manajer keuangan dalam menganalisis secara ekspansi di masa lalu dan akan datang dan pengaruhnya terhadap likuiditas perusahaan. Sumber modal kerja untuk pembiayaan permanen merupakan modal yang digunakan untuk mempertahankan sirkulasi modal perusahaan agar tidak macet. Sumber utama modal kerja untuk pembiayaan permanen adalah modal sendiri namun juga masih kurang dapat ditambah dari pinjaman jangka panjang (Khasmir, 2010: 220)

Gitosudarmo & Bisri (2002: 40) modal kerja yang dibutuhkan oleh perusahaan dapat dipenuhi dari dua sumber:


(25)

12

a. Sumber intern (internal sources). Adalah modal kerja yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Komponennya terdiri dari:

1) Laba yang ditahan

2) Penjualan aktiva tetap yang dilaksanakan oleh perusahaan

3) Keuntungan penjualan surat-surat berharga/ efek di atas harga nominal.

4) Cadangan penyusutan

b. Sumber ekstern (external sources). Adalah modal kerja yang berasal dari luar perusahaan. Komponennya terdiri dari:

1) Supplier. Pihak supplier memberikan dana sebagai pemenuhan kebutuhan modal kerja kepada perusahaan dengan memberikan penjualan bahan baku.

2) Bank-bank. Bank adalah lembaga pemberi kredit, baik jangka pendek, jangka menengah, jangka panjang dan pemberiaan jasa-jasa lain dibidang keuangan.

3) Pasar modal. Adalah bursa efek berfungsi mengalokasikan dana dari perorangan atau lembaga yang mempunyai surplus tabungan kepada perusahaan yang mempunyai kekurangan tabungan.

5. Kebijakan modal kerja

Kebijakan modal kerja merupakan strategi yang diterapkan oleh perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja dengan berbagai alternatif sumber dana. Seperti diketahui bahwa sumber dana


(26)

13

untuk memenuhi modal kerja bisa dipilih dari sumber dana berjangka panjang atau pndek.

Sutrisno (2003: 46) kebijaksanaan modal kerja perusahaan tergantung dari seberapa besar manajer berani mengambil risiko. Kebijaksanaan modal kerja yang bisa diambil oleh perusahaan adalah:

a. Kebijaksanaan Konservatif

Rencana pemenuhan kebutuhan dana konservatif merupakan rencana pemenuhan modal kerja yang lebih banyak menggunakan sumber dana jangka panjang dibandingkan sumber dana jangka pendek. Kebijaksanaan ini meliputi modal kerja permanen dan sebagian modal kerja variabel dipenuhi oleh sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja variabel lainnya dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek.

Kebijaksanaan ini disebut konservatif karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh tempo yang lama sehingga perusahaan memiliki keleluasaan dalam pelunasan kembali.

b. Kebijaksanaan Moderat

Kebijaksanaan atau strategi pendanaan ini perusahaan membiayai setiap aktiva dengan dana yang jangka waktunya kurang lebih sama dengan jangka waktu perputaran aktiva tersebut. Pengertian ini adalah aktiva yang bersifat permanen yakni aktiva tetap dan modal kerja permanen akan didanai dengan sumber dana


(27)

14

jangka panjang, dan aktiva bersifat variabel atau modal kerja variabel akan didanai dengan sumber dana jangka pendek.

Kebijaksanaan ini didasarkan atas prinsip matching principle yang menyatakan bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut diperlukan. Bila dana yang diperlukan hanya untuk jangka pendek maka sebaiknya didanai dengan sumber dana jangka pendek, demikian pula jika dana tersebut diperlukan untuk jangka panjang maka sebaiknya didanai dengan sumber jangka panjang.

Risiko yang akan dihadapi hanya berupa terjadinya penyimpangan aliran arus kas yang diharapkan. Kesulitan yang dihadapi adalah memperkirakan jangka waktu skedul arus kas bersih dan pembayaran hutang, yang selalu terdapat unsur ketidakpastian. Kebijakan ini akan muncul trade off antara profitabilitas dan risiko. Semakin besar margin of safety yang ditentukan untuk menutup penyimpangan arus kas bersih semakin aman bagi perusahaan, tetapi harus menyediakan dana yang jangka waktunya melebihi kebutuhan dana yang akan digunakan. Akibat hal tersebut akan terjadi dana menganggur dan hal ini akan menurunkan profitabilitas, dengan kata lain bila risiko rendah akan mengakibatkan profitabilitas juga rendah.


(28)

15

c. Kebijaksanaan Agresif

Bila pada kebijaksanaan konservatif perussahaan lebih mementingkan faktor keamanan sehingga margin of safety sangat besar, tetapi tentunya akan mengakibatkan tingkat profitabilitas menjadi rendah. Sebaliknya pada kebijaksanaan agresif, sebagian kebutuhan dana jangka panjang akan dipenuhi dengan sumber dana jangka pendek. Pendekatan ini menunjukkan bahwa perusahaan berani menanggung risiko yang cukup besar, sedangkan trde off yang diharapkan adalah memperoleh profitabilitas yang lebih besar.

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Modal Kerja

Khasmir (2012: 254) mengemukakan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi modal kerja, yaitu:

a. Jenis perusahaan

Jenis kegiatan perusahaan dalam praktiknya meliputi dua macam, yaitu: perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa dan non jasa (industri). Kebutuhan modal kerja dalam perusahaan industri lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Di perusahaan industri, investasi dalam bidang kas, piutang dan persediaan relatif lebih besar jika dibandingkan dengan perusahaan jasa. Jenis kegiatan perusahaan sangat menentukan kebutuhan akan modal kerja.

b. Syarat kredit

Syarat kredit atau penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara mencicil (angsuran) juga sangat mempengaruhi modal


(29)

16

kerja. Untuk meningkatkan penjualan bisa dilakukan dengan cara melalui penjualan secara kredit. Penjualan barang secara kredit memberikan kelonggaran kepada konsumen untuk membeli barang dengan cara pembayaran diangsur (dicicil) beberapa kali untuk jangka waktu tertentu. Hal yang perlu diketahui dari syarat-syarat kredit dalam hal ini adalah syarat untuk pembelian bahan atau barang dagangan dan syarat penjualan barang.

c. Waktu produksi

Untuk waktu produksi, artinya jangka waktu atau lamanya memproduksi suatu barang. Makin lama waktu yang digunakan untuk memproduksi suatu barang, maka akan semakin besar modal kerja yang dibutuhkan. Demikian pula sebaliknya semakin pendek waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi modal kerja, maka semakin kecil modal kerja yang dibutuhkan.

d. Tingkat perputaran persediaan

Pengaruh tingkat perputaran sediaan terhadap modal kerja cukup penting bagi perusahaan. Semakin kecil atau semakin rendah tingkat perputaran, kebutuhan modal kerja semakin tinggi, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian, dibutuhkan perputaran sediaan yang cukup tinggi agar memperkacil resiko kerugian akibat penurunan harga serta mampu menghemat biaya penyimpanan dan pemeliharaan sediaan.


(30)

17

Gitosudarmo & Bisri (2002: 36) mengemukakan besar kecilnya modal kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor:

a. Volume Penjualan

Volume penjualan adalah faktor yang paling penting dalam mempengaruhi besaran dan komponen modal kerja. Perusahaan harus mengelola modal kerja sedemikian rupa sehingga dapat mendukung kegiatan-kegiatan operasional sehari-hari. Kegiatan operasional tersebut antara lain adalah kegiatan penjualan. Pada tingkat penjualan yang stabil, maka tingkat kebutuhan kas, piutang dan persediaan juga konstan.

b. Beberapa kebijakan yang ditetapkan oleh perusahaan antara lain: 1) Politik penjualan kredit

Panjang pendeknya piutang akan mempengaruhi besar kecilnya modal kerja dalam satu periode.

2) Politik penentuan persediaan bersih

Bila diinginkan persediaan tinggi, baik persediaan kas, persediaan bahan baku, persediaan bahan jadi, maka diperlukan modal kerja yang relatif besar dan sebaliknya bila ditetapkan persediaan rendah maka diperlukan modal kerja yang relatif rendah.

3) Musim dan siklis

Pada saat seluruh kegiatan ekonomi mengalami siklis, maka penjualan mungkin turun untuk beberapa waktu. Hal ini juga


(31)

18

akan mengurangi kebutuhan tingkat persediaan dan tingkat piutang.

4) Perubahan teknologi

Perusahaan yang membeli mesin baru dengan pemrosesan bahan baku lebih cepat dari mesin yang lama, kebutuhan permanen atas persediaan mungkin akan berubah.

7. Analisis Modal Kerja

Dalam menjalankan aktivitas atau operasional perusahaan maka peranan aktiva sangat menentukan atas keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pada dasarnya aktiva yang dimiliki oleh perusahaan terbagi menjadi dua yaitu aktiva lancar dan aktiva tetap. Aktiva yang dimiliki oleh perusahaan pada dasarnya merupakan manfaat ekonomis yang akan diterima pada masa mendatang, atau akan dikuasai oleh perusahaan sebagai hasil dari transaksi atau kejadian. Aktiva merupakan sumber ekonomi yang akan dipakai perusahaan untuk menjalankan kegiatan.

Aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan dapat mencerminkan kemampuan perusahaan atas kondisi secara keuangan dalam upaya memenuhi kewajiban atau kebutuhan jangka pendek perusahaan. Komponen aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan yaitu mencakup mengenai kas, piutang dan persediaan, atau disebut sebagai modal kerja perusahaan. Kas merupakan aktiva yang paling lancar yang dimiliki oleh perusahaan.


(32)

19

Mengenai piutang terjadi dikarenakan adanya kebijakan perusahaan terkait dengan penjualan kredit yang akan menimbulkan piutang ini sebenarnya menimbulkan biaya bagi perusahaan. Biaya tersebut antara lain adalah administrasi piutang, biaya modal atas dana yang tertanam dalam piutang, biaya penagihan dan biaya piutang yang mungkin tidak tertagih. Namun demikian, karena kebijakan kredit ini akan meningkatkan penjualan, maka biaya piutang tersebut akan diimbangi oleh meningkatnya penjualan perusahaan. Oleh karena itu, pengelolaan piutang merupakan suatu cara agar kebijakan kredit mencapai optimal, yaitu tercapainya keseimbangan antara biaya yang diakibatkan oleh kebijakan kredit dengan manfaat yang diperoleh dari kebijakan tersebut. (Martono, 2003:95). Kondisi tersebut juga terkait dengan pengendalian persediaan yang dimiliki oleh perusahaan, melalui analisis terhadap persediaan maka tingkat efisiensi atas penggunaan modal kerja dapat terwujud. Kondisi tersebut dapat menunjukkan bahwa melalui analisis terhadap modal kerja maka upaya untuk memaksimalkan upaya pencapaian tujuan perusahaan.

8. Elemen-elemen Modal Kerja

a. Kas

Gitosudarmo & Bisri (2002:61) kas dapat diartikan sebagai nilai uang kontan yang ada dalam perusahaan beserta pos-pos lain yang dalam jangka waktu dekat dapat diuangkan sebagai alat pembayaran kebutuhan financial, yang mempunyai sifat paling


(33)

20

tinggi tingkat likuiditasnya. Kas dalam kegiatan operasional diperlukan untuk:

1) Membelanjai seluruh kegiatan operasional sehari-hari 2) Mengadakan investasi baru dalam aktiva tetap

3) Membayar deviden, pajak, bunga dan pembayaran lain. b. Piutang

Piutang sebagai salah satu elemen modal kerja selalu dalam keadaan berputar. Tingkat perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran yang diberikan oleh perusahaan. Makin lama syarat pembayaran semakin lama dana terikat dalam piutang, yang berarti semakin rendah tingkat perputaran piutang. Besar kecilnya piutang dipengaruhi oleh beberapa faktor:

1) Volume penjualan

Makin besar jumlah penjualan dari keseluruhan penjualan akan memperbesar jumlah piutang dan sebaliknya makin kecil jumlah penjualan dari keseluruhan piutang akan memperkecil jumlah piutang.

2) Syarat pembayaran bagi penjualan

Semakin panjang batas waktu pembayaran berarti semakin besar jumlah piutangnya dan sebaliknya semakin pendek batas waktu pembayaran semakin kecil besarnya jumlah piutang.


(34)

21

3) Ketentuan tentang batas volume penjualan

Apabila batas maksimal volume penjualan ditetapkan dalam jumlah yang relatif besar, maka besarnya piutang juga semakin besar.

4) Kebiasaan pembayaran para penghutang

Apabila kebiasaan membayar para pelanggan dari penjualan mundur dari waktu yang disyaratkan maka besarnya jumlah piutang relatif besar.

5) Kegiatan penagihan piutang dari pihak perusahaan

Apabila kegiatan penagihan piutang dari perusahaan bersifat aktif dan pelanggan melunasinya, maka besarnya jumlah piutang relatif kecil.

c. Persediaan

Persediaan adalah barang-barang atau bahan yang masih tersisa dari tanggal neraca atau barang-barang yang akan segera dijual, digunakan atau diproses dalam periode normal perusahaan. Persediaan merupakan barang yang masih tersedia diperusahaan yang siap dijual yang bisa menghasilkan kekayaan untuk perusahaan. Gitosudarmo & Bisri (2002:99) untuk menhindari persediaan yang terlalu besar atau kecil, maka besarnya persediaan dapat ditentukan lebih dahulu dengan cara metode sabagai berikut:

1) Rata-rata bulanan.


(35)

22

3) Penentuan batas minimum dan maksimum persediaan yang lalu. 4) Tingkat perputaran persediaan.

9. Metode Penentuan Kebutuhan Besarnya Modal Kerja

Sutrisno (2003: 50) penentuan kebutuhan besarnya modal kerja menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Metode keterikatan dana

Yang mempengaruhi penentuan besarnya modal kerja dengan metode ini ada dua faktor, yaitu:

1) Periode terikatnya modal kerja

Merupakan jangka waktu mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode keterikatan modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil, kebutuhan modal kerja juga semakin kecil.

2) Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari

Pengeluaran kas perhari merupakan pengeluaran rata-rata setiap harinya untuk keperluan bahan baku, pembayaran tunai lainnya.

b. Metode perputaran modal kerja

Metode perputaran modal kerja ditentukan dengan cara perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti


(36)

23

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Dalam penentuan besarnya modal kerja maka dilakukan dengan cara perputaran elemen modal kerja sebagai berikut:

1) Perputaran elemen modal kerja dalam kali

=

− =

=ℎ − 2) Perputaran elemen modal kerja dalam hari

= 360

= 360

= 360

c. Metode aliran kas

Aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus selama perusahaan beroperasi yang terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk ke perusahaan misalnya perolehan pendapatan berupa hasil penjualan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat juga diperoleh dari pinjaman pihak lain.

Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran


(37)

24

untuk berbagai pembayaran perusahaan. Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar ketimbang pengeluaran kas yang dibutuhkan juga kurang baik, karena kemungkinan ada uang menganggur atau tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan.

Aliran kas keluar meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain (overhead), pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan untuk pembelian aktiva tetap.

10. Perputaran Modal Kerja

Sutrisno (2003:43) masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada komponen-komponen modal kerja sehingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja, dan tujuan investasi pada modal kerja semakin kecil.

Riyanto (2005:62) mengemukakan modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (Working Capital Turnover Period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.


(38)

25

Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau makin tinggi perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.

11. Modal Kerja Optimal

Sarwoko (1989: 79) mengemukakan bahwa analisis optimalisasi merupakan salah satu penentuan besarnya aktiva lancar dengan metode perputaran modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya.

Dasar utama untuk menentukan besarnya modal kerja tahun mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Metode ini menggunakan perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan.

Berdasarkan hasil perhitungan elemen aktiva lancar dapat diketahui besarnya modal kerja. Estimasi nilai penjualan tahun mendatang dengan perputaran modal kerja ditemukan maka selanjutnya dapat dihitung nilai modal kerja optimal tahun mendatang, sebagai berikut:


(39)

26

Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana menganggur dan tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau menganggu kelancaran proses produksi karena kekurangan dana.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori terhubung dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono 2011:60).

Berdasarkan gambar 1 akan dilakukan analisis terhadap kinerja keuangan pada PT. PG.Rajawali I Malang, dasar pengukuran kinerja perusahaan yaitu dari laporan neraca dan laporan laba rugi. Melalui analisis terhadap laporan neraca dan laba rugi tersebut dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan sumber kinerja yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini difokuskan pengukuran kinerja perusahaan yang dikaitkan dengan analisis pengelolaan modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis modal kerja yang dilakukan berkaitan secara langsung dengan perputaran modal kerja yang mencakup mengenai perputaran kas, piutang dan persediaan. Melalui perputaran modal kerja tersebut akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan modal kerja yang dilakukan oleh perusahaan dan pada akhirnya dapat diketahui tingkat optimalisasi modal kerja. Secara lengkap kerangka pikir dalam penelitian ini dapat disajikan pada gambar 1 berikut:


(40)

Ke

O jika M

Gambar 1

Kerangka Pikir Optimalisasi Modal Kerja

PG. Krebet Baru

Laporan keuangan: Neraca dan Laba rugi

2009-2011

Metode Penentuan Kebutuhan Besarnya Modal Kerja- metode perputaran modal kerja:

- perputaran kas -perputaran piutang -perputaran persediaan

Perputaran Modal Kerja

Modal Kerja Optimal

Optimal: MKR = MKO

Belum Optim jika MKR ≠ MKO, M

MKO, MKR < M

27

ptimal: O, MKR > < MKO


(1)

3) Penentuan batas minimum dan maksimum persediaan yang lalu. 4) Tingkat perputaran persediaan.

9. Metode Penentuan Kebutuhan Besarnya Modal Kerja

Sutrisno (2003: 50) penentuan kebutuhan besarnya modal kerja menggunakan beberapa metode, yaitu:

a. Metode keterikatan dana

Yang mempengaruhi penentuan besarnya modal kerja dengan metode ini ada dua faktor, yaitu:

1) Periode terikatnya modal kerja

Merupakan jangka waktu mulai kas ditanamkan ke dalam elemen-elemen modal kerja sampai menjadi kas lagi. Semakin lama periode keterikatan modal kerja akan semakin memperbesar jumlah kebutuhan modal kerja, demikian bila periode terikatnya modal kerja semakin kecil, kebutuhan modal kerja juga semakin kecil.

2) Proyeksi kebutuhan kas rata-rata per hari

Pengeluaran kas perhari merupakan pengeluaran rata-rata setiap harinya untuk keperluan bahan baku, pembayaran tunai lainnya.

b. Metode perputaran modal kerja

Metode perputaran modal kerja ditentukan dengan cara perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti


(2)

perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan. Dalam penentuan besarnya modal kerja maka dilakukan dengan cara perputaran elemen modal kerja sebagai berikut:

1) Perputaran elemen modal kerja dalam kali =

− =

=ℎ

− 2) Perputaran elemen modal kerja dalam hari

= 360

= 360

= 360

c. Metode aliran kas

Aliran kas yang terjadi di perusahaan adalah terus menerus selama perusahaan beroperasi yang terdiri dari aliran kas masuk dan aliran kas keluar. Aliran kas masuk ke perusahaan misalnya perolehan pendapatan berupa hasil penjualan. Uang kas masuk dapat pula diperoleh dari bunga hasil investasi atau pendapatan diluar usaha serta dapat juga diperoleh dari pinjaman pihak lain.

Apabila jumlah kas terlalu kecil akan berbahaya bagi perusahaan, karena akan mengakibatkan hambatan bagi pengeluaran


(3)

untuk berbagai pembayaran perusahaan. Sebaliknya apabila uang kas terlalu besar ketimbang pengeluaran kas yang dibutuhkan juga kurang baik, karena kemungkinan ada uang menganggur atau tidak memberikan penghasilan kepada perusahaan.

Aliran kas keluar meliputi biaya bahan baku, tenaga kerja langsung dan biaya pabrik lain (overhead), pengeluaran biaya administrasi umum dan administrasi penjualan untuk pembelian aktiva tetap.

10.Perputaran Modal Kerja

Sutrisno (2003:43) masa perputaran modal kerja yakni sejak kas ditanamkan pada komponen-komponen modal kerja sehingga menjadi kas lagi, adalah kurang dari satu tahun atau berjangka pendek. Masa perputaran modal kerja ini menunjukkan tingkat efisiensi penggunaan modal kerja tersebut. semakin cepat masa perputaran modal kerja semakin efisien penggunaan modal kerja, dan tujuan investasi pada modal kerja semakin kecil.

Riyanto (2005:62) mengemukakan modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode perputaran modal kerja (Working Capital Turnover Period) dimulai dari saat dimana kas diinvestasikan dalam komponen-komponen modal kerja sampai saat dimana kembali lagi menjadi kas.


(4)

Semakin pendek periode tersebut berarti semakin cepat perputarannya atau makin tinggi perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal kerja adalah tergantung kepada berapa lama perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja tersebut.

11.Modal Kerja Optimal

Sarwoko (1989: 79) mengemukakan bahwa analisis optimalisasi merupakan salah satu penentuan besarnya aktiva lancar dengan metode perputaran modal kerja yang didasarkan pada data historis, sehingga kondisi tahun mendatang diasumsikan sama dengan tahun sebelumnya.

Dasar utama untuk menentukan besarnya modal kerja tahun mendatang adalah hasil estimasi nilai penjualan tahun mendatang. Metode ini menggunakan perputaran seluruh elemen aktiva lancar seperti kas, piutang dan persediaan.

Berdasarkan hasil perhitungan elemen aktiva lancar dapat diketahui besarnya modal kerja. Estimasi nilai penjualan tahun mendatang dengan perputaran modal kerja ditemukan maka selanjutnya dapat dihitung nilai modal kerja optimal tahun mendatang, sebagai berikut:


(5)

Modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana menganggur dan tidak digunakan secara optimal, sehingga profitabilitas perusahaan kecil. Modal kerja yang terlalu kecil akan menghambat atau menganggu kelancaran proses produksi karena kekurangan dana.

C. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori terhubung dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono 2011:60).

Berdasarkan gambar 1 akan dilakukan analisis terhadap kinerja keuangan pada PT. PG.Rajawali I Malang, dasar pengukuran kinerja perusahaan yaitu dari laporan neraca dan laporan laba rugi. Melalui analisis terhadap laporan neraca dan laba rugi tersebut dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan sumber kinerja yang dimiliki oleh perusahaan. Dalam penelitian ini difokuskan pengukuran kinerja perusahaan yang dikaitkan dengan analisis pengelolaan modal kerja yang dimiliki oleh perusahaan. Analisis modal kerja yang dilakukan berkaitan secara langsung dengan perputaran modal kerja yang mencakup mengenai perputaran kas, piutang dan persediaan. Melalui perputaran modal kerja tersebut akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melakukan pengelolaan modal kerja yang dilakukan oleh perusahaan dan pada akhirnya dapat diketahui tingkat optimalisasi modal kerja. Secara lengkap kerangka pikir dalam penelitian ini dapat disajikan pada gambar 1 berikut:


(6)

Ke

O jika M

Gambar 1

Kerangka Pikir Optimalisasi Modal Kerja

PG. Krebet Baru

Laporan keuangan: Neraca dan Laba rugi

2009-2011

Metode Penentuan Kebutuhan Besarnya Modal Kerja- metode perputaran modal kerja:

- perputaran kas -perputaran piutang -perputaran persediaan

Perputaran Modal Kerja

Modal Kerja Optimal

Optimal: MKR = MKO

Belum Optim jika MKR ≠ MKO, M

MKO, MKR < M ptimal:

O, MKR > < MKO