Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

35

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kadar minyak biji bintaro berkisar antara 45,56 persen sampai 59,58 persen. Tingginya kadar lemak pada biji bintaro menyebabkan minyak bintaro memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan menjadi sumber minyak nabati. Dari beberapa parameter yang digunakan sebagai respon setiap perlakuan, diperoleh hasil bahwa tingkat kematangan buah dan metode ekstraksi berpengaruh nyata terhadap rendemen, kadar asam lemak bebas Fat Fatty Acid, bilangan iod, bilangan penyabunan, bilangan peroksida, viskositas, persen transmisi, dan kadar abu. Namun tingkat kematangan buah dan metode ektraksi tidak berpengaruh nyata terhadap densitas minyak biji bintaro. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan rendemen yang terbesar terdapat pada buah bintaro matang dan diekstrak minyaknya menggunakan pelarut n – heksan sebesar 52,59 persen, kadar asam lemak bebas terkecil terdapat pada minyak yang dihasilkan dari buah bintaro muda sebesar 0,31 persen, bilangan iod tertinggi terdapat pada minyak yang berasal dari buah bintaro berkecambah dengan metode ekstraksi dengan pelarut n-heksana sebesar 85,19 I 2 100 gram minyak, bilangan peroksida terendah terdapat pada minyak yang dihasilkan dari buah bintaro matang dengan ekstraksi hot hydraulic pressing sebesar 5,61 mg oksigen100 g minyak, viskositas terkecil terdapat pada minyak yang berasal dari buah yang berkecambah dengan metode esktraksi dengan pelarut sebesar 59,70 cP, nilai kejernihan terbesar terdapat pada minyak yang berasal dari buah bintaro berkecambah yang diekstrak minyaknya dengan menggunakan pelarut sebesar 97,61 persen. Selain itu dari hasil penelitian juga didapat bahwa minyak biji bintaro memiliki bobot jenis minyak pada rentang 0,8984 gml dan 0,9062 gml. Minyak biji bintaro juga memliki bilangan penyabunan pada rentang 182,66 mg KOHg minyak dan 208,55 mg KOHg minyak. Berdasarkan hasil analisis, didapatkan perlakuan terbaik untuk produksi minyak biji bintaro adalah minyak biji bintaro yang berasal dari buah yang sudah masak dan di ekstrak minyaknya dengan menggunakan pelarut n-heksana dengan rendemen sebesar 52,59, kadar asam lemak bebas sebesar 2.75, nilai bilangan iod sebesar 60.31 g I 2 100 g, nilai bilangan peroksida 5.85 mg O 2 g, nilai bilangan penyabunan 199.76 mg KOHg, nilai viskositas 63.25 cP, nilai densitas 0.9041 gcm 3 , nilai transmisi 87.43 dan nilai kadar abu 0.39. Pengujian Gas Chromatography Spectrofotometry Mass GCMS dilakukan pada minyak dengan kombinasi perlakuan terbaik yaitu minyak dari buah yang sudah masak dan diekstrak minyaknya dengan menggunakan pelarut n-heksana. Hasil pengujian GCMS menyatakan bahwa asam lemak asam lemak oleat dan asam lemak palmitat merupakan asam lemak dengan jumlah yang tertinggi di dalam minyak biji bintaro.

5.2. Saran