TAPPDF.COM PDF DOWNLOAD PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP KADAR ... 1 SM

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

PENGARUH METODE EKSTRAKSI TERHADAP
KADAR FLAVONOID EKSTRAK ETANOL UMBI
BAWANG DAYAK (Eleutherine palmifolia(L.)Merr) DENGAN
METODE SPEKTROFOTOMETRI
EFFECT OF THE EXTRACTION METHOD
ON THE CONCENTRATIONOF FLAVONOIDS ETHANOL EXTRACT OF
ONION DAYAK BULBS(Eleutherine palmifolia (L.) Merr)
USING SPECTROPHOTOMETRY
Hayatus Sa`adah1, Henny Nurhasnawati2, Vivi Permatasari2
1. Bidang Teknologi Farmasi, Akademi Farmasi Samarinda
2. Bidang Kimia Analisis, Akademi Farmasi Samarinda

ABSTRAK
Bawang dayak (Eleutherine palmifolia (L.) Merr) merupakan salah satu tumbuhan
berkhasiat yang mempunyai aktifitas sebagai antioksidan. Salah satu senyawa aktif yang
terdapat dalam ekstrak etanol umbi bawang dayak yang merupakan senyawa flavonoid.

Optimasi pembuatan ekstrak perlu dilakukan untuk mendapatkan kandungan zat aktif yang
tinggi. Optimasi pembuatan ekstrak salah satunya adalah metode ekstraksi.
Penelitian merupakan penelitian eksperimental dengan objek penelitian adalah kadar
flavonoid dari umbi bawang dayak. Penelitian dilakukan untuk membandingkan hasil
metode ekstraksi yaitu metode maserasi dan sokletasi dengan menggunakan pelarut yang
sama. Kadar flavonoid diuji menggunakan metode spektrofotometri berdasarkan
pembentukan senyawa kompleks aluminium klorida, dengan standar baku kuersetin. Data
dianalisis dengan uji statistik independent T-Test menggunakan SPSS versi 20.
Hasil penelitian menunjukkan kadar flavonoid rata-rata pada metode ekstraksi
maserasi sebesar 1,09% lebih besar daripada metode ekstraksi sokletasi sebesar 0,81%. Hasil
uji statistik menunjukkan nilai sig 0,005 lebih kecil dari 0,05 dengan taraf kepercayaan 95%,
yang berarti bahwa terdapat perbedaan signifikan antara kadar flavonoid metode ekstraksi
maserasi dan sokletasi.
Katakunci:

Eleutherine

palmifolia

(L.)Merr,


flavonoid,

maserasi,

sokletasi,

spektrofotometri UV-Vis.

1

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

ABSTRACT

Dayak onions (Eleutherinepalmifolia (L.) Merr)is one kind of medicinal plants native
from East Kalimantan which hasan antioxidant activity. One of the active compound

contained in the ethanol extract of bulbs dayakis flavonoid. Optimization of extract
manufacture needs to be done to obtain a high active substance content. Optimization of
extract manufacture one of which is the method of extraction.
The study was an experimental study with the object of study is the concentration of
flavonoids of onion bulbs dayak. The study was conducted to compare the results of the
maceration extraction method and soxhletationextraction method using the same solvent.
Concentration of flavonoids tested using spectrophotometric method based on the formation
of complex compounds of aluminum chloride using quercetin as standard. Data were
analyzed by independent statistical tests T-Test using SPSS version 20.
The results showed average concentration of flavonoids in the extraction method
maceration of 1.09% greater than the extraction method soxhletation 0,81%. Statistical
analysis showed sig 0.005 less than 0.05 with 95% confidence level, meaning that there is a
significant difference between the levels of flavonoids and soxhletation maceration extraction
methods.
Keywords:

Eleutherinepalmifolia (L.) Merr,flavonoids, maceration, soxhletation, UV-Vis
spectrophotometry.

PENDAHULUAN


triterpenoid dan kuinon (Sulastri, dkk.,

Umbi bawang dayak (Eleutherine

2015).

palmifolia (L.) Merr) adalah salah satu

tanaman yang banyak
senyawa

flavonoid.

mengandung

Tumbuhan

ini


Umbi bawang dayak merupakan
salah satu

sumber flavonoid

berpotensi

sebagai

yang

antioksidan.

secara turun temurun telah dipergunakan

Kemampuan flavonoid sebagai anti

oleh masyarakat suku dayak sebagai

oksidan telah banyak diteliti belakangan


tumbuhan obat yaitu untuk kanker

ini (Sulastri,dkk., 2015; Pratiwi, dkk.,

payudara, hipertensi, diabetes mellitus,

2013; Febrinda, dkk., 2013; Kuntorini,

penurun kolesterol, obat bisul, kanker

dkk.,

usus dan mencegah stroke (Syamsul,

dalam umbi bawang dayak inilah yang

2013). Kandungan yang terdapat dalam

mendorong dilakukannya suatu usaha


umbi bawang dayak terdiri dari senyawa

yang

flavonoid, saponin, polifenol, alkaloid,

pemanfaatan tanaman tersebut.

glikosida,

steroid,

fenolik,

tanin,

2010).

Kandungan


dapat

flavonoid

mengoptimalkan

Terdapat beberapa teknik ekstraksi
2

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

yang dapat digunakan untuk mengisolasi

cawan porselin, plat tetes, mikro pipet,

senyawa


alam,

vaccum, rotaryevaporator (Heidolph),

maserasi,

kuvetkuarsa, spektofotometri UV-Vis

aktif

diantaranya

dari

bahan

ekstraksi

sokletasi, refluks, sonikasi, destilasi dan


(Shimadzu1800).

lain-lain. Efektivitas ekstraksi sangat

Bahan

bergantung

pada

kondisi-kondisi

Bahan yang digunakan dalam

percobaan yang digunakan seperti waktu

penelitian ini adalah umbi bawang

ekstraksi,


sampel-pelarut,

dayak, etanol 95%, aquades, Aluminium

pelarut

(Oktavia,2011).

pembuatan

ekstrak

dan

perlu

jenis

Optimasi

klorida, kalium asetat, HCl 2N.

dilakukan

Tahap Penelitian

untuk mendapatkan kandungan zat aktif
yang

tinggi.

Optimasi

pembuatan

Esktraksi Metode Maserasi
Metode

ekstraksi

maserasi

ekstrak salah satunya adalah metode

dilakukan

ekstraksi.

akan

pelarut etanol 95%. Lima puluh gram

menentukan banyaknya zat yang dapat

serbuk simplisia umbi bawang dayak

tersari sehingga dilakukan penelitian

(Eleutherine palmifolia (L.)Merr) yang

untuk membandingkan kadar flavonoid

telah diayak dengan mesh 40 dimaserasi

pada ekstrak etanol umbi bawang dayak

dengan pelarut 95% sebanyak 300 mL,

(Eleutherine

(L.)Merr)

secara perlahan sambil diaduk hingga

dengan metode maserasi dan sokletasi.

pelarut merendam seluruh serbuk umbi

Umbi bawang dayak pada penelitian ini

bawang dayak kemudian dimaserator

diekstraksi dengan pelarut etanol 95%

selama 2 jam dan direndam selama 24

dengan metode yang berbeda yaitu

jam, setelah 24 jam didiamkan kemudian

metode maserasi dan sokletasi.

dimaserator lagi selama 2 jam kemudian

Metode

ekstraksi

palmifolia

dengan

menggunakan

disaring dengan menggunakan vaccum.
METODOLOGI

Remaserasi dilakukan sebanyak 4 kali.

Alat

Maserat yang telah dihasilkan kemudian
Alat

dalam

diuapkan dengan rotary evaporator pada

penelitian ini adalah perangkat sokletasi,

suhu 500 C dan diuapkan sampai menjadi

maserator, neraca analitik, penangas air,

ekstrak kental.

seperangkat

yang

digunakan

alat-alat

gelas

(Pyrex),

3

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

Metode Ekstraksi Sokletasi
Sampel

sebanyak

ditambahkan 2,8 mL aquadest dan 1,5
50

gram

mL etanol 95% didiamkan selama 30

dibungkus dengan kertas saring, ikat

menit.

kedua bagian ujungnya dengan benang,

absorbansinya

dimasukan kedalam alat soklet, masukkan

Masing-masing

pelarut etanol 95% sebanyak 500 mL ke

kadarnya sebanyak 3 kali replikasi.

dalam labu soklet (labu alas bulat), dan

Absorbansi rata-rata dimasukkan dalam

250mL etanol 95% ke dalam tabung

persamaan kurva baku kuersetin sebagai

soklet

nilai y, dimana nilai x yang diperoleh

untuk

membasahi

sampel.

Larutan

dibaca

nilai

λ

maksimum.

ekstrak

ditetapkan

pada

Lakukan sokletasi dengan suhu 700 C

merupakan

sampai tetesan siklus tidak berwarna lagi.

kuersetin dalam setiap 100 miligram

Filtrat yang diperoleh kemudian diuapkan

sampel (Quercetin Equivalen/ QE).

ekuivalensi

miligram

dengan menggunakan rotary evaporator
pada suhu tidak lebih dari 500C dan
diuapkan hingga menjadi ekstrak kental.

Penetapan Kadar Flavonoid

HASIL DAN PEMBAHASAN

Ditimbang 10 mg ekstrak etanol
dari metode maserasi dan sokletasi.
Masing-masing

sampel

dilarutkan

dengan 5 mL etanol 95% kedalam
beaker glass, dimasukkan kedalam labu
ukur 10 mL tambahkan etanol hingga
tanda batas, kemudian disaring dengan
kertas saring. Larutan sampel dipipet
sebanyak 1 mL kemudian dimasukkan
kedalam

labu

ukur

10

mL

dan

ditambahkan etanol hingga tanda batas.
Larutan uji diambil 0,5 mL,
kemudian direaksikan dengan AlCl30, 1
mL

dan

0,1

mL

Keterangan :
C = Konsentrasi kadar flavonoid (mg/L)
V =Volume total ekstrak etanol (ml)
Fp= Faktor pengenceran
m= Berat sampel (mg)

kalium

asetat,

Penelitian tentang perbandingan
metode

ekstraksi

mengetahui

bertujuan

metode

untuk

yang

dapat

memberikan hasil yang lebih optimal
dalam penarikan senyawa aktif dari
suatu jaringan tanaman, baik jumlah
ekstrak maupun jumlah kadar senyawa
aktifnya.

Metode

ekstraksi

yang

digunakan adalah metode maserasi dan
sokletasi.

Kedua

metode

ekstraksi

dilakukan hingga pelarut mendekati
bening atau tidak berwarna. Pelarut yang
digunakan adalah etanol. Pemilihan
pelarut etanol 95% didasarkan pada
4

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

tingkat keamanan dan kemudahan saat

pemanasan

dapat

meningkatkan

diuapkan serta sifatnya yang mampu

kemampuan

untuk

mengekstraksi

melarutkan hampir semua zat, baik yang

senyawa-senyawa

bersifat polar, semipolar, dan nonpolar

dalam suhu kamar, sehingga aktivitas

serta dapat menarik senyawa flavonoid

penarikan senyawa lebih

secara optimum (Sulastri, 2015). Hasil

sedangkan maserasi merupakan metode

penelitian menunjukkan bahwa hasil

ekstraksi dengan pengadukan pada suhu

ekstraksi

kamar

dengan

metode

sokletasi

yang

sehingga

tidak

larut

maksimal,

rendemen

yang

menghasilkan rendemen yang lebih

dihasilkan sedikit karena tidak semua

tinggi daripada metode maserasi (tabel

metabolit

1). Hal tersebut disebabkan karena pada

sempurna oleh pelarut (Damar, dkk.,

metode sokletasi diikuti dengan proses

2014).

sekunder

tertarik

secara

Tabel 1. Hasil Rendemen Ekstrak Etanol Umbi Bawang Dayak
Bobot Serbuk
Simplisia (gram)

No

Metode

1
2

Maserasi
Sokletasi

Analisis

50
50

kuantitatif

senyawa

Bobot Ekstrak
Kental (gram)
3,44
4,38

Nilai
Rendemen
(%)
6,88
8,76

dan flavonol (Indrayani, 2008). Kuersetin

flavonoid pada ekstrak etanol umbi

digunakan

bawang dayak dilakukan dengan metode

kuersetin merupakan senyawa flavonoid

pembentukan

kompleks

kuat golongan flavonol yang memiliki

aluminium klorida. Penentuan kurva baku

gugus keto pada atom C-4 dan gugus

kuersetin digunakan sebagai standar pada

hidroksi pada atom C-3 atau C-5 yang

penentuan flavonoid.

bertetangga. Flavonol diketahui sebagai

Reaksi
pembentukan

senyawa

warna

standar

karena

pada

senyawa penciri adanya flavonoid karena

kompleks

keberadaanya yang banyak tersebar dalam

didasarkan

senyawa

sebagai

aluminium klorida. Prinsip dari metode

tumbuhan.

ini

tanaman obat memperlihatkan aktivitas

adalah

kompleks

terjadinya
antara

pembentukkan

aluminium

klorida

dengan gugus keto pada atom C-4 dan

kandungan

Selain

kuersetin

itu

kebanyakan

yang

tinggi

(Oktavia, 2011).

gugus hidroksi pada atom C-3 atau C-5

Penetapan kadar flavonoid pada

yang bertetangga dari golongan flavon

penambahan kalium asetat adalah untuk
5

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

mendeteksi adanya gugus 7-hidroksil

nilai

sedangkan perlakuan inkubasi selama 30

spektrofotometri UV-Vis pada panjang

menit

sebelum

gelombang maksimum yaitu 425 nm. Nilai

pengukuran dimaksudkan agar reaksi

absorbansi dimasukkan dalam persamaan

berjalan sempurna, sehingga memberikan

regresi

intensitas warna yang maksimal.

sebelumnya

yang

dilakukan

Penetapan

kadar

flavonoid

didapatkan setelah dilakukan pengukuran

absorbansi

linier

dengan

yang
yaitu

menggunakan

sudah

didapatkan

pada

persamaan

Y=0,00601x + 0,00223 dan harga koefisien
korelasi (R2) 0,99.

Tabel2. Kadar Flavonoid EkstrakEtanol Umbi BawangDayak
No

Sampel

1

Maserasi

2

Sokletasi

KadarFlavonoid
(%)

Absorbansi
0,0084

1,0266

0,0087
0,0094
0,0070
0,0070
0,0073

1,0765
1,1930
0,7937
0,7937
0,8436

Hasil analisis kandungan senyawa

Kadar Rata-rata Flavonoid(%)

1,0987 ± 0,0853

0,8103 ± 0,0288

Penelitian

yang

(Damar,dkk.,

2014)

flavonoid dihitung sebagai ekuivalen

dilakukan

kuersetin mg/100 mg sampel. Penelitian

dengan metode ekstraksi maserasi dan

menunjukkan kadar flavonoid rata-rata

sokletasi pada sampel daun kayu kapur

dari ekstrak etanol umbi bawang dayak

kering menunjukkan kadar flavonoid total

dengan metode maserasi mempunyai

tertinggi terdapat pada ekstraksi maserasi

kadar yang lebih besar yaitu 1,09%, untuk

dengan kadar yaitu 6,91 mg /kg, hal i ni

ekstrak

dayak

diakibatkan oleh adanya pemanasan pada

dengan metode sokletasi mempunyai

proses pengeringan, pemekatan ekstrak

kadar rata-rata sebesar 0,81% (tabel 2)

menggunakan rotary evaporator sehingga

etanol

Berdasarkan

umbi

bawang

data

tabel

3,

oleh

sebelumnya

mempengaruhi

penurunan

Proses

kandungan

menunjukkan bahwa metode maserasi

flavonoid.

pemanasan

dapat

menghasilkan kadar rata-rata flavonoid

mengakibatkan penurunan kadar total

lebih tinggi dibandingkan dengan metode

flavonoid sebesar 15-78%. Liyana dan

sokletasi.

Shahidi (2005) menyatakan bahwa ada
6

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

hubungan antara suhu dan kandungan

khususnya

fenolik.

merupakan senyawa fenol yang memiliki

Meningkatnya

suhu

flavonoid.

Flavonoid

menyebabkan peningkatan kadar fenolik

sistem

sampai pada suhu tertentu kemudian

Sistem aromatik terkonjugasi mudah

menurun seiring dengan peningkatan

rusak

suhu yang lebih tinggi (Riadini, dkk.,

golongan

2015).

glikosida dengan molekul gula. Ikatan

Suhu 500 C relatif aman serta
mencegah terjadinya kerusakan pada

aromatik

pada

yang

suhu

flavonoid

terkonjugasi.

tinggi.

Beberapa

memiliki

ikatan

glikosida akan mudah rusak atau putus
pada suhu tinggi (Oktavia, 2011).

senyawa metabolit sekunder tertentu,

No

Tabel 3.Kadar Flavonoid Dalam Kesetaraan Rendemen Ekstrak
Bobot
Ekstrak
Kadar Flavonoid
Kadar Rata-rataFlavonoid
Kental
Metode
(%)
(%)
(gram)

1

Maserasi

2

Sokletasi

3,44

4,38

0,000029843
0,000031294
0,000034680
0,000018121
0,000018121
0,000019260

-5
-6
3,1939 x10 %± 2,4821x10

-5
-7
1,8500 x10 %± 6,5760x10

7

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

Berdasarkan hasil uji statistik

berarti bahwa terdapat perbedaan

menunjukkan bahwa metode ekstraksi

signifikan antara kadar flavonoid

berpengaruh

metode

terhadap

kadar

flavonoid, hal ini ditunjukkan dengan

ekstraksi

maserasi

dan

sokletasi.

nilai sig 0,005 lebih kecil dari 0,05
dengan taraf kepercayaan 95%, yang
berarti bahwa terdapat perbedaan
signifikan antara kadar flavonoid
metode

ekstraksi

maserasi

dan

sokletasi. Berdasar hal tersebut dapat
disimpulkan bahwa metode maserasi
lebih baik daripada metode sokletasi
untuk

ekstraksi

flavonoid

pada

bawang dayak.

KESIMPULAN
Kadar

flavonoid

yang

terkandung pada ekstrak etanol umbi
bawang dayak dari perbandingan
metode

menghasilkan

metode

ekstraksi maserasi lebih tinggi yaitu
1,09% dibandingkan metode ekstraksi
sokletasi sebesar 0,81%. Hasil uji
statistik menunjukkan bahwa metode
ekstraksi berpengaruh terhadap kadar
flavonoid, hal ini ditunjukkan dengan
nilai sig 0,005 lebih kecil dari 0,05
dengan taraf kepercayaan 95%, yang

DAFTAR PUSTAKA
Damar,A.C.,
Max,R.J.R.,
dan
Defny,S.W.,
2014.
“Kandungan Flavonoid dan
Aktivitas Antioksi dan Total
Ekstrak Etanol Daun Kayu
Kapur
(Melanolepsis
multiglandulosa Reinchf)”.
Pharmacon Jurnal Ilmiah
Farmasi. Vol.3 (4). Hal:12;
15-16; 18
Febrinda, A.E., Made,A., Tutik,W.,
dan Nancy, D.Y., 2013.
“Kapasitas Antioksidan dan
Inhibitor Alfa Glukosidase
Ekstrak
Umbi
Bawang
Dayak”.
J.Teknol.
Dan
Industri Pangan. Vol.24 (2).:
161
Indrayani, S. 2008. “Validasi
Penetapan Kadar Kuersetin
Dalam Sediaan Krim Secara
Kolorimetri dengan Pereaksi
AlCl3” . Skripsi. Yogyakarta
:
Fakultas
Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
Kuntorini, E.M., Maria, D.A., dan
L.Hartanto,
N.,
2010.“Struktur Anatomi dan
Aktivitas
Antioksidan
Bulbus
Bawang
Dayak
(Eleutherine
americana
Merr.)
dari
Daerah
Kalimantan Selatan”. Berk.
Penel. Hayati. Vol.16. Hal: 1
8

Jurnal Borneo Journal of Pharmascientech, Vol 01, No. 01, Tahun 2017
ISSN- Print. 2541 – 3651
ISSN- Online. 2548 – 3897
Research Article

Liyana,P.C., dan Shahidi, F. 2005.
“Optimization of Extraction
of Phenolic Compounds
from Wheatusing Response
Surface Methodology”. Food
Chemistry. Hal: 93; 47-56
Oktavia, J.D. 2011. “Pengoptimuman
Ekstraksi Flavonoid Daun
Salam
(Syzygium
polyanthum) dan Analisis
Sidik
Jari
Dengan
Kromatografi Lapis Tipis”.
Skripsi. Bogor: Fakultas
Matematika
dan
Ilmu
Pengetahuan Alam Institut
Pertanian Bogor. Hal: 4;11
Pratiwi, D., Sri,W., dan Isnindar.,
2013.
“Uji
Aktivitas
Antioksidan Daun Bawang
Mekah
(Eleutherine
Americana Merr.) Dengan
Metode DPPH (2,2-Difenil1-pikrilhidrazil)”.
Traditional
Medicine
Journal . Vol. 18(1). Hal: 9;
14
Riadini, R.K., B.Boy, R.S., dan
F.Sinung, P., 2015. “Uji

Aktivitas
Antioksidan
Ekstrak Daun Sambung
Nyawa (Gynurapro cumbens
(Lour.) Merr) Berdasarkan
Perbedaan Metode Ekstraksi
dan Umur Panen”. e-journal.
Hal:11
Sulastri, E., Cristadeolia, O., dan
Yusriadi., 2015. “Formulasi
Mikroemulsi
Ekstrak
dan
Bawang Hutan
Uji
Aktivitas
Antioksidan”.
Jurnal
Pharmascience. Vol.2 (2).
Hal: 2; 9
Syamsul,
E.S.,
dan
Supomo,
2013.“Pengembangan
Kearifan Lokal Ekstrak
Umbi
Bawang
Tiwai
(Eleutherine
palmifolia
(L.)Merr) Dalam Bentuk
Sediaan
Granule
Effervescent Sebagai Food
Supplement” .Laporan Hasil
Penelitian
Terapan.
Kalimantan Timur. Hal: 1; 35.

9