B. Proses Penciptaan Metafora
Metafora pada umumnya terdapat dalam lingkungan karya sastra. Seorang pengarang yang kreatif banyak menciptakan metafora dalam karya-karyanya.
Metafora memberikan kesegaran berbahasa dan menjauhkan kebosanan karena ketunggalnadaan monotoon, menghidupkan sesuatu yang sebenarnya tak bernyawa,
mengaktualkan sesuatu yang sebenarnya lumpuh Edi Subroto,1996: 37 . Pada dasarnya struktur penciptaan metafor sangat sederhana, menurut
rumusan Stephen Ullman yaitu : The basic structure of metaphor is very simple. There are always two terms
present; the thing we are talking about and that to which we are comparing it. In Dr. Richardss terminology the former is the tenor the letter the vehicle,
whereas the feature of feature they have in common form the ground of metaphor. Stephen Ullman,1972: 213.
Artinya: struktur atau bentuk dasar dari metafora itu sangat sederhana. Selalu ada dua hal yang dibahas : Hal yang kita bicarakan dan dengan apa kita
membandingkannya. Dalam terminologi Dr. Richards, sesuatu yang kita bicarakan disebut tenor dan bandingannya vehicle, dan unsur atau
keistimewaan yang mereka miliki adalah pembentuk dasar dari metafora. Ullman mencontohkan kata dalam bahasa latin musculus little mouse tikus
kecil diperkecil menjadi mus mouse tikus juga dipakai secara kias dalam muscle otot, dalam bahasa Inggris muscle. Dalam metafora ini muscle otot adalah tenor dan
musculus little mouse: tikus kecil adalah vehicle. Dengan pengucapan secara langsung dalam bentuk perbandingan bahwa suatu otot muscle kelihatan seperti tikus
kecil little mouse. Dalam hal ini benar bila mengatakan bahwa metafora merupakan perbandingan yang singkat yang menempatkan identitas intuitif maupun kongkret
1972: 213.
Metafora sebagai sumber ekspresi yang personal dari seorang penutur. Perubahan makna sering berakar pada keadaan jiwa penutur, hal itu terjadi pada bentuk
ungkapan metaforis yang memiliki kemiripan emotif. Perubahan makna ini bersumber dari diri pengarang secara psikologis. Dalam penciptaan metafora, seorang pengarang
juga dipengaruhi oleh hal-hal yang terjadi disekitarnya. Hal-hal yang terjadi misalnya minat atau kesenangan, kesusahan, ketakutan, jatuh cinta,aspirasi atau gagasan-
gagasan masyarakat cenderung mempengaruhi pengarang dalam penciptaan metafora. Arti terpenting dalam metafora untuk memunculkan kreatifitas bahasa telah
banyak diakui dan metafora telah mendapatkan pengakuan yang luar biasa. Menurut Aristoteles “Hal terpenting yang pasti adalah menguasai metafora. Pendapat ini tidak
dikemukakan oleh yang lain, hal ini adalah tanda kejeniusannya. Pada masa selanjutnya Chesterton berpendapat lebih jauh “semua metafora adalah puisi”
Sedangkan Sir Herbert Read berpendapat bahwa “kita harus selalu siap menjadi penyair dengan kekuatan dan korisinilan metafora”. Froust dalam artikelnya tentang
Floubert mengemukakan “Saya percaya bahwa metafora sendiri memberikan semacam gaya keabadian. Jika orang tidak memperhatikan tuntutan-tuntutan semacam ini maka
tidak dapat diragukan tentang pentingnya metafora dalam bahasa sastra terjemahan dari Stephen Ullman,1972: 213.
Gambaran keadaan tersebut diatas dicerminkan oleh pengarang dalam mengungkapkan metafora, dalam suatu tuturan metaforis terdapat sesuatu atau hal
yang kita perbincangkan dengan sesuatu yang kita bandingkan. Jadi bisa dikatakan bahwa ada kemiripan antara sesuatu yang diperbincangkan sebut saja referen 1 dan
yang kita bandingkan sebut saja referen 2.
C. Keekspresifan Metafora