g. Efisiensi dan efektif, yaitu pelaksanaan perencanaan kegiatan sesuai dengan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang
tersedia; h. Keberlanjutan, yaitu setiap proses dan tahapan kegiatan perencanaan
harus berjalan secara berkelanjutan; i.
Cermat, yaitu data yang diperoleh cukup objektif, teliti, dapat dipercaya, dan menampung
j. Proses berulang, yaitu pengkajian terhadap sesuatu masalahhal
dilakukan secara berulang sehingga mendapatkan hasil yang terbaik; k. Penggalian informasi, yaitu di dalam menemukan masalah dilakukan
penggalian informasi melalui alat kajian keadaan desa dengan sumber informasi utama dari peserta musyawarah perencanaan atau sumber
informasi utama dari masyarakat. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa RPJMDes adalah
merupakan dokumen.
2.2 Tinjauan Kebijakan Terkait dengan Perencanaan Tata Ruang
dan Pembangunan Kawasan Perdesaan
2.2.1 Undang-Undang 6 Tahun 2014 tentang Desa
Desa adalah wilayah yang ditempati sejumlah penduduk dan merupakan organisasi pemerintah yang terendah. Wilayah Desa terdiri dari atas beberapa
dusun,atau kampung. Dusun atau kampung terdiri atas beberapa RW Rukun Warga dan RT Rukun Tetangga.
Pada pasal 1 menjelaskan bahwa Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintah, kepentingan masyarakat setempat berdsarakan prakarsa masyarakat, hak asal-usul atau hak tradisional yang diakui dalam
system Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pasal ini juga menyebut di dalam Desa ada pemerintah desa, Badan Pemusyawaratan Desa,
Musyawarah Desa, Badan Usaha Milik Desa, Peraturan Desa. Penetapan DesaPengaturan Perdesaan bertujuan untuk :
Melestarikan dan memajukan adat, tradisi dan budaya masyarakat desa
Meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat desa
Memajukan perekonomian masyarakat desa
Penataan desa meliputi antara lain : Dalam pembangunan kawasan perdesaan pada pasal 80 ayat 4 menjelaskan
prioritas pembangunan desa yaitu :
Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar
Pembangunan dan pemiliharaan infrastruktur dan lingkungan berdasarkan kemampuan teknis dan sumber daya local yang tersedia
Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif
Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk kemajuan
ekonomi Peningkatan kualitas ketertiban dan ketentaraman masyarakat desa
berdasarkan kebutuhan masyarakat desa setempat
2.2.2 Peraturan Pemerintah No.722005 tentang Desa
Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai manadi maksu dalam Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Desa dibentuk atas prakarsa masyarakat dengan memperhatikan asal-usul desa dan kondisi sosial budaya
masyarakat setempat. Pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 harus memenuhi syarat :
Jumlah penduduk
Luas wilayah
Bagian wilayah kerja
Perangkat
Sarana dan prasarana pemerintahan
Pembentukan desa sebagaimana dimaksud pada ayat 1 dapat berupa penggabungan beberapa desa, atau bagian desa yang bersanding atau
pemekaran dari satu desa menjadi dua desa atau lebih atau pembentukan desa diluar desa yang telah ada. Desa yang kondisi masyarakat dan wilayahnya tidak
lagi memnuhi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat 2 dapat dihapus atau digabung. Dalam wilayah desa dapat dibentuk Dusun atau sebutan lain
yang merupakan bagian wilayah kerja pemerintah desa dari ditetapkan dengan
peraturan desa. Desa dapat diubah atau disesuaikan statusnya menjadi kelurahan berdasarkan prakarsa Pemerintahan Desa bersama BPD dengan
memperhatikan saran dan pendapatan masyarakat setempat. Perubahan status desa menjadi kelurahan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 memperhatikan
persyaratan :
Luas wilayah
Jumlah penduduk
Prasarana dan sarana pemerintahan
Potensi ekonomi
Kondisi sosial budaya masyarakat Desa yang berubah menjadi Kelurahan, Lurah dan perangkatnya diisi dari
pegawai negeri sipil. Peraturan Daerah KabupatenKota sebagaimana dimaksud pada ayat 4 wajib mengakui dan menghormati hak asal-usul, adat istiadat desa
dan sosial budaya masyarakat setempat. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan desa mencakup :
Urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal-usul desa
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupatenkota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa
Tugas pembentukan dari pemerintahan, pemerintahan provinsi, dan pemerintahan kabupatenkota
Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan
diserahkan kepada desa
2.2.3 Permendagri No.042007 tentang Pedoman Pengelolaan Kekayaan Desa