Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Panjang (Vigna Sinensis L)

PENGARUH KONSENTRASI KOLKISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG PANJANG (Vigna sinensis L) SKRIPSI OLEH: ADNAN ABMELAH 070307023/ BDP-Pemuliaan Tanaman
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara

PENGARUH KONSENTRASI KOLKISIN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI BEBERAPA VARIETAS KACANG PANJANG (Vigna sinensis L)
SKRIPSI OLEH: ADNAN ABEMLAH 070307023 / BDP-PEMULIAAN TANAMAN Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2012
Universitas Sumatera Utara

Judul Skripsi
Nama NIM Departemen Program Studi

: Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Panjang (Vigna Sinensis L) : Adnan Abmelah : 070307023 : Budidaya Pertanian : Pemuliaan Tanaman

Disetujui oleh : Komisi Pembimbing

Ketua

Anggota


Ir. Mbue Kata Bangun, MS

Ir. Hasmawi Hasyim, MS

.

Mengetahui, Ketua Program Studi Agroekoteknologi

Ir. T. Sabrina, M, Agr, Sc, Ph.D

Tanggal lulus: 23 Juli 2012

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ADNAN ABMELAH : Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Panjang (Vigna sinensis L), dibimbing oleh Ir. Mbue Kata. Bangun, MS dan Ir. Hasmawi Hasyim, MS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan dan produksi pada beberapa varietas kacang panjang (Vigna sinensis L). Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Desa Tumpatan Nibung, Batang kuis, Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut, yang dimulai dari bulan Oktober hingga Februari 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari dua faktor yaitu konsentrasi kolkisin dan Varietas. Faktor pertama konsentrasi kolkisin yaitu 0, 100, 200 ppm. Faktor kedua varietas yaitu parade, 777, dan hitam putih.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa menaiknya konsentrasi kolkisin memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter persentase perkecambahan, tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, panjang polong, berat polong pertanaman, jumlah polong pertanaman, dan jumlah biji perpolong. Varietas berbeda nyata terhadap parameter umur berbunga dan panjang polong. Interaksi berbeda nyata terhadap parameter umur berbunga. Kata kunci : Konsentrasi kolkisin, Varietas, Kacang panjang (Vigna sinensis L)
i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ADNAN ABMELAH: Effect of colchicine concentration on growth and production at length Some Plant Variety Beans (Vigna sinensis L), by Ir. Mbue Kata Bangun, MS and Ir. Hasmawi Hasyim, MS.
The objective of this research was to know the Effect of colchicine concentration on growth and production at length Some Plant Variety Beans (Vigna sinensis L). This research was conducted in the Tumpatan Nibung village, Batang Kuis, Medan, North Sumatra, with altitude ± 25 feet above sea level, which started from October to February 2012. Experiment was conducted completely randomized block design, consist of two factors were colchisin and varieties. First factor was the concentration of 0,100, 200 ppm. Second factor were varieties, namely the parade, 777, hitam putih.
From the results showed that the rising concentrations of colchicine give a significantly different effect on parameter a presentation spring plant, plant height, flowering age, age of harvest, pod length, weight of planting pod, number of planting pod, seed number. On varieties, significantly affect the parameters age and length of flowering peas. Interaction was significantly different to the parameter of the bearing age. Key word: concentration of colchicine, variety, long bean ( Vigna sinensis L.)
ii
Universitas Sumatera Utara

RIWAYAT HIDUP
Adnan Abmelah Dilahirkan di Lahat pada 21 Desember 1990 dari orang tua Indra Basar dan Drs. Isnadeti. Anak pertama dari tiga orang bersaudara.
Menamatkan pendidikan SD Negeri 47 Lahat pada tahun 2001, SMP Negeri 5 Lahat pada tahun 2004 dan SMA Negeri 3 Lahat pada tahun 2007. Kemudian melanjutkan pendidikan di Universitas Sumetera Utara Fakultas Pertanian program studi Pemuliaan Tanaman pada tahun 2007 melalui jalur SPMB.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi anggota Mahasiswa Budidaya Pertanian 2007-2012. Asisten Laboraturium Dasar Pemuliaan Tanaman 2011-2012.
Pengalaman dibidang kemasyarakatan, penulis dapatkan pada Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT. PP. London Sumatera Begerpang Est di Tanjung Morawa pada Juli-Agustus 2010.
iii
Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingg skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul ’’Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Panjang (Vigna sinensis L) ’’.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Ir. Mbue Kata Bangun, MS., selaku ketua komisi pembimbing dan Ibu Ir. Hasmawi Hasyim, MS., selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.

Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada Ayahanda Indra Basar dan Ibu Dra. Isnadeti yang telah mendidik dan membesarkan penulis dengan segenap rasa sayang dan cinta kasih hingga penulis dapat tumbuh dewasa, dan juga kepada Adik tercinta Agung Imansyah, Rati Fajriani, yang telah banyak membantu penulis baik secara moral maupun materi.
Buat Fitriyawati Sembiring terimakasih telah menemani, memberi semangat, dan masukkan selama penulis menyelesaikan skripsi ini. Dan juga rasa terimakasih kepada buat teman-temanku tercinta yang tidak pernah lelah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini buat Khairul yusuf NST. SP, Andri Wahyudi, Gusman Hamdani, Indra Maulana, Satria Sandi Kurniawan, Ferdy. Hrp, Budi Setiawan dan teman-teman BDP’’2007 yang lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu, adik-adik angkatan 2008 serta rekan mahasiswa yang telah membantu penulis dalam penelitian dan menyelesaikan skripsi ini.
iv
Universitas Sumatera Utara

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Smoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.
Medan, juli 2012 Penulis
v
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...................................................................................................
ABSTRACT...................................................................................................
RIWAYAT HIDUP.....................................................................................
KATAPENGANTAR ................................................................................
DAFTAR ISI. ..............................................................................................
DAFTAR TABEL .......................................................................................
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................

PENDAHULUAN
Latar Belakang................................................................................... Tujuan Penelitian............................................................................... Hipotesis Penelitian........................................................................... Kegunaan penelitian ..........................................................................
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Tanaman................................................................................. Syarat Tumbuh...................................................................................
Iklim ............................................................................................. Tanah ............................................................................................. Mutasi Buatan .................................................................................... Mutagen Kolkisin .............................................................................. Pemuliaan Poliploidi .........................................................................
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian........................................................... Bahan dan Alat Penelitian................................................................. Metode Penelitian ..............................................................................
PELAKSANAAN PENELITIAN
Persiapan Lahan................................................................................. Aplikasi Kolkisin............................................................................... Penanaman ......................................................................................... Pemasangan ajir ................................................................................. Pemupukan......................................................................................... Pemeliharaan......................................................................................
Penyiraman.................................................................................... Penyulaman ................................................................................... Penjarangan ................................................................................... Penyiangan ....................................................................................

i
ii
iii
iv v vii
viii
ix
1 3 3 3
4 6 6 7 7 10 13
17 17 17

21 21 21 21 22 22 22 22 22 23

vi
Universitas Sumatera Utara

Pemangkasan................................................................................. Pengendalian Hama dan Penyakit ............................................... Pemanenan ......................................................................................... Pengamatan Parameter ...................................................................... Persentase Perkecambahan (%) ................................................... Luas Daun (mm2).......................................................................... Panjang Batang (cm) .................................................................... Diameter Batang(cm) ................................................................... Umur Berbunga (hari) .................................................................. Umur Panen (hari) ........................................................................ Panjang Polong (cm) .................................................................... Berat Polong/Tanaman (g) ........................................................... Jumlah Polong/Tanaman (Polong) .............................................. Jumlah Polong Hampa per Tanaman (Polong) .......................... Jumlah Biji/Polong (biji).............................................................. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Penelitian............................................................................................ Persentase Perkecambahan (%) ................................................... Luas Daun ..................................................................................... Panjang Batang (cm) .................................................................... Diameter Batang(mm) .................................................................. Umur Berbunga (hari) .................................................................. Umur Panen (hari) ........................................................................ Panjang Polong (cm) .................................................................... Berat Polong/Tanaman (g) ........................................................... Jumlah Polong/Tanaman (Polong) .............................................. Jumlah Polong Hampa per Tanaman (Polong) .......................... Jumlah Biji/Perpolong (biji) ........................................................
Pembahasan .................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ................................................................................... Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN

23 23 23 24 24 24 24 24 24 25 25 25 25 25 26
27 27 29 29 30 31 32 32 33 35 37 37 40
44 44

vii
Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No. Hal

1. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap persentase perkecambahan (%) ........................................................

27

2. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan luas daun (mm2) .....................................................................

29

3. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap rataan panjang batang (cm) ...............................................

30

4. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap rataan diameter batang (mm) ............................................

31


5. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap umur berbunga (hari) .........................................................

31

6. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap umur panen (hari) ..............................................................

33

7. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap rataan panjang polong (cm)...............................................

33

8. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap rataan berat polong per tanaman (g).................................

34

9. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah polong per tanaman (polong)....................................

35


10. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah polong hampa per tanaman (polong) .......................

37

11. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah biji per polong (biji) ..................................................

38

viii
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Hal

1. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap persentase perkecambahan (%) ........................................................

27

2. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap panjang tanaman (cm).......................................................................


29

3. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap terhadap rataan berat polong per tanaman (g) .................................

35

4. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah polong per tanaman (polong)....................................

37

5. Pengaruh pemberian konsentrasi kolkisin dan varietas terhadap rataan jumlah biji per polong (biji) ..................................................

39

ix
Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN


No. Hal

1. Bagan Lahan Penelitian .................................................................... 47

2. Bagan Plot Penelitian........................................................................ 48

3. Jadwal Kegiatan Penelitian .............................................................. 49

4. Deskripsi Kacang Panjang Varietas Parade .................................... 50

5. Deskripsi Kacang Panjang Varietas 777 ......................................... 51

6. Deskripsi Kacang Panjang Varietas hitam Putih ............................ 52

5. Data Pengamatan Persentase Perkecambahan (%) ......................... 53

6. Sidik Ragam Persentase Perkecambahan ....................................... 7. Data Pengamatan Luas Daun (mm2)................................................

53 54


8. Sidik ragam Luas Daun ................................................................... 54

9. Data Pengamatan panjang Batang (cm)........................................... 55

10. Sidik Ragam Panjang Batang .......................................................... 55

11. Data Pengamatan Diameter Batang (cm) ........................................ 56

12. Sidik Ragam Diameter Batang......................................................... 56

13. Data Pengamatan Umur Berbunga (HST) ....................................... 57

14. Sidik Ragam Umur Berbunga ......................................................... 57

15. Data Pengamatan Umur panen (HST) ............................................. 16. Sidik Ragam Umur Panen (HST) ...................................................

58 58

17. Data Pengamatan Panjang Polong (cm) .......................................... 59

18. Sidik Ragam Panjang Polong........................................................... 59

19. Data Pengamatan Berat Polong Per Tanaman (g)........................... 60

20. Sidik Ragam Berat Polong Per Tanaman ........................................ 60

21. Data Pengamatan Jumlah Polong Per Tanaman (Polong) .............. 61

x
Universitas Sumatera Utara

22. Sidik Ragam Jumlah Polong Per Tanaman ..................................... 23. Data Pengamatan Jumlah polong Hampa Per Tanaman (polong) 24. Sidik Ragam Jumlah Polong Hampa Per Tanaman ........................ 25. Data Pengamatan Jumlah Biji Per Polong (polong) ....................... 26. Sidik Ragam Jumlah Biji Per Polong .............................................. 27. Foto Lahan Penelitian ....................................................................... 28. Foto Biji Kacang Panjang Pada Setiap Perlakuan .......................... 29. Foto Polong Segar Kacang Panjang Setiap Perlakuan ...................

61 62 62 63 63 64 65 67

xi
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ADNAN ABMELAH : Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Beberapa Varietas Kacang Panjang (Vigna sinensis L), dibimbing oleh Ir. Mbue Kata. Bangun, MS dan Ir. Hasmawi Hasyim, MS.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan dan produksi pada beberapa varietas kacang panjang (Vigna sinensis L). Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Desa Tumpatan Nibung, Batang kuis, Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut, yang dimulai dari bulan Oktober hingga Februari 2012. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok terdiri dari dua faktor yaitu konsentrasi kolkisin dan Varietas. Faktor pertama konsentrasi kolkisin yaitu 0, 100, 200 ppm. Faktor kedua varietas yaitu parade, 777, dan hitam putih.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa menaiknya konsentrasi kolkisin memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap parameter persentase perkecambahan, tinggi tanaman, umur berbunga, umur panen, panjang polong, berat polong pertanaman, jumlah polong pertanaman, dan jumlah biji perpolong. Varietas berbeda nyata terhadap parameter umur berbunga dan panjang polong. Interaksi berbeda nyata terhadap parameter umur berbunga. Kata kunci : Konsentrasi kolkisin, Varietas, Kacang panjang (Vigna sinensis L)
i
Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
ADNAN ABMELAH: Effect of colchicine concentration on growth and production at length Some Plant Variety Beans (Vigna sinensis L), by Ir. Mbue Kata Bangun, MS and Ir. Hasmawi Hasyim, MS.
The objective of this research was to know the Effect of colchicine concentration on growth and production at length Some Plant Variety Beans (Vigna sinensis L). This research was conducted in the Tumpatan Nibung village, Batang Kuis, Medan, North Sumatra, with altitude ± 25 feet above sea level, which started from October to February 2012. Experiment was conducted completely randomized block design, consist of two factors were colchisin and varieties. First factor was the concentration of 0,100, 200 ppm. Second factor were varieties, namely the parade, 777, hitam putih.
From the results showed that the rising concentrations of colchicine give a significantly different effect on parameter a presentation spring plant, plant height, flowering age, age of harvest, pod length, weight of planting pod, number of planting pod, seed number. On varieties, significantly affect the parameters age and length of flowering peas. Interaction was significantly different to the parameter of the bearing age. Key word: concentration of colchicine, variety, long bean ( Vigna sinensis L.)
ii
Universitas Sumatera Utara

PENDAHULUAN

13

Latar Belakang
Kacang panjang berasal dari Afrika, walaupun belum dapat dipastikan di mana tanaman ini untuk pertama kali didomestikasi, tampaknya muncul dua pusat keanekaragaman untuk jenis ini, yang terdiri atas varietas liar dan varietas budidaya, satu pusat di Afrika Barat (untuk kelompok kv. Unguiculata ) dan yang lainnya di India dan Asia Tenggara (untuk kelompok kv. Biflora dan kelompok kv. Sesquipedalis). Kacang panjang yang umum tersebar luas di seluruh wilayah tropik dan subtropik (30°LU - 30°LS), terutama di Afrika. Kacang panjang terutama dibudidayakan di India, Bangladesh, dan Asia Tenggara serta Oseania, tetapi kemudian tersebar meluas ke seluruh daerah tropik, sebagai sayur-mayur tambahan (minor vegetable crop) (Somaatmadja, 1993).
Kebutuhan sayur-sayuran akan semakin meningkat seiring dengan semakin pedulinya masyarakat akan makanan yang sehat dan berimbang. Kacang panjang sebagai salah satu jenis dari sayur-sayuran dapat menjadi pilihan yang mudah untuk sebagian masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari konsumsi kacang panjang pada tahun 2006 yang diperkirakan sebesar 2,66 kg/kapita/tahun, yang berarti diperlukan kacang panjang sebanyak 492.000 ton/tahun (BPS 2007). Akan tetapi, berdasarkan data BPS (2007) produktivitas kacang panjang baru mencapai sekitar 354.000 ton/tahun (Salanti, 2008).
Bentuk tanaman yang dikenal dengan nama internasional Yardlong beans atau coupean ini berupa semak dan tumbuh merambat. Selain buahnya yang

Universitas Sumatera Utara

14
berbentuk polong panjang, daunnya yang disebut lembayung juga sering dimanfaatkan sebagai sayuran. Banyak jenis makanan yang dapat dibuat dengan menggunakan daun dan buah tanaman ini (Novary, 1997)
Mutagen atau penyebab timbulnya mutasi dikelompokkan menjadi dua macam yaitu mutagen fisis dan mutagen kimia. Mutagen kimia merupakan senyawa kimia yang mudah terurai, membentuk radikal yang aktif yang dapat bereaksi dengan asam amino dalam DNA, sehingga dapat terjadi perubahan sifat (Mugiono, 2001).
Kolkisin merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid dimana organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom dalam sel-selnya, sedangkan sifat umum dari tanaman poliploid ini adalah menjadi lebih kekar, bagian tanaman lebih besar (akar, batang, daun, bunga, dan buah), sehingga nantinya sifat-sifat yang kurang baik akan menjadi lebih baik sehingga mengubah potensi hasilnya (Sulistianingsih, 2006).
Penggunaan kolkisin pada tanaman kacang panjang diharapkan terjadinya mutasi pada tanaman kacang panjang sehingga terbentuk tanaman yang poliploid dan dapat menghasilkan polong yang lebih besar dari pada polong yang dihasilkan dari tanaman normal sehingga produksi dapat ditingkatkan. Selain itu untuk mendapatkan kandungan gizi yang lebih tinggi dari pada polong kacang panjang. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan dan produksi pada beberapa varietas tanaman kacang panjang.
Universitas Sumatera Utara

15 Hipotesis Penelitian
1. Ada pengaruh konsentrasi kolkisin terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi kacang panjang.
2. Ada perbedaan beberapa varietas terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi kacang panjang.
3. Ada interaksi antara konsentrasi dan varietas terhadap pertumbuhan dan peningkatan produksi kacang panjang.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini berguna sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang memerlukan.
Universitas Sumatera Utara

TINJAUAN PUSTAKA

16

Botani Tanaman

Klasifikasi tanaman kacang panjang Plantamor. com, (2012) sebagai berikut:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi

: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas

: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas : Rosidae

Ordo

: Fabales

Famili

: Fabaceae (suku polong-polongan)

Genus

: Vigna

Spesies

: Vigna sinensis (L.) Savi Ex Has

Sebagian besar tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman tetraploid. Ada dua bentuk tanaman utama, yaitu tipe menjalar dengan pertumbuhan merayap atau menyebar dan tipe semak dengan pertumbuhan agak lebih tegak dan kurang menyebar (Tindal, 1983).

Tanaman kacang panjang memilki akar dengan sistem perakaran tunggang. Akar tunggang adalah akar yang terdiri atas satu akar besar yang merupakan kelanjutan batang. Sistem perakaran tanaman kacang panjang dapat menembus lapisan olah tanah pada kedalaman hingga + 60 cm dan cabang –

Universitas Sumatera Utara

17
cabang akarnya dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. Untuk mengikat unsur nitrogen (N2) dari udara sehingga bermanfaaat untuk menyuburkan tanah. Kacang panjang dapat menghasilkan 198 kg bintil akar/tahun atau setara dengan 400 kg pupuk urea (Mandiri, 2011).
Batang tanaman kacang panjang memiliki ciri-ciri liat, tidak berambut, berbentuk bulat, panjang, bersifat keras, dan berukuran kecil dengan diameter sekitar 0,6 – 1 cm. Tanaman yang pertumbuhannya bagus, diameter batangnya dapat mencapai 1,2 cm lebih. Batang tanaman berwarna hijau tua dan bercabang banyak yang menyebar rata sehingga tanaman rindang. Pada bagian percabangan, batang mengalami penebalan (Cahyono, 1986).
Daun kacang panjang merupakan daun majemuk yang bersusun tiga helai. Daun berbentuk lonjong dengan ujung daun runcing (hamper segitiga). Tepi daun rata, tidak berbentuk, dan mememiliki tulang daun yang menyirip. Kedudukan daun tegak agak mendatar dan memiliki tangkai utama. Daun panjangnya antara 9 – 13 cm dan panjang tangkai daun 0,6 cm. permukaan daun kasar. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau tua, sedangkan permukaan daun bagian bawah berwarna lebih muda. Ukuran daun kacang panjang sangat bervariasi, yakni panjang daun antara 9 – 15 cm dan labar daun antara 5 – 8 cm ( Cahyono, 1986).
Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris, panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2 cm, berwarna putih, Bunga tanaman kacang panjang tergolong bunga sempurna, yakni dalam satu bunga terdapat alat kelamin betina (putik) dan alat
Universitas Sumatera Utara

18
kelamin jantan (benang sari) kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu (Hutapea et al., 1994).
Buah kacang panjang berbentuk polong, bulat, dan ramping, dengan ukuran panjang sekitar 10 - 80 cm. Polong muda berwarna hijau sampai keputihputihan, sedangkan polong yang telah tua berwarna kekuning-kuningan. Setiap polong berisi 8 - 20 biji (Samadi, 2003).
Biji kacang panjang berbebtuk bulat panjang dan agak pipih, tetapi kadang – kadang juga terdapat sedikit melengkung. Biji yang telah tua memiliki warna yang beragam, yaitu kuning, coklat, kuning kemerah-merahan, putih, hitam, merah, dan putih bercak merah (merah putih), bergantung pada jenis dan varietasnya. Biji memiliki ukuran besar (panjang x lebar), yaitu 8-9 mm x 5-6 mm (Cahyono, 1986).
Syarat Tumbuh Iklim
Suhu rata-rata harian agar tanaman kacang panjang dapat beradaptasi baik adalah 20 -30 0C dengan suhu optimum 25 0C. tanaman ini membutuhkan banyak sinar matahari. Tempat yang terlindung (teduh) menyebabkan pertumbuhan kacang panjang agak terlambat, kurus dan berbuah jarang/sedikit, sedangkan curah hujan yang dibutuhkan adalah antara 600 1500 mm/tahun (Rukmana, 1995).
Kelembaban udara yang sesuai untuk pertumbuhan kacang panjang antara 60 - 80%. Kelembaban udara yang lebih tinggi dari batasan tersebut berpengaruh buruk terhadap pertumbuhan tanaman, yaitu pertumbuhan tanaman
Universitas Sumatera Utara

19
tidak subur, kurus, produksi dan kualitas polong rendah, sehingga apabila penanaman ditunjukkan untuk pembenihan maka produksi biji rendah (Cahyono, 1986). Tanah
Tanaman kacang panjang dapat diusahakan hampir pada semua jenis tanah. Namun, untuk memperoleh hasil optimal, akan lebih baik bila ditanam pada tanah yang subur. Jenis tanah yang subur. Jenis tanah yang paling cocok bagi pertumbuhan tanaman kacang panjang adalah tanah berstruktur liat dan berpasir. Derajat keasaman tanah (pH) yang dibutuhkan adalah 5,5-6,5 (Mandiri, 2011).
Letak geografis tanah (ketinggian tempat) juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman. Hal ini disebabkan letak geografis tanah atau ketinggian tempat sangat berhubungan erat dengan kondisi iklim (suhu, udara, kelembapan, udara curah hujan, dan penyinaran cahaya matahari). Letak geografis tanah atau ketinggian tempat yang ideal untuk tempat pembudidayaan tanaman kacang panjang adalah daerah yang memiliki ketinggian antara 200-300 m dpl (Cahyono, 1986). Mutasi Buatan
Dalam bidang pemuliaan tanaman, teknik mutasi dapat meningkatkan keragaman genetik tanaman memungkinkan pemuliaan melakukan seleksi genotipe tanaman sesuai dengan tujuan pemuliaan yang dikehendaki. Mutasi induksi dapat dilakukan pada tanaman dengan perlakuan bahan mutagen tertentu terhadap organ tanaman seperti biji, stek batang, serbuk sari, akar, rizoma. Media ukur jaringan dan sebagainya (BATAN, 2006).
Universitas Sumatera Utara

20
Pemuliaan mutasi adalah mutasi buatan untuk mendapatkan varietas tanaman yang unggul. Istilah “pemuliaan mutasi” kadan-kadang digunakan untuk menunjukkan pemakaian mutagen oleh pemulia tanaman dalam usahanya untuk menciptakan keragaman dari mutasi buatan. Ini berlawanan dengan pemuliaan konvensional dimana pemulia tanaman bergantung pada keragaman alami dan keuntungannya diperoleh dari rekombinasi gen, kadang-kadang dibantu dengan hibridisai (Crowder, 1997).
Teknik mutasi buatan merupakan usaha merubah susunan atau jumlah materi genetik/ DNA dengan menggunakan radiasi sinar radio aktif (sinar x, alpha, beta dan gamma) atau denga senyawa (kolkisin). Teknik mutasi dengan sinar gamma biasanya ditujukan untuk menghasilkan biji-biji tanaman padi dan palawija, agar berumur pendek (cepat dipanen), hasilnya banyak dan tahan terhadap serangan hama wereng. Selain itu terdapat teknik mutasi buatan lainnya yakni teknik perendaman biji-biji tanaman perkebunan dan pertanian dalam senyawa kolkisin, senyawa ini menyebabkan tanaman mempunyai buah yang besar dan tidak berbiji, misalnya buah semangka, pepaya, jeruk dan anggur tanpa biji (e-dukasinet, 2006).
Mutasi terjadi secara acak dan mutagen jarang hanya mengubah satu gen tertentu, maka perlakuan mutagenetik terhadap karakter yang diwariskan secara kuantitatif dapat juga dipertimbangkan. Semua agensia mutagenik yang telah dikenal diaplikasikan pada taraf yang menghasilkan sejumlah mutasi yang dapat terlihat, juga untuk menimbulkan keragaman pada karakter yang diwariskan secara kuantitatif (Nasir, 2002)
Universitas Sumatera Utara

21
Berbagai mutagen kimia dapat menyebabkan jumlah mutasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan cara irradiasi, namun hasil yang memuaskan pada perhatian yang seksama tentang konsentrasi bahan kimia, lama perlakuan, suhu, pH larutan mutagenetik dan kadar air mutan. Faktor lain yang dapat mempengaruhi efektifitas mutagen kimia adalah spesies dan kekhususan mutagenetik (Nasir, 2002)
Mutagen dapat secara alami dilingkungan atau di tambahkan pada lingkungan biji, sel-sel, gamet, tanaman. Biasanya penggunaan mutagen tidak menciptakan mutasi baru tetapi hanya mempercepat proses yang sudah ada (atau akan) terjadi secara spontan pada suatu waktu tertentu (Crowder, 1997).
Pada tanaman budidaya yang diperbanyak secara generatif, perlakuan terhadap biji merupakan cara paling umum digunakan untuk induksi mutasi. Sistem lain yang biasa ialah perlakuan terhadap semai yang masih muda. Mutasi yang terjadi pada sel yang bertanggung jawab terhadap satu bagian tanaman akan menghasilkan kimera mutan, karena dua bagian yang berdekatan pada jaringan tersebut mempunyai genotipe berbeda. Mutasi harus terjadi pada jaringan meristem yang ditimbulkan pada sel-sel reproduksi jika ingin diwariskan kepada keturunan secara seksual. Penggabungan kimera terjadi bila jaringan tanaman yang ada dan tanaman keturunan (Welsh, 1991).
Kecepatan mutasi bervariasi sesuai dengan dosis mutagen. Makin tinggi dosis mutagen, makin sering terjadi mutasi dan makin sering terjadi pemunculan kromosom-kromosom dan kematian gen yang tidak diharapkan. Dosis yang dianggap efektif ialah yang hanya menyebabkan kematian 50% dari populasi yang
Universitas Sumatera Utara

22
mendapat perlakuan. Dosis ini di sebut dosis letal 50% atau LD50 (50% lethal dose) (Welsh, 1991).
Kromosom dapat mengalami perubahan susunan atau jumlah bahan genetiknya, yang mengakibatkan adanya perubahan fenotip, perubahan gen-gen yang berangkai, dan perubahan nisbah yang diharapkan dalam keturunan. Peristiwa ini dinamakan aberasi kromosom (Suryo, 1995). Mutagen kolkisin
Kolkisin (C22H25O6N) merupakan suatu alkoloid yang berasal dari umbi dan biji Autumn crocus (Colchicum autumnale Linn) yang termasuk dalam famili Liliaceae. Nama Colchicum diambil dari nama Colchis, ialah seorang raja yang menguasai daerah di tepi Laut Hitam, karena di daerah itulah ditemukan banyak sekali tanaman tersebut. Tanaman yang berbunga dalam musim gugur ini banyak diperlihatkan bunga-bunganya saja diatas permukaan tanah. Dalam musim semi tanaman ini memiliki daun, buah dan biji (Suryo, 1995).
Kolkisin merupakan salah satu reagen untuk mutasi yang menyebabkan terjadinya poliploid dimana organisme memiliki tiga set atau lebih kromosom dalam sel-selnya, sedangkan sifat umum dari tanaman poliploid adalah menjadi lebih kekar, bagian tanaman lebih besar sehingga nantinya sifat-sifat yang kurang baik nantinya menjadi lebih baik, selain itu kolkisin juga dapat merubah susunan protein, vitamin, karbohidrat (Sulistianingsih, 2006).
Sesungguhnya tidak ada ukuran tertentu mengenai besarnya konsentrasi larutan kolkisin yang harus digunakan, juga mengenai lamanya waktu perlakuan. Namun dapat dikatakan bahwa pada umumnya kolkisin akan bekerja dengan
Universitas Sumatera Utara

23
efektif pada konsentrasi 0,01-1,00%. Ada kalanya pula larutan bekerja efektif pada konsentrasi 0,001-0,01%. Lamanya perlakuan kolkisin juga berkisar antara 3-24 jam (Suryo, 1995).
Jika konsentrasi larutan kolkisin dan lamanya waktu perlakuan kurang mencapai keadaan yang tepat, maka poliploidi belum dapat diperoleh. Sebaliknya jika konsentrasinya terlalu tinggi atau waktunya perlakuan terlalu lama, maka kolkisin akan memperlihatkan pengaruh negatif yaitu penampilan tanaman menjadi jelek, sel-sel banyak yang rusak atau bahkan menyebabkan matinya tanaman (Suryo, 1995).
Biji tanaman kacang hijau kultivar wallet yang direndam selama 24 jam dalam karutan kolkisin dengan konsentrasi 0,000%, 0,001%, 0,002%, 0,003%, 0,004%, dan 0,005% memberikan karakter bobot 100 biji dan bobot biji per tanaman terbaik pada konsentarasi 0,004% dapat memperbesar ukuran biji dan meningkatkan bobot biji per tanaman kacag hijau kultivar tersebut (Tien, 1987).
Dalam menggunaan kolkisin, hal yang sering menjadi hambatan adalah sering sekali tidak diketahui saat sel-sel tanaman secara simultan mengalami mitosis pada waktu yang sama karena sedang aktif membelah. Bila saat mitosis pada setiap jenis tanaman diketahui, maka perlakuan dengan kolkisin akan lebih efektif. Hal inilah yang merupakan salah satu penyebab mengapa pada beberapa percobaan lama perendaman tidak memberikan perbedaan nyata terhadap berat buah yang diamati. Sedangkan konsentrai kolkisin lebih memberikan perbedaan yang nyata terhadap berbagai parameter pengamatan (Nasir, 2002).
Universitas Sumatera Utara

24
Kepekaan terhadap perlakuan kolkisin amat berbeda diantara spesies tanaman. Oleh karena itu baik konsentrasi maupun waktu perlakuan akan berbeda pula, bahkan untuk bagian tanaman yang berbeda akan lain pula dosis dan waktunya. Untuk biji yang cepat berkecanbah, biji direndam dalam larutan selama1-5 hari sebelum tanam dengan dosis larutan antara 0,001 - 1,5% (Poespodarsono, 1998).
Kolkisin dapat merubah jumlah kromosom dalam sel. Hal ini tampak pada perubahan jumlah kromosom yang amat banyak pada tanaman yang mendapat perlakuan waktu perendaman dengan konsentrasi kolkisin dibandingkan dengan jumlah kromosom pada tanaman kontrol. Pemberian kolkisin pada tanaman memperlihatkan pengaruhnya pada nukleus yang sedang membelah. Proses mitosis mengalami modifikasi dimana tidak terbetuk benang spindel, sehinggga kromosom-kromosom tetap tinggal berserakan dalam sitoplasma. Pada stadium ini kromosom-kromosom memperlihatkan gambaran seperti tanda silang. Akan tetapi kromosom-kromosom dapat memisahkan diri pada sentromernya dan dimulailah anafase. Selanjutnya terbentuklah dinding nukleus sehingga nukleus restitusi (nukleus perbaikan) mengandung jumlah kromosom lipat dua. Apabila pengaruh kolkisin telah menghambur, sel poliploid yang baru ini dapat mementuk spindel pada kedua kutubnya, dan membentuk nukleus anakan poliploid seperti pada telofase dari mitosis bisasanya (Suryo, 1995).
Sel-sel tumbuhan umumnya tahan terhadap konsentarasi larutan kolkisin yang relatif kuat. Substansi kolkisin cepat mengadakan difusi kedalam jaringan tanaman dan kemudian disebarluaskan ke berbagai bagian tubuh tanaman
Universitas Sumatera Utara

25
melalui jaringan pengangkut. Berbagai percobaan menunjukkan bahwa penggunaan kolkisin agak kuat dan dalam waktu singkat memberikan hasil yang lebih baik dari pada kebalikannya. Oleh karena itu konsentarasi 0,2% sering dipakai. Namun demikian perlu dicari konsentrasi optimum yang dapat menghasilkan persentase yang paling tinggi dari sel-sel yang mengalami perubahan poliploid (Suryo, 1995).
Setiap spesies memiliki jumlah kromosom yang khas. Sebagian besar organisme berderajat tinggi memiliki jumlah kromosom yang bersifat diploid. Variasi jumlah set kromsom (ploidi) sering ditemukan di alam. Pada keadaan normal materi genetik setiap makhluk hidup stabil (tidak berubah-ubah), akan tetapi karena ada pengaruh luar atau dari dalam sel itu sendiri dapat terjadi perubahan. Perubahan materi genetik karena pengaruh dari dalam sel merupakan ciri benda hidup yang membedakannya dengan benda mati, yakni dapat melakukan mutasi dan menjaga keanekaragaman hayati. Perubahan materi genetik karena pengaruh dari luar sel dapat disebabkan oleh bahan kimia maupun radiasi (Pai, 1992). Pemuliaan poliploid
Poliploid adalah keadaan sel yang memiliki lebih dari dua genom dasar (3x, 4x, 5x dan seterusnya), ditemukan banyak pada kingdom tanaman. Poliploid dapat berisikan dua atau lebih pasang genom dengan segmen kromosom yang homolog, keseluruhan kromsom homolog atau keseluruhan kromosom tidak homolog. Perbedaan satu dengan yang lain pada sejumlah gen atau segmen kromosom yang menyebabkan sterilitas sebagian atau seluruhnya (Hetharie, 2003).
Universitas Sumatera Utara

26
Di alam, poliploid dapat terjadi karena kejutan listrik (petir), keadaan lingkungan ekstrim, atau persilangan yang diikuti dengan gangguan pembelahan sel. Perilaku reproduksi tertentu mendukung poliploidi terjadi, misalnya perbanyakan vegetatif atau patenogenesis, dan menyebar luas. Poliploidi buatan dapat dilakukan dengan meniru yang terjadi di alam atau dengan menggunakan mutagen. Kolkisin adalah mutagen yang umum dipakai untuk keperluan ini (Wikipedia, 2006)
Secara alami poliploid sering lebih besar penampakan morfologi dari spesies diploid seperti permukaan daun lebih luas, organ bunga lebih besar, batang lebih besar dan tanaman lebih tinggi. Fenomena ini diistilahkan sebagai gigas atau jagur. Populasi poliploid mempunyai kemampuan berkompetisi lebih baik dibanding moyang diploid ditunjukkan dengan daerah penyebarannya yang luas (Hetharie, 2003).
Poliploidisasi dapat diperoleh melalui pemberian kolkisin. Kolkisin berpengaruh menghentikan aktifitas benang-benang pengikat kromosom (spindel) sehinga kromosom yang telah membelah tidak memisahkan diri dalam anafase baik pada pembelahan sel tumbuhan maupun hewan. Dengan terhentinya proses pemisahan dalam metafase mengakibatkan jumlah kromsom dalam suatu sel menjadi berganda. Perlakuan kolkisin dalam waktu yang makin lama bisa menghasilkan pertambahan genom sebagai suatu deret ukur seperti 4n, 8n, 16n dan seterusnya (Ajijah, N dan Nurliani Bermawie 2003).
Perubahan jumlah kromosom disebabkan pemberian konsentrasi kolkisin dengan konsentrasi kritis dapat mencegah terbentuknya benang mirotubula dari gelondong inti sehingga pemisahan kromosom yang menandai perpindahan dari
Universitas Sumatera Utara

27
tahap metafase ke anafase tidak berlangsung dan menyebabkan penggandaan kromosom tanpa penggandaan dinding sel (Suryo, 1995).
Gelondong pembelahan (sepindel) sebagai apparatus mitosis, tersusun dari mikrotubula dalam bentuk duble. Duble mikrotubula tersusun dari dua buah mikrotubula single, sedangkan mikrotubula single tersususn dari protofilamen. Protofilamen merupakan polimer dari dimer proteintubulin a dan b. Kerja kolkisin pada dasarnya adalah menghambat pembentukan mikrotubula. Kolkisin akan berikatan dengan dimer tubulin a dan b, sehingga tidak terbentuk protofilamen. Dengan tidak terbentuknya protifilamen maka tidak terbentuk mikrotubula singel dan mikrotubula duble yang berakibat tidak terbentuknya gelondong pembelahan. Dengan terhambatnya pembentukan spindel pembelahan, maka kromosom yang sudah dalam keadaan mengganda tidak dibagi kearah berlawanan (Albert et al., 1991).
Secara sitologis dengan menggunakan mikroskop kromosom akan diamati pada saat pembelahan sel secara mitosis dari fase metafase ke anafase, dimana kromosom ditarik oleh benang spindel ke kedua kutubnya dari bidang equator dibagian tengah akan terlihat pecahan-pecahan kromosom dan kromosom yang tertinggal sebagai jembatan (bridge) (Herawati dan Ridwan, 2000).
Apabila kolkisin digunakan pada konsentrasi yang tepat maka jumlah kromosom akan meningkat, sehingga tanaman bersifat poliploid. Tanaman yang bersifat poliploid umumnya mempunyai ukuran morfologi lebih besar dibandingkan tanaman diploid. Umumnya kolkisin akan bekerja efektif pada konsentrasi 0,01-1% untuk jangka waktu 6-72 jam, namun setiap jenis tanaman memiliki respon yang berbeda-beda (Suryo, 1995).
Universitas Sumatera Utara

28
Pengaruh poliploid dan cirinya antara lain: 1. Inti dan isi sel lebih besar. Hal ini ditunjukkan oleh stomata dan butir serbuk
sari. 2. Daun dan bunga bertambah besar, pertambahan ini ada batasnya hingga bila
terjadi pertambahan secara terus pada jumlah kromosom tidak menyebabkan penambahan secara berkelanjutan. 3. Dapat terjadi perubahan senyawa kimia, termasuk peningkatan atau perubahan pada jenis atau proporsi karbohidrat, protein, vitamin, atau alkaloid. 4. Laju pertumbuhannya lebih lambat dibandingkan tanaman diploid dan berbunganya dan berbunga juga terlamabat. 5. Meiosis sering tidak teratur, sehingga terjadi kromosom tidak berpasangan terbentuk bivalen, trivalent, quadrivalen dan seterusnya. 6. Segregasi genetik berubah sehingga perbandingan segregasi menjadi tetrasonik (pada tetraploid) dan seterusnya. 7. Menurunya fertilitas pada poliploid merupakan hal penting untuk diperhatikan pada pemuliaannya. Penurunan ini dapa terjadi pada daya hidup butir tepung sari dan jumlah biji. Derajat penurunan tergantung dari spesiesnya. (Poespodarsono, 1988).
Universitas Sumatera Utara

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

29

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Desa Tumpatan Nibung, Batang kuis, Medan, Provinsi Sumatera Utara, dengan ketinggian tempat ± 25 meter diatas permukaan laut, yang dimulai dari bulan Oktober hingga Februari 2012.

Bahan dan Alat

Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah benih kacang panjang varietas Parade, 777, hitam putih, Kolkisin, Pupuk Urea, TSP, KCl, pupuk kandang, insektisida, air, akuades, serta bahan lain yang mendukung penelitian ini.

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cangkul, meteran, gembor, tali plastik, handsprayer, pacak sampel, plank nama, timbangan analitik, jangka sorong, buku data, alat tulis, pisau silet, preparat, kamera, dan alat-alat lain yang mendukung penelitian ini.

Metode Penelitian

Penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan menggunakan dua faktor perlakuan, sebagai berikut :

Faktor I : Konsentrasi kolkisin terdiri dari 3 taraf yaitu:

K0 : 0 ppm

K1 : 100 ppm

K2 : 200 ppm

Universitas Sumatera Utara

Faktor II : Beberapa Varietas Kacang panjang.

V1 = Parade

V2 = 777

V3 = Hitam putih

Sehingga diperoleh 9 kombinasi perlakuan yaitu :

K0 V1

K1 V1

K2 V1

K0 V2

K1 V2

K2 V2

K0 V3

K1 V3

K2 V3

Jumlah kombinasi

:9

Jumlah ulangan

:3

Jumlah plot

: 27

Jumlah Lobang Tanaman / Plot : 16

Jumlah Tanaman / Lobang

:1

Jumlah Tanaman / Plot

: 16

Jumlah Sampel / Plot

:4

Jumlah Sampel Seluruhnya

: 108

Jumlah tanaman seluruhnya

: 432

Jarak Tanam

: 75 cm x 35 cm

Ukuran Plot

: 3.25 m x 1,65 m

Jarak antar Plot

: 30 cm

Jarak antar Blok

: 50 cm

30

Universitas Sumatera Utara

31

Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan sidik ragam pada Rancangan Acak Kelompok dengan model linier sebagai berikut :
Yijk = μ + ρi + αj + βk + (αβ)jk + εijk

Dimana :

i = 1, 2, 3 j = 1, 2, 3 k = 1, 2,3

Yijk = Hasil pengamatan pada blok ke-i dengan Kolkisin (K) pada taraf ke-j dan perbandingan Varietas (V) pada taraf ke-k.

μ = Nilai tengah

ρi = Pengaruh blok ke-i αj = pengauruh kolkisin pada taraf ke-j βk = Pengaruh Varietas (V) pada taraf ke-k (αβ)jk = Pengaruh interaksi kolkisin pada taraf ke-j dengan Varietas pada taraf
ke-k.

εijk = Pengaruh galat pada blok ke-i yang disebabkan Kolkisin pada taraf ke-j dan varietas pada taraf ke-k.

Sumber Keragaman
Blok Varietas
(V) Kolkisin
(K) Interaksi (VxK)
Error Total Keterangan :

Db JK KT F.hit 2 JKb KTB KTb/KTE 2 JKv KTV KTv/KTE

2 JKk KTK KTk/KTE

4 JK(VxK) KTVxK KT(VxK)/KTE

16 Jkerror KTE

26

Jktotal

-

V = Varietas K = Kolkisin

b = blok db = Derajat Bebas

-

Estimasi Kuadrat Tengah
σ2e+9σ2k σ2e+3σ2vk+9σ2v
σ2e+3σ2vk+9σ2k
σ2e+3σ2vk σ2e

Universitas Sumatera Utara

32 Jika perlakuan dari sidik ragam diperoleh pengaruh yang nyata, maka dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) dan kurva respons pada taraf 5% ( Steel dan Torrie, 1993).
Universitas Sumatera Utara

PELAKSANAAN PENELITIAN

33

Persiapan Lahan Diukur areal pertanaman yang akan digunakan, dibersihkan dari gulma
yang tumbuh pada areal tersebut. Kemudian dibuat plot percobaan dengan ukuran 3.25 m x 1,65 m. Dibuat parit drainase dengan jarak antar plot 30 cm dan jarak antar ulangan 50 cm.
Aplikasi Kolkisin
Aplikasi kolkisin dilakukan sebelum benih tersebut ditanam. Dimana benih direndam dengan kolkisin dengan perlakuan konsentrasi K0 (0 ppm), K1 (100 ppm), K2 (200 ppm), dengan beberapa varietas V1 , V2 , V3 masingmasing dilaksanakan sesuai dengan kombinasi perlakuan tersebut, kemudian dilakukan perendaman benih secara bersama selama 10 jam.
Penanaman Penanaman dilakukan setelah aplikasi kolkisin. Dimana benih kacang
panjang dimasukkan kedalam lubang tanam sedalam + 1 cm sebanyak satu butir per lubang kemudian ditutup dengan tanah.
Pemasangan Ajir
Dilakukan 2 minggu setelah tanam atau saat tanaman sudah mencapai + 25 cm. Tujuan pemasangan ajir ialah sebagai media rambat tanaman sehingga tidak mengganggu antar tanaman dan menjaga agar pertumbuhan tanaman tetap tegak serta dapat berlangsung dengan optimal. Ajir ditancapkan bersebelahan

Universitas Sumatera Utara

34
dengan lubang tanam sedalam 30 cm. Perambatan tanaman dilakukan agar tanaman dapat tumbuh tegak mengikuti arah berdirinya ajir/turus. Pemupukan
Pemupukan dilakukan sesuai dengan dosis anjuran kebutuhan pupuk kacang panjang yaitu Urea 2 g per tanaman, TSP 4,5 g per tanaman, KCl 2,5 g per tanaman. Pemupukan dilakukan sebanyak 2 tahap yakni pada saat penanaman ½ pupuk Urea dari jumlah dosis anjuran sedangkan KCl dan TSP sepenuhnya, kemudian tahap kedua diberikan pada saat penyiaangan saat tanaman berumur 30 hari setelah tanam (HST) yakni hanya pupuk urea saja yaitu ½ dari dosis pupuk anjuran.
Pemeliharaan Tanaman Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari, atau sesuai dengan kondisi lingkungan. Penyulaman
Penyulaman dilakukan untuk menggantikan tanaman yang mati dengan tanaman cadangan yang masih hidup. Penyulaman dilakukan pada saat tanaman berumur 1 minggu setelah tanam (MST). Penjarangan
Penjarangan dilakukan dengan tujuan mengurangi tanaman yang lebih dari satu pada setiap lobang tanam dengan mencabut tanaman tersebut.
Universitas Sumatera Utara

35
Penjarangan dilakukan pada saat tanaman berumur 2 min