Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Terhadap Daya Tarik Wisata di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir

54

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara

55

Lampiran 1. Kuisioner penelitian untuk wisatawan daerah tujuan wisata Ajibata
Kabupaten Toba Samosir
Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan
Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

No.
Waktu
Hari/Tanggal

:
:
:


A. Data Pribadi Wisatawan
Nama
:
Jenis Kelamin
:
Umur
:
Asal / Tempat Tinggal :
Pekerjaan
:
Pendidikan Akhir
: SD / SMP / SMA / S1 / S2 / S3
B. Motivasi Wisata
1. Dari manakah saudara/i mendapat informasi mengenai wisata di Ajibata?
a. Teman
b. Radio/Televisi
c. Brosur
d. Lainnya.....
2. Apakah sebelumnya saudara/i pernah berkunjung ke wisata Ajibata?

a. Belum Pernah
b. Pernah, berapa kali?
3. Apa yang mendorong saudara/i berkunjung ke tempat ini
a. Belum pernah berkunjung ke tempat ini
b. Mudah dijangkau
c. Diajak teman
d. Pemandanganindah
e. Lainnya.....
4. Apakah tujuan saudara/i mengunjungi tempat ini?
a. Menikmati keindahan alam
b. Mengisi waktu luang
c. Menghilangkan stres dari aktivitas-aktivitas keseharian
d. Menikmati aktivitas wisata yang ditawarkan
e. Lainnya.....
5. Mengapa saudara/i memilih tempat ini?
a. Aksesibilitasnya yang mudah
b. Fasilitas lengkap
c. Lainnya....

C. Persepsi Wisatawan

1. Apakah saudara/i merasa puas melakukan kegiatan di wisata Ajibata?
a. Sangat puas, karena....

Universitas Sumatera Utara

56

b. Puas, karena....
c. Cukup puas, karena....
d. Tidak puas,karena....
e. Sangat tidak puas, karena....
2. Apakah saudara/i setuju jika kawasan wisata Ajibata dijadikan sebagai kawasan
wisata air ?
a. Ya, karena....
b. Tidak, karena....
3. Apakah saudara/i setuju dengan adanya pembatasan jumlah pengunjung ke
kawasan wisata Ajibata?
a. Ya, karena....
b. Tidak, karena....
4. Apa menurut saudara/i yang menjadi hambatan untuk datang ke kawasan wisata

Ajibata ?
a. Kondisi jalan yang menuju ke kawasan wisataAjibata
b. Lalu lintas yang sering macet
c. Tiket masuk yang terlalu mahal
d. Susah menemukan lokasi
e. Tidak ada waktu luang
f. Lainnya....
5. Apakah menurut saudara/i fasilitas di kawasan wisata Ajibata sudah cukup atau
tidak?
a. Cukup, karena....
b. Tidak, karena...
6. Kekurangan di kawasan wisata Ajibata
a. Kenyamanan kurang karena sampah
b. Pelayanan yang kurang ramah
c. Jenis-jenis aktivitas wisata yang kurang beranekaragam
d. Fasilitas kurang
e. Kenyamanan kurang karena terlalu ramai
f. Lainnya....
7. Menurut saudara/i,kegiatan wisata apakah yang masih dapat dikembangkan di
wisata Ajibata ?

a. Motor boat
b. Berkemah
c. Outbound
d. Memancing
e. Lainnya....
8. Bagaimana pendapat saudara/i terhadap kelestarian lingkungan di kawasan
wisata Ajibata?
a. Baik, karena....
b. Kurang baik, karena....
c. Buruk, karena....
9. Menurut saudara/i harga tiket masuk sekarang ke wisata Ajibata

Universitas Sumatera Utara

57

a. Mahal
b. Sedang
c. Murah
10. Apakah saudara/i merasa nyaman apabila kawasan wisata Ajibata dipadati

oleh pengunnjung lain pada saat anda berwisata ke kawasan ini?
a. Nyaman
b. Biasa saja
c. Kurang nyaman
d. Tidak nyaman
11. Apakah saudara/i setuju dengan adanya pembatasan pengunjung dalam kurun
waktu tertentu di kawasan wisata Ajibata?
a. Setuju, karena....
b. Tidak setuju, karena....
12. Selama kunjungan saudara/i di kawasan ini, apakah ada aktivitas wisata yang
menurut anda berpotensi untuk dikembangkan?
a. Ya, yaitu...
b. Tidak tahu/ada
13. Bentuk pengembangan fasilitas bangunan yang diinginkan, bahan apa yang
anda usulkan?
a. Alami
b. Modern
D. Kualitas Ekologi
1. Keindahan alam/danau ?
a. Kurang indah (tidak ada panorama)

b. Cukup indah (panorama cukup indah)
c. Indah (panorama indah, danau jernih)
d. Sangat indah (panorama indah, danau yang jernih, ombak yang besar)
e. Tidak tahu
2. Kejernihan air danau?
a. Kurang (sangat keruh)
b. Cukup (keruh)
c. Baik (terlihat tidak sampai dasar)
d. Sangat baik (terlihat sampai dasar)
e. Tidak tahu
3. Bagaimana menurut saudara/i warna Perairan kawasan wisata Ajibata
a. Hijau jernih
b. Hijau
c. Coklat
4. Bagaimana menurut saudara/i bau Perairan kawasan wisata Ajibata
a.
Tidak berbau
b.
Sedikit berbau
c.

Berbau

Universitas Sumatera Utara

58

5. Kenyamanan kawasan untuk kegiatan wisata (kelapangan, ketentraman dan
keamanan)?
a. Kurang nyaman
b. Cukup nyaman
c. Nyaman
d. Sangat nyaman
e. Tidak tahu
6. Menurut saudara/i, bagaimana kesadaran masyarakat di daerah wisata Ajibata
Kabupaten Toba Samosir akan pentingnya kelestarian lingkungan ?
a.
Kurang
b.
Cukup
c.

Baik
d.
Sangat baik
e.
Tidak tahu
E. Aktivitas Wisatawan
1. Dengan siapakah saudara/i datang ke tempat ini?
a. Sendiri
b. Berdua
c. Keluarga
d. Kelompok / rombongan
2. Kegiatan apa yang paling disukai di wisata ajibata?
a. Fotografi
b. Menikmati keindahan alam
c. Bermain sepeda air
d. Duduk santai
e. Lainnya...
3. Apakah saudara/i berkeinginan berkunjung atau melakukan rekreasi di wisata
Ajibata?
a. Ya, karena....

b. Tidak, karena....

Universitas Sumatera Utara

59

Lampiran 2. Bagan Kerja Kandungan Nitrat (APHA,1995)

Sampel Air

1 ml NaCl (dengan pipet volum)
5 ml H2SO4 75 %
4 tetes asam Brucine Sulfat Sulfanik

Larutan

Dipanaskan selama 25 menit suhu
95° C

Larutan


Didinginkan
Diukur dengan
pada λ = 410 nm

sprektofotometer

Hasil
(Konsentrasi Nitrat)

Universitas Sumatera Utara

60

Lampiran 3. Bagan Kerja Analisis Fosfat (APHA,1995)

Sampel Air

2 ml Ragen Amstrong
1 ml Asam Akrobat

Larutan

Dibiarkan selama 20menit
Diukur dengan Sprektrofotometrer
pada λ = 410 nm

Hasil
(Konsentrasi Nitrat)

Universitas Sumatera Utara

61

Lampiran 4. Bagan Kerja Analisis DO dengan metode Winkler (APHA, 1995)

Sampel Air
1 ml MnSO4 2,15 N
1 ml KOH-KI
Dikocok
Didiamkan
Sampel dengan Endapan
Putih/Coklat
1ml H2SO4
Dikocok
Didiamkan
Larutan Sampel Berwarna
Coklat
Diambil sebanyak 100 ml
Ditetesi Na2S2O3 0,0125
Sampel Berwarna Kuning
Pucat
Ditetesi 5 tetes Amilum
Sampel Berwarna Biru
Dititrasi Na2S2O3 0,0125
Sampel Bening
Dihutang Volume Na2S2O3 yang terpakai
(= nilai DO awal)
Hasil

Universitas Sumatera Utara

62

Lampiran 5. Bagan Kerja Analisis BOD5 dengan metode Winkler (APHA, 1995)

Sampel Air

Sampel Air

Sampel Air

Diinkubasi selama 5 hari
Dihitung
Pada temperature 200C

nilai DO
awal

Dihitung nilai DO akhir

DO Akhir

DO Awal

Keterangan:


Perhitungan nilai DO awal dan DO akhir sama dengan Perhitungan nilai
DO



Nilai BOD = Nilai DO awal – Nilai DO akhir

Universitas Sumatera Utara

63

Lampiran 6. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 tahun 2001

Lampiran
Peraturan Pemerintah
Nomor 82 tahun 2001
Tanggal 14 Desember 2001
Tentang
Pengelolaan Kualitas Air Dan Pengendalian Pencemaran

Kualitas Mutu Air Berdasarkan Kelas terkait parameter yang diteliti
Parameter
Kimia
BOD
DO
Total Fosfat
sbg P
Nitrit
sebagai N

Satuan
mg/L
mg/L
mg/L

mg/L

I

Kalas
II
III

IV

2
6
0,2

3
4
0,2

6
3
1

12
0
5

0,06

0,06

0,06

(-)

Keterangan

Angka batas minimum

Bagi pengolahan air
minimum
secara
konvensional, NO2_N ≤
1 mg/L

Keterangan :
ml
: Militer
L
: Liter
Nilai di atas merupakan batas logam maksimum, kecuali untuk pH dan DO. Bagi
pH merupakan nialai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang
tetcantum.
Nilai DO merupakan batas minimum
Arti (-) di atas menyatakan bahwa untuk kelas termasuk, parameter tersebut tidak
dipersyaratkan
Tanda ≤ adalah lebih keccil atau sama dengan

Universitas Sumatera Utara

64

Lampiran 7. Foto Pengamatan

a. pengukuran arus

b. Pengukuran luasan

c. Pengukuran Kecerahan

d. Pengambilan Sampel Air

e. Pengukuran Oksigen Terlarut

f. Pengambilan Kuisioner

Universitas Sumatera Utara

65

Lampiran 8. Perhitungan Indeks Kesesuaian Wisata
Indeks Kesesuaian Wisata Ajibata
Parameter
Bobot
Kedalaman Perairan (m)
4
Kecepatan Arus (m/det)
3
Bau
5
Warna Perairan
5
Lebar Tepi Danau (m)
1
Pemandangan
5
Hamparan Dataran
3
Biota Berbahaya
3
Lebar Wisata Danau (m)
5
Material Dasar Perairan
3
Kecerahan Perairan (m)
1
Total Skor
114
Indeks Kesesuaian Wisata
Tingkat Kesesuaian Wisata

Hasil
5
0,10
Sedikit Berbau
Cokelat
1,5
Danau, pegunungan
Pasir
Tidak Ada
>50
Pasir Berlumpur
0,34

Skor
1
3
2
1
1
2
3
3
3
1
1

Ni (Bobot x Skor)
4
9
10
5
1
10
9
9
15
3
1
76
66,66%
S2

76

IKW = 114 x 100% = 66,66%
Kesesuaian Wisata Untuk Sepeda Air
No.
Parameter
Bobot
Kedalaman Perairan
4
1.
(m)
2. Kecepatan Arus (m/s)
3
3.

Bau

4.

Warna perairan
Total Skor
Indeks Kesesuaian Wisata
Tingkat Kesesuaian Wisata

5
5
51

Hasil

Skor

Ni (Bobot x Skor)

5

1

4

0,10
Sedikit
Berbau
Cokelat

3

9

2

10

1

5
28
54,9%
S2

28

IKW = 51 x 100% = 54,9%

Universitas Sumatera Utara

66

Kesesuaian Wisata Untuk Duduk Santai
No.
Parameter
Bobot
Hasil
1. Lebar tepi danau (m)
1
1,5
2. Pemandangan
5
Danau, Pegunungan
3. Hamparan dataran
3
Pasir
4. Biota berbahaya
3
Tidak Ada
Total Skor

Skor
1
2
3
3

36

Ni (Bobot x Skor)
1
10
9
9
29

Indeks Kesesuaian Wisata

80,55%

Tingkat Kesesuaian Wisata

S2

29

IKW = 36 x 100% = 80,55%
Kesesuaian Wisata Untuk Foto dan Shooting
No.

Parameter

Bobot

1.

Pemandangan (object view)

5

2.
3.
4.

Hamparan Daratan
Kecerahan Perairan (m)
Warna Perairan
Total Skor
Indeks Kesesuaian Wisata
Tingkat Kesesuaian Wisata

3
1
5
42

Hasil
Danau,
Pegunungan
Pasir
0,34
Cokelat

Skor

Ni (Bobot x
Skor)

2

10

3
1
1

9
1
5
25
59,52%
S2

25

IKW = 42 x 100% = 59,52%
Kesesuaian Wisata Untuk Berenang
No.
Parameter
Bobot
1. Kedalaman Perairan (m)
5
2. Lebar wisata danau (m)
5
3. Material dasar perairan
3
4. Kecerahan Perairan (m)
1
5. Biota berbahaya
3
6. Bau
5
7. Warna perairan
5
Total Skor
81
Indeks Kesesuaian Wisata
Tingkat Kesesuaian Wisata

Hasil
Skor Ni (Bobot x Skor)
5
1
5
>50
3
15
Pasir Berlumpur
1
3
0,34
1
1
Tidak Ada
3
9
Sedikit Berbau
2
10
Cokelat
1
5
48
59,25%
S2

48

IKW = 81 x 100% = 59,25%
L

Universitas Sumatera Utara

67

Lampiran 9. Daya Dukung Kawasan
Daya Dukung Kawasan Pada Wisata Ajibata
No. Jenis Kegiatan
1. Duduk Santai
2. Berenang
3. Sepeda Air
Pengambilan
gambar untuk
4.
Foto
dan
Shooting

K
Lt
1
5 m2
1
50 m2
1 625 m2
1

50 m

Wp-Jam
2
2
0,50

Wt-Jam
8
4
8

Lp
424
3.180
11.448

DDK
339,2
127,2
293

8

8

424

8,48

Jumlah
a) Duduk Santai
b) Berenang
c) Sepeda Air

=1�

=1�

=1�

d) Pengambilan Gambar Untuk Foto Dan Shooting = 1 �

424
5
3180

15.476 767.88
� 2 = 339,2 m2
8

50
11448
625
424
50

4





2


8
8

= 127,2 m2
8

0,50

= 293 m2

= 8,48 m2

Universitas Sumatera Utara

51

DAFTAR PUSTAKA

Badjoeri, M. 2013. Dekomposisi Padatan Tersuspensi oleh Bakteri Heterotrofik
dariKeramba Jaring Apung di Danau Toba. Oseanologi dan Limnologi d
Indonesia. Vol. 39 (2). Hal :167-179.
Barus, T, A. 2001. Limnologi : Ekosistem Sungai dan Danau. Universitas
Sumatera Utara. Medan.
Brahmana, S.S., Y, Summarriani dan F. Ahmad. 2010. Kualitas Air dan
Eutrofikasi Waduk Riam Kanan di Kalimantan Selatan. Prosiding
Seminar Nasional Limnologi V.
Bratadiredja, R. R. 2010. Kajian Pengelolaan Sumber Daya Alam Danau Situ
Gunung Untuk Pengembangan Ekowisata, di Taman Nasional Gunung
Gede Pangrango. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Buaton, K.W. S., dan H, Purwadio. 2015. Kriteria Pengembangan Kawasan
Wisata Danau Toba Parapat, Sumatera Utara. Jurnal Teknik. Vol. 4(1).
ISSN : 2337-3539.
Edyanto, C. 2000. Penelitian Kualitas Air Danau Aneuk Laot di Pulau Weh
Provinsi Nangroe Aceh Darussalam. Jurnal. Teknologi Lingkungan. Hal :
115-124. ISSN : 1441-318x.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan
Lingkungan Perairan. Kanasius, Yogyakarta.
Fitria, E. 2008. Analisis Kualitas Air dan Hubungan dengan Keanekaragaman
Vegetasi Akuatik di Perairan Parapat Danau Toba. Tesis. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Irianto, E. W. dan R. W. Triweko. 2011. Eutrofikasi Waduk dan Danau :
Permasalahan, Pemodelan dan Upaya Pengendalian. Pusat Penelitian dan
Pengembangan. Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta.
Isnaini, A. 2011. Penilaian Kualitas Air dan Kajian Potensi Situ Salam Sebagai
Wisata Air di Universitas Indonesia. Tesis. Universitas Indonesia ,
Depok.
Jaya, I. 2007. Pengelolaan Lingkungan Kawassan Wisata Danau Lebo Kecamatan
Taliwang Kab. Sumbawa Barat. Tesis.
Universitas Diponegoro,
Semarang.
Khairuman, H dan K, Amri. 2013. Budidaya Ikan Nila. PT Agrom Media Pustaka,
Jakarta Selatan.

Universitas Sumatera Utara

52

Khairunnisa. 2014. Analisis Kesesuaian Wilayah untuk Budidaya Ikan Keramba
Jaring Apung di Perairan Girsang Sipangan Bolon Danau Toba.
Universitas Sumatera Utara, Medan.
Kurniawan, R. 2013. Keragaman Jenis dan Penutupan Tumbuhan Air di
Ekosistem Danau Tempe, Sulawesi Selatan. Prosiding. Pusat Penelitian
Limnologi LIPI, Cibinong.
Mulyawan, I. P. 2013. Sanksi Adat Terhadap Pelanggaran Aturan Arung
Ennengnge Dalam Proses Penangkapan Ikan di
Danau Tempe
Kabupaten Wajo. Universitas Hasanuddin, Makasar.
Nugraha, P. H., I. Agus dan Muhammad. 2007. Studi Kesesuaian dan Daya
Dukung Kawasan untuk Rekreasi Pantai di Pantai Panjang Kota
Bengkulu. Journal of Marine Research. Vol. 2 (2). Hal : 130-139
Nontji, A. 1987. Laut Nusantara. Djambatan. Jakarta.
Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Universitas Trisakti, Jakarta.
Nugroho, A. S., dan S. D. Tanjung. 2014. Distribusi Serta Kandungan Nitrat dan
Fosfatdi Perairan Danau Rawa Pening. Jurnal Bioma. Vol. 3 (1).
Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia.
Jakarta.
Odum, E. P. 1971. Fundementalof Ecology Third Edition. W. B. Sounder
company, Toronto.
Panjaitan, P. 2009. Kajian Potensi Pencemaran Keramba Jaring Apung PT.
Aquafarm Nusantara di Ekosistem Perairan Danau Toba. VISI. Vol. 17
(3). Hal : 290-300.
Paramitha, F. 2012. Sarana Keselamatan Pengunjung Wisata Pantai (Studi Kasus
Pantai Indah Ancol dan Pantai Jakarta Bengkulu) Tahun 2011.
Universitas Indonesia, Depok.
Peraturan Pemerintah No9mor 69 tahun 2001. Tentang Kepelabuhanan.
Peraturan Pemerintah Nomor 82 tahun 2001. Tentang Pengelolaan Kuaalitas Air
dan Pengendalian Pencemaran Air.
Putra, A. P. 2013. Studi Kesesuaian dan Daya Dukung Ekosistem Terumbu
Karang Untuk Wisata Selam dan Snorkling di Kawasan Saporkren Aigeo
Selatan Kabupaten Raja Empat. Skripsi. Universitas Hasanuddin,
Makasar.
Rahmawati, A. 2009. Studi Pengelolaan Kawasan Pesisir untuk Kegiatan Wisata
Pantai (Kasus Pantai Teleng Ria Kabupaten Pacitan, Jawa Timur).
Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Universitas Sumatera Utara

53

Sagala, E. P. 2012. Komparasi Indeks Keanekaragaman dan Indeks Saprobik
Plankton untuk Menilai Kualitas Perairan Danau Toba Provinsi Sumatera
Utara. Universitas Sriwijaya, Indralaya.
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Oseana. Vol. XXX (3). Hal : 21-26.
Samsuridjal dan Kaelany. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. PT Mutiara
Sumber Widya.
Silalahi,

J. 2009. Analisis Kualitas Air dan Hubungannya dengan
Keanekaragaman Vegetasi Akuatik di Perairan Balige Danau Toba.
Tesis. Universitas Sumatera Utara, Medan.

Undang-undang Republik
Kepariwisataan.

Indonesia

Nomor

10

tahun

2009.

Tentang

Yulianda, F. 2004. Pedoman Analisis Penentuan Status Kawasan Konservasi
Laut. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Yulianda,
F.
2007. Ekowisata Bahari Sebagai Alternatif Pemanfaatan
Sumberdaya Pesisir Berbasis Konservasi. Makalah.Institut Pertanian
Bogor, Bogor.
Yulianda, F. 2010. Konsep Ekowisata Perairan Suatu Pendekatan Ekologis.
Makalah. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Zulfia, N., dan Aisyah. 2013. Status Trofik Perairan Rawa Pening Ditinjau dari
Kandungan Unsur Hara (NO3 dan PO4) serta Klorofil-a. BAWAL. Vol.5
(3). Hal : 189-199.

Universitas Sumatera Utara

20

METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan April dan Mei 2016 di Kecamatan
Ajibata Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Peta lokasi dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Peta Lokasi Penelitian

Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam penelitian adalah Global Positioning System
(GPS), kamera, alat tulis, thermometer, secchi disk, botol sampel, tali dan bola
duga, cool box, beaker glass.
Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah sampel air, MnSO4, KOHKI, H2SO4, Na2S2O3, amilum, aquades, pipet tetes, jarum, serta kuisioner yang
dibagikan kepada wisatawan.

Universitas Sumatera Utara

21

Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data yang digunakan, yaitu:
1.

Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung melalui pengukuran parameter

kualitas air dan kuisioner. Data pengukuran parameter yaitu data yang diperoleh
dari pengukuran yang dilakukan dilokasi penelitian maupun di laboratorium Balai
Teknik Kesehatan Lingkungan Hidup dan Pengendalian Penyakit (BTKLPP)
Kelas I Medan dan di laboratorium Balai Riset dan Standarisasi Industri Medan,
sementara data kuisioner diperoleh dari hasil responden yang berasal dari
wisatawan yang datang berkunjung. Pertanyaan-pertanyaan kuisioner dapat dilihat
pada Lampiran 1.
2.

Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari studi pustaka berupa buku, jurnal, dan

penelitian-penelitian sebelumnya. Data perbandingan kualitas air dan kesesuaian
wisata atau rekreasi danau, yaitu Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor
82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air
dan dapat dilihat pada lampiran 6.

Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini diawali dengan melihati kondisi daerah wisata Ajibata serta
melakukan analisis kelayakan daya dukung lingkungan sebagai tujuan wisata.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam pembahasan adalah sebagai
berikut:
1.

Penelitian Lapangan, berupa:

Universitas Sumatera Utara

22

a. Pengukuran parameter kualitas air, yang dilakukan di lapangan dan di
dalam laboratorium.
b. Lembar pertanyaan terstruktur, yaitu pengumpulan data dengan cara
menyebarkan lembar pertanyaan yang diisi oleh wisatawan yang menjadi
responden penelitian ini.
2.

Penelitian Kepustakaan, pengumpulan data dengan cara membaca serta
menelaah literatur maupun buku-buku yang terkait dengan masalah yang
diteliti untuk mendapatkan data sekunder.

Deskripsi Area
Lokasi penelitian dan pengambilan sampel berada di daerah wisata
Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir, Provinsi Sumatera Utara. Metode
yang digunakan dalam penentuan lokasi adalah purposive sampling yang dibagi
menjadi 3 stasiun yang berbeda berdasarkan aktivitas masyarakat.
Stasiun I
Stasiun

ini merupakan daerah tujuan wisata. Stasiun I terletak pada

koordinat 2039’5,9328” LU dan 98055’51,4524” BT. Lokasi stasiun I dapat dilihat
pada Gambar 3.

Gambar 3. Daerah Tujuan Wisata

Universitas Sumatera Utara

23

Stasiun II
Stasiun ini merupakan pelabuhan penyeberangan kapal. Stasiun II terletak
pada koordinat 2039’17,1108” LU dan 98056’3,1812” BT. Lokasi stasiun II dapat
dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4. Pelabuhan Penyeberangan Kapal

Stasiun III
Stasiun ini merupakan daerah budidaya Karamba Jaring Apung (KJA)
milik warga. Stasiun III terletak pada koordinat 2039’14,814” LU dan
98056’2,2488” BT. Lokasi stasiun III dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Karamba Jaring Apung

Universitas Sumatera Utara

24

Pengambilan Data Parameter Kualitas Air
Pengambilan data parameter kualitas air dilakukan dengan pengukuran di
lapangan dan di laboratorium. Sebelumnya ditentukan sebanyak tiga stasiun
pengamatan dengan masing-masing tiga kali ulangan untuk setiap parameter yang
diukur pada setiap stasiun.

Parameter Fisika
Suhu
Suhu diukur di lapangan dengan menggunakan thermometer yang
dimasukkan ke dalam air selama kurang lebih 15 menit, kemudian dibaca skala
pada thermometer tersebut.
Kecerahan
Kecerahan dilihat dengan menggunakan Secchi disk yang telah diberi pipa
berskala, yaitu dengan menurunkan Secchi disk kedalam air secara perlahan-lahan
dengan tegak lurus permukaan air sampai bagian Secchi disk yang berwarna putih
tidak tampak lagi dan dicatat kedalamannya (d1). Kemudian turunkan Secchi disk
yang sedikit lagi, dan perlahan-lahan tarik ke atas. Jika sudah mulai terlihat bagian
secchi disk berwarna hitam untuk pertama kalinya catat ke dalamannya (d2).
Selanjutnya menghitung rata-rata dari nilai kedalaman tersebut yang merupakan
nilai dari kecerahan dan dinyatakan dalam meter (m). Berdasarkan (Bratadiredja,
2010), nilai kecerahan diperoleh dengan menggunakan rumus :
Kecerahan (m) =

(�1+�2)
2

Keterangan,
d1= Skala saat bagian secchi disk berwarna putih mulai tidak tampak lagi (m)
d2 = Skala saat secchi disk berwarna hitam pertama kali tampak (m)

Universitas Sumatera Utara

25

Warna
Warna perairan diamati dengan cara visual (langsung) berdasarkan indera
dengan menyebar kuisioner di daerah wisata.
Kekeruhan
Kekeruhan perairan diketahui dengan melakukan pengukuran di
laboratorium, yaitu dengan mengambil sampel air untuk diteliti di laboratorium
Kedalaman
Kedalaman perairan untuk setiap kegiatan wisata dapat diketahui melalui
pengelola wisata.
Arus
Arus perairan dapat diketahui dengan melakukan pengukuran langsung
dengan menggunakan bola duga.
Bau Perairan
Bau perairan diketahui dengan cara visual (langsung) berdasarkan indera
dengan menyebar kuisioner di daerah wisata.
Parameter Kimia
Nitrat
Pengukuran nitrat dilakukan dilaboratorium. Langkah yang dilakukan
untuk memperoleh nilai nitrat dapat dilihat pada Lampiran 2. Berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air, menyatakan pada
kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untuk prasaranan/sarana
rekreasi air untuk kadar nitrat dengan baku mutu 0,06 mg/L. Peraturan pemerintah
Republik Indonesia nomor 82 tahun 2001 dapat dilihat pada lampiran 6.

Universitas Sumatera Utara

26

Menurut Nugroho (2006), untuk melihat tingkat kesuburan perairan yang
dipengaruhi oleh kandungan Nitrat dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan Nitrat
Kandungan N (mg/L)
Kesuburan Perairan
< 0,226
Kurang Subur
0,227 – 1,129
Kesuburan Sedang
1,130 – 11,29
Kesuburan Tinggi
Sumber : Nugroho (2006)
Fosfat
Pengukuran fosfat dilakukan dilaboratorium. Langkah yang dilakukan
untuk memperoleh nilai fosfat dapat dilihat pada Lampiran 3. Manurut Isnaini
(2011), kandungan fosfat yang terdapat di perairan umumnya tidak lebih dari 0,1
mg/L. Kecuali bagian badan air yang menerima limbah dari rumah tangga dan
industri tertentu, serta dari daerah pertanian yang mendapatkan pemupukan fosfat.
Oleh karena itu, perairan yang mengandung kadar fosfat melebihi kadar normal
kebutuhan organisme akuatik akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi.
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
menyatakan pada kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasaranan/sarana rekreasi air dengan kadar fosfat memiliki baku mutu 0,2 mg/L.
Menurut Nugroho (2006), untuk melihat tingkat kesuburan perairan yang
dipengaruhi oleh kandungan fosfat dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2. Tingkat kesuburan perairan berdasarkan kandungan fosfat
Kandungan P (mg/L)
Kesuburan Perairan
0,000 – 0,020
Rendah
0,021 – 0,050
Cukup
0,051 – 0,100
Baik
0,101 – 0,200
Baik Sekali
> 0,201
Sangat Baik Sekali
Sumber : Nugroho (2006)

Universitas Sumatera Utara

27

DO
DO (Dissolved Oxygen) diukur dengan menggunakan metode Winkler.
Bagan kerja metode Winkler untuk nilai DO dapat dilihat pada lampiran 4.
Menurut Nugroho (2006), derajat pencemaran berdasarkan kadar DO di perairan
dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Derajat pencemaran berdasarkan kadar DO terlarut di dalam perairan
Derajat Pencemaran
DO (mg/L)
Sangat Ringan
> 6,5
Ringan atau rendah
4,5 – 6,5
Sedang
2,0 – 4,0
Berat/tinggi
< 2,0
Sumber : Nugroho (2006)
Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
menyatakan pada kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasaranan/sarana rekreasi air untuk kadar DO memiliki baku mutu 3 mg/L.

BOD5
BOD (Biological Oxygen Demand) diukur dengan menggunakan metode
Winkler. Bagan kerja metode Winkler untuk nilai BOD5 dapat dilihat pada
lampiran 5. Menurut Nugroho (2006), derajat pencemaran BOD di perairan dapat
dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Tingkat pencemaran berdasarkan kadar BOD di dalam perairan
Derajat Pencemaran
BOD (mg/L)
Sangat Ringan
< 3,0
Ringan atau rendah
3,0 – 4,9
Sedang
5,0 – 15
Berat/tinggi
>15
Sumber : Nugroho (2006)

Universitas Sumatera Utara

28

Sedangkan menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 82
tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air,
menyatakan pada kelas dua air yang peruntukannya dapat digunakan untuk
prasaranan/sarana rekreasi air untuk kadar BOD memiliki baku mutu 4 mg/L.
Parameter Biologi
Tanaman air
Pengambilan data tanaman air danau dilakukan dengan pengamatan
langsung di perairan Danau Toba kecamatan Ajibata, jenis yang ditemukan
langsung diidentifikasi langsung di lapangan dan atau di laboratorium, selanjutnya
dicatat, dan juga dilakukan wawancara terhadap pihak pengelola kawasan wisata
tentang tanaman air yang berada di danau.

Analisis Kesesuaian Wisata
Berdasarkan Yulianda (2007), persamaan yang digunakan untuk
kesesuaian wisata adalah:
��

IKW = ∑�1=0(����� )� 100 %

Keterangan
IKW
= Indeks Kesesuaian Wisata
Ni
= Nilai Parameter ke-i (bobot x skor)
Nmaks = Nilai maksimum dari suatu kategori wisata
i
= Parameter kesesuaian
n
= Jumlah jenis parameter

Tabel 5. Parameter kesesuaian sumberdaya untuk sepeda air
No.
Parameter
Bobot
Kategori
2≤x 5 meter
>30 meter
10- 30 meter
3 - 5 meter
>3 – 10 meter
30-50 cm/s dan kelas arus sangat cepat dengan kecepatan di atas 50 cm/s.

Universitas Sumatera Utara

46

Menurut Nontji (1987)

kecepatan arus sangat erat kaitannya dengan dengan

keamanan para wisatawan dalam berenang. Arus yang lemah sangat baik untuk
kegiatan renang sedangkan arus yang kuat sangat berbahaya karena dapat
menyeret orang-orang yang sedang mandi atau berenang.
Kecerahan perairan yang diperoleh dari daerah wisata Ajibata sebesar 34
cm atau 0,34 m dan dinyatakan kurang sesuai untuk kegiatan wisata air.
Kecerahan merupakan parameter penting dalam kegiatan wisata, karena berkaitan
dengan kenyamanan wisatawan. Semakin cerah perairan, semakin baik untuk
kenyamanan wisatawan saat melakukan