Pengembangan Mesjid Azizi Sebagai Daya Tarik Wisata Di Kabupaten Langkat

(1)

PENGEMBANGAN MESJID AZIZI SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

KERTAS KARYA

OLEH

EKY HANARA NOVENDRA

NIM.082204075

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

KERTAS KARYA

OLEH

EKY HANARA NOVENDRA

NIM.082204075

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(3)

LEMBAR PERSETUJUAN

PENGEMBANGAN MESJID AZIZI SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

OLEH

EKY HANARA NOVENDRA

082204075

Dosen Pembimbing,

Dosen Pembaca,

Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP.

Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP.

NIP. 19590907 198702 1 002 NIP. 19590907 198702 1 002


(4)

Judul Kertas Karya : PENGEMBANGAN MESJID AZIZI

SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI

KABUPATEN LANGKAT

Oleh

: EKY HANARA NOVENDRA

NIM

: 082204075

FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Dekan,

Dr. Syahron Lubis, M.A.

NIP. 19511013 197603 1 001

PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA

Ketua,

Arwina Sufika, S.E., M.Si.

NIP. 19640821 199802 2 001


(5)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MESJID AZIZI SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

Langkat memiliki potensi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Dengan pengelolaan yang baik tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi pemerintahan daerah maupun masyarakat umum. Dampak positif pengembangan pariwisata, imbuhnya, tentu bidang ekonomi. Mendatangkan pendapatan negara dan terciptanya kesempatan kerja yang berarti mengurangi pengangguran. Penyerapan tenaga kerja langsung menonjol terlihat di perhotelan, biro-biro perjalanan, pramuwisata atau pemandu wisata (guides), pusat-pusat rekreasi, dan instansi pariwisata. Dampak positif yang lain, majunya budaya teknologi dan pengetahuan. Ini yang bisa mempercepat terciptanya masyarakat modern tapi tetap agamis. Karena itu, Masjid Azizi salah satu ‘point of interest’ bagi kepariwisataan di Sumatera Utara, Khususnya Langkat. Karena MesjidAzizi dapat memancarkan keindahannya ke Negara tetangga sebagai objek wisata religi. Dari hasil penelitian ditunjukan bahwa pengembangan objek wisata di Kabupaten Langkat khususnya pada Masjid Azizi belum mengalami perkembangan yang maksimal, baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Hal yang membuat surutnya pengembangan pariwisata karena kurangnya kesadaran dari masyarakat yang mau bersedia mensukseskan pariwisata. Diperlukan pengupayaan oleh pemerintah dalam meninkatkan kesadaran wisata pada masyarakat di Kabupaten Langkat dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan pihak swasta dan masyarakat setempat dalam mengembankan objek wisata di Kabupaten Langkat sehingga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.


(6)

Segala puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah Swt, karena atas rahmat dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan kertas karya ini dengan baik. Pada kesempatan ini penulis mengangkat judul "Pengembangan Masjid Azizi Sebagai Daya Tarik Wisata di Kabupaten Langkat"

Teristimewa sekali penulis mengucapkan rasa terimakasih, rasa cinta, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada kedua orangtua penulis dan sahabat-sahabat (iwan.rosi,tara,arum) penulis yang senantiasa memberikan dukungan moril, spirituil, maupun materil kepada penulis, yang tidak akan pernah bisa terbalaskan oleh penulis.

Pada kesempatan ini juga penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penulis sehingga kertas karya ini dapat selesai, antara lain :

1. Dr. Syahron Lubis,M.A. selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya,Universitas Sumatera Utara.

2. Arwina Sufika,SE.,M.Si, Selaku Kepala Program Studi Diploma III Parawisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara,

3. Drs. Muktar Majid. S. Sos., S.Par., MA selaku Sekretaris Jurusan DIII Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

4. Drs. Haris Sutan Lubis, M.SP. selaku Dosen Pembimbing serta Dosen Pembaca yang telah membantu penulis dalam menyempurnakan kertas karya ini.


(7)

5. Solahuddin Nasution, SE, MSP, selaku kordinator praktek bidang Usaha Wisata, program studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 6. Seluruh dosen pengajar dan staff program studi Diploma III Parawisata Fakultas

Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

7. Kepada kedua orangtua penulis Ayahanda Tarno.Se dan Ibunda Suhartini serta adik-adik (Yogi arisandi syahputra, Annisa wildani syaputri) penulis yang tercinta, terima kasih atas segala kasih sayang dan pengorbanan yang telah engkau berikan selama ini kepada penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini, Dan tidak lupa pula kepada terkasih ’Ella Fadilla Sari’ seseorang yang selalu senantiasa mendampingi penulis dalam menghadapi kesulitan maupun kebahagiaan yang selama ini dilalui bersama.

8. Kepada sahabat-sahabatku, Arif afwansyah, Rosi febri verrial, Tara said permana, Arum Pranawengrum Sumarna dan Dhani ucup. Kalianlah inspirasi serta motivasi penulis dalam menyelesaikan kertas karya ini,dan tak lupa pula segala pengalaman berpetualang kita mengelilingi Indonesia (Pekanbaru, Jambi, Palembang, Bangka Belitung, Padang, Serta Jawa-Bali) Senantiasa bersama-sama dalam kesenangan dan kesedihan. Dan yang selama ini juga selalu memberikan do’a dan bantuan dikala penulis mengalami masa-masa sulit. Terima kasih banyak sahabat-sahabatku, tak akan pernah penulis dapat melupakan dan membalas jasa-jasa kalian.

9. Serta teman-teman mahasiswa jurusan Usaha Wisata 2008 Diploma III Parawisata Universitas Sumatera Utara.


(8)

retak". Maka dari itu penulis menyadari bahwa kertas karya ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya dan juga sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif, sehingga untuk ke depannya penulis dapat berbuat yang lebih baik lagi. Dan penulis sangat berharap semoga kertas karya ini dapat bermanfaat bagi penulis dan juga semua pembaca tentunya. Terima kasih.

Medan, Juni 2011

Penulis

Eky hanara novendra NIM : 082204075


(9)

DAFTAR ISI

ASTRAK...……….. i

KATA PENGANTAR...……….. ii

DAFTAR ISI...……….. v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Alasan Pemilihan Judul ………. 1

1.2 Batasan Masalah ……… 3

1.3 Tujuan Penulisan ……… 3

1.3.1 Tujuan Umum ……… 3

1.3.2 Tujuan Khusus ……… 4

1.4 Metode Penulisan ………... 4

1.5 Sistematika Penulisan ………... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN 2.1 Definisi Pariwisata ………... 6

2.2 Batasan Definisi Pariwisata……….. 8

2.3 Defenisi Objek dan Atraksi Pariwisata ……. 9

2.4 Definisi Industri Pariwisata………... 9

2.5 Ciri-ciri Produk Wisata ………. 11

2.6 Motif Perjalanan Wisata ……….. 12


(10)

2.9 Produk Industri Pariwisata ……… 16 2.10 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan …… 19 2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan..20 BAB III GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

3.1 Sejarah Singkat………. 22 3.2 Visi dan Misi Kabupaten Langkat ………... 25 3.3 Kondisi Wilayah…………..………. 26 3.4 Transportasi……….………. 28

BAB IV PENGEMBANGAN MESJID AZIZI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Masjid Azizi ……… 29 4.1.1 Makam T Amir Hamzah ……… 32 4.1.2 Festival Azizi.……… 33 4.2 Upaya dan Usaha Pengembangan Masjid

Azizi di Kabupaten Langkat ………. 35 4.3 Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Masyarakat Setempat ……… 40

BAB V PENUTUP

5.1 Simpulan ……….. 43

5.2 Saran ……… 43

DAFTAR PUSTAKA


(11)

ABSTRAK

PENGEMBANGAN MESJID AZIZI SEBAGAI DAYA TARIK

WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

Langkat memiliki potensi wisata yang potensial untuk dikembangkan. Dengan pengelolaan yang baik tentunya dapat mendatangkan keuntungan bagi pemerintahan daerah maupun masyarakat umum. Dampak positif pengembangan pariwisata, imbuhnya, tentu bidang ekonomi. Mendatangkan pendapatan negara dan terciptanya kesempatan kerja yang berarti mengurangi pengangguran. Penyerapan tenaga kerja langsung menonjol terlihat di perhotelan, biro-biro perjalanan, pramuwisata atau pemandu wisata (guides), pusat-pusat rekreasi, dan instansi pariwisata. Dampak positif yang lain, majunya budaya teknologi dan pengetahuan. Ini yang bisa mempercepat terciptanya masyarakat modern tapi tetap agamis. Karena itu, Masjid Azizi salah satu ‘point of interest’ bagi kepariwisataan di Sumatera Utara, Khususnya Langkat. Karena MesjidAzizi dapat memancarkan keindahannya ke Negara tetangga sebagai objek wisata religi. Dari hasil penelitian ditunjukan bahwa pengembangan objek wisata di Kabupaten Langkat khususnya pada Masjid Azizi belum mengalami perkembangan yang maksimal, baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Hal yang membuat surutnya pengembangan pariwisata karena kurangnya kesadaran dari masyarakat yang mau bersedia mensukseskan pariwisata. Diperlukan pengupayaan oleh pemerintah dalam meninkatkan kesadaran wisata pada masyarakat di Kabupaten Langkat dengan kerja sama yang baik antara pemerintah dengan pihak swasta dan masyarakat setempat dalam mengembankan objek wisata di Kabupaten Langkat sehingga meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara.


(12)

1.1 Alasan Pemilihan Judul

Langkat merupakan salah satu Daerah Tujuan Pariwisata (DTW) primadona di Indonesia khususnya di Sumatera Utara. Pemerintah telah mencanangkan sektor pariwisata sebagai sektor andalan dalam pemasukan devisa negara. Hal ini sangat tepat karena Indonesia memiliki sumberdaya alam, budaya, serta peninggalan sejarah yang sangat potensial dan banyak dikagumi oleh wisatawan. Hal ini juga didukung dengan sumberdaya manusia yang sangat besar. Tentunya dengan pengelolahan yang efektif dan efisien pariwisata dapat menjelma menjadi suatu aset yang paling berharga di Negara tercinta ini.

Untuk mengembangkan pariwisata tidak mungkin dilakukan dalam waktu yang relatif singkat dan hanya dengan kerja sama beberapa pihak saja. Pengembangan pariwisata perlu dengan perencanaan yang matang, sehingga dalam pelaksanaannya dapat terlaksana dengan baik.

Berdasarkan uraian di atas, penulis sangat tertarik untuk melakukan penelitian kertas karya dengan judul “Pengembangan Mesjid azizi, Sebagai daya tarik wisata di Kabupaten Langkat”.

Penulis melihat ada empat tantangan dalam pengembangan pariwisata, yakni: 1. Premanisme

Premanisme merupakan suatu tindakan yang dilakukan secara sengaja dengan kekerasan,banyak premanisme di daerah objek wisata yang masih tidak terkontrol


(13)

oleh karna itu hal tersebut sangat penting untuk diperhatikan agar para wisatawan merasa nyaman di daerah tujuan wisata.

2. Kebiasaan Buruk

Sebahagian warga masyarakat mempunyai kebiasaan buruk mengotori lingkungan pariwisata, yakni membuang sampah dan kotoran, baik dari manusia maupun industri, ke sungai atau aliran-aliran air lainnya. Kalau kita melintas di sepanjang sebuah sungai, misalnya di aliran Sungai Wampu atau Sungai Bingei, kita akan melihat WC-WC bersusun di sepanjang bantaran sungai. Rumah-rumah dibangun dengan membelakangi sungai. Untuk pengembangan pariwisata, kebiasaan buruk ini harus diubah atau dihilangkan. Rumah-rumah warga harus dibangun dengan menghadap sungai. Sampah-sampah dan kotoran tidak boleh dibuang ke sungai tapi ditempat-tempat pembuangan sampah untuk kemudian ditimbun atau dibakar.

3. Distorsi Budaya Lokal

Budaya-budaya lokal bisa hilang dengan masuknya budaya-budaya asing yang masuk bersama para wisatawan mancanegara. Ini bisa mengakibatkan pergesekan atau benturan budaya, yang juga berpotensi merusak keamanan dan ketertiban lokasi pariwisata. Untuk meredam ini, solusinya adalah menghadirkan budaya-budaya tradisional atau masyarakat setempat sebagai penarik. Dengan demikian perekonomian warga dan pemerintah meningkat, begitu juga kebudayaan tradisional daerah setempat.

4. Pembalakan Liar

Dalam konteks wilayah Kabupaten Langkat, penghentian pembalakan liar 2


(14)

(illegal logging) mutlak harus dilakukan. Primadona pariwisata Langkat, seperti Bukit Lawang dan Tangkahan sangat mengandalkan hutan gunung Leuser dan alam di sekitarnya. Pembalakan liar akan mengakibatkan hilangnya habitat hewan-hewan liar, seperti orang utan, dan menghancurkan ekosistem sungai.

Dalam pengembangan pariwisata, perlu diadakan beberapa renovasi atau perbaikan atas peninggalan bangunan bersejarah yang telah memudar keindahannya. Seperti Masjid Azizi di Kabupaten Langkat. Semenjak tahun 1991 hingga 2009, tidak pernah lagi diadakan renovasi. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi bangunan yang masih bagus dan pendanaan yang juga terbatas. Saat ini pengelola masjid hanya sebatas melakukan pemeliharaan rutin, seperti pengecatan dinding-dinding masjid, pergantian lampu penerangan yang sudah mulai mati, dan perawatan saluran air untuk kelancaran berwudhu bagi para jemaah.

1.2 Batasan Masalah

Adapun masalah dalam kertas karya ini adalah apakah upaya pemerintah dan masyarakat setempat dalam pengembangkan objek wisata Masjid Azizi di Kabupaten Langkat.

1.3 Tujuan Penulisan

Di dalam menyusun kertas karya ini penulis mempunyai tujuan sebagai berikut :

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum yang hendak dicapai di dalam kertas karya ini yang menjadi kewajiban bagi mahasiswa yaitu :


(15)

1. Memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk mengembangkan suatu gagasan dalam bentuk karangan ilmiah.

2. Dalam penulisan kertas karya mahasiswa diharuskan melakukan penelitian, di dalam penelitian tersebut mahasiswa dapat membandingkan teori-teori yang didapat dari bangku perkuliahan dengan kenyaaan yang ada di lapangan, menggabungkan dan menyusunnya dalam bentuk karangan ilmiah.

1.3.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang hendak dicapai dalam penyusunan kertas karya ini yaitu: 1. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program Pendidikan

Diploma III Jurusan Pariwisata Fakultas Sastra Universias Sumatera Utara.

2. Untuk mengembangkan dan menambah wawasan penulis maupun pembaca tentang pariwisata maupun gambaran umum tentang objek wisata Masjid Azizi di Kabupaten Langkat.

3. Mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam penyusunan kertas karya. 1.4 Metode Penelitian

Unuk memperoleh data yang diperlukan dalam penulisan kertas karya ini, digunakan dua metode penelitian, yaitu:

1. Library Research (Penelitian Puastaka)

yaitu dengan cara membaca dan mengumpulkan buku-buku dari perpustakaan yang dapat dijadikan refrensi dalam penyusunan kertas karya ini.

2. Field Research (Penelitian lapangan)

yaitu dengan terjun langsung ke lapangan di mana penulis melakukan wawancara 4


(16)

dengan beberapa orang yang ada di sekitar Masjid Azizi baik pengelolanya maupun pengunjung mesjid tersebut untuk melengkapi data-data yang dibutuhkan dalam kertas karya ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam kertas karya ini secara sistematis dapat diuraikan sebagai berikut : BAB I : Membahas tentang alasan penulisan judul, pembatasan masalah, tujuan

penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

BAB II : Dalam bab ini penulis menguraikan tentang beberapa pengertian atau definisi kepariwisataan maupun pariwisata.

BAB III : Bab ini berisi tentang gambaran umum Kabupaten Langkat dan Masjid Azizi di Kabupaten Langkat, seperti sejarah singkat nama Kabupaten Langkat dan dibangunnya Masjid Azizi, dan lain-lain.

BAB IV : Bab ini merupakan inti permasalahan dari kertas karya ini, di mana pada bab ini akan dibahas tentang pengembangan Masjid Azizi di Kabupaten Langkat serta dampak-dampak yang terjadi pada pengembangan pariwisata


(17)

BAB II

TINJAUAN TEORITIS TENTANG KEPARIWISATAAN

2.1Definisi Pariwisata

Pemakaian kata “Pariwisata” untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Prof. Priyono yang pada masa itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (Yoeti, 1985:102-103). Kata “Pariwisata” tersebut diploklamirkan pada saat berlangsungnya Musyawarah Nasional (MUNAS) II Pariwisata di Tretes (Jawa Timur) 12-14 Juni 1958 untuk menggantikan kata “tourisme”, dari bahasa Belanda yang sebelumnya lebih familiar.

Istilah “pariwisata” secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua suku kata yaitu “pari” dan “wisata” ( Yoeti, 1985: 102-103). “pari” berarti banyak, berkali-kali, berputar-putar, atau berkeliling, sedangkan kata “wisata”, memiliki arti berpergian. Jadi secara harfiah dapat disimpulkan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan perjalanan yang dilakukan secara berkali-kali ke suatu tempat atau daerah yang ingin dikunjukungi.

Di bawah ini akan diuraikan beberapa istilah dan pengertian yang berkaitan dengan kata “pariwisata”, yaitu:

a. Menurut UU No. 9 Tahun 1990, menyatakan

1. Wisata adalah suatu kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata di daerah tersebut.


(18)

2. Wisatawan adalah orang yang melakukan perjalanan wisata.

3. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk objek wisata dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.

4. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atu menyediakan dan mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha sarana pariwisata, dan usaha lain yang terkait dalam bidang tersebut.

5. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sarana pariwisata.

6. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun untuk m,emenuhi kebutuhan pariwisata.

b. Menurut Oka A. Yoeti (1986:118) dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata” menyatakan : Pariwisata adalah suatu perjalanan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ke tempat lain dengan tujuan bukan untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan berekreasi.

c. Menurut Salah Wahab (Yoeti, 1958:2), seorang ahli pariwisata berkebangsaan Mesir, dalam bukunya : An Introduction on tourism Theory”, mendasarkan pemikirannya atas 3 faktor, yaitu: orang(man), ruang(space), dan waktu (time). Dia memberikan definisi pariwisata sebagai berikut :”Pariwisata adalah suatu aktifitas manusia yang dilakukan secara sadar dan mendapat


(19)

pelayanan secara bergantian di antara orang-orang di dalam suatu nagara itu sendiri (dalam negeri) dan daerah lain (luar negeri) untuk sementara waktu dalam mencari kepuasan yang beranekaragam dan berbeda dengan yang dialaminya di kmana ia memperoleh pekerjaan tetap.

d. Menurut Herman V. Schulalard (Yoeti, 1986:114), seorang ekonom Austria (1910), mendefinisikan pariwisata sebagai berikut : “Tourism is the sum of

operations, mainly of an economic nature, wich directly related to the entri, stay and movement of foreigner inside certain country, city or region”.

e. Menurut Hanzikern dan K. Kropt (1942), pariwisata adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan-perjalanan dan pendiaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendiaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktifitas yang bersifat sementara.

2.2Batasan Definisi Wisatawan

Batasan yang diberikan IUOTO (International Union of Official Travel

Organization) mengenai definisi wisatawan yang dikemukakan pada United Nation Conference on International Travel and Tourism di Roma pada Tahun 1987 yaitu,

seorang yang berpergian dari tempat tinggal (daerah asal) untuk berkunjung ke tempat lain dan berdiam di tempat tersebut lebih dari 24 jam adalah batasan yang secara umum masih dipakai sampai sekarang ini.

Kategori yang tidak disebut sebagai wisatawan yaitu:

1. Orang yang tiba di suatu negara yang bertujuan untuk mencari penghasilan 8


(20)

atau melakukan kegiatan usaha di negara tersebut. 2. Orang yang datang dengan maksud menetap

3. Orang yang datang ke suatu negara dan tidak bermaksud untuk singgah meskipun perjalanan itu lebih dari 24 jam

4. Perjalanan kaum pengungsi.

2.3Definisi Objek Wisata dan Atraksi Wisata

Salah satu yang sangat menentukan berkembangnya industri pariwisata adalah objek wisata dan atraksi wisata. Secara pintas produk wisata dan atraksi wisata seolah-olah memiliki definisi yang sama, namun memiliki perbedaan yang prinsipil.

Di luar negeri kita tidak akan menemukan terminology objek wisata, tetapi tidak akan menemukan istilah “Tourist Atraction” (atraksi wisata). Sementara di Indonesia kita akan menemukan istilah objek wisata. Atraksi wisata adalah sesuatu yang menarik untuk dilihat, dirasakan, dinikmati, dan dimiliki wisatawan yang disediakan atau bersumber pada alam saja (Yoeti, 1996:28)

2.4Definisi Industri Pariwisata

Industri pariwisata adalah kumpulan bermacam-macam perusahaan yang secara bersama-sama menghasilkan barang-barang dan jasa (goods and services) yang dibutuhkan oleh wisatawan selama kegiatan wisatanya berlangsung. Industri pariwisata telah membuktikan diri sebagai sebuah alternative kegiatan ekonomi yang dapat diandalkan sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk mendapatkan kondisi yang ideal maka industri pariwisata dituntut untuk berkembang dengan baik dan menghasilkan produk yang unggul dan handal.


(21)

Para ahli pariwisata memberi batasan yang bervariasi tentang industri pariwisata, yaitu:

1. Kusudianto Hadiroto (Pendit, 1994:37)

“Industri Pariwisata adalah suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta yang terkait dalam pengembangan produk suatu layanan untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang berpergian (wisatawan)

2. W. Hunzieker dari Bern University (Pendit, 1994:38)

“Tourism enterprises are all bisiness which, by combining various means of production, provide goods and service of a specially tourist nature”

3. G. A. Schmol dalam bukunya Tourism Promotion (Yoeti, 1985:143),

“Tourism is highly the centralized industry consisting of enterprises different in size, location, function, type organization, range of service provide, and method use to market and sell them”.

Beberapa ahli kepariwisataan lainnya memberikan pengertian yang bervariasi tentang industri pariwisata, tetapi ada satu kesamaan dalam pengertian yang mereka berikan, yaitu bahwa perusahaan barang dan jasa itu terdiri dari bermacam-macam perusahaan bahkan dikatakan berbeda, baik ukurannya, bentuk organisasinya, maupun lokasi dan tempat kedudukannya.

Secara umum pengertian industri pariwisata adalah keseluruhan pelayanan yang diterima oleh wisatawan semenjak ia meninggalkan daerah asalnya, sampai di tempat tujuan, dan kembali ke daerah asalnya kembali. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang industri pariwisata sebagai berikut:


(22)

1. Biro Perjalanan Wisata (BPW)

Merupakan perusahaan yang menyediakan paket wisata dan agen perjalanan yang mengurus keprluan wisatawan selama perjalanan serta memberikan informasi yang berhubungan dengan perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa pelayanan jasa angkutan bagi wisatawan, mulai dari berangkat hingga kembali dari daerah tujuan.

3. Akomodasi

Merupakan perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan perjalanan di daerah objek wisata.

4. Bar dan Restoran Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan selama berada di daerah wisata

5. Souvenir dan Handicraft

Merupakan perusahaan yang menyediakan barang-barang berupa kerajinan tangan yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan tersebut.

2.5Ciri-Ciri Produk Wisata

Produk pariwisata memiliki beberapa cirri-ciri yang membedakannya dari hasil produksi lainya, yaitu:

• Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi pada saat bersamaan dengan konsumsi.


(23)

objektif, tidak seperti halnya industri lain yang mempunyai ukuran baku.

• Permintaan terhadap hasil produksi industri pariwisata tidak tetap dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non teknis.

• Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang dibelinya. Hanya dapat dilihat melalui brosur, slides, televise, maupun media lainnya.

• Hasil atau produk pariwisata banyak tergantung kepada manusia dan sedikit sekali yang bergantung kepada mesin.

2.6Motif Perjalanan Wisata

Perjalanan wisata mempunyai berbagai macam motif dan dengan tujuan yang tertentu pula. Beberapa alas an atau motif tersebut akan dibahas di bawah ini.

1. Pariwisata Untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism)

Bentuk pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya, yaitu untuk keperluan libur, mencari udara segar, menikmati keindahan alam, mendapat ketenangan dan kedamaian di daerah luar kota seprti menikmati objek argo wisata dan sebagainya.

2. Pariwisata Untuk Rekreasi (Recreation Tourisam)

Jenis pariwisata ini dilakukan oleh orang-orang yang menghendaki untuk menikmati hari-hari liburnya untuk beristirahat dan memulihkan kesegaran jasmani dan rohani, serta untuk menghilangkan rasa letih dan lelah. Bentuk kegiatan yang cocok adalah agrowisata dan ekowosata yang menonjolkan keindahan alam yang masih asri dan jauh dari kebisingan yang menjadi ciri khas kota metropolitan.


(24)

3. Pariwisata Kebudayaan (Culture Tourism)

Jenis pariwisata ini ditandai dengan adanya rangkaian motivasi seprti keinginan untuk mempelajari adat istiadat, untuk mengetahui jenis-jenis kebudayaan, cirri=cirri khas, dan segala hal yang ingin mereka ketahui tentang suatu budaya tertentu.

4. Pariwisata Olahraga

Kegiatan pariwisata ini bertujuan untuk melihat atau menyaksikan secara langsung suatu acara/event olahraga tertenti di suatu Negara seperti Olimpiade, dan acara olahraga lainnya.

5. Pariwisata Konvensi (Convention Tourism)

Kegiatan pariwisata di mana rangkaian motif perjalanan tersebut adalah untuk tujuan kongres, seminar, symposium, maupun pameran.

6. Pariwisata Kuliner (Culiner Tourism)

Jenis pariwisata ini merupakan jenis kegiatan pariwisata yang sangat popular belakangan ini, di mana para wisatawan mengunjungi suatu daerah untuk menikmati dan merasakan secara langsung masakan khas daerah tersebut yang mungkin tidak dapat mereka nikmati di daerah yang lain.

7. Pariwisata Agama/Pariwisata Religi (Pilgrim Tourism)

Pariwisata ini ditujukan khusus kepada para penganut agama tertentu yang ingin mengunjungi daerah-daerah yang erat kaitannya dengan agama yang mereka peluk. Dan mengunjungi tempat-tempat beribadah yang memiliki nilai sejarah.


(25)

melaksanakan ajaran agama mereka juga dapat melakukan kegiatan wisata di Negara tersebut. Sementara itu pemeluk Nasrani biasa melakukan wisata religi ke Negara Israel yang memiliki hubungan sejarah yang sangat kental dengan ajaran agama yang mereka anut.

2.7Transportasi Pariwisata

Secara sederhana transportasi pariwisata didefinisikan sebagai suatu alat yang dipergunakan oleh wisatawan untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam rangka kegiatan berwisata. Kegiatan transportasi sendiri merupakan salah satu fktor penting dalam dunia kepariwisataan di seluruh dunia. Dengan semakin berkembangnya zaman maka semakin meningkat dan kebutuhan akan alat transportasi yang cepat dan efisien. Demikian pula halnya dengan alat transportasi yang dipergunakan dalam industri pariwisata. Para wisatawan tentunya menginginkan alat transportasi yang dapat dengan cepat mengantar mengantar mereka ke daerah asal mereka dengan aman dan nyaman. Tentunya hal tersebut sangat vital dalam usaha untuk mengembangkan dunia pariwisata di Negara kita ini.

Adapun jenis-jenis alat transportasi dalam dunia pariwisata adalah sebagai berikut :

• Transportasi Udara

Contoh : Pesawat Udara, helicopter, balon udara

• Transtasi Laut

Contoh : Kapal Feri, boat, pesiar (cruise), yacht, dan lain-lain.


(26)

• Transportasi Darat

Contoh : Dokar, bus, kereta api, sepeda motor, dan lain sebagainya. 2.8Atraksi dan Daya Tarik Wisata

Dalam bidang kepariwisataan Indonesia terdapat perbedaan persepsi antara objek dan atraksi wisata.Hal tersebut tidak ditemukan dalam literature luar negeri. Untuk pengertian objek wisata mereka lebih banyak menggunakan istilah “tourist

attraction”, yaitu segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk

mengunjungi suatu daerah tertentu. Kita akan menyebut sesuatu itu sebagai objek wisata, bila untuk melihat objek tersebut tidak membutuhkan persiapan terlebih dahulu. Misalny, pemandangan alam, gunung, sungai, danau, candi, dan lain-lain (Yoeti, 1996:172)

Lain halnya dengan atraksi wisata yang merupakan segala sesuatu yang harus dipersiapkan terlebih dahulu agar dapat dinikmati. Adapun beberapa contoh yaitu: tari-tarian, kesenian tradisional, upacara adat, dan lain sebagainya. Menurut Marioti( Yoeti, 1996:172), ada tiga hal yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah, yaitu:

1. Hasil ciptaan manusia (man made supply), yang berupa benda-benda bersejarah, kebudayaan, dan sistem religi.

2. Benda-benda yang tersedia dan terdapat di alam semesta (antural amenities, yang termasuk dalam kelompok ini adalah, iklim, fauna, flora, topografi, pemandangan, dan lain-lain.


(27)

3. Tata cara kehidupan masyarakat (the way of live), misalnya, pembakaran mayat di Bali (Ngaben), dan upacara Sekaten di Yogyakarta.

Dari beberapa definisi yang telah disebutkan di atas maka dapat diambil kesimpulan bahwa objek dan daya tarik wisata adalah unsure-unsur lingkungan hidup yang terdiri dari sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang dapat dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata.

2.9Produk Industri Pariwisata

Produk industri pariwisata adalah semua jasa-jasa (services) yang dibutuhkan wisatawan semenjak berangkat meninggalkan tempat asal, sampai kembali ke tempat asalnya kembali. Menurut pendapat Medlik and Middleton, produk industri pariwisata terdiri dari bermacam-macam unsure atau merupakan suatu “package” yang tidak dapt dipisahkan. Pada dasarnya ada tiga golongan pokok produk industri pariwisata, yaitu:

1. Tourist Object atau objek pariwisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan

wisata, yang menjadi daya tarik orang-orang untuk dating berkunjung ke daerah-daerah tersebut.

2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti akomodasi perhotelan, bar, dan restoran, entertainment, dan lain-lain.

3. Transportasi yang menghubungkan Negara asal wisatawan dengan daerah-daerah dari tujuan wisata, serta transportasi di tempat tujuan ke objek-objek wisata yang dituju.

Pengertian “product” tersebut di atas sejalan dengan pengrtian “industri 16


(28)

pariwisata” yang kita kenal. Seperti kita ketahui industri pqaeiwisata sebagai salah satu industri tidaklah berdiri sendiri, tetapi terdiri dari serangkaian perusahaan-perusahaan yang menghasilkan bermacam-macam jasa yang dibeli wisatawan dalam bentuk “tour packages”.

Beberapa perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Biro Perjalanan Wisata

Adalah perusahaan yang membuat suatu paket wisata dan memberi segala informasi mengenai perjalanan yan ditawarkan. Biro Perjalanan ini yang bertanggung jawab mengenai segala kebutuhan yang diperlukan wisatawan selama Perjalanan.

2. Perusahaan Angkutan Wisata

Adalah perusahaan yang memberikan pelayanan jasa-jasa angkutan bagi wisatawan yang membutuhkan alat transportasi untuk menuju tempat wisata. 3. Akomodasi

Adalah perusahaan yang menyediakan jasa penginapan kepada wisatawan selama melakukan perjalanan ke daerah objek wisata.

4. Bar dan Restaurant

Adalah perusahaan yang menyediakan pelayanan makanan dan minuman bagi wisatawan selama berada di daerah wisata.

5. Souvenir dan Handicraft


(29)

khas kerajinan tangan penduduk lokal yang dapat menjadi kenang-kenangan bagi wisatawan.

Ciri-ciri produk industri pariwisata yang penting untuk diketahui adalah sebagai berikut :

1. Hasil produk industri pariwisata tidak dapat dipisahkan karena produk itu tidak dapat dibawa kepada konsumen untuk ditawarkan. Oleh karena itu, konsumen(wisatawan) harus dibawa kemana tempat produk itu berada.

2. Pada umumnya peranan perantara tidak dibutuhkan karena proses produksi terjadi bersamaan dengan konsumsi. Satu-satunya perantara dalam penjualan jasa industri pariwisata hanyalah travel agent atau tour operator.

3. Produk indusri pariwisata tidak dapat ditimbun seperti hasil industri lain. Misalnya, hari raya Galungan di Bali yang berlangsung sekali dalam setahun, tidak dapat disaksikan seminggu sekali atau dalam waktu yang tidak tertentu. 4. Permintaan terhadap hasil produksi pariwisata sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor non ekonomis. Adanya kerusuhan, peperangan, dan bencana alam akan menyebabkan permintaan berkurang. Sebaliknya, pada kondisi yang aman dan kondusif, permintaan akan meningkat.

5. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibelinya, tetapi hanya dapat melihat dari brosur, side, TV, atau film yang dibuat secara khusus untuk keprluan promosi.

6. Hasil atau produk pariwisata itu banyak bergantung pada manusia dan sedikit sekali yang dapat digantikan dengan mesin.


(30)

7. Penyediaan usaha produk industri pariwisata memerlukan biaya besar dan mempunyai resiko tinggi.

Keadaan atau situasi perekonomian, politik, dan sikap masyarakat akan mempengaruhi usaha penanaman modal dalam bidang kepariwisataan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan dan penelitian yang mendalam, serta perencanaan yang matang agar resiko dalam bidang industri kepariwisataan dapat diperkecil. 2.10 Sarana dan Prasarana Kepariwisataan

Sarana dan prasarana masih perlu mendapat perhatian dari semua pihak, karena kegiatan pariwisata adalah tanggung jawab bersama. Untuk memperlancar laju pertumbuhan industri pariwisata, tentu saja diperlukan sarana dan prasarana yang memadai.

a. Sarana Kepariwisataan adalah semua fasilitas yang menghasilkan barang mauoun jasa-jasa yang sudah disediakan, dan beroprasi langsung dalam kegiatan pariwisata. Sarana atau fasilitas pariwisata yang sangat berpengaruh dalam industri pariwisata adalah sebagai berikut :

1. Akomodasi/Pelayanan/Fsailitas

Untuk memenuhi kebutuhan wisatawan selama dalam berwisata diperlukan tempat-tempat penginapan, fasilitas pelengkap atau pendukung lain serta pelayanan yang baik dan mengesankan, misalnya : penyediaan hotel, wisama, dan rumah-rumah penginapan yang lain.

2. Transportasi


(31)

pariwisata. Para wisatawan yang datang ke Negara tujuan wisata membutuhkan alat transportasi. Begitu pula kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata yang memerlukan sarana transportasi. Oleh karena itu, transportasi merupakan salah satu sarana pokok dalam kegiatan pariwisata.

3. Restaurant

Salah satu sarana yang paling penting yang harus dipersiapkan di kawasan wisata adalah restaurant, snack bar, café, dan lain-lain. Dengan adanya sarana-sarana tersebut maka para wisatawan diharapkan dapat lebih betah tinggal di daerah wisata tersebut.

b. Prasarana kepariwisataan adalah penunjang keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pariwisata. Prasarana ini dibagi dalam tiga kelompok, yaitu:

Receptive Tourist Plant, yaitu segala bentuk badan usaha organisasi yang

mengurus kedatangan wisatawan seperti BPU, AP.

Recidental Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang disiapkan untuk

menampung wisatawan seperti hotel, dan restaurant.

Recreative and Sportive Tourist Plant, yaitu semua fasilitas yang

digunakan untuk kegiatan olahraga seperti kolam renang, lapangan golf, lapangan tennis, dan sebagainya.

2.11 Syarat Objek Wisata yang Dapat Dikembangkan

Suatu objek wisata dikatakan layak atau tidaknya untuk dikembangkan maka 20


(32)

harus memperhatikan beberapa syarat.

Syamsuridjal (1997 : 21) mengemukakan beberapa syarat agar suatu objek wisata dikatakan layak untuk dikembangkan, antara lain :

1. Attraction, yaitu segala sesuatu yang menjadi cirri khas dan menjadi daya

tarik wisatawan agar mau dating berkunjung ke tempat objek wisata tersebut. Atraksi wisata terdiri dari 2, yaitu:

a. Site Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata semenjak

objek wisata itu ada.

b. Even Attraction, yaitu daya tarik yang dimiliki oleh suatu objek wisata

setelah dibuat oleh manusia.

2. Accessible, yaitu kemudahan cara untuk mencapai tempat wisata tersebut.

3. Amenity, yaitu fasilitas yang tersedia di daerah objek wisata seperti akomodasi

dan restaurant.

4. Institution, yaitu lembaga atau organisasi yang mengelolah objek wisata


(33)

BAB III

GAMBARAN UMUM KABUPATEN LANGKAT

3.1 Sejarah Singkat

Kabupaten Langkat adalah sebuah

km² dan berpenduduk sejumlah 902.986 jiwa

Kabupaten Langkat yang dikenal sekarang ini mempunyai sejarah yang cukup panjang. Kabupaten Langkat sebelumnya adalah sebuah kerajaan di mana wilayahnya terbentang antara aliran Sungai Seruwai atau daerah Tamiang sampai ke daerah aliran anak Sungai Wampu. Terdapat sebuah sungai lainnya di antara kedua sungai ini yaitu Sungai Batang Serangan yang merupakan jalur pusat kegiatan nelayan dan perdagangan penduduk setempat dengan luar negeri terutama ke Penang/Malaysia. Sungai Batang Serangan ketika bertemu dengan Sungai Wampu, namanya kemudian menjadi Sungai Langkat Kedua sungai tersebut masing-masing bermuara di Kuala Langkat dan Tapak Kuda.

Adapun kata Langkat yang kemudian menjadi nama daerah ini berasal dari nama sejenis pohon yang dikenal oleh penduduk Melayu setempat dengan sebutan “pohon Langkat”. Dahulu kala pohon Langkat banyak tumbuh di sekitar Sungai Langkat tersebut. Jenis pohon ini sekarang sudah langka dan hanya dijumpai di hutan-hutan pedalaman daerah Langkat. Pohon ini menyerupai pohon langsat, tetapi rasa buahnya pahit dan kelat. Oleh karena pusat kerajaan Langkat berada di sekitar


(34)

Sungai Langkat, maka kerajaan ini akhirnya populer dengan nama Kerajaan Langkat Tentang asal mula Kerajaan Langkat berdasarkan tambo Langkat mengatakan bahwa nama leluhur dinasti Langkat yang terjauh diketahui ialah Dewa Syahdan yang hidup kira-kira tahun 1500 sampai 1580. Dewa syahdan digantikan oleh puteranya, Dewa Sakti yang memerintah kira-kira tahun 1580 sampai 1612. Dewa Sakti selanjutnya digantikan oleh Sultan Abdullah yang lebih dikenal dengan nama Marhum Guri.

Selanjutnya tambo Langkat mengatakan bahwa yang menggantikan Marhum Guri adalah puteranya Raja Kahar (± 1673). Raja Kahar adalah pendiri Kerajaan Langkat dan berzetel di Kota Dalam, daerah antara Stabat dengan Kampung Hinai kira-kira pertengahan abad ke-18. Berpedoman kepada tradisi dan kebiasaan masyarakat Melayu Langkat, maka dapatlah ditetapkan kapan Raja Kahar mendirikan Kota Dalam yang merupakan cikal bakal Kerajaan Langkat kemudian hari. Setelah menelusuri beberapa sumber dan dilakukan perhitungan, maka Raja Kahar mendirikan kerajaannya bertepatan tanggal 12 Rabiul Awal 1163 H, atau tanggal 17 Januari 1750.

Melalui seminar yang berlangsung di Stabat, pada tanggal 20 Juli 1994 atas kerjasama Tim Pemkab Langkat dengan sejumlah pakar dari jurusan sejarah Fakultas Sastra USU ,maka dapat menentukan Hari Jadi Kabupaten Langkat yaitu17Januari1750.Perkembangan selanjutnya Kota Binjai pernah jadi Ibukota Kabupaten Langkat hingga pada saat ini Kabupaten Langkat beribukota Stabat, dan berdasarkan Perda Nomor 11 tahun 1995 telah ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Langkat 17 Januari 1750, dengan Motto : ”Bersatu Sekata Berpadu Berjaya”.


(35)

Kabupaten Langkat merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Jarak rata-ratanya dari Kota Medan sekitar 60 km ke arah barat laut, dan berbatasan langsung dengan Propinsi Nangroe Aceh Darussalam. Kabupaten Langkat beribukota di Stabat.

Wilayah Kabupaten Langkat terdiri dari 23 kecamatan yang tersebar di dalam 3 wilayah yaitu Wilayah :

I : Langkat Hulu Wilayah II : Langkat Hilir dan Wilayah

III : Teluk Haru.Kecamatan kecamatan yang terdapat di Kabupaten Langkat : I. Wilayah Langkat Hulu meliputi :

1. Kuala 2. SeiBingai 3. Salapian 4. Bahorok 5. Serapit 6. Kutambaru 7. Selesai 8. Binjai

II. Wilayah Langkat Hilir, meliputi: 1. Stabat

2. Wampu 3. Secanggang


(36)

4. Hinai

5. PadangTualang 6. Batang Serangan 7. Sawit Seberang 8. TanjungPura

III.Wilayah III Teluk Haru, meliputi : 1. Babalan

2. Gebang 3. BrandanBarat 4. SeiLepan 5. PangkalanSusu 6. Besitang 7. Pematang Jaya

3.2 Visi dan Misi Kabupaten Langkat

Kabupaten Langkat memiliki visi dan misi yaitu : Visi :

"Terwujudnya masyarakat Kabupaten Langkat yang religius, maju, dinamis, sejahtera dan mandiri"

Misi :

1. Menyuguhkan kehidupan beragama yang rukun, toleran dan penuh kesejukan, memelihara serta mengembangkan budaya dan kearifan.


(37)

2. Melaksanakan reformasi dengan sungguh-sungguh melalui penyelenggaraan pemerintahan dengan aparatur yang bersih, berorientasi kepada pelayanan publik,serta penggunaan anggaran yang pro publik.

3. Memfokuskan kepada pembangunan nyata perekonomisan masyarakat berbasis agro indusrtri pertanian dan bahari serta industri strategis lainnya yang berwawasan lingkungan.

4. Memecah stagnasi pembangunan dengan mengakselerasi secara cerdas pencapaian kesejahteraan masyarakat di bidang daya beli, kualitas pendidikan dan kesehatan.

5. Menumbuhkan investasi yang mampu secara langsung mengangkat perekonomian dan kesejahteraan rakyat.

6. Memperkuat pemberdayaan perempuan dalam pembangunan sosial politik, kesejahteraan sosial dan perlindungan terhadap anak.

7. Memperkokoh kualitas demokrasai dengan edukasi politik dan menyertakan partisipasi masyarakat dalam pembangunan politik.

3.3 Kondisi Wilayah

1. Geografi Daerah Kabupaten Langkat terletak pada 3º14’ dan 4º13’ lintang utara, serta 93º51’ dan 98º45’ Bujur Timur dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah Utara berbatas dengan selat Malaka dan Prop. D.I.Aceh b. Sebelah Selatan berbatas dengan Dati II Karo.

c. Sebelah Timur berbatas dengan Dati II Deli Serdang

d. Sebelah Barat berbatas dengan Dati D.I Aceh (Aceh Tengah)


(38)

2. Topografi Daerah Tingkat II Langkat dibedkan atas 3 bagian a. Pesisir Pantai dengan ketinggian 0 - 4 m diatas permukaan laut b. Dataran rendah dengan ketinggian 0 - 30 m diatas permukaan laut c. Dataran Tinggi dengan ketinggian 30 - 1200 m diatas permukaan laut 3. Jenis - jenis Tanah

a. Sepanjang pantai terdiri dari jenis tanah ALLUVIAL, yang sesuai untuk jenis tanaman pertanian pangan.

b. Dataran rendah dengan jenis tanah GLEI HUMUS rendah, Hydromofil kelabu dan plarosal.

c. Dataran tinggi jenis tanah podsolid berwarna merah kuning.

4. Aliran Sungai Daerah Kab. Langkat dialiri oleh 26 sungai besar dan kecil, melalui kecamatan dan desa-desa, diantara sungai-sungai tersebut adalah : Sungai Wampu, Sungai Batang Serangan, Sungai Lepan, Sungai Besitang dan lain-lain. Secara umum sungai-sungai tersebut dimanfaatkan untuk pengairan, perhubungan dan lain-lain.

5. Wisata di daerah Kab. Langkat terdapat taman wisata Bukit Lawang sebagai obyek wisata, Taman Bukit Lawang ini terletak dikaki Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) dengan udara sejuk oleh hujan trofis, dibukit Lawang ini terdapat lokasi rehabilitasi orang hutan (mawas) yang dikelola oleh WNF Taman Nasional gunung Leuser merupakan asset Nasional terdapat berbagai satwa yang dilindungi seperti: Badak Sumatera, Rusa, Kijang, Burung Kuau, siamiang juga terdapat tidak kurang dari 320 jenis burung, 176 binatang menyusui, 194 binatang melata,


(39)

52 jenis ampibi serta 3500 jenis species tumbuh-tumbuhan serta yang paling menarik adalah bunga raflesia yang terbesar di dunia.

6. Industri dan Pertambangan Daerah Kab. Langkat adalah satu-satunya di Sumatera Utara yang mempunyai tambang minyak yang dikelola oleh Pertamina dan berada di kota Pangkalan Brandan.

3.4 Transportasi

Sarana transportasi di dalam Kabupaten Langkat terutama adalah becak mesin roda tiga dan mobil angkutan umum yang disebut mekar bila ingin ke ke Tanjung Pura dari Stabat. Untuk transportasi ke luar kota yang jauh seperti Medan dan Banda Aceh dapat menggunakan kendaraan lintas sumatra atau kendaraan antar pulau seperti Bus dan yang lainnya Sampai dengan tahun 2010, prasarana jalan di Kota Tanjung Pura terdiri dari : Jalan aspal, Jalan kerikil, Jalan tanah, Jalan perairan. Telekomunikasi Kota Tanjung Pura dengan kode pos 20853, saat ini hanya mempunyai satu kantor pos induk.


(40)

PENGEMBANGAN MESJID AZIZI SEBAGAI DAYA TARIK WISATA DI KABUPATEN LANGKAT

4.1 Gambaran Umum Mesjid Azizi di Kabupaten Langkat

Mesjid Raya Azizi yang terletak di Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat merupakan salah satu mesjid tertua di Sumatra Utara. Mesjid ini merupakan peninggalan Kesultanan Langkat. Seperti apa kondisinya kini?

Mesjid yang dibangun tahun 1320 Hijriyah atau 1902 Masehi berjarak sekitar 20 km dari Ibu Kota Kabupaten Langkat, atau 100 km dari Kota Medan, ibu kota Provinsi Sumatra Utara.

Mesjid tersebut berada persis di tepi jalan raya Lintas Sumatra yang menghubungkan Sumatra Utara dengan Nanggroe Aceh Darussalam. Bagi wisatawan yang datang dari Aceh hendak berlibur ke Kota Medan, atau sebaliknya, dapat berhenti sejenak melihat mesjid tersebut.

Mesjid Azizi yang berdiri di atas tanah seluas 18.000 meter persegi ini dibangun pada masa Kesultanan Langkat di bawah kepemimpinan Sultan Langkat yang ke-7, yaitu Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah (1897-1927).

Mesjid ini kemudian dinamakan Mesjid Azizi, merujuk pada nama Sultan yang menggagas berdirinya mesjid tersebut. Di masa pemerintahan Sultan Langkat I yang bernama Tengku Musa, Mesjid ini juga digunakan sebagai pusat pemerintahan Kesultanan Langkat. Bangunan ini baru selesai setelah 18 bulan di masa Sultan Langkat II, Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah. Dulu, dari sinilah Sultan


(41)

Langkat membuat kebijakannya bersama tokoh-tokoh agama pada masa itu. Bangunan yang bercorak Melayu, Timur Tengah dan Tiongkok ini diarsiteki oleh warga berkebangsaan Jerman. Keterbukaan itu tercermin dari ornamen-ornamen mozaik dan batu pualam bernuansa ala Timur Tengah (Timteng), dikombinasikan dengan corak Melayu, Persia dan Tiongkok yang sangat kental. Nuansa arsitektur Tiongkok bisa dilihat dari menara yang menjulang di pelatarannya. Demikian juga pada pintunya, juga terdapat ukir-ukiran Tiongkok, mirip yang terdapat di kelenteng.

Dan bahan bangunannya pun didatangkan dari Penang Malysia, Thailand dan Italia. Untuk membawa material bangunan itu, Kesultanan Langkat menggunakan jasa angkutan kapal yang bermuatan 600 ton yang kala itu bisa disandarkan di Sungai Batang Serangan yang membelah Kota Tanjungpura. Namun saat ini, sungai itu sudah mulai menyempit dan tak dapat lagi dilalui kapal-kapal besar.

Bangunan utama Mesjid Azizi merupakan perpaduan arsitektur bercorak Timur Tengah dan India yang megah dengan banyaknya kubah. Ada lebih dari sembilan kubah kecil yang terdapat pada atapnya. Di bagian dalam masjid, terdapat ruangan berbentuk segi sembilan dengan sejumlah tiang yang menjulang langsung ke atas. Keanggunan dari mesjid tua ini bahkan lebih indah dari kediaman istana sang Sultan sendiri.

Dalam merancang bangunan mesjid, Sultan Abdul Aziz Djalil Rachmat Syah berupaya menanamkan konsep pembangunan dengan memadukan lima unsur kekuatan dalam masyarakat sebagai filosofi masyarakat Melayu, yaitu kekuatan


(42)

pemimpin (umara), ulama, cerdik pandai (zuamah), orang kaya (aghniya) dan kekuatan do’a orang miskin (fukara).

Lima unsur ini menjadi kakuatan utama yang menopang berdirinya mesjid, sehingga bangunan mesjid lebih bagus dari bangunan istana sultan Langkat. Dengan demikian, bangunan yang didirikan tersebut kokoh dan tahan dari segala cuaca. Hal ini lahir dari kearifan seorang pemimpin yang berupaya untuk melibatkan semua komponen masyarakat dalam membangun mesjid sebagai fasilitas untuk publik.

Semenjak berdirinya, lanjut Basyiruddin, mesjid ini pernah direnovasi beberapa kali, yaitu pada tahun 1929, 1936, 1967, 1981, dan terakhir pada tahun 1991.

Untuk pendanaan, sepenuhnya bersumber dari sumbangan dan swadaya masyarakat yang peduli dengan kelestarian mesjid yang merupakan aset sejarah Kabupaten Langkat ini. Semenjak tahun 1991 hingga 2008, tidak pernah lagi diadakan renovasi. Hal tersebut berkaitan dengan kondisi bangunan yang masih bagus dan pendanaan yang juga terbatas. Saat ini pengelola mesjid hanya sebatas melakukan pemeliharaan rutin, seperti pengecatan dinding-dinding mesjid, pergantian lampu penerangan yang sudah mulai mati, dan perawatan saluran air untuk kelancaran berwudhu bagi para jemaah.

Meski sudah tak seaktif dulu lagi, namun bangunan ini kerap membuat kagum para pengunjungnya. Karena keindahan arsitektur bangunannya yang komplit. Di dalam mesjid, replica tulisan kaligrafi ala Timur Tengah begitu kental dan motif serta menunjukan khas Malayu yang begitu kuat, dan sampai saat inipun, bangunan tua ini


(43)

tetap digemari oleh wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Tak jarang, turis asing yang ingin berwisata ke Aceh (NAD) terlebih dahulu singgah di mesjid ini. Apalagi, turis Malaysia yang sangat erat hubungannya dengan Kesultanan Langkat, setiap tahun sekali di masa Haul Tuan Guru Besilam, mereka selalu berkunjung ke mesjid ini untuk berwisata.

Sejak kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 lalu, Mesjid ini resmi dijadikan tempat ibadah tanpa memasukan unsur-unsur politis di dalamnya. Sejak Indonesia merdeka, bangunan ini resmi menjadi mesjid sampai sekarang.

4.1.1 Makam T Amir Hamzah

Saat kita memasuki gerbang pagar beton Mesjid Azizi dan berjalan sekitar belasan meter ke arah sebelah kiri, tampak menjulang gagah menara masjid setinggi sekitar 60-an meter. Mesjid ini berikut perkarangannya mampu menampung 2.000 orang jemaah. Sedangkan sebelah kanan terhampar halaman rumput luas yang di tengahnya terdapat empat makam pahlawan Langkat yang masih berdarah Sultan yaitu T Harun Azis Bin Sultan Abdul Aziz Abdul Djalil Rachmad Shah (wafat saat revolusi tahun 1946), T Abdurrahman (wafat 1909), T Soelaiman bin Tengku Syahruddin bin Tengku Al Haj Aminulah dibunuh saat huru-hara 1946 dan di sampingnya T Rusian bin T Ahmad Alfatiha. Sedangkan di halaman samping kanan mesjid juga terlihat kuburan sang pujangga “religius” sekaligus pahlawan bangsa terkenal, Tengku Amir Hamzah. Makam ini kondisinya cukup terawat. Tengku Amir Hamzah merupakan sastrawan angkatan Pujangga Baru yang dikenal lewat beragam karyanya antara lain Buah Rindu, Bhagawad Gita dan Nyanyi Sunyi. Selain dikenal 32


(44)

sebagai sastrawan Amir Hamzah juga dikenal sebagai ahli Sufi, yang bekas bekasnya bias dilihat dari banya karangannya. Di sebelah kiri kuburan keluarga T Amir Hamzah, kita pun melewati pagar tembok dan begitu memasuki sisi kanan mesjid, bersemayam tiga makam dari Kesultanan Langkat yang memerintah negeri Melayu. Mereka yaitu Tengku Sultan H Musa, Tengku Sultan Abdul Aziz dan Tengku Sultan Mahmud yang dikelilingi makam anak dan cucunya.Semua makam ini putih bersih bagaikan kapas dan sudah dipagar khusus.

4.1.2 Festival Azizi

Setiap tahun wafatnya (haul) Tuan Guru “Besilam Babussalam” Syeikh Abdul Wahab Rokan, tercatat pada penanggalan tahun Arab/Hijriyah, masjid ini berfungsi sebagai wisata religius umat Islam di seluruh tanah air bahkan umat Islam dari negara-negara Asia Tenggara, seperti, Malaysia, Singapura, Brunai Darussalam dan Thailand. Syeikh ini dikenal sebagai ulama yang menyebarkan “Tariqat Naqsabandiah” yang memilki pengikut tersebar dari Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Jambi hingga negara-negara di Asia Tenggara tersebut. Jatuhnya peringatan haulnya syeikh itu juga bertepatan dengan event/Festival Azizi yang rutin setiap tahunnya diselenggarakan di mesjid ini. Perlombaan-perlombaan pada festival ini seperti marhaban, berzanzi, azan, pemilihan da'i cilik, baca puisi religius juga pameran dan bazar. Disaksikan para pengunjung atau wisatawan dalam dan luar negeri yang tumpah ruah datang ke Kota Tanjungpura. Festival bernuansa Islami itu sebenarnya tidak ada hubungannya dengan Mesjid Azizi dan sejarahnya. Hanya karena bertempat di Mesjid Azizi, maka disebut Festival Azizi


(45)

Keanggunan dan keindahan Mesjid Azizi ini memang tak diragukan lagi. Pelancong dari berbagai negara menjadikan Mesjid Azizi sebagai tempat wisata rohani. Sayang keberadaan mesjid ini masih belum mendapat perhatian serius dari pemerintah. Seperti dikatakan Bahrum, pihak kenaziran berharap pemerintah Kabupaten Langkat diharapkan dapat merenovasi kembali mesjid berusia lebih seratus tahun ini.

Menurut rumor yang beredar di sekitar, bahwa ada Bantuan terakhir yang diterima kenaziran dari Pemkab Langkat lima tahun lalu. Jumlahnya Rp 200 juta untuk pengecatan dan perbaikan Mesjid Azizi , namun sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan direalisasikan. Kepala Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat saat itu H Abdul Aziz mengakui sampai saat ini, Pemkab belum berencana memberi bantuan perawatan pada Mesjid Azizi. Menurut Aziz, sejak tahun 1981 hingga 2005 sejumlah bantuan telah diterima baik dari Pemkab, Pemprovsu dan Pemerintah Pusat maupun donatur lainnya.

Sejauh ini memang belum ada rencana untuk merenovasi bangunan mesjid. Karena kami menilai kondisi mesjid utama masih bagus. Penerangan baik di dalam maupun di luar mesjid sudah cukup. Perpustakaan dan tempat parkir masih terawat.

Menilik Sejarah dan kisah yang menyertainya, seharusnya bangunan tua nan megah itu tidak cukup hanya dikagumi. Atau sekadar menjadi tempat yang dibanggakan tanpa dimaknai apa-apa. Hendaknya, bangunan Mesjid Azizi mampu menjadi contoh bagaimana berbagai perbedaan budaya bisa hidup berdampingan dengan tenang, bahkan saling menguatkan.


(46)

4.2 Upaya dan Usaha Pengembangan Mesjid Azizi di Kabupaten Langkat

Membicarakan peningkatan pariwisata juga harus melibatkan ketertiban dan keamanan masyarakat, perekonomian pengusaha kecil dan menengah di lokasi pariwisata, pelayanan publik oleh petugas PBB dan retribusi, dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Artinya upaya peningkatan pariwisata di Kabupaten Langkat juga berarti peningkatan pembangunan wilayah Kabupaten Langkat secara komprehensif.

Peningkatan pariwisata di Kabupaten Langkat sangat penting karena saat ini kontribusi pariwisata kepada PAD Langkat baru sekitar 1 %. Seperti diketahui, PAD Langkat (PBB dan retribusi) pada tahun 2008 mencapai Rp 23 milyar dan pada tahun 2009 diproyeksikan mencapai lebih dari Rp 31 milyar. Jadi 1% dari Rp. 31 milyar adalah sekitar Rp 31 juta. Itu adalah jumlah yang sangat sedikit.Namun penulis berpendapat,walaupun jumlah yang diterima Pemkab Langkat relatif masih sedikit, masyarakat sekitar 22 lokasi pariwisata di Kabupaten Langkat banyak berperan dan memperoleh keuntungan finansial dari kegiatan-kegiatan pariwisata yang ada lewat penyediaan jasa transportasi, penginapan, penjualan souvenirm, restoran, kedai, dan penyediaan barang dan jasa lainnya.Di tingkat dunia, pariwisata adalah salah satu industri terbesar dunia dan paling cepat pertumbuhannya. Menurut World Trade Organisation (WTO), dalam 50 tahun terakhir pariwisata dunia hanya pernah turun dua kali, yakni pada tahun 1982 ketika terjadi krisis minyak dan pada tahun 2001 ketika terjadi serangan terhadap gedung WTC di New York dan wabah penyakit kuku dan mulut sapi di Eropa Utara. WTO meramalkan pada tahun 2020 wisatawan dunia


(47)

akan mencapai 1,5 milyar orang. Keinginan untuk mendorong perkembangan dunia pariwisata Langkat terus bergulir dari berbagai pihak, termasuk dari insan pers yang mengemukakan harapannya terhadap potensi pariwisata di Kabupaten Langkat.

Insan pers turut menyampaikan masukannya terkait prioritas pembangunan dunia pariwisata sekaligus komitmennya untuk membantu promosi wisata yang telah ada maupun yang akan digali nantinya.

Pernyataan tersebut mengemuka saat dilakukan kegiatan temu pers menyangkut program dan pelaksanaan kegiatan Kantor Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Langkat bertempat di Press Room.

Ketua Bakohumas Langkat Drs. Sura Ukur yang juga Asisten Adm Umum Setdakab Langkat dalam penyampaiannya mengakui masih banyak hal-hal yang perlu dimaksimalkan dalam mengelola dunia pariwisata.

Dikatakannya, koordinasi yang efektif dalam pengelolaan di zona-zona wisata perlu mendapat prioritas penting. Dirinya juga mengharapkan agar kebijakan khusus terhadap zona wisata yang memiliki kewenangan lintas sektoral perlu mendapat kajian khusus.

Sementara itu Kepala Kebudayaan dan Pariwisata melalui Kasi Pengembangan dan Sarana Wisata Puan Meirina Mtd,SS,.MSi memaparkan sejumlah kebijakan dan prioritas pengembangan dunia pariwisata di Langkat.

Dikatakannya, objek wisata Bukit Lawang di Kecamatan Bahorok, dengan penangkaran Orang Utan masih menjadi primadona wisata di Langkat, selain


(48)

kawasan Eko wisata Tangkahan di Kecamatan Batang Serangan maupun jelajah lintas arung jeram di Kecamatan Kutambaru.

Dalam kegiatan yang dipandu Kepala bagian Humas Syahrizal, kembali Puan mengharapkan agar pengembangan pariwisata ini dapat di lakukan secara terpadu mengingat berbagai sektor terlibat dalam pengelolaan suatu objek wisata.

Peningkatan pariwisata tak bisa dilepaskan dari promosi. Negara-negara lain dan agen-agen pariwisata menghabiskan jutaan dolar untuk promosi pariwisata.Di tingkat nasional, pemerintah Indonesia terus berpromosi, seperti Visit Indonesia 2009, dan lainnya.

Sumut Expo III 2009 di Jakarta baru-baru ini juga tak lepas dari usaha pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Penyebaran brosur, berita dari mulut ke mulut, dan internet adalah juga teknik-teknik promosi yang tak bisa ditinggalkan.

Pada Mesjid Azizi penulis melihat semua upaya itu telah dilakukan, baik oleh pemerintah Kabupaten Langkat maupun oleh pengusaha-pengusaha pariwisatanya. Namun, frekwensi dan kualitasnyan mesti terus ditingkatkan, khususnya lewat media internet yang kini telah menjadi media produktif untuk menarik para wisatawan untuk berkunjung ke sebuah lokasi pariwisata.

Untuk meningkatkan pembangunan dan pengembangan Mesjid Azizi, maka perlu diperhatikan

1. Pembinaan Produk Wisata

Ini merupakan usaha untuk meningkatkan mutu maupun pelayanan dari berbagai unsur produk wisata, seperti jasa penginapan, jasa angkutan wisata, jasa


(49)

hiburan, jasa perjalanan, dan lain sebagainya. Pembinaan tersebut dapat berupa kombinasi usaha-usaha seperti pendidikan, dan latihan pengaturan dan pengarahan dari pemerintah, pemberian rangsangan dengan kondisi persaingan sehat untuk meningkatkan mutu produk dan pelayanan.

2. Pemasaran

Mengingat saat ini dalam usaha pariwisata, persaingan sudah saat tinggi maka usaha pemasaran sangat perlu dilakukan untuk menarik minat pembeli. Pemasaran pariwisata merupakan hal yang komplek karena produk pariwisata memiliki cirri khas tersendiri dibandingkan produk barang atau jasa lainnya karena produk wisata menjual jasa-jasa wisata yang sangat dibutuhkan masyarakat, sehingga untuk memperkenalkan produk wisata itu harus dilakukan pemasaran yang objektif dimana pihak-pihak yang terkaiti harus ada kerja sama di dalamnya, walaupun tidak jarang terjadi persaingan tidak sehat.

3. Pembinaan masyarakat

Kunci keberhasilan dalam pengembangan pariwisata adalah bagaimana pembinaan produk wisata dan bagaimana pembinaan masyarakat sadar wisata khususnya di Kabupaten Langkat itu sendiri. Penggalakan kerja sama itu dapat berupa kegiatan-kegiatan masyarakat baik secara langsung maupun secara tidak langsung seperti, menggalakan kegiatan pembersihan, pemeliharaan lingkungan bersih dan sehat, sehingga nilai-nilai keindahan, serta meningkatkan keramahtamahan masyarakat setempat yang dapat bermanfaat bagi pembangunan masyarakat daerah sendiri dan kepariwisataan di Kabupaten Langkat. Untuk mencapai tujuan masyarakat


(50)

sadar wisata ini dapat diupayakan melalui media penerangan dan penyuluhan maupun kegiatan lainnya.

4. Pendidikan dan Penelitian.

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat merupakan usaha yang dilakukan secara terus-menerus agar dapat dan mampu daya saing terhadap pariwisata lainnya baik dari pelayanan, atraksi, maupun penataan objek wisata, sehingga dapat menyesuaikan dengan keinginan dan selera wisatawan secara positif. Penelitian dalam hal ini merupakan peranan penting dan mutlak karena penelitian merupakan upaya penting agar pembinaan pariwisata di Masjid Azizi dapat mencapai sasaran, sebelum dilakukan pembangunan-pembangunan pariwisata. Sehingga pada akhirnya jasa pelayanan yang diberikan dapat memuaskan wisatawan dan pemasaran pariwisata dapat terarah.Di samping penelitian, pendidikan merupakan kunci dalam pengembangan pariwisata seperti industri pariwisata yang sangat membutuhkan karyawan yang terampil sesuai dengan perkembangan pariwisata itu sendiri. Tanpa pendidikan tidak mungkin dapat terbina karyawan yang terampil dan mampu menangani industri pariwisata dengan baik. Pengembangan kepariwisataan banyak membawa manfaat dan keuntungan, oleh karena itu dalam Garis-garis Basar Haluan Negara (GBHN) 1993, dinyatakan bahwa, pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sector andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sector lain yang terkait. Sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan Negara serta


(51)

penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayungan berbagai potensi Kepariwisataan Nasional.

Pengembangan kepariwisataan merupakan kegiatan lintas sektoral. Dengan demikian suksesnya pembangunan kepariwisataan nasional sangat ditentukan oleh adanya dukungan dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat lainnya. Dalam rangka usaha memperoleh dukungan dan pariwisat aktif seluruh lapisan masyarakat. Diperlukan penyebaran informasi tentang penting artinya pengembangan kepariwisataan yang dilakukan secara berkesinambungan atau berkelanjutan. Agar masyarakat luas dapat lebih berperan serta dalam pengembangan kepariwisataan, maka msyarakat perlu lebih memahami apa yang dimaksud dengan wisata, pariwisata, kepariwisataan dan wisatawan. Selanjutnya manfaat dan kepentingannya bagaimana pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peranan dan serta yang diharapkan dari masyarakat luas.

4.3 Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Masyarakat Setempat

Pariwisata meliputi bermacam-mcam sarana seperti bangunan hotel, kolam renang, lapangan golf, jalan dan lain sebagainya serta kegiatan wisatawan sendiri yang beraneka ragam, baik yang dilakukan hotel, di pantai, di gedung perjudian, di restaurant, di jalan-jalan dan sebagainya. Semua sarana dan kegiatan itu menimbulkan perubahan-perubahan berbagai bidang di daerah yang bersangkutan. Kehadiran wisatawan di tempat umum kelihatan sangat mencolok karena berbeda dengan kebiasaan masyarakat setempat.


(52)

Dengan adanya pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata, maka selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak yang menguntungkan yang ditimbulkan oleh pariwisata menurut seorang penulis pariwisata terkenal,

M. Peters, dirangkum menjadi lima butir, yang dirumuskan oleh Bryden (1973 :

72) dirumuskan sebagai berikut :

1. Menyumbang kepada neraca pembayaran sebagai hasil valuta keras. 2. Menyebarkan pembangunan ke daerah-daerah non industri.

3. Menciptakan kesempatan kerja.

4. Dampak pada pembangunan ekonomi pada umumnya melalui dampak pengandaan multiplier effect.

5. Keuntungan sosial yang timbul karena perhatian rakyat pada umumnya terhadap masalah-masalah dunia bertambah luas dan karena adanya pemahaman baru tentang orang asing dan selera asing.

W. Hunziker (dalam Yoeti, 1961) seseorang penulis pariwisata mengemukakan, pariwisata juga membantu menjembatani jarak dan menghilangkan perbedaan karena saling mempertemukan bangsa-bangsa serta adanya kontak antara orang-orang dari berbagai bahasa, ras, kepercayaan, tingkat perekonomian, dan paham politik sehingga dapat memelihara dan mempertahankan hubungan internasional yang baik. Kontak sosial yang terjadi juga memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk saling mengenal kebudayaan masing-masing dalam batas tertentu dan mengenal sikap dasar dalam pergaulan.


(53)

Selain itu keuntungan ekonomis bagi masyarakat yang melayani kebutuhan wisatawan akan memperoleh uang.

Selain dampak menguntungkan, dampak merugikan juga ditmbulkan oleh pariwisata khususnya bagi masyarakat daerah setempat, yaitu :

1. Menimbulkan iri hati dan kecemburuan sosial masyarakat terhadap wisatawan 2. Umumnya masyarakat meniru kebiasaan wisatawan seperti kecanduan

narkotika, prilaku sex bebas yang dapat mengakibatkan terjangkit penyakit AIDS dan sebagainya.

Pergeseran nilai budaya seperti perubahan gaya hidup masyarakat juga dapat mempengaruhi segala bentuk nilai yang ada dalam ajaran budaya sekitar.


(54)

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Mesjid Azizi merupakan salah satu objek wisata yang diandalkan di Kabupaten Langkat karena memiliki kemegahan dan keunikan tersendiri pada bangunannya. Tetapi objek wisata ini belum mengalami pengembangan yang maksimal baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Hal yang membuat sulitnya pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat sekitar yang mau beribadah dan membuat mesjid ini menjadi tempat ibadah sekaligus menjadi objek wisata dan bersedia mensukseskan serta mendukung dalam pengembangan wisatanya. Mesjid Azizi dapat menjadi tempat objek wisata yang merupakan tempat ibadah yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan mengunjungi daerah langkat. Apabila Mesjid Azizi di daerah langkat ini berkembang dengan baik maka akan dapat menghasilkan biaya untuk perkembangan pembangunan maupun sarana yang lebih baik di daerah Kabupaten Langkat.

5.2Saran

Diharapkan adanya pengupayaan yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesadaran wisata pada masyarakat di Kabupaten Langkat dan kerja sama yang baik antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat setempat dalam mengembangkan objek wisata di Kabupaten Langkat untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisataan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.


(55)

DAFTAR PUSTAKA

Akhir Pekan di Sumatera Utara, 2007. Femina

Inside Sumatera, 2008. Tourism and Lifestyle Magazine

Nainggolan, Radjoki. Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya. Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pranya Paramita.

Samsuridjal. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumbar Widya. Yoeti, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.


(1)

sadar wisata ini dapat diupayakan melalui media penerangan dan penyuluhan maupun kegiatan lainnya.

4. Pendidikan dan Penelitian.

Pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat merupakan usaha yang dilakukan secara terus-menerus agar dapat dan mampu daya saing terhadap pariwisata lainnya baik dari pelayanan, atraksi, maupun penataan objek wisata, sehingga dapat menyesuaikan dengan keinginan dan selera wisatawan secara positif. Penelitian dalam hal ini merupakan peranan penting dan mutlak karena penelitian merupakan upaya penting agar pembinaan pariwisata di Masjid Azizi dapat mencapai sasaran, sebelum dilakukan pembangunan-pembangunan pariwisata. Sehingga pada akhirnya jasa pelayanan yang diberikan dapat memuaskan wisatawan dan pemasaran pariwisata dapat terarah.Di samping penelitian, pendidikan merupakan kunci dalam pengembangan pariwisata seperti industri pariwisata yang sangat membutuhkan karyawan yang terampil sesuai dengan perkembangan pariwisata itu sendiri. Tanpa pendidikan tidak mungkin dapat terbina karyawan yang terampil dan mampu menangani industri pariwisata dengan baik. Pengembangan kepariwisataan banyak membawa manfaat dan keuntungan, oleh karena itu dalam Garis-garis Basar Haluan Negara (GBHN) 1993, dinyatakan bahwa, pembangunan kepariwisataan diarahkan pada peningkatan pariwisata menjadi sector andalan yang mampu mengalahkan kegiatan ekonomi, termasuk kegiatan sector lain yang terkait. Sehingga lapangan kerja, pendapatan masyarakat, pendapatan daerah dan pendapatan Negara serta


(2)

penerimaan devisa meningkat melalui upaya pengembangan dan pendayungan berbagai potensi Kepariwisataan Nasional.

Pengembangan kepariwisataan merupakan kegiatan lintas sektoral. Dengan demikian suksesnya pembangunan kepariwisataan nasional sangat ditentukan oleh adanya dukungan dan partisipasi aktif seluruh lapisan masyarakat. Baik pemerintah, pihak swasta, maupun masyarakat lainnya. Dalam rangka usaha memperoleh dukungan dan pariwisat aktif seluruh lapisan masyarakat. Diperlukan penyebaran informasi tentang penting artinya pengembangan kepariwisataan yang dilakukan secara berkesinambungan atau berkelanjutan. Agar masyarakat luas dapat lebih berperan serta dalam pengembangan kepariwisataan, maka msyarakat perlu lebih memahami apa yang dimaksud dengan wisata, pariwisata, kepariwisataan dan wisatawan. Selanjutnya manfaat dan kepentingannya bagaimana pariwisata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan peranan dan serta yang diharapkan dari masyarakat luas.

4.3 Dampak Pengembangan Pariwisata Terhadap Masyarakat Setempat

Pariwisata meliputi bermacam-mcam sarana seperti bangunan hotel, kolam renang, lapangan golf, jalan dan lain sebagainya serta kegiatan wisatawan sendiri yang beraneka ragam, baik yang dilakukan hotel, di pantai, di gedung perjudian, di restaurant, di jalan-jalan dan sebagainya. Semua sarana dan kegiatan itu menimbulkan perubahan-perubahan berbagai bidang di daerah yang bersangkutan. Kehadiran wisatawan di tempat umum kelihatan sangat mencolok karena berbeda dengan kebiasaan masyarakat setempat.


(3)

Dengan adanya pengembangan pariwisata di suatu daerah tujuan wisata, maka selain menimbulkan dampak positif juga menimbulkan dampak negatif. Beberapa dampak yang menguntungkan yang ditimbulkan oleh pariwisata menurut seorang penulis pariwisata terkenal,

M. Peters, dirangkum menjadi lima butir, yang dirumuskan oleh Bryden (1973 : 72) dirumuskan sebagai berikut :

1. Menyumbang kepada neraca pembayaran sebagai hasil valuta keras. 2. Menyebarkan pembangunan ke daerah-daerah non industri.

3. Menciptakan kesempatan kerja.

4. Dampak pada pembangunan ekonomi pada umumnya melalui dampak pengandaan multiplier effect.

5. Keuntungan sosial yang timbul karena perhatian rakyat pada umumnya terhadap masalah-masalah dunia bertambah luas dan karena adanya pemahaman baru tentang orang asing dan selera asing.

W. Hunziker (dalam Yoeti, 1961) seseorang penulis pariwisata mengemukakan, pariwisata juga membantu menjembatani jarak dan menghilangkan perbedaan karena saling mempertemukan bangsa-bangsa serta adanya kontak antara orang-orang dari berbagai bahasa, ras, kepercayaan, tingkat perekonomian, dan paham politik sehingga dapat memelihara dan mempertahankan hubungan internasional yang baik. Kontak sosial yang terjadi juga memberikan kesempatan kepada kedua belah pihak untuk saling mengenal kebudayaan masing-masing dalam batas tertentu dan mengenal sikap dasar dalam pergaulan.


(4)

Selain itu keuntungan ekonomis bagi masyarakat yang melayani kebutuhan wisatawan akan memperoleh uang.

Selain dampak menguntungkan, dampak merugikan juga ditmbulkan oleh pariwisata khususnya bagi masyarakat daerah setempat, yaitu :

1. Menimbulkan iri hati dan kecemburuan sosial masyarakat terhadap wisatawan 2. Umumnya masyarakat meniru kebiasaan wisatawan seperti kecanduan

narkotika, prilaku sex bebas yang dapat mengakibatkan terjangkit penyakit AIDS dan sebagainya.

Pergeseran nilai budaya seperti perubahan gaya hidup masyarakat juga dapat mempengaruhi segala bentuk nilai yang ada dalam ajaran budaya sekitar.


(5)

PENUTUP

5.1Kesimpulan

Mesjid Azizi merupakan salah satu objek wisata yang diandalkan di Kabupaten Langkat karena memiliki kemegahan dan keunikan tersendiri pada bangunannya. Tetapi objek wisata ini belum mengalami pengembangan yang maksimal baik dari pemerintah maupun dari pihak swasta. Hal yang membuat sulitnya pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat adalah kurangnya kesadaran dari masyarakat sekitar yang mau beribadah dan membuat mesjid ini menjadi tempat ibadah sekaligus menjadi objek wisata dan bersedia mensukseskan serta mendukung dalam pengembangan wisatanya. Mesjid Azizi dapat menjadi tempat objek wisata yang merupakan tempat ibadah yang mempunyai daya tarik bagi wisatawan mengunjungi daerah langkat. Apabila Mesjid Azizi di daerah langkat ini berkembang dengan baik maka akan dapat menghasilkan biaya untuk perkembangan pembangunan maupun sarana yang lebih baik di daerah Kabupaten Langkat.

5.2Saran

Diharapkan adanya pengupayaan yang dilakukan oleh pemerintah dalam meningkatkan kesadaran wisata pada masyarakat di Kabupaten Langkat dan kerja sama yang baik antara pemerintah, pihak swasta dan masyarakat setempat dalam mengembangkan objek wisata di Kabupaten Langkat untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisataan baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Akhir Pekan di Sumatera Utara, 2007. Femina

Inside Sumatera, 2008. Tourism and Lifestyle Magazine

Nainggolan, Radjoki. Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya. Pendit, Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. Jakarta: Pranya Paramita.

Samsuridjal. 1997. Peluang di Bidang Pariwisata. Jakarta: Mutiara Sumbar Widya. Yoeti, Oka A. 1985. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung: Angkasa.