Analisis Daya Dukung Lingkungan Perairan Terhadap Daya Tarik Wisata di Kecamatan Ajibata Kabupaten Toba Samosir

6

TINJAUAN PUSTAKA
Danau
Defenisi Danau
Perairan tergenang diklasifikasikan menjadi dua kelompok utama, yaitu
badan air tergenang (standing waters atau lentik) dan badan air mengalir (flowing
waters atau lotik). Perairan tergenang meliputi danau, kolam, waduk (reservior),
rawa (wetland), dan sebagainya (Effendi, 2003).
Perairan pedalaman (inland water) diistilahkan untuk semua badan air
(water body) yang ada di daratan. Air pada perairan pedalaman pada umumnya
tawar meskipun ada beberapa badan air yang airnya asin. Dalam ilmu perairan
(hidrologi) dikenal adanya dua macam perairan pedalaman yaitu perairan
mengalir (lotik water) dan perairan tergenang (lentik water). Danau merupakan
salah satu contoh perairan terganang selain rawa, situ, waduk, telaga, embung dan
lainnya (Bratadiredja, 2010).
Menurut Mulyawan (2013), danau memiliki perbedaan ukuran dan
kedalaman, tergantung pada cara terbentuknya, seperti di bawah ini:
1.

Danau yang disebabkan oleh pengikisan

a.

Danau gletser, terbentuk bila gletser dan lembaran es mengeruk
permukaan bumi dan membentuk ceruk. Kemudian ceruk ini terisi air
dan membentuk danau.

b.

Danau lekukan gurun, terbentuk didaerah kering tempat angin
menghasilkan lekukan. Bila dasar lekuk tersebut mencapai muka air
tanah, maka terbentuklah sebuah danau.

2.

Danau yang disebabkan oleh kegiatan vulkanik

Universitas Sumatera Utara

7


a. Danau kaldera, terbentuk bila didalam kaldera atau bagian tengah gunung
berapi yang runtuh terkumpul air. Danau ini umumnya bulat dan dalam.
Danau Toba di Sumatera adalah suatu danau kaldera.
b. Danau kawah, terbentuk bila dalam kawah, atau lubang bulat mirip corong
dipuncak gunung berapi terkumpul air. Contohnya ialah danau kawah
Oregon (Amerika Serikat)
c. Danau bendungan lava, terbentuk bila aliran lava gunung berapi
menyumbat lembah sungai dan menyebabkan terbentuknya danau.
Contohnya adalah laut Galilea di Timur Tengah.
3.

Danau yang dihasilkan oleh gerakan bumi
a. Danau sesar, terjadi jika pergeseran di kerak bumi, maka terbentuklah
lekukan atau lembah retak yang kemudian dapat menjadi danau.
Contohnya ialah Danau Malawi di Lembah Retakan Afrika Timur.

4.

Danau yang dihasilkan oleh sungai dan laut
a. Danau tapal kuda, dihasilkan bila sungai yang berkelok-kelok melintasi

daratan mengambil jalan pintas dan meninggalkan potongan-potongan
yang akhirnya membentuk danau tepal kuda.
b.

Danau delta, terbentuk di sepanjang pantai yang arus pantainya
mengendapkan pasir dan membentuk gosong pasir. Akhirnya, gosong
pasir itu sama sekali memisahkan sebagian kecil laut, dan dengan
demikian membentuk laguna. Delta-delta terbesar di dunia mempunyai
danau delta atau laguna.

Universitas Sumatera Utara

8

Karakteristik Danau
Menurut Bratadiredja (2010) karakteristik dasar ekosistem perairan
tergenang yaitu memiliki arus yang tenang (atau bahkan tidak ada arus),
organismenya tidak membutuhkan adaptasi khusus, ada stratifikasi suhu (khusus
perairan terganang dengan kedalaman lebih dari 100 meter), ada stratifikasi kolom
air (pada perairan dalam), substrat dasar umumya berupa lumpur halus. Dan

menurut Effendi (2003), perairan tergenang (lentik), khususnya danau, biasanya
mengalami stratifikasi secara vertikal akibat perbedaan intensitas cahaya dan
perbedaan suhu pada kolom air yang terjadi secara vertikal.
Danau Toba termasuk perairan lentik (lentic water), atau disebut juga
perairan tenang. Danau Toba merupakan suatu perairan yang banyak
dimanfaatkan oleh beberapa sektor seperti pertanian, perikanan, pariwisata,
perhubungan laut, dan juga merupakan sumber air minum bagi masyarakat di
kawasan Danau Toba (Silalahi, 2009).
Berbagai aktivitas seperti budidaya, industri, aktivitas rumah tanggga dan
lainnya yang dilakukan disekitar perairan dapat mengakibatkan penurunan
kualitas perairan, termasuk perairan danau menurut Bratadiredja (2010) dalam
ilmu lingkungan (ecology), badan air danau termasuk perairan dengan ekosistem
terbuka (open system) yaitu perairan yang sangat terpengaruh oleh keadaan
lingkungan sekitarnya.
Kegiatan masyarakat/penduduk di ekosistem kawasan Danau Toba baik
berada langsung ditepi pantai maupun di daratan mempengaruhi kualitas air
danau. Kegiatan pertanian, peternakan, industri, perhotelan memberikan limbah
padat maupun cair. Disisi lain kegiatan transportasi air, keramba jaring apung juga

Universitas Sumatera Utara


9

secara langsung berdampak negatif terhadap kualitas air. Kegiatan ini berperan
meningkatkan kadar BOD dan COD di perairan akibatnya kadar DO menurun
(Silalahi, 2009).

Daerah Tujuan Wisata
Menurut Rahmawati (2009), dalam Paramitha (2012), ada beberapa jenis
pariwisata yang sudah dikenal, antara lain:
a.

Wisata bahari, yaitu wisata yang banyak dikaitkan dengan danau, pantai atau
laut.

b.

Wisata cagar alam, yaitu jenis wisata yang biasanya diselenggarakan oleh
agen atau bio perjalanan yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur
wisata ke tempat atau daerah cagar alam, tam lindung, hutan daerah

perbukitan dan sebagainya yang kelestariannya dilindungi oleh undangundang.

c.

Wisata olahraga, yaitu wisatawan-wisatawan yang melakukan perjalanan
dengan tujuan berolahraga atau memang sengaja bermaksud mengambil
bagian aktif dalam pesta olahraga disuatu tempat atau Negara.

d.

Wisata komersial, yaitu termasuk perjalanan untuk mengunjungi pameranpameran dan pekan raya yang bersifat komersial, seperti pameran industri,
pameran dagang dan sebagainya.

e.

Wisata kesehatan, yaitu perjalanan seseorang wisatawan dengan tujuan untuk
menukarkan keadaan dan lingkungan tempat sehari-hari dimana ia tinggal
demi kepentingan beristirahat baginya dalam arti jasmani dan rohani

Universitas Sumatera Utara


10

f.

Wisata industri, yaitu perjalanan yang dilakukan oleh rombongan pelajar atau
mahasiswa, atau orang-orang awam kesuatu kompleks atau daerah
perindustrian, dengan maksud dan tujuan untuk mengadakan peninjauan atau
penelitian.

g.

Wisata bulan madu, yaitu suatu penyelenggaraan perjalanan bagi pasangan
pengantin baru yang ssedang berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus
dan tersendiri demi kenikmatan perjalanan.

h.

Wisata budaya, yaitu perjalanan yang dilakukan atas dasar keinginan untuk
memperluas pandangan hidup seseorang dengan cara mengadakan kunjungan

ke tempat lain atau ke luar negeri, mempelajari sejarah masyarakat, keadaan
rakyat, kebiasaan dan adat istiadat mereka, cara hidup mereka, kebudayaan
dan seni mereka.
Danau dapat menjadi obyek wisata juga karena orang-orang dapat

menikmati aktivitas-aktivitas seperti memancing, berperahu, berenang atau
bahkan sekedar menikmati keindahan alam. Pemanfaatan danau sebagai obyek
wisata jelas akan memicu ekonomi masyarakat yang tinggal disekelilingnya. Akan
tetapi, pemanfaatan danau sebagai obyek wisata juga tentunya harus dilaksanakan
dengan pengelolaan yang baik dan terkendali karena jika danau rusak, otomasis
orang-orang tidak akan tertarik lagi mengunjunginya (Mulyawan, 2013).

Daya Tarik Wisata
Daya tarik adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan dan
nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan

Universitas Sumatera Utara

11


manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisata (Undang-undang
Republik Indonesia, 2009).
Menurut Samsuridjal dan Kaelany (1997) daerah-daerah, baik berupa
kampung, kota daerah, pulau, negara maupun benua, jika telah ramai dikunjungi
wisatawan, telah menjadi apa yang disebut tujuan wisata. Berhasilnya suatu
tempat berkembang menjadi daerah tujuan wisata sangat terhantung kepada 3
faktor utama, yaitu:
1.

Atraksi, dapat dibedakan menjadi:
a. Tempat; umpamanya tempat dengan iklim yang baik, pemandangan yang
indah atau tempat-tempat bersejarah.
b. Kejadian/peristiwa; kongres, pameran atau peristwa-peristiwa olahraga,
festival dan sebagainya.

2.

Mudah dicapai (aksesibilitas);
Tempat tersebut dekat jaraknya, atau tersedianya transportasi ke tempat itu


secara teratur, sering, murah, nyaman dan aman.
3.

Amenitas
Tersedianya fasilitas-fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran-

restoren, hiburan, transpor lokal yang memungkinkan wisatawan berpergian di
tempat itu serta alat-alat komunikasi lain.
Keberadaan Danau Toba dengan keindahan alamnya menjadikan daerah
sekitarnya sebagai prioritas Obyek Dan Daya Tarik Wisata (ODTW) di Sumatera
Utara. Saat ini kawasan Danau Toba ditetapkan sebagai Destinasi Pariwisata
Nasional (DPN) di Provinsi Sumatera Utara. Menyadari hal tersebut, pemerintah
menetapkan Kawasan Danau Toba (KDT) sebagai Kawasan Strategis Nasional

Universitas Sumatera Utara

12

(KSN) bidang pariwisata yang selanjutnya disebut sebagai Kawasan Strategis
Pariwisata Nasioal (Buaton dan Purwadio, 2015).

Kawasan Danau Toba memiliki lebih dari satu daerah tujuan wisata seperti
Parapat, Pasir Putih, Haranggaol dan lainnya. Memiliki lebih dari satu obyek
wisata membuat Danau toba mem/iliki nilai tambah sebagai daerah yang ingin di
kunjungi oleh wisatawan baik wisatawan dalam negri maupun mancanegara.

Pelabuhan Penyeberangan Kapal
Pelabuhan adalah

tempat ang terdiri dari daratan dan perairan di

sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintahan dan
kegiatan ekonomi yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, berlabuh,
naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai
tempat perpindahan intra dan atar moda transportasi

(Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia, 2001).
Daerah Ajibata memiliki pelabuhan yang berupa pengangkut penumpang,
kendaraan dan juga pakan. Menurut Sagala (2012) demikian banyaknya aktivitas
yang terjadi di sekitar dan dalambadan air wilayah danau termasuk banyaknya
transportasi motor air dan kapal-kapal penumpang yang beroperasi di wilayah
perairan danau, maka tentu kualitas badan air danau akan mengalami perubahan
dengan beban introduksi segala materil dan energi yang diterima oleh lingkungan
perairan Danau Toba tersebut.

Universitas Sumatera Utara

13

Keramba Jaring Apung
Perairan danau memang dapat dimanfaatkan sebagai lahan untuk budidaya
ikan. Namun danau memiliki daya dukung lingkungan untuk menampung beban
pencemaran dan melarutkan limbah secara alami. Menurut Khairuman dan Amri
(2013), dari luas danau tersebut, hanya 1,6 % yang bisa dimanfaatkan untuk
pemeliharaan ikan di jaring apung karena bagian yang lain digunakan untuk
wisata.
Kegiatan budidaya ikan sistem keramba jaring apung di Danau Toba telah
dilakukan oleh masyarakat sejak tahun 1986, namun perkembangan keramba
jaring apung yang pesat terjadi sejak tahun 1998 melalu budidaya jaring apung
intensif yang berkepadatan ikan tinggi. Pada tahun 2006 jumlah keramba jaring
apung yang beroperasi di perairan Danau Toba sebanyak 5.233 unit. Survei yang
dilakukan Dinas Perikanan Provinsi Sumatera Utara tahun 2008, di dapatkan
bahwa sebanyak 7.012 unit. Banyaknya kegiatan keramba jaring jaring apung
berbanding lurus dengan semakin banyak lokasi di Danau Toba yang akan
dijadikan sebagai tempat budidaya (Khairunnisa, 2014).
Kegiatan budidaya ikan dengan sistem keramba jarinng apung (KJA) di
Danau Toba berpotensi sebagai sumber asupan bahan organik di perairan tersebut.
Bahan organik dapat mempengaruhi laju sedimentasi, trofik perairan dan
produktifitas perairan (Badjoeri, 2013).
Limbah organik Keramba Jaring Apung berupa bahan organik yang
biasanya tersusun oleh karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen, fosfor, sulfur dan
mineral lainnya. Limbah organik yang masuk ke dalam perairan dalam bentuk
padatan yang terendap, koloid, tersuspensi dan terlarut. Pada umumnya yang

Universitas Sumatera Utara

14

bentuk padatanakan langsung mengendap menuju dasar perairan. Sisa pakan dan
hasilmetabolisme ikan keramba jaring apung sebagai limbah di badan air Danau
Toba jika tidak dimanfaatkan oleh fauna perairan lain, seperti ikan, kepiting,
bentos dan lainnya, maka akan segera dimanfaatkan oleh mikroba, baik mikroba
aerobik (mikroba yang hidupnya memerlukan oksigen), mikroba anaerobik
(mikroba yang hidupnya tidak memerlukan oksigen), dan mikroba fakultatif
(mikroba yang dapat hidup pada perairan aerobik dan anaerobik) (Panjaitan,
2009).
Sisa

pakan

dari

budidaya

ikan

keramba

jaring

apung

akan

menyumbangkan nutrien yang berlebihan di dalam perairan yang dapat
mengakibatkan pertumbuhan fitoplankton yang tidak terkendali. Sehingga
berpotensi terjadinya blooming alga kapan saja. Kelimpahan fitoplankton juga
berbanding terbalik dengan kecerahan perairan.

Daya Dukung Lingkungan Perairan
Daya dukung atau kapasitas lahan yang harus dipertimbangkan meliputi
daya dukung fisika, biologi dan kimia. Daya dukung lingkungan akan
mempengaruhi daya tarik wisatawan terhadap obyek wisata sehingga akan
berdampak terhadap keberlanjutan dari obyek wisata tersebut. Menurut Jaya
(2007), pembangunan dan pengembangan harus sesuai dan serasi dengan batasbatas lokal dan lingkungan. Pembangunan pariwisata berkelanjutan adalah
pembangunan yang dapat didukung secara ekologis, juga adil secara etika dan
sosial terhadap masyarakat. Artinya pembangunan berkelajutan adalah upaya
terpadu dan terorganisasi untuk mengembangkan kualitas hidup dengan cara

Universitas Sumatera Utara

15

mengatur penyediaan, pengembangan, pemanfaatan dan pemeliharaan sumber
daya secara berkelanjutan.
Untuk mengetahui apakah suatu perairan tercemar atau tidak, diperlukan
serangkaian tahap pengujian untuk menentukan tingkat pencemaran tersebut
(Nugroho, 2006), beberapa parameter uji yang umumnya harus diketahui, yaitu:

Fisika
Suhu
Suhu atau temperatur merupakan faktor pembatas bagi semua makhluk
hidup. Temperatur juga merupakan faktor fisik penting dalam reproduksi,
pertumbuhan, pendewasaan, dan umur organisme. Dalam ekosistem perairan,
masing-masing jenis organisme yang ada memiliki kisaran suhu optimum bagi
kehidupannya. Misalnya untuk jenis hewan tertentu memiliki kisaran suhu
optimum 320C. Dalam kasus lain hewan yang ada dalam perairan yang sama tidak
memiliki toleransi terhadap suhu yang demikian sehingga akan mempengaruhi
posisinya (tempat hidupnya) pada perairan tersebut (Isnaini, 2011).
Kenaikan suhu air tersebut akan mengakibatkan menurunnya oksigen
terlarut di dalam air, meningkatkan kecepatan reaksi kimia, terganggunya
kehidupan ikan dan hewan air lainnya. Naiknya suhu air yang relatif tinggi
seringkali ditandai dengan munculnya ikan-ikan dan hewan air lainnya ke
permukan air untuk mencari oksigen. Jika suhu tersebut tidak juga kembali pada
suhu normal, lama kelamaan dapat menyebabkan kematian ikan dan hewan
lainnya (Nugroho, 2006).

Universitas Sumatera Utara

16

Kekeruhan
Kejernian air di suatu obyek wisata sangat mempengaruhi daya tarik
wisatawan. Dimana semakin jernih air di suatu obyek wisata maka akan semakin
tinggi peminat wisatawan untuk berkunjung atau bahkan berkunjung kembali ke
daerah tujuan wisata tersebut. Sehingga, kekeruhan merupakan salah satu faktor
penentu peningkatan wisatawan.

Kecerahan
Kecerahan merupakan mempengaruhi pertumbuhan beberapa organisme
atau biota perairan. Seperti fitoplankton yang memerlukan cahaya matahari untuk
berfotosintesis. Kecerahan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
daya tarik wisata
Warna
Warna air pada obyek wisata sangat mempengaruhi daya tarik wisatawan.
Perairan yang memiliki air yang jernih pada suatu obyek wisata perairan akan
memberikan nilai tambah tersendiri.

Keberadaan karamba jaring apung dan

pelabuhan penyeberangan di daerah Ajibata akan mempengaruhi perubahan warna
perairannya, yang juga akan diikuti penurunan daya tarik wisata.
Bau
Air yang normal tampak jernih, tidak berwarna, tidak berasa dan tidak
berbau. Air yang tidak jernih seringkali merupakan petunjuk awal terjadinya
polusi disuatu perairan. Rasa air seringkali dihubungkan dengan bau air. Bau air
dapat disebabkan oleh bahan-bahan kimia terlarut, ganggang, plankton,tumbuhan
air, baik yang masih hidup maupun yang mati (Nugroho, 2006).

Universitas Sumatera Utara

17

Arus
Kecepatan arus sangat menentukan habitat alamiah pada suatu perairan.
Arus yang deras pada perairan lotic mempengaruhi pola pendistribusian oksigen
(Nugroho, 2006). Keberadaan arus juga mempengaruhi kecepatan percampuran
air. Penyebaran sisa pakan yang berasal dari karamba jaring apung dipengaruhi
oleh arah arus dan kecepatan arusnya.

Kimia
DO
Besarnya oksigen terlarut sangat tergantung berbagai macam faktor seperti
temperatur dan tekanan udara. Selain itu jenis dan jumlah makhluk hidup serta
besarnya zat organik yang terdekomposisi juga dapat mempengaruhi nilai DO.
Secara teoritis, nilai DO akan tinggi pada pagi hari karena tanaman berhijau daun
melakukan fotosintesis yang menghasilkan sejumlah besar oksigen. Sebaliknya
pada malam hari atau pada saat udara sangat panas, nilai DO menjadi rendah
(Nugroho, 2006).
Nitrat
Nitrat merupakan zat nutrisi yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk
tumbuh dan berkembang. Keberadaan senyawa nitrat diperairan sangat
dipengaruhi oleh buangan yang berasal dari industri, pertanian dan domestik.
Secara alamiah kadar nitrat di perairan biasanya rendah namun kadar nitrat dapat
menjadi tinggi dibadan air yang mendapat tambahan pupuk nitrat/nitrogen
(Silalahi, 2009).

Universitas Sumatera Utara

18

Keberadaan keramba jaring apung di daerah tujuan wisata Ajibata
mempengaruhi kadar nitrogen yang berasal dari sisa pakan ikan. yang juga dapat
berdampak terhadap pencemaran. Kelebihan nitrogen di dalam badan perairan
juga meningkatkan pertumbuhan fitoplankton yang dapat memicu terjadinya
blooming (pertumbuhan yang tidak terkendali. Terjadinya blooming di daerah
tujuan wisata akan menurunkan daya tarik wisatawan terhadap obyek wisata.
Fosfat
Seperti halnya nitrogen, kandungan fosfor merupakan unsur yang penting
dalam ekosistem air. Zat-zat organik seperti protein mengandung gugus fosfor,
misalkan ATP, yang terdapat dalam sel makhluk hidup dan berperan penting
dalam penyedia energi. Keberadaan senyawa fosfor dalam ekosistem perairan
adalah sangat penting terutama berfungsi dalam proses pembentukan senyawa
protein dan metabolisme bagi organisme. Kandungan fosfat yang terdapat di
perairan umumnya tidak lebih dari 0,1 mg/L. Kecuali bagian badan air yang
menerima limbah dari rumah tangga dan industri tertentu, serta dari daerah
pertanian yang mendapatkan pemupukan fosfat. Oleh karena itu, perairan yang
mengandung kadar Fosfat melebihi kadar normal kebutuhan organisme akuatik
akan menyebabkan terjadinya eutrofikasi (Isnaini, 2011).
BOD (Biological Oxygen Demand)
BOD (Biological Oxygen Demand) menunjukkan jumlah oksigen terlarut
yang dibutuhkan oleh organisme hidup di dalam air untuk menguraikan atau
mengoksidasi bahan-bahan pencemar di dalam air. Nilai BOD tidak menunjukkan
jumlah bahan organik yang sebenarnya, tetapi hanya mengukur secara relatif

Universitas Sumatera Utara

19

jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi bahan-bahan pencemar
tersebut (Nugroho, 2006).

Biologi
Tanaman Air
Tumbuhan air merupakan tumbuhan yang tinggal disekitar air dan di
dalam air yang berfungsi sebagai penghasil energi pada suatu ekosistem.
Kehadiran tumbuhan air pada suatu ekosistem perairan darat adalah penting
selaman populasinya masih terkendali. Fungsi tumbuhan air pada suatu ekosistem
perairan darat di antaranya sebagai sumber makanan hewan seperti ikan, tempat
ikan meletakkan telurnya dan tempat berlindung bagi hewan-hewan seperti
invertebrata maupun vertebrata dari teriknya sinar matahari ataupun dari predator.
Selain itu, berdasarkan pada proses fisiologinya tumbuhan air dapat mensintesa
nutrien dengan bantuan cahaya matahari melalui proses fotosintesis dan secara
fisik dapat mengurangi kecepatan aliran air sehingga dapat mengurangi erosi dan
menurunkan kadar turbiditas (Kurniawan, 2013).
Pertumbuhan tanaman air yang tidak terkendali, seperti eceng gondok
akan menimbulkan dampak buruk bagi ekosistem danau salah satunya adalah
kurangnya cahaya yang masuk ke dalam air karena tertutupi oleh tumbuhan air
tersebut. Dibidang pariwisata, tanaman air yang pertumbuhannya tidak terkendali
akan menurunkan daya tarik wisatawan, contohnya adalah dapat mengganggu
wisata berenang, mengurangi daya tarik wisata, mengganggu atau mengurangi
luas pengguna sepeda air.

Universitas Sumatera Utara