Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir

(1)

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL

DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS

SIGUMPAR KABUPATEN TOBASAMOSIR

Oleh:

LENI SIAGIAN

070100153

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(2)

HUBUNGAN LINGKAR LENGAN ATAS IBU HAMIL

DENGAN BERAT BAYI LAHIR DI PUSKESMAS

SIGUMPAR KABUPATEN TOBASAMOSIR

KARYA TULIS ILMIAH Oleh:

LENI SIAGIAN

070100153

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2010


(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir

Nama : Leni Siagian NIM : 070100153

Pembimbing Penguji I

( dr. Sufitni, M.Kes ) (dr. Rusdiana, M.Kes) NIP : 19720404200122001 NIP:197109152001122002

Penguji II

(dr. Delyuzar, Sp. PA) NIP:196302191990031001


(4)

ABSTRAK

Bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (berat kurang dari 2500 gr) akan mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Masalah BBLR terkait dengan Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LLA<23,5 cm) yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan lingkar lengan atas (LLA) dengan berat bayi lahir dengan menggunakan desain analitik. Penentuan besarnya jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan tabel power analisis untuk uji korelasi. Dalam penelitian ini ditetapkan “level of significance” sebesar 0.05, “power” sebesar 0.84, sehinga besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 orang. Pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Agustus - September 2010 dari data yang ada di KMS ibu hamil di Puskesmas Sigumpar.

Hasil yang diperoleh adalah bahwa ibu hamil KEK sebesar 4,5 % dan tidak ada bayi dengan BBLR. Ada hubungan antara LILA dengan berat bayi lahir ditunjukkan melalui uji korelasi pearson dengan nilai r 0,653 dan p 0,01. Saran yang diberikan kepada pihak Puskesmas untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan kegiatan seperti pemberian makanan tambahan dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil yang KEK untuk mencegah terjadinya BBLR.


(5)

ABSTRACT

Low birth weight is a birth weight below 2500 gram that caused the disturbance of physical and mental growth. Low birth weight related to arm circumference of pregnant women. If arm circumference below 23,5 cm, it shows that the pregnant women have a cronic energy malnutrition.

This research is aimed to identify the relation of arm circumference of pregnant woman towards their infant birth weight, using correlation design. Analysis power table for correlation testing is used to calculated the amount of the sample. In this research, level of significance is 0.05 and power is in 0.84 so that the sample in this research is 22 people. The data were collected on August-September 2010 towards the 22 respondent in Sigumpar Public Health Center. The result show that pregnant women with cronic energy malnutrion (4,5%) and infant with low birth weight was not found. There is a relationship between arm circumference of pregnant women and birth weight showed by the Pearson correlation statistical test with r 0,653 and p value 0,01. The suggestion for Public Health Center Sigumpar is to increase reporting to provide some intervention like health promotion and food intervention.


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah yang Maha Kuasa, atas berkat dan rahmatNya yang selalu menyertai penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini dengan judul “Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Tobasamosir”.

Penulis mengakui adanya kekurangan dalam tulisan ini sehingga laporan hasil penelitian ini tidak mungkin disebut sebagai suatu karya yang sempurna. Kekurangan dan ketidak sempurnaan tulisan ini tidak lepas dari berbagai macam rintangan dan halangan yang selalu datang baik secara pribadi pada penulis maupun dalam masalah teknis pengerjaan. Penulis rasakan semua itu sebagai suatu ujian dan pengalaman yang sangat berharga dalam kehidupan penulis yang kelak dapat memberi manfaat di kemudian hari.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Ibu dr. Sufitni, M. Kes selaku dosen pembimbing yang senantiasa menyediakan waktu untuk membimbing dan memberikan masukan yang berharga dalam penulisan KTI ini.

Penyelesaian KTI ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu saya berterima kasih kepada Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan, Bapak Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp. A (K) selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, beserta staf-staf pengajar departemen IKK/IKM/IKP. Dan seluruh staf pengajar beserta staf administrasi di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Medan.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Patar Pardamean Silaen sebagai kepala Puskesmas Sigumpar dan juga seluruh bidan


(7)

desa yang berkerja di wilayah kecamatan yang memberikan ijin kepada penulis dan membantu penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini.

Terima kasih kepada keluarga saya tercinta, Ayah Busmin Siagian dan Ibu Dra. Lisbeth Rialam Siahaan, MM yang senantiasa menyayangi serta memberikan dukungan moril dan materil, dan memberikan yang terbaik untuk saya dalam menyelesaikan KTI ini. Terima kasih juga untuk adik saya Lastri yang telah memberi waktu menemani penulis dalam mengumpulkan data penelitian ini.

Terima kasih juga kepada teman-teman mahasiwa FK stambuk 2007 khususnya Rahila, Hilda, Pelangi, dan Aida yang telah mendukung dalam pembuatan KTI ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat saya tuliskan yang telah memberikan bantuan kepada saya dalam pengerjaan karya tulis ini. Harapan penulis, KTI ini dapat memberikan manfaat dan masukan baru di dunia kedokteran demi kemajuan ilmu pengetahuan.

Medan, November 2010


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACK ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1 PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1. Kehamilan ... 4

2.2. Berat Bayi Lahir ... 5

2.3. Faktor yang Mempengaruhi Berat Bayi Lahir ... 7


(9)

2.4.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil ... 11

2.4.2. Lingkar Lengan Atas ... 13

2.4.3. Pengaruh Gizi Kurang pada Ibu Hamil ... 14

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL... 16

3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 16

3.2. Definisi Operasional ... 16

3.3. Hipotesa ... 17

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 18

4.1. Jenis Penelitian ... 18

4.2. Waktu dan Penelitian ... 18

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 18

4.3.1. Populasi ... 18

4.3.2. Sampel ... 18

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 19

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 19

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian... 21

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 21

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 21

5.1.3. Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil ... 22


(10)

5.1.5. Hasil Analisis Statistik ... 24

5.2 Pembahasan ... 24

5.2.1. Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil ... 24

5.2.2. Berat Bayi Lahir... 25

5.2.3. Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan ... 28

6.2. Saran ... 28

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

5.1. Mean, Nilai Minimun, Maksimum dan Standard Deviasi

Frekuensi Usia Ibu Hamil ... 21

5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia ... 22

5.3. Mean, Nilai Minimun, Maksimum dan Standard Deviasi

Frekuensi Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil ... 22

5.4. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil KEK dan Non KEK

berdasarkan Lingkar Lengan Atas ... 23

5.5. Mean (rata-rata), nilai Minimun, Maksimum dan Standard

Deviasi Berat Bayi Lahir ... 23

5.6. Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir Normal dan Berat

Bayi Lahir Rendah ... 24

5.7. Hasil Analisa Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil


(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

3.1 Kerangka konsep penelitian hubungan antara Lingkar

Lengan Atas ibu hamil trimester III terhadap Berat Bayi


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1. Riwayat Hidup

2. Surat Persetujuan Komisi Etik tentang Pelaksanaan Penelitian Bidang Kesehatan (Ethical Clearence)

3. Surat Keterangan Penelitian dari Puskesmas Sigumpar 4. Data Induk


(14)

ABSTRAK

Bayi dengan berat lahir rendah atau BBLR (berat kurang dari 2500 gr) akan mengalami hambatan perkembangan dan kemunduran pada fungsi intelektualnya. Masalah BBLR terkait dengan Kurang Energi Kronis atau KEK (ukuran LLA<23,5 cm) yang menggambarkan kekurangan pangan dalam jangka panjang baik dalam jumlah maupun kualitasnya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan hubungan lingkar lengan atas (LLA) dengan berat bayi lahir dengan menggunakan desain analitik. Penentuan besarnya jumlah sampel dilakukan dengan menggunakan tabel power analisis untuk uji korelasi. Dalam penelitian ini ditetapkan “level of significance” sebesar 0.05, “power” sebesar 0.84, sehinga besarnya jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 22 orang. Pengumpulan data yang dilakukan pada bulan Agustus - September 2010 dari data yang ada di KMS ibu hamil di Puskesmas Sigumpar.

Hasil yang diperoleh adalah bahwa ibu hamil KEK sebesar 4,5 % dan tidak ada bayi dengan BBLR. Ada hubungan antara LILA dengan berat bayi lahir ditunjukkan melalui uji korelasi pearson dengan nilai r 0,653 dan p 0,01. Saran yang diberikan kepada pihak Puskesmas untuk menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan kegiatan seperti pemberian makanan tambahan dan penyuluhan kesehatan kepada ibu hamil yang KEK untuk mencegah terjadinya BBLR.


(15)

ABSTRACT

Low birth weight is a birth weight below 2500 gram that caused the disturbance of physical and mental growth. Low birth weight related to arm circumference of pregnant women. If arm circumference below 23,5 cm, it shows that the pregnant women have a cronic energy malnutrition.

This research is aimed to identify the relation of arm circumference of pregnant woman towards their infant birth weight, using correlation design. Analysis power table for correlation testing is used to calculated the amount of the sample. In this research, level of significance is 0.05 and power is in 0.84 so that the sample in this research is 22 people. The data were collected on August-September 2010 towards the 22 respondent in Sigumpar Public Health Center. The result show that pregnant women with cronic energy malnutrion (4,5%) and infant with low birth weight was not found. There is a relationship between arm circumference of pregnant women and birth weight showed by the Pearson correlation statistical test with r 0,653 and p value 0,01. The suggestion for Public Health Center Sigumpar is to increase reporting to provide some intervention like health promotion and food intervention.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan merupakan masa kehidupan yang penting. Pada masa itu ibu harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya untuk menyambut kelahiran bayinya. Ibu sehat akan melahirkan bayi yang sehat. Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu adalah gizi ibu (Depkes RI, 2000).

Status gizi ibu hamil bisa diketahui dengan mengukur ukuran lingkar lengan atas, bila kurang dari 23,5 cm maka ibu hamil tersebut termasuk Kurang Energi Kronis (KEK), ini berarti ibu sudah mengalami keadaan kurang gizi dalam jangka waktu yang telah lama, bila ini terjadi maka kebutuhan nutrisi untuk proses tumbuh kembang janin menjadi terhambat, akibatnya melahirkan bayi BBLR (Depkes RI 2008)

Ibu hamil yang menderita KEK dan Anemia mempunyai resiko kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan dibandingkan dengan ibu hamil normal. Akibatnya mereka mempunyai resiko yang lebih besar untuk melahirkan bayi dengan BBLR, kematian saat persalinan, pendarahan, pasca persalinan yang sulit karena lemah dan mudah mengalami gangguan kesehatan (Depkes RI, 1996). Bayi yang dilahirkan dengan BBLR umumnya kurang mampu meredam tekanan lingkungan yang baru, sehingga dapat berakibat pada terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan, bahkan dapat mengganggu kelangsungan hidupnya.

Hasil Riskesdas 2007 menunjukkan prevalensi resiko KEK secara nasional mencapai 13,6 %. Tiga provinsi dengan resiko KEK yang tertinggi adalah NTT sebesar 24,6: Papua 21,3 dan DIY 20,2 %. Sedangkan tiga provinsi dengan prevalensi resiko KEK terendah adalah Sulawesi Utara 5,8 %, Sumatera Utara 7,9% dan Bengkulu 8,2 % (Riskesdas 2007).


(17)

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi yang dilahirkan dengan berat kurang dari 2500 gram. BBLR dibagi menjadi dua golongan, yaitu premature dan dismatur. Bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, sedangkan bayi dismatur adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan dan merupakan bayi kecil untuk masa kehamilan.

Menurut perkiraan WHO, pada tahun 1995 hampir semua (98%) dari 5 juta kematian neonatal di negara berkembang atau berpenghasilan rendah. Lebih dari dua per tiga kematian adalah BBLR yaitu berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Secara global diperkirakan terdapat 25 juta persalinan per tahun dimana 17% diantaranya adalah BBLR dan hampir semua terjadi di negara berkembang (Zaenab, 2008).

WHO memperkirakan bahwa angka prevalensi BBLR di negara maju terbesar antara 3 – 7 % dan di negara berkembang berkisar antara 13 – 38 %. Untuk Indonesia belum ada angka pesat secara keseluruhan, hanya perkiraan WHO pada tahun 1990 adalah 14 % dari seluruh koheren hidup (Zaenab, 2008).

Riskesdas 2007 mendata berat badan bayi lahir dalam 12 bulan terakhir tidak semua bayi diketahui berat badan dengan penimbangan sewaktu lahir, 11,5 % bayi lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram atau BBLR (Riskesdas 2007). Di Sumatera Utara angka kejadian BBLR pada tahun 2007 mencapai 0,73 % (Dinkes Sumut 2007)

Berdasarkan latar belakang di atas dan dari hasil pengamatan sementara masih ditemukan adanya kurang energi kronis pada ibu hamil maka penulis merasa penting untuk meneliti hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir.


(18)

1.1 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perlu dilakukan penelitian analitik untuk mengetahui apakah ada hubungan antar lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir di Puskesmas Sigumpar di Kabupaten Toba Samosir.

1.2 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil dengan berat bayi lahir.

1.3.2 Tujuan Khusus :

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui ukuran lingkar lengan atas ibu hamil di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.

2. Mengetahui berat bayi lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.

3. Mengetahui hubungan antara lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil dengan berat bayi lahir di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk:

1. Memberi informasi kepada pihak Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap status gizi ibu hamil.

2. Memberikan informasi kepada ibu hamil untuk lebih meningkatkan gizi agar tidak mengalami kurang energi kronis pada saat kehamilan, sehingga tidak akan membahayakan dirinya dan kandungannya.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kehamilan

Kehamilan pertumbuhan dan perkembangan janin intra uteri mulai sejak konsepsi dan berakhir pada saat permulaan persalinan (Sarwono, 2007). Menurut Sylviati (2008) lama kehamilan berlangsung sampai persalinan aterm adalah 259-293 hari dengan perhitungan sebagai berikut:

a. Bayi kurang bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari).

b. Bayi cukup bulan jika dilahirkan dengan masa gestasi 37- 42 minggu.

c. Bayi lebih bulan jika bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (> 294 hari).

Menurut Sarwono (2007) ditinjau dari tuanya kehamilan. kehamilan terbagi atas 3 trimester yaitu :

a. Kehamilan trimester I antara 0-12 minggu b. Kehamilan trimester II antara 12-28 minggu c. Kehamilan trimester III antara 28-40 minggu

Dalam trimester pertama organ-organ mulai dibentuk. Trimester kedua organ telah dibentuk, tetapi belum sempurna dan viabilitas janin masih diragukan. Sementara janin yang dilahirkan pada trimester terakhir telah viable (dapat hidup).

Bila hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20 minggu disebut abortus (keguguran). Bila hal tersebut terjadi dibawah 36 minggu disebut partus prematur. Kelahiran dari 38 minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (Sarwono, 2007).


(20)

Tanda pasti kehamilan dapat dilihat dari gejala dan tanda yang dirasakan oleh ibu seperti amenorrhea, nausea, emesis, anoreksia dan juga gerakan janin yang sudah mulai terasa pada kehamilan 18 minggu. Tetapi juga dapat dipastikan dengan menggunakan ultrasonografi (Sarwono, 2007).

2.2. Berat Bayi Lahir

Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata berat bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua, dan paritas ibu . Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008).

Masa gestasi juga merupakan indikasi kesejahteraan bayi baru lahir karena semakin cukup masa gestasi semakin baik kesejahteraan bayi. Konsep berat bayi lahir rendah tidak sama dengan prematuritas karena tidak semua berat bayi lahir rendah lahir dengan kurang bulan (Sylviati, 2008).

Hubungan antara umur kehamilan dengan berat bayi lahir mencerminkan kecukupan pertumbuhan intrauterine. Penentuan hubungan ini akan memperbudah morbiditas dan mortalitas bayi. Menurut hubungan berat lahir/umur kehamilan maka berat bayi lahir dikelompokkan menjadi Sesuai Masa Kehamilan (SMK), Kecil Masa Kehamilan (KMK) dan Besar Masa Kehamilan (BMK).

Klasifikasi bayi menurut masa gestasi dan umur kehamilan adalah bayi kurang bulan, bayi cukup bulan dan bayi lebih bulan. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam jangka waktu 1 jam pertama setelah lahir. Klasifikasi menurut berat lahir adalah Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat lahir < 2500 gram, bayi berat lahir normal dengan berat lahir 2500-4000 gram dan bayi berat lahir lebih dengan berat badan > 4000 gram (Sylviati, 2008).

Klasifikasi bayi menurut umur kehamilan dibagi dalam 3 kelompok yaitu bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu (259 hari), bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan dari 37 minggu


(21)

sampai dengan 42 minggu (259 -293 hari), dan bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih (Sylviati, 2008). Dari pengertian di atas maka bayi dengan BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu Prematur murni dan Dismaturitas.

1. Prematur murni adalah neonatus dengan usia kehamilan kurang dari 37 minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau biasa disebut neonatus kurang bulan sesuai masa kehamilan. Penyebabnya berasal dari berbagai faktor ibu, faktor janin maupun faktor lingkungan.

2. Dismaturitas atau kecil untuk masa kehamilan adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan sesungguhnya untuk masa kehamilan. Hal ini karena janin mengalami gangguan pertumbuhan dalam kandungan dan merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK).

Bayi berat lahir rendah merupakan masalah penting dalam pengelolaannya karena mempunyai kecenderungan ke arah peningkatan terjadinya infeksi, kesukaran mengatur nafas tubuh sehingga mudah untuk menderita hipotermia. Selain itu bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR) mudah terserang komplikasi tertentu seperti ikterus, hipoglikemia yang dapat menyebabkan kematian. Kelompok bayi berat lahir rendah yang dapat di istilahkan dengan kelompok resiko tinggi, karena pada bayi berat lahir rendah menunjukan angka kematian dan kesehatan yang lebih tinggi dengan berat bayi lahir cukup.

2.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir

Berat badan lahir merupakan hasil interaksi dari berbagai faktor melalui suatu proses yang berlangsung selama berada dalam kandungan. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir adalah sebagai berikut :

1. Faktor Lingkungan Internal yaitu meliputi umur ibu, jarak kelahiran, paritas, kadar hemoglobin, status gizi ibu hamil, pemeriksaan kehamilan, dan penyakit pada saat kehamilan.


(22)

2. Faktor Lingkungan Eksternal yaitu meliputi kondisi lingkungan, asupan zat gizi dan tingkat sosial ekonomi ibu hamil.

3. Faktor penggunaan sarana kesehatan yang berhubungan frekuensi pemeriksaan kehamilan atau antenatal care (ANC).

Faktor yang secara langsung atau internal mempengaruhi berat bayi lahir antara lain sebagai berikut :

1. Usia Ibu hamil

Umur ibu erat kaitannya dengan berat bayi lahir. Kehamilan dibawah umur 16 tahun merupakan kehamilan berisiko tinggi, 2-4 kali lebih tinggi di bandingkan dengan kehamilan pada wanita yang cukup umur. Pada umur yang masih muda, perkembangan organ-organ reproduksi dan fungsi fisiologinya belum optimal. Selain itu emosi dan kejiwaannya belum cukup matang, sehingga pada saat kehamilan ibu tersebut belum dapat menanggapi kehamilannya secara sempurna dan sering terjadi komplikasi. Selain itu semakin muda usia ibu hamil, maka akan terjadi bahaya bayi lahir kurang bulan, perdarahan dan bayi lahir ringan (Poedji Rochjati, 2003).

Meski kehamilan dibawah umur sangat berisiko tetapi kehamilan diatas usia 35 tahun juga tidak dianjurkan karena sangat berbahaya. Mengingat mulai usia ini sering muncul penyakit seperti hipertensi, tumor jinak peranakan, organ kandungan sudah menua dan jalan lahir telah kaku. Kesulitan dan bahaya yang akan terjadi pada kehamilan diatas usia 35 tahun ini adalah preeklamsia, ketuban pecah dini, perdarahan, persalinan tidak lancar dan berat bayi lahir rendah (Poedji Rochjati, 2003).

2. Jarak Kehamilan/Kelahiran

Menurut anjuran yang dikeluarkan oleh badan koordinasi keluarga berencana (BKKBN) jarak kelahiran yang ideal adalah 2 tahun atau lebih, kerena jarak kelahiran yang pendek akan menyebabkan seorang ibu belum cukup untuk memulihkan kondisi tubuhnya setelah melahirkan sebelumnya. Ini merupakan


(23)

salah satu faktor penyebab kelemahan dan kematian ibu serta bayi yang dilahirkan. Risiko proses reproduksi dapat ditekan apabila jarak minimal antara kelahiran 2 tahun (Poedji Rochjati, 2003).

3. Paritas

Paritas secara luas mencakup gravida/jumlah kehamilan, prematur/jumlah kelahiran, dan abortus/jumlah keguguran. Sedang dalam arti khusus yaitu jumlah atau banyaknya anak yang dilahirkan. Paritas dikatakan tinggi bila seorang ibu/wanita melahirkan anak ke empat atau lebih. Seorang wanita yang sudah mempunyai tiga anak dan terjadi kehamilan lagi keadaan kesehatannya akan mulai menurun, sering mengalami kurang darah (anemia), terjadi perdarahan lewat jalan lahir dan letak bayi sungsang ataupun melintang.

4. Kadar Hemoglobin (Hb)

Kadar hemoglobin (Hb) ibu hamil sangat mempengaruhi berat bayi yang dilahirkan. Menurut Sarwono (2007), seorang ibu hamil dikatakan menderita anemia bila kadar hemoglobinnya dibawah 12 gr/dl. Data Depkes RI (2008) diketahui bahwa 24,5% ibu hamil menderita anemia. Anemia pada ibu hamil akan menambah risiko mendapatkan bayi berat lahir rendah (BBLR), risiko perdarahan sebelum dan pada saat persalinan, bahkan dapat menyebabkan kematian ibu dan bayinya, jika ibu hamil tersebut menderita anemia berat (Depkes RI, 2008). Hal ini disebabkan karena kurangnya suplai darah nutrisi akan oksigen pada plasenta yang akan berpengaruh pada fungsi plasenta terhadap janin.

5. Status Gizi Ibu Hamil

Menurut Sunita Almatsier (2004), status gizi dapat diartikan sebagai keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Berdasarkan pengertian diatas status gizi ibu hamil berarti keadaan sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi sewaktu hamil. Status gizi ibu pada waktu pembuahan dan selama hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan janin yang sedang dikandung (Solihin Pudjiadi, 2003).


(24)

Selain itu gizi ibu hamil menentukan berat bayi yang dilahirkan, maka pemantauan gizi ibu hamil sangatlah penting dilakukan. Pengukuran antropometri merupakan salah satu cara untuk menilai status gizi ibu hamil. Ukuran antropometri ibu hamil yang paling sering digunakan adalah kenaikan berat badan ibu hamil dan ukuran lingkar lengan atas (LLA) selama kehamilan (Riskesdas, 2007).

Sebagai ukuran sekaligus pengawasan bagi kecukupan gizi ibu hamil bisa di lihat dari kenaikan berat badannya. Ibu yang kurus dan selama kehamilan disertai penambahan berat badan yang rendah atau turun sampai 10 kg, mempunyai resiko paling tinggi untuk melahirkan bayi dengan BBLR. Sehingga ibu hamil harus mengalami kenaikan berat badan berkisar 11-12,5 Kg atau 20% dari berat badan sebelum hamil (Depkes RI, 2008).

Sedang Lingkar Lengan Atas (LLA) adalah antropometri yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kalori (KEK) atau gizi kurang. Ibu yang memiliki ukuran Lingkar Lengan Atas (LLA) di bawah 23,5 cm berisiko melahirkan bayi BBLR (Depkes RI, 2008). Pengukuran LLA lebih praktis untuk mengetahui status gizi ibu hamil karena alat ukurnya sederhana dan mudah dibawa kemana saja, dan dapat dipakai untuk ibu dengan kenaikan berat badan yang ekstrim.

6. Pemeriksaan Kehamilan

Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk mengenal dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama kehamilan, sehingga kesehatan selama ibu hamil dapat terpelihara dan yang terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat persalinan. Pemeriksaan kehamilan dilakukan agar kita dapat segera mengetahui apabila terjadi gangguan / kelainan pada ibu hamil dan bayi yang dikandung, sehingga dapat segera ditolong tenaga kesehatan (Depkes RI, 2008).


(25)

Menurut Sarwono (2007) pemeriksaan kehamilan dilakukan setelah terlambat haid sekurang-kurangnya 1 bulan, dan setelah kehamilan harus dilakukan pemeriksaan secara berkala, yaitu :

a. Setiap 4 minggu sekali selama kehamilan 28 minggu b. Setiap 2 minggu sekali selama kehamilan 28 – 36 minggu

c. Setiap minggu atau satu kali seminggu selama kehamilan 36 minggu sampai masa melahirkan.

Selain dari waktu yang telah ditentukan di atas ibu harus memeriksakan diri apabila terdapat keluhan lain yang merupakan kelainan yang ditemukan.

7. Penyakit Saat Kehamilan

Penyakit pada saat kehamilan yang dapat mempengaruhi berat bayi lahir diantaranya adalah Diabetes melitus (DM), cacar air, dan penyakit infeksi TORCH(Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes). Penyakit DM adalah suatu penyakit dimana badan tidak sanggup menggunakan gula sebagaimana mestinya, penyebabnya adalah pankreas tidak cukup memproduksi insulin/tidak dapat menggunakan insulin yang ada. Bahaya yang timbul akibat DM diantaranya adalah bagi ibu hamil bisa mengalami keguguran, persalinan prematur, bayi lahir mati, bayi mati setelah lahir (kematian perinatal) karena bayi yang dilahirkan terlalu besar lebih dari 4000 gram dan kelainan bawaan pada bayi (Poedji Rochjati, 2003).

Penyakit infeksi TORCH adalah suatu istilah jenis penyakit infeksi yaitu

Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus dan Herpes. Keempat jenis penyakit ini

sama bahayanya bagi ibu hamil yaitu dapat menganggu janin yang dikandungnya. Bayi yang dikandung tersebut mungkin akan terkena katarak mata, tuli,

Hypoplasia (gangguan pertumbuhan organ tubuh seperti jantung, paru-paru, dan

limpa). Bisa juga mengakibatkan berat bayi tidak normal, keterbelakangan mental, hepatitis, radang selaput otak, radang iris mata, dan beberapa jenis penyakit lainnya (Sarwono, 2007).


(26)

Faktor-faktor yang mempengaruhi berat bayi lahir secara tidak langsung/eksternal dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Faktor lingkungan yang meliputi kebersihan dan kesehatan lingkungan serta ketinggian tempat tinggal.

2. Faktor ekonomi dan sosial meliputi jenis pekerjaan, tingkat pendidikan dan pengetahuan ibu hamil.

2.4. Gizi pada Ibu Hamil

2.4.1. Kebutuhan Gizi Ibu Hamil

Kehamilan menyebabkan meningkatnya metabolisme energi, karena itu kebutuhan energi dan zat gizi lainnya meningkat selama kehamilan. Peningkatan energi dan zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan janin, pertambahan besarnya organ kandungan, perubahan komposisi dan metabolisme tubuh ibu (Sarwono, 2007). Sehingga kekurangan zat gizi tertentu yang diperlukan saat hamil dapat menyebabkan janin tumbuh tidak sempurna.

Bagi ibu hamil, pada dasarnya semua zat gizi memerlukan tambahan, namun yang seringkali menjadi kekurangan adalah energi protein dan beberapa mineral seperti zat besi dan kalsium. Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil (Budianto, 2009).

Energi yang terkandung dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250 (perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal (Budianto, 2009).


(27)

Kebutuhan energi pada trimester I menjadi 2140 kalori, pada trimester II meningkat menjadi 2200 dan pada trimester III mengalami penurunan yaitu 2020 kalori. Begitu juga dengan protein yaitu trimester I adalah 75 gram, trimester II adalah 75 gram dan trimester III adalah 70 gram. Zat besi dan mineral lainnya juga mengalami penurunan jumlah asupan setelah trimester III (Budianto, 2009).

Wanita hamil harus sering makan agar memenuhi kebutuhan gizi yang meningkat. Makanan ini harus terdiri dari empat kelompok makanan utama. Kalori harus cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan anabolok ibu dan janin, dengan 1,3 gram protein per kilogram berat badan, 35 sampai 40 persen dari keseluruhan kalori sebagai lemak, dan sisanya sebagai karbohidrat. Kebutuhan vitamin dapat dipenuhi dengan memilih makanan secara bijaksana (Budianto, 2009).

Dengan demikian dalam satu hari asupan protein dapat mencapai 75-100 g (sekitar 12 % dari jumlah total kalori); atau sekitar 1,3 g/kgBB/hari (gravida

mature), 1,5 g/kg BB/hari (usia 15-18 tahun), dan 1,7 g/kg BB/hari (di bawah 15

tahun). Bahan pangan yang dijadikan sumber protein sebaiknya (2/3 bagian) pangan yang bernilai biologi tinggi, seperti daging tak berlemak, ikan, telur, susu dan hasil olahannya. Protein yang berasal dari tumbuhan (nilai biologinya rendah) cukup 1/3 bagian (Budianto, 2009).

Kenaikan volume darah selama kehamilan akan meningkatkan kebutuhan Fe atau Zat Besi. Jumlah Fe pada bayi baru lahir kira-kira 300 mg dan jumlah yang diperlukan ibu untuk mencegah anemia akibat meningkatnya volume darah adalah 500 mg. Selama kehamilan seorang ibu hamil menyimpan zat besi kurang lebih 1.000 mg termasuk untuk keperluan janin, plasenta dan hemoglobin ibu sendiri. Makanan rata-rata hanya memberikan sekitar sekitar 200-300 mg dari total 1000 mg yang diperlukan. Jadi wanita hamil memerlukan tambahan besi dalam jumlah 30-60 mg sehari (Budianto, 2009).


(28)

Menurut I Dewa Nyoman Supariasa (2002) ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara lain memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas (LLA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 – 12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3 kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemia gizi.

2.4.2. Lingkar Lengan Atas

Antropometri yang paling sering digunakan untuk menilai status gizi yaitu LLA (Lingkar Lengan Atas). Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral (Depkes RI, 2008). Adapun tujuan tersebut adalah :

1. Mengetahui resiko KEK WUS, baik ibu hamil maupun calon ibu, untuk menepis wanita yang mempunyai resiko melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR).

2. Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.

3. Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan peningkatan kesejahteraan ibu dan anak

4. Meningkatkan peran petugas lintas sektoral dalam upaya perbaikan gizi WUS yang menderita KEK.

5. Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang menderita KEK.


(29)

Ambang batas LLA WUS dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LLA kurang 23,5 cm artinya wanita tersebut mempunyai resiko KEK dan diperkirakan akan melahirkan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). BBLR mempunyai resiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan gangguan perkembangan anak (I Dewa Nyoman, 2002).

2.4.3. Pengaruh Gizi Kurang pada Ibu Hamil

Bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

1. Terhadap Ibu

Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Persalinan

Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung meningkat (Poedji Rochjati).

3. Terhadap Janin

Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (Nelson, 2000).


(30)

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Penelitian ini untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana hubungan antara Lingkar Lengan Atas ibu hamil trimester III terhadap berat bayi lahir .

Variabel independen Variabel dependen

3.2 Defenisi Operasional

Lingkar lengan atas adalah standar prosedur dalam ilmu kedokteran secara praktis yang biasanya digunakan untuk memeriksa patologi dari besarnya lingkar lengan atas atau ukuran lingkar lengan (I Dewa Nyoman, 2002). Berdasarkan Depkes RI (2008), pengukuran LLA adalah salah satu cara deteksi dini yang mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam untuk mengetahui kelompok beresiko KEK (Kekurangan Energi Kronis).

Depkes RI (2008) menetapkan nilai ambang batas Lingkar Lengan Atas WUS (Wanita Usia Subur) dan Ibu hamil dengan resiko KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Berdasarkan Riskesdas (2007), cara pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada pertengahan lengan atas dengan menggunakan pita LLA. Variabel yang digunakan adalah skala numerik dengan kategori yang mengalami Kurang Energi Kronis (KEK) adalah ibu dengan Lingkar Lengan Atas < 23,5 cm dan yang non KEK ≥ 23,5 cm.

Lingkar Lengan Atas Ibu hamil


(31)

Berat bayi lahir adalah berat bayi ditimbang dalam waktu 1 jam pertama setelah lahir. Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir (Sylviati, 2008). Variabel ini menggunakan skala numerik dengan kategori Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) < 2500 gram, dan non BBLR ≥ 2500 gram.

3.3 Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah “ada hubungan antara Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu hamil dengan berat bayi lahir.”


(32)

BAB 4

METODE PENGUMPULAN DATA

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian analitik untuk menilai hubungan yang ada antara Lingkar Lengan Atas (LLA) ibu hamil dengan berat bayi lahir. Adapun pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah cross sectional, dimana akan dilakukan pengumpulan data berdasarkan pengukuran terhadap lingkar lengan atas ibu hamil dan pengukuran berat bayi lahir.

4.2. Waktu dan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir. Waktu penelitian ini direncanakan pada bulan Agustus sampai September 2010.

4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1Populasi

Populasi adalah sejumlah besar subjek yang mempunyai karakteristik tertentu (Sudigdo, 2008). Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang mengontrol kehamilan di Puskesmas Sigumpar Kabupaten Toba Samosir.

4.3.2Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat mewakili populasinya. Penentuan besarnya jumlah sampel dilakukan menggunakan sampel tunggal minimal pada uji hipotesis dengan menggunakan koefisien relasi (Sudigdo, 2008).

Rumus yang digunakan adalah:


(33)

dengan nilai:

1. Perkiraan koefisien korelasi (r) adalah 0,570

2. Tingkat kemaknaan (Zα) ditetapkan dengan nilai 1,96 3. Power (Zβ) ditetapkan dengan nilai 0,84

Dari hasil perhitungan maka jumlah sampel yang diteliti adalah 22 orang. Adapun pengambilan sampling dilakukan dengan teknik simple random sampling (Notoadmojo, 2005) sesuai dengan kriteria inklusi:

1. Ibu hamil dengan kehamilan trimester III 2. Usia kehamilan 16-35 tahun

3. Tinggi badan > 145 cm

4. Bukan mengandung anak kembar

5. Tidak memiliki penyakit kronis (jantung, asma, hipertensi, diabetes, dan infeksi TORCH)

6. Memiliki KMS ibu hamil

4.4. Teknik Pengumpulan Data

Pada tahap awal peneliti akan mengajukan permohonan izin pelaksana penelitian pada institusi pendidikan Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, kemudian permohonan izin yang diperoleh akan dikirim ke pihak Puskesmas Sigumpar. Setelah mendapatkan izin, maka peneliti melaksanakan pengumpulan data penelitian.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui pengambilan dokumentasi data dari kepala Puskesmas atau Bidan berupa catatan persalinan, Buku Kesehatan Ibu dan Anak (BKIA) atau KMS ibu hamil yang diteliti.

4.5. Pengolahan dan Analisa Data

Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui pengolahan data dengan menggunakan teknik komputerisasi SPSS for windows versi 16.


(34)

Pengolahan dan analisa data statistik dengan menggunakan dua cara yaitu univariat dan bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mengetahui tingkat lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil dan berat bayi lahir. Sementara analisis bivariat digunakan untuk mengetahui hubungan antara lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil dengan berat bayi lahir.

Uji statistik yang digunakan adalah uji korelasi. Pertama hasil penelitian akan dimasukkan ke dalam scatter plot atau diagram baur. Bila dalam diagram baur tampak ada hubungan linear maka dilakukan perhitungan koefisien korelasi. Kemudian hasil perhitungan dinyatakan dalam koefisien korelasi Pearson (r) untuk mengetahui kekuatan hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir (Sudigdo, 2008).

Berdasarkan Sudigdo (2008), hasil penghitungan dinyatakan dalam koefisien korelasi pearson (r) dan dapat pula dihitung nilai p-nya. Korelasi mutlak akan memberikan nilai r=1 yang nyaris tidak pernah ada dalam fenomena biologis. Nilai r yang lebih rendah ditafsirkan baik (r>0,8), sedang (0,6-0,79), lemah (0,4-0,59) dan sangat lemah (<0,4).


(35)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penlitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Puskesmas Sigumpar Kecamatan Sigumpar Kapubaten Toba Samosir. Puskesmas ini menangani 8 desa yang ada di kecamatan Sigumpar. Daerah ini memiliki batas-batas sebagai berikut:

- Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Silaen - Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Laguboti - Barat : Berbatasan dengan Danau Toba

- Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Siantar Narumonda

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Hasil penelitian terhadap 22 responden menunjukkan rata-rata umur ibu hamil adalah umur 28 tahun, umur ibu hamil terendah adalah 18 tahun dan umur ibu hamil tertinggi adalah 35 tahun.

Tabel 5.1. Mean, Nilai Minimun, Maksimum dan Standard Deviasi Frekuensi Usia Ibu Hamil (N=22)

Statistic Hasil

Mean 28,12

Standard Deviasi 5,096

Minimum 18

Maksimum 35

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi didapatkan sebagian besar ibu hamil berada pada usia 31-35 tahun. Dari data-data tersebut dapat dibuat karakteristik responden sebagai berikut:


(36)

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi dan Persentase Berdasarkan Usia (N=22)

Usia Jumlah Responden Persentase (%)

16-20 3 13,6

21-25 4 18,2

26-30 6 27,3

31-35 9 40,9

Total 22 100

5.1.3 Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil

Dari hasil pengukuran lingkar lengan atas terhadap 22 responden diperoleh data, rata-rata ukuran lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil trimester III adalah sebesar 26,55 cm dengan standard deviasi 1,64 cm. Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil terendah adalah 22,5 cm, sedangkan ukuran lingkar lengan atas tertinggi adalah 29 cm. Dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut:

Tabel 5.3. Mean, Nilai Minimun, Maksimum dan Standard Deviasi Frekuensi Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil (N=22)

Statistic Hasil

Mean 26,55 cm

Standard Deviasi 1,64 cm

Minimum 22,5 cm

Maksimum 29 cm

Ibu hamil yang ukuran lingkar lengan atas < 23,5 cm dan dikategorikan KEK (kekurangan energi kronis) berjumlah 1 orang (4,5%) dan ibu hamil ukuran lingkar lengan atasnya 23,5 cm sehingga dikategorikan non KEK sejumlah 21 orang (95,5%). Dapat dilihat pada tabel dibawah ini:


(37)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Ibu Hamil KEK dan Non KEK berdasarkan Lingkar Lengan Atas (22)

Kategori Jumlah Persentase

KEK 1 4,5 %

Non KEK 21 95,5 %

5.1.4. Berat Bayi Lahir

Dari hasil penelitian terhadap berat bayi pada saat dilahirkan, rata-rata berat bayi lahir dari ibu hamil trimester III memiliki berat saat dilahirkan sebesar 3568,18 gram dengan standard deviasi sebesar 557,53 gram. Berat bayi lahir terendah yang dilahirkan adalah 2700 gram, sedangkan tertinggi adalah seberat 4800 gram. Dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 5.5. Mean (rata-rata), nilai Minimun, Maksimum dan Standard Deviasi Berat Bayi Lahir

Statistic Frekuensi

Mean 3568,18 gram

Standard Deviasi 557,53 gram

Minimum 2700 gram

Maksimum 4800 gram

Dari 22 responden yang diteliti, tidak ada bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir < 2500 gram dan dikategorikan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Semua bayi 22 orang (100%) dilahirkan dengan berat 2,5 Kg atau memiliki berat normal. Dapat dilihat pada tabel berikut


(38)

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Berat Bayi Lahir Normal dan Berat Bayi Lahir Rendah (22)

Kategori Jumlah Persentase

BBLR 0 -

Normal 22 100 %

5.1.5 Hasil Analisis Statistik

Pada tabel 5.7 dibawah ini, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini nilai koefisien korelasi pearson sebesar +0,653, dengan taraf signifikansi (p) 0,01 (p< 0,5) yang didapat dengan menghubungkan lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir.

Tabel 5.7. Hasil Analisa Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir (N=22)

Variabel 1 Variabel 2 r p Keterangan

Lingkar Lengan Atas

(LLA) Ibu Hamil

Berat Bayi Lahir (BBL)

0,653 0.01 Memiliki hubungan sedang

5.2. Pembahasan

5.2.1. Lingkar Lengan Atas

Pengukuran LLA adalah salah satu cara untuk mengetahui resiko Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Wanita Usia Subur (WUS). Tujuan pengukuran LLA mencakup masalah WUS baik ibu hamil maupun calon ibu, masyarakat umum dan peran petugas lintas sektoral (Depkes RI, 2008). Bila LLA < 23,5 cm maka Ibu hamil berisiko KEK, sehingga diharapkan ibu hamil memiliki ukuran LLA diatas 23,5 cm.


(39)

Dari hasil penelitian terhadap 22 responden, rata-rata ukuran lingkar lengan atas (LLA) ibu hamil trimester III adalah sebesar 26,55 cm dengan standard deviasi 1,64. Ukuran lingkar lengan atas ibu hamil terendah adalah 22,5 cm, sedangkan ukuran lingkar lengan atas tertinggi adalah 29 cm.

Dari hasil pengukuran LLA diketahui ibu hamil yang lingkar lengan atasnya memiliki ukuran < 23,5 cm atau mengalami kurang energi kronis (KEK) berjumlah 1 orang (4,5%). Sedangkan Ibu hamil yang memiliki ukuran LLA diatas 23,5 cm atau non KEK sebanyak 21 orang (95,5 %). Ini menunjukkan bahwa sebagian besar ibu hamil dalam kondisi gizi yang baik dan terbebas dari risiko KEK. Namun hasil ini tidak menunjukkan kondisi ibu hamil secara keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar karena sangat sedikit sampel yang diteliti.

5.2.2. Berat Bayi Lahir

Berat badan adalah suatu indikator kesehatan bayi baru lahir. Rata-rata berat bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram. Berat badan ini tergantung juga dari ras, status ekonomi orang tua, ukuran orang tua, dan paritas ibu . Secara umum berat bayi lahir rendah dan berat bayi lahir berlebih lebih besar resikonya untuk mengalami masalah (Sylviati, 2008).

Dari hasil penelitian terhadap berat bayi pada saat dilahirkan, rata-rata berat bayi lahir dari ibu hamil memiliki berat saat dilahirkan sebesar 3568,18 gram dengan standard deviasi sebesar 557,53. Berat bayi lahir terendah yang dilahirkan adalah 2700 gram, sedangkan tertinggi adalah seberat 4800 gram.

Pada hasil distribusi frekuensi dan persentase dari 22 responden yang diteliti, tidak ada bayi yang dilahirkan memiliki berat lahir < 2500 gram dan dikategorikan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR). Semua bayi 22 orang (100%) dilahirkan dengan berat diatas 2500. Hal ini menunjukkan bahwa bayi yang dilahirkan memiliki berat yang normal. Namun penelitian ini belum menunjukkan


(40)

kondisi di secara keseluruhan di wilayah kerja Puskesmas Sigumpar karena masih sangat sedikit sampel yang diteliti.

5.2.3. Hubungan Lingkar Lengan Atas Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir Hasil analisis uji statistik menggunakan korelasi pearson dalam penelitian ini menunjukkan bahwa hubungan lingkar lengan atas ibu hamil berhubungan dengan signifikansi sedang terhadap berat bayi lahir, yang diketahui dari hasil korelasi statistik dengan nilai koefisien (r) +0,635 dengan taraf signifikansinya (p) 0,01.

Dari hasil korelasi koefisien korelasi pearson r +0,653 menunjukan adanya hubungan dengan tingkat kekuatan hubungan sedang (cukup kuat) antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir. Berdasarkan nilai p nilainya lebih kecil dari nilai α yang ditetapkan (α = 0.05) juga menggambarkan bahwa hipotesa awal (Ha) diterima artinya ada hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir .

Hal ini serupa dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Susiana (2005) dengan menggunakan uji Chi-Square dimana dijumpai adanya hubungan yang signifikan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir dengan nilai r 0,57 dan p 0,001. Dari hasil penelitian ini didapat tingkat kekuatan hubungan yang cukup kuat antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir.

Begitu juga dengan hasil penelitian Mutalazimah (2005) yang meneliti ada tidaknya hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir, dan penelitian ini juga menyimpulkan bahwa ada hubungan antara lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir dengan nilai p 0,029.


(41)

Berdasarkan hasil analisa korelasi statistik kedua variabel tersebut dapat diketahui bahwa lingkar lengan atas ibu hamil sangat mempengaruhi kesempurnaan perkembangan janin selama dalam kandungannya, tetapi belum tentu semua Ibu hamil yang mengalami KEK (LLA < 23,5) selalu melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR), karena banyak faktor yang mempengaruhi kelahiran BBLR.

Jajah Husaini, dkk (1994) dalam jurnalnya yang berjudul keterbatasan penggunaan lingkar lengan atas dalam memonitor status gizi ibu hamil beresiko tinggi melahirkan bayi berat lahir rendah, mengemukakan bahwa bahwa resiko relatif BBLR adalah 1,5 kali lebih besar pada wanita hamil dengan LLA < 22,5 cm dibandingkan dengan wanita hamil yang mempunyai LLA lebih besar dari nilai tersebut. LLA sebesar 22,5 cm yang diukur pada setiap bulan selama hamil, mempunyai sensitivitas 73% dan spesifisitas 41% dalam memprediksi BBLR.

Namun dari hasil penelitiannya Jajah Husaini juga mengemukakan bahwa LLA tidak dapat digunakan untuk keperluan memonitor status gizi, karena LLA relatif stabil pada setiap bulan umur kehamilan berbeda dengan berat badan yang terus naik dari awal sampai akhir umur kehamilan dan dapat digunakan untuk memonitor status gizi ibu hamil.

LLA hanya dapat digunakan untuk kebutuhan screening dalam mengidentifikasi wanita hamil yang berisiko tinggi melahirkan bayi BBLR. Screening bermanfaat dalam program gizi dan kesehatan misalnya dalam menentukan wanita hamil yang perlu mendapatkan PMT (pemberian makanan tambahan) atau membutuhkan penyuluhan, pengobatan atau lainnya selama periode kehamilan, namun tidak disarankan untuk digunakan dalam mengevaluasi hasil intervensi.


(42)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

• Pada distribusi frekuensi karakteristik responden bahwa sebagian besar berada pada usia 31-35 tahun (40,9%) dengan usia terendah 18 tahun dan tertinggi 35 tahun.

• Dari 22 ibu hamil yang diukur lingkar lengan atas (LLA), terdapat 21 responden yang tidak mengalami Kurang Energi Kronis (LLA > 23,5 cm) dan 1 responden mengalami Kurang Energi Kronis (LLA < 23,5).

• Dari 22 bayi yang diukur berat badannya ketika lahir, seluruh bayi lahir dengan berat badan lahir normal ( BBL > 2500 gram).

• Hasil analisis statistik dalam penelitian ini didapat koefisien korelasi pearson (r) +0,653 dengan nilai p 0,01. Dari hasil analisis statistik nilai r +0,653 menunjukkan adanya hubungan lingkar lengan atas dengan berat bayi lahir dengan tingkat kekuatan hubungan sedang (cukup kuat). Sedangkan dari nilai p 0,01 menunjukan nilai p lebih kecil dari taraf signifikansi yang ditetapkan 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesa awal penelitian ini diterima (Ha diterima) artinya ada hubungan lingkar lengan atas ibu hamil dengan berat bayi lahir.

6.2. Saran

• Bagi Puskesmas untuk mengurangi angka prevalensi kurang energi kronis (KEK) ibu hamil agar tidak terjadi kelahiran bayi BBLR maka perlu dilakukan beberapa intervensi seperti melakukan penyuluhan kesehatan bagi ibu hamil dan juga memberikan bantuan makanan tambahan (PMT) bagi ibu hamil yang mengalami KEK. Puskesmas juga perlu meningkatkan pengawasan terhadap ibu hamil melalui posyandu di setiap desa yang dilakukan setiap bulannya dan menghimbau semua ibu hamil mengontrol kehamilan secara rutin.

• Bagi ibu hamil agar menjaga kesehatan kehamilan dan mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang selama kehamilan. Ibu hamil juga harus


(43)

mengontrol kehamilan khususnya melakukan pengukuran LLA agar dapat diketahui ada tidaknya resiko kurang energi kronis (KEK) untuk menghindari resiko melahirkan bayi BBLR.

• Penelitian ini masih sangat sederhana, dimana jumlah sampel masih sedikit. Sehingga tidak menunjukkan adanya hubungan secara signifikan. Sebaiknya dilakukan penelitian yang memiliki jumlah sampel yang lebih banyak, sehingga dimungkinkan dapat dilihat adanya hubungan secara signifikan.


(44)

DAFTAR PUSTAKA

Almatseir, Sunita, 2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Budianto, Agus Krisno, 2009. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang: UMM Press.

Cunningham, F Gary, 2005. Gangguan Pertumbuhan Janin. In: Huriawati Hartanto. Obstetri Williams. Ed 21. Jakarta: EGC, 825-845.

Damanik, Sylviati M, 2008. Klasifikasi Bayi Menurut Berat Lahir dan Masa Gestasi. In: Sholeh Kosim, dkk. Buku Ajar Neonatologi. Jakarta: Badan Penerbit IDAI, 11-30.

Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2008. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Depkes RI, 2008. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara 2007. Jakarta: Depatemen Kesehatan.

Husaini, Jajah K, dkk. Keterbatasan Penggunaan Lingkaran lengan Atas dalam

Memonitor Status Gizi Wanita Hamil Beresiko Tinggi Melahirkan Bayi Berat Lahir. Avalaible from:

[Accesed 06 April 2010].

Kliegman, Robert M, 2000. Kehamilan Beresiko Tinggi. In: Samik Wahab.

Nelson Ilmu Kesehatan Anak Vol 1. Ed 15. Jakarta: EGC, 543-547.

Kusumawati, Yuli, Mutalazimah. Hubungan Pendidikan dan Pengetahuan Gizi

Ibu dengan Berat Bayi Lahir RSUD Dr Moewardi Surakarta. Available from:

08 April 2010].


(45)

Mutalazimah, 2005. Hubungan Lingkar Lengan Atas (LILA) dan Kadar

Hemoglobin (Hb) Ibu Hamil dengan Berat Bayi Lahir di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Fakultas Ilmu Kedokteran. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Available from: [Accesed 19 Februari 2010].

Notoatmodjo, Soekidjo, 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono, dkk, 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono prawirohardjo.

Pudjiadi, Solihin, 2003. Ilmu Gizi Klinis pada Anak. Jakarta: Balai Penerbit FK UI.

Riskesdas, 2007. Pedoman Pengukuran dan Pemeriksaan. Jakarta: Departemen Kesehatan.

Rochjati, Poedji, 2003. Skrining Antenatal pada Ibu Hamil. Surabaya: Airlangga University Press.

Sastroasmoro, Sudigdo. Sofyan Ismael, 2008. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian

Klinis. Jakarta: Sagung Seto.

Setianingrum, Susiana,2005. Hubungan antara Kenaikan Berat Badan, Lingkar

Lengan Atas, dan Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Berat Bayi Lahir di Puskesmas Ampel I Boyolalo Tahun 2005. Fakultas Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Universitas Negeri Semarang. Available from:


(46)

Supariasa, I Dewa Nyoman, dkk, 2002. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Zaenab, R., Joeharno. 2008. Beberapa Faktor Risiko Kejadian BBLR di Rumah

Sakit Al-Fatah Ambon Periode Januari-Desember Tahun 2006. Available

From: file://localhost/G:/berat-badan-lahir-rendah-bblr.html [Accesed 19 Februari 2010].


(47)

(Lampiran 1/Daftar Riwayat Hidup)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Leni Agnes Siagian

Tempat/Tanggal Lahir : Balige, 03 Januari 1990 Agama : Kristen Protestan

Alamat : Jl. Jamin Ginting Gg Aman No. 1 Medan Riwayat Pendidikan : 1. TK Katolik Santa Theresia Balige

(1993-1995).

2. SD Katolik San Francesco Balige (1995-2001).

3. SMP Negeri 1 Sigumpar (2001-2004). 4. SMA Negeri 2 Balige (2004-2007). 5. Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara (2007). Riwayat Organisasi : 1. Komisi Misi UKM KMK USU UP FK

(2009)

2. Komisi Pembinaan Misi UKM KMK USU UP FK (2010)


(48)

(Lampiran 4/ Data Induk)

Nama Responden Umur LLA BBL

Nurleni Sitompul 35 25 3700 Rosmaida Sitorus 32 25.5 4000 Anita Gultom 34 26 4000 Mawar Sitorus 31 26 3200 Erni Saragih 25 25.5 3000 Sari Simanjuntak 20 25.5 3000 Tappin Butar-butar 26 28 4800 Rosmawati Simanjuntak 35 25 3400 Hetty Silaen 31 27 3400 Minda Hutasoit 28 29 4000 Meri Tampubolon 22 26 2800 Andap Pangaribuan 29 27 3700 Dewi Ginting 27 29 4500 Tumiar Sipayung 34 27 3400 Erpinna Siregar 25 24.6 3200 Intan Siagian 20 22.5 2700 Risma Panjaitan 18 27 2800 Kartini Sinuhaji 32 29 4300 Siti E Rumahorbo 29 28.5 3700 Elpider Hutahaean 28 28 3800 Welli Sitorus 33 26 3500 Risma Pangaribuan 25 27 3600


(49)

(Lampiran 4/Lanjutan)

berat bayi lahir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4800 1 4.5 4.5 4.5

4500 1 4.5 4.5 9.1

4300 1 4.5 4.5 13.6

4000 3 13.6 13.6 27.3

3800 1 4.5 4.5 31.8

3700 3 13.6 13.6 45.5

3600 1 4.5 4.5 50.0

3500 1 4.5 4.5 54.5

3400 3 13.6 13.6 68.2

3200 2 9.1 9.1 77.3

3000 2 9.1 9.1 86.4

2800 2 9.1 9.1 95.5

2700 1 4.5 4.5 100.0

Total 22 100.0 100.0

STATISTIC

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

lingkar lengan atas 22 22.5 29.0 26.550 1.6411


(50)

(Lampiran 4/ Lanjutan)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

berat bayi lahir 22 2700 4800 3568.18 557.534

Valid N (listwise) 22

Statistics

umur responden

N Valid 22

Missing 0

Mean 28.14

Std. Deviation 5.083

Minimum 18

Maximum 35

Statistics

lingkar lengan

atas berat bayi lahir

N Valid 22 22

Missing 0 0

Mean 26.550 3568.18

Median 26.500 3550.00

Mode 27.0 3400a

Std. Deviation 1.6411 557.534

Minimum 22.5 2700

Maximum 29.0 4800


(51)

(52)

CROSSTABS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lingkar lengan atas * berat

bayi lahir 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%

lingkar lengan atas * berat bayi lahir Crosstabulation

berat bayi lahir

2700 2800 3000 3200 3400 3500 3600 3700

lingkar lengan atas

22.5 Count 1 0 0 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir 100.0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%

24.6 Count 0 0 0 1 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% 50.0% .0% .0% .0%

25 Count 0 0 0 0 1 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% 33.3% .0% .0% 33.

25.5 Count 0 0 2 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% 100.0% .0% .0% .0% .0%

26 Count 0 1 0 1 0 1 0

% within berat bayi

lahir .0% 50.0% .0% 50.0% .0% 100.0% .0%

27 Count 0 1 0 0 2 0 1

% within berat bayi

lahir .0% 50.0% .0% .0% 66.7% .0% 100.0% 33.


(53)

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%

28.5 Count 0 0 0 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% .0% .0% .0% 33.

29 Count 0 0 0 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%

Total Count 1 2 2 2 3 1 1

% within berat bayi

lahir 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .653 .105 3.855 .001c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .607 .150 3.414 .003c

N of Valid Cases 22

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.


(1)

(Lampiran 4/ Data Induk)

Nama Responden

Umur

LLA

BBL

Nurleni Sitompul

35

25

3700

Rosmaida Sitorus

32

25.5

4000

Anita Gultom

34

26

4000

Mawar Sitorus

31

26

3200

Erni Saragih

25

25.5

3000

Sari Simanjuntak

20

25.5

3000

Tappin Butar-butar

26

28

4800

Rosmawati Simanjuntak

35

25

3400

Hetty Silaen

31

27

3400

Minda Hutasoit

28

29

4000

Meri Tampubolon

22

26

2800

Andap Pangaribuan

29

27

3700

Dewi Ginting

27

29

4500

Tumiar Sipayung

34

27

3400

Erpinna Siregar

25

24.6

3200

Intan Siagian

20

22.5

2700

Risma Panjaitan

18

27

2800

Kartini Sinuhaji

32

29

4300

Siti E Rumahorbo

29

28.5

3700

Elpider Hutahaean

28

28

3800

Welli Sitorus

33

26

3500


(2)

(Lampiran 4/Lanjutan)

berat bayi lahir

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 4800 1 4.5 4.5 4.5

4500 1 4.5 4.5 9.1

4300 1 4.5 4.5 13.6

4000 3 13.6 13.6 27.3

3800 1 4.5 4.5 31.8

3700 3 13.6 13.6 45.5

3600 1 4.5 4.5 50.0

3500 1 4.5 4.5 54.5

3400 3 13.6 13.6 68.2

3200 2 9.1 9.1 77.3

3000 2 9.1 9.1 86.4

2800 2 9.1 9.1 95.5

2700 1 4.5 4.5 100.0

Total 22 100.0 100.0

STATISTIC

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

lingkar lengan atas 22 22.5 29.0 26.550 1.6411


(3)

(Lampiran 4/ Lanjutan)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

berat bayi lahir 22 2700 4800 3568.18 557.534

Valid N (listwise) 22

Statistics

umur responden

N Valid 22

Missing 0

Mean 28.14

Std. Deviation 5.083

Minimum 18

Maximum 35

Statistics

lingkar lengan

atas berat bayi lahir

N Valid 22 22

Missing 0 0

Mean 26.550 3568.18

Median 26.500 3550.00

Mode 27.0 3400a

Std. Deviation 1.6411 557.534

Minimum 22.5 2700


(4)

(5)

CROSSTABS

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

lingkar lengan atas * berat

bayi lahir 22 100.0% 0 .0% 22 100.0%

lingkar lengan atas * berat bayi lahir Crosstabulation

berat bayi lahir

2700 2800 3000 3200 3400 3500 3600 3700

lingkar lengan atas

22.5 Count 1 0 0 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir 100.0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%

24.6 Count 0 0 0 1 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% 50.0% .0% .0% .0%

25 Count 0 0 0 0 1 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% 33.3% .0% .0% 33.

25.5 Count 0 0 2 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% 100.0% .0% .0% .0% .0%

26 Count 0 1 0 1 0 1 0

% within berat bayi


(6)

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%

28.5 Count 0 0 0 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% .0% .0% .0% 33.

29 Count 0 0 0 0 0 0 0

% within berat bayi

lahir .0% .0% .0% .0% .0% .0% .0%

Total Count 1 2 2 2 3 1 1

% within berat bayi

lahir 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.0% 100.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Interval by Interval Pearson's R .653 .105 3.855 .001c

Ordinal by Ordinal Spearman Correlation .607 .150 3.414 .003c

N of Valid Cases 22

a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis. c. Based on normal approximation.