Hubungan Antara Periodontitis Dengan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Ditinjau Dari Aspek Kebersihan Rongga Mulut

(1)

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN

KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN

LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEBERSIHAN

RONGGA MULUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SITI IWA IRANA NIM : 070600094

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(2)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2011

Siti Iwa Irana

Hubungan Antara Periodontitis dan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Ditinjau dari Aspek Kebersihan Rongga Mulut.

x + 36 halaman

Latar Belakang : Bayi prematur berberat badan lahir rendah adalah bayi

yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan. Kejadian bayi prematur BBLR di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran sedangkan di Amerika Serikat mencapai 10% dari jumlah seluruh kelahiran. Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi prematur BBLR diantaranya usia ibu hamil yang terlalu tua (>34 tahun) dan terlalu muda (<17 tahun), infeksi, status sosial ekonomi yang rendah, perawatan prenatal yang inadekuat, obat-obatan, alkohol dan tembakau, hipertensi, diabetes, dan bayi kembar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur BBLR khususnya ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut dan perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal.

Metode Penelitian : Penelitian yang dilakukan adalah analitik observasional

dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 45 orang yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik,


(3)

Rumah Sakit Umum Pirngadi, Rumah Sakit Haji dan klinik bersalin lainnya. Sampel terdiri dari ibu yang melahirkan bayi normal sebanyak 28 orang dan ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah sebanyak 17 orang.

Hasil : Rerata indeks debris ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih

tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks debris tersebut tidak bermakna secara statistik. Rerata indeks kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks kalkulus tersebut bermakna secara statistik Rerata indeks OHIS ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks OHIS tersebut bermakna secara statistik.

Kesimpulan : Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat hubungan antara periodontitis terhadap kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah dan terdapat perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Tingkat kebersihan rongga mulut ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kebersihan rongga mulut pada ibu hamil dapat dilakukan melalui program kebersihan rongga mulut selama kehamilan. Program kebersihan rongga mulut ini dapat mencegah timbul serta berkembangnya penyakit periodontal sehingga menurunkan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR.


(4)

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN

KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN

LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK KEBERSIHAN

RONGGA MULUT

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SITI IWA IRANA NIM : 070600094

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2011


(5)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 27 Januari 2011

Pembimbing: Tanda tangan

1. Irma Ervina, drg., Sp. Perio ……… NIP: 19710702 199601 2 001

2. Zulkarnain, drg., M. Kes ………. NIP: 19551020 198503 1 001


(6)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji Pada tanggal 27 Januari 2011

TIM PENGUJI

KETUA : Irma Ervina, drg., Sp. Perio (K) ……….. ANGGOTA : 1. Zulkarnain, drg., M. Kes .……….

2. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg., Sp. Perio (K) ……….. 3. Pitu Wulandari, drg., S.Psi., Sp Perio ………..

Mengetahui: KETUA DEPARTEMEN

Irmansyah R., drg., Ph.D ………...


(7)

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan karuniaNya yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang yaitu Ayah (Wagiono Ali Imran), Ibu (Suratni) dan abangda (Muhammad Muliono) yang sentiasa mendoakan, menyayangi, membimbing, dan mendukung penulis sehingga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga selesai Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan memenuhi tugas skripsi ini dengan baik.

Dalam penulisan ini penulis telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, motivasi dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. H. Nazruddin, drg., C.Ort., Sp.Ort, Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi USU.

2. Irmansyah R., drg., Ph.D, selaku ketua departemen Periodonsia FKG USU.

3. Irma Ervina, drg., Sp. Perio, selaku dosen pembimbing I atas keluangan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan memotivasikan penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.


(8)

4. Zulkarnain, drg., M.Kes, selaku dosen pembimbing II atas keluangan waktu, arahan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

5. Lisna Unita R,drg., M. Kes, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar dan tenaga administrasi di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universiatas Sumatera Utara, atas segala masukan yang diberikan.

7. Seluruh staf pengajar dan pengawai FKG USU.

8. Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes selaku Pembantu Dekan III Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta bimbingan dalam melakukan analisis statistik hasil penelitian.

9. Dr. Irsan N. H. N Lubis SpS selaku Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan.

10.Kepala SMF Obgyn RSUD Dr. Pirngadi Kota Medan yang telah memberikan izin dan membantu penulis selama melakukan penelitian di RSUD Dr Pirngadi Kota Medan.

11.Dr. Yulinda Elvi Nasution selaku Kepala Bidang Pendidikan dan Penelitian RS. Haji Medan yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di RS. Haji Medan.


(9)

12.Drs. Palas tarigan, Apt selaku Kepala Instalasi LitbangRSUP. H. Adam Malik Medan yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di RSUP. H. Adam Malik Medan.

13.Pimpinan dan seluruh pegawai di Klinik Bersalin Tri Putri, Klinik Bersalin Yakin Sehat Kuala Tanjung yang telah memberikan izin dan membantu penulis selama melakukan penelitian.

14.Prof. Dr. Sutomo Kasiman, Sp.PD., Sp.JP(K) selaku Ketua Komite Etik Penelitian Bidang Kesehatan yang telah menerbitkan Ethical Clearance sebagai syarat untuk melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat terlaksana.

15.Semua Ibu yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk menjadi sampel dalam penelitian ini.

16.Para sahabat yang sama-sama melakukan penelitian, Ulfah, Shadia, dan Ade yang telah banyak membantu dan memberi motivasi selama melakukan penelitian.

17.Sahabat saya, Mita Suci Afrilla, atas bantuan dan semangat yang selama ini diberikan kepada penulis.

18.Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam kesempatan ini. Penulis memohon maaf apabila terkesalahan selama penyelesaian skripsi ini.


(10)

Penulis menyadari bahwa kelemahan dan kerterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 20 Januari 2011 Penulis,

(Siti Iwa Irana) NIM: 070600094


(11)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ... HALAMAN PERSETUJUAN ... HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI ...

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ………. 1

1.1 ... Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 ... Rumu san Masalah ... 3

1.3 ... Tujua n Penelitian ... 3

1.4 ... Manf aat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA……….. ... 5

2.1 Defenisi Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah ... 5

2.2 Faktor Risiko Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah ... 6

2.3 Mekanisme Periodontitis Sebagai Faktor yang Mempengaruhi Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah ... 9

2.4 Kerangka Teori ... 12

2.5 Kerangka Konsep ... 13

2.6 Hipotesis ... 13

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN………... 14

3.1 Rancangan Penelitian ... 14

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 14 viii


(12)

3.2.1 Tempat ... 14

3.2.2 Waktu ... 14

3.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ... 14

3.3.1 Populasi ... 14

3.3.2 Sampel ... 15

3.3.3 Besar Sampel ... 15

3.4 Defenisi Operasional……… .... 16

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 18

3.5.1 Alat Penelitian ... 18

3.5.2 Bahan Penelitian ... 18

3.6 Prosedur Penelitian ... 19

3.7 Analisis Data ... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 23

4.1 Data Demografis Sampel Penelitian ... 23

4.2 Kondisi periodonsium ... 26

4.3 Indeks Debris ... 27

4.4 Indeks Kalkulus ... 28

4.5 Indeks OHIS……….. 29

BAB 5 PEMBAHASAN ... 31

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 33

DAFTAR PUSTAKA ... 36 LAMPIRAN


(13)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman 1 Level Kebersihan Oral dari Debris yang Melekat ... 19 2 Level Kebersihan Oral dari Kalkulus yang Melekat ... 19 3 Level Higiene Oral ... 20 4 Data demografis ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang

melahirkan bayi normal berdasarkan usia ... 23 5 Data demografis ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang

melahirkan bayi normal berdasarkan tingkat pendidikan ... 24 6 Data demografis berat badan lahir bayi prematur BBLR dan bayi normal ... 25 7 Data demografis jenis kelamin bayi prematur BBLR dan bayi normal ... 25 8 Data demografis ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang

melahirkan bayi normal berdasarkan usia kehamilan ... 26 9 Kondisi periodonsium ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu

yang melahirkan bayi normal ... 26 10 Indeks Debris pada Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur BBLR dan Ibu

yang Melahirkan Bayi Normal ... 27 11 Rata-rata Indeks Debris pada Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur BBLR

dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal... 28 12 Indeks Kalkulus pada Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur BBLR dan Ibu

yang Melahirkan Bayi Normal ... 28 13 Rata-rata Indeks Kalkulus pada Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur BBLR

dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal ... 29 14 Indeks OHIS pada Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur BBLR dan Ibu

yang Melahirkan Bayi Normal ... 30 15 Rata-rata Indeks OHIS pada Ibu yang Melahirkan Bayi Prematur BBLR

dan Ibu yang Melahirkan Bayi Normal ... 30


(14)

Fakultas Kedokteran Gigi Departemen Periodonsia Tahun 2011

Siti Iwa Irana

Hubungan Antara Periodontitis dan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah Ditinjau dari Aspek Kebersihan Rongga Mulut.

x + 36 halaman

Latar Belakang : Bayi prematur berberat badan lahir rendah adalah bayi

yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan. Kejadian bayi prematur BBLR di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran sedangkan di Amerika Serikat mencapai 10% dari jumlah seluruh kelahiran. Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi prematur BBLR diantaranya usia ibu hamil yang terlalu tua (>34 tahun) dan terlalu muda (<17 tahun), infeksi, status sosial ekonomi yang rendah, perawatan prenatal yang inadekuat, obat-obatan, alkohol dan tembakau, hipertensi, diabetes, dan bayi kembar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur BBLR khususnya ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut dan perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal.

Metode Penelitian : Penelitian yang dilakukan adalah analitik observasional

dengan pendekatan Cross Sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 45 orang yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik,


(15)

Rumah Sakit Umum Pirngadi, Rumah Sakit Haji dan klinik bersalin lainnya. Sampel terdiri dari ibu yang melahirkan bayi normal sebanyak 28 orang dan ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah sebanyak 17 orang.

Hasil : Rerata indeks debris ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih

tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks debris tersebut tidak bermakna secara statistik. Rerata indeks kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks kalkulus tersebut bermakna secara statistik Rerata indeks OHIS ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks OHIS tersebut bermakna secara statistik.

Kesimpulan : Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan

bahwa tidak terdapat hubungan antara periodontitis terhadap kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah dan terdapat perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Tingkat kebersihan rongga mulut ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kebersihan rongga mulut pada ibu hamil dapat dilakukan melalui program kebersihan rongga mulut selama kehamilan. Program kebersihan rongga mulut ini dapat mencegah timbul serta berkembangnya penyakit periodontal sehingga menurunkan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Bayi prematur berberat badan lahir rendah atau bayi prematur BBLR adalah masalah kesehatan umum yang terjadi baik di negara maju maupun di negara berkembang.1 Menurut penelitian Dwi Retnoningrum, kejadian bayi prematur BBLR di Indonesia pada tahun 2003 sebesar 90 per 1000 kelahiran sedangkan di Amerika Serikat mencapai 10% dari jumlah seluruh kelahiran.2,3 Menurut WHO, bayi prematur berberat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan.2 Bayi prematur berberat badan lahir rendah memiliki tingkat kematian yang lebih tinggi selama periode neonatal dibandingkan bayi berberat badan lahir normal.3 Bayi prematur berberat badan lahir rendah yang berhasil bertahan hidup biasanya menderita gangguan pada sistem saraf, pernafasan, anomali kongenital dan komplikasi lain yang membutuhkan perawatan intensif.4

Beberapa faktor risiko yang dihubungkan dengan bayi prematur BBLR diantaranya usia ibu hamil yang terlalu tua (>34 tahun) dan terlalu muda (<17 tahun), status sosial ekonomi yang rendah, perawatan prenatal yang inadekuat, obat-obatan, alkohol dan tembakau, hipertensi, diabetes, dan bayi kembar. Faktor lainnya yang juga berpengaruh pada bayi prematur BBLR adalah infeksi periodontal. Infeksi periodontal mempengaruhi kehamilan melalui bakteri gram negatif anaerob dan


(17)

komponennya seperti lipopolisakarida yang dapat memicu pelepasan modulator imun seperti PGE2 dan TNF-α, yang secara normal dibutuhkan dalam proses kelahiran.4

Pada tahun 1996, Offenbacher meneliti korelasi antara periodontitis dan kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah. Penelitian ini dilakukan pada 124 wanita hamil dan wanita yang telah melahirkan. Hasilnya diperoleh bahwa wanita yang memiliki bayi prematur berberat badan lahir rendah menderita periodontitis yang lebih buruk dari pada wanita yang memiliki bayi berberat badan lahir normal. Offenbacher juga menemukan bahwa wanita dengan periodontitis 7.5 kali lebih berpotensi memiliki bayi prematur berberat badan lahir rendah daripada wanita dengan rongga mulut yang sehat.5 Pada penelitian Dwi Retnoningrum yang dilakukan di RS. DR. Kariadi Semarang diperoleh bahwa wanita dengan periodontitis mempunyai risiko 8,75 kali mengalami kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah daripada wanita dengan rongga mulut yang sehat.2 Di Medan, penelitian ini belum pernah dilakukan.

Perawatan kesehatan prenatal yang komprehensif termasuk menjaga kesehatan rongga mulut sering diabaikan. Hanya 22-34% perempuan di Amerika Serikat yang berkonsultasi dengan dokter gigi selama kehamilan. Bahkan ketika masalah di rongga mulut terjadi, hanya setengah dari wanita hamil yang memperhatikan hal itu. Masalah ini diperparah oleh kurangnya petunjuk klinis untuk pengelolaan keadaan rongga mulut selama kehamilan. Perawatan kesehatan rongga mulut pada masa kehamilan sering dihindari dan disalahpahami oleh dokter, dokter gigi, dan pasien.6


(18)

Atas dasar tersebut penulis merasa perlu untuk meneliti lebih lanjut adanya pengaruh periodontitis pada terjadinya kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat terutama ibu hamil tentang pentingnya kesehatan gigi dan rongga mulut sehingga timbul kesadaran untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan rongga mulutnya dan diharapkan nantinya dokter gigi dapat meningkatkan peranannya dalam memperbaiki taraf kesehatan gigi masyarakat, khususnya wanita hamil.

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka timbul permasalahan sebagai berikut :

1. Apakah ada perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang

melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dengan ibu yang melahirkan bayi normal?

2. Apakah ada hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur

berberat badan lahir rendah ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut?

1.3Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dengan ibu yang melahirkan bayi normal.

2. Untuk mengetahui hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut.


(19)

1.4Manfaat Penelitian

1. Memberikan informasi kepada masyarakat terutama ibu hamil tentang pentingnya kebersihan dan kesehatan gigi dan rongga mulut sehingga timbul kesadaran untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan rongga mulutnya agar risiko terjadinya kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah dapat berkurang.

2. Diharapkan nantinya dokter gigi dapat meningkatkan peranannya dalam memperbaiki taraf kesehatan gigi masyarakat, khususnya ibu hamil.

3. Meningkatkan kerjasama dengan dokter kandungan untuk memberikan nasehat serta motivasi kepada ibu hamil agar menjaga kesehatan rongga mulut.


(20)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob dan mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingiva. Jaringan periodontal yang terinflamasi memproduksi sejumlah besar sitokin pro-inflamasi, terutama interleukin 1 beta (IL-1β), IL-6, prostaglandin E2, dan tumor nekrosis faktor alpha (TNF-α), yang dapat menyebabkan gangguan sistemik pada tubuh manusia.7

Periodontitis dapat mempengaruhi kehamilan melalui infiltrasi bakteri dari periodonsium. Toksin yang diproduksi oleh bakteri menstimulasi respon inflamasi kronik. Proses ini dapat menginduksi terjadinya bakteremia yang secara tidak langsung memicu respon fase akut hepatik yang mengakibatkan produksi sitokin, prostaglandin, dan interleukin yang dapat mempengaruhi kehamilan.6

2.1 Defenisi Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah

Menurut WHO, tahun 1984, bayi prematur adalah bayi yang lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan sedangkan bayi berberat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram.7 Prematuritas dibedakan atas dua kelompok, yaitu :8


(21)

1. Prematuritas murni

Prematuritas murni merupakan bayi yang lahir dengan berat badan sesuai dengan masa kehamilan, seperti masa kehamilan kurang dari 37 minggu dengan berat badan 1800-2000 gram.

2. Bayi dismatur/ small for gestational age

Bayi dismatur merupakan bayi dengan berat badan lahir tidak sesuai dengan masa kehamilan, seperti bayi lahir setelah sembilan bulan dengan berat badan tidak mencapai 2500 gram.

Berat badan lahir rendah dapat dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu kurang dari 1000 gram, 1000-1500 gram, 1500-2000 gram dan 2000-2499 gram.8 Berat badan lahir kurang dari 2500 gram menyebabkan meningkatnya resiko kematian bayi. Bayi prematur BBLR ini lebih sering mengalami kematian pada periode neonatal. Bayi prematur BBLR yang berhasil bertahan hidup biasanya menderita gangguan perkembangan saraf, masalah penafasan, dan anomali kongenital.9 Infeksi oral seperti periodontitis dapat meningkatkan resiko terjadinya kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah.3

2.2 Faktor Risiko Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah

Bayi prematur BBLR adalah suatu penyakit multifaktorial. Banyak faktor risiko yang menyebabkan pecahnya membran dan kelahiran prematur termasuk infeksi dan inflamasi.9 Infeksi dianggap sebagai salah satu penyebab utama terjadinya bayi prematur BBLR, sekitar 30% sampai 50% dari semua kasus.10 Sekitar 25 %


(22)

kasus bayi prematur BBLR terjadi tanpa faktor risiko yang jelas. Diperkirakan 18,2% dari semua kasus bayi prematur BBLR diakibatkan oleh penyakit periodontal.11 Infeksi umum termasuk infeksi virus disaluran pernafasan, diare, malaria, serta infeksi lokal di saluran genital dan sistem urinari dapat mempengaruhi masa kehamilan.9 Berikut ini adalah beberapa faktor risiko yang menyebabkan terjadinya bayi prematur BBLR :12,13

1. Faktor demografi

Ras telah diketahui dan diteliti sebagai faktor resiko selama beberapa tahun. Wanita berkulit hitam lebih beresiko melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dibandingkan dengan wanita berkulit putih. Status sosial ekonomi yang rendah juga beresiko tinggi mengalami kelahiran prematur. Wanita yang berusia dibawah 17 tahun dan diatas 34 tahun lebih sering melahirkan bayi berberat badan lahir rendah. Usia menjadi faktor yang lebih berpengaruh bagi kulit putih dibanding kulit hitam.12

2. Faktor tingkah laku

Status gizi selama kehamilan yang rendah dapat meningkatkan resiko terjadinya bayi prematur berberat badan lahir rendah. Merokok dan substansinya (kokain) memainkan peran penting dan mungkin mengakibatkan vasokontriksi uteroplasenta. Ibu yang merokok selama kehamilan dapat menyebabkan kelahiran prematur. Perokok berat (≥ 10 batang rokok setiap hari) berisiko dua keli lebih besar mengalami kelahiran prematur. Paparan dengan asap rokok dari lingkungan (perokok pasif) juga berisiko mengalami kelahiran prematur tetapi risiko ini lebih rendah dibandingkan dengan perokok aktif.12,13


(23)

Perawatan prenatal yang inadekuat juga berhubungan dengan kelahiran prematur.

3. Kondisi kesehatan umum ibu

Riwayat kelahiran prematur atau komplikasi perinatal (fetal distress, sepsis) sebelumnya merupakan faktor resiko bagi kelahiran prematur. Kenyataannya, kelahiran sebelumnya yang buruk adalah satu-satunya prediksi terkuat terhadap kelahiran yang buruk, dan bayi prematur pertama adalah prediksi yang terbaik bagi kelahiran bayi prematur selanjutnya. Komplikasi selama kehamilan termasuk abnormalitas servikal dan plasenta (uterus bicornuate, seviks inkompeten), trauma, pendarahan vagina ( previa plasenta, abrupsio plasenta), polyhydramnios, pecahnya membran prematur, dan chorioamnionitis. Penyakit akut dan kronis pada saat kehamilan seperti infeksi saluran urinari, hipertensi, preeklampsia, dan diabetes adalah faktor resiko yang paling sering menyebabkan bayi prematur BBLR.12,13

4. Bayi kembar

Kehamilan kembar berisiko dua kali lebih besar mengalami kelahiran prematur dibandingkan dengan kehamilan tunggal.13

5. Polusi udara

Polusi udara seperti ozon, karbonmonoksida dan nitrikdioksida dapat meningkatkan risiko kelahiran prematur.13

Gibbs, dalam artikelnya menjelaskan hubungan antara infeksi dengan terjadinya bayi prematur BBLR. Infeksi menyebabkan mikroorganisme dan lipopolisakarida memasuki rongga uterin selama kehamilan. Kejadian ini didukung oleh :9


(24)

1. Prevalensi chorioamnionitis secara histologis meningkat pada bayi prematur.

2. Infeksi secara klinis meningkat pada ibu dan bayi setelah kelahiran prematur.

3. Secara epidemiologi, ada hubungan yang signifikan antara infeksi saluran genital bawah dengan kelahiran prematur.

4. Kultur positif dari cairan amnion atau membran sering dijumpai pada pasien yang mengalami kelahiran prematur.

5. Terdapat infeksi biokimiawi pada kelahiran prematur.

6. Bakteri dan produknya menginduksi terjadinya kelahiran prematur pada hewan percobaan.

7. Beberapa percobaan antibiotik menunjukkan penurunan kelahiran prematur atau perpanjangan masa kehamilan.

2.3 Mekanisme Periodontitis dalam Menyebabkan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah

Kemungkinan bahwa mikroorganisme patogenik dan produknya dari fokus infeksius (termasuk di dalam rongga mulut) dapat menyebar kebagian tubuh lain dan memicu penyakit yang berbeda pertama kali dijelaskan oleh Hunter pada tahun 1910, dalam “teori infeksi fokal”nya. Teori ini yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara penyakit periodontal dan kehamilan.14

Penyakit periodontal adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif, anaerob, dan mikroaerofilik yang berkolonisasi di area subgingiva.7


(25)

Berdasarkan peranannya dalam menimbulkan penyakit, faktor-faktor etiologi penyebab penyakit periodontal dapat diklasifikasikan atas : (1) faktor etiologi primer, berupa plak dental/plak bakteri; dan (2) faktor etiologi sekunder/faktor pendorong, yang mempengaruhi efek dari faktor etiologi primer.

Pada kebanyakan penyakit periodontal, faktor lokal berupa plak bakteri merupakan faktor etiologi utama. Faktor sistemik berperan sekunder dengan jalan memperparah respon periodonsium terhadap iritan lokal. Plak dental adalah deposit lunak yang membentuk biofilm yang menumpuk ke permukaan gigi. Pembentukan komunitas biofilm dimulai dengan interaksi bakteri dengan gigi, yang kemudian dilanjutkan oleh interaksi fisikal dan fisiologis antara berbagai spesies yang ada dalam masa mikrobial. Dalam hipotesis plak spesifik, hanya bakteri plak tertentu yang patogen, dan patogenesitasnya tergantung pada keberadaan atau peningkatan mikroorganisme yang spesifik. Berdasarkan konsep ini, plak yang mengandung patogen bakteri yang spesifik akan menyebabkan penyakit periodontal, karena organisme tersebut memproduksi substansi yang memperantarai perusakan jaringan periodonsium. Disamping plak dental, deposit dental lainnya yang juga dapat menyebabkan penyakit periodontal adalah kalkulus, materi alba dan debris makanan.15 Sebagai infeksi gram negatif, penyakit periodontal memiliki potensi untuk mempengaruhi kehamilan.4

Terdapat empat bakteri yang berhubungan dengan pematangan plak dan periodontitis progresif, yaitu Bacteroides Forsythus, Porphyromonas gingivalis, Actinobacillus Actinomycetemcomitans, dan Treponema Denticola. Bakteri-bakteri tersebut ditemukan lebih banyak jumlahnya pada perempuan yang melahirkan bayi


(26)

prematur BBLR dibandingkan dengan perempuan yang melahirkan bayi normal.16 Bakteri dan produknya yang berupa endotoksin khususnya lipopolisakarida masuk kesaluran genital melalui pembuluh darah. Selain itu, kegiatan yang cenderung menimbulkan pendarahan seperti menggosok gigi berpotensi menyebabkan terjadinya bakteremia. Bakteremia sering kali terjadi pada orang yang mempunyai banyak plak serta peradangan gingiva.8

Bakteremia dapat menimbulkan peradangan intrauterin, dan lipopolisakarida yang dihasilkan menyebar kedalam rongga rahim. Pada periodontitis, kedua mekanisme ini dapat berkembang. Bakteri dan produknya akan berinteraksi pada membran plasenta, memicu prostaglandin atau secara langsung menimbulkan kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim, sehingga bakteri yang masuk lebih banyak dan akan terus berlanjut.8

Selama kehamilan, hormon yang mengatur kehamilan dan aktifitas sitokin normal memegang peranan penting dalam pematangan leher rahim, pengaturan kontraksi rahim, dan pengiriman nutrisi kepada janin. Adanya penularan bakteri selama kehamilan dapat menimbulkan gangguan pengaturan sitokin dan hormon yang mengatur kehamilan. Hal ini memungkinkan robeknya membran plasenta sebelum waktunya dan dapat berakibat terjadinya bayi prematur BBLR.8


(27)

endotoksin

Aktivasi mediator inflamatori

(IL-6 PGE2, TNF-α, IL-1)

Bayi prematur berberat badan lahir rendah

Bakteri periodontal

Level PGE2 dan TNFα meningkat (PGE2 dan TNFα secara fisiologis +

PGE2 dan TNFα karena infeksi)

Kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim

Level PGE2 dan TNFα secara fisiologis meningkat sesuai usia

kehamilan

Kontraksi otot rahim dan dilatasi leher rahim

Bayi normal

2.4 Kerangka Teori

Translokasi endotoksin dan mediator inflamatori ke membran plasenta


(28)

2.5Kerangka Konsep

2.6 Hipotesis

1. Penelitian ini menguji hipotesis nol (Ho) yaitu tidak ada hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut.

2. Tidak terdapat perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal.

OHIS pada ibu periodontitis

bayi prematur berberat badan lahir rendah

1. Usia Ibu

2. Perokok, pengguna obat-obatan 3. Bayi kembar

4. Penderita penyakit sistemik 5. Jumlah gigi geligi kurang dari 6

gigi ramford


(29)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross-sectional. yaitu kelompok kasus dan kelompok kontrol hanya diobservasi satu kali tanpa diberi perlakuan dan variabel-variabel diukur menurut keadaan atau status sewaktu diobservasi.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2.1 Tempat

1. Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Jalan Bunga Lau No. 17 Medan 2. Rumah Sakit Umum Pirngadi, Jl.Prof. HM. Yamin SH No.47 Medan 3. Rumah Sakit Haji, Jl. Rumah Sakit Haji – Medan Estate

4. Klinik Bersalin Tri Putri, Jl. Sekip Lubuk Pakam

5. Klinik Bersalin Yakin Sehat, Jl. Access Road Kuala Tanjung

3.2.2 Waktu Penelitian

November 2010 – Januari 2011

3.3 Populasi, Sampel dan Besar Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal di RSU H.Adam Malik, RSU Pirngadi, RS Haji, Klinik Bersalin Tri Putri, dan Klinik Bersalin Yakin Sehat.


(30)

3.3.2 Sampel

Sampel yang diambil adalah ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal yang memenuhi kriteria inklusi.

Kriteria inklusi:

1. Ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah 2. Ibu yang melahirkan bayi normal

3. Berusia 17-34 tahun 4. Usia bayi < 1 bulan Kriteria eksklusi: 1. Perokok 2. Bayi kembar

3. Pengguna obat-obatan dan alkohol 4. Penderita penyakit sistemik

5. Jumlah gigi geligi yang ada kurang dari 6 gigi (gigi Ramford) dalam rongga mulut.

6. Infeksi pada organ lain

3.3.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, dihitung menggunakan rumus seperti berikut:

n1 = n2 = Zα √(2PQ) + Zβ√(P1Q1+P2Q2)2 _______________________ (P1-P2)2

Za = α = 0,05 Za = 1,96


(31)

ZB = β = 0,15 → ZB = 1,036

P1 = Proporsi periodontitis pada wanita yang melahirkan BBLR kurang bulan =0,85

Q1 = 1 – P1 = 0,15

P2 = Proporsi periodontitis pada wanita yang melahirkan bayi normal = 0,4 Q2 = 1 – P2 = 0,6

P = P1 + P2 _______ 2

P = 0,85 + 0,4 = 0,625 ________

2

Q = 1 – P = 0,375

n1 = n2 = [1,96 √(2 x 0,625 x 0,375) + 1,306 √(0,85 x 0,15) + (0,4 x 0,6)]2 _____________________________________________________________________

(0,85-0,4)2 n1 = n2 = 1,91 → 20

3.4 Defenisi Operasional

1. Periodontitis adalah keadaan dimana terdapat saku periodontal dan adanya kehilangan level perlekatan klinis.

2. Bayi prematur berberat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan.

3. Indeks debris adalah indeks yang digunakan untuk mengukur debris yang menutupi permukaan gigi dengan kategori dapat dilihat pada tabel 1.


(32)

Tabel 1. LEVEL KEBERSIHAN ORAL DARI DEBRIS YANG MELEKAT15 Level kebersihan oral dari debris yang

melekat

Skor Debris

Baik 0,0 - 0,6

Sedang 0,7 - 1,8

Jelek 1,9 - 3,0

4. Indeks kalkulus adalah indeks yang digunakan untuk mengukur kalkulus yang menutupi permukaan gigi dengan kategori dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. LEVEL KEBERSIHAN ORAL DARI KALKULUS YANG MELEKAT15 Level kebersihan oral dari kalkulus yang

melekat

Skor Kalkulus

Baik 0,0 - 0,6

Sedang 0,7 - 1,8

Jelek 1,9 - 3,0

5. Indeks higiene oral disederhanakan adalah indeks yang digunakan untuk mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaaan gigi, dimana gigi yang diukur hanya keenam gigi indeks saja (gigi indeks Ramford) yaitu 16, 21, 24, 36, 41, 44 dengan kategori dapat dilihat pada tabel 3.


(33)

Tabel 3. LEVEL HIGIENE ORAL15

Level higiene oral Skor OHIS

Baik 0,0 – 1,2

Sedang 1,3 – 3,0

Jelek 3,1 - 6,0

3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

1. Prob periodontal ( Kohler, Germany ) 2. Kaca mulut

3. Pinset 4. Senter 5. Sonde

3.5.2 Bahan Penelitian 1. Handscoon disposable 2. Masker

3. Kapas merk swallow 4. Alkohol 70%


(34)

3.6Prosedur Penelitian

Penelitian dilakukan terhadap ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal di RSU H.Adam Malik, RSU Pirngadi, RS Haji, Klinik Bersalin Tri Putri, dan Klinik Bersalin Yakin Sehat.

Skema alur penelitian

mencari sampel yang sesuai dgn kriteria inklusi

meminta kesediaan sampel untuk mengikuti penelitian dengan memberikan lembar persetujuan

memberikan pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner

melakukan pemeriksaan klinis dengan indeks OHIS

pencatatan hasil pemeriksaan


(35)

Pemeriksaaan intra oral meliputi :

1. Indeks Higiene Oral yang Disederhanakan ( Simple Oral Hygiene Index ) Indeks higiene oral yang disederhanakan mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dan terdiri dari dua komponen : Indeks debris dan Indeks kalkulus.

Kriteria skor untuk indeks kalkulus adalah sebagai berikut. 0 : Tidak dijumpai kalkulus

1 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi

2 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga tapi belum melewati duapertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus subgingiva di sekeliling serviks gigi atau kedua-duanya.

3 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi atau kalkulus subgingiva mengelilingi serviks gigi atau kedua-duanya.

Kriteria skor untuk indeks debris adalah sebagai berikut. 0 : Tidak dijumpai debris atau stein

1 : Ada debris lunak menutupi tidak lebih dari sepertiga permukaan gigi atau adanya stein (bercak) ekstrinsik tanpa debris dengan tidak memperhitungkan perluasannya.

2 : Adanya debris lunak menutupi lebih dari sepertiga tetapi belum sampai duapertiga permukaan gigi.


(36)

Skor Indeks hygiene Oral = Skor Debris – Skor Indeks Kalkulus

Alat yang digunakan adalah kaca mulut, sonde dan prob. Setiap permukaan gigi dibagi secara horizontal atas sepertiga gingiva, sepertiga tengah, dan sepertiga insisal. Untuk mengukur skor indeks debris, sonde ditempatkan pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan ke arah sepertiga gingiva dan skor diberikan sesuai dengan kriteria diatas. Untuk mengukur indeks kalkulus, prob ditempatkan kedalam saku untuk merasakan adanya kalkulus subgingiva sedangkan untuk kalkulus subgingiva prob ditempatkan pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan kearah sepertiga gingiva dan skor diberikan sesuai kriteria diatas.

Skor akhir Indeks Debris dan Kalkulus individu dihitung dengan membagi jumlah skor Indeks Debris dan Kalkulus dari semua gigi yang diperiksa dengan jumlah permukaan gigi yang diperiksa (Vestibular dan Oral). Skor Indeks Debris dan Kalkulus dijumlahkan untuk mendapatkan skor Higiene Oral berdasarkan rumus berikut :

Skor indeks debris = jumlah total skor debris seluruh gigi pada permukaan vestibular & oral Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Skor indeks kalkulus = jumlah total skor kalkulus seluruh gigi pada permukaan vestibular & oral Jumlah permukaan gigi yang diperiksa

Kemudian skor dimasukkan ke dalam 3 kategori untuk menentukan level kebersihan rongga mulut


(37)

3.7Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputer deengan program SPSS versi 17. Untuk memperlihatkan hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut digunakan uji T, Gamma dan Fisher's Exact Test. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Signifikansi statistik diperoleh jika nilai P < 0,05.


(38)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 45 orang yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Rumah Sakit Umum Pirngadi, Rumah Sakit Haji dan Klinik bersalin lainnya. Sampel terdiri dari Ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah sebanyak 17 orang dan Ibu yang melahirkan bayi normal sebanyak 28 orang.

4.1 Data Demografis Sampel Penelitian

Data demografis sampel penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4, tabel 5, tabel 6, tabel 7 dan tabel 8.

Tabel 4. DATA DEMOGRAFIS IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL BERDASARKAN USIA

Kelahiran Rentang Usia

(Tahun) Jumlah (%) Rerata

Standar

P

(N) Deviasi

15-19 1(6)

26,94 4,38

Prematur BBLR 20-24 4(24)

(17) 25-29 5(29)

30-34 7(41) 0,175

15-19 0(0)

28,79 4,23

Normal 20-24 5(18)

(28) 25-29 8(29)

30-34 15(53)

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sampel penelitian berjumlah 45 orang

dengan rentang usia 15-34 tahun. Sampel terbanyak pada kelompok ibu yang


(39)

melahirkan bayi prematur BBLR maupun yang melahirkan bayi normal adalah pada rentang usia 30-34 tahun yaitu sebanyak 7 orang (41%) dan 15 (35%). Rerata usia ibu yang melahirkan bayi normal lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

Tabel 5. DATA DEMOGRAFIS IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL BERDASARKAN TINGKAT PENDIDIKAN

Kelahiran (N) Tingkat Pendidikan Jumlah (%)

Prematur BBLR SD 1(6)

(17) SLTP 5(29)

SLTA 9(53)

Perguruan Tinggi 2(12)

Normal SD 4(14)

(28) SLTP 8(29)

SLTA 14(50)

Perguruan Tinggi 2(7)

Berdasarkan tabel 5 diketahui bahwa tingkat pendidikan sampel penelitian terbanyak adalah dari kelompok SLTA yaitu sebanyak 9 orang (53%) pada kelompok ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan 14 orang (50%) pada kelompok ibu yang melahirkan bayi normal.


(40)

Tabel 6. DATA DEMOGRAFIS BERAT BADAN LAHIR BAYI PREMATUR BBLR DAN BAYI NORMAL

Kelahiran Berat Lahir Bayi Jumlah

(%) Rata-rata

Standar

P

(N) (gram) Deviasi

< 1000 2(12)

1758.82 421.395

0.000 Prematur BBLR 1000 – 1500 1(6)

(17) 1500 – 2000 9(53)

2000 – 2500 5(29)

2500 – 3000 13(47)

3110.71 406.739 Normal 3000 – 3500 11(39)

(28) 3500 – 4000 4(14)

Pada tabel 6 terlihat pada ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR paling banyak sampel melahirkan bayi dengan berat lahir 1500-2000 gram yaitu sebanyak 9 orang (53%) dan pada ibu yang melahirkan bayi normal paling banyak sampel melahirkan bayi dengan berat lahir 2500-3000 gram yaitu sebanyak 13 orang (47%).

Tabel 7. DATA DEMOGRAFIS JENIS KELAMIN BAYI PREMATUR BBLR DAN BAYI NORMAL

Kelahiran (N) Jenis Kelamin Jumlah (%)

Prematur BBLR Perempuan 10(59)

(17) Laki-laki 7(41)

Normal Perempuan 15(54)

(28) Laki-laki 13(46)

Berdasarkan tabel 7 diketahui bahwa paling banyak jenis kelamin bayi baik pada bayi prematur BBLR maupun bayi normal adalah perempuan yaitu sebanyak 10 orang (59%) pada bayi prematur BBLR dan 15 orang (54%) pada bayi normal.


(41)

Tabel 8. DATA DEMOGRAFIS IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL BERDASARKAN USIA KEHAMILAN

Kelahiran (N) Usia Kehamilan (minggu) Jumlah (%)

Prematur BBLR < 27 1(6)

(17) 28-31 13(76)

32-36 3(18)

Normal 37-41 28(100)

(28) ≥42 0(0)

Berdasarkan tabel 8 diketahui bahwa paling banyak ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR usia kehamilannya 28-31 minggu yaitu 13 orang (76%) dan seluruh ibu yang melahirkan bayi normal usia kehamilannya 37-41 minggu.

4.2 Kondisi periodonsium

Distribusi kondisi periodonsium ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR

dan ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan dalam tabel 9.

Tabel 9. KONDISI PERIODONSIUM IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL Kondisi

Periodonsium

Kelahiran P

Prematur BBLR(%) Normal(%)

Periodontitis 16(94) 25(89) 0,511

Tidak periodontitis 1(6) 3(11)

Pada tabel 9 terlihat bahwa sampel terbanyak menderita periodontitis yaitu sebanyak 16 orang pada ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan 25 orang ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).


(42)

4.3 Indeks debris

Distribusi indeks debris ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan dalam tabel 10.

Tabel 10. INDEKS DEBRIS PADA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL

Kelahiran Periodontitis Tidak Periodontitis P INDEKS DEBRIS INDEKS DEBRIS

BAIK SEDANG JELEK BAIK SEDANG JELEK

0,068 Prematur

BBLR 0 11 5 0 1 0

Normal 0 24 1 0 2 1

Pada tabel 10 terlihat bahwa skor debris sedang pada ibu dengan periodontitis yang melahirkan bayi prematur BBLR 11 orang dan yang melahirkan normal 24 orang. Skor debris sedang pada ibu tanpa periodontitis yang melahirkan bayi prematur BBLR 1 orang dan yang melahirkan normal 2 orang. Perbedaan indeks debris ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

Perbandingan rerata indeks debris ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan pada tabel 11.


(43)

Tabel 11. RERATA INDEKS DEBRIS PADA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL

Kelahiran (N)

Indeks Debris

P Rerata Standar

Deviasi Prematur BBLR (17) 1,50 0,45

0,397

Normal (28) 1,39 0,31

Dari tabel 11 diatas terlihat rerata indeks debris Ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan Ibu yang melahirkan bayi normal, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

4.4 Indeks kalkulus

Distribusi indeks kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan dalam tabel 12.

Tabel 12. INDEKS KALKULUS PADA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL

Kelahiran

Periodontitis Tidak Periodontitis

P INDEKS KALKULUS INDEKS KALKULUS

BAIK SEDANG JELEK BAIK SEDANG JELEK

0,000 Prematur

BBLR 1 9 6 0 1 0

Normal 9 16 0 0 3 0

Pada tabel 12 terlihat bahwa skor kalkulus sedang pada ibu dengan periodontitis yang melahirkan bayi prematur BBLR 9 orang dan yang melahirkan normal 16 orang. Skor kalkulus sedang pada ibu tanpa periodontitis yang melahirkan bayi prematur BBLR 1 orang dan yang melahirkan normal 3 orang. Perbedaan indeks


(44)

kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

Perbandingan rerata indeks kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan pada tabel 13.

Tabel 13. RERATA INDEKS KALKULUS PADA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL

Kelahiran (N)

Indeks Kalkulus

P Rerata Standar

Deviasi Prematur BBLR (17) 1,64 0,52

0,001

Normal (28) 1,03 0,57

Dari tabel 13 diatas terlihat rerata indeks kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

4.5 Indeks OHIS

Distribusi indeks OHIS Ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan Ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan dalam tabel 14.

Tabel 14. INDEKS OHIS PADA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL

Kelahiran

Periodontitis Tidak Periodontitis

P

OHIS OHIS

BAIK SEDANG JELEK BAIK SEDANG JELEK

0,013 Prematur

BBLR 1 4 11 0 1 0

Normal 2 18 5 0 2 1


(45)

Pada tabel 14 terlihat bahwa skor OHIS sedang pada ibu dengan periodontitis yang melahirkan bayi prematur BBLR 4 orang dan yang melahirkan normal 18 orang. Skor OHIS sedang pada ibu tanpa periodontitis yang melahirkan bayi prematur BBLR 1 orang dan yang melahirkan normal 2 orang. Perbedaan indeks OHIS ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dan ibu yang melahirkan bayi normal tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

Perbandingan rerata indeks OHIS ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal akan disajikan pada tabel 15.

Tabel 15. RERATA INDEKS OHIS PADA IBU YANG MELAHIRKAN BAYI PREMATUR BBLR DAN IBU YANG MELAHIRKAN BAYI NORMAL

Kelahiran (N)

Indeks OHIS

P Rerata

Standar Deviasi Prematur BBLR (17) 3,14 0,92

0,007

Normal (28) 2,42 0,74

Dari tabel 15 diatas terlihat rerata indeks OHIS ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).


(46)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan periodontitis pada kelahiran bayi prematur BBLR ditinjau dari aspek kebersihan rongga mulut dan perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Sampel pada penelitian ini diperoleh dari Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik, Rumah Sakit Umum Pirngadi, Rumah Sakit Haji dan Klinik bersalin lainnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas sampel baik pada ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah maupun ibu yang melahirkan bayi normal menderita periodontitis. Hasil penelitian ini tidak bermakna secara statistik. Perbedaan yang tidak bermakna ini disebabkan karena jumlah sampel yang diperoleh sedikit dan tidak sama jumlahnya antara ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah dan ibu yang melahirkan bayi normal. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Davenport dkk yang menyatakan tidak ada hubungan antara periodontitis dengan kelahiran prematur.17

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata indeks debris ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks debris tersebut tidak bermakna secara statistik. Perbedaan yang tidak bermakna ini kemungkinan disebabkan karena debris makanan dilarutkan dengan cepat oleh ensim bakteri dan tersingkir dari rongga


(47)

mulut dalam waktu 5 menit setelah makan. Hanya sebagian saja yang tertinggal di rongga mulut.15 Akibatnya diperoleh skor yang hampir sama pada seluruh sampel.

Rata-rata indeks kalkulus ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks kalkulus tersebut bermakna secara statistik. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nabet C dkk yang menunjukkan bahwa ibu yang melahirkan bayi prematur berberat badan lahir rendah memiliki jumlah kalkulus yang lebih banyak dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal.18 Kalkulus merupakan salah satu penyebab periodontitis. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Alves RT dan Ribeiro RA diperoleh bahwa periodontitis lebih banyak ditemukan pada ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal.1

Rata-rata indeks OHIS ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks OHIS tersebut bermakna secara statistik. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Vandana KL dan Reddy MS yang menunjukkan bahwa risiko periodontitis meningkat pada individu dengan oral higiene yang buruk.19 Berdasarkan penelitian yang dilakukan Offenbacher, ibu yang periodontitis 7,5 kali lebih berisiko melahirkan bayi prematur dibandingkan dengan ibu yang tidak periodontitis.5


(48)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara periodontitis terhadap kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah dan terdapat perbedaan tingkat kebersihan rongga mulut antara ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Tingkat kebersihan rongga mulut ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih rendah dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Rata-rata indeks kalkulus dan indeks OHIS pada ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Perbedaan indeks kalkulus dan indeks OHIS tersebut bermakna secara statistik. Rata-rata indeks debris pada ibu yang melahirkan bayi prematur BBLR juga lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang melahirkan bayi normal. Namun, perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik.

Untuk menjaga dan meningkatkan tingkat kebersihan rongga mulut pada ibu hamil dapat dilakukan melalui program kebersihan rongga mulut selama kehamilan. Program kebersihan rongga mulut ini dapat mencegah timbul serta berkembangnya penyakit periodontal sehingga menurunkan risiko terjadinya kelahiran bayi prematur BBLR. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan bayi yang dilahirkan. Sebelum melakukan penelitian, hendaknya peneliti menjelaskan bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan


(49)

tidak akan membahayakan kesehatan ibu. Pada saat melakukan penelitian, sebaiknya menunggu sampai kondisi ibu sehat dan memungkinkan untuk dilakukan pemeriksaan. Kondisi ibu yang lemah setelah melahirkan dapat meningkatkan risiko infeksi pada saat dilakukan pemeriksaan. Meningkatkan kerjasama dengan dokter ahli kandungan, dimana sebaiknya ibu hamil diberikan nasehat serta motivasi untuk menjaga kesehatan rongga mulut.


(50)

DAFTAR PUSTAKA

1. Alves RT, Ribeiro RA. Relationship between maternal periodontal disease and birth of preterm low weight babies. Braz Oral Res 2006; 20 (4): 318. 2. Retnoningrum D. Ginggivitis pada ibu hamil sebagai raktor resiko terjadinya

bayi berat badan lahir rendah kurang bulan di RS. DR. Kariadi Semarang.

3. Li X, Kolltveit KM, Tronstad L, Olsen I. Systemic disease caused by oral infection. Clinical Microbiology Reviews 2000; 13 (4): 553.

4. Marakoglu I, Gursoy UK, Marakoglu K, Cakmak H, Ataoglu T. Periodontitis as a risk factor for preterm low birth weight. Yonsei Med J 2008; 49 (2): 200. 5. Krejci CB, Bissada NF. Women’s health issues and their relationship to

periodontitis. J Am Dent Assoc 2002; 133: 324.

6. Silk H, Douglass AB, Douglass JM, Silk L. Oral health during pregnancy. American Family Fhsycian 2008; 77 (8): 1141.

7. Lopez NJ, Smith PC, Gutierrez J. Higher risk of preterm birth and low birth weight in women with periodontal disease. J Dent Res 2002; 81 (1): 58-59. 8. Zubardiah L, Dewi MP. Kelahiran prematur dan berat badan bayi lahir

rendah pada perempuan hamil dengan penyakit periodontal. Dentika Dental Journal 2003; 8 (2): 115-117.

9. Yeo BK, Lim LP, Paquette DW, Williams RC. Periodontal disease – the emergence of a risk for systemic conditions: pre-term low birth weight. Ann Acad Med Singapore 2005; 34 (1): 111.


(51)

10.McGaw. Periodontal disease and preterm delivery of low-birth-weight infants. J Can Dent assoc 2002; 68 (3): 166-167s.

11.Shenoy RP, Nayak DG, Sequeira PS. Periodontal disease as a risk factor in pre-term low birth weight – an assessment of gynecologists’ knowledge: a pilot study. Indian J Dent res 2009; 20: 13.

12.Mestan KKL, Deddish RB. Prematurity. In: Green TP, Franklin WH, Tanz RR, eds. Pediatrics Just The Facts. Singapura: The McGraw-HillCompanies, 2005: 94.

13.Johansson S. very preterm birth- etiological aspects and short and long term outcomes. Thesis. Stockholm: Departement of Medical Epidemiology and Biostatistics Karolinska Institutet, 2008: 10-13.

14.Vettore MV, Lamarca GA, Leao ATT, Thomas FB, Sheiham A, Leal MC. Periodontal infection and adverse pregnancy outcomes: a systematic review of epidemiological studies. Cad Saude Publica 2006; 22 (10): 2050.

15.Daliemunthe SH. Periodonsia. Medan: Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, 2008: 105,106,113,118.

16.Otomo-Corgel J, Steinberg BJ. Periodontal medicine and the female patient. In: Rose LF, Genco RJ, Cohen DW, Mealey BL, eds. Periodontal Medicine. Hamilton: B.C Decker Inc, 2000: 157.

17.Davenport ES, Williams CECS, Sterne JAC, Murad S, Sivapaathasundram V, Curtis MA. Maternal periodontal disease and preterm low birth weight: case-control study. J dent Res 2002; 81 (5): 313-8.


(52)

18.Nabet C, Lelong N, Colombier ML, dkk. Maternal periodontitis and the causes of preterm birth: the case-control epipap study. J Clin Periodontol 2010; 37(1): 12.

19.Vandana KL, Sesha Reddy M. Assessment of periodontal status in dental fluorosis subjects using community periodontal index of treatment needs. Indian J Dent Res 2007;18:67-71


(53)

Lampiran 1

DATA PENELITIAN SAMPEL

NO :

Nama :

Usia :

Alamat :

No. Telp :

Pendidikan : Lulus SD/SLTP/SLTA/Madrasah/Akademi/S1/S2/S3

Pekerjaan :

Status Perkawinan :

Suku Bangsa :


(54)

Lampiran 2 Kepada Yth

Ibu………… Di Tempat

Bersama ini kami mohon kesediaan Ibu untuk berpartisipasi sebagai sampel penelitian kami tentang :

“Hubungan antara Periodontitis dengan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah”

Dengan tujuan untuk :

Mengetahui hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi pematur berberat badan lahir rendah

Dalam penelitian ini kepada Ibu akan dilakukan :

• Wawancara mengenai keluhan-keluhan yang ibu alami selama masa kehamilan

• Pemeriksaan keadaan rongga mulut yang meliputi pemeriksaan gigi geligi dan jaringan periodonsium

Adapun ketidaknyamanan yang akan dialami selama prosedur penelitian tersebut adalah: saat pengisian kuisioner, saat pemeriksaan gigi geligi dan jaringan periodonsium. Semua tindakan tersebut membutuhkan waktu 20-30 menit.

Keuntungan menjadi sampel yaitu untuk menambah pengetahuan mengenai hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi pematur berberat badan lahir rendah sehingga dapat lebih intensif dalam menjaga higiene oral secara rutin dan teratur untuk mencegah terjadinya penyakit periodontal. Penelitian ini tidak dipungut biaya (gratis).

Jika Ibu bersedia, surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Sampel Penelitian terlampir harap ditandatangani. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat. Demikian, mudah-mudahan keterangan kami diatas dapat dimengerti dan atas kesediaan Ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini kami ucapkan terima kasih. Medan, Oktober 2010

Departemen Periodonsia


(55)

Lampiran 3 PENJELASAN BAGI SAMPEL PENELITIAN

Penelitian:

Hubungan antara Periodontitis dengan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah”

Peneliti: Siti Iwa Irana, Ade Apriliani, Khairiyah Ulfah, dan Shadia Shahira

Pada kesempatan ini, kami ingin agar Ibu mengetahui dan memahami tujuan serta manfaat penelitian, sehingga memahami apa yang akan dilakukan, diperiksa dan didapatkan sebagai hasil penelitian ini. Dengan demikian, kami berharap Ibu bersedia ikut dalam penelitian sebagai sampel penelitian, dan kami percaya bahwa partisipasi ini akan bermanfaat bagi Ibu yang sedang hamil maupun setelah melahirkan.

Apakah yang dimaksud dengan periodontitis?

Periodontitis secara umum diartikan sebagai inflamasi yang melibatkan struktur periodontal pendukung.

Apakah yang dimaksud dengan bayi prematur berberat badan lahir rendah?

Bayi prematur berberat badan lahir rendah adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram dan lahir sebelum 37 minggu usia kehamilan.

Apakah kaitan antara periodontitis dengan kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah?

Penyakit periodontal merupakan jalur tambahan terjadinya penjalaran keradangan pada organ-organ perempuan hamil dan janin. Peradangan pada organ lain selain saluran genital seperti jaringan periodontal dapat berpengaruh terhadap janin dan plasenta. Peradangan pada organ lain ini menjalar ke membran luar plasenta yang mengakibatkan robeknya membran lebih awal dan kerusakan plasenta. Selanjutnya dapat menimbulkan pendarahan dan nekrosis jaringan plasenta yang akan menghambat pertumbuhan janin

Apa yang dimaksud dengan status periodontal?

Kondisi jaringan periodonsium sampel yang diukur untuk mengetahui apakah terjadi kerusakan pada jaringan tersebut mengingat jaringan periodonsium merupakan jaringan yang berperan penting dalam mempertahankan gigi di rongga mulut.

Apa tujuan dan manfaat penelitian ini?

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara periodontitis dengan kelahiran bayi pematur berberat badan lahir rendah


(56)

Manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada masyarakat terutama ibu hamil tentang pentingnya kesehatan gigi dan rongga mulut sehingga timbul kesadaran untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan rongga mulutnya agar resiko terjadinya kelahiran bayi prematur berberat badan lahir rendah dapat berkurang.

Pemeriksaan apa saja yang dilakukan?

Subjek penelitian diharapkan mengisi data diri. Kemudian akan diberikan kuesioner tentang periodontitis, selanjutnya akan dilakukan pemeriksaan status periodontal pasien mulai dari indeks OHIS, perdarahan gingiva, kedalaman poket, resesi gingiva dan kehilangan level perlekatan dan indeks CPITN.

Berapa lama penelitian akan dilakukan?

Penelitian dilakukan satu kali, pada pengisian data diri memakan waktu 5 menit, pengisian kuesioner 5 menit., dan pemeriksaan status periodontal 20 menit.

Bagaimana mengenai biaya?


(57)

Lampiran 4 LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :………

Alamat :………

Telpon/Hp :………

Setelah mendapat penjelasan mengenai penelitian dan paham akan apa yang akan dilakukan, diperiksa, didapatkan pada penelitian yang berjudul :

“Hubungan Antara Periodontitis dengan Kelahiran Bayi Prematur Berberat Badan Lahir Rendah”

Maka dengan surat ini menyatakan setuju menjadi sampel pada penelitian ini.

Medan,...

Yang menyetujui, Sampel penelitian

(...)


(58)

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Departemen Ilmu Periodonsia

Kuesioner Penelitian

HUBUNGAN ANTARA PERIODONTITIS DENGAN

KELAHIRAN BAYI PREMATUR BERBERAT BADAN

LAHIR RENDAH DITINJAU DARI ASPEK

KEBERSIHAN MULUT

No. Urut : Tanggal Pemeriksaan :

I. Identitas Umum

1. Nama :

2. Umur :

3. Umur kehamilan : 4. Alamat :

5. Pendidikan terakhir : 1. Tidak Sekolah 2. TK

3. SD 4. SLTP 5. SMU

6. Perguruan Tinggi

Data Bayi

6. Berat badan : 7. Jenis kelamin : 8. Umur bayi :

II. Kondisi Kesehatan Umum


(59)

……… ……… ……… ……… ……… ………

III. Tingkat Pengetahuan dan Kebiasaan Merawat Gigi 9. Menurut Anda, apakah merawat gigi itu penting?

1. Penting 2. Tidak Penting 3. Tidak Tahu

10.Apakah Anda pernah mendapat penyuluhan/pendidikan kesehatan gigi dan mulut?

1. Pernah 2. Tidak Pernah

11.Dimana Anda Pernah mendapat penyuluhan/pendidikan kesehatan gigi dan mulut?

1. Di sekolah 2. Di puskesmas

3. Di praktik bidan, dokter gigi dan dokter umum 4. Dan lain-lain (sebutkan)……..

12.Apakah Anda pernah mendapatkan perawatan oleh dokter gigi? 1. Pernah 2. Tidak pernah

13.Jenis perawatan kesehatan gigi apa yang pernah Anda terima 1. Pencabutan gigi

2. Penambalan gigi 3. Pemutihan gigi

4. Dan lain-lain (sebutkan)…..

14.Apakah Anda mengetahui cara lain untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut selain dengan menyikat gigi?

1. Ya 2. Tidak tahu

15.Cara apa yang Anda ketahui untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut selain dengan menyikat gigi?

1. Berkumur-kumur

2. Menggunakan benang gigi 3. Menggunakan tusuk gigi 4. Dan lain-lain (sebutkan)….

16.Darimana Anda mengetahui informasi menjaga kesehatan gigi dan mulut? 1. Dokter gigi

2. Orang tua

3. Media informasi, seperti tv, koran, majalah 4. Sekolah

IV. Gaya Hidup

17.Apakah Anda mempunyai kebiasaan merokok? 1. Ya 2. Tidak


(60)

1. 1 kali sehari 2. > 2 kali sehari

3. Tidak setiap hari/kadang-kadang

19.Apakah Anda mempunyai kebiasaan minum-minuman keras? 1. Ya 2. Tidak

V. Status Kebersihan Rongga Mulut

Indeks Higiene Oral Disederhanakan (OHIS)

DI V

O

CI V

O

Gigi 16 21 24

44 41 36

Skor OHIS = Jumlah nilai DI + Jumlah nilai CI =


(61)

NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=usia blb cpitn ig ippd di ci ohis ks kpk ip /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests (Normal)

Notes

Output Created 07-Jan-2011 16:55:02

Comments

Input Data C:\Documents and Settings\FKG\My

Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

Active Dataset DataSet1

Filter klp = 1 (FILTER)

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 28

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases

with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=usia blb cpitn ig ippd di ci ohis ks kpk ip

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.077

Number of Cases Alloweda 56173

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet1] C:\Documents and Settings\FKG\My Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav


(62)

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N

Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences

Kolmogorov-Smirnov Z Mean

Std.

Deviation Absolute Positive Negative

Usia (tahun) 28 28.79 4.237 .199 .109 -.199 1.052

Berat lahir bayi 28 3110.71 406.739 .094 .094 -.083 .496

CPITN 28 2.25 .518 .400 .400 -.279 2.114

Indeks Gingiva 28 .8029 .30804 .132 .123 -.132 .697

IPPD 28 .6086 .32874 .142 .142 -.091 .750

Debris Indeks 28 1.3957 .31407 .131 .131 -.094 .691

Calculus Indeks 28 1.0332 .57739 .196 .144 -.196 1.039

Oral Higiene Indeks 28 2.4293 .74779 .133 .131 -.133 .701

Kedalaman saku 28 2.1836 .39756 .118 .070 -.118 .627

Kehilangan pelekatan 28 2.3104 .43437 .108 .103 -.108 .574

Indeks Periodontal 28 2.0332 1.13875 .119 .119 -.078 .629

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

USE ALL. COMPUTE filter_$=(klp = 2). VARIABLE LABEL filter_$ 'klp = 2 (FILTER)'. VALUE LABELS filter_$ 0 'Not Selected' 1 'Selected'. FORMAT filter_$ (f1.0). FILTER BY filter_$. EXECUTE. NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=usia blb cpitn ig ippd di ci ohis ks kpk ip /MISSING ANALYSIS.

NPar Tests (prematur)

Notes

Output Created 07-Jan-2011 16:56:07

Comments

Input Data C:\Documents and Settings\FKG\My


(63)

Active Dataset DataSet1

Filter klp = 2 (FILTER)

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 17

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each test are based on all cases

with valid data for the variable(s) used in that test.

Syntax NPAR TESTS

/K-S(NORMAL)=usia blb cpitn ig ippd di ci ohis ks kpk ip

/MISSING ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.016

Elapsed Time 0:00:00.016

Number of Cases Alloweda 56173

a. Based on availability of workspace memory.

[DataSet1] C:\Documents and Settings\FKG\My Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

N

Normal Parametersa,,b Most Extreme Differences

Mean Std. Deviation Absolute Positive Negative

Usia (tahun) 17 26.94 4.380 .210 .125 -.210

Berat lahir bayi 17 1758.82 421.395 .161 .100 -.161

CPITN 17 2.59 .795 .404 .302 -.404

Indeks Gingiva 17 1.4124 .60956 .211 .107 -.211

IPPD 17 1.1241 .58089 .121 .082 -.121


(64)

Calculus Indeks 17 1.6447 .52982 .285 .182 -.285

Oral Higiene Indeks 17 3.1488 .92846 .242 .138 -.242

Kedalaman saku 17 2.4494 .49870 .117 .083 -.117

Kehilangan pelekatan 17 3.0453 .77838 .122 .083 -.122

Indeks Periodontal 17 3.9341 1.55743 .234 .155 -.234

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

T-TEST GROUPS=klp(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=usia blb cpitn ig ippd di /CRITERIA=CI(.95).

p{color:0;font- family:Monospaced;font-size:14pt;font-style:normal;font-weight:normal;text-decoration:none}

T-TEST GROUPS=klp(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=usia blb cpitn ig ippd di /CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Notes

Output Created 07-Jan-2011 16:58:59

Comments

Input Data C:\Documents and Settings\FKG\My

Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 45

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on the

cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.


(65)

Syntax T-TEST GROUPS=klp(1 2) /MISSING=ANALYSIS

/VARIABLES=usia blb cpitn ig ippd di /CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.031

[DataSet1] C:\Documents and Settings\FKG\My Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

Group Statistics

Kelompok

pengamatan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Usia (tahun) Normal 28 28.79 4.237 .801

Prematur 17 26.94 4.380 1.062

Berat lahir bayi Normal 28 3110.71 406.739 76.866

Prematur 17 1758.82 421.395 102.203

CPITN Normal 28 2.25 .518 .098

Prematur 17 2.59 .795 .193

Indeks Gingiva Normal 28 .8029 .30804 .05821

Prematur 17 1.4124 .60956 .14784

IPPD Normal 28 .6086 .32874 .06213

Prematur 17 1.1241 .58089 .14089

Debris Indeks Normal 28 1.3957 .31407 .05935

Prematur 17 1.5041 .45706 .11085

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances


(66)

F Sig. t df Sig. (2-tai

Usia (tahun) Equal variances assumed .056 .814 1.398 43

Equal variances not assumed 1.387 33.028

Berat lahir bayi Equal variances assumed .002 .968 10.665 43

Equal variances not assumed 10.571 32.969

CPITN Equal variances assumed 1.638 .208 -1.731 43

Equal variances not assumed -1.564 24.354

Indeks Gingiva Equal variances assumed 4.295 .044 -4.457 43

Equal variances not assumed -3.836 21.046

IPPD Equal variances assumed 7.257 .010 -3.813 43

Equal variances not assumed -3.348 22.327

Debris Indeks Equal variances assumed 5.882 .020 -.943 43

Equal variances not assumed -.862 25.259

T-TEST GROUPS=klp(1 2) /MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=ci ohis ks kpk ip /CRITERIA=CI(.95).

T-Test

Notes

Output Created 07-Jan-2011 17:00:38

Comments

Input Data C:\Documents and Settings\FKG\My

Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>


(67)

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 45

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each analysis are based on the

cases with no missing or out-of-range data for any variable in the analysis.

Syntax T-TEST GROUPS=klp(1 2)

/MISSING=ANALYSIS /VARIABLES=ci ohis ks kpk ip /CRITERIA=CI(.95).

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.063

[DataSet1] C:\Documents and Settings\FKG\My Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

Group Statistics

Kelompok

pengamatan N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Calculus Indeks Normal 28 1.0332 .57739 .10912

Prematur 17 1.6447 .52982 .12850

Oral Higiene Indeks Normal 28 2.4293 .74779 .14132

Prematur 17 3.1488 .92846 .22518

Kedalaman saku Normal 28 2.1836 .39756 .07513

Prematur 17 2.4494 .49870 .12095

Kehilangan pelekatan Normal 28 2.3104 .43437 .08209

Prematur 17 3.0453 .77838 .18879

Indeks Periodontal Normal 28 2.0332 1.13875 .21520

Prematur 17 3.9341 1.55743 .37773


(68)

Independent Samples Test

Levene's Test for Equality of Variances

F Sig. t df Sig. (2

Calculus Indeks Equal variances assumed .760 .388 -3.550 43

Equal variances not assumed

-3.627 36.230

Oral Higiene Indeks Equal variances assumed 1.786 .188 -2.855 43

Equal variances not assumed

-2.707 28.468

Kedalaman saku Equal variances assumed 2.046 .160 -1.974 43

Equal variances not assumed

-1.867 28.238

Kehilangan pelekatan Equal variances assumed 6.974 .011 -4.076 43

Equal variances not assumed

-3.570 22.153

Indeks Periodontal Equal variances assumed 1.004 .322 -4.718 43

Equal variances not assumed

-4.373 26.423

CROSSTABS /TABLES=didik suku jkb BY klp /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND CELL. p{color:0;font-family:Monospaced;font-size:14pt;font-style:normal;font-weight:normal;text-decoration:none}

CROSSTABS /TABLES=didik suku jkb BY klp /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND CELL.


(69)

Notes

Output Created 07-Jan-2011 17:03:33

Comments

Input Data C:\Documents and Settings\FKG\My

Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File 45

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the

cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=didik suku jkb BY klp /FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ

/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.047

Elapsed Time 0:00:00.046

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762

[DataSet1] C:\Documents and Settings\FKG\My Documents\Data ULIPE 07-01-11.sav


(70)

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Tingkat pendidikan * Kelompok pengamatan

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Suku bangsa * Kelompok pengamatan

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Jenis kelamin bayi * Kelompok pengamatan

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Tingkat pendidikan * Kelompok pengamatan

Crosstab

Kelompok pengamatan

Total

Normal Prematur

Tingkat pendidikan SD Count 4 1 5

Expected Count 3.1 1.9 5.0

% within Tingkat pendidikan 80.0% 20.0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 14.3% 5.9% 11.1%

% of Total 8.9% 2.2% 11.1%

SLTP Count 8 5 13

Expected Count 8.1 4.9 13.0

% within Tingkat pendidikan 61.5% 38.5% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 28.6% 29.4% 28.9%

% of Total 17.8% 11.1% 28.9%

SLTA Count 14 9 23

Expected Count 14.3 8.7 23.0

% within Tingkat pendidikan 60.9% 39.1% 100.0%


(71)

% of Total 31.1% 20.0% 51.1%

Sarjana Count 2 2 4

Expected Count 2.5 1.5 4.0

% within Tingkat pendidikan 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 7.1% 11.8% 8.9%

% of Total 4.4% 4.4% 8.9%

Total Count 28 17 45

Expected Count 28.0 17.0 45.0

% within Tingkat pendidikan 62.2% 37.8% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.2% 37.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square .947a 3 .814

Likelihood Ratio 1.005 3 .800

Linear-by-Linear Association .681 1 .409

N of Valid Cases 45

a. 5 cells (62,5%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,51.

Suku bangsa * Kelompok pengamatan

Crosstab

Kelompok pengamatan

Total

Normal Prematur


(72)

Expected Count 10.0 6.0 16.0

% within Suku bangsa 68.8% 31.3% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 39.3% 29.4% 35.6%

% of Total 24.4% 11.1% 35.6%

Batak Count 8 6 14

Expected Count 8.7 5.3 14.0

% within Suku bangsa 57.1% 42.9% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 28.6% 35.3% 31.1%

% of Total 17.8% 13.3% 31.1%

Melayu Count 3 3 6

Expected Count 3.7 2.3 6.0

% within Suku bangsa 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 10.7% 17.6% 13.3%

% of Total 6.7% 6.7% 13.3%

Banjar Count 0 1 1

Expected Count .6 .4 1.0

% within Suku bangsa .0% 100.0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan .0% 5.9% 2.2%

% of Total .0% 2.2% 2.2%

Mandailing Count 1 1 2

Expected Count 1.2 .8 2.0

% within Suku bangsa 50.0% 50.0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 3.6% 5.9% 4.4%

% of Total 2.2% 2.2% 4.4%

Banten Count 1 0 1

Expected Count .6 .4 1.0

% within Suku bangsa 100.0% .0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 3.6% .0% 2.2%


(73)

Padang Count 2 1 3

Expected Count 1.9 1.1 3.0

% within Suku bangsa 66.7% 33.3% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 7.1% 5.9% 6.7%

% of Total 4.4% 2.2% 6.7%

Aceh Count 2 0 2

Expected Count 1.2 .8 2.0

% within Suku bangsa 100.0% .0% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 7.1% .0% 4.4%

% of Total 4.4% .0% 4.4%

Total Count 28 17 45

Expected Count 28.0 17.0 45.0

% within Suku bangsa 62.2% 37.8% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.2% 37.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 4.446a 7 .727

Likelihood Ratio 5.761 7 .568

Linear-by-Linear Association .193 1 .660

N of Valid Cases 45

a. 12 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,38.


(74)

Crosstab

Kelompok pengamatan

Total

Normal Prematur

Jenis kelamin bayi 1 Count 16 10 26

Expected Count 16.2 9.8 26.0

% within Jenis kelamin bayi 61.5% 38.5% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 57.1% 58.8% 57.8%

% of Total 35.6% 22.2% 57.8%

2 Count 12 7 19

Expected Count 11.8 7.2 19.0

% within Jenis kelamin bayi 63.2% 36.8% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 42.9% 41.2% 42.2%

% of Total 26.7% 15.6% 42.2%

Total Count 28 17 45

Expected Count 28.0 17.0 45.0

% within Jenis kelamin bayi 62.2% 37.8% 100.0%

% within Kelompok pengamatan 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.2% 37.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig.

(2-sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square .012a 1 .912

Continuity Correctionb .000 1 1.000

Likelihood Ratio .012 1 .912

Fisher's Exact Test 1.000 .581

Linear-by-Linear Association .012 1 .913

N of Valid Cases 45


(1)

Expected Count .6 .4 1.0

% within CPITN 100.0% .0% 100.0%

% within Kelahiran bayi 3.6% .0% 2.2%

% of Total 2.2% .0% 2.2%

2 Count 19 4 23

Expected Count 14.3 8.7 23.0

% within CPITN 82.6% 17.4% 100.0%

% within Kelahiran bayi 67.9% 23.5% 51.1%

% of Total 42.2% 8.9% 51.1%

3 Count 8 12 20

Expected Count 12.4 7.6 20.0

% within CPITN 40.0% 60.0% 100.0%

% within Kelahiran bayi 28.6% 70.6% 44.4%

% of Total 17.8% 26.7% 44.4%

Total Count 28 17 45

Expected Count 28.0 17.0 45.0

% within CPITN 62.2% 37.8% 100.0%

% within Kelahiran bayi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.2% 37.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 10.522a 3 .015

Likelihood Ratio 11.493 3 .009

Linear-by-Linear Association 2.866 1 .090

N of Valid Cases 45

a. 4 cells (50.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .38.


(2)

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Gamma .605 .211 2.482 .013

N of Valid Cases 45 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

OHIS * Kelahiran bayi

Crosstab

Kelahiran bayi

Normal Prematur Total

OHIS Ringan Count 2 1 3

Expected Count 1.9 1.1 3.0

% within OHIS 66.7% 33.3% 100.0%

% within Kelahiran bayi 7.1% 5.9% 6.7%

% of Total 4.4% 2.2% 6.7%

Sedang Count 20 5 25

Expected Count 15.6 9.4 25.0

% within OHIS 80.0% 20.0% 100.0%

% within Kelahiran bayi 71.4% 29.4% 55.6%

% of Total 44.4% 11.1% 55.6%

Parah Count 6 11 17

Expected Count 10.6 6.4 17.0

% within OHIS 35.3% 64.7% 100.0%


(3)

% of Total 13.3% 24.4% 37.8%

Total Count 28 17 45

Expected Count 28.0 17.0 45.0

% within OHIS 62.2% 37.8% 100.0%

% within Kelahiran bayi 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 62.2% 37.8% 100.0%

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Pearson Chi-Square 8.631a 2 .013

Likelihood Ratio 8.753 2 .013

Linear-by-Linear Association 5.901 1 .015

N of Valid Cases 45

a. 2 cells (33.3%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1.13.

Symmetric Measures

Value

Asymp. Std.

Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Ordinal by Ordinal Gamma .636 .197 2.669 .008

N of Valid Cases 45 a. Not assuming the null hypothesis.

b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.

CROSSTABS /TABLES=kp BY klp /FORMAT=AVALUE TABLES

/STATISTICS=CHISQ GAMMA /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL /COUNT ROUND CELL.


(4)

Crosstabs

Notes

Output Created 09-Feb-2011 12:51:04

Comments

Input Data C:\Documents and

Settings\Xp\Desktop\DATA GABUNGAN KM.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none> N of Rows in Working Data

File

45

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=kp BY klp

/FORMAT=AVALUE TABLES /STATISTICS=CHISQ GAMMA /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.032

Elapsed Time 0:00:00.032

Dimensions Requested 2

Cells Available 174762


(5)

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Kehilangan Perlekatan * Kelahiran bayi

45 100.0% 0 .0% 45 100.0%

Kehilangan Perlekatan * Kelahiran bayi Crosstabulation

Kelahiran bayi Normal Prematur Kehilangan Perlekatan tidak ada kehilangan

perlekatan

Count 3 1

Expected Count 2.5 1.5

% within Kehilangan Perlekatan

75.0% 25.0%

% within Kelahiran bayi 10.7% 5.9%

% of Total 6.7% 2.2%

ringan Count 23 8

Expected Count 19.3 11.7

% within Kehilangan Perlekatan

74.2% 25.8%

% within Kelahiran bayi 82.1% 47.1%

% of Total 51.1% 17.8%

sedang Count 2 8

Expected Count 6.2 3.8

% within Kehilangan Perlekatan

20.0% 80.0%


(6)

% of Total 4.4% 17.8%

Total Count 28 17

Expected Count 28.0 17.0

% within Kehilangan Perlekatan

62.2% 37.8%

% within Kelahiran bayi 100.0% 100.0%

% of Total 62.2% 37.8%

Kehilangan Perlekatan * Kelahiran bayi Crosstabulation

Total Kehilangan Perlekatan tidak ada kehilangan

perlekatan

Count 4

Expected Count 4.0

% within Kehilangan Perlekatan

100.0%

% within Kelahiran bayi 8.9%

% of Total 8.9%

ringan Count 31

Expected Count 31.0

% within Kehilangan Perlekatan

100.0%

% within Kelahiran bayi 68.9%

% of Total 68.9%

sedang Count 10

Expected Count 10.0

% within Kehilangan Perlekatan

100.0%

% within Kelahiran bayi 22.2%

% of Total 22.2%

Total Count 45