PENDAHULUAN Penanggulangan Efek Radioterapi Karsinoma Tiroid Dengan Terapi Laser Low Level

BAB 1 PENDAHULUAN

Radioterapi merupakan salah satu perawatan yang umum dipakai untuk mengobati berbagai penyakit kanker. Penggunaannya dalam bidang medis juga sudah tidak asing lagi, salah satunya adalah radioterapi pada kepala dan leher seperti radioterapi karsinoma tiroid. Namun demikian, radioterapi karsinoma tiroid ini biasanya selalu diikuti oleh komplikasi – komplikasi selama atau setelah menjalani perawatan radioterapi. 1,2,3 Beberapa komplikasi yang diakibatkan oleh radioterapi karsinoma tiroid adalah oral mukositis, xerostomia dan pain. Oral mukosistis merupakan masalah yang sangat sulit dikontrol, dan mempengaruhi intake makanan, oral hygiene, kemampuan bicara seseorang serta sering menghambat keberhasilan perawatan dimana kondisi ini akan membatasi efektivitas dari terapi kanker. 2,3,4 Rata – rata 60 pasien yang menjalani radioterapi atau kemoterapi mengalami oral mukositas. 5 Xerostomia terlihat sejak radioterapi dimulai dan terlihat jelas setelah dosis 20 Gy. Awalnya viskositas saliva menjadi lebih kental dan rata – rata sekresinya berkurang. Perubahan aliran, volume dan viskositas saliva kemungkinan berhubungan dengan kerusakan saraf kelenjar saliva yang cenderung akan menetap selama 1 tahun. 6 Biasanya proses penyembuhannya tergantung pada karakteristik masing – masing pasien dan jumlah radiasi yang diterima. Baik oral mukositis maupun xerostomia sering disertai oleh rasa pain yang menimbulkan ketidaknyaman pada pasien. 2,6,7 Universitas Sumatera Utara Banyaknya insiden komplikasi akibat perawatan radioterapi ini akan mempengaruhi perawatan yang dijalani pasien. Dimana kondisi ini akan mempengaruhi sikap pasien untuk melanjutkan perawatan radioterapinya atau tidak. Hal ini menjadi salah satu yang perlu diperhatikan oleh dokter atau dokter gigi, karena kondisi ini akan mempengaruhi tingkat keberhasilan perawatan. 2 Sekarang ini, sudah dikenal beberapa terapi selain radioterapi dan kemoterapi seperti laser. Dan penggunaannya juga telah lama dan sering digunakan dalam bidang medis. Salah satu yang digunakan dibidang kedokteran gigi adalah laser low level. Laser low level adalah laser yang menggunakan energi rendah. Laser yang sering digunakan adalah range red 632-780 nm dengan energi photon dibawah 2.0 eV. Energi photon yang digunakan akan mempengaruhi efek yang ditimbulkan, dimana semakin besar energi yang digunakan maka akan semakin besar efek samping yang dihasilkan. 6 Beberapa ilmuwan telah melakukan penelitian terhadap efek dari beberapa jenis Laser low level ini seperti He-Ne laser low level dan InGaAIP laser low level. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa penggunaan He-Ne LLL mampu mengurangi intensitas oral mukositis dan pain pada pasien yang mengalami radioterapi atau kemoterapi serta memiliki efficacy sebagai stimulator saliva pada pasien xerostomia, sialodenitis dan sjogren syndrome. Selain itu, penggunaan InGaAIP LLL dengan panjang gelombang 685 nm juga dapat mengurangi insiden xerostomia, oral mukositis dan pain yang dialami oleh pasien yang menjalani radioterapi pada daerah kepala dan leher. 6,8,9 Universitas Sumatera Utara

BAB 2 RADIOTERAPI KARSINOMA TIROID